Anda di halaman 1dari 10

NAMA :NUR AISYA KAHRI

KELAS :J3 KEPERAWATAN

NIM :P201701100

A. Paparan Masalah

Triage berasal dari bahasa Francis yang berarti’’pemilahan’’.Jadi


Triage adalah proses pemilahan penderita berdasarkan tingkat kegawat
daruratan dan kebutuhan akan pertolongan live saving.

Triage adalah proses menempatkan pasien gawat darurat pada tempat


dan waktu yang tepat untuk mendapatkan perawatan yang tepat, triage
juga berlaku untuk penseleksian korban untuk rujukan ke rumah sakit dan
penanganannya .

Triage adalah suatu system pembagian/klasifikasi prioritas klien


berdasarkan berat ringannya kondisi klien/kegawatdaruratannya yang
memerlukan tindakan segera. Dalam triage, perawat dan dokter
mempunyai batasan waktu (respon time) untuk mengkaji keadaan dan
memberikan intervensi secepatnya yaitu ≤ 10 menit.

Triage adalah proses pengambilan keputusan yang dinamis dan


kompleks untuk menentukan priotitas akses keperawatan medis dalam
situasi bencana.

Dalam triase lanjut, dokter, perawat, dan paramedis terlatih dapat


memutuskan bahwa beberapa orang yang terluka parah tidak boleh
menerima perawatan lanjutan karena mereka tidak mungkin bertahan. Ini
digunakan untuk mengalihkan sumber daya yang langka dari pasien
dengan sedikit peluang untuk bertahan hidup untuk meningkatkan peluang
bagi orang lain dengan kemungkinan lebih tinggi.
Pelatihan triase bencana sangat penting untuk menambah keahlian
tanggap bencana tetapi penyedia layanan medis darurat(EMS) tidak di
bakukan dikarenakan simulasi itu mahal dan memakan waktu.

Bencana, panggilan untuk pelatihan kesiapsiagaan perlu diperkuat,


perawat harus dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan yang
memadai untuk menanggapi bencana, mulai dari pelatihan prajabatan
hingga pelatihan professional dalam jabatan.

a. Tujuan triage adalah sebagai berikut:


1. Untuk identifikasi kondisi mengancam jiwa
2. Memprioritaskan klien menurut keakutannya

b. Prinsip triage
‘’Time Saving is Life Saving(respontime diusahakan sependek
mungkin), The Right Patient, to The Right Place at The Right Time
serta melakukan yang terbaik untuk jumlah terbanyak’’dengan seleksi
korban berdasarkan:
1. Ancaman jiwa mematikan dalam hitungan menit
2. Dapat mati dalam hitungan jam
3. Trauma ringan
4. Sudah meninggal

c. Triase lapangan dilakukan pada tiga kondisi:


1. Triase di tempat (triase satu)

Triase di tempat dilakukan di “tempat korban ditemukan”


atau pada tempat penampungan yang dilakukan oleh tim
Pertolongan Pertama atau Tenaga Medis Gawat Darurat. Triase di
tempat mencakup pemeriksaan, klasifikasi, pemberian tanda dan
pemindahan korban ke pos medis lanjutan.

2. Triase medik (triase dua)

Triase ini dilakukan saat korban memasuki pos medis


lanjutan oleh tenaga medis yang berpengalaman (sebaiknya dipilih
dari dokter yang bekerja di Unit Gawat Darurat, kemudian ahli
anestesi dan terakhir oleh dokter bedah). Tujuan triase medik
adalah menentukan tingkat perawatan yang dibutuhkan oleh korban

3. Triase evakuasi (triase tiga)

Triase ini ditujukan pada korban yang dapat dipindahkan ke


Rumah Sakit yang telah siap menerima korban bencana massal.
Jika pos medis lanjutan dapat berfungsi efektif, jumlah korban
dalam status “merah” akan berkurang, dan akan diperlukan
pengelompokan korban kembali sebelum evakuasi
dilaksanakan.Tenaga medis di pos medis lanjutan dengan
berkonsultasi dengan Pos Komando dan Rumah Sakit tujuan
berdasarkan kondisi korban akan membuat keputusan korban mana
yang harus dipindahkan terlebih dahulu, Rumah Sakit tujuan, jenis
kendaraan dan pengawalan yang akan dipergunakan.

d. Pembagian Triase
1. P1 Emergensi(merah)
Gawat Darurat(waktu respon:0 menit)
 Mengancam jiwa, akan mati tanpa tindakan dan evaluasi
segera
 Harus didahulukan>langsung ditangani
 Area resusitasi waktu tunggu 0 menit

Masalah A-B-C kesulitan bernapas, cedera kepala berat,


cedera tulang belakang, syok,

2. P2 Urgensi(Kuning)
Darurat tidak gawat(waktu respon:30 menit)
 Memerlukan tindakan medis dalam beberapa jam bila tidak
akan menyebabkan kematian atau menderita cedera yang
irreversible
 Pasien dengat penyakit akut
 Waktu tungu 30 menit.
Masalah yang terjadi nyeri karena gangguan paru, luka
bakar dengan LLB<30%, diare dengan dehidrasi sedang, muntah
terus menerus, panas tinggi >39 tidak disertai kejang, pusing
berputar.

3. P3 Non Urgen(Hijau)
Tidak gawat tidak darurat(waktu respon:60 menit)
 Kondisi yang tidak memerlukan pertolongan segera
 Pasien masih dapat berjalan
 Area ambulatory/ruang P3
 Waktu tunggu 60 menit.
Fraktur tertutup, dislokasi, luka minor, batuk, pilek, kram-
kram.

4. P4/0 Meninggal(Hitam)
Death on arrival(waktu respon:120 menit)
 Tidak ada respon dalam segala rangsangan
 Tidak ada respirasi spontan
 Tidak ada bukti aktivitas jantung
 Hilangnya respon pupil terhadap cahaya
e. Model Triage Dalam Bencana
1. Single Triage
Digunakan untuk keadaan dimanapasien datang satu persatu,
seperti misalnya instalasi atau unit gawat darurat sehari-hari, atau
pada MCI(mass casualty incident/bencana dimana fase akut telah
terlewati(setelah 5-10 hari).
2. Simple Triage
Pada keadaan bencana missal (MCI) awal-awal, dimana sarana
transportasi belum ada, atau ada tetapi terbatas, dan terutama
sekali, belum ada tim medis atau para medis yang
kompoten.Pemilhan atau pemilihan pasien terutama ditujukan
untuk prioritas transportasi pasien yang kemudian tingkat
keparahan penyakitnya.Biasanya digunakan triage tag/kartu triase.
3. S.T.A.R.T.(Simple Triage And Rapid Treatment)
Prinsip dari START adalah START bertujuan untuk mengatasi
ancaman hidup yang utama, yaitu sumbatan jalan nafas, dan
perdarahan arteri yang hebat, dengan menggunakan kategori/warna
kode.
4. Secondary Assesment to Victim Endpoint(SAVE)
Pada keadaan dimana terdapat korban dalam jumlah yang sangat
banyak, yang jauh melampaui kapasitas penolong, maka harus
dilakukan triase secara cepat dengan tujuan menyelamatkan banyak
korban sebanyak-banyaknya,

f. Dalam proses triase klasifikasi dengan warna dan angka yang sesuai
berbeda di setiap wilayah. 
1. Australia

Skala Triase Australasia


Harus dilihat
Tingkat Deskripsi oleh penyedia di
dalam
1 Resusitasi 0 menit
2 Keadaan darurat 10 menit
3 Mendesak 30 menit
4 Semi-Mendesak 60 menit
5 Tidak mendesak 120 menit

2. Kanada

Skala Trias dan Ketajaman Kanada (CTAS)


Harus dilihat oleh
Tingkat Deskripsi
penyedia di dalam
1 Resusitasi 0 menit
2 Keadaan darurat 15 menit
3 Mendesak 30 menit
4 Kurang Mendesak 60 menit
5 Tidak Mendesak 120 menit

3. Finlandia
Triage di lokasi kecelakaan dilakukan oleh paramedis atau dokter

darurat , menggunakan skala empat tingkat     Dapat


menunggu,     Harus menunggu,     Tidak bisa menunggu,

dan     Kalah.

4. Perancis

Di Prancis , triase Prehospital jika terjadi bencana menggunakan


skala empat tingkat:
 DCD: décédé (almarhum), atau urgence dépassée (di luar
urgensi)
 UA: urgence absolue (absolute urgency)
 UR: urgensi relatif (urgensi relatif)
 UMP: urgensi médico-psychologique (urgensi medis-
psikologis) atau impliqué (tersirat, yaitu terluka ringan atau
hanya secara psikologis terkejut).
5. Jerman
Sistem triase Jerman juga menggunakan empat, kadang-kadang
lima kode warna untuk menunjukkan urgensi perawatan. Biasanya,
setiap ambulans dilengkapi dengan folder atau tas dengan pita
berwarna atau label triase. Urgensi dilambangkan sebagai berikut:

Kategor
Berarti Konsekuensi Contohnya
i
Bahaya akut Perawatan segera, Lesi arteri,
T1 (I) bagi transportasi perdarahan internal,
kehidupan sesegera mungkin amputasi mayor
Pengamatan
konstan dan Amputasi kecil, luka
Cedera
T2 (II) perawatan cepat, daging, patah tulang
parah
transportasi secepat dan dislokasi
mungkin
Perawatan bila
Cedera
memungkinkan,
ringan atau Laserasi minor,
T3 (III) diangkut dan / atau
tidak ada keseleo, lecet
dibuang jika
cedera
memungkinkan
Tidak ada Cedera parah,
Observasi dan jika
atau peluang kehilangan darah
memungkinkan
T4 (IV) kecil untuk tanpa kompensasi,
pemberian
bertahan penilaian neurologis
analgesic
hidup negatif
Almarhum Pengumpulan dan Cedera yang tidak
penjagaan tubuh, sesuai dengan
identifikasi bila kehidupan, tidak ada
pernapasan spontan
setelah
memungkinkan membersihkan jalan
napas, diturunkan
dari T1-4

6. Jepang

Di Jepang , sistem triase terutama digunakan oleh para profesional


kesehatan. Kategori triase, dalam kode warna yang sesuai, adalah:
  Kategori I : Digunakan untuk korban yang layak dengan kondisi
yang berpotensi mengancam jiwa.
  Kategori II : Digunakan untuk korban dengan cedera yang tidak
mengancam jiwa, tetapi yang sangat membutuhkan perawatan.
  Kategori III : Digunakan untuk korban dengan luka ringan yang
tidak memerlukan transportasi ambulans.
  Kategori 0 : Digunakan untuk korban yang meninggal, atau yang
luka-lukanya membuat kelangsungan hidup tidak mungkin.

B. Pembahasan
1. Secondary Assesment to Victim Endpoint(SAVE)

SAVE merupakan system triage sekunder yang mencoba


membantu memberikan solusi terhadap dilemma beberapa pilihan
yang sulit untuk menangani para korban dilapangan.Sistem ini di
rancang untuk digunakan dalam zona disaster.

Konsep dari SAVE adalah memprioritaskan para korban yang


dianggap paling dapat terselamatkan dan memiliki kondisi medis yang
memerlukan penanganan segera.Save dilakukan bila jumlah korban
luar biasa dan jauh melampaui kapasitas penolong.

Pada keadaan dimana terdapat korban dalam jumlah yang


sangat banyak, yang jauh melampaui kapasitas penolong, maka harus
dilakukan triase secara cepat dengan tujuan menyelamatkan korban
sebanyak-banyaknya.
Untuk itu pada triase dengan metode SAVE, korban di bagi
menjadi 3 kelompok, yaitu:

a. Kelompok korban yang diperkirakan akan meninggal, apapun


tindakan yang akan diberikan
b. Kelompok korban yang diperkirakan akan mampu bertahan hidup,
apapun tindakan yang akan diberikan(termasuk tidak dilakukan
pertolongan)
c. Kelompok yang tidak masuk dalam 2 kategori diatas, yang berarti
korban pada kelompok inilah keselamatannya sangat tergantung
pada intervensi yang akan diberikan.Kelompok inilah yang harus
mendapat prioritas penanganan.

ALGORITMA SAVE

Keterangan:

Secondary Assesment to Victim Endpoint(SAVE)

1. Delayed :Terlambat
2. Immediate :Segera
3. Unsavegable :Tidak dapat diselamatkan

C. Kesimpulan Dan Saran


1. Kesimpulan

Triage adalah proses pengambilan keputusan yang dinamis dan


kompleks untuk menentukan priotitas akses keperawatan medis dalam
situasi bencana. Prinsip triage adalah’’Time Saving Is Life
Saving(Respon Time Diusahakan Sependek Mungkin)’’serta
melakukan yang terbaik.

Dalam Konsep dari SAVE adalah memprioritaskan para korban


yang dianggap paling dapat terselamatkan dan memiliki kondisi medis
yang memerlukan penanganan segera.Save dilakukan bila jumlah
korban luar biasa dan jauh melampaui kapasitas penolong.

2. Saran

Dengan bencana yang sering terjadi perawat maupun calon


perawat harus memahami dan secara etis menerapkan manajemen
bencana dan koordinasi perawatan pasien dengan simulasi dimana
simulasi ini adalah solusi potensial untuk deficit mahasiswa
keperawatan agar seorang perawat ataupun calon perawat dapat
memahami konsep triage dan mengaplikasikannya di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Achora, Susan.Kamanyire, K Jey.Disaster Preparadnes:Need For


Inclusion In Undergrudde Nursing Education.Sultan Qaboos
University Medical Journal 16.1(2016)e15.

Bazyar, Jafar.Farrokhi, mehrdad.Triage Systems In Mass Casualty


Incidents And Disaster:A Review Study With A Worldwife
Approach.Open Acces Mased J Med.V7.3(2019).

Cicero, Mark X.et.al.60 Seconds To Survivals A Pilot Study Of Disaster


Triage Video Game For Prehospital Providers.American Journal
Disaster Medicine 12.2(2017)75-83.

Ghanbari, Vahid.et.al.Ethical Prioritizon Of Patients During Disaster


Triage :A Systematic Review Of Current Evidance.Internasional
Emergency Nursing 43(2019)126-132.

Greco, Sara.et.al.Ethical Reasoning Debriefing In Disaster


Simulations.Journal Of Profesional Nursing 35.2(2019)124-132.

Saanin, Syaiful. 2016. Triase dalam Musibah


Masal. http://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/triagemsl.html .
Diakses pada tanggal 31 Maret 2020.

Saanin, S. Tanggap darurat bencana. Diakses pada tanggal 31 maret


2016, dari
http://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/bencana11.pdf

Anda mungkin juga menyukai