OLEH:
KELOMPOK 4 KELAS 4B
NAMA :
1. PUTRI WULANDARI (1130018029)
2. NOVIA WAHYU FEBRYANTI (1130018040)
3. SITI MUHARROMAH ( 1130018034)
Dosen pembimbing :
Andikawati F, S.Kep.,Ns., M.Kep
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Waham adalah masa keadaan dimana seseorang individu mengalami
kekecauan dalam pengoperasian dan aktivitas aktivitas kognitif .
(Damaiyanti, 2014).
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan
yang tetap dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang
lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan
kontrol (Dermawan, 2013).
Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai
dengan kenyataan atau tidak sesuai dengan intelegensi dan latar belakang
kebudayaan (prabowo, 2014).
2.2 Etiologi
Keadaan yang timbul sebagai akibat dari proyeksi dimana seseorang
melemparkan kekurangan dan rasa tidak nyaman kedunia luar. Individu itu
biasanya peka dan mudah tersinggung sikap dingin dan cenderung
menarik diri. Keadaan ini sering kali di sebabkan karena merasa
lingkungannya tidak nyaman merasa benci kaku cinta pada diri sendiri
yang berlebihan angkuh dan keras kepala . dengan seringnya memakai
mekanisme proyeksi dan adanya kecenderungan melamun serta
mendambakan sesuatu secara berlebihan maka keadaan ini dapat
berkembang menjadi waham. Secara berlahan lahan individu ini tidak
dapat melespaskan diri dari khayalannya dan kemudian meninggalkan
dunia realitas. (Budi Anna dkk, 2007).
Kecintaan pada diri sendiri angkuh dan keras kepala adanya rasa tidak
aman membuat seseorang berkhayal ia sering menjadi penguasan dan hal
ini dapat berkembang menjadi waham besar. Secara umum dapat
dikatakan segala sesuatu yang mengancam harga diri dan keutuhan
keluarga merupakan penyebab terjadinya halusinasi dan waham. Selain itu
kecemasan kemampuan untuk memisahkan dan mengatur persepsi
mengenai perbedaan antara apa yang dipikirkan dengan perasaan sendiri
menurun sehingga segala sesuatu sukar lagi dibedakan mana rangsangan
dari lingkungan . (Stuard sundeen, 1998 ).
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya waham yaitu
1. Faktor predisposisi : Meliputi perkembangan sosial kultural
psikologis genetik biokimia . Jika tugas perkembangan terhambat
dan hubungan interpersonal terganggu maka individu mengalami
stress dan kecemasan. Berbagai faktor masyarakat dapat membuat
seseorang merasa terisolasi dan kesepian yang mengakibatkan
kurangnya rangsangan eksternal. stress yang berlebihan dapat
menganggu metabolisme dalam tubuh sehingga membuat tidak
mampu dalam proses stimulus internal dan eksternal.
2. Faktor presipitasi : Rangsangan lingkungan yang sering menjadi
pencetus terjadinya waham yaitu klien mengalami hubungan yang
bermusuhan terlalu lama diajak bicara objek yang ada
dilingkungannya dan suasana sepi (isolasi ). Suasana ini dapat
meningkatkab stress kecemasan.
3. Faktor kekurangan harga diri ( lack of self esteem) : Tidak adanya
pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self
ideal dengan self reality ( kenyataan dengan harapan ) serta
dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar
lingkungan sudah banyak yang kaya menggunakan teknologi
komunikasi yang canggih berpendidikan tinggi serta memiliki
kekuasaan yang luas. Seseorang tetap memasang self ideal yang
melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality sangat jauh dari
aspek pendidikan klien materi pengalaman pengaruh support
system semuanya sangat rendah.
4. Faktor kekurangan kebutuhan manusia (lack of human need) :
Waham di awali dengan terbatasnya kebutuhan kebutuhan klien
baik secara fisik maupun psikis . Secara fisik klien dengan waham
dapat terjadi pada orang orang dengan status sosial ekonomi sangat
terbatas. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
mendorong untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada juga
klien yang secara sosial ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan
antara reality dengan self ideal sangat tinggi.
2.3 Proses terjadinya waham
a Fase Lack of Huma need : Waham diawali dengan terbatasnya
kebutuhan kebutuhan klien baik
secara fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat
terjadi pada orang orang dengan status sosial dan ekonomi sangat
terbatas. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi terpenuhi
tetapi kesenjangan antara reality dengan self ideal sangat tinggi.
b Fase Lack of self estreem : Tidak adanya pengakuan dari
lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal dan self
reality ( kenyataan dengan harapan ) serta dorongan kebutuhan
yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah
melampaui kemampuannya.
c Fase control internal Eksternal ; Klien mencoba berpikir rasional
bahwa apa yang ia yakini atau apa apa yang ia katakan adalah
kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
kenyataan. tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu
yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui kebutuhan
untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas
dalam hidupnya. karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak
kecil secara optimal.
d Fase Environment Support : Adanya beberapa orang yang
mempercayai dengan lingkungannya menyebabkan klien merasa di
dukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan
tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnys diulang ulang.
Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak
berfungsinya norma (super ego) yang ditandai dengan tidak ada
lagi perasaan dosa saat berbohong.
Ny. P (26 tahun) dibawa ke RSJ K setelah beberapa bulan ini sering mengalami
hal aneh (marah-marah tidak jelas). Saat dilakukan pengkajian, Ny. P mengatakan
kalau dia adalah seorang wanita karir . Ny. P banyak berbicara tetapi tidak bisa
dipahami isi pembicaraannya, sering berganti topik, dan menjawab tidak sesuai
dengan pertanyaan perawat. Menurut keluarga, hal itu terjadi setelah Ny. P
dipecat dari tempatnya bekerja satu tahun yang lalu karena dituduh menggelapkan
uang proyek di perusahaannya. Setelah itu, Ny. P tidak mau bekerja lagi dan
selalu di rumah.
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Nn. P Tanggal Pengkajian : 16 februari 2020
Umur : 26 thn No. RM : 77XXXX
Informan : kakak kandung dan pasien
Kurang berhasil
Tidak berhasil
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Tindakan kriminal
2. Ukur : TB : 160cm BB : 50 kg
V.PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Keterangan :
: pasien : Meninggal
3. Hubungan Sosial
a Orang yang berarti : menurut pasien orang tuanya adalah orang yang
berarti
b Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : pasien tidak pernah
mengikuti kegiatan diluar rumah/ tidak ada interaksi antar masyarakat
dikarenakan rasa takut yang dialami oleh pasien
c Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : pasien selalu marah-
marah bila berada di keramaian maka dari itu pasien selalu menyendiri,
dan mengurung diri
Masalah keperawatan: gangguan interaksi sosial
4. Spiritual
a Nilai dan keyakinan : pasien seorang muslim dan berbudaya jawa
b Kegiatan ibadah : pasien jarang sekali melakukan ibadah dan selalu
mengurung diri di kamar
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap √ Inkoheren
Jelaskan : saat diajak berbicara psien sering berganti topik pembicaraan dan
tidak ada hubunganya sama sekali dengan pertanyaan dan tidak semua
pertanyaan dijawab oleh pasien
3. Aktivitas Motorik :
Lesu Tegang √ Gelisah Agitasi
Jelaskan : pasien tanpak seperti oarng yang memiliki maslaah hidup yang besar
sehingga membuat pasien tanpak seperti orang yang gelisah/bingung akan
keadaannya sekarang
4. Alam perasaaan
√
Kontak mata (-) Defensif Curiga
Jelaskan : pasien merasa bahwa semua orang yang berinteraksi padanya adalah
orang yang telah membuat dirinya menjadi seorang pengangguaran
7. Persepsi
Pengecapan Penghidu
8. Proses Pikir
9. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Jelaskan : karena pasien merasakan bahwa ada seorang yang berniat untuk
menjatuhkan dirinya sehingga membuat dia menjadi seorang penggangura
Masalah Keperawatan :
Disorientasi
√
waktu tempat orang
Jelaskan : pasien merasa bingung dan merasa bahwa diriniya terancam jika
berada di kerumunan orang banyak
11. Memori
Gangguan daya ingat gangguan daya ingat
√
jangka panjang jangka pendek
Jelaskan : pasien masih inagt semua kejadian satu tahun lalu ssat dirinya di
pecat dari tempat kerja
Jelaskan :
Jelaskan : karena pasien sering menyalahkan orang lain atas apa yang dialami
klaien saat ini
√
Bantuan minimal Bantuan total
2. BAB/BAK
√
Bantuan minimal Bantual total
Jelaskan : pasien dalam keadaan sadar dan mampu melakukan apapun dengan
sendirinya
3. Mandi
√
Bantuan minimal Bantuan total
4. Berpakaian/berhias
√
Bantuan minimal Bantual total
6. Penggunaan obat
7. Pemeliharaan Kesehatan
Belanja √ Ya tidak
Transportasi √ Ya tida
Lain-lain Ya tidak
Jelaskan : karena semua kebutuhan klien masih di lakukan sendiiri dan kadang
di bantu oleh keluarganya.
√ Koping obat-obatan
Lainnya :
2. Strategi komunikasi
A. Orientasi :
a Salam terapeutik : "Selamat pagi ibu, perkenalkan nama
saya Lia saya mahasiswa dari UNUSA . Hari ini saya
bertugas merawat ibu saya bertugas dari jam 07.00 -
14.00. Nama Ibu siapa ? Ibu lebih senang di panggil, apa
bu?”
b Evaluasi /Validasi : "Bagaimana perasaan ibu hari ini?
Ada keluhan yang ibu rasakan? tampaknya ibu terlihat
segar, tetapi apa yang membuat ibu terlihat begitu curiga
terhadap saya? Jika ibu tidak keberatan ibu bisa Ceritakan
apa yang ibu rasakan ?"
c Kontrak :
a) Tujuan Interaksi : "Baik ibu tujuan saya menemui ibu
saat ini adalah ingin berbincang-bincang dan mengenal
lebih dekat tentang bu sehingga kita bisa saling kenal, dan
dapat meningkatkan hubungan saling percaya antara ibu
dan saya."
b) Topik : "Baiklah bu topik yang akan kita bicarakan
tentang membina hubungan saling percaya antara ibu
dengan perawat."
c) Tempat : "Tempatnya di bangku taman ya Bu"
d) waktu : “ ibu ingin bertemu jam berapa? Bagaimana
kalo jam 10, tidak lama ibu apakah ibu setuju?”
B. Kerja
“ Baiklah mari kita mulai bu. "Ibu tidak usah meras khawatir
karena kita berada ditempat yang aman bu, saya ingin bertanya, ibu
sudah berapa lama disini?, ibu masih ingat tidak apa yang
menyebabkan ibu di bawa ke sini? Ibu bisa ceritakan apa yang ibu
rasakan saat ini ? sekarang coba ibu ceritakan pengalaman yang
pernah ibu alami misalnya bagaimana hubungan ibu dan keluarga
atau dengan teman-teman ibu seperti apa? Oh jadi ibu selalu merasa
bahwa orang-orang disekitar ibu akan mencederai ibu.
Lalu apa yang sudah ibu lakukan untuk mengatasi pikiran tersebut
yang datang sewaktu-waktu itu?" Apakah ibu merasa takut di cederai
kepada semua orang atau orang tertentu saja? Saya memahami apa
yang ibu rasakan dan saya mengerti dengan kondisi ibu saat ini, tapi
jika saya boleh menyarankan jika perasaan takut dicederai itu datang
ibu bisa katakan kepada diri ibu sendiri bahwa perasaan tersebut
bohong dan tidak benar karna semua orang disi menyayangi ibu”.
C. TERMINASI
1. Evaluasi Respons Klien Berharap Tindakkan Keperawatan
a Subyektif : "Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-
bincang dengan saya?"
b Obyektif : "Apakah ibu masih ingat dengan nama ibu sendiri,
lalu apakah ibu masih ingat dengan nama saya?. Sekarang
coba ibu ceritakan lagi apa yang sudah kita diskusikan tadi.
Ya Bagus Bu, rasa berharap ibu lebih bisa mengungkapkan
perasaan ibu dan lebih terbuka ya bu".
2. Rencana tindak lanjut (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai
hasil tindakan yang telah dilakukan).
"Baik dari hasil kegiatan kita hari ini kita telah mengetahui
bahwa ibu dapat menyebutkan nama ibu dan ibu juga sudah bisa
menceritakan perasaan curiga yang ibu alami. Saya berharap
setiap ibu bertemu dengan saya dan saat memerlukan bantuan
saya, ibu mau memanggil saya, sehingga selama ibu di sini dapat
bekerjasama dengan saya dan perawat lainnya, sehingga
mempercepat proses kesembuhan ibu".
3. Kontrak Topik Yang Akan Datang :
1) Topik : "Besok kita akan berdiskusi membahas apakah
perasaan curiga yang ibu miliki mengganggu aktivitas ibu sehari-
hari.? Apa kah ibu bersedia?
2) Waktu : "Untuk waktunya, ibu mau bertemu jam berapa,
bagaimana jika jam 10.00, tidak lama bu hanya 20 menit".
3) Tempat : "Tempatnya di bangku taman. Bagaimana bu apakah
ibu setuju?. Baiklah bu saya permisi dulu."
2.8 Tindakan keperawatan
Diagnosa Perencanaan
Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Perubahan proses TUM :
pikir: waham Klien dapat
melakukan
komunikasi verbal
TUK : 1.1. Klien dapat 1. Pasien yidak mengalami prilaku 1.1.1. Hubungan saling percaya
1. Klien dapat mengungkapkan amuk dan agresif sebagai dasar interaksi yang
membina hubungan perasaannya dan keadaan 2. Cemas pasien berkurang terapeutik
saling percaya. saat ini secara verbal. 3. Rasa nyaman terpenuhi 1.1.2. Meningkatkan orientasi realita
4. Membawa pasien ke layanan klien dan rasa percaya klien
kesehatan 1.1.3. Waham harus dikenal terlebih
dahulu oleh perawat agar intervensi
efektif.
2.1 Klien dapat
2. Klien dapat menunjukkan 2.1.1. Memberikan hal yang positif atau
mengidentifikasi kemampuan yang pengakuan akan meningkatkan
kemampuan yang dimilikinya. harga diri klien.
dimiliki Klien dapat 2.1.2. Meningkatkan/mengingatkan
menyebutkan kelemahan kembali pengetahuan dan kemauan
yang ada pada dirinya. klien
2.1.3. Untuk mengetahui sampai
dimana kebutuhan waham klien
SP2P SP2K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan Melatih keluarga mempraktikan
harian pasien cara merawat pasien dengan
waham
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Keliat, Budi Anna dan Akemat. (2005). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas
Kelompok. Jakarta: EGC.
Keliat, B.A. dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN Basic
Course. Jakarta: EGC
Yusuf, Ah. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba
Medika