Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah
PPENGELOLAAN SAMPAH
Disusun Oleh
Kelompok 2
Ananda Savira Rahmat P2.31.33.1.15.004
M. Ilham Nur Hidayat P2.31.33.1.15.024
Mida Dwi Nurlina P2.31.33.1.15.027
Raissa Nabila Putri Endika P2.31.33.1.15.034
2
A. Pengertian Pengelolaan Sampah
Pengelolaan samppah adalah tindakan-tindakan yang dilakukan terhadap sampah
padat, dimulai tahap pengumpulan di tempat sumber, pengangkutan, penyimpanan,
pengolahan, pendahuluan serta tahap pengolahan akhir yang berarti pembuangan atau
pemusnahan sampah (Kusno Putranto, 2000).
3
1. Phase Storage (Tahap Pewadahan)
Proses pengelolaan sampah, dimulai dari sampah yang dihasilkan diletakan
pada tempat pewadahan sampah. Pewadahan sampah merupakan cara penampungan
sampah sementara di sumbernya baik individual maupun komunal. Tempat
pewadahan sampah harus memenuhi persyaratan yang berlaku (bebas vektor, kuat,
kedap air).
Bau akibat pembusukan sampah yang juga menarik datangnya lalat, dapat diatasi.
Air hujan yang berpotensi menambah kadar air di sampah, dapat kendalikan.
Pencampuran sampah yang tidak sejenis, dapat dihindari.
Pada pemukiman, sampah yang dihasilkan tiap anggota keluarga dalam satu
rumah diletakkan dalam suatu wadah. Tempat pewadahan sesuai dengan kemampuan
rumah tangga, bisa berbentuk tong, ember, kantong plastik, dll. Syarat pewadahan
harus terutup dan kedap air. Tempat sampah dapat di tempatkan didalam maupun di
luar rumah.
4
a. Level-1 : wadah sampah yang menampung sampah langsung dari sumbernya.
Pada umumnya wadah sampah pertama ini diletakkan di tempat-tempat yang
terlihat dan mudah dicapai oleh pemakai, misalnya diletakkan di dapur, di ruang
kerja, dsb. Biasanya wadah sampah jenis ini adalah tidak statis, tetapi mudah
diangkat dan dibawa ke wadah sampah level-2.
b. Level-2 : bersifat sebagai pengumpul sementara, merupakan wadah yang
menampung sampah dari wadah level-1 maupun langsung dari sumbernya. Wadah
sampah level-2 ini diletakkan di luar kantor, sekolah, rumah, atau tepi jalan atau
dalam ruang yang disediakan, seperti dalam apartemen bertingkat . Melihat
perannya yang berfungsi sebagai titik temu antara sumber sampah dan sistem
pengumpul, maka guna kemudahan dalam pemindahannya, wadah sampah ini
seharusnya tidak bersifat permanen, seperti yang diarahkan dalam SNI tentang
pengelolaan sampah di Indonesia. Namun pada kenyataannya di permukiman
permanent, akan dijumpai wadah sampah dalam bentuk bak sampah permanen di
depan rumah, yang menambah waktu operasi untuk pengosongannya.
c. Level-3 : merupakan wadah sentral, biasanya bervolume besar yang akan
menampung sampah dari wadah level-2, bila sistem memang membutuhkan.
Wadah sampah ini sebaiknya terbuat dari konstruksi khusus dan ditempatkan
sesuai dengan sistem pengangkutan sampahnya. Mengingat bahaya-bahaya yang
dapat ditimbulkan oleh sampah tersebut, maka wadah sampah yang digunakan
sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut : kuat dan tahan terhadap korosi,
kedap air, tidak mengeluarkan bau, tidak dapat dimasuki serangga dan binatang,
serta kapasitasnya sesuai dengan sampah yang akan ditampung.
a. Sampah organik, seperti daun sisa, sayuran, kulit buah lunak, sisa makanan,
dengan wadah warna gelap seperti hijau,
b. Sampah anorganik seperti gelas, plastik, logam, dan lain-lainnya, dengan wadah
warna terang seperti kuning
5
c. Sampah bahan berbahaya beracun dari rumah tangga dengan warna merah, dan
dianjurkan diberi lambang (label) khusus
6
a. Secara Langsung (door to door): Pada sistem ini proses pengumpulan dan
pengangkutan sampah dilakukan bersamaan. Sampah dari tiap-tiap sumber akan
diambil, dikumpulkan dan langsung diangkut ke tempat pemerosesan, atau ke
tempat pembuangan akhir.
b. Secara Tidak Langsung (Communal): Pada sistem ini, sebelum diangkut ke
tempat pemerosesan, atau ke tempat pembuangan akhir, sampah dari masing-
masing sumber akan dikumpulkan dahulu oleh sarana pengumpul seperti dalam
gerobak tangan (hand cart) dan diangkut ke TPS. Dengan adanya TPS ini maka
proses pengumpulan sampah secara tidak langsung. Dalam hal ini, TPS dapat pula
berfungsi sebagai lokasi pemerosesan skala kawasan guna mengurangi jumlah
sampah yang harus diangkut ke pemerosesan akhir.
Kegiatan ini dilakukan atas 2 langkah yaitu : pemindahan dari alat angkut
yang lebih kecil ke alat angkut yang lebih besar dan pada jarak yang jauh ketempat
pembuangan akhir. Setelah sampah berada pada TPS sampah tersebut diangkut oleh
petugas kebersihan untuk di musnahkan di TPS. Ada beberapa kota (kota besar) yang
7
memiliki transfer station atau tempat peralihan sementara. Transfer station merupakan
tempat sementara sampah diletakan sebelum dimusnahkan di TPA tetapi pada tempat
ini diberikan perlakuan seperti pemilahan kembali sampah-sampah yang dapat
digunakan kembali atau sampah di kompres atau di padatkan untuk mengurangi kadar
air.
8
Pertanyaan
1. Syarat pewadahan sampah adalah… (kecuali)
a. Bersih
b. bebas vektor
c. kuat
d. kedap air
2. Berikut adalah tahap pengelolaan sampah, kecuali
a. Pewadahan
b. Pengumbulan
c. Pengambilan
d. Pemindahan
3. Pengelolaan sampah terdapat pada Undang-undang…
a. No. 81 Tahun 2009
b. No. 18 Tahun 2009
c. No. 18 Tahun 2008
d. No. 81 Tahun 2008
9
DAFTAR PUSTAKA
Soemirat, Juli. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Puspawati, Catur, dkk. 2012. Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Sampah Padat (A).
Jakarta: Politeknik Kesehatan Kementrian Jakarta II.
Enri Damanhuri- Tri Padmi: Program Studi Teknik Lingkungan FTSL ITB
10