Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ray Bagas Andriyanto

Nim : 5160911014

Kelas : C

Membangun Keluarga Sakinah

1. Review
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam telah bersabda: “Barangsiapa menikah,
maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah
dalam memelihara yang separuhnya lagi ‘’(HR.Ath Thabrani, Syaikh Albani)
Perkawinan berarti berkumpulnya dua insan yang semula terpisah dan berdiri
sendiri, menjadi satu kesatuan yang utuh dan bermitra. Dasar Hukum Perkawinan: UU
Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan , Al-Quran Surat An Nur Ayat 32 dan Al-Quran
Surat Ar Rum Ayat 21.
Tujuan Perkawinan:
1) Untuk Membentengi Akhlak Yang Mulia
2) Untuk Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia Yang Asasi
3) Untuk Menegakkan Rumah Tangga Yang Islami
4) Untuk Meningkatkan Ibadah kepada Allah
5) Untuk Memperoleh Keturunan Yang Shalih
Manfaat Perkawinan :
1) Dapat menundukkan pandangan
2) Akan terjaga kehormatan
3) Terpelihara kemaluan dari beragam maksiat
4) Dapat menjaga syahwat, yang merupakan salah satu sebab dijaminnya ia untuk masuk
ke dalam surga
5) Mendatangkan ketenangan dalam hidup
6) Akan mendapatkan keturunan yang shalih
Sakinah :Mengandung makna ketenangan. Mawaddah Mengandung arti rasa cinta.
Rahmah Mengandung arti Rasa Sayang.
Membangun Keluarga sakinah mawadah warrahmah :
1) Selalu Berpikir Objektif dan 3) Fokus Pada Kelebihan
Berpikir jernih Pasangan
2) Jangan Melihat masa Lalu 4) Saling Percaya
5) Penuhi Kebutuhan Biologis
6) Hindari Pihak Ketiga 9) Jaga Spiritualitas Rumah
7) Menjaga Romantisme Tangga
8) Selalu Utamakan Komunikasi 10) Melaksanakan Hak dan
Kewajiban Suami Istri
Hak Suami Yang Harus Dipenuhi Istri :
1) Ketaatan Istri Kepada Suaminya
2) Isteri Harus Banyak Bersyukur Dan Tidak Banyak Menuntut
3) Isteri Wajib Berbuat Baik Kepada Suaminya
4) Istri Wajib Mendidik Anak dengan Baik
Hak Istri Yang Harus Dipenuhi Suami :
1) Engkau memberinya makan apabila engkau makan
2) Engkau memberinya pakaian apabila engkau berpakaia
3) Janganlah engkau memukul wajahnya,dan
4) Janganlah engkau menjelek-jelekannya, dan
5) Janganlah engkau tinggalkan dia meliankan di dalam rumah (jangan berpisah
tempat tidur melainkan di dalam rumah).
Agama Memiliki Peran Penting dalam membentuk keluarga Sakinah Mawaddah
Warahmah sangat penting, karena agama merupakan ketentuan-ketentuan Allah Swt yang
membimbing dan mengarahkan manusia menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
2. Hak dan Kewajiban Seorang Anak Terhadap Orang Tua
1) Apabila orang tua membutuhkan makanan, maka berilah makan.
2) Apabila orang tua membutuhkan pakaian , maka berilah pakaian semampunya.
3) Apabila orang tua meminta untuk dilayani, maka layanilah.
4) Apabila orang tua memanggil,  maka jawablah dan datanglah segera.
5) Apabila orang tua memerintahkan untuk melakukan suatu hal, maka lakukanlah
selama perintahnya bukan perintah untuk bermaksiat dan ghibah.
6) Berbicara kepada kedua orang tua dengan lemah lembut dan tidak bersikap kasar.
7) Tidak memanggil orang tua dengan nama mereka.
8) Berjalan di belakang orang tua dan tidak mendahului.
9) Ridlo (senang) dengan apa yang orang tua ridloi dan benci dengan yang orang tua
benci.
10) Mendoakan kedua orang tua  dan selalu memintakan ampunan untuk
keduanya.
3. Respon Keluarga Muslim Atas Merbaknya Covid-19 dalam Lingkungan Keluarga dan
Masyarakat
Fenomena penyebaran wabah Coronavirus Disease (Covid-19) yang merebak di
berbagai negara termasuk di Indonesia merupakan pandemik virus yang mengancam
kehidupan manusia. Akibat Covid-19 telah banyak yang menjadi korban yaitu ratusan ribu
orang terinfeksi positif dan ribuan orang meninggal dunia di sejumlah negara, termasuk di
Indonesia. Virus ini menjadi pandemik disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: Pertama,
penyebarannya yang cepat karena proses penularan yang cukup mudah. Kedua,
penyebarannya yang tidak mudah dideteksi. Ketiga, sikap abai sebagian masyarakat terhadap
potensi penyebaran dan mudarat yang diakibatkan oleh Covid-19.
Dengan demikian kondisi sekarang telah memasuki fase darurat Covid-19 berskala
global. Ini berpijak pada pernyataan resmi World Health Organization (WHO) bahwa Covid-
19 telah menjadi pandemik dan kriteria KLB (Kejadian Luar Biasa) yang mengacu pada
Keputusan Direktur Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan
Pemukiman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia No. 451/91. Tentang Pedoman
Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa bahwa suatu kejadian dinyatakan luar
biasa jika ada beberapa unsur, antara lain: timbulnya suatu penyakit menular yang
sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal serta peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-
menerus selama kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, pekan).
Nilai dasar keimanan kepada Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Adil serta Maha
Rahman dan Rahim bahwa apa pun yang menimpa manusia tidak lepas dari kehendak Allah
Yang Maha Kuasa. Segala musibah yang terjadi harus dipandang sebagai suatu ujian bagi
manusia yang di baliknya banyak hikmah dan pelajaran yang harus dipetik. Antara lain kita
harus menjaga kualitas lingkungan hidup kita yang baik dan sehat dan menghindari hal-hal
yang merusak termasuk mengundang penyakit dan sekaligus mengingat fungsi kosmik
manusia yang bertugas memakmurkan alam. Keimanan bahwa Allah Yang Maha Rahman
dan Rahim menuntunkan kepada manusia bahwa dalam menjalani kehidupan agar manusia
selalu optimis dan menghindari putus asa.
1. Wabah Covid-19 adalah salah satu musibah yang merupakan ujian dari Allah atas
dasar sifat Rahman dan Rahim Allah, sehingga umat Islam harus menghadapinya
dengan sabar, tawakal, dan ikhtiar.
2. Pasien Covid-19 meninggal dunia yang sebelumnya telah berikhtiar dengan penuh
keimanan untuk mencegah dan atau mengobatinya, maka mendapat pahala seperti
pahala orang mati syahid.
3. Usaha aktif mencegah penularan Covid-19 merupakan bentuk ibadah yang bernilai
jihad, dan sebaliknya tindakan sengaja yang membawa pada risiko penularan
merupakan tindakan buruk/zalim.
4. Upaya pengobatan sebagai bentuk ikhtiar wajib dilakukan. Oleh sebab itu, para ahli
termasuk dalam hal ini pemerintah wajib menyelenggarakan upaya tersebut sekaligus
menyediakan segala keperluan yang berkaitan dengannya.
5. Dalam rangka menghindari dampak buruk berkembangnya Covid-19 harus
diperhatikan berbagai petunjuk dan protokol yang telah ditentukan oleh pihak
berwenang, termasuk melakukan perenggangan sosial (at-tabāʻud al-ijtimāʻī/ social
distancing)  maupun upaya stay at home atau work from home sebagai tindakan
preventif, dengan tetap memperhatikan produktifitas kerja.
6. Dalam kondisi tersebarnya Covid-19 seperti sekarang dan yang mengharuskan
perenggangan sosial (at-tabāʻud al-ijtimāʻī / social distancing), salat lima waktu
dilaksanakan di rumah masing-masing dan tidak perlu dilaksanakan di masjid,
mushala, dan sejenisnya yang melibatkan konsentrasi banyak orang, agar terhindar
dari mudarat penularan Covid-19.
7. Adapun orang yang karena profesinya dituntut untuk berada di luar rumah, maka
pelaksanaan shalatnya tetap memperhatikan jarak aman dan kebersihan sesuai dengan
protokol kesehatan.
8. Apabila keadaan amat menuntut karena tugasnya yang mengharuskan bekerja terus
menerus memberikan layanan medis yang sangat mendesak, petugas  kesehatan dapat
menjamak salatnya (tetapi tidak mengqasar apabila tidak musafir)
9. Salat Jumat diganti dengan salat Zuhur (empat rakaat) di rumah masing-masing.
10. Memperbanyak zakat, infak dan  sedekah  serta memaksimalkan penyalurannya untuk
pencegahan dan penanggulangan wabah Covid-19.
11. Menggalakkan sikap berbuat baik (ihsan) dan saling menolong (taawun) di antara
warga masyarakat, terutama kepada kelompok rentan, misalnya berbagi
masker, hand sanitizer, atau mencukupi kebutuhan pokok dari keluarga yang
terdampak secara langsung dan tidak melakukan panic buying (pembelian barang
karena panik/ penimbunan barang berdasarkan rasa takut).

Anda mungkin juga menyukai