Anda di halaman 1dari 8

Nama : Ni Luh Tu Widya Adnyani

Nim : 19089016025
Jurusan : S1 FARMASI

KIMIA ORGANIK 1
TOPIK 2

A. Isomer
isomer ialah molekul-molekul dengan rumus kimia yang sama (dan sering dengan jenis ikatan
yang sama), tetapi memiliki susunan atom yang berbeda (dapat diibaratkan sebagai sebuah
anagram).
Keisomeran struktur terjadi akibat perbedaan susunan ikatan antar atom-atom ataupun gugus-
gugus fungsi dalam suatu molekul. Keisomeran struktur dapat dibedakan menjadi:
1.Isomer Kerangka
Senyawa-senyawa yang merupakan isomer kerangka mempunyai rumus molekul dan gugus
fungsi yang sama, namun kerangka (rantai karbon utama) berbeda. Contohnya, butana dengan
rantai utama C4 dan 2-metilpropana dengan rantai utama C3.
2.Isomer Posisi
Senyawa-senyawa yang merupakan isomer posisi mempunyai rumus molekul dan gugus fungsi
yang sama, namun posisi gugus pada kerangka berbeda. Contohnya, 1-butena dengan 2-butena
berbeda posisi ikatan rangkap C=C; dan 1-butanol dengan 2-butanol berbeda posisi gugus
hidroksil (–OH).
3.Isomer Gugus Fungsi
Keisomeran gugus fungsi terdapat pada senyawa-senyawa dengan rumus molekul sama, namun
berbeda gugus fungsi. Beberapa pasangan deret homolog yang berisomer gugus fungsi, yaitu:

alkanol (alkohol) dengan alkoksialkana (eter) – rumus umum: CnH2n+2O


gugus fungsi alkanolContohnya, etanol dengan metoksimetana (dimetil eter).
alkanal (aldehida) dengan alkanon (keton) – rumus umum: CnH2nO
gugus fungsi aldehidaContohnya, propanal dengan propanon.
asam alkanoat (asam karboksilat) dengan alkil alkanoat (ester) – rumus umum: CnH2nO2
gugus fungsi asam karboksilatContohnya, asam propanoat dengan metil etanoat.
Isomer Ruang (Stereoisomerisme)
Keisomeran ruang terjadi akibat perbedaan konfigurasi atau susunan atom-atom dalam ruang.
Keisomeran ruang dapat dibedakan menjadi:
4.Isomer Geometri
Keisomeran geometri terjadi karena keterbatasan rotasi bebas pada suatu ikatan dalam molekul.
Pada ikatan tunggal C–C, atom karbon dapat berotasi bebas terhadap atom karbon lainnya.
Namun, pada ikatan rangkap dua C=C, rotasi atom karbon cenderung terbatas oleh karena
adanya ikatan pi. Oleh karena itu, posisi atom atau gugus atom yang terikat pada kedua atom C
pada ikatan C=C tidak dapat berubah.
Keisomeran geometri umumnya ditemukan pada senyawa-senyawa dengan ikatan C=C di
mana masing-masing atom C mengikat dua atom atau gugus atom yang berbeda. Berdasarkan
posisi atom atau gugus atomnya, isomer-isomer geometri dibedakan menjadi bentuk cis dan
bentuk trans.
Isomer-isomer adalah senyawa-senyawa yang berbeda tapi rumus molekulnya sama. Isomer
structural didefenisikan sebagai senyawa-senyawa dengan rumus molekul yang sama tetapi
dengan urutan penetapan atom-atom yang berbeda.
isomer struktur sering dikelompokan dalam sub-kelompokyakni
(1) Isomer rantai (contoh n-butana dan isobutana)
(2) Isomer posisi (contoh 1-kloropropana dan 2-kloropropana)
(3) Isomer gugus fungsi (contoh etanol dan dimetil eter)

B. Stereoisomer

Stereoisomer adalah, seperti yang disebutkan di atas, mengandung berbagai jenis isomer dalam
dirinya sendiri, masing-masing dengan karakteristik yang berbeda yang lebih lanjut memisahkan
satu sama lain sebagai entitas kimia yang berbeda memiliki sifat yang berbeda. Tipe entaniomer
adalah stereoisomer cermin-gambar, dan akan dijelaskan secara rinci dalam artikel ini. Jenis lain,
diastereomer, memiliki sifat yang berbeda dan akan diperkenalkan setelah itu.
Dua enansiomer dari kompleks tetrahedral

Enansiomer
Jenis stereoisomer yang penting adalah bayangan cermin. Gambar berikut memberikan
contohnya.

Perbedaan Molekul kiral dan akiral 

Dari gambar di atas; (a) Bromoklorofluorometan adalah molekul kiral yang stereocenter (pusat
kiral) ditunjuk dengan tanda bintang. Rotasi gambar cermin  tidak menghasilkan struktur asli.
Untuk menempatkan di gambar cermin, obligasi harus dirusak dan direformasi. (b) Sebaliknya,
diklorofluorometan dan gambar cermin yang bisa diputar sehingga mereka superimposibel (tidak
dapat bertumpukan).

C. Gugus Fungsional dan tatanama


Tatanama organik atau lengkapnya tatanama IUPAC untuk kimia organik adalah suatu cara
sistematik untuk memberi nama senyawa organik yang direkomendasikan oleh International
Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC). Idealnya, setiap senyawa organik harus
memiliki nama yang dari sana dapat digambarkan suatu formula struktural dengan jelas.

Untuk komunikasi umum dan menghindari deskripsi yang panjang, rekomendasi penamaan
resmi IUPAC tidak selalu diikuti dalam praktiknya kecuali jika diperlukan untuk memberikan
definisi ringkas terhadap suatu senyawa atau jika nama IUPAC lebih sederhana (bandingkan
etanol dengan etil alkohol). Jika tidak, maka nama umum atau nama trivial yang biasanya
diturunkan dari sumber senyawa tersebutlah yang digunakan. Golongan Struktur
Tatanama IUPAC Tatanama IUPA untuk rantai siklik
(jika beda dari rantai lurus) Tatanama umum
Gugus alkil R— Alkil - Alkil
Halogen R—X (halogen) Halo'alkana - Alkil halida
Alkohol R—OH Alkanol - Alkil alkohol
Amina R—NH2 Alkamina/Amino Alkana - Alkil amina
Asam karboksilat Carboxylic-acid.svg Asam (Alk + 1)anoat Asam sikloalkanakarbosilat
1. Alkana dan sikloalkana
Alkana (juga disebut dengan parafin) adalah senyawa kimia hidrokarbon jenuh asiklis.
Alkana termasuk senyawa alifatik. Dengan kata lain, alkana adalah sebuah rantai karbon panjang
dengan ikatan-ikatan tunggal. Rumus umum untuk alkana adalah CnH2n+2. Alkana yang paling
sederhana adalah metana dengan rumus CH4. Tidak ada batasan berapa karbon yang dapat
terikat bersama. Beberapa jenis minyak dan wax adalah contoh alkana dengan atom jumlah atom
karbon yang besar, bisa lebih dari 10 atom karbon.
Sikloalkana adalah sebuah tipe alkana yang mempunyai satu atau lebih cincin atom
karbon pada struktur kimia molekulnya. Alkana sendiri merupakan senyawa organik hidrokarbon
yang hanya mempunyai ikatan kimia tunggal pada struktur kimianya. Sikloalkana sendiri hanya
terdiri dari atom karbon (C) dan hidrogen (H) dan merupakan senyawa jenuh karena tak ada
ikatan C-C rangkap untuk bisa ditambahkan hidrogen. Rumus kimia umum untuk sikloalkana
adalah CnH2(n+1-g) di mana n = jumlah atom C dan g = jumlah cincin dalam molekul.
Sikloalkana dengan cincin tunggal dinamai sama sesuai urutan alkana mereka: siklopropana,
siklobutana, siklopentana, sikloheksana.
Setiap atom karbon mempunyai 4 ikatan (baik ikatan C-H atau ikatan C-C), dan setiap
atom hidrogen mesti berikatan dengan atom karbon (ikatan H-C). Sebuah kumpulan dari atom
karbon yang terangkai disebut juga dengan rumus kerangka. Secara umum, jumlah atom karbon
digunakan untuk mengukur berapa besar ukuran alkana tersebut (contohnya: C2-alkana).
2. Alkena dan alkuna
Alkena merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua pada rantai
karbonnya. Rumus umum alkena adalah CnH2n.
Sifat-sifat alkena

o Titik didih alkena mirip dengan alkana, makin bertambah jumlah atom C, harga Mr makin
besar maka titik didihnya makin tinggi.

o Alkena mudah larut dalam pelarut organik tetapi sukar larut dalam air.

o Alkena dapat bereaksi adisi dengan H2 dan halogen (X2 = F2, Cl2, Br2, I2).

Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga pada rantai
karbonnya. Rumus umum alkuna adalah CnH2n – 2.
Sifat-sifat alkuna
A. Titik didih alkuna mirip dengan alkana dan alkena. Semakin bertambah jumlah atom
C harga Mr makin besar maka titik didihnya makin tinggi.
B. Alkuna dapat bereaksi adisi dengan H2, halogen (X2 = F2, Cl2, Br2, I2) dan asam
halida (HX = HF, HCl, HBr, HI).
3. Alkohol
Alkohol adalah kelompok senyawa yang mengandung satu atau lebih gugus fungsi
hidroksil (-OH) pada suatu senyawa alkana. Alkohol dapat dikenali dengan rumus umumnya R-
OH. Alkohol merupakan salah satu zat yang penting dalam kimia organik karena dapat diubah
dari dan ke banyak tipe senyawa lainnya. Reaksi dengan alkohol akan menghasilkan 2 macam
senyawa. Reaksi bisa menghasilkan senyawa yang mengandung ikatan R-O atau dapat juga
menghasilkan senyawa mengandung ikatan O-H.Salah satu senyawa alkohol, etanol (etil alkohol,
atau alkohol sehari-hari), adalah salah satu senyawa yang dapat ditemukan pada minuman
beralkohol. Rumus kimianya CH3CH2OH.
4. Amina
Amina merupakan senyawa organik dan gugus fungsional yang isinya terdiri dari senyawa
nitrogen atom dengan pasangan sendiri. Amino merupakan derivatif amoniak. Biasanya
dipanggil amida dan memiliki berbagai kimia yang berbeda. Yang termasuk amino ialah asam
amino, amino biogenik, trimetilamina, dan anilina.
Jenis-jenis Senyawa Amina
Terdapat tiga jenis amina sesuai dengan jumlah atom H yang dapat digantikan oleh gugus alkil,
yaitu amina primer (R–NH2), amina sekunder (R2–NH), dan amina tersier (R3–N).
Untuk amina primer (R-NH2) yang merupakan gugus fungsi yang namanya diambil dari rantai
alkana yang mendapatkan imbuhan "-amina" (contoh: CH3NH2 Metil amina). Jika dibutuhkan,
maka posisi berikatan juga diberi imbuhan: CH3CH2CH2NH2 1-propanamina,
CH3CHNH2CH3 2
-propanamina. Imbuhan di depan adalah "amino-".
Untuk amina sekunder (rumus umum R-NH-R), rantai karbon terpanjang akan terhubung dengan
atom nitrogen dan menjadi nama utama amina tersebut, rantai yang lainnya dinamai dengan
gugus alkil, lokasi gugus yang berikatan dengan gugus fungsi diberi huruf miring N:
CH3NHCH2CH3 disebut dengan N-methiletanamida.
Untuk amina tersier (R-NR-R) juga dinamai mirip: CH3CH2N(CH3)CH2CH2CH3 disebut N-
etil-N-metilpropanamida. Juga, nama gugus alkil diurutkan sesuai alfabet.
5. Aldehid dan keton
Aldehida dan keton merupakan kelompok senyawa organik yang mengandung gugus
karbonil yang memiliki persamaan dan perbedaan baik dari segi sifat-sifat kimia, fisika dan
kegunaannya
Aldehid adalah suatu senyawa yang mengadung sebuah gugus karbonil yang terikat pada
sebuah atau dua buah atom hidrogen. Aldehid dinamakan menurut nama asam yang mempunyai
jumlah atom C sama pada alkana yang mempunyai jumlah atom sama. Pembuatan aldehid adalah
sebagai berikut : oksidasi alkohol primer, reduksi klorida asam, dari glikol, hidroformilasi
alkana, reaksi stephens, dan untuk pembuatan aldehid aromatik.
Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai gugus karbonilterkat pada tiga
gugus alkil. Keton juga dapat dikatakan senyawa organik yang karbon karbonilnya dihubungkan
dengan dua karbon lainnya. Keton tidak mengadung atom hidrogen yang terikat pada gugus atom
karbonil.
Aldehid mudah teroksidasi sedangkan keton sedikit sulit teroksidasi. Aldehid memiliki
sifat yang lebih reaktif dibandingkan senyawa keton terhadap reaksi adisi nukleofilik. Karena
aldehid dan keton tidak mengandung hidrogen yang terikat pada oksigen maka tidak terjadi
ikatan hidrogen seperti alkohol.
6. Asam karbosliat dan ester
Karboksilat merupakan golongan senyawa karbon yang mempunyai gugus fungsional.
Asam karboksilat seperti aldehid juga tidak mempunyai isomer posisi karena gugus fungsinya di
ujung rantai C. Karena yang dapat berubah hanya struktur alkil
Ester adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui penggantian satu (atau lebih)
atom hidrogen pada gugus karboksil dengan suatu gugus organik (biasa dilambangkan dengan
R'). Asam oksigen adalah suatu asam yang molekulnya memiliki gugus -OH yang hidrogennya
(H)
7. Senyawa bensen
Benzena merupakan salah satu bahan kimia yang banyak digunakan dalam industri kimia,
terutama sebagai prekursor dalam sintesis berbagai bahan kimia lainnya. Benzena tergolong
senyawa hidrokarbon aromatik. Istilah “aromatik” ini diberikan karena pada saat pertama kali
ditemukan banyak senyawa golongan ini yang memiliki aroma yang khas. Namun, kini istilah
“aromatik” dikaitkan dengan struktur dan sifat-sifat khas tertentu, selain dari aromanya.
8. Prioritas tata nama
Gugus fungsi prioritas tertinggi –COOH (asam karboksilat/alkanoat) yang berikatan
dengan cincin benzena menjadi asam benzoat menjadi nama senyawa dasar.
Penomoran dimulai dari C yang mengikat gugus asam karboksilat (–COOH) kemudian
mengarah ke C yang mengikat gugus –OH diteruskan ke C yang mengikat gugus –CN. Secara
prioritas –CN lebih tinggi dibanding OH tetapi secara letak ikatan pada cincin benzena –OH
menempati penomoran lebih rendah.
Gugus -CHO (aldehid/alkanal) menempati prioritas tertinggi.
Prioritas gugus –OH (hidroksi) > –I (iodo), secara alfabet hidroksi berawalan -h- lebih dahulu
dibanding iodo yang berawalan -i-.

Pada penomoran berbelok ke kiri dengan penomoran merah sebagai cabang dari rantai utama.
Sementara I sebagai cabang dari cabang etil (berwarna hijau).
Gugus –CHO (aldehid/alkanal) menempati prioritas tertinggi.
Walau prioritas gugus –OH (hidroksi) > –Cl (kloro/chloro), tetapi secara alfabet kloro/chloro
yang berawalan c lebih dahulu dibanding hidroksi berawalan -h-.

Pada penomoran berbelok ke kanan dengan penomoran merah sebagai cabang dari rantai utama.
Sementara OH sebagai cabang dari cabang etil (berwarna hijau).
D. Reaksi dasar senyawa organik
Pengertiannya adalah berbagai reaksi kimia yang melibatkan senyawa organik.[1][2][3] Dasar
bagi berbagai jenis reaksi kimia organik adalah reaksi adisi, reaksi eliminasi, reaksi substitusi,
reaksi perisiklik, reaksi penataan ulang, reaksi fotokimia dan reaksi redoks.
1. Reaksi adisi
reaksi pemutusan ikatan rangkap. Reaksi adisi antara lain dapat digunakan untuk membedakan
alkena dengan alkuna. Reaksi pengenalan ini dilakukan dengan menambahkan bromin yang
berwarna merah cokelat. Terjadinya reaksi adisi ditandai dengan hilangnya warna merah cokelat
2. Reaksi substitusi
bentuk reaksi kimia, di mana suatu atom dalam senyawa kimia digantikan dengan atom lainnya.
[1][2] Reaksi substitusi adalah salah satu reaksi yang penting dalam kimia organik.
3. Reaksi eliminasi
Salah satu jenis reaksi organik di mana dua substituen dipisahkan dari suatu molekul baik dalam
mekanisme satu atau dua-tahap. Mekanisme satu-tahap dikenal sebagai reaksi E2, dan
mekanisme dua-tahap dikenal sebagai reaksi E1.
4. Penataan ulang
merupakan salah satu jenis reaksi organik di mana rangka karbon suatu molekul ditata ulang dan
menghasilkan sturktur isomernya

Anda mungkin juga menyukai