Anda di halaman 1dari 10

Mata Kuliah Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Sampah Padat-A

PPENGELOLAAN SAMPAH

Disusun Oleh
Kelompok 2
Ananda Savira Rahmat P2.31.33.1.15.004
M. Ilham Nur Hidayat P2.31.33.1.15.024
Mida Dwi Nurlina P2.31.33.1.15.027
Raissa Nabila Putri Endika P2.31.33.1.15.034

2-DIV Kesehatan Lingkungan

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II


Jln. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120
Telp. (021) 7395331, 7397643. Fax (021) 7397769
2016
DAFTAR ISI

A. Pengertian Pengelolaan Sampah....................................................................................................3


B. Tahapan pengelolaan sampah........................................................................................................3
1. Phase Storage (Tahap Pewadahan)............................................................................................4
2. Phase Collection (Tahap Pengumpulan)....................................................................................6
3. Transport & Transfer.................................................................................................................7
4. Phase disposal (Pemusnahan Sampah).......................................................................................8
Pertanyaan.............................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................10

2
A. Pengertian Pengelolaan Sampah
Pengelolaan samppah adalah tindakan-tindakan yang dilakukan terhadap sampah
padat, dimulai tahap pengumpulan di tempat sumber, pengangkutan, penyimpanan,
pengolahan, pendahuluan serta tahap pengolahan akhir yang berarti pembuangan atau
pemusnahan sampah (Kusno Putranto, 2000).

Menurut Soemirat, 2005 Pengolaan sampah perlu didasarkan atas berbagai


pertimbangan yaitu untuk mencegah terjadinya penyakit, konservasi sumberdaya alam,
mencegah gangguan estetika, memberi insentif untuk daur ulang atau pemanfaatan dan
bahwa kualitas dan kuantitas sampah meningkat.

Menurut UU RI No. 18 tahun 2008 Pengolaan sampah adalah kegiatan yang


sistematis, menyuluruh, yang berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah.

Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan


berkualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Pengelolaan
sampah rumah tangga terdiri atas pengurangan sampah dan penanganan sampah.

B. Tahapan pengelolaan sampah

Tahapan pengelolaan sampah :

3
1. Phase Storage (Tahap Pewadahan)
Proses pengelolaan sampah, dimulai dari sampah yang dihasilkan diletakan
pada tempat pewadahan sampah. Pewadahan sampah merupakan cara penampungan
sampah sementara di sumbernya baik individual maupun komunal. Tempat
pewadahan sampah harus memenuhi persyaratan yang berlaku (bebas vektor, kuat,
kedap air).

Wadah sampah individual umumnya ditempatkan di muka rumah atau


bangunan lainnya. Sedangkan wadah sampah komunal ditempatkan di tempat terbuka
yang mudah diakses. Sampah diwadahi sehingga memudahkan dalam
pengangkutannya. Idealnya jenis wadah disesuaikan dengan jenis sampah yang akan
dikelola agar memudahkan dalam penanganan berikutnya, khususnya dalam upaya
daur-ulang.

Di samping itu, dengan adanya wadah yang baik, maka:

 Bau akibat pembusukan sampah yang juga menarik datangnya lalat, dapat diatasi.
 Air hujan yang berpotensi menambah kadar air di sampah, dapat kendalikan.
 Pencampuran sampah yang tidak sejenis, dapat dihindari.

Pada tahap ini sebaiknya telah dilakukan pemilahan berdasarkan jenis


sampahnya. Proses yang dilakukan pada tahap ini, sesuai dengan sumber sampahnya :
sampah permukiman, sampah perkantoran, sampah tempat-tempat umum.

Pada pemukiman, sampah yang dihasilkan tiap anggota keluarga dalam satu
rumah diletakkan dalam suatu wadah. Tempat pewadahan sesuai dengan kemampuan
rumah tangga, bisa berbentuk tong, ember, kantong plastik, dll. Syarat pewadahan
harus terutup dan kedap air. Tempat sampah dapat di tempatkan didalam maupun di
luar rumah.

Pada perkantoran, sampah yang di hasilkan di setiap ruangan di letakkan oleh


penghuni ruangan kedalam suatu wadah. Tempat pewadahan harus terpisah/dilakukan
pemilahan berdasarkan jenisnya. Biasanya tempat pewadahan diletakkan di dalam
ruangan. Tempat pewadahan ditiap-tiap ruangan disesuaikan dengan jenis sampah
yang di hasilkan.

Berdasarkan letak dan kebutuhan dalam sistem penanganan sampah, maka


pewadahan sampah dapat dibagi menjadi beberapa tingkat (level), yaitu:

4
a. Level-1 : wadah sampah yang menampung sampah langsung dari sumbernya.
Pada umumnya wadah sampah pertama ini diletakkan di tempat-tempat yang
terlihat dan mudah dicapai oleh pemakai, misalnya diletakkan di dapur, di ruang
kerja, dsb. Biasanya wadah sampah jenis ini adalah tidak statis, tetapi mudah
diangkat dan dibawa ke wadah sampah level-2.
b. Level-2 : bersifat sebagai pengumpul sementara, merupakan wadah yang
menampung sampah dari wadah level-1 maupun langsung dari sumbernya. Wadah
sampah level-2 ini diletakkan di luar kantor, sekolah, rumah, atau tepi jalan atau
dalam ruang yang disediakan, seperti dalam apartemen bertingkat . Melihat
perannya yang berfungsi sebagai titik temu antara sumber sampah dan sistem
pengumpul, maka guna kemudahan dalam pemindahannya, wadah sampah ini
seharusnya tidak bersifat permanen, seperti yang diarahkan dalam SNI tentang
pengelolaan sampah di Indonesia. Namun pada kenyataannya di permukiman
permanent, akan dijumpai wadah sampah dalam bentuk bak sampah permanen di
depan rumah, yang menambah waktu operasi untuk pengosongannya.
c. Level-3 : merupakan wadah sentral, biasanya bervolume besar yang akan
menampung sampah dari wadah level-2, bila sistem memang membutuhkan.
Wadah sampah ini sebaiknya terbuat dari konstruksi khusus dan ditempatkan
sesuai dengan sistem pengangkutan sampahnya. Mengingat bahaya-bahaya yang
dapat ditimbulkan oleh sampah tersebut, maka wadah sampah yang digunakan
sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut : kuat dan tahan terhadap korosi,
kedap air, tidak mengeluarkan bau, tidak dapat dimasuki serangga dan binatang,
serta kapasitasnya sesuai dengan sampah yang akan ditampung.

Wadah sampah hendaknya mendorong terjadinya upaya daur-ulang, yaitu


disesuaikan dengan jenis sampah yang telah terpilah. Di negara maju adalah hal yang
umum dijumpai wadah sampah yang terdiri dari dari beragam jenis sesuai jenis
sampahnya. Namun di Indonesia, yang sampai saat ini masih belum berhasil
menerapkan konsep pemilahan, maka paling tidak hendaknya wadah tersebut
menampung secara terpisah, misalnya:

a. Sampah organik, seperti daun sisa, sayuran, kulit buah lunak, sisa makanan,
dengan wadah warna gelap seperti hijau,
b. Sampah anorganik seperti gelas, plastik, logam, dan lain-lainnya, dengan wadah
warna terang seperti kuning

5
c. Sampah bahan berbahaya beracun dari rumah tangga dengan warna merah, dan
dianjurkan diberi lambang (label) khusus

2. Phase Collection (Tahap Pengumpulan)


Pengumpulan sampah adalah proses penanganan sampah dengan cara
pengumpulan dari masingmasing sumber sampah untuk diangkut ke (1) tempat
pembuangan sementara atau ke (2) pengolahan sampah skala kawasan, atau (3)
langsung ke tempat pembuangan atau pemerosesan akhir tanpa melalui proses
pemindahan.

Mengumpulkan dan menempatkan sampah ketempat pengumpulan sehingga


mudah di angkut ketempat pengolahan atau langsung diolah. Pengumpulan sampah
dimulai di tempat sumber dimana sampah dihasilkan. Dari sana sampah di angkut
dengan alat angkut berupa gerobak, truk/truk pemadat yang selanjutnya akan di
angkut ketempat pemusnahan sampah.

Sebelum sampah di angkut ketempat pemusnahan, dapat pula disediakan


tempat penampungan sementara (TPS) karena kondisi daerah atau kota yang
menyebabkan semakin kompleksnya sistem pengangkutan. Pada TPS ini sampah
dipindahkan ke alat angkut yang lebih besar dan lebih efisien misalnya gerobak
menuju truk.

Sampah yang telah dikumpulkan dari timbulan sampah di angkut dan


ditempatkan pada suatu tempat atau lokasi. Tempat ini bisasanya dinamakan tempat
penampungan sementara (TPS). TPS disesuaikan berdasarkan sumber sampah yang di
hasilkan. Pengumpulan tidak hanya pengumpulan sampah saja, akan tetapi termasuk
juga pengangkutannya setelah sampah dikumpulkan untuk selanjutnya di bawa ke
suatu tempat (transfer station, processing station/Disposal station) sampai alat
pengankut dikosongkan. Di kota kecil TPA tidak terlalu jauh tidak menjadi masalah,
tetapi kota yang memiliki TPA relatif membutuhkan jarak tempuh yang lama,
pengankutan dapat menjadi masalah.

Operasional pengumpulan dan pengangkutan sampah mulai dari sumber


sampah hingga ke lokasi pemerosesan akhir atau ke lokasi pembuangan akhir, dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:

6
a. Secara Langsung (door to door): Pada sistem ini proses pengumpulan dan
pengangkutan sampah dilakukan bersamaan. Sampah dari tiap-tiap sumber akan
diambil, dikumpulkan dan langsung diangkut ke tempat pemerosesan, atau ke
tempat pembuangan akhir.
b. Secara Tidak Langsung (Communal): Pada sistem ini, sebelum diangkut ke
tempat pemerosesan, atau ke tempat pembuangan akhir, sampah dari masing-
masing sumber akan dikumpulkan dahulu oleh sarana pengumpul seperti dalam
gerobak tangan (hand cart) dan diangkut ke TPS. Dengan adanya TPS ini maka
proses pengumpulan sampah secara tidak langsung. Dalam hal ini, TPS dapat pula
berfungsi sebagai lokasi pemerosesan skala kawasan guna mengurangi jumlah
sampah yang harus diangkut ke pemerosesan akhir.

Pada pemukiman, sampah yang telah dihasilkan oleh tiap-tiap rumah


dikumpulkan dalam satu lokasi atau TPS. TPS sebaiknya dipisahkan berdasarkan
jenis sampahnya. Untuk permukiman seperti komplek atau perumahan umum
biasanya sampah diambil oleh petugas untuk diletakkan di TPS. Di permukiman TPS
biasanya ada di satu lokasi RT/RW. Untuk rusun atau apartemen biasanya penghuni
sendiri yang meletakan sampahnya di TPS.

3. Transport & Transfer


Pemindahan sampah merupakan tahapan untuk memindahkan sampah hasil
pengumpulan ke dalam alat pengangkut untuk dibawa ke tempat pemerosesan atau ke
pembuangan akhir. Lokasi pemindahan sampah hendaknya memudahkan bagi sarana
pengumpul dan pengangkut sampah untuk masuk dan keluar dari lokasi pemindahan,
dan tidak jauh dari sumber sampah. Pemerosesan sampah atau pemilahan sampah
dapat dilakuykan di lokasi ini, sehingga sarana ini dapat berfungsi sebagai lokasi
pemerosesan tingkat kawasan. Pemindahan sampah dilakukan oleh petugas
kebersihan, yang dapat dilakukan secara manual atau mekanik, atau kombinasi
misalnya pengisian kontainer dilakukan secara manual oleh petugas pengumpul,
sedangkan pengangkutan kontainer ke atas truk dilakukan secara mekanis (load haul).

Kegiatan ini dilakukan atas 2 langkah yaitu : pemindahan dari alat angkut
yang lebih kecil ke alat angkut yang lebih besar dan pada jarak yang jauh ketempat
pembuangan akhir. Setelah sampah berada pada TPS sampah tersebut diangkut oleh
petugas kebersihan untuk di musnahkan di TPS. Ada beberapa kota (kota besar) yang

7
memiliki transfer station atau tempat peralihan sementara. Transfer station merupakan
tempat sementara sampah diletakan sebelum dimusnahkan di TPA tetapi pada tempat
ini diberikan perlakuan seperti pemilahan kembali sampah-sampah yang dapat
digunakan kembali atau sampah di kompres atau di padatkan untuk mengurangi kadar
air.

4. Phase disposal (Pemusnahan Sampah)


Sampah-sampah yang berasal dari TPS-TPS atau dari Transfer station
dikumpulkan dalam satu lokasi yang disebut tempat pembuangan akhir sampah
(TPA). Pada TPA ini kegiatan yang dilakukan adalah pengolahan dan pemusnahan
sampah. Pengolahan dan pemusnahan sampah yang dilakukan di TPA bervariasi
tergantung jenis sampah yang akan di musnahkan.

Pengelolaan TPA adalah tanggung jawab pemerintah daerah, oleh karenanya


setiap daerah harus mempunyai TPA. TPA harus jauh dari pemukiman penduduk dan
mempunyai izin resmi sebagai tempat pemusnahan sampah. Sebelum dilakukan
pemusnahan, biasanya sampah dipilah sesuai jenisnya kemudian dimusnahkan.

Di Indonesia TPA ada yang melibatkan para pemulung untuk memilah


sampah, dimana apabila masih terdapat barang yang mempunyai nilai ekonomis atau
laku jual diambil oleh pemulung. Pemusnahan yang dilakukan di TPA antara lain :
sanitary landfill, incenerasi, dan biogas. Tapi kenyataannya TPA di Indonesia tidak
ada yang menerapkan sistem sanitary landfill dengan tepat.

8
Pertanyaan
1. Syarat pewadahan sampah adalah… (kecuali)
a. Bersih
b. bebas vektor
c. kuat
d. kedap air
2. Berikut adalah tahap pengelolaan sampah, kecuali
a. Pewadahan
b. Pengumbulan
c. Pengambilan
d. Pemindahan
3. Pengelolaan sampah terdapat pada Undang-undang…
a. No. 81 Tahun 2009
b. No. 18 Tahun 2009
c. No. 18 Tahun 2008
d. No. 81 Tahun 2008

9
DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC.

Depkes RI. 1987. Pembuangan Sampah APK-TS. Pusdiknakes.

Undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

Soemirat, Juli. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Puspawati, Catur, dkk. 2012. Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Sampah Padat (A).
Jakarta: Politeknik Kesehatan Kementrian Jakarta II.

Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah TL-3104 (2008)

Enri Damanhuri- Tri Padmi: Program Studi Teknik Lingkungan FTSL ITB

10

Anda mungkin juga menyukai