YOGYAKARTA
2019
SEBUAH KARYA ILMIAH MASYARAKAT KKN UII – UNIT 241
DESA KARANGBOLONG, KECAMATAN BUAYAN, KABUPATEN KEBUMEN
b. Desain Bambu
No Nama Item Harga
1 Tiang Bambu 3 Meter Membuat Sendiri
2 Kap Lampu Rp. 19.000
3 Lampu 20W Rp. 100.000
Jumlah Total Rp. 119.000
Total Kebutuhan 5 Tiang Rp. 595.000
Lampu
c. Penyerahan Proposal
Tahap terakhir proses pelaksanaan program ialah penyerahan proposal kepada kepala Dusun Gedong.
3. Evaluasi
Setelah program dilakukan, beberapa hal yang dapat dievaluasikan yaitu berupa proposal mengenai
Neonisasi pada Dusun Gedong di terima dengan baik oleh Kepala Dusun Gedong. Dan proposal tersebut
akan disampaikan kepada pihak yang berwenang pada tingkat Desa maupun Kecamatan agar program
tersebut dapat terealisasikan
Sensus Penduduk Dusun Gedong
RT 01 RW 03
JIWA
JUMLAH KK
LAKI-LAKI PEREMPUAN
122 104 63
RT 02 RW 02
JIWA
JUMLAH KK
LAKI-LAKI PEREMPUAN
130 127 61
RT 03 RW 02
JIWA
JUMLAH KK
LAKI-LAKI PEREMPUAN
68 76 35
Disusun Oleh:
MUHAMMAD IRFAANO ABDAN
16410331
NIM : 16410331
Nama Program : Perancangan Peraturan Desa Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
BAB I
DESKRIPSI PROGRAM
Disusun oleh:
M. FARCHAN AMSYARI W.
16323119
NIM : 16323119
2.7. Evaluasi
Setelah program yang dilakukan, beberapa hal yang dapat dievaluasi diantaranya adalah proses brainstorming serta proses editing yang
memakan waktu cukup lama. Demi mendapatkan ide yang maksimal namun dikemas pada suatu kombinasi alur cerita berkesan yang tetap
sesuai pada tujuan awal memang bukanlah suatu hal yang gampang tetapi dengan dukungan dari banyak pihak, problematika seperti ini
kemudian dapat kembali teratasi.
SEBUAH KARYA ILMIAH MASYARAKAT KKN UII – UNIT 241
DESA KARANGBOLONG, KECAMATAN BUAYAN, KABUPATEN KEBUMEN
Disusun Oleh:
ADITYA MAHAVIRA
16523110
NIM : 16523110
DESKRIPSI PROGRAM
PELAKSANAAN PROGRAM
1. PENDAHULUAN
Hampir sebagian besar masyarakat di Desa Karang Bolong memproduksi Gula Merah dan Gula Semut. Masyarakat
memanfaatkan bagian belakang rumahnya untuk dijadikan tempat produksi. Untuk produksi gula semut atau gula kristal, tempat
produksinya harus selalu bersih dan steril, bahkan rambut sehelai pun juga tidak boleh ada, sehingga untuk perawatan tempat produksi
gula semut atau gula kristal sulit. Selain tempat perawatan tempat produksinya yang sulit, proses produksinya pun terbilang sulit karena
harus selalu memastikan bahwa tidak ada kotoran atau pun busa yang masih ada pada saat proses memasak.
Untuk produksi gula merah, proses produksi dan pemeliharaan tempat produksinya tidaklah sesulit gula semut atau gula kristal.
Pada produksi gula merah, tidak ada proses untuk menyaring busa-busa yang muncul ketika proses memasak. Tempat produksi gula
merah pun tidak sebersih dan sesteril produksi gula semut. Masyarakat yang memproduksi gula merah biasanya lebih memanfaatkan
lahan belakang rumahnya untuk dijadikan tempat produksi. Kebanyakan dari lahan tersebut masih berupa tanah biasa dan belum
berkeramik seperti tempat produksi gula semut, bahkan ada beberapa tempat produksi gula merah yang dekat dengan kandang sapi yang
dapat menyebabkan gula merah tersebut terkontaminasi oleh bakteri atau pun kuman di sekitar tempat tersebut.
Bahan baku gula merah dan gula semut atau gula kristal berasal dari nirah kelapa yang diambil setiap pagi hari. Jumlah nirah
kelapa yang dihasilkan tergantung cuaca pada hari sebelumnya. Apabila cuaca pada hari sebelumnya panas terik, maka nirah yang
dihasilkan akan sedikit, dan sebaliknya, jika cuaca pada hari sebelumnya mendung, maka nirah yang dihasilkan akan banyak. Oleh
karena itu, produksi dari gula merah atau pun gula semut juga akan terkena dampak dari ketidakpastian cuaca tersebut.
Warung
Hampir di sepanjang jalan Desa Karang Bolong terdapat banyak warung, baik itu warung makan atau pun warung kelontong. Hal
tersebut dikarenakan jalan utama di Desa Karang Bolong sering dilalui oleh para pengendara mobil, truk, atau pun motor yang ingin
menuju ke Cilacap atau pun tempat wisata. Selain itu, di Desa Karang Bolong sendiri juga terdapat dua objek wisata, yaitu Pantai
Karang Bolong dan Bukit Hud, sehingga banyak wisatawan yang sering datang ketika hari libur tiba. Kemudian hal itu dimanfaatkan
oleh beberapa warga untuk membuka usaha warung tersebut. Tidak hanya untuk wisatawan saja, warung tersebut juga dapat bermanfaat
bagi masyarakat Desa Karang Bolong lainnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Barang yang dijual di warung kelontong lebih banyak bahan sembako seperti beras, telur, mie, minyak goreng, dan lain-lain
untuk membantu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Desa Karang Bolong. Tidak hanya sembako, beberapa warung kelontong
juga menjual sayur-mayur, gas, galon, serta bensin ecer untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat desa sehari-hari dan juga
makanan-makanan ringan lainnya untuk anak kecil ataupun kebutuhan para wisatawan yang datang. Selain warung kelontong, di Desa
Karang Bolong juga terdapat warung makan seperti warung nasi, bakso, mie ayam, atau pun yang lainnya. Tidak hanya menjual
makanan berat saja, terkadang warung makan tersebut juga menjual berbagai macam minuman atau pun es, seperti es buah, es campur,
dan lainnya.
Ibu-ibu merupakan pembeli yang lebih banyak berbelanja di warung kelontong dan warung makan karena mereka lebih
memahami kebutuhan yang mereka inginkan, serta mereka akan membeli lauk-pauk di warung makan ketika mereka tidak memasak di
rumahnya. Pembeli di warung makan juga tidak hanya ibu-ibu saja, tetapi juga ada wisatawan yang terkadang singgah untuk beristirahat
dan mengisi perutnya, serta anak-anak kecil yang suka membeli makanan ringan atau pun gorangan serta es-es lainnya. Terkadang, pada
saat anak kecil membeli jajan di warung makan, mereka suka tidak jujur ketika membayar. Misalkan mereka membeli gorenangan dua,
tetapi ketika membayar mereka hanya bilang membeli gorengan satu, dan hal itu dapat merugikan pemilik usaha. Sedangkan
permasalahan yang ada pada usaha warung kelontong adalah ketika banyak pembeli yang berhutang dan tidak tau kapan waktu untuk
membayarnya. Ketika ditagih, orang-orang yang berhutang tersebut malah menghindar, bahkan tidak lagi berbelanja di warung tersebut,
sehingga pemilik warung dapat mengalami kerugian jika hal tersebut terus menerus terjadi.
2. METODE PELAKSANAAN
Wawancara
Rekap Data
Desain Buku Katalog Ekonomi
Berdasarkan beberapa permasalahan yang sudah dijelaskan sebelumnya, berikut ini adalah perencanaan penyelesaian mengenai masalah-
masalah tersebut:
Warung
Berdasarkan beberapa permasalahan yang sudah dijelaskan sebelumnya, berikut ini adalah perencanaan penyelesaian mengenai masalah-
masalah tersebut:
Pemilik warung agar lebih tegas dalam menjalankan usahanya. Tentunya dengan sistem manajemen yang benar seperti pembukuan dan
analisis dana dan keuntungan yang dihasilkan agar tidak terjadi kerugian.
Pemilihan karyawan khususnya pada sumber daya manusia harus memenuhi minimal kriteria yang ditentukan seperti bisa baca dan
menulis, serta memiliki integritas yang baik.
Ketegasan untuk tidak menerima hutang, karena pada dasarnya jika banyak konsumen yang menghutang kan menumpuk dan akan
menyebabkan kerugian yang akan berdapam pada usaha warung tersebut.
4. KESIMPULAN
Setelah menyusun Perencanaan Penyelesaian Masalah maka diperlukan Rencana Pengembangan Kedepan agar perekonomian di Desa
Karangbolong semakin maju dan berkembang. Berikut Rencana Pengembangan Kedepan :
Rencana pengembangan pada usaha ini khususnya gula merah dan gula semut untuk lebih dilakukan standarisasi yang lebih baik bisa
di lakukan melalui lembaga atau dinas terkait yaitu seperti dinas kesehatan untuk kandungan dalam produk itu, penentuan halal dan
haram produk, dan juga dapat mendapat IPRT di dinas perdagangan daerah setempat. Jika akan di masukkan ke dalam swalayan atau
supermarket bisa di lakukan penambahan barcode kode di dinas Koprasi dan UMKM. Sehingga produk yang dihasilkan akan lebih
terpercaya dan berkualitas karena sudah terdaftar dan memenuhi standar kualitas.
Untuk gula semut karena produk di lakukan dengan proses yang lama maka ketelitian dan peraturan yang sudah ditetapkan oleh PT
yang bekerjasama untuk selalu di patuhi untuk mendapat kualitas yang lebih baik pula.
Rencana pengembangan ke depan untuk warung mungkin akan di lakukan kerjasama yang lebih baik lagi untuk rantai pasokannya.
Karena komunikasi yang baik akan mempermudah rantai pasokan berjalan yang mulai supplier , manufactur, distributor, retail, dan
konsumen. Selain itu melakukan pembukuan untuk pengeluaran dan pemasukan dana agar tidak terjadi kerugian dan melakukan
peminimalan untuk hal utang piutang.
5. REFERENSI
Wawancara Warga Desa Karangbolong.
Dokumentasi Kegiatan.
Buku DAFTAR ISIAN PROFIL, POTENSI DAN TINGKAT PERKEMBANGAN DESA DDK (DATA DASAR KELUARGA)
SEMESTER II DESA KARANGBOLONG KECAMATAN BUAYAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2019.
SEBUAH KARYA ILMIAH MASYARAKAT KKN UII – UNIT 241
DESA KARANGBOLONG, KECAMATAN BUAYAN, KABUPATEN KEBUMEN
Disusun Oleh:
ARDITA IRWAN SETIANTO
15513176
NIM : 15513176
Nama Program : Perencanaan Masjid di Atas Laut Bagian Perpipaan di Pantai Karangbolong
BAB I
DESKRIPSI PROGRAM
2.8. Evaluasi
Setelah program kerja yang dilakukan, beberapa hal yang dapat dievaluasi diantaranya adalah mengganti beberapa ornamen/hiasan masjid
untuk meminimalisasi anggaran. Selain itu, panjang jembatan yang menghubungkan masjid dan spot foto juga perlu dikurangi untuk
mengurangi anggaran (RAB) perencanaan masjid.
SEBUAH KARYA ILMIAH MASYARAKAT KKN UII – UNIT 241
DESA KARANGBOLONG, KECAMATAN BUAYAN, KABUPATEN KEBUMEN
INOVASI KELAPA MENJADI KERIPIK KELAPA SEBAGAI MAKANAN RINGAN DESA KARANAGBOLONG
Disusun Oleh:
Nailah Adiebah
16311232
b. Menggunakan pisau serut kulit buah untuk menyerut daging kelapa setelah itu cuci bersih dan keringkan.
c. Campur semua bahan-bahan seperti tepung, garam, gula, santan kara, penyedap rasa, dan secara perlahan masukan air hingga
konsistensi tepung tidak terlalu kental dan tidak encer.
d. Masukan kelapa dalam adonan kemudian aduk hingga kelapa terbalut dengan adonan tepung.
e. Panaskan minyak dengan api kecil, setelah itu goreng kelapa yang sudah dilumuri tepung satu persatu setelah itu tiriskan.
HPP
Harga Dasar
a. Kelapa = Rp 3.500,00
b. Telur ¼ kg = Rp 6.000,00
f. Kara = Rp 3.000,00
Profit 45 % = Rp 2.017,65
2.11. Evaluasi
Setelah program dilakukan, beberapa hal yang dapat dievaluasi diantaranya adalah penirisan kelapa setelah dicuci, jika terlalu kering rasa
kelapa akan sedikit pudar namun ketika tidak kering akan menyebbakan keripik kelapa tidak renyah. Cara penggorengann diperlukan waktu
yang lama karena menggorengnya satu per satu dan menggunakan api yang kecil agar tidak gosong. Kurangnya pemahaman masyarakat
dalam pemasaran secara online.
2.12. Referensi
Subagio, A. 2010. Potensi Daging Buah Kelapa sebagai Bahan Baku Pangan Bernilai. Jurnal Pangan
Barlina, R. Potensi Kelapa Sebagai Sumber Gizi Alternatif untuk Mengatasi Rawan Pangan. Buletin Palma.
SEBUAH KARYA ILMIAH MASYARAKAT KKN UII – UNIT 241
DESA KARANGBOLONG, KECAMATAN BUAYAN, KABUPATEN KEBUMEN
Disusun Oleh:
Siti Marhamah
16421185
NIM : 16421185
BAB I
DESKRIPSI PROGRAM
Anak-anak di Dusun Gedong memiliki antusias yang sangat tinggi terhadap kegiatan belajar mengajar di TPQ. Kegiatan belajar
mengajar dibagi menjadi beberapa kelas dengan pengajar yang berlatarbelakang dari pondok pesantren. Dengan latarbelakang para
pengajar TPQ, anak-anak TPQ diajarkan materi-materi yang seharusnya belum dipelajari anak-anak. Kegiatan belajar mengajar
terkesan serius tanpa selingan media pembelajaran yang menarik. Hal tersebut terjadi karena pembelajaran di TPQ tidak memiliki
acuan dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM) yang biasa disebut dengan silabus serta dokumen administrasi TPQ masih
bersifat manual dan belum menarik, sehingga diperlukan manajemen TPQ. Di Masjid Al-Masalik juga terdapat kegiatan mengaji
selepas magrib yang dilaksanakan setiap malam, kecuali kamis malam. Kegiatan mengaji hanya mengalir begitu saja, yakni berupa
kegiatan mengaji Al-Qur’an tanpa ada output lebih. Hal tersebut dikhawatirkan oleh salah satu pengurus masjid yang
menginginkan output lebih dari kegiatan magrib mengaji.
Maka dari itu, saya mengajukan program kerja “manajemen TPQ dan magrib mengaji” dengan tujuan agar TPQ Miftahul Jannah
dan magrib mengaji di Masjid Al-Masalik dapat beroperasional sesuai standar. Program ini hanya saya tujukan kepada pengajar
TPQ serta guru ngaji di Dusun Gedong, karena secara kasat mata anak-anak kecil di dusun tersebut lebih banyak dari pada anak-
anak mudanya sehingga lebih berpotensi untuk diberdayakan dan mereka lebih aktif untuk mencari ilmu dan mengajak kawan-
kawanan sebayanya untuk belajar bersama.
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM
Hal tersebut diatas diketahui setelah dilaksanakannya wawancara yang dilakukan pada siang hari di rumah Ibu Nurotul
yang merupakan salah satu pengajar aktif TPQ Miftahul Jannah.
Gambar 1Foto pengamatan dan koordinasi
2.5.2 Perancangan pembentukan administrasi TPQ Miftahul Jannah dan Magrib Mengaji
Setelah saya melakukan observasi dan koordinasi dengan salah satu pengajar TPQ Miftahul Jannah, saya mencari
beberapa referensi silabus dan disesuaikan dengan realita pembelajaran yang ada di TPQ Miftahul Jannah. Saya juga
mengadakan beberapa administrasi yang berkaitan dengan TPQ sesuai dengan yang diminta pengajar TPQ untuk
diadakan. Dalam penyusunan saya mencoba menggabungkan beberapa metode pembelajaran seperti menggunakan
Yanbu’a serta pelajaran Aqidah, Akhlak, Fiqih.
Gambar 2 Foto Silabus Gambar 3Foto Buku Pembelajaran
(Modul)
Gambar 4 Foto Absensi Santri Kelas 1,2,3 Gambar 5 Foto Kartu Prestasi Hafalan
TPQ & Magrib Mengaji
2.5.3 Penyuluhan Silabus dan Administrasi
Setelah silabus selesai, saya menyampaikan mengenai hal-hal yang wajib diketahui oleh pengajar yang berkaitan dengan
silabus berserta administrasinya. Saya juga meminta persetujuan dari pengajar TPQ yaitu ibu Nurotul atas silabus dan
administrasi lainnya yang telah saya upayakan.
2.5.4 Penerapan Silabus dan Administrasi
Setelah silabus beserta administrasi TPQ selesai, maka saya menerapkan silabus yang telah saya susun pada kegiatan
belajar dan mengajar di TPQ Miftahul Jannah. Penerapan pembelajaran yang menarik diutamakan dengan menyampaikan
materi melalui media lagu. Penerapan dilakukan pada jam belajar. Untuk kegiatan magrib mengaji, kegiatan menghafal
dilakukan setelah kegiatan mengaji Al-Qur’an seperti biasa.
2.5.5 Evaluasi
Tahap terakhir adalah evaluasi kegiatan belajar mengajar dengan mengevaluasi materi yang telah diajarkan sesuai dengan
yang sudah tertera di silabus. Parameternya adalah apakah santri dapat menerima dengan baik materi yang disampaikan
atau tidak. Kegiatan belajar mengajar yang menarik dan tidak membosankan bagi santri juga menjadi parameter evaluasi.
Peningkatan kuantitas hafalan santri juga menjadi parameter atas diadakannya kartu pretasi hafalan.
SEBUAH KARYA ILMIAH MASYARAKAT KKN UII – UNIT 241
DESA KARANGBOLONG, KECAMATAN BUAYAN, KABUPATEN KEBUMEN
Disusun Oleh:
ORCHITA SHAFIRA
16321001
NIM : 16321001
Nama Program : Pembuatan Media Sosial Instagram mengenai Desa Karangbolong dan meliput kegiatan desa.
BAB I
DESKRIPSI PROGRAM
Setelah berdiskusi dengan beberapa tokoh masyarakat, beberapa memberikan keluhannya mengenai berkurangnya wisatawan yang datang
pada destinasi wisata di Desa Karangbolong seperti Pantai Karangbolong dan Bukit Hud. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan
wisatawan asing maupun domestik mengenai keberadaan ‘surga’ yang berada di kota Kebumen ini. Diskusi kami lanjutkan dengan teman-
teman satu prodi dan kami memutuskan untuk mengelola media sosial Instagram sebagai salah satu bentuk ‘promosi digital’ mengenai
keindahan wisata dan budaya yang ada di Karangbolong. Instagram ini kami beri nama @karangbolong.bercerita. Program yang kami
lakukan cukup seru karena kami benar-benar terjun ke masyarakat untuk mengorek informasi yang nantinya kami gabungkan dan kami
jadikan konten untuk tujuan promosi. Dalam proses wawancara, kami tidak merta hanya datang dan bertanya, namun kami juga mengikuti
semua aktivitas yang dilakukan oleh narasumber. Seperti contoh saat Idul Adha, kami ikut dengan warga membantu proses pemotongan
hewan qurban, mengikuti upacara 17 Agustus sebagai salah satu anggota paduan suara, lalu juga mengikuti acara bersih-bersih pantai yang
dilakukan oleh warga Desa Karangbolong.
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM
Disusun Oleh:
Aulia Zahra
16521234
NIM : 16521234
Nama Program : Inovasi Pengolahan Jantung Pisang di Desa Karangbolong Sebagai Sumber Alternatif Minuman Kopi
BAB I
DESKRIPSI PROGRAM
Email: 16521234@students.uii.ac.id
Abstract
Karangbolong is a village located in Buayan district, Kebumen Regency, Central Java province. The village with an area of 279,280ha is the southernmost
village in Buayan Subdistrict which has abundant natural resources, one of which is the large of banana plants planted both in the garden or in the yard of
the residents' houses. Almost all parts of the body of a banana plant can be utilized, but the banana blossom cannot be utilized optimally. Banana blossom
contains nutrients such as protein, fat, carbohydrates, minerals such as calcium, phosphorus, iron, and vitamins such as Vitamin A, Vitamin B, Vitamin C. It
shows that the content contained in banana blossom can be beneficial for health body. Banana blossom are usually only processed into vegetables or thrown
away, so we need a new innovation in processing banana blossom. Banana blossom can be processed into dry solid powder in the form of coffee from the
banana blossom. In the processing of banana blossom powder is dried by the method of drying and roasted to produce coffee powder from the banana
blossom with a water content of less than 10%, so it can be stored for a long period of time.
Key word : Banana Blossom, Powder of Coffie, Karangbolong Village
Abstrak
Desa Karangbolong merupakan desa yang terletak di kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen, provinsi Jawa Tengah. Desa dengan luas 279.280ha ini
merupakan desa paling selatan di Kecamatan Buayan yang memiliki sumber daya alam melimpah, salah satunya adalah banyaknya tanaman pisang yang
ditanam baik di kebun ataupun di pekarangan rumah warga. Hampir seluruh bagian tubuh dari tanaman pisang dapat dimanfaatkan, namun jantung pisang
belum dapat termanfaatkan secara optimal. Jantung pisang memiliki kandungan zat gizi seperti protein,lemak,karbohidrat, mineral-mineral seperti kalsium,
fosfor, besi, maupun vitamin-vitamis seperti Vitamin A, Vitamin B, Vitamin C. Hal tersebut menunjukkan kandungan yang terdapat dalam jantung pisang
dapat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Jantung pisang biasanya hanya diolah menjadi sayur atau dibuang begitu saja, sehingga diperlukan sebuah inovasi
baru dalam pengolahan jantung pisang. Jantung pisang dapat diolah menjadi serbuk padatan kering berupa kopi dari jantung pisang. Dalam
pengolahannya bubuk jantung pisang dikeringkan dengan metode pengeringan dan disangrai agar menghasilkan bubuk kopi dari jantung pisang dengan
kadar air kurang dari 10%, sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Kata Kunci : Jantung Pisang, Serbuk Kopi, Desa Karangbolong
Setelah dibersihkan, memotong bagian lapisan kulit jantung pisang menjadi kecil-kecil kemudian dibersihkan kembali dengan air
mengalir untuk dihilangkan getah
Setelah dibersihkan kemudian di keringkan dibawah sinar matahari selama beberapa menit kemudian di keringkan dengan
menggunakan oven selama kurang lebih 45 menit
Setelah dikeringkan dengan oven, jantung pisang kemudian disangrai selama kurang lebih 45 menit
2.7 Evaluasi
Setelah program yang dilakukan, beberapa hal yang dapat dievaluasi diantaranya adalah proses pengeringan dengan menggunakan
sinar matahari dalam waktu kurang lebih hari akan menghasilkan jantung pisang yang lebih kering dan hasil hasil yang lebih baik jika
dibandingkan dengan menggunakan oven yang hasil pengeringan masih banyak terkandung air. Dalam tahap penghalusan diperlukan waktu
yang cukup lama dan dilakukan secara berulang-ulang agar menghasilkan bubuk kopi yang lebih halus.
DAFTAR PUSTAKA
Anem M.2011.Jantung Pisang
Depkes RI. 2000. Parameter standar Umum Eksteak Tumbuhan Obat. Ditjen POM, Jakarta. Hal : 5, 10, 11, 35
Panji, Rasyid 2012. “Seejuta manfaat jantung pisang “ .
Rusmianto. 2007. “ Penambahan Isolat Protein Kedelai pada pembuatan Dendeng jantung pisang Batu (Musa Bracycarpa Back)” (sripsi).
Bogor: Institusi Pertanian Bogor