Askep Jiwa PDF
Askep Jiwa PDF
I. Deskripsi
Harga diri rendah adalah keadaan dimana individu memberi penilaian negatif
terhadap diri dan kemampuannya dalam waktu lama secara terus menerus.
Terapi aktivitas kelompok untuk pasien harga diri rendah adalah TAK
Stimulasi Persepsi yang terdiri dari:
a. Sesi I : Mengidentifikasi hal positif diri
b. Sesi II : Melatih pasien menggunakan aspek positif diri
VIII. Evaluasi
I. Deskripsi
Apabila ditemukan minimal satu dari tanda dan gejala nomor 1 – 8, maka
dapat ditegakkan diagnosa keperawatan aktual, sedangkan tanda dan gejala
berikutnya berisiko terjadinya masalah keperawatan
a Tujuan
Keluarga mampu merawat pasien isolasi sosial
b Tindakan
1. Melatih keluarga merawat pasien isolasi sosial
1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
pasien.
2) Menjelaskan tentang:
a) Masalah isolasi sosial dan dampaknya pada pasien.
b) Penyebab isolasi sosial.
c) Cara-cara merawat pasien dengan isolasi sosial, antara lain:
o Membina hubungan saling percaya dengan pasien dengan
cara bersikap peduli dan tidak ingkar janji.
o Memberikan semangat dan dorongan kepada pasien untuk
bisa melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain
yaitu dengan tidak mencela kondisi pasien dan memberikan
pujian yang wajar.
o Tidak membiarkan pasien sendiri di rumah.
o Membuat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan pasien.
3) Memperagakan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
2. Membantu keluarga mempraktekkan cara merawat yang telah
dipelajari, mendiskusikan yang dihadapi.
3. Menyusun perencanaan pulang bersama keluarga
VI. Terapi Aktivitas Kelompok
Terapi aktivitas kelompok yang dapat dilakukan untuk pasien dengan isolasi
sosial adalah TAK sosialisasi yang terdiri dari tujuh sesi yaitu:
a. Sesi 1 : Kemampuan memperkenalkan diri
b. Sesi 2 : Kemampuan berkenalan
c. Sesi 3 : Kemampuan bercakap-cakap
d. Sesi 4 : Kemampuan bercakap-cakap topik tertentu
e. Sesi 5 : Kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi
f. Sesi 6 : Kemampuan bekerjasama
g. Sesi 7 : Evaluasi kemampuan sosialisasi
Panduan secara lengkap untuk melaksanakan TAK tersebut diatas dan format
evaluasinya dapat dilihat pada Buku Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas
Kelompok
VIII. Evaluasi
1. Pasien
a. Menunjukkan rasa percaya
b. Mengungkapkan penyebab tidak bergaul, kerugian tidak bergaul dan
keuntungan bergaul
c. Memperlihatkan kemauan berinteraksi dengan orang lain
2. Keluarga
a. Memotivasi pasien unruk bergaul
b. Memuji keberhasilan pasien
c. Melibatkan pasien dalam pergaulan/kegiatan dilingkungan
IX. Dokumentasi
a. Keluhan utama
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
b. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
........................................................................
I. Deskripsi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami
perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu / stimulus yang sebetulnya
tidak ada, berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan dan penghidu. Pada
pasien halusinasi merasa ada suara padahal tidak ada stimulus suara, melihat
bayangan orang atau sesuatu yang menakutkan padahal tidak ada bayangan tersebut,
membaui bau-bauan tertentu padahal orang lain tidak merasakan sensasi serupa,
merasakan mengecap sesuatu padahal sedang tidak makan apapun, merasakan
sensasi rabaan padahal tidak ada apapun dalam permukaan kulit.
Data spesifik yang perlu diidentifikasi dai setiap jenis adalah waktu dan
frekuensi halusinasi serta situasi yang mendukung munculnya halusinasi.
Apabila ditemukan tanda dan gejala dari salah satu jenis halusinasi diatas, maka
dapat ditegakkan masalah keperawatan aktual
VIII. Evaluasi
a. Pasien
1. Menunjukkan rasa percaya
2. Mengungkapkan penyebab halusinasi
3. Memperlihatkan kemampuan mengendalikan halusinasi
b. Keluarga
1. Memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan harian
2. Membantu pasien mengendalikan halusinasinya
3. Memuji keberhasilan pasien
4. Melibatkan pasien dalam pergaulan/kegiatan dilingkungan
IX. Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Persepsi :
Halusinasi
[ ] Pendengaran
[ ] Penglihatan
[ ] Perabaan
[ ] Pengecapan
[ ] Penghidu
Jelaskan:
Isi halusinasi : …………………………………………
Waktu terjadinya : …………………………………………
Frekuensi halusinasi : …………………………………………
Respons pasien : …………………………………………
I. Deskripsi
Kurang perawatan diri adalah ketidakmampuan atau penurunan kemampuan
individu untuk melakukan atau menyelesaikan aktifitas kehidupan sehari-hari dalam
hal merawat diri; yang meliputi kebersihan diri/mandi, makan, berpakaian/berhias
dan toileting {Buang Air Besar (BAB)/Buang Air Kecil (BAK)} akibat kerusakan
pada fungsi motorik atau kognitif.
b. Tindakan
1. Mendiskusikan dengan keluarga tentang masalah yang dihadapi keluarga
dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pentingnya perawatan diri untuk mengurangi stigma
3. Mendiskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang
dibutuhkan oleh pasien untuk menjaga perawatan diri pasien.
4. Menjelaskan cara merawat pasien kurang perawatan diri
5. Melatih keluarga cara merawat pasien
6. Menganjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien dan
membantu mengingatkan pasien dalam merawat diri (sesuai jadual yang
telah disepakati).
7. Menganjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan
pasien dalam merawat diri.
1. Status mental
Penampilan :
[ ] Tidak rapi
[ ] Penggunaan pakaian tidak sesuai
[ ] Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan : ..........................................................................................
..........................................................................................................
Masalah keperawatan : .....................................................................
I. Deskripsi
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus
menerus, tidak dapat diubah dengan cara apapun dan tidak sesuai dengan
kenyataan.
Terapi aktivitas kelompok yang dapat dilakukan untuk pasien waham adalah:
a. TAK orientasi realitas
TAK orientasi realitas terdiri dari tiga sesi yaitu:
1. Sesi 1 : Pengenalan orang
2. Sesi 2 : Pengenalan tempat
3. Sesi 3 : Pengenalan waktu
b. TAK sosialisasi
TAK sosialisasi terdiri dari tujuh sesi yaitu:
1. Sesi 1 : Kemampuan memperkenalkan diri
2. Sesi 2 : Kemampuan berkenalan
3. Sesi 3 : Kemampuan bercakap-cakap
4. Sesi 4 : Kemampuan bercakap-cakap topik tertentu
5. Sesi 5 : Kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi
6. Sesi 6 : Kemampuan bekerjasama
7. Sesi 7 : Evaluasi kemampuan sosialisasi
Panduan secara lengkap untuk melaksanakan TAK tersebut diatas dan format
evaluasinya dapat dilihat pada Buku Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas
Kelompok
VII. Pertemuan Kelompok Keluarga
Asuhan keperawatan untuk kelompok keluarga ini dapat diberikan dengan
melaksanakan pertemuan keluarga; dalam bentuk kelompok kecil dan kelompok
besar.
VIII. Evaluasi
a Pasien
1. Dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2. Dapat membuat rencana kegiatan harian
3. Dapat melakukan kegiatan yang direncanakan
b Keluarga
1. Dapat membantu pasien melakukan aktivitas harian
2. Memberikan pujian terhadap kemampuan pasien dalam melakukan
aktivitas
A. Proses pikir
[ ] Sirkumstansial [ ] Tangensial
[ ] Flight of ideas [ ] Blocking
[ ] Kehilangan assosiasi [ ] Pengulangan bicara
B. Isi pikir
[ ] Obsesi [ ] Fobia
[ ] Depersonalisasi [ ] Ide terkait
[ ] Hipokondria [ ] Pikiran magis
C. Jenis Waham
[ ] Agama [ ] Somatic [ ] Kebesaran [ ] Curiga
[ ] Nihilistik [ ] Sisip piker [ ] Siar pikir [ ] Kontrol pikir
I. Deskripsi
Perilaku kekerasan adalah nyata melakukan kekerasan, ditujukan pada diri
sendiri/ orang lain secara verbal maupun non verbal dan pada lingkungan.
b. Tindakan
1. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2. Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab,
tanda dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut)
3. Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera
dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda/orang
lain
4. Latih keluarga merawat pasien dengan perilaku kekerasan
a). Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan
yang telah diajarkan oleh perawat
b). Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien
dapt melakukan kegiatan tersebut secara tepat
c). Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila
pasien menunjukkan gejala-gejala perilaku kekerasan
5. Buat perencanaan pulang bersama keluarga
VIII. Evaluasi
a. Pasien
Mampu menggunakan cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik,
social/verbal, spiritual, terapi psikofarmaka secara teratur sesuai jadual
b. Keluarga :
1. Mampu memotivasi klien dalam melakukan cara mengontrol perilaku
kekerasan
2. Mampu mengidentifikasi perilaku klien yang harus dilaporkan pada
perawat
1. Aniaya fisik [ ][ ] [ ][ ] [ ][ ]
2. Aniaya seksual [ ][ ] [ ][ ] [ ][ ]
3. Penolakan [ ][ ] [ ][ ] [ ][ ]
4. Kekerasan dalam keluarga [ ][ ] [ ][ ] [ ][ ]
5. Tindakan criminal [ ][ ] [ ][ ] [ ][ ]
6. Aktivitas motorik
[ ] Lesu [ ] Tegang [ ] Gelisah [ ] Agitasi
[ ] Tik [ ] Grimasen [ ] Tremor [ ] Kompulsif
I. Deskripsi
Bunuh diri adalah keadaan berisiko untuk menyakiti diri sendiri atau melakukan
tindakan yang dapat mengancam kehidupan.
Apabila ditemukan tanda dan gejala nomor 1, maka dapat ditegakkan diagnosa
keperawatan, sedangkan tanda dan gejala berikutnya berisiko terjadinya masalah
keperawatan
Terapi kelompok yang dapat dilakukan untuk pasien dengan bunuh diri adalah:
a. TAK stimulasi persepsi untuk mengatasi harga diri rendah
1. Sesi 1: Identifikasi hal positif pada diri
2. Sesi 2: Melatih positif pada diri
b. TAK sosialisasi
1. Sesi 1: Kemampuan memperkenalkan diri
2. Sesi 2: Kemampuan berkenalan
3. Sesi 3: Kemampuan bercakap-cakap
4. Sesi 4: Kemampuan bercakap-cakap topik tertentu
5. Sesi 5: Kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi
6. Sesi 6: Kemampuan bekerjasama
7. Sesi 7: Evaluasi kemampuan sosialisasi
VIII. Evaluasi
a. Pasien
1. Menunjukkan rasa percaya
2. Mengungkapkan perasaan yang membebani
3. Memperlihatkan koping yang efektif
b. Keluarga
d. Melindungi keamanan pasien
e. Memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan harian
f. Membantu pasien mengekspresikan perasaannya
g. Memuji keberhasilan pasien
h. Melibatkan pasien dalam pergaulan/kegiatan dilingkungan
IX. Dokumentasi proses keperawatan
d. Alam perasaan
[ ] Sedih [ ] Putus asa
[ ] Ketakutan [ ] Gembira berlebihan
Jelaskan :………………………………….
Masalah keperawatan :…………………….
e. Afek
[ ] Datar
[ ] Tumpul
[ ] Labil
[ ] Tidak sesuai
Jelaskan :…………………………………..
Masalah keperawatan :……………………
f. Mekanisme koping
[ ] Minum alkohol
[ ] Reaksi lambat
[ ] Bekerja berlebihan
[ ] Menghindar
[ ] Mencederai diri
[ ] Lainnya ...............
Jelaskan :…………………………………….
Masalah keperawatan :……………………....
I. Deskripsi
Penggunaan NAPZA adalah perilaku individu yang berulang-ulang
menggunakan NAPZA, dan apabila dikurangi/dihentikan akan timbul gejala
putus zat dan keinginan yang sangat kuat untuk menggunakan NAPZA kembali.
NAPZA singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya.
a. Tujuan
b. Pasien mengatasi gejala putus zat (NAPZA)
c. Pasien mengenali dampak penggunaan NAPZA
d. Pasien meningkatkan motivasi berhenti menggunakan NAPZA
e. Pasien mengontrol keinginan menggunakan NAPZA
f. Pasien meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah
g. Pasien mengubah gaya hidup
b. Tindakan
1. Diskusikan dampak NAPZA bagi kehidupan pasien
a). Kehidupan sebelum menggunakan NAPZA
b). Dampak bagi kesehatan, kehidupan sosial/pendidikan/pekerjaan,
secara ekonomi dan hukum
c). Harapan pasien untuk kehidupan sekarang dan masa yang akan
datang setelah tahu dampaknya
2. Diskusikan cara meningkatkan motivasi berhenti
a). Hal-hal positif yang masih dipunyai pasien
b). Latih pasien untuk mensyukuri keadaannya tersebut
(1). Sebutkan lebih sering hal-hal yang membuat Anda merasa lebih
baik (latihan afirmasi)
(2). Sebutkan berulang-ulang keinginan untuk berhenti (latihan
afirmasi)
a. Tujuan
1.Keluarga mengenal masalah
2.Keluarga meningkatkan motivasi pasien untuk berhenti
3.Keluarga menjelaskan cara merawat pasien NAPZA
4.Keluarga mengidentifikasi kondisi pasien yang perlu di rujuk
b. Tindakan
VII. Dokumentasi
5. Motivasi berhenti
[ ] ada, jelaskan, ………………………………………….
[ ] tidak ada, ……………………………………………..