38 37.7
37 36.68
36
35
34.11
34
33
32
31
1:04 1:06 1:08 1:10
Konsentrasi
Gambar 4.1 Menunjukkan massa biodiesel terhadap perbandingan konsentrasi pada suhu lingkungan
Dari gambar 4.1 dapat ditarik kesimpulan bahwa perolehan massa biodiesel
mengalami kenaikan dengan makin bertambahnnya perbedaan konsentrasi. Dari grafik
didapat bahwa Pada konsentrasi 1:4, 1:6, 1:8, dan 1:10 massa biodiesel yang terbentuk adalah
34,11 36,68 37,7 39,23 gram.
41.68
41.5
41
40.5
40
39.5 39.3
39
38.5
38
37.5
1:04 1:06 1:08 1:10
Konsentrasi
Pada suhu 400C dengan berbagai variasi konsentrasi pada grafik didapat
bahwa Pada konsentrasi 1:4, 1:6, 1:8, dan 1:10 massa biodiesel yang terbentuk adalah 39,3
41,68 41,7 39,23 gram.
Pada Suhu 60C
48 47.27
46.8
42
40.54
40
38
36
1:04 1:06 1:08 1:10
Konsentrasi
Gambar 4.3 Menunjukkan massa biodiesel terhadap perbandingan konsentrasi pada suhu 60 0 C
Pada suhu 600C dapat disimpulkan bahwa perolehan massa biodiesel juga
mengalammi kenaikan seiring dengan kenaikan perbandingan minyak terhadap metanol. Pada
konsentrasi 1:4, 1:6, 1:8, dan 1:10 massa biodiesel yang terbentuk adalah 40,54 44,45 46,8
47,27 gram. Kenaikan massa dari biodiesel ini disebabkan oleh banyak nya etanol yang ikut
bereaksi sehingga menghasilkan fame (Free acid methyl ester) dengan yield yang lebih besar
atau dapat dikatakan akan merubah arah reaksi kesetimbangan ke arah produk. .
47.27
Massa Biodiesel yang terbentuk
50 46.8
44.45
45 41.68 41.9 42.12
39.340.54 37.7 39.23
40 36.68
34.11
35
30
25
20
15
10
5
0
1:04 1:06 1:08 1:10
Konsentrasi
Gambar 4.4 Me nunjukkan massa biodie se l terha dap per bandingan konsentra si pada ka talis ka lsinasi 900 0 C
Massa Biodiesel yang terbentuk
katalis aktivasi H2SO4
35
30.49 29.5130.82 29.77
31.36 30.3 31.6
30 26.88
26.25 24.78
25 23.76
20.89
20
15
10
5
0
1:04 1:06 1:08 1:10
Konsentrasi
Ga mbar 4.5 Menunjukka n ma ssa biodiesel ter hada p perba ndinga n konse ntrasi pa da katalis aktivasi H 2 SO 4
Dari grafik dapat dilihat terkait perolehan massa biodiesel pada berbagai perbedaan
konsentrasi sesuai dengan hasil yang didapat pada katalis terkalsinasi pada 900 0C bahwa
terjadi kenaikan perolehan massa biodiesel.
35 34.11
31.36 31.6 1:4 baru
30.49 30.82
29.51 29.77 30.3 1:4 lama
30
26.88 26.25 1:6 baru
24.78
25 23.76 1:6 lama
20.89 1:8 katalis baru
20 1:8 katalis lama
1:10 baru
15 1:10 lama
10
0
30 C 40 C 60 C
Gambar 4.6 Me nunjukkan massa biodie se l terha dap var ia si suhu pa da katalis lama dan bar u
Dari gambar 4.6 dapat ditarik kesimpulan bahwa baik pembuatan katalis
menggunakan katalis baru ataupun katalis lama keduanya memiliki kecenderungan
menghasilkan massa biodiesel dengan bertambahnya suhu reaksi. Perolehan massa biodiesel
terbesar terdapat pada biodiesel dengan katalis baru pada konsentrasi 1:10 dengan total massa
biodiesel 47,27 gram
Dan perolehan biodiesel terendah pada katalis 1:4 katalis lama dengan massa biodiesel 20,89
gram.
Ga mbar 4.7 Menunjukka n ma ssa biodiesel de nga n katalis aktivasi H 2 SO 4 dan ka ta lis ka lsinasi 900 0 C ter hada p suhu
lingkungan de nga n berba gai konse ntrasi
Dari gambar 4.7 dapat dilihat bahwa massa biodiesel yang di dapat pada katalis baru (
terkalsinasi pada suhu 9000C) memperoleh massa yang lebih banyak daripada dengan
menggunakan katalis lama (teraktivasi H2SO4) dengan perolehan terbesar terdapat pada
biodiesel dengan katalis baru pada perbandingan konsentrasi 1:10 yaitu sebesar 39,23 gram
dan terendah pada biodiesel dengan katalis lama pada perbandingan konsentrasi 1:4 yaitu
sebesar 20,89.
Ga mbar 4.8 Menunjukka n ma ssa biodiesel de nga n katalis aktivasi H 2 SO 4 dan ka ta lis ka lsinasi 900 0 C ter hada p suhu
40 0 C dengan ber baga i konsentra si
Dari gambar 4.8 dapat dilihat bahwa perolehann massa biodiesel dengan katalis bru
menghasilkan jumlah massa yang lebih besar daripada biodiesel dengan katalis yang
teraktivasi dengan H2SO4 .Denga n perolehan massa terbesar memiliki kecenderungan pola
yang sama seperti pada suhu lingkungan yaitu pada katalis baru di konsentrasi 1:10 dengan
massa sebesar 42,12 gram dan perolehan massa tersedikit pada biodiesel dengan katalis lama
pada konsentrasi 1:4 yaitu sebesar 26,25.
Ga mbar 4.9 Menunjukka n ma ssa biodiesel de nga n katalis aktivasi H 2 SO 4 dan ka ta lis ka lsinasi 900 0 C ter hada p suhu
60 0 C dengan ber baga i konsentra si
Pada gambar 4.9 menunjukkan hasil perolehan terhadap biodiesel yang terbesar baik
menggunakan katalis baru ataupun katalis lama karena pada proses reaksi di jalankan pada
suhu optimum yaitu 600C. Perolehan hasil biodiesel terbesar terdapat pada biodiesel yang di
buat pada perbandingan 1:10 dengan menggunakan katalis baru yaitu sebesar 47,27. Dan
yang terendah pada pembuatan biodiesel dengan katalis lama pada konsentrasi 1:4.
Sehingga dapat di tarik kesimpulan bahwa perbedaan aktivasi katalis dapat
memberikan dampak yang cukup signifikan. Perbedaan itu disebabkan katalis baru dapat
mengikat ion Ca dan Mg yang terdapat pada dolomite sehingga proses reaksi transesterifikasi
dapat lebih optimal.
Perolehan hasil uji eksperimen secara berkala yang telah dilakukan berdasarkan
berbagai variabel dapat digunakan untuk menghitung yield dari biodiesel tersebut.
Penentuan yield biodiesel ini dapat dilakukan dengan metode:
20.00
10.00
0.00
30 C 40 C 60 C
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran