Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN HASIL OBSERVASI

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI 6 MALANG

UNTUK MEMENUHI TUGAS INDIVIDU MATAKULIAH


BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
yang dibina oleh Bapak Syaiful Imam, M.Pd

Disusun oleh:
Berliando Firdaus Putra Fuadi (180513626541)
Eko Mardiawan (180513626521)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
2020

i
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
dengan judul “Laporan Hasil Observasi Belajar Pembelajaran di SMKN 6
Malang” guna memenuhi tugas Belajar dan Pembelajaran program studi
Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang.
Penyusun menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga
dalam menyelesaikan makalah ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak,
dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Syaiful Imam, M.Pd selaku dosen matakuliah Belajar dan
Pembelajaran
2. Teman-teman offering D4 program studi Pendidikan Teknik Otomotif.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik isi
maupun susunannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi
penyusun tetapi juga bagi para pembaca.

Malang, 16 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL.........................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PELAKSANAAN OBSERVASI.............................................................3
A. Lokasi Observasi.......................................................................................3
B. Objek Observasi........................................................................................3
C. Metode Observasi......................................................................................3
BAB III HASIL OBSERVASI..............................................................................5
A. Belajar dan Pembelajaran Abad ke-21......................................................5
B. Pembelajaran Abad ke-21-Framework KSAVE.......................................6
C. Penilaian Pembelajaran Abad ke-21..........................................................8
BAB IV PENUTUP...............................................................................................10
A. Kesimpulan................................................................................................10
B. Saran..........................................................................................................10
DAFTAR RUJUKAN...........................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar merupakan sebuah usaha yang dilakukan untuk
memperoleh kehidupan yang lebih baik. Menurut Suyono dan Harianto
dalam bukunya yang berjudul Belajar dan Pembelajaran (2011:9)
dijelaskan bahwa belajar dapat diartikan sebagai suatu suatu proses atau
aktivitas untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,
memperbaiki sikap maupun perilaku serta untuk mengokohkan
kepribadian. Dalam sebuah kegiatan belajar ada sebuah interaksi baik
antar individu maupun kelompok. Proses interaksi tersebut disebut dengan
proses pembelajaran. Disisi lain dalam setiap proses pembelajaran selalu
ditemukan sebuah permasalahan. Untuk itu perlu adanya upaya
peningkatan atau perkembangan proses pembelajaran yang dilakukan oleh
seluruh pihak terkait. Sehingga diperlukan evaluasi untuk mengetahui
permasalahan dari proses tersebut. Makna evaluasi menurut Komite Studi
Nasional tentang Evaluasi (National Studi Committe on Evaluation) dari
UCLA (Stark dan Thomas, 1994:12) dijelaskna bahwa evaluasi
merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis
dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan serta penyusunan program selanjutnya.
Menurut Hanna Djumhana (2005), observasi adalah suatu metode
ilmiah yang sampai saat ini masih menjadi tempat utama pada ilmu
pengetahuan empiris dan masih mendapatkan pengakuan dari dunia
penelitian karya ilmiah sebagai bentuk dari metode yang paling banyak
digunakan untuk melakukan pengumpulan data. Menurut Nawawi dan
Martini (1992), Selanjutnya pengertian observasi adalah sebuah
pengamatan dan juga pencatatan secara urut yang terdiri dari unsur-unsur
yang muncul dalam suatu fenomena pada objek penelitian tersebut. Dan
hasil dari pengamatan tersebut selanjutnya akan dilaporkan dengan

1
susunan secara sistematis dan juga sesuai dengan kaidah-kaidah yang
berlaku.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, masalah dalam laporan
observasi ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa definisi dari belajar dan pembelajaran?
2. Apa saja tujuan dari belajar dan pembelajaran?
3. Bagaimana tahapan-tahapan dalam belajar dan pembelajaran?
4. Apa manfaat belajar dan pembelajaran?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari belajar dan pembelajaran.
2. Mengetahui metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah.
3. Mengetahui sarana dan prasarana penunjang perkembangan siswa.
4. Mengetahui tahapan belajar dan pembelajaran di sekolah.
5. Mengetahui hasil belajar pembelajaran di sekolah.

2
BAB II
PELAKSANAAN OBSERVASI
A. Lokasi Observasi
Lokasi observasi adalah SMKN 6 Malang. Kegiatan observasi
dilakukan di SMK Negeri 6 Malang berada di jalan Raya Ki Ageng gribig
No.28, Madyopuro, Kec. Kedung kandang Kota Malang Jawa Timur.

B. Objek Observasi
Objek observasi adalah segala sesuatu yang akan diobservasikan,
diamati dan dianalisa selama proses observasi. Objek yang perlu
diobservasi dalam belajar dan pembelajaran adalah seorang siswa ataupun
siswi, baik secara langsung ataupun melalui wakil kepala sekolah bagian
kurikulum atau juga bisa melalui kepala jurusan di setiap jurusan yang ada
di sekolah tersebut guna mendapatkan informasi tentang proses belajar
pembelajaran yang ada di sekolah SMKN 6 Malang. Kami melakukan
observasi ke Bapak Agus Sriyanto selaku waka kurikulum di SMKN 6
Malang

C. Metode Observasi
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan observasi ini adalah
sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara merupakan suatu cara yang digunakan untuk tugas
tertentu, mencoba untuk mendapatkan sebuah informasi dan secara
lisan pembentukan responden, untuk berkomunikasi secara tatap
muka.Wawancara dilakukan dengan melakakukan pembagian ke
beberapa jurusan menurut prodi masing masing peserta didik untuk
menjadi lebih intensif untuk mendapatkan suatu hasil observasi yang
maksimal dan yang diharapkan.
2. Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung dari lingkungan fisik
atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berlangsung

3
yang mencakup semua kegiatan perhatian ke objek dengan
menggunakan alat penilaian sensorik. Atau sautu pekerjaan yang
dilakukan dengan sengaja dan sadar untuk mengumpulkan data dan
melaksanakan prosedur yang sistematis dan tepat. Observasi berarti
pula mengamati, menyaksikan, memperhatikan sebagai metode
pengumpulan data penelitian. Observasi disini kita menggali
bagaimanakah proses belajar dan pembelajaran dalam SMKN 6
Malang dan juga kita meneliti bagaimana proses kegiatan belajar.
3. Waktu pelaksanaan
Observasi ini dilaksanakan pada hari rabu tanggal 04 Maret
2020.

4
BAB III
HASIL OBSERVASI

A. Belajar dan Pembelajaran Abad ke-21


Slameto (2010: 2) belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkunganya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut
akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Belajar meupakan aktivitas
mental atau psikis dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman,
ketrampilan, nilai-nilai, dan sikap.
Dimyati dan Mudjiono (2016) mengemukakan bahwa
pembelajaran adalah suatu persiapan yang disiapkan oleh guru guna
menarik dan memberi informasi kepada siswa, sehingga dengan persiapan
yang dirancang oleh guru dapat membantu siswa dalam menghadapi
tujuan. Berikut adalah ciri-ciri pembelajaran abad ke-21:
1. Informasi
Informasi pada waktu sekarang ini sudah sangat melimpah dan
tersedia luas kapan dan dimana saja terutama melalui media digital.
Peserta didik dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber, guru
hendaknya menjadi motivator yang memotivasi peserta didik untuk
mencari tahu serta menjadi mentor dalam upaya memperoleh informasi
yang benar dan kredibel.
2. Komputasi
Berkembangnya perangkat teknologi memungkinkan mesin
melakukan pekerjaan komputasi dengan lebih cepat dan akurat.
Pembelajaran hendaknya diarahkan untuk merumuskan masalah
(menanya) tidak hanya sekedar menyelesaikan masalah (menjawab).
3. Otomasi
Pekerjaan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang dengan
prosedur yang sudah baku semakin lama akan digantikan oleh mesin.
Pembelajaran hendaknya diarahkan untuk tak sekedar berfikir

5
mekanistis (rutin) tetapi lebih kepada berfikir analitis (pengambilan
keputusan). Saat ini mesin atau komputer masih kalah jauh dengan
kemampuan manusia berfikir kritis.
4. Komunikasi
Pekerjaan-pekerjaan diabad 21 memerlukan adanya komunikasi
yang kompleks serta adanya kolaborasi dan kerjasama dalam
menyelesaikan masalah. Komunikasi dan kolaborasi juga tak sekedar
bekerja dalam kelompok yang kecil dan lokal tetapi bisa jadi dalam
skala yang besar dan global. Pembelajaran hendaknya diarahkan
kepada melatih kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi dengan
baik.
Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan diatas, selaras
dengan apa yang dikatakan oleh narasumber dilapangan. Narasumber
mengemukakan bahwa dalam suatu pembelajaran di SMKN 6 Malang
memiliki informasi, komputasi, otomasi, dan komunikasi. Sekolah ini juga
sudah menggunakan kurikulum 2013 revisi. Dimana kegiatan belajar dan
pembelajarannya meliputi wawasan kebangsaan, moral spiritual, bina fisik
dan mental (bekerja sama dengan brimob), dan juga menggunakan sistem
semiblok dalam pembelajaran (setiap hari pasti ada praktek). Sekolah
sudah menggunakan e-learning, namun masih hanya berjalan di beberapa
jurusan saja, di TKJ misalnya dan di mata pelajaran simdig saja. Sekolah
ini juga sudah melaksanakan ujian berbasis CBT (paperless), tetapi untuk
pembelajaran model ini belum menyeluruh masuk ke berbagai jurusan.
Beberapa hal diatas adalah kriteria pembelajaran abad ke-21.

B. Pembelajaran Abad ke-21-Framework KSAVE


The University of Melbourne dalam framework KSAVE
(knowledge, skills, attitudes, value, ethics) mencoba mendefinisikan
kecakapan abad 21 tersebut. Knowledge mencakup semua referensi
terhadap pengetahuan tertentu atau pemahaman syarat-syarat untuk
kesepuluh kecakapan abad ke-21 yaitu, creativity and innovation, critical
thinking, problem solving, decision making, learning to learn,

6
metacognition, communication, collaboration and teamwork, information
literacy, informative technology and communication literacy, life and
career, persoanl and social responsibility. Skills mencakup keahlian,
kemampuan, dan proses untuk dipelajari secara fokus oleh siswa.
Atttitudes, value, and ethics merupakan kebiasaan dan perilaku yang
dikerjakan untuk mencapai kesuksesan abad ke-21. Untuk
menggambarkan keterkaitan dan hubungan kesepuluh kecakapan abad ke-
21 berdasarkan framework KSAVE, dihubungkan oleh dua kecakapan
yaitu collaborative problem solving, dan learning through a digital
network (Griffin dan Care, 2015).
Menurut pendapat Warger dalam mengahdapi pembelajaran abad
ke-21, siswa diharapkan memiliki kecakapan-kecakapan (skills) sebagai
berikut, (Binkley, 2010):
1. Mampu berfikir kritis dalam memecahkan setiap masalah.
2. Mampu bekerjasama dalam belajar.
3. Mampu beradaptasi dengan cepat dalam proses pembelajaran.
4. Mempunyai jiwa enterpreneurship.
5. Berkomunikasi secara efektif baik lisan maupun tulisan.
6. Mampu mengakses dan menganalisis setiap informasi yang
didapatkan.
Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan diatas, selaras
dengan apa yang dikatakan oleh narasumber dilapangan. Narasumber
mengemukakan bahwa disekolah ini terdapat kelas industri, dimana
beberapa peserta didik yang berkompeten diambil untuk beraviasi dengan
perusahaan. Misalnya untuk jurusan RPL, setiap Rabu peserta didik kelas
X terpilih (sekitar 10 orang) dan kelas XII terpilih setiap hari Kamis dan
Jum'at akan belajar di kelas industri satu hari full dengan PT REGO
SERIES INFORMA. Untuk bisa mengikuti kelas industri ini, ada
penjaringan khusus dari perusahaan. Dan untuk bidang otomotif, terdapat
kelas TeFa (Teaching Factory) yang bekerjasama dengan AUTO 2000,
namun belum berjalan secara maksimal. Hal ini adalah bukti nyata

7
kolaborasi sekolah dengan perusahaan dan peran sekolah sebagai
fasilitator untuk menyongsong pembelajaran abad ke-21.

C. Penilaian Pembelajaran Abad ke-21


Keterampilan kompetitif dikembangkan berdasarkan visi untuk
abad ke-21 agar peserta didik menjadi manusia yang sukses dalam
percaturan ekonomi global, terkait dengan penyiapan pembelajar untuk
menguasai keterampilan dan kompetensi. Dalam salah satu publikasinya,
lembaga Partnership of 21st Century Skills mengemukakan ada beberapa
ciri-ciri asesmen pada abad ke-21 antara lain:
1. Mendorong berlangsungnya asesmen yang seimbang, termasuk
keseimbangan penggunaan tes baku berkualitas tinggi dengan
penggunaan asesmen kelas, baik formatif maupun sumatif yang efektif.
2. Menekankan kepada adanya umpan balik yang bermanfaat bagi kerja
siswa dalam pembelajaran sehari-hari.
3. Bertumpu pada pengembangan portofolio dari hasil kerja siswa yang
dapat mengukur penguasaan siswa terhadap berbagai keterampilan
yang diperlukan pada abad ke-21 baik dalam pandangan pendidik
maupun dalam pendangan pemberi kerja nantinya.
Penilaian otentik (authentic assesment) merupakan penilaian
langsung (direct assesment) dan ukuran langsung, penilaian otentik lebih
sering dinyatakan sebagai penilaian berbasis kinerja (performance based
assesment), penilaian alternatif (alternative assesment) atau penilaian
kinerja (performance assesment). Penilaian ini diperlukan sebab, antara
lain:
1. Keinginan pihak terkait dengan pendidikan (stake holders pendidikan)
untuk menyoroti sifat-sifat konstruktif dari pembelajaran dan
pendidikan.
2. Penilaian otentik mengizinkan peserta didik memilih jalannya sendiri
untuk mendemonstrasikan kompetensi dan keterampilannya.

8
3. Penilaian otentik mengevaluasi seberapa efektif siswa secara langsung
mampu menerapkan pengetahuannya dalam berbagai jenis dan tugas.
4. Memberikan legitimasi pembelajaran dengan mengaitkannya dengan
konteks dunia nyata.
5. Memberikan kemungkinan kolaborasi antar siswa dan kolaborasi lintas
kurikulum.
Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan diatas, selaras
dengan apa yang dikatakan oleh narasumber dilapangan. Narasumber
mengemukakan bahwa standarisasi sistem penilaian peserta didik
disekolah ini menggunakan PERMEN No. 4 tahun 2018, pedoman
penilaian SMK tahun 2018, secara garis besar sistem penilaian sama
seperti sistem penilaian yang sebelumnya, yang membedakan adalah pada
sistem penilaian ini menghilangkan KKM dan menggantinya dengan SKM
(Score Ketuntasan Minimal).

9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat disimpulkan bahwa:
a. Pembelajaran di SMKN 6 Malang sudah termasuk pembelajran abad
ke-21 yang memiliki kriteria informasi, komputasi, otomasi, dan
komunikasi. Sekolah ini juga sudah menggunakan kurikulum 2013
revisi. Dimana kegiatan belajar dan pembelajarannya meliputi
wawasan kebangsaan, moral spiritual, bina fisik dan mental (bekerja
sama dengan brimob), dan juga menggunakan sistem semiblok dalam
pembelajaran (setiap hari pasti ada praktek)
b. Pembelajaran abad ke-21-framework KSAVE juga sudah berjalan di
SMKN 6 Malang. Bukti nyatanya adalah di sekolah ini terdapat kelas
industri, dimana beberapa peserta didik yang berkompeten diambil
untuk beraviasi dengan perusahaan.
c. Untuk penilaian pembelajaran abad ke-21 di SMKN 6 Malang
menggunakan standarisasi sistem penilaian peserta didik disekolah ini
menggunakan PERMEN No. 4 tahun 2018, pedoman penilaian SMK
tahun 2018.
B. Saran
Untuk sistem pembelajaran di SMKN 6 Malang sudah cukup baik,
hanya saja untuk penggunaan e-learning. Sebaiknya diperbaiki agar bisa
dipakai oleh semua jurusan menyeluruh dan semua anggota sekolah
termasuk pendidik dan peserta didik. Dengan adanya pembelajaran abad
ke-21 agar lebih memudahkan guru dan murid dalam sistem pembelajaran
di SMKN 6 Malang. Penggunaan e-learning akan mempermudah siswa
mengumpulkan tugas dan mengurangi penggunaan kertas sehingga
mengurangi global warming akibat dari penebangan pohon yang
digunakan untuk membuat kertas.

10
DAFTAR RUJUKAN
Binkley, M., Erstad, O., Herman, J., Raizen, S., Ripley, M., dan Rumble, M.
2010. Assesment & Teaching of 21st Centuty Skills: Defining 21st
Century Skills. Cisco, Intel and Microsoft. Melbourne: The University of
Melbourne.
Bustaman, Hanna Djumhana. 2005. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Dimyati dan Mudjiono. 2016. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Ertikanto, Chandra. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Media
Akademi.
Griffin, Patrick &amp., Care, E. 2015. Assesment and Teaching of 21st Century
Skills. British Journal of Educational Technology, 46(4), E15-E16.
https://doi.org/10.1111/bjet.12308.
Kosasih. 2012. Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya.
Nawawi, Hadari., dan M, Martini Hadari. 1992. Instrumen Penelitian Bidang
Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Stark, J.S. & Thomas, A. 1994. Assessment and program evaluation.
Needham Heights: Simon & Schuster Custom Publishing.
Suyono & Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

11

Anda mungkin juga menyukai