Tidak sedikit manusia yang takut akan wabah penyakit. Terlebih, penyakit tersebut adalah penyakit yang sangat infeksius dan cukup mematikan bagi manusia. Manusia berbondong-bondong mencari keselamatan atas dirinya dengan berbagai cara agar tidak terinfeksi dari wabah penyakit. Baru-baru ini dunia sedang gempar akan adanya wabah penyakit yang berbahaya. Wabah penyakit yang disebut dengan COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-Cov-2. Wabah ini telah menyebabkan kegelisahan yang besar bagi masyarakat dunia dan menyebabkan dampak yang luas, tidak terkecuali di Indonesia. Berbagai cara dilakukan oleh orang-orang agar selamat dari wabah penyakit ini. Mulai dari membeli peralatan perlindungan diri, obat-obatan, makanan, minuman, memperbanyak doa dan ibadah, serta cara-cara yang lain. Sebagian dari mereka ada yang kalap, memborong sesuatu yang dianggap dapat melindungi dirinya hingga habis tak bersisa. Sebagian lagi ada yang memanfaatkan kesempatan untuk berbuat dzhalim kepada sesama. Namun sebagai seorang muslim, selayaknya kita menyikapi wabah penyakit ini dengan apa yang telah disyariatkan oleh Allah سبحانه و تعالىdan Rasul-Nya ﷺdi dalam Al Qur’an dan Assunnah. Lalu, bagaimana sikap yang tepat bagi seorang muslim dalam menyikapi wabah penyakit? Sikap yang selayaknya ada di dalam diri seorang muslim adalah sabar. Sabar atas segala takdir Allah, dan wabah penyakit merupakan takdir dari Allah ‘Azza wa Jalla. Allah سبحانه و تعالى berfirman di dalam Al Qur’an “Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa kecuali dengan izin Allah. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. At-Taghabun [64]: 11) Kemudian, tawakkal kepada Allah. Tawakkal kepada Allah merupakan sebab yang paling besar untuk mendatangkan manfaat dan menolak mudharat. Allah سبحانه و تعالىberfirman: “Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya …” (QS. Ath-Thalaq [65]:3) Seorang muslim semestinya hanya takut kepada Allah سبحانه و تعالى, karena takut kepada Allah termasuk salah satu jenis ibadah yang paling utama, paling agung, dan tinggi kedudukannya di dalam agama. Maka jenis ibadah ini wajib diikhlaskan hanya kepada Allah الىEسبحانه و تع, yaitu khauful ‘ibadah. Barangsiapa yang menjadikan jenis ibadah ini ditujukan kepada selain Allah, maka dia telah terjatuh dalam kesyirikan yang dapat membatalkan keislaman pelakunya. Allah الىEEبحانه و تعEE سberfirman: “Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 175). Lalu, bagaimana dengan takut akan adanya wabah penyakit yang berbahaya? Apakah pelakunya terjatuh ke dalam kesyirikan? Maka jawabannya adalah tidak. Takut akan adanya wabah penyakit yang dapat membahayakan seseorang, bukanlah termasuk ke dalam takut ibadah, melainkan takut secara tabiat. Penting bagi seorang muslim untuk bersikap atas sesuatu dengan landasan syariat supaya tidak terjatuh ke dalam perkara-perkara yang menimbulkan dosa bagi pelakunya, baik dosa kecil hingga dosa kesyirikan yang dapat membatalkan keislaman dari pelakunya. Semoga Allah سبحان و تعالىselalu menjaga kita semua dari wabah penyakit COVID-19 yang berbahaya dan menjaga kita agar tetap senantiasa istiqamah berjalan di jalan yang lurus hingga akhir kelak.