Anda di halaman 1dari 30

TUGAS KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN JIWA DENGAN PASIEN


WAHAM

OLEH:
KELOMPOK 4 KELAS 4B
NAMA :
1. PUTRI WULANDARI (1130018029)
2. NOVIA WAHYU FEBRYANTI (1130018040)
3. SITI MUHARROMAH ( 1130018034)

Dosen pembimbing :
Andikawati F, S.Kep.,Ns., M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
TAHUN AJARAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, ami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 11 Maret 2020


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak
sesuai dengan fakta dan keyakinan tersebut mungkin “aneh”
(misalnya”saya adalah nabi yang menciptakan biji mata manusia”)
atau bias pula “tidak aneh” (hanya sangat tidak mungkin, contoh
masyarakat di surge selalu menyertai saya kemanapun saya pergi”)
dan tetap dipertahankan meskipun telah diperlihatkan bukti-bukti yang
jelas untuk mengoreksinya (Purba dkk, 2008).
Waha adalah suatu penyakit kejiwaan. Waham sering dijumpai
pada penderitta yang mengalami gangguan mental.waham juga sering
disebut dengan istilah delusia.
Waham adalah suatu keyakinan sesorang yang berdasarkan
penilaian realitas yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan
tingkat intelektual dan latar belakang budaya, ketidakmampuan
merespon stimulus internal dan eksternal melalui proses
interaksi/informasi secara akurat (Yosep, 2009).
Tanda dan gejala dari perubahan isi pikir waham yaitu : klien
menyatakan dirinya sebagai seorang besar mempunyai kekuatan,
pendidikan atau kekayaan luar biasa, klien menyatakan perasaan
dikejar-kejar oleh orang lain atau sekelompok orang, klien menyatakan
perasaan mengenai penyakit yang ada dalam tubuhnya, menarik diri
dan isolasi, sulit menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain,
rasa curiga yang berlebihan, kecemasan yang meningkat, sulit tidur,
tampak apatis, suara memelan, ekspresi wajah datar, kadang tertawa
atau menangis sendiri, rasa tidak percaya kepada orang lain, gelisah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana mahasiswa mampu memahami definisi waham ?
2. Bagaimana mahasiswa mampu memahami etiologi waham?
3. Bagaimana mahasiswa mampu memahami tentang proses
terjadinya waham?
4. Bagaimana mahasiswa mampu memahami tentang klasifikasi
waham?
5. Bagaimana mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan
pada gangguan waham?
1.3 Tujuan umum
1. Mahasiswa mampu memahami definisi waham ?
2. Mahasiswa mampu memahami etiologi waham?
3. Mahasiswa mampu memahami tentang proses terjadinya waham?
4. Mahasiswa mampu memahami tentang klasifikasi waham?
5. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada gangguan
waham?
1.4 Tujuan khusus
Dengan dibuatnya makalah ini dapat membantu mahasiswa memahmai
dan mengidentifikasi tentang gangguan isi pikir atau waham
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Waham adalah masa keadaan dimana seseorang individu mengalami
kekecauan dalam pengoperasian dan aktivitas aktivitas kognitif .
(Damaiyanti, 2014).
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan
yang tetap dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang
lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan
kontrol (Dermawan, 2013).
Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai
dengan kenyataan atau tidak sesuai dengan intelegensi dan latar belakang
kebudayaan (prabowo, 2014).
2.2 Etiologi
Keadaan yang timbul sebagai akibat dari proyeksi dimana seseorang
melemparkan kekurangan dan rasa tidak nyaman kedunia luar. Individu itu
biasanya peka dan mudah tersinggung sikap dingin dan cenderung
menarik diri. Keadaan ini sering kali di sebabkan karena merasa
lingkungannya tidak nyaman merasa benci kaku cinta pada diri sendiri
yang berlebihan angkuh dan keras kepala . dengan seringnya memakai
mekanisme proyeksi dan adanya kecenderungan melamun serta
mendambakan sesuatu secara berlebihan maka keadaan ini dapat
berkembang menjadi waham. Secara berlahan lahan individu ini tidak
dapat melespaskan diri dari khayalannya dan kemudian meninggalkan
dunia realitas. (Budi Anna dkk, 2007).
Kecintaan pada diri sendiri angkuh dan keras kepala adanya rasa tidak
aman membuat seseorang berkhayal ia sering menjadi penguasan dan hal
ini dapat berkembang menjadi waham besar. Secara umum dapat
dikatakan segala sesuatu yang mengancam harga diri dan keutuhan
keluarga merupakan penyebab terjadinya halusinasi dan waham. Selain itu
kecemasan kemampuan untuk memisahkan dan mengatur persepsi
mengenai perbedaan antara apa yang dipikirkan dengan perasaan sendiri
menurun sehingga segala sesuatu sukar lagi dibedakan mana rangsangan
dari lingkungan . (Stuard sundeen, 1998 ).
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya waham yaitu
1. Faktor predisposisi : Meliputi perkembangan sosial kultural
psikologis genetik biokimia . Jika tugas perkembangan terhambat
dan hubungan interpersonal terganggu maka individu mengalami
stress dan kecemasan. Berbagai faktor masyarakat dapat membuat
seseorang merasa terisolasi dan kesepian yang mengakibatkan
kurangnya rangsangan eksternal. stress yang berlebihan dapat
menganggu metabolisme dalam tubuh sehingga membuat tidak
mampu dalam proses stimulus internal dan eksternal.
2. Faktor presipitasi : Rangsangan lingkungan yang sering menjadi
pencetus terjadinya waham yaitu klien mengalami hubungan yang
bermusuhan terlalu lama diajak bicara objek yang ada
dilingkungannya dan suasana sepi (isolasi ). Suasana ini dapat
meningkatkab stress kecemasan.
3. Faktor kekurangan harga diri ( lack of self esteem) : Tidak adanya
pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self
ideal dengan self reality ( kenyataan dengan harapan ) serta
dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar
lingkungan sudah banyak yang kaya menggunakan teknologi
komunikasi yang canggih berpendidikan tinggi serta memiliki
kekuasaan yang luas. Seseorang tetap memasang self ideal yang
melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality sangat jauh dari
aspek pendidikan klien materi pengalaman pengaruh support
system semuanya sangat rendah.
4. Faktor kekurangan kebutuhan manusia (lack of human need) :
Waham di awali dengan terbatasnya kebutuhan kebutuhan klien
baik secara fisik maupun psikis . Secara fisik klien dengan waham
dapat terjadi pada orang orang dengan status sosial ekonomi sangat
terbatas. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
mendorong untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada juga
klien yang secara sosial ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan
antara reality dengan self ideal sangat tinggi.
2.3 Proses terjadinya waham
a Fase Lack of Huma need : Waham diawali dengan terbatasnya
kebutuhan kebutuhan klien baik
secara fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat
terjadi pada orang orang dengan status sosial dan ekonomi sangat
terbatas. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi terpenuhi
tetapi kesenjangan antara reality dengan self ideal sangat tinggi.
b Fase Lack of self estreem : Tidak adanya pengakuan dari
lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal dan self
reality ( kenyataan dengan harapan ) serta dorongan kebutuhan
yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah
melampaui kemampuannya.
c Fase control internal Eksternal ; Klien mencoba berpikir rasional
bahwa apa yang ia yakini atau apa apa yang ia katakan adalah
kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
kenyataan. tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu
yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui kebutuhan
untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas
dalam hidupnya. karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak
kecil secara optimal.
d Fase Environment Support : Adanya beberapa orang yang
mempercayai dengan lingkungannya menyebabkan klien merasa di
dukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan
tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnys diulang ulang.
Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak
berfungsinya norma (super ego) yang ditandai dengan tidak ada
lagi perasaan dosa saat berbohong.

e Fase Comforting : Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan


kebohongannya serta menganggap bahwa semua orang sama yaitu
akan mempercayai dan mendukungnya. keyakinan sering disertai
halusinasi pada saat klien menyenderi dari lingkungannya.
selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan menghindari
interaksi sosial (isolasi sosial).
f Fase improving : Apabila tidak ada konfrontasi dan upaya upaya
koreksi setiap waktu keyakinan yang salah pada klien akan
meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan
traumatik masa lalu atau kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai
yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi.
Isi waham yang dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain .
penting sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara
konfrontatif serta memperkaya keyakinan religiusnya bahwa apa
apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi
sosial.
2.4 Klasifikasi Waham

Tanda dan gejala waham berdasarkan jenisnya meliputi :

a Waham kebesaran : individu meyakini bahwa ia memiliki


kebesaran atau kekuasaan khusus yang diucapkan berulang kali,
tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “Saya ini pejabat di
separtemen kesehatan lho!” atau, “Saya punya tambang emas.”
b Waham curiga: individu meyakini bahwa ada seseorang atau
kelompok yang berusaha merugikan/mencederai dirinya dan
siucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh,
“Saya tidak tahu seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup
saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya.”
c Waham agama: individu memiliki keyakinan terhadap terhadap
suatu agama secara berlebihan dan diucapkan berulang kali, tetapi
tidak sesuai kenyataan. Contoh, “Kalau saya mau masuk surga,
saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari.”
d Waham somatic: individu meyakini bahwa tubuh atau bagian
tubuhnya terganggu atau terserang penyakit dan diucapkan
berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya,
“Saya sakit kanker.” (Kenyataannya pada pemeriksaan
laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker, tetapi pasien
terus mengatakan bahwa ia sakit kanker).
e Waham nihilistik: Individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak
ada di dunia/meninggal dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak
sesuai kenyataan. Misalnya, ”Ini kan alam kubur ya, sewmua yang
ada disini adalah roh-roh”.
f Waham sisip pikir : keyakinan klien bahwa ada pikiran orang lain
yang disisipkan ke dalam pikirannya.
g Waham siar pikir : keyakinan klien bahwa orang lain mengetahui
apa yang dia pikirkan walaupun ia tidak pernah menyatakan
pikirannya kepada orang tersebut
h Waham kontrol pikir : keyakinan klien bahwa pikirannya dikontrol
oleh kekuatan di luar dirinya.
2.5 Asuhan keperawatan secara teori
A. Pengkajian
a Identitas Klien Informan : Perawat yang merawat klien melakukan
perkenalan dan kontrak dengan klien tentang: Nama klien,
panggilan klien, Nama perawat, tujuan, waktu pertemuan, topik
pembicaraan.
b Alasan Masuk : Tanyakan pada keluarga atau klien hal yang
menyebabkan klien dan keluarga datang ke Rumah Sakit, yang
telah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah dan
perkembangan yang dicapai.
c Riwayat Kesehatan Sekarang : Tanyakan pada klien atau
keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa pada
masa lalu, pernah melakukan, mengalami, penganiayaan fisik,
seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan
tindakan kriminal.
d Aspek Fisik : Mengukur dan mengobservasi tanda-tanda vital: TD,
nadi, suhu, pernafasan. Ukur tinggi badan dan berat badan, kalau
perlu kaji fungsi organ kalau ada keluhan.
e Aspek Psikososial : Membuat genogram yang memuat paling
sedikit tiga generasi yang dapat menggambarkan hubungan klien
dan keluarga, masalah yang terkait dengan komunikasi,
pengambilan keputusan dan pola asuh.
f Konsep Diri.
a) Citra tubuh : Biasanya pasien dengan waham miliki
perasaan negatif terhadap diri sendiri.
b) Identitas diri : Pada pasien dengan waham kebesaran
misalnya mengaku seorang polisi padahalkenyataan nya
tidak benar.
c) Peran Klien : Berperan sebagai kepala keluarga dalam
keluarganya.
d) Ideal diri : Klien berharap agar bisa cepat keluar dari RSJ
karena ia bosan sudah lama di RSJ.
e) Harga diri : Adanya gangguan konsep diri : harga diri
rendah karena perasaan negatif terhadapdiri
sendiri,hilangnya rasa percaya diri dan merasa gagal
mencapai tujuan.
g Hubungan Sosial : Pasien dengan waham biasanya memiliki
hubungan sosial yang tidak haramonis.
h Spiritual.: Nilai dan Keyakinan : Biasanya pada pasien dengan
waham agama meyakini agamanya secara berlebihan.
i Status Mental.
j Penampilan : Pada pasien waham biasanya penampilan nya sesuai
dengan waham yang ia rasakan.Misalnya pada waham agama
berpakaian seperti seorang ustadz.
k Pembicaraan : Pada pasien waham biasanya pembicaraan nya
selalu mengarah ke wahamnya,bicara cepat,jelas tapi berpindah-
pindah,isi pembicaraan tidak sesuai dengankenyataan.
l Aktivitas Motorik : Pada waham kebesaran bisa saja terjadi
perubahan aktivitas yang berlebihan.
m Alam Perasaan : Pada waham curiga biasanya takut karena merasa
orang-orang akan melukai dan mengancam membunuhnya.Pada
waham nihilistik merasa sedih karena meyakini kalau dirinya
sudah meninggal.
n Interaksi Selama Wawancara
Pada pasien waham biasanya di temukan :
- Defensif : selalu berusaha mempertahankan pendapat dan
kebenaran dirinya.
- Curiga : menunjukkan sikap / perasaan tidak percaya pada
orang lain.
o Isi Pikir : Pada pasien dengan waham Kebesaran biasanya : klien
mempunyai keyakinan yang berlebihan terhadap kemampuannya
yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai dengan
kenyataan.
p Proses Pikir : Pada pasien waham biasanya pikiran yang tidak
realistis,flight of ideas,pengulangankata-kata.
q Tingkat Kesadaran : Biasanya masih cukup baik
B. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan isi fikir : waham
C. Tindakan Keperawatan untuk Pasien
1. Tujuan
a Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap.
b Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar.
c Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan
lingkungan.
d Pasien menggunakan obat dengan prinsip lima benar.
2. Tindakan
a Bina hubungan saling percaya. 1)
1) Mengucapkan salam terapeutik.
2) Berjabat tangan.
3) Menjelaskan tujuan interaksi.
4) Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali
bertemu pasien.
b Bantu orientasi realitas.
1) Tidak mendukung atau membantah waham pasien.
2) Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman.
3) Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-
hari.
4) Jika pasien terus-menerus membicarakan wahamnya,
dengarkan tanpa memberikan dukungan atau
menyangkal sampai pasien berhenti membicarakannya.
5) Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien
sesuai dengan realitas.
c Diskusikan kebutuhan psikologis atau emosional yang tidak
terpenuhi sehingga menimbulkan kecemasan, rasa takut,
dan marah.
1) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan
fisik dan emosional pasien.
2) Berdiskusi tentang kemampuan positif yang dimiliki.
3) Bantu melakukan kemampuan yang dimiliki.
4) Berdiskusi tentang obat yang diminum.
5) Melatih minum obat yang benar.
2.6 Asuhan keperawatan (kasus semu)

Ny. P (26 tahun) dibawa ke RSJ K setelah beberapa bulan ini sering mengalami
hal aneh (marah-marah tidak jelas). Saat dilakukan pengkajian, Ny. P mengatakan
kalau dia adalah seorang wanita karir . Ny. P banyak berbicara tetapi tidak bisa
dipahami isi pembicaraannya, sering berganti topik, dan menjawab tidak sesuai
dengan pertanyaan perawat. Menurut keluarga, hal itu terjadi setelah Ny. P
dipecat dari tempatnya bekerja satu tahun yang lalu karena dituduh menggelapkan
uang proyek di perusahaannya. Setelah itu, Ny. P tidak mau bekerja lagi dan
selalu di rumah.

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Nn. P Tanggal Pengkajian : 16 februari 2020
Umur : 26 thn No. RM : 77XXXX
Informan : kakak kandung dan pasien

II. ALASAN MASUK


Menurut informasi yang di dapat pasien telah di keluarkan/dipecat dari tempat
kerjanya dengan alas an penggelapan dana, dan pasien tidak mampu menerima
kenyataan sehinnga pasien sering marah-marah dan sering melempari rumah
tetangga, sehingga tetangga merasa terganggu.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Ya √ Tidak

2. Pengobatan sebelumnya. Berhasil

Kurang berhasil

Tidak berhasil

3. Pengalaman Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia

Aniaya fisik

Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga

Tindakan kriminal

Jelaskan No. 1, 2, 3 : pasien tidak mengalami gangguan jiwa di masa lalu.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Ya Tidak


Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawatan

tidak ada tidak ada tidak ada

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan


IV. FISIK

1. Tanda vital : TD :110/80mmHg N : 80x per menit S : 37°C

P :22 x per menit

2. Ukur : TB : 160cm BB : 50 kg

3. Keluhan fisik : √ Ya Tidak

Jelaskan : Pemeriksaan tanda-tanda vital dinyatakan normal

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

V.PSIKOSOSIAL

1. Genogram

Keterangan :

: laki-laki : Hubungan Pernikahan

: perempuan : Tinggal bersama

: pasien : Meninggal

Jelaskan : pasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan


2. Konsep diri
a Gambaran diri : bagian tubuh yang disukai pasien adalah
wajahnya , karena menurut pasien wajhnya sangat terlihat sempurna
b Identitas : pasien adalah wanita karier dan seorang lulusan
sarjana
c Peran : pasien berperan sebagai anak dari tiga saudara
dan tinggal bersama keluarganya.
d Ideal diri : pasien sangat menginginkan sekali menjadi
seorang pemimpin di suatu perusahaan
e Harga diri : pasien merasa bahwa dirinya sangat tidak
berguna setelah tidak bekerja setahun ini.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

3. Hubungan Sosial
a Orang yang berarti : menurut pasien orang tuanya adalah orang yang
berarti
b Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : pasien tidak pernah
mengikuti kegiatan diluar rumah/ tidak ada interaksi antar masyarakat
dikarenakan rasa takut yang dialami oleh pasien
c Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : pasien selalu marah-
marah bila berada di keramaian maka dari itu pasien selalu menyendiri,
dan mengurung diri
Masalah keperawatan: gangguan interaksi sosial
4. Spiritual
a Nilai dan keyakinan : pasien seorang muslim dan berbudaya jawa
b Kegiatan ibadah : pasien jarang sekali melakukan ibadah dan selalu
mengurung diri di kamar
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
√ Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak
tidak sesuai seperti biasanya
Jelaskan : pasien tidak pernah memperhatikan dirinya sendiri dan sering
terlihat mengurung diri sehingga itu yang membuat pasien terlihat
tidak rapi.

Masalah Keperawatan : gangguan harga diri rendah

2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap √ Inkoheren

Apatis Lamba Membisu Tidak mampu


memulai pembicaraan

Jelaskan : saat diajak berbicara psien sering berganti topik pembicaraan dan
tidak ada hubunganya sama sekali dengan pertanyaan dan tidak semua
pertanyaan dijawab oleh pasien

Masalah Keperawan : tidak ada masalah keperawatan

3. Aktivitas Motorik :
Lesu Tegang √ Gelisah Agitasi

Tik Grimasen Tremor


Kompulsif

Jelaskan : pasien tanpak seperti oarng yang memiliki maslaah hidup yang besar
sehingga membuat pasien tanpak seperti orang yang gelisah/bingung akan
keadaannya sekarang

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

4. Alam perasaaan

√ Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira berlebihan

Jelaskan : pasien merasakan sedih dikarenakan dirinya merasa tidak berguna


setelah menjadi seorang pengangguran, dan sering kali berpergian dan tidak
pulang

Masalah Keperawatan : gangguan depresi


5. Afek
Datar Tumpul √ Labil Tidak sesuai

Jelaskan : pasien mengatakan bahwa dirinya sering mendapatkan bsisikan dalam


dirinya yang membuat masalah yang lalu selalu teringat

Masalah Keperawatan : gangguan pola pikir

6. lnteraksi selama wawancara


Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung


Kontak mata (-) Defensif Curiga

Jelaskan : pasien merasa bahwa semua orang yang berinteraksi padanya adalah
orang yang telah membuat dirinya menjadi seorang pengangguaran

Masalah Keperawatan : gangguan isi pikir

7. Persepsi

√ Pendengaran Penglihatan Perabaan

Pengecapan Penghidu

Jelaskan : pasien tidak mengalami gangguan pendengaran namun saat pasien di


tanyai oleh perawat pasien tidak nyambung atau memutar topik.

Masalah Keperawatan : gangguan komunikasi tidak efektif

8. Proses Pikir

√ sirkumtansial tangensial kehilangan asosiasi


Pengulangan
flight of idea blocking pembicaraan/persevarasi

Jelaskan : pasien saat ditanya tidak menjawab dengan benar melainkan


mengganti topik dan mmebuat forum lain

9. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria

Depersonalisasi √ ide yang terkait pikiran magis


Waham

Agama Somatik Kebesaran √ Curiga

nihilistic sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir

Jelaskan : karena pasien merasakan bahwa ada seorang yang berniat untuk
menjatuhkan dirinya sehingga membuat dia menjadi seorang penggangura

Masalah Keperawatan :

10. Tingkat kesadaran

√ bingung sedasi stupor

Disorientasi


waktu tempat orang

Jelaskan : pasien merasa bingung dan merasa bahwa diriniya terancam jika
berada di kerumunan orang banyak

Masalah Keperawatan : gangguan isolasi sosial

11. Memori
Gangguan daya ingat gangguan daya ingat

jangka panjang jangka pendek

gangguan daya ingat saat ini konfabulasi

Jelaskan : pasien masih inagt semua kejadian satu tahun lalu ssat dirinya di
pecat dari tempat kerja

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

√ mudah beralih tidak mampu konsentrasi Tidak mampu


berhitung sederhana
Jelaskan : pasien sering mengalihkan pembicaraan

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan


13. Kemampuan penilaian
Gangguan ringan gangguan bermakna

Jelaskan :

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

14. Daya tilik diri

mengingkari penyakit menyalahkan hal-hal


yang diderita √ diluar dirinya

Jelaskan : karena pasien sering menyalahkan orang lain atas apa yang dialami
klaien saat ini

Masalah Keperawatan : gangguan interaksi sosial

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang


1. Makan


Bantuan minimal Bantuan total

2. BAB/BAK

Bantuan minimal Bantual total

Jelaskan : pasien dalam keadaan sadar dan mampu melakukan apapun dengan
sendirinya

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatann yang di alami

3. Mandi

Bantuan minimal Bantuan total

4. Berpakaian/berhias

Bantuan minimal Bantual total

5. Istirahat dan tidur


Tidur siang lama : 10.00 s/d 16.00

√ Tidur malam lama : 21.00 s/d 05.00

Kegiatan sebelum / sesudah tidur

6. Penggunaan obat

√ Bantuan minimal Bantual total

7. Pemeliharaan Kesehatan

Perawatan lanjutan √ Ya tidak

Perawatan pendukung √ Ya tidak

8. Kegiatan di dalam rumah



Mempersiapkan makanan Ya tidak

Menjaga kerapihan rumah Ya √ tidak

Mencuci pakaian Ya √ tidak

Pengaturan keuangan Ya √ tidak

9. Kegiatan di luar rumah

Belanja √ Ya tidak

Transportasi √ Ya tida

Lain-lain Ya tidak

Jelaskan : karena semua kebutuhan klien masih di lakukan sendiiri dan kadang
di bantu oleh keluarganya.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan yang di alami

VIII. Mekanisme Koping


Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum alkohol


Mampu menyelesaikan masalah reaksi lambat/berlebih

Teknik relaksasi bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif √ menghindar

Olahraga mencederai diri

Lainnya _______________ lainnya :

Masalah Keperawatan : gangguan menarik diri

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan:


Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik tidak dapat berinteraksi


sosial karena banyak dibuly

Masalah dengan pendidikan, spesifik

√ Masalah dengan pekerjaan, spesifik

Masalah dengan perumahan, spesifik tidak mendapat pengakuan dari


orang tua karena dia merupakan anak yang tidak diharapkan kelahiran

√ Masalah ekonomi, spesifik

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik

Masalah lainnya, spesifik

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

X. Pengetahuan Kurang Tentang:


√ Penyakit jiwa system pendukung

Faktor presipitasi penyakit fisik

√ Koping obat-obatan

Lainnya :

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan


2.7 STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Proses keperawatan
A. Kondisi klien : klien mengatakan bahawa orang yang ada di
sekitarnya akan mencederainya dan pasien mengatakan itu
berulang-ulang
B. Diagnose keperawatan : resiko mencederai diri/orang/lingkungan
dengan waham curiga
C. Tujuan khusus :
1. klien dapat membina hubungan saling percaya
D. Tindakan keperawatan
a Sapa klien dengan verbal maupun nonverbal
b Perkenalkan diri dengan sopan
c Tanyakan nama lengkap dan nama pnaggilan yang disukai
d Jelaskan tujuan pertemuan
e Jujur dan menepati janji
f Tunjukan sikap empati dan menrima klien apaadanya.

2. Strategi komunikasi
A. Orientasi :
a Salam terapeutik : "Selamat pagi ibu, perkenalkan nama
saya Lia saya mahasiswa dari UNUSA . Hari ini saya
bertugas merawat ibu saya bertugas dari jam 07.00 -
14.00. Nama Ibu siapa ? Ibu lebih senang di panggil, apa
bu?”
b Evaluasi /Validasi : "Bagaimana perasaan ibu hari ini?
Ada keluhan yang ibu rasakan? tampaknya ibu terlihat
segar, tetapi apa yang membuat ibu terlihat begitu curiga
terhadap saya? Jika ibu tidak keberatan ibu bisa Ceritakan
apa yang ibu rasakan ?"
c Kontrak :
a) Tujuan Interaksi : "Baik ibu tujuan saya menemui ibu
saat ini adalah ingin berbincang-bincang dan mengenal
lebih dekat tentang bu sehingga kita bisa saling kenal, dan
dapat meningkatkan hubungan saling percaya antara ibu
dan saya."
b) Topik : "Baiklah bu topik yang akan kita bicarakan
tentang membina hubungan saling percaya antara ibu
dengan perawat."
c) Tempat : "Tempatnya di bangku taman ya Bu"
d) waktu : “ ibu ingin bertemu jam berapa? Bagaimana
kalo jam 10, tidak lama ibu apakah ibu setuju?”
B. Kerja
“ Baiklah mari kita mulai bu. "Ibu tidak usah meras khawatir
karena kita berada ditempat yang aman bu, saya ingin bertanya, ibu
sudah berapa lama disini?, ibu masih ingat tidak apa yang
menyebabkan ibu di bawa ke sini? Ibu bisa ceritakan apa yang ibu
rasakan saat ini ? sekarang coba ibu ceritakan pengalaman yang
pernah ibu alami misalnya bagaimana hubungan ibu dan keluarga
atau dengan teman-teman ibu seperti apa? Oh jadi ibu selalu merasa
bahwa orang-orang disekitar ibu akan mencederai ibu.
Lalu apa yang sudah ibu lakukan untuk mengatasi pikiran tersebut
yang datang sewaktu-waktu itu?" Apakah ibu merasa takut di cederai
kepada semua orang atau orang tertentu saja? Saya memahami apa
yang ibu rasakan dan saya mengerti dengan kondisi ibu saat ini, tapi
jika saya boleh menyarankan jika perasaan takut dicederai itu datang
ibu bisa katakan kepada diri ibu sendiri bahwa perasaan tersebut
bohong dan tidak benar karna semua orang disi menyayangi ibu”.
C. TERMINASI
1. Evaluasi Respons Klien Berharap Tindakkan Keperawatan
a Subyektif : "Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-
bincang dengan saya?"
b Obyektif : "Apakah ibu masih ingat dengan nama ibu sendiri,
lalu apakah ibu masih ingat dengan nama saya?. Sekarang
coba ibu ceritakan lagi apa yang sudah kita diskusikan tadi.
Ya Bagus Bu, rasa berharap ibu lebih bisa mengungkapkan
perasaan ibu dan lebih terbuka ya bu".
2. Rencana tindak lanjut (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai
hasil tindakan yang telah dilakukan).
"Baik dari hasil kegiatan kita hari ini kita telah mengetahui
bahwa ibu dapat menyebutkan nama ibu dan ibu juga sudah bisa
menceritakan perasaan curiga yang ibu alami. Saya berharap
setiap ibu bertemu dengan saya dan saat memerlukan bantuan
saya, ibu mau memanggil saya, sehingga selama ibu di sini dapat
bekerjasama dengan saya dan perawat lainnya, sehingga
mempercepat proses kesembuhan ibu".
3. Kontrak Topik Yang Akan Datang :
1) Topik : "Besok kita akan berdiskusi membahas apakah
perasaan curiga yang ibu miliki mengganggu aktivitas ibu sehari-
hari.? Apa kah ibu bersedia?
2) Waktu : "Untuk waktunya, ibu mau bertemu jam berapa,
bagaimana jika jam 10.00, tidak lama bu hanya 20 menit".
3) Tempat : "Tempatnya di bangku taman. Bagaimana bu apakah
ibu setuju?. Baiklah bu saya permisi dulu."
2.8 Tindakan keperawatan

Diagnosa Perencanaan
Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Perubahan proses TUM :
pikir: waham Klien dapat
melakukan
komunikasi verbal
TUK : 1.1. Klien dapat 1. Pasien yidak mengalami prilaku 1.1.1. Hubungan saling percaya
1. Klien dapat mengungkapkan amuk dan agresif sebagai dasar interaksi yang
membina hubungan perasaannya dan keadaan 2. Cemas pasien berkurang terapeutik
saling percaya. saat ini secara verbal. 3. Rasa nyaman terpenuhi 1.1.2. Meningkatkan orientasi realita
4. Membawa pasien ke layanan klien dan rasa percaya klien
kesehatan 1.1.3. Waham harus dikenal terlebih
dahulu oleh perawat agar intervensi
efektif.
2.1 Klien dapat
2. Klien dapat menunjukkan 2.1.1. Memberikan hal yang positif atau
mengidentifikasi kemampuan yang pengakuan akan meningkatkan
kemampuan yang dimilikinya. harga diri klien.
dimiliki Klien dapat 2.1.2. Meningkatkan/mengingatkan
menyebutkan kelemahan kembali pengetahuan dan kemauan
yang ada pada dirinya. klien
2.1.3. Untuk mengetahui sampai
dimana kebutuhan waham klien

3.1. Klien dapat menjelaskan


3. Klien dapat semua kebutuhan yang 3.1.1. Untuk mengetahui apa
mengidentifikasi tidak terpenuhi. kebutuhan klien.
kebutuhan yang 3.1.2. Untuk mengidentifikasi apa
tidak terpenuhi yang menjadi kebutuhan klien dan
pemecahan masalahnya.
3.1.3. Agar waham klien tidak
meningkat.
4.1. Klien dapat
4. Klien dapat bercerita/sesuai dengan
berhubungan dengan realitas. 4.1.1. Untuk menghindari waham
realitas 4.1.2. Agar klien dapat berorientasi
dengan realitas.
4.1.3. Meningkatkan harga diri klien
sehingga berani bergaul dengan
5.1. Setelah 2 kali pertemuan lingkungannya.
5. Klien dapat klien dapat membina
dukungan dari hubungan dan dukungan 5.1.1. Untuk mencegah terjadinya
keluarga dari keluarga kembali waham.

6.1 Klien dapat


6. Klien dapat minum obat tepat 6.1.1. Untuk mencegah terjadinya
menggunakan obat waktu, dan dosis. kesalahan dalam pemberian obat.
dengan benar 6.1.2. Untuk mengetahui bagaimana
reaksi obat terhadap tubuh klien.
No Klien Keluarga
. SP1P SP1K
1. Membantu orientasi realita Mendiskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam
merawat pasien.

2. Mendiskusikan kebutuhan yang Menjelaskan pengertian, tanda


tidak terpenuhi dan gejala waham, dan jenis
waham yang dialami pasien
beserta proses terjadinya.

3. Membantu pasien memenuhi Menjelaskan cara-cara merawat


kebutuhannya pasien waham .

4. Menganjurkan pasien memasukan


. dalam jadwal kegiatan harian

SP2P SP2K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan Melatih keluarga mempraktikan
harian pasien cara merawat pasien dengan
waham

2 Berdiskusi tentang kemampuan Melatih keluarga mempraktikan


yang dimiliki cara merawat langsung kepada
pasien waham

3. Melatih kemampuan yang dimiliki


SP3P SP3K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan Membantu keluarga membuat
harian pasien. jadwal aktivitas di rumah
termaksud minum obat
(discharge planning)

2. Memberikan pendidikan Menjelaskan Follow up pasien


kesehatan tentang penggunaan setelah pulang.
obat secara teratur.

3. Menganjurkan pasien memasukan


dalam jadwal kegiatan harian
2.9 Strategi keperawatan
BAB 4

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

waham adalah suatu keyakinan sesorang yang berdasarkan penilaian realitas


yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya, ketidakmampuan merespon stimulus internal dan eksternal
melalui proses interaksi/informasi secara akurat (Yosep, 2009).

Keadaan yang timbul sebagai akibat dari proyeksi dimana sesorang


melemparkan kekurangan dan rasa tidak nyaman kedunia luar. Individu itu
biasanya peka dan mudah tersinggung, sikap dingin dan cendrung menarik diri.
Keadaan ini sering kali disebabkan karena merasa lingkungannya tidak nyaman,
merasa benci, kaku, cinta pada diri sendiri yang berlebihan angkuh dan keras
kepala.

3.2 Saran

Sebagai calon tenaga kesehatan profesional, dalam melakukan praktik


klinik harus sesuai dengan teori dan mempunyai keterampilan yang baik. Oleh
karena itu sebaiknya seorang mahasiswa keperawatan terlebih dahulu harus
mampu memahami tentang teori gangguan waham agar mampu mempraktikan
kepada klien dengan keterampilan yang baik dan dalam keperawatan jiwa ini
perawat hasrus memiliki kesabaran yang ekstra.
DAFTAR PUSTAKA

Iyus, Yosep., 2010, Keperawatan Jiwa. Bandung : Refia Aditama

Keliat, Budi Anna dan Akemat. (2005). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas
Kelompok. Jakarta: EGC.

Keliat, B.A. dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN Basic
Course. Jakarta: EGC

Yusuf, Ah. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba
Medika

Azizah, Lilik Ma’rifatul. 2011. Keperawatan Jiwa ( Aplikasi Praktik Klinik).


Yogyakarta : Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai