Oleh
Alvian Yudhana Prawiranegara (16521150)
Muhammad Ali (16521191)
i
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Nama : Alvian Yudhana Prawiranegara Nama : Muhammad Ali
NIM : 16521150 NIM : 16521191
Menyetujui :
Pembimbing Kerja Praktek
ii
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Mengerahui, Menyetujui,
iii
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan kerja praktek ini dapat terselesaikan.
Penulisan laporan kerja Praktik ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Kimia,
Laporan kerja praktik ini merupakan hasil dari penelitian selama satu bulan
dapat menerapkan ilmu yang didapat di bangku kuliah pada bidang industri yang
akan di jalani setelah lulus kuliah. Serta dapat mencari pengalaman turun langsung
di dunia industri.
praktek ini.
iv
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
2. Kedua Orang Tua kami yang telah memberikan banyak doa, motivasi serta
3. Bapak Dr. Suharno Rusdi. selaku kepala jurusan Teknik Kimia Universitas
Islam Indonesia.
Indonesia.
6. Bapak H.Helvy Hamid dan Bapak Okta Reza Pahlevi selaku Superintendent
III.
8. Bapak Eko Yunianto selaku Asisten Superintendent Unit Utilitas P-III dan
Urea P-III.
10. Bapak Winan di Teknik Proses yang telah membantu kami dalam
11. Para operator panel dan lapangan di unit urea, ammonia, dan utilitas yang
orientasi lapangan.
v
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
12. Bapak Herman,Bapak Heri,Bapak Andi Wijaya dan kelompok sift nya yang
telah banyak membantu dan menghibur kami selama di Panel Urea P-III .
13. Bapak Chans Pratama,Bapak Nova Rian ,Bapak Gustian Aidil Fitri,Bapak
14. Bapak Iryanto dkk yang telah mebantu kami selama di Unit Utilitas P-III.
15. Asha dan Asiyah yang telah menjadi teman diskusi ,teman berbagi
Penulis berharap bantuan kritik dan saran yang membangun karena penulis
praktik ini. Penulis berharap laporan kerja praktik ini berguna untuk
Penulis
vi
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
DAFTAR ISI
vii
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
2.3 Produk............................................................................................................... 67
2.3.1 Produk Utama ......................................................................................... 67
2.3.2 Produk Samping...................................................................................... 68
2.4 Utilitas............................................................................................................... 69
2.4.1 Unit Water Treatment .............................................................................. 69
2.4.2 Unit Demin Water (Air Bebas Mineral).................................................... 70
2.4.3 Unit Cooling Water System (Sistem Air Pendingin) ................................ 70
2.4.4 Unit Plant Air dan Instrument Air (PA/IA) ............................................... 71
2.4.5 Unit Steam System ................................................................................... 71
2.4.6 Electric Power Generation System (EPGS) ............................................... 71
2.5 Pengelolaan Lingkungan di PT. Pupuk Sriwidjaja ............................................ 72
2.5.1 Penanganan Limbah Cair ...................................................................... 72
2.5.2 Penanganan Limbah Padat .................................................................... 74
2.5.3 Penanganan Limbah Gas ....................................................................... 75
BAB III. TUGAS KHUSUS................................................................................ 77
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 102
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 105
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 105
5.2 Saran ..................................................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 106
Lampiran Perhitungan
Lampiran Gambar
viii
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 2.11 Spesifikasi Air Umpan Boiler pada Pabrik Urea ………………… 31
Tabel 2.12 Spesifikasi Nitrogen Yang Digunakan pada Pabrik Urea ……..…..31
ix
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Tabel 3.1 (Data Aktual) Kondisi suhu dan level basin pada cooling tower…82
DAFTAR GAMBAR
x
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
xi
ABSTRAK
3 unit proses, yaitu unit utilitas, unit ammonia, dan unit urea. Bahan baku utama
dalam produksi ammonia adalah gas alam, udara dan air sedangkan bahan baku
untuk produksi pupuk urea adalah ammonia cair dan gas CO2. PT. Pusri
hanya menghasilkan ammonia, unit ini juga menghasilkan gas CO2 yang
dibutuhkan pada pembuatan urea. Secara garis besar proses pemnuatan ammonia
terdiri dari enam tahap, yaitu feed treating, produksi gas sintesa, purifikasi, sintesa
ammonia, pendinginan dan pemurnian, dan PGRU ( Purge Gas Recovery Unit ).
Pupuk urea PT. Pusri diproduksi menggunakan Advanced Process for Cost and
Energy Saving (ACES) yang mudah dioperasikan dengan biaya rendah dan kualitas
tinggi. Secara garis besar proses pembuatan urea dibagi menjadi empat tahap, yaitu
utama yang dihasilkan oleh PT. Pusri Palembang adalah pupuk urea dalam bentuk
butiran (prilled) dan ammonia, sedangkan produk samping adalah ammonia ekses,
1
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
BAB I. PENDAHULUAN
sumber daya manusia yang handal dan berkualitas dalam bidang industri khususnya
bidang teknik kimia. Peningkatan sumber daya manusia dapat dicapai melalui
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berbudi pekerti yang luhur, memiliki
2
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
mencapai hasil yang optimal dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dibutuhkan kerja sama dan jalur komunikasi yang baik antara berbagai pihak, mulai
process engineer, peneliti dan pendidik, Program Studi Teknik Kimia Universitas
lapangan tentang operasi dari suatu proses produksi, serta dapat meningkatkan
keterampilan.
Sumatera Selatan adalah PT. Pupuk Sriwidjaja. Perusahaan yang didirikan sebagai
Sumatera Selatan, dengan nama PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero). PT. Pupuk
Sriwidjaja merupakan salah satu Perusahaan Pupuk ternama. Perusahaan ini juga
produk – produk berkualitas tinggi dengan hasil yang optimal. PT. Pupuk Sriwidjaja
kapasitas sebagai mahasiswa Program Studi Teknik Kimia kelak karena mahasiswa
akan mendapatkan ilmu dan pengalaman yang luar biasa ketika melakukan Kerja
Praktek di PT. Pupuk Sriwidjaja. Oleh karena itu penulis melakukan kerja praktek
3
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
1.2. Tujuan
2. Untuk memperoleh gambaran secara nyata tentang penerapan dari ilmu atau
3. Untuk mengenal secara umum kondisi pabrik baik sejarah, layout maupun
4
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Indonesia adalah negara agraris yang memiliki sumber alam yang kaya dan
tenaga kerja yang melimpah, sehingga sektor pertanian merupakan prioritas utama
yang mendapat perhatian dari Pemerintah. Di sisi lain laju pertumbuhan penduduk
harus diikuti dengan usaha peningkatan produksi melalui upaya intensifikasi dan
tahun enam puluhan, dengan tingkat inflasi yang tinggi terutama disebabkan
rendahnya suplai bahan pangan di dalam negeri dan terbatasnya sumber dana untuk
Sebagai negara penghasil minyak dan gas bumi, maka masalah penyediaan
bahan baku bagi keperluan pabrik urea sudah terpecahkan dengan sendirinya
bahkan tersedia dalam jumlah yang cukup besar. Berjuta-juta cubic feet gas alam
dapat disalurkan ke dalam pabrik urea yang berasal dari berbagai lapangan minyak
yang terdapat di Sumatera Selatan, seperti Pendopo dan Prabumulih, Semuanya itu
waktu yang lama. Kedengarannya amat sederhana bahwa pupuk Urea terbuat dari
gas alam, air dan udara. Udara tersedia tidak terbatas sedang gas alam terdapat
yang berat untuk dapat memproduksi sendiri pupuk buatan bagi kepentingan
5
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Notaris Eliza Pondang nomor 177 tanggal 24 Desember 1959 dan diumumkan
dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia nomor 46 tanggal 7 Juni 1960.
Pada saat itu, yang menjadi Presiden Direktur PT Pupuk Sriwidjaja adalah Ir.
dikembalikan lagi status hukumnya menjadi Perseroan Terbatas. Pada tahun 1997,
Iskandar Muda serta satu BUMN yang bergerak pada bidang engineering,
Pada tahun 1998, anak perusahaan PUSRI bertambah satu BUMN lagi,
yaitu PT Mega Eltra yang bergerak di bidang perdagangan. Pada tahun 2010
6
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
dan kewajiban yang ada pada PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) kepada PT Pupuk
Sejak tanggal 18 April 2012, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
nama induk perusahaan pupuk yang baru, menggantikan nama PT Pupuk Sriwidjaja
dan urea dengan mengurangi konsumsi energi yang dibutuhkan. Keberadaan empat
pabrik yang dimiliki saat ini telah menjadikan PT Pupuk Sriwidjaja sebagai
sebesar 180 ton amoniak per hari dan 300 ton urea per hari. Produksi pertama yang
dilakukan pada PUSRI-I pada tanggal 16 Oktober 1963. Pada tahun 1965,
Perusahaan Toyo Engineering Corp yang berasal dari Jepang. Rencana tersebut
7
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
diadakannya studi kelayakan bersama John Van Der Volk & associate dari Amerika
Serikat. Tahun 1972, didirikan pabrik PUSRI-II dengan kapasitas terpasang 660 ton
amoniak/hari dan 1150 ton urea/hari, dan pembangunannya selesai pada tahun 1974
dikerjakan oleh kontraktor M.W Kellog Overseas Corp dari Jepang. Pada tahun
ton urea per tahun. Seiring dengan kebutuhan pupuk yang meningkat pada waktu
Pabrik PUSRI-III didirikan pada 21 mei 1976 oleh Kellog Overseas Corp.
dan Toyo Engineering Corp dengan kapasitas terpasang 1000 ton amoniak perhari
dengan menggunakan proses Kellog dan 1725 ton urea/hari atau 330.000 ton
amoniak pertahun dan 570.000 ton urea pertahun dengan proses Mitsui Toatsu Total
terpasang dan proses yang ada pada PUSRI-IV sama dengan PUSRI-III.
efisien lagi. Pada tahun 1990 didirikan pabrik PUSRI-IB yang digunakan sebagai
pertahun dengan menggunakan proses Kellog dan 570.000 ton urea pertahun
menggunakan proses Advanced Process for Cost and Energy Saving (ACES) dari
PT Pupuk Sriwidjaja membutuhkan suatu proyek baru. Pada tahun 1992 PT Pupuk
8
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
produksi pada pabrik dilakukan dengan adanya proyek tersebut. Hal ini terjadi
9
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
KBR Purifier
Technology
• Visi
• Misi
Nama sriwidjaja diabadikan pada perusahaan yang baru tumbuh ini, untuk
Nusantara ini ke puncak kegemilangan pada sekitar abad ke tujuh yang silam.
10
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
11
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
cita itu
12
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
13
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
terdiri dari Direktur Utama yang membawahi empat orang direktur, yaitu:
1. Direktur Produksi
2. Direktur Komersil
1. Direksi
2. General Manager
3. Manager
4. Superintendent
5. Asisten Superintendent
6. Foreman senior
7. Foreman
8. Karyawan
14
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
6. Kepala PU&A
Departemen Operasi PUSRI IB, PUSRI IIB, PUSRI III dan PUSRI IV
pabrik dipimpin oleh seorang Plant Manager yang membawahi 3 bagian operasi
yang tiap – tiap bagian itu dikepalai oleh seorang Superintendent. Bagian itu antara
lain:
1. Bagian Utilitas
2. Bagian Ammonia
3. Bagian Urea
Untuk promosi kejenjang yang lebih tinggi maupun untuk kenaikan tingkat
golongan, maka setiap tahun diadakan penilaian karyawan yang meliputi loyalitas,
produktivitas kerja. Kenaikan jabatan terjadi apabila ada formasi yang kosong dan
15
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
sistemnya dari bawah keatas, sedangkan untuk mutasi jabatan dilakukan pada posisi
yang hampir sejajar. Jam kerja normal bagi karyawan non shift adalah :
1. Senin – Kamis : Pukul 07.30 - 12.00 WIB dan Pukul 13.00 - 16.30 WIB
2. Jumat : Pukul 07.30 - 11.30 WIB dan Pukul 13.00 - 17.00 WIB
1. Divisi operasi
3. Divisi pemeliharaan
oleh 5 orang direksi. Dalam kegiatan operasionalnya, direksi dibantu oleh staf dan
kepala departemen. Direksi ini bertanggung jawab kepada dewan komisaris, dan
16
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
menentukan kebijaksanaan umum atas kegiatan dan pekerjaan yang dilakukan oleh
1. Departemen Pertanian
1. Kompartemen Pemeliharaan
2. Kompartemen Operasi
(PPKKL)
• Departemen Laboratorium
• Departemen K3LH
17
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
ada dalam pabrik yang ditanganinya. Lebih rinci lagi, Bagian Teknik Proses
produksi.
sejenis.
18
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
b. Departemen Laboratorium
Dinas ini bertugas dalam analisa kontrol serta menentukan dan mengawasi
kualitas produk dan bahan baku. Dinas Laboratorium mempunyai tiga orang Kepala
Bagian, yaitu:
c. Departemen K3LH
• Bagian PK & KK
• Bagian Hiperkes
19
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
• Departemen Perbengkelan
1. Bagian Utilitas
2. Bagian Ammonia
3. Bagian Urea
20
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
1. Foreman Senior
2. Foreman
3. Koordinator Operator
4. Operator Panel
5. Operator Lapangan
produksi amoniak dan urea yang telah ditetapkan secara efisien dan sesuai
pabrik.
21
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
sebagainya.
tahunan.
▪ Membuat history peralatan dan memo to file apabila terjadi trouble pabrik
mendatang.
▪ Stand-by 24 jam untuk call-out bila ada gangguan operasi yang tidak dapat
secara efisien.
22
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
▪ Stand-by 24 jam untuk call-out bila ada gangguan operasi yang tidak dapat
koordinator antara unit pabrik dan penanggung jawab teknis pada pagi,
sore dan malam hari. Pembagian jam kerja terdiri dari 4 shift group, 3
group sedang melakukan shift dan 1 group libur. Setiap group dikepalai
oleh seorang Foreman senior. Adapun pengaturan jam kerja shift ini
adalah:
Pada day shift, Superintenden bertanggung jawab atas operasi pabrik yang
dipimpinnya dan untuk swing shift dan night shift, seorang Foreman senior yang
bertanggung jawab atas pabrik selama shift berlangsung kecuali untuk hal-hal
yang sangat penting, maka hal ini kembali kepada Superintenden masing-masing.
23
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
24
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Bahan baku utama yang diperlukan pada proses pembuatan ammonia terdiri
a. Gas Alam
Penyediaan kebutuhan gas alam PT. Pusri di supplai oleh PT. Pertamina
melalui sistem jaringan pipa dan kompresor. Gas alam ini mengandung kotoran-
dialirkan oleh PT. Pertamina diatur aliran dan tekanannya di Gas Matering Station
(GMS) sesuai dengan kebutuhan. Adapun komponen utama yang dibutuhkan yaitu
25
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
b. Air
Pada pabrik ammonia, air digunakan sebagai air umpan boiler (boiler feed
water) dan air pendingin (cooling water), dimana kebutuhan air tersebut diperoleh
26
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
dari Sungai Musi. Berikut ini merupakan Tabel karakteristik dan komposisi air
Sungai Musi.
c. Udara
reformer, dimana kandungan Nitrogen (N2) dari udara sangat dibutuhkan dalam
27
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Jumlah udara instrumen yang digunakan untuk unit ammonia sebanyak 5,33
Nm3/jam.
a. Hidrogen
Hidrogen digunakan untuk start-up. Gas ini disuplai dari Pusri-II, Pusri-III, dan
b. Katalis
Pada pabrik Pusri, katalis hanya digunakan pada pabrik ammonia karena pabrik
urea tidak memerlukan katalis dalam reaksinya. Jenis katalis yang digunakan pada
28
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Bahan baku yang digunakan pada pembuatan urea, terbagi menjadi dua
Bahan baku utama dalam memproduksi urea adalah ammonia cair (hot
product yang diperoleh dari pabrik Ammonia) dan gas Carbondioksida (CO2) yang
a. Ammonia Cair
No Sifat Nilai
29
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
b. Gas CO2
a. Steam
pompa atau kompresor ,Pemanas di haeter atau reboiler dan juga berfungsi sebagai
media stripping.
30
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
b. Air Demin
c. Air Pendingin
d. Udara Instrumen
Spesifikasi air umpan boiler untuk desuperheater dilihat pada Tabel 2.11.
31
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
f. Nitrogen
g. Listrik
• Motor
32
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
ammonia. Tidak hanya menghasilkan ammonia, unit ini juga menghasilkan CO2
33
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Gas alam (feed gas) memiliki temperatur 21°C dan tekanan kurang lebih
28,8 kg/cm2 dibagi menjadi 2 aliran, yaitu untuk bahan bakar dan produksi
ammonia. Gas alam yang diterima dari Pertamina masih mengandung unsur-unsur
yang tidak diinginkan seperti partikel padat, sulfur anorganik, hidrokarbon fraksi
yang tidak diinginkan didalam gas alam tersebut, maka dilewatkan kedalam
beberapa proses.
34
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
melalui filter separator yang didalamnya terdapat enam filter cartridge yang dapat
diganti dan kawat saringan (Wire Mesh Extractor), sehingga dapat menyaring
kotoran padat/debu (Solid Particle) dan cairan (Liquid Droplet) yang lolos dari Gas
Metering Station.
Pada Pusri-IB, pengikatan sulfur yang terkandung di dalam gas alam dalam
bentuk H2S menggunakan katalis ZnO (unycat) yang bersifat kering yang bertujuan
untuk proses desulfurisasi ammonia. Feed gas tidak perlu dipanaskan sebelum
2. Akan terbawa oleh gas CO2 dan akan merusak compressor CO2 di urea
Oleh karena itu, kadar Sulfur yang keluar dari unit ini lebih kecil dari 1 ppm.
alam hingga temperatur -18 °C dengan menggunakan chiller. Oleh sebab itu, gas
alam tersebut harus bebas dari uap air agar tidak terjadi pembekuan pada chiller
menyerap uap air digunakan Try Etilene Glycol (TEG) di dalam absorber. Gas alam
35
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
masuk melalui bottom absorber melewati mikro scrubber untuk memisahkan cairan
pada gas. Pada bagian atas absorber dilengkapi mist eliminator untuk mencegah
larutan TEG terbawa aliran gas keluar dari puncak absorber. Kemudian gas alam
dialirkan melalui Knock Out (K.O) drum, sehingga gas alam yang dikirim ke unit
Lean glycol masuk dari atas absorber dan kontak secara berlawanan arah
dengan gas masuk. Glikol jenuh keluar dari bottom absorber dan dialirkan ke
dan bantuan stripping gas yang bertekanan 0,1-0,15 kg/cm2, dimana uap air yang
menyebabkan foaming dan carry over di absorber serta dapat menutupi pori-pori
katalis. Hidrokarbon berat dipisahkan dengan cara menurunkan suhu gas sampai -
Gas umpan dari sistem pemisahan air dibagi dua arah. Aliran pertama menuju
shell side feed gas exchanger, dimana gas bertukar panas dengan flashed gas
sedangkan gas bertukar panas dengan hidrokarbon berat cair di aliran kedua yaitu
tube side feed gas exchanger. Hidrokarbon berat berbentuk gas dipakai sebagai fuel
gas tambahan sedangkan yang masih tetap cair dikirim ke burning pit.
Gas karbondioksida harus hilang dari gas umpan untuk mengurangi beban
proses desulfunasi kedua, unit persiapan bahan baku gas sintesa dan unit
permurnian gas sintesis. Pada unit ini, kandungan CO2 dalam gas diturunkan sampai
36
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
sekitar 0,5% yang bertujuan untuk mencegah terjadinya metanasi pada desulfurizer
dimana katalis Cobalt Molybdenum (CoMo) dapat merubah CO2 dan H2 menjadi
larutan benfield merupakan larutan yang mengandung K2CO3 yang dapat menyerap
CO2 dengan tambahan zat aditif yang menaikkan laju penyerapan (Diethanol
500 HB).
Gas umpan mengalir dari bawah absorber kemudian kontak secara berlawanan
arah dengan larutan benfield dari atas absorber, kemudian gas CO2 akan terserap
oleh larutan benfield. Secara keseluruhan, reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut:
Gas bebas CO2 keluar dari atas absorber didinginkan di tube side exchanger
dan pada shell side. Setelah condensate dipisahkan di absorber knock out (KO)
Reaksi pada absorber dilakukan pada tekanan tinggi dan temperatur rendah (25
kg/cm2, 93˚C) karena kelarutan gas lebih tinggi pada tekanan tinggi.
37
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Reaksi pada Stripper dilakukan pada tekanan rendah dan temperatur tinggi
(1,43 kg/cm2, 129˚C) karena mempermudah melepas kandungan gas yang terlarut
dalam larutan.
senyawa sulfur tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi sulfur anorganik
dengan bantuan injeksi syn-gas (H2) menggunakan katalis CoMo pada bed 1,
Selanjutnya gas meninggalkan katalis bed 1 (CoMo) dengan sulfur yang berupa
H2S mengalir ke bed 2, dimana adanya katalis ZnO. Katalis ZnO dibentuk pelet
agar seluruh H2S hilang setelah bereaksi dengan katalis ZnO dan kemudian
Gas umpan keluar desulfurizer diharapkan mengandung sulfur sekitar 0,1 ppm.
Design asli pabrik tidak mempunyai saturator, tetapi pada Ammonia Optiomation
Project (AOP) alat ini ditambahkan untuk menghemat pemakaian steam di primary
reformer. Gas proses yang tadinya kering ketika masuk sekarang menjadi gas
proses yang jenuh air sehingga konsumsi steam proses di primary reformer
38
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Unit ini mengubah feed gas menjadi gas H2 dan N2 secara ekonomis
dengan mengontakkan feed gas dengan steam dengan bantuan katalis pada suhu
dan tekanan tertentu. Unit produksi gas sintesa ada dua yaitu:
a. Primary reformer
Total reaksi :
Primary reformer befungsi untuk membentuk CO, CO2 dan H2. Feed gas yang
telah diproses di feed treating dicampur dengan steam proses (medium steam).
tube yang berfungsi untuk memanaskan udara yang akan dialirkan ke Secondary
Reformer. Feed gas pada BC 1 dan BC 4 berfungsi sebagai fluida panas yang akan
memanaskan udara.
Di dalam Primary Reformer, feed gas dialirkan melalui enam pipa induk,
masing-masing pipa sub induk ini membagi flow ke bawah melalui 42 buah tabung
katalis yang letaknya paralel di daerah radiasi pemanas reformer pertama. Di bagian
bawah tiap baris terdiri dari 42 tabung katalis yang berakhir pada penampung induk
39
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
gas yang keluar primary reformer memiliki temperatur 800°C, maka temperatur
section radiant dijaga sekitar 982°C. Katalis yang dipakai adalah nikel, berupa
b. Secondary reformer
reformer dan juga untuk mendapatkan N2 yang akan digunakan sebagai bahan baku
ammonia.
bagian atas dan diarahkan ke bawah melewati diffuser ring untuk masuk ke
combustion zone. Dalam proses ini, panas diperoleh dengan membakar gas alam itu
sendiri dan langsung mencampurkan gas alam dengan udara yang masuk melalui
Kemudian gas dilewatkan melalui bed katalis nikel yang disangga oleh
Udara di atur agar perbandingan H2:N2 sebesar 3:1. Gas keluaran secondary
untuk memanaskan Boiler Feed Water (BFW) di 101-C dan 102-C untuk
memproduksi steam.
40
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Proses ini menggunakan dua alat utama, yaitu High Temperatur Shift
Converter (HTSC) dan Low Temperatur Shift Converter (LTSC). Dua alat ini
berfungsi sebagai reaktor yang mengkonversi gas CO menjadi gas CO2. HTSC
bantuan katalis promoted iron oxide (Fe3O4/Cr2O3) pada temperatur tinggi dengan
rendah. Temperatur inlet gas process dan steam adalah 348°C dan temperatur
outlet-nya adalah sekitar 432°C. HTSC yang beroperasi pada temperatur tinggi
tercapai.
Kandungan CO pada saat masuk HTSC adalah 13,66% mol dan keluar dari
HTSC menjadi 3,53% mol. Sebelum masuk LTSC, gas outlet HTS kemudian
didinginkan oleh Heat Exchanger (HE) 103-C (menukarkan panas dengan BFW),
104-C (menukarkan panas dengan gas inlet methanator) dan 1106-C (bertukar
Unit LTSC memiliki reaksi dan fungsi yang sama dengan HTSC, hanya saja
Cu-ZnO.
41
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
untuk CO2 stripper dan juga memberikan panas tambahan pada larutan benfield.
Gas selanjutnya didinginkan pada demineralized water heater 1155-C. Selama gas
melewati 1105-C, 1113-C, dan 1155-C sebagian besar kandungan air dalam gas
Gas sintesis yang akan diumpankan ke dalam unit ammonia converter terlebih
Pemisahan ini bertujuan untuk tidak meracuni katalis yang terdapat dalam ammonia
converter.
kimiawi oleh larutan K2CO3 yang dialirkan berlawanan arah (counter current)
K2CO3 : 30%w
42
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Larutan rich benfield yang telah menyerap CO2 keluar dari bawah absorber
menuju CO2 stripper untuk diregenerasi menjadi larutan lean benfield dan semi lean
b. Methanator
Gas proses keluar dari CO2 absorber masih mengandung CO dan CO2 dengan
suhu sebesar 72°C setiap % mol CO dan 64°C setiap % mol CO2. Karenanya,
kandungan CO dan CO2 pada inlet methanator maksimal 0,5% agar tidak
overheating akibat reaksi eksotermis. Gas sintesa keluar dari methanator dengan
kandungan CO dan CO2 < 10 ppm kemudian dikirim ke tahap sintesa ammonia.
Proses ini adalah tahap paling penting dalam pembuatan ammonia. Gas
sintesis yang telah mengandung H2 dan N2 serta bebas racun dan pengotor
a. Penekanan (compression)
Gas keluar dari methanator, mengandung H2 dan N2. Syn-gas ini di dinginkan
melalui tube side methanator effluent BFW heater dan tube side methanator effluent
43
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
cooler sampai suhu 38°C dan bergabung dengan gas H2 Low Pressure (LP) dari
temperatur 9°C, seluruh air yang ada pada gas diharapkan terpisah di first stage
separator. Sedangkan gas yang banyak mengandung H2 High Pressure (HP) dari
PGRU ditambahkan pada line. Gas ini akan menjadi suction pada HP case dan
bergabung dengan gas recycle untuk dinaikkan tekanannya sampal 145 kg/cm2.
b. Sintesa Ammonia
campuran gas dengan mendinginkan gas tersebut agar ammonianya mencair dan
didinginkan dalam heat exchanger dengan media pendingin cooling water sampai
suhu 38°C. Pendinginan dilanjutkan pada ammonia heat exchanger dengan media
ditempatkan dalam internal basket yang di desain terdiri dari 4 catalyst bed yang
terpisah didalam converter. Makin kebawah, volume catalyst bed makin besar. Hal
ini bertujuan untuk membatasi panas eksotermis pada bed yang lebih atas (yang
Selain itu untuk mengontrol temperatur converter, digunakan juga bypass converter
inter cooler dan penggunaan aliran gas quench yang masuk catalyst bed.
44
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
kg/cm2, sehingga gas sintesa yang mengandung H2 dan N2 yang melewati katalis
akan berubah menjadi ammonia. Konsentrasi ammonia dalam gas yang keluar dari
bed terakhir ammonia converter kira-kira 16%. Gas yang tidak terkonversi
keluar dari converter didinginkan dengan pertukaran panas oleh boiler feed water
dan gas yang masuk converter, sebelum masuk ke compressor untuk kembali ke
converter.
Sebelum gas recycle yang ditambah gas sintesa baru (make up) kembali ke
terbentuk. Pembuangan gas terus menerus atau purge pada tekanan tinggi dijaga
untuk menghilangkan kelebihan inert dan sys-gas loop. Purge gas didinginkan
sampai temperatur -25°C untuk mengambil ammonianya dan kemudian purge gas
dikirim ke PGRU untuk diambil hidrogennya. Jika gas inert tinggi konsentrasinya
secara maksimal. Liquid ammonia yang diterima dari area syn-loop masuk ke flash
drum tingkat 1, dari sini ammonia sudah bisa diambil sebagai produk yang cold (-
33˚C) yang dikirim ke storage. Vapour yang ada beserta gas terlarut ditarik oleh
didinginkan oleh cooler, sehingga ammonia menjadi liquid dan ditampung di Knock
Out (K.O) drum. Sebagian ammonia yang masih terikut didinginkan lagi dan
45
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Pressure (LP) purge gas. Kemudian diambil produk hot ammonia (30˚C) untuk
dikirim ke pabrik urea dan sebagian lagi di letdown ke flash drum tingkat 3 sehingga
temperaturnya turun dan gas inert juga terlepas, begitu seterusnya sampai tingkat
mmH2O dan temperatur -30°C sebagai cold ammonia. Disamping itu ada tie in
ammonia hot, cold dan vapour dengan pabrik lain. Ammonia storage dilengkapi
refrigerant yaitu york compressor untuk menarik uap dari ammonia storage untuk
dicairkan dan kembali ke storage pada saat compressor shut down atau tidak
running.
Unit ini mengambil kembali NH3 dan H2 yang masih terkandung dalam
purge gas. Purge gas yang berasal dari Pusri-II, Pusri-III dan Pusri-IV masuk ke
PGRU di Pusri-IB. Purge gas yang masuk ke PGRU terbagi menjadi 2, yaitu High
Pressure (HP) purge gas dan Low Pressure (LP) purge gas. Dimana masing-masig
masuk ke HP dan LP scrubber untuk dipisahkan antara ammonia dan gas dengan
akan bergabung dengan gas inert out prism separator menjadi fuel gas di primary
reformer.
46
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
sehingga ammonia akan terpisah dari air. Ammonia yang dihasilkan dialirkan
kembali ke stripper.
47
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
TRIETHYLENE
GLYCOL
SYNTHESIS GAS
CONVERTE COMPRESOR METHANATOR
R
REFRIGERANT AMMONIA
STORAGE
AMMONIA
REFRIGERATION &
TO UREA III
PRODUCT
sumber: PT. PUSRI (PERSERO)
48
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Pupuk urea PT. Pusri diproduksi menggunakan Advanced Process for Cost
and Energy Saving (ACES) yang mudah dioperasikan dengan biaya rendah dan
kualitas tinggi. Bahan baku proses ini adalah gas CO2 dan ammonia cair dari pabrik
ammonia, urea yang akan dihasilkan berbentuk prill yaitu butiran padat yang
mempunyai lapisan yang agak keras pada bagian luarnya. Pabrik urea Pusri-IB
Secara garis besar proses pembuatan urea dapat dibagi dalam beberapa
a. Sintesa.
b. Purifikasi/dekomposisi.
c. Recovery.
Pada tahap sintesa, urea dibuat dari CO2, ammonia cair dan larutan
ammonium carbamate dalam reaktor urea pada tekanan dan temperatur tinggi.
Reaktor urea Pusri-IB didesain untuk beroperasi pada tekanan 250 kg/cm2 dan suhu
Tahap I : Dipompakan oleh pompa ammonia boost up, dari tekanan 16,5
49
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Karbon dioksida dikirim dari pabrik ammonia dengan tekanan 0,60 kg/cm2
masuk CO2 booster compressor. Udara anti korosi sebanyak 2.500 ppm sebagai
oksigen, atau 12.500 ppm sebagai udara di injeksikan pada gas CO2 sebelum
memasukki suction separator. Gas CO2 ditekan hingga 30 kg/cm2 oleh CO2 booster
compressor dan ditekan lagi hingga 250 kg/cm2 oleh CO2 booster compressor lalu
masuk reaktor.
carbamate yang selanjutnya terhidrasi menjadi urea dengan urutan reaksi sebagai
berikut.
optimum reaksi menyebabkan tekanan operasinya juga tinggi agar campuran reaksi
50
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
tetap dalam fasa cair. Reaksi (19) adalah pembentukan ammonium carbamate dari
ammonia dan karbon dioksida. Reaksi (20) adalah reaksi dehidrasi animonium
carbamat menjadi urea. Reaksi (21) adalah reaksi dimerisasi urea menjadi biuret.
berlangsung dengan kecepatan tinggi tanpa katalis jika tekanan sistem pada
temperatur tersebut lebih tinggi daripada tekanan dekomposisinya. Jika sistem tidak
mengandung air dan perbandingan umpannya sesuai, maka produk yang akan
dihasilkan dari reaksi (19) adalah ammonium carbamate. Adanya excess ammonia
akan memperbesar konversi CO2, tetapi masih perlu pemisahan sisa ammonia dan
aliran produk.
karenanya pemindahan panas secara terus menerus dilakukan agar temperatur tidak
lapisan yang menempel pada dinding reaktor. Sedangkan jika temperatur sistem di
umpan adalah 4/1. Adanya ammonia berlebih akan memperbesar derajat konversi
menyerap air yang terbentuk sehingga mencegah reaksi balik dari urea. Kadar air
51
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
reaksi yang dibutuhkan jauh lebih kecil daripada panas reaksi yang dilepaskan oleh
reaksi (19). Kelebihan panas pada reaksi (19) akan mempertinggi konversi reaksi
Kandungan biuret tidak dikehendaki karena mengurangi produk urea dan menjadi
Temperatur top reaktor dijaga agar tetap pada 198°C maksimum 200°C.
carbamate. Tetapi jika temperatur melebihi 200°C, dinding reaktor akan terkorosi
dengan cepat. Begitu juga tekanan keseimbangan dan campuran reaksi didalam
Oleh karena itu, konversi CO2 turun jika temperatur dan tekanan reaktor
dalam larutan di high pressure absorber cooler. Jika kandungannya terlalu tinggi
maka keseimbangan dalam high pressure absorber akan hilang dan proses absorbsi
terganggu. Lolosnya CO2 bersama dengan NH3 dari top High Pressure Absorber
52
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
(HPA) membentuk ammonium carbamate padat yang akan menyumbat pipa dan
monohidrate) .....................................(25)
berupa ammonium carbamate, excess ammonia, air dan biuret tersisa. Setelah
melewati kerangan pengatur let down valve yang berada di puncak reaktor, tekanan
terurai menjadi gas NH3 dan CO2. Campuran gas dan larutan yang keluar dari
53
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
tekanan, sehingga ammonium carbamate terurai menjadi gas-gas NH3 dan CO2,
recovery.
tekanan 17 kg/cm2 dan temperatur 124°C masuk ke bagian atas HPD melalui pipa
yang menjorok. Pipa tersebut mempunyai lubang-lubang kecil memanjang pada sisi
terpisah dan cairannya. Gas naik ke atas sedangkan larutan mengalir ke bawah.
Larutan mengalir ke bawah melalui empat buah sieve tray. Larutan dari sieve tray
ditampung oleh penyekat yang selanjutnya dialirkan menuju Falling Film Heater
(FFH) secara overflow melalui pipa down spot yang letaknya konsentris di pusat
penyekat.
berputar pada permukaan dinding bagian dalam tube. Hal ini dapat memperkecil
waktu tinggal dalam tube pemanas sehingga pembentukan biuret dan hidrolisa urea
dapat ditekan.
54
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
bagian luar pipa dari FFH dan RFHPD adalah steam middle (SM) 12 Kg/cm2.
Larutan itu dikembalikan lagi ke ruang yang sama dimana excess ammonia dan gas
yang teruapkan digunakan untuk pemanasan sieve tray, perputaran larutan pada
reboiler berdasarkan azas thermo syphon. Udara anti korosi diinjeksikan ke reboiler
pada bagian atas dari reboiler dan ke ruangan antara penyekat FFH oleh air
compressor.
campuran gas panas yang berasal dari RFHPD dan falling film heater. Campuran
carbamate. Panas penguraian dan panas penguapan didapat dari panas sensibel dan
panas kondensasi uap air pada sisi luar dari pipa pemanas. Hal ini mengurangi
konsumsi steam dan memungkinkan kandungan air tetap kecil dalam resirkulasi
oleh pengatur temperatur yang tak bekerja dengan baik atau karena permukaan
larutan yang tiba-tiba naik dapat menyebabkan beberapa kerugian, antara lain :
1. Pemisahan CO2 dan NH3 bertambah besar dan diikuti hidrolisa urea dan
55
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Larutan dari dasar HPD dialirkan ke puncak LPD setelah didinginkan terlebih
LPD terdiri dari ruang flashing pada bagian atas, empat sieve tray, penyekat,
packed bed rasching ring dan penampung larutan yang berada di bagian bawahnya.
Larutan dari HPD dengan tekanan 17 kg/cm2 dan temperatur 165°C, terus ke LPD
dengan cara yang sama dengan larutan dari reaktor memasuki HPD. Larutan yang
terdiri dari urea, ammonium carbamate dan sedikit ammonia bersama dengan
ammonium carbonate yang berasal dan Off Gas Absorber (OGA), turun melalui
empat buah sieve tray dan terjadi proses yang sama dengan di HPD. Setelah
melewati pipa konsetris larutan turun, memasuki packed bed berisi rasching ring.
Dari ruang penyekat sebagian larutan memasuki HE pada bagian luar dari tube
bundle, untuk dipanasi agar sisa gas ammonia bisa diuapkan. Sebagian lagi masuk
ke reboiler for low pressure decomposer (RFLPD). Di RFLPD terjadi proses seperti
di RFHPD. Steam pemanas di RFLPD adalah steam middle low (SML) 7 kg/cm2.
Pada tekanan 2,4 kg/cm2 dan temperatur antara 106°C -130°C, larutan berupa
ammonium carbamate yang turun dan packed bed tidak mudah terurai menjadi gas
ammonia, CO2 dan air, dimana tekanan total (2,4 kg/cm2) adalah jumlah dari
tekanan parsial ammonia, CO2 dan air. Agar ammonium carbamate terurai
dibutuhkan penambahan salah satu gas tersebut. Pada proses ini di bagian bawah
packed bed dipasang pipa yang bagian bawahnya mempunyai lobang distributor
keseimbangan pada tekanan parsial dan gas CO2, sehingga ammonium carbamate
56
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
terurai menjadi gas ammonia, CO2 dan air. CO2 stripping yang dimasukkan ke pipa
sparger, pada tekanan dan temperatur tersebut tidak bereaksi dengan ammonium
Larutan yang turun kontak langsung dengan campuran gas panas dari bawah
secara counter current, sebagian larutan akan teruapkan dan naik ke atas. Saat
sebagian dari air berubah menjadi uap dan ikut naik ke atas bersama-sama dengan
gas ammonia dan CO2. Untuk menyerap uap air tersebut perlu penyerap. Pada
proses ini dipakai ammonium karbonat yang berasal dari off gas absorber dengan
temperatur 45°C.
c. Gas separator
Tangki gas separator terbagi dua, bagian atas (gas separator) dan bagian
bawah (oxidizing column). Gas separator beroperasi di tekanan 0,3 kg/cm2 dan
92°C.
Larutan dari LPD memiliki tekanan 2,4 kg/cm2g dan temperatur 116°C
memasuki gas separator melalui pipa sparger yang menjorok keruang separator,
untuk dipisahkan campuran gas dengan larutan secara memancar. Campuran gas
menuju off gas condenser setelah melalui kerangan pengatur tekanan. Sedangkan
larutan turun melalui pipa yang berbentuk U menuju oxidizing column. Didalam
oxidizing column terdapat packed bed berisi rashcing ring. Larutan mengaliri
57
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
packed bed dan kontak dengan udara yang dihembuskan melalui pipa distributor
dibawah packed bed. Off gas circulating blower menghembuskan udara untuk
yang ada dalam larutan. Kurangnya udara yang dihembus menyebabkan oksidasi
senyawa ferrous terlarut menjadi tidak sempurna, sehingga produk urea menjadi
tidak jernih.
Bila hembusan udara terlalu banyak, konsumsi steam pemanas yang berada di
bawah dan pipa distributor tersebut akan bertambah. Temperatur optimum dari
Steam pemanas yang masuk ke tube bundle adalah steam low (SL) 4.0 kg/cm2.
Campuran gas keluar dari oxidizing column dengan temperatur 103°C, bergabung
dengan campuran gas menuju off gas condenser. Larutan urea dari bawah oxidizing
a. Recovery karbamat
Pada tahap ini, campuran gas NH3 dan CO2 hasil dari dekomposisi
gabungan yang keluar dari gas separator dan oxidizing column mengalami
kondensasi pada temperatur 60°C didalam shell side off gas condenser. Cairan yang
terbentuk ditampung didalam off gas absorbent tank dengan penambahan sedikit
di shell side off gas condenser dialirkan ke bawah off gas absorber. Off gas
58
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
absorber terdiri dari dua packed bed. Larutan absorber yang digunakan untuk
a. Larutan ammonium carbonate encer dari off gas absorbent tank yang
didinginkan sampai suhu 36°C di shell side off gas absorber final cooler.
b. Larutan sirkulasi ammonium carbonate encer dari bawah off gas absorber
menyebabkan banyak gas ammonia yang lolos dari puncak off gas absorber.
Sisa campuran gas dari off gas absorber dihembus ke bawah gas separator
oleh off gas circulating blower setelah ditambah udara pada bagian suction blower-
nya. Tekanan discharge diatur dengan jumlah penambahan udara luar yang masuk
carbonat encer dari bawah off gas absorber, selain disirkulasikan sebagai penyerap
ke packed bed bawah juga dialirkan ke dua aliran. Ke atas packed bed low pressure
absorber dan ke bagian atas dari sieve trays low pressure decomposer.
Campuran gas keluar dari puncak sieve trays low pressure decomposer,
bawah dari low pressure absorber. Gelembung campuran gas naik dan diserap oleh
larutan didalam low pressure absorber. Larutan yang berada di dalam low pressure
absorber berasal dari campuran larutan ammonium karbonat encer dari dasar off
gas absorber dan larutan induk dari mother liquor tank. Campuran gas yang tidak
59
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
terserap didalam low pressure absorber, memasuki scrubber dan naik melalui
rashing ring packed bed lalu diserap oleh ammonium karbonat dari off gas
untuk diproses kembali menjadi urea. Jumlah larutan induk ke low pressure
absorber diatur oleh pengatur flow. Jumlah larutan ammonium karbonat ke puncak
scrubber low pressure absorber diatur oleh pengatur flow. Steam kondensat
disiapkan untuk menjaga permukaan larutan di dalam low pressure absorber selalu
pendingin. Tekanan 2,2 kg/cm2 diatur secara otomatis. Bila berlebih, gas sisa
dialirkan ke off gas absorber bergabung dengan gas sisa shell side off gas
condenser. Konsentrasi CO2 dalam larutan low pressure absorber dijaga sekitar
16% (2,5 liter CO2 dalam 25 cc larutan). Larutan ammonium carbamate dari Low
Pressure Absorber (LPA) dipompa ke atas dari packed bed yang terdapat di dalam
larutan tersebut ditambah ammonia cair dari ammonia reservoir dan melalui mixing
Di dalam high pressure absorber cooler (HPAC) dan HPA semua gas CO2 dan
dari LPA dan ammonia yang berasal dari ammonia recovery absorber.
Di bagian tengah drain separator (di bagian atas dari HPA), terdapat pipa yang
bagian atasnya terpasang vortex breaker dengan 3 blade yang melengkung. Kabut
gas ammonia, naik ke atas dan berputar karena melewati vortex breaker tersebut
60
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
sehingga uap air yang kemungkinan ikut dalam kabut gas ammonia terlempar dan
Dalam proses Total Recycle C Improved, salah satu faktor terpenting adalah
larutan di HPAC dan konsentrasi CO2 dalam larutan di HPAC). Konsentrasi CO2
dalam ammonium carbamate harus selalu dijaga sekitar 30 %-35% atau 6,5 liter
CO2 dalam 25 cc larutan (hal ini untuk temperatur ambient 18°C, untuk Indonesia
dengan temperatur 29,5°C, konsentrasi CO2 adalah 7,5 liter dalam 25 cc larutan).
Temperatur puncak HPA diatur di bawah 50°C oleh adanya penguapan ammonia
cair pada bubble cap trays dengan menggunakan ammonia sebagai reflux.
Temperatur gas dari packed column dikontrol pada 60°C oleh penguapan
cooler. Temperatur HPAC dikontrol dan dijaga pada 100°C oleh tiga media
pendingin yang masuk ke bagian tube side dan HPAC tersebut. Ketiga media
pendingin itu ialah urea slurry, hot water dan cooling water.
pada line keluar dari air pendingin tersebut. Jika temperatur HPAC naik, maka gas
CO2 akan lolos ke HPA dan akan ikut gas ammonia keluar dari puncak HPA.
ialah 91°C.
b. Recovery ammonia
Gas ammonia yang keluar dari puncak HPA, masuk ke shell side ammonia
61
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
reservoir.
Gas-gas yang tidak terkondensasi kebanyakan berupa gas inert yang ikut ke
urea plant bersama gas CO2, ammonia cair dan udara sisa yang dimasukkan ke
reaktor dan ke HPD / RHPD. Campuran gas inert dengan ammonia yang lepas dari
Ammonia recovery absorber terdiri dari empat absorber bersusun seri ke atas
dengan dimensi yang mengecil. Campuran gas masuk absorber paling bawah
melalui pipa sparger yang terendam cairan. Gas ammonia yang tidak terserap di
ammonia recovery absorber naik melalui pipa masuk ke shell side ammonia
berasal dari ammonia boost up pump dengan melewati pengatur flow. Gas inert
dibuang dari puncak ammonia recovery absorber dengan tekanan operasi 16,5
kg/cm2.
62
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
b. Kristalisasi bagian atas (crystallizer upper part) atau sering juga disebut
c. Vacuum generator.
upper dan crystallizer bottom. Kondisi vacuum terjadi di vacuum generator dengan
barometric condenser dan steam ejector tingkat I dan II. Larutan urea dari oxidizing
bawah melalui inlet di bagian atasnya. Kristalisasi urea dilakukan dengan secara
Larutan urea ini bercampur dengan larutan urea jenuh yang turun dari
barometric leg crystallizer upper dan larutan urea dari sirkulasi oleh pompa.
Sebagian larutan dari tengah crystallizer bottom dipompakan memasuki tube side
ditambah dengan larutan induk. Uap air tersedot oleh tekanan vacuum di steam
ejector menggunakan steam 12 kg/cm2. Kemudian uap air terkondensasi oleh air
yang besirkulasi melalui barometric condenser dan masuk ke sumur cooling tower
proses crystallizer. Vacuum concentrator bekerja pada tekanan vacuum 102 mmHg
absolut dan temperatur 72°C. Panas penguapan air didapat dari panas sensibel
larutan urea yang masuk dari gas separator, panas kristalisasi urea, panas dari
serapan panas urea yang besirkulasi di tube side HPAC dan panas hot water jacket.
Tekanan vacuum dan temperatur untuk kristalisasi diatur, sehingga urea yang keluar
63
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
dalam pretickener terdapat kasa penyaring larutan urea dimana larutan pekat terus
turun ke centrifuge sedangkan larutan encer memasuki kasa dan turun ke mother
basket yang berputar. Dengan adanya gaya sentrifugal, larutan urea pekat menjadi
kristal urea karena air yang terdapat di larutan terlempar melewati distributor basket
lalu turun ke mother liquor. Selain berputar distributor basket juga bergerak maju
mundur, sehingga kristal urea terdorong ke depan memasuki lorong melingkar yang
dipasang tepat berada di depan basket. Di ujung basket dipasang alat pelucut kristal
sentrifugal memasuki pipa yang terpasang pada lorong melingkar tersebut, lalu
memasuki sebuah alat yang mempunyai lorong yang berputar kebawah (cake
catcher). Dimana sisi lain lorong tersebut dipanasi steam bertekanan 1 kg/cm2 yang
didapat dari penurunan steam 4 kg/cm2. Pengeringan kristal urea dimulai dari cake
catcher, lalu ke fluiding dryer untuk menguapkan airnya hingga menjadi 0,5 %
(maksimal).
kemudian melalui air heater. Temperatur udara pemanas dijaga 100°. Kristal urea
yang kering terdorong ke atas bersama dengan udara panas memasuki pipa
pneumatic, menuju puncak prilling tower oleh isapan fan, diterima oleh empat buah
cyclone untuk dipisahkan dari udara panas yang membawanya. Keluar dari dasar
cyclone, kristal urea masuk melter melalui screw conveyor. Pneumatic line
memasuki cyclone pada bagian samping sedemikian rupa sehingga kristal urea
kering dengan konsentrasi 99,5% dan kandungan air 0,5% akan turun dengan
64
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
memutar pada dinding dalam cyclone karena gaya sentrifugal. Lalu menumpuk di
bagian bawah dari dust box cyclone. Karena adanya tumpukan urea, maka tekanan
vacuum yang menarik lempengan (trickle valve) yang dipasang di bagian bawah
Dust Box menjadi hilang disebabkan berat tumpukan urea. Trickle valve akan
membuka, urea turun ke screw conveyor, seterusnya masuk melter. Bila urea sudah
turun ke screw conveyor, vacuum terbentuk lagi di bagian bawah dust box, trickle
Udara panas dan debu urea yang terbawa dari cyclone menuju dust
separator. Debu urea ditangkap dengan air yang disemburkan dari spray nozzle
yang dipasang di atas dust separator, kemudian turun ke dust chamber. Kristal urea
jatuh di atas tube- tube peleleh yang terdapat di dalam melter. Steam medium yang
pengatur. Untuk melelehkan kristal urea sampai ke inti kristal, di bagian bawah
antara tube-tube peleleh dipasang spacer rod, sehingga celah turun urea leleh kecil,
Urea leleh (molten urea) turun dari inciter memasuki head tank, lalu
melter diatur 138°C. Bila temperatur mencapai 136°C maka urea leleh akan susah
bila temperatur melebihi 140°C maka urea akan berubah menjadi biuret.
138°C, turun ke bawah dan didinginkan oleh hembusan udara dari fan. Udara
pendingin dari fan naik ke atas setelah melalui lobang-lobang distributor yang
65
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
terdapat pada fluidizing cooler. Butir-butir urea yang memadat didinginkan lagi di
fluidizing cooler sampai temperatur 40°C. Butir-butir urea turun dari fluidizing
cooler, dikirim ke tempat penyimpanan urea melalui belt conveyor, lalu masuk ke
trommol screen untuk memisahkan urea produk dari urea over size. Seterusnya
produk melalui belt conveyor yang dipasang peralatan untuk timbangan yang
Hembusan udara dan fan yang membawa debu-debu urea, sebelum keluar
dari dust chamber diserap ureanya dengan air yang disemprotkan di atas packed
bed diruang dust chamber. Udara keluar dari dust chamber karena isapan dari fan
Larutan 25% urea di dust chamber turun secara overflow dari dust chamber
ke bawah prilling tower dan ditampung di disolving tank. Seterusnya larutan urea
tersebut akan kembali lagi untuk didaur ulang dengan beberapa cara:
66
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
2.3 Produk
Pupuk urea dan ammonia merupakan produk utama yang dihasilkan PT.
Pusri. Selain itu, dihasilkan pula produk samping berupa karbon dioksida cair, Dry
Ice, Nitrogen cair, gas nitrogen, Oksigen cair, dan gas oksigen.
Produk utama yang dihasilkan oleh PT. Pusri Palembang adalah pupuk urea
dalam bentuk butiran (prilled) dan ammonia cair. Ammonia cair digunakan pada
Spesifikasi urea yang dihasilkan oleh PT. Pusri Palembang dapat dilihat dari
67
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Loading Facility :
- Loading Rate 300 M.Tons / hr
Sumber: www.pusri.co.id, 2017
2. Tidak mengeluarkan bau ammonia dan hampir tidak berbau sama sekali.
4. Dapat larut dalam air, alkohol, dan benzena. Sedikit larut dalam eter, serta
5. Jika dipanaskan maka urea akan terurai menjadi biuret, amonia, dan asam
sianirat.
Selain menghasilkan produk utama yang berupa Urea dan Ammonia, PT.
ekonomis.
68
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
a. Ammonia ekses
terdapat dalam udara bebas. Dengan titik didih yang berbeda, pada suhu
minus 183oC, Oksigen (O2) mencair dan memisahkan diri dari Nitrogen
(N2).
Aires, Argentina dengan kemampuan produksi 55 ton CO2 cair per hari. CO2
cair berasal dari gas CO2 yang berlebih dari pabrik ammonia yang dikirim
ke pabrik CO2 cair. Setelah gas CO2 dimurnikan, lalu didinginkan pada suhu
minus 30oC. Pada tekanan 15 kg/cm2 gas CO2 berubah menjadi cair. CO2
2.4 Utilitas
khusunya yang berkaitan dengan penyediaan dalam bahan baku dan bahan
pembantu.
Sungai Musi merupakan sumber utama air yang sering digunakan oleh PT.
perlakuan agar memenuhi standar yang sudah ditetapkan. Water Treatment Plant
adalah pabrik yang mengolah air sungai menjadi bersih (Filtered Water). Proses
69
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
filtrasi. Air bersih (filtered water) yang dihasilkan digunakan untuk make-up
cooling water, bahan baku demin water, air minum dan service water.
Air Demin adalah air yang sudah tidak mengandung mineral, baik berupa
kation maupun anion. Air Demin biasanya dipakai sebagai bahan baku pembuatan
uap air. Mineral yang terkandung dalam air diambil dengan menggunakan resin
penukar ion. Garam terlarut dalam air berkaitan dalam bentuk ion positif (cation)
dan negatif (anion). Ion-ion tersebut dihilangkan dengan cara pertukaran ion di alat
Mula-mula air bersih (filtered water) dialirkan ke Carbon Filter (CF) yang
didalamnya terdapat activated carbon untuk pengikat zat organik dan penghilangan
bau/warna. Dari CF, air mengalir ke Cation Exchanger yang diisi resin cation yang
akan mengikat cation dan melepaskan ion H+. Selanjutnya air mengalir ke Anion
Exchanger dimana anion dalam air bertukar dengan ion OH- dari resin anion.
dengan kualitas dan kuantitas tertentu yang diperlukan untuk pendinginan proses di
pabrik. Proses pendinginan di Cooling Tower yang telah menyerap panas proses
kebagian atas Cooling Tower kemudian dijatuhkan ke bawah dan akan kontak
langsung dengan aliran udara yang dihisap oleh Induced Draft (ID) Fan. Akibat
kontak dengan aliran udara terjadi proses pengambilan panas dari air oleh udara dan
70
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
juga terjadi proses penguapan sebagian air dengan melepas panas laten yang akan
Air yang telah menjadi dingin tersebut dapat ditampung di Basin dan dapat
Tower sebagian air akan menguap dengan mengambil panas laten. Oleh karena itu
Plant Air atau udara pabrik adalah udara bertekanan yang digunakan untuk
berbagai keperluan pabrik. Udara Instrument adalah udara bertekanan yang telah
(bagging), udara pembersihan area, pengadukan dan peralatan lain seperti Snapper.
Sumber udara pabrik secara normal adalah Kompresor udara pabrik Ammonia dan
sumber tambahan adalah Kompresor udara standby. Tekanan udara pabrik adalah 5
pemanas di Heater atau Reboiler, media stripping. Alat pembangkit steam disebut
Boiler. Bahan baku pembuatan steam adalah air bebas mineral (air demin).
71
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
berfungsi melayani beban-beban listrik yang tidak boleh terputus supply listriknya,
tersendiri yang terdiri dari dua jenis sistem pembangkit yaitu pembangkit utama dan
pembangkit emergency.
1. Pembangkit Utama
GTG berasal dari gas alam yang berfungsi melayani kebutuhan tenaga listrik
GTG berasal dari gas alam dengan spesifikasi 13,8 kV, 50 Hz dan 3 phase.
2. Pembangkit Emergency
cair yang dibagi menjadi dua, yaitu sistem PUSRI Effluent Treatment (PET) dan
sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang dikelola oleh P-IV.
72
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
menghilangkan kandungan urea dan ammonia yang terbawa bersama limbah cair
keluaran pabrik. Dari pengolahan limbah ini dihasilkan offgas yang mengandung
NH3 dan CO2 yang selanjutnya dikirim kembali ke pabrik Urea. Unit pengolahan
(menghidrolisa) urea yang terkandung dalam limbah dengan cara pemanasan pada
temperatur 210 oC dan tekanan 22 kg/cm2g. Setelah urea dihidrolisa, gas NH3 dan
CO2 yang dihasilkan dari proses hidrolisa selanjutnya dikirim ke top stripper, begitu
juga dengan limbah cair yang sudah dihidrolisa. Di stripper, limbah cair tersebut
tekanan 6 kg/cm2g.
dari PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang (P-IB/P-II/P-III dan P-IV) yang telah
dipisahkan sebelumnya dari air hujan pada collecting PIT masing-masing pabrik.
IPAL dirancang untuk menangani air limbah dengan kapasitas sebesar 500
m3/hr.Sistem pengolahan limbah di IPAL dibagi menjadi dua, yaitu pengolahan air
500 ppm dan kandungan urea lebih dari 1500 ppm. Air limbah emergency dikirim
ke kolam emergency pond, dimana pada kolam ini uap ammonia yang terbentuk
akan hisap oleh blower dan selanjutnya ammonia akan diserap oleh H2SO4 pada
73
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
selanjutnya dikirim ke kolam equalisasi secara bertahap sedikit demi sedikit agar
Pada saat kondisi normal (konsentrasi ammonia kecil dari 500 ppm dan
urea kecil dari 1500 ppm), air limbah langsung dialirkan ke kolam equalisasi. Di
kolam ini lumpur diendapkan dan overflownya dikirim ke neutralisasi pond. Pada
kolam neutralisasi, air limbah dinetralkan dengan H2SO4 dengan bantuan agitator
(pengaduk) dan selanjutnya air masuk kedalam kolam penampungan. Dari kolam
Wet land merupakan kolam seluas 11.000 m2 yang ditanami eceng gondok
(water hyacinth), dimana didalam kolam ini terjadi proses absorbsi biologis urea
dan ammonia, juga terjadi nitrifikasi dan denitrifikasi. Akar tanaman eceng gondok
juga merupakan media bagi bakteri nitrifikasi untuk menempel dan tumbuh
sementara lumpur di dasar wet land merupakan media untuk tumbuhnya bakteri
denitrikasi. Diharapkan Urea yang terkandung dalam limbah dapat diuraikan oleh
eceng gondok. Setelah proses diatas, selanjutnya air limbah dialirkan ke kolam
biological pond existing, dimana pada kolam ini hanya dilakukan proses aerasi
untuk menghilangkan kandungan ammonia yang masih ada pada air limbah.
Limbah padat yang secara rutin dihasilkan adalah katalis bekas. Katalis-
katalis dengan komponen utama besi dan nikel termasuk dalam golongan bahan B3
peraturan yang berlaku. Hingga saat ini, disposal dari katalis-katalis tersebut
74
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Limbah padat yang lain adalah lumpur hasil pengerukan di biological pond.
Facilities.
Limbah gas dari PT PUSRI berasal dari popping uap amonia dari tangki
amonia, sistem perpipaan, dan bejana bertekanan, debu urea yang lepas dari menara
PT PUSRI karena fasanya yang berupa gas pada tekanan atmosfer dan baunya yang
mengatasi hal ini PT PUSRI telah melakukan pembangunan Purge Gas Recovery
Unit (PGRU), memasang scrubber pada vent, dan membuat green barrier.
Purge Gas Recovery Unit merupakan unit pabrik yang berfungsi mengolah
kembali gasbuangan dari proses pemurnian amonia pada pemisah amonia sekunder
lebih tepatnya pada purge gas separator. Gas yang dibuang tersebut masih kaya
akan NH3, H2, dan terakhirgas metana yang masih dapat dimanfaatkan oleh fuel
system. Dalam sistem membran, gas yang masuk hasil pembuangan di purge gas
separator dihilangkan kandungan amonianya dengan dilucuti oleh air pada sebuah
kolom. Amonia akan larut dalam air sedangkan komponen gas yang lain keluar
melalui bagian atas stripper. Air yang telah mengandung amonia kemudian dipanasi
sehingga amonia murni akan menguap. Uap amonia ini kemudian ditampung di
penampung amonia.
75
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Pada unit PGRU ini, purge gas yang memiliki komposisi desain H2 : 61,1
% mol, N2 : 20,2 % mol, Ar : 3,79 % mol, CH4 : 12,78 % mol dan NH3 : 2,13 %
mol diolah dengan proses tersebut diatas menjadi produk sebagai berikut:
1. Produk utama :
2. Produk samping :
Berupa tail gas/fuel gas dengan komposisi H2 : 15,29 % mol dan CH4 : 34,15
bakar.
3. Ammonia :
dikirim kembali ke pabrik urea dan juga digunakan sebagai make up untuk
76
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
3. 1 PENDAHULUAN
3.1.1 Latar belakang
Reaktor urea (DC-101) merupakan unit tempat dihasilkan nya urea,proses
pembuatan urea pada pabrik urea PUSRI III menggunakan proses Mitsui Toatsu
Total Recycle C Improverd yang dirancang untuk Memproduksi 1.725 ton urea prill
perhari ,Urea di buat dari gas karbon dioksida , ammonia cair dan larutan karbamat
dengan tekanan 250 kg/𝑐𝑚2 dan temperature 150 − 200 ℃ demgan residence
time 25 Menit .
mengarah pada produk yang tidak sesuai. HAZOP didasarkan pada teori yang
penyimpangan. Pendekatan ini adalah fitur unik dari Metodologi HAZOP yang
penyimpangan.
77
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
3.1.3Tujuan
pemeliharaan sistem.
Rancangan dari reaktor ini tergantung dari banyak variabel yang dapat dipelajari di
yang besar dengan biaya yang minimum, baik itu biaya modal maupun operasi.
Tentu saja faktor keselamatan pun tidak boleh dikesampingkan.Reaktor urea adalah
tempat dihasikan nya urea, pada Mitsui Toatsu Total Recycle C Improverd Urea di
buat dari gas karbon dioksida , ammonia cair dan larutan karbamat dengan tekanan
78
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Hazard and Operability Study, atau dikenal sebagai analisis HAZOP adalah
proses yang direncanakan atau yang sudah ada dan dioperasikan dengan cara yang
paling efektif, ekonomis dan tepat waktu ketika semua pertimbangan dan kendala
proses identifikasi bahaya dan juga pada sistem operasi secara kontinyu. HAZOP
ini paling sering digunakan di industri petrokimia. 80% dari analisis proses bahaya
if, yang pada dasarnya juga merupakan latihan komunikasi. Informasi disajikan,
ditentukan. Peran panduan ini Kata adalah untuk merangsang pemikiran imajinatif,
untuk memfokuskan studi dan memperoleh ide dan diskusi. Tim penilai risiko
dengan ruang lingkup dan pernyataan masalah untuk analisis mereka. Beberapa
HAZOP umum
79
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Definisi
• Menentukan ruang lingkup
dan tujuan
• Tetapkan tanggung jawab
• Pilih Tim
Persiapan
• Rencanakan penelitian
• Mengumpulkan data
• Setuju gaya rekaman
• Perkirakan waktu
• Atur jadwal
Pemeriksaan
• Membagi sistem menjadi beberapa bagian
• Pilih bagian dan tentukan maksud desain
• Identifikasi penyimpangan dengan menggunakan kata-
kata panduan pada masing masing elemen
• Identifikasi konsekuensi dan penyebab
• Identifikasi apakah ada masalah yang signifikan
• Identifikasi perlindungan, deteksi, dan indikasi
• mekanisme
• Identifikasi kemungkinan tindakan perbaikan / mitigasi
• (pilihan)
• Menyetujui tindakan
• Ulangi untuk setiap elemen dan kemudian setiap bagian
80
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Tahap Definisi biasanya dimulai dengan identifikasi risiko awal anggota tim
penilai. HAZOP dimaksudkan sebagai upaya tim lintas fungsi, dan mengandalkan
spesialis (UKM) dari berbagai disiplin ilmu dengan keterampilan yang sesuai dan
pengalaman yang menunjukkan intuisi dan penilaian yang baik.1 UKM harus
berhati-hati dipilih untuk menyertakan mereka yang memiliki pengetahuan luas dan
terkini tentang penyimpangan sistem. HAZOP harus selalu dilakukan dalam iklim
berpikir positif dan jujur diskusi.1 Selama Tahap Definisi, tim penaksiran risiko
81
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
memfokuskan upaya. Ini termasuk menentukan batas batas studi dan antarmuka
dll.)
penelitian.
yang terbaik sesuai dengan ruang lingkup dan pernyataan masalah untuk analisis
82
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Fase Pemeriksaan dimulai dengan identifikasi semua elemen (bagian atau langkah)
• Sistem fisik dapat dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sesuai
kebutuhan
memfasilitasi penilaian
sistematis. Itu harus diperhatikan bahwa tidak semua kombinasi kata panduan
“kredibel” dan apakah mereka harus dinilai lebih jauh. 1 Tidak perlu
83
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Mulai
Memilih bagian
84
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
61882. Tim penilai risiko dapat modifikasi templat seperlunya berdasarkan faktor-
faktor seperti:
• Persyaratan peraturan
• Kebutuhan akan peringkat atau prioritas risiko yang lebih eksplisit (mis:
• Faktor lain
85
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Tanggung
Deviasi Sebab Konsekuensi Perlindungan Rekomendasi
jawab
1. Tidak Ada / 1. Kegagalan 1.1. Rasio NH3 / CO2 (N / C) 1.1.1. PIA-104 arah keluar GA-404 A/B
Kurang Aliran pasokan amoniak menjadi lebih rendah mengarah
Amonia dari hulu (misal, ke konversi yang lebih rendah di 1.1.2. PRCA-101 arah masuk reaktor
perjalanan reaktor. DC-101
Pompa Ammonia
2. Kegagalan 2.1. Rasio NH3 / CO2 (N / C) 2.1.1. PIA-104 arah keluar GA-404 A/B
fungsi FRC-102 menjadi lebih rendah mengarah
pada jalur ke konversi yang lebih rendah di
Ammonia ke FA- reaktor. 2.1.2. PRCA-101 arah masuk reaktor
401 Terbuka. DC-101
2. Tidak / 1. Kehilangan 1.1. Hilangnya CO2 ke Reaktor 1.1.1. PICA-901 bagian keluar pompa
Kurang Aliran pasokan CO2 dari (DC101) menyebabkan GB-102
CO2 hulu (mis. peningkatan rasio N / C dan
Perjalanan pengurangan konversi. Potensi 1.1.2. PA-902 bagian keluar pompa
kompresor CO2) tekanan berlebih dari loop sintesis GB-101
1.1.3. PICA-903 bagian keluar pompa
GB-101
96
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Tanggung
Deviasi Sebab Konsekuensi Perlindungan Rekomendasi
jawab
3. Tidak / 1. Kehilangan 1.1 Suhu akan naik 1.1.1. FIA-105 pada aliran masuk GA-
Kurang aliran pasokan mengakibatkan konversi menjadi 102 A/B
Karbamat karbamat lebih rendah
1.1.2. Menurunkan suhu sementara
pada bagian ammonia dengan TIC-105
4. Lebih Banyak 1. Kegagalan 1.1 Suhu akan naik dan Membuat 1.1.1. Baypass Manual pada FRC 102
Aliran amonia fungsi FRC-102 rasio N /C mengakibatkan
dan FV-102 pada konversi menjadi lebih rendah
jalur Ammonia 1.1.2. PIA-104 pada aliran keluar GA-
Menutup lebih 404
dari yang 1.1.3. Menurunkan suhu sementara
dibutuhkan. pada bagian ammonia dengan TIC-105
5. Lebih Banyak 1. Rate suplay 1.1 Membuat rasio N /C 1.1.1. PIC. 41
Aliran CO2 CO2 Naik dari mengakibatkan konversi menjadi
bagian Unit lebih rendah 1.1.2. PICA-901 bagian keluar GB-102
Ammonia
1.1.3. PA-902 bagian keluar GB-101
97
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Tanggung
Deviasi Sebab Konsekuensi Perlindungan Rekomendasi
jawab
6. Lebih Banyak 1. Kegagalan 1.1 Suhu akan Turun 1.1.1. FIA-105 A/B arah masuk GA-102
Aliran Karbamat fungsi LRCA-401 mengakibatkan konversi menjadi A/B
Membuat CV- lebih rendah
401 menutup 1.1.2. Menaikan suhu sementara pada
sehinggga bagian ammonia dengan TIC-105
karbamat ke
Reaktor Mengalir
lebih dari yang
dibutuhkan
. Suhu Tinggi 1. kondensat uap 1.1. Tidak ada dampak signifikan
masuk Preheater yang diperkirakan karena
No 1 membuka Preheater No 2 akan mengontrol
lebih dari yang laju aliran uap untuk
dibutuhkan. mempertahankan suhu umpan
amonia.
2. Kegagalan 2.1. Temperatur umpan amonia 1.1.1. PRCA-101-1 pada output
fungsi LIC-701 tinggi ke loop sintesis. Temperatur reaktor
dan FV-701 pada yang lebih tinggi di reaktor.
1.1.2. Menaikan kecepatan pompa
saluran uap LP ke Tekanan berlebih potensial dalam
GA-102 A/B untuk menaikan laju alir
Preheater No 2 loop sintesis.
karbamat
98
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Tanggung
Deviasi Sebab Konsekuensi Perlindungan Rekomendasi
jawab
8. Suhu Rendah 1.Kegagalan 1.1. Tidak ada dampak signifikan
pasokan yang diperkirakan karena
kondensat ke Preheater No 2 akan memiliki
Preheater No. 1. margin yang memadai untuk
mempertahankan suhu reaktor.
2. Malfungsi LIC- 2.1. Tidak ada dampak signifikan
701 terhadap FC- yang diperkirakan karena
701 pada Preheater No 2 akan memiliki
Preheater jalur margin yang memadai untuk
No 2 pada posisi mempertahankan suhu reaktor.
Membuka Penuh
99
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Tanggung
Deviasi Sebab Konsekuensi Perlindungan Rekomendasi
jawab
9.Tekanan 1. Gangguan 1.1. Aliran umpan amonia, CO2 1.1.1. PIA-201 pada aliran masuk DA-
Tinggi fungsi PRCA-101 dan karbamat akan berlanjut. 201
dan PV-101 (tipe Tekanan berlebih potensial dalam 1.1.2. Semua aliran kedalam reaktor
FC) pada saluran loop sintesis secara otomatis akan terhenti oleh
Ke DA-201 press trip
ditutup.
1.1.3. SV.102 pada ujumg reaktor
100
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
10. Tekanan 1. Kegagalan 1.1. Pengurangan potensial 1.1.1. PIA-201 pada aliran masuk DA-
Rendah fungsi PRCA-101 dalam tekanan loop sintesis yang 201
dan saluran mengarah ke pengurangan
overhead PV-101 konversi.
pada HPD (DA- Meskipun suhu dalam loop
201) terbuka sintesis akan berkurang, tidak ada
lebih dari yang dampak signifikan yang
dibutuhkan diperkirakan sehubungan dengan
kristalisasi karbamat.
Tidak ada penurunan suhu yang
signifikan baik dalam amonia
atau Garis CO2 diramalkan.
Tanggung
Deviasi Sebab Konsekuensi Perlindungan Rekomendasi
jawab
11. Kegagalan 1. Kehilangan 1.1. Potensi kristalisasi amonium 1.1.1. Pembilasan garis disediakan.
Utilitas / Start- jejak uap. karbamat dalam garis idle (mis:
up / Shutdown / selama shutdown). Ini adalah
Pemeliharaan masalah umum, berlaku untuk
semua node.
12.lainnya 1. Tabung pecah 1.1. Amonia tekanan tinggi akan 1.1.1. SV-102 pada Preheater No 1
di Preheater No 1 memasuki sisi kondensat uap LP. shell side. Cocok untuk skenario
Potensi tekanan berlebih pada sisi tabung pecah.
shell dari Preheater.
101
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
2. Tabung pecah 2.1. Amonia tekanan tinggi akan 2.1.1. SV-103 pada Preheater No 2
di Preheater No 2 memasuki sisi uap LP. Potensi shell side. Cocok untuk skenario
tekanan berlebih pada sisi shell tabung pecah.
dari Preheater.
102
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hazard and Operability Study, atau dikenal sebagai analisis HAZOP adalah
proses yang direncanakan atau yang sudah ada dan dioperasikan dengan cara yang
paling efektif, ekonomis dan tepat waktu ketika semua pertimbangan dan kendala
proses identifikasi bahaya dan juga pada sistem operasi secara kontinyu.
lancar maka dilakukan studi HAZOP terlebih dahulu sebelum pabrik didiran,studi
HAZOP dilakukam pada setiap alat antara lain pada reaktor urea (DC-101) .
Dalam studi HAZOP pada reaktor urea (DC-101) ada tiga parameter
ditentukan pada saat perancangan tersebut adapun dalam hal pengoperasian pabrik
Umpan yang masuk pada reaktor urea (DC-101) ada dua jenis yaitu NH3
dan CO2 , apabila umpan yang masuk pada reaktor mengalami pengurangan
102
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Umpan yang masuk pada reaktor urea (DC-101) NH3 dan CO2 mengalami
over flow maka maka akan menaikkan suhu sehingga berdampak pada
Suhu umpan masuk tinggi yang disebabkan oleh Kegagalan fungsi PIC-105
dan PV-105 pada saluran uap LP ke Preheater No 2 terbuka lebih dari yang
5. Pressure/Tekanan Tinggi
103
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
yaitu Semua aliran kedalam reaktor secara otomatis akan terhenti oleh
press trip
6. Pressure/Tekanan rendah
dan saluran overhead PV-101 pada HPD (DA-201) terbuka lebih dari yang
7. KegagalanUtilitas/Start-up/Shutdown/Pemeliharaan
amonium karbamat dalam garis idle (mis: selama shutdown). Ini adalah
Dari ketiga variable yang diukur atau dipantau pada HAZOP apabila berjalan
dengan standar operaasi yang telah dibuat maka reaktor urea pada pusr- lll
104
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
3) Peralatan yang digunakan pada reaktor system terdiri dari reaktor , pompa
4) Parameter yang diukur pada HAZOP untuk reaktor ada 3 yaitu kecepatan
tekanan dan flow rendah berdampak pada hasil produk yang semakin
mengecil
6) Suhu yang tinggi dalam reaktor akan berdampak pada konversi produk urea
5.2 Saran
1. HAZOP sebaikknya dipahami dan dimengerti oleh seluruh operator pada
PUSRI-III
secara berkala
105
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Kartini, Apriyani dan Cinthya roito. 2015. Laporan Kerja Praktek Menghitung
https://www.synergysolusi.com/berita/berita-k3/403-pengertian-hazard-and-
Paulinza, Rega dan Imam Syafei. 2013. Laporan Kerja Praktek. Universitas PGRI
: Palembang
Perry, R.H., and Green, D., 1997, Perry’s Chemical Engineers’ Handbook, 7th ed.,
Smith, J.M., Van Ness, H.C., and Abbott, M.M., 2001, Introduction to Chemical
106
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Lampiran 1
107
Laporan Kerja Praktek Universitas Islam Indonesia
Lampiran II
108