Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ALAT KONTRASEPSI IUD


1. Pokok Bahasan : Alat Kontrasepsi IUD
2. Sub Pokok Bahasan
A. Pengertian kontrasepsi IUD
B. Jenis – jenis IUD
C. Penjelasan metode
D. Prosedur pemasangan
E. Pasca pemasangan
F. Efektifitas
G. Indikasi
H. Kontraindikasi
I. Keuntungan dan kerugian
J. Waktu pemasangan
K. Keadaan yang memerlukan perhatian khusus
L. Pemantau dan petunjuk bagi klien
3. Sasaran : Ibu post partum dan ibu menyusui
4. Waktu : 40 Menit
5. Tempat : Balai Banjar Desa Harum
6. Hari/Tanggal : Jumat, 21 Februari 2019
7. Latar Belakang
Alat kontrasepsi dalam rahim ( AKDR/IUD) merupakan alat kontrasepsi
yang di pasang dalam rahim yang relatif lebih epektif bila di bandingkan
dengan metode pil, suntik, dan kondom. Alat kontrasepsi dalam rahim terbuat
dari pelastik elastik, dililit tembaga atau campuran tembaga dengan perak.
Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas dengan waktu penggunaan
dapat mencapai 2-10 tahun, dengan metode kerja mencegah masuknya
spermatozoa/sel mani ke dalam saluran tuba. Pemasangan dan pencabutan alat
kontrasepsi ini harus di lakukan oleh tenaga medis (dokter/bidan terlatih)
dapat di pakai oleh semua perempuan usia reproduktif namun tidak boleh di
pakai perempuan yang terpapar IMS. Jenis-jenis IUD yaitu: Copper-T,
Copper-7, multi load, lippes loap.
8. Tujuan Penyuluhan
A. Tujuan Instruksionalkan Umum /TIU
Setelah diberikan penyuluhan ibu mampu memahami tentang alat
kontrasepsi IUD.
B. Tujuan Instruksionalkan Khusus /TIK
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu dapat mengetahui tentang :
1.      Pengertian IUD dan Jenis IUD.
2.      Prosedur Pemasangan dan pasca pemasangan
3.      Indikasi dan kontraindikasi IUD
4.      Keuntungan dan kerugian IUD
5.      Efek samping IUD
6.      Waktu pemasangan IUD

1. Kegiatan
Waktu Tahap Kegiatan
Kegiatan Penyuluh Sasaran
5 Menit Pendahuluan      Membuka acara dengan    Menjawab salam
mengucapkan salam kepada
peserta
     Mendengarkan penyuluh
     Menyampaikan topic, maksud
dan tujuan penkes kepada
     Menyetujui kesepakatan
peserta
waktu pelaksanaan penkes
     Kontrak waktu untuk
kesepakatan pelaksanaan penkes
dengan peserta
20 Menit Kegiatan Inti Penyuluh menjelaskan tentang : Mendengarkan penyuluh
1.      Pengertian IUD dan Jenis IUD. menyampaikan semua
2.      Prosedur Pemasangan danmateri sampai selesai
pasca pemasangan
3.      Indikasi dan kontraindikasi
IUD
4.      Keuntungan dan kerugian IUD
5.      Efek samping IUD
6.      Waktu pemasangan IUD

15 Menit Evaluasi / Tanya Jawab


          Menanyakan yang belum
Penutup jelas
Memberikan pertanyaan kepada    Menjawab pertanyaan
    

peserta
     Menyimpulkan dan    Mendengarkan
mengklarifikasi materi
penyuluhan yang telah
disampaikan kepada peserta
     Menutup acara dan
     Mendengarkan penyuluh
mengucapkan salam serta
menutup acara dan
terimakasih kepada sasaran
menjawab salam

2. Metoda :Ceramah, dan Tanya Jawab


3. Media : SAP dan Poster
4. Materi :Lampiran 1
5. Evaluasi
Prosedur               : Post Test
Bentuk                 : Lisan
Jenis                     : Tanya Jawab
Jenis Pertanyaan :
1.      Apa yang dimaksud dengan IUD ?
2.      Apa saja kerugian dan keuntungan IUD?
3.      Bagaimana cara pengecekan IUD secara mandiri ?
4.      Apa saja efek samping dari IUD ?
6. Daftar Pustaka
Safuddin,AB. 2003. Buku Panduan Praktek Pelayanan Kontrasepsi.

Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono.


Hartono,Hunafi. 2002. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta :

Pustaka Sinar Harapan

Bari Syaiffudin, Abdul. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.

Jakarta : Yayasan Bina pustaka Sarwono.


Lampiran 1
ALAT KONTRASEPSI IUD
1. Pengertian Kontrasepsi IUD
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan yang bersifat sementara
atau menetap. Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa menggunakan alat, secara
mekanis, menggunakan alat atau dengan operasi. (Saefuddin, 2009).
IUD (Intra Uterine devices) atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukan
kedalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama
periode tertentu.
IUD (Intra Uterine device) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan
kedalam rahim, terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit
tembaga, dan bentuknya bermacam-macam. (Subrata, 2012).
Jadi Alat Kontrasepsi IUD merupakan alat yang dimasukan kedalam rahim
yang bersifat sementara yang terbuat dari plastik yang lentur dan ada pula
yang dililit tembaga yang berntuknya bermacam-macam.
2. Jenis-jenis IUD

Alat Masa Bentuk


Penggunaan
Multiload 3 tahun Batang tegak lurus dengan panjang 3,6
cm ;250mm2 lilitan tembaga
mengelilingi batang.
Multiload CU250 3 tahun Batang tegak lurus dengan panjang 2,5
Pendek cm;250 mm2 lilitan tembaga
mengelilingi batang.
Multiload CU375 5 tahun 375mm2 lilitan tembaga mengelilingi
batang.
Flexi-T300 5 tahun 300 mm2 lilitan tempat mengelilingi
batang.
Nova T 300 5 tahun 380mm2 lilitan kawat tembaga dengan
inti perak mengelilingi batang.
T safe 380 A 8 tahun 380mm2 lilitan mengelilingi batang dan
cincin tembaga mengelilingi tiap ujung
masing-masing lengan.
GyneFix 5 tahun IUD tanpa bingkai dengan 6 tabung
tembaga dengan panjang masing-masing
5mm dan diameter 2,2mm dengan total
330 mm2 lilitan tembaga mengelilingi
batang dan lengan.
3. Penjelasan Metode
Sebuah IUD dimasukan melalui saluran serviks dan dipasang dalam
uterus. IUD memiliki benang yang menggantung turun kedalam vagina. Yang
dapat diperiksa oleh wanita guna memastikan alat tersebut pada posisi yang
benar. IUD mencegah kehamilan dengan merusak kemampuan hidup sperma
dan ovum melalui perubahan tuba falopi dan cairan uterus, ada reaksi
terhadap benda asing disertai peningkatan leukosit. Kondisi ini mngurangi
kesempatan ovum dan sperma bertemu dan menghambat pembuahan.
Tembaga pada IUD bersifat toksik terhadap sperma dan ovum.( Saefuddin,
2009).
CARA KERJA
 Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
   Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
   AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi
perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
 Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
4. Prosedur Pemasangan
Sebelum pemasangan, masa menstruasi terakhir diambil untuk
menyingkirkan kehamilan yang telah ada, dan test kehamilan bila
dibutuhkan. Wanita harus mengosongkan kandung kemih karena akan
membuat pemasangan lebih mudah meraba uterus pada abdomen dan lebih
nyaman bagi wanita. (Notoatmodjo, 2010).
Selama pemasangan IUD/AKDR, klien anda mungkin menggenggam
tangannya dan membuat dirinya merasa nyaman. Sebelum dipasang
pemeriksaan bimanual sangat diperlukan untuk memastikan ukuran, posisi
dan arah uterus dan huna memeriksa bahwa tidak ada nyeri tekan.
(Notoatmodjo, 2010).
Keterampilan dan pengalaman pemasangan akan membantu mengurangi
masalah efek samping. Namun bila wanita ingin mendapat anestesi lokal
guna mengurangi nyeri atau pernah mengalami pengalaman masa lalui, amak
AKDR dapat dipasang dengan memberikan gel lidokain atau blok
paraservikal. (Notoatmodjo, 2010).
Pemasangan AKDR dilakukan dengan suatu “tehnik tanpa sentuhan”
sehingga harus menggunakan sepasang sarung tangan bersih setelah
pemeriksaan bimanual. Spekulum steril dimasukan kedalam vagina dan letak
serviks dicari, spekulum ini dibersihkan dengan bol kapan steril dan larutan
antiseptik. Sonde uterus dimasukan kedalam uterus melalui saluran serviks
untuk mengukur panjang, arah, dan potensi uterus. Tindakan ini dapat
menyebabkan kram seperti nyeri menstruasi yang seharusnya berkurang saat
sonde uterus dikeluarkan. Serviks dapat distabilkan dengan korsep allis atau
tenakulum sehingga AKDR dapat dipasang lebih mudah, hal ini dapat
menyebabkan rasa tidak nyaman karena serviks sangta peka. Selanjutnya
AKDR dimasukan melalui canalis secvikasli kedalam uiterus. Benang AKDR
dipendekan saat telah berada diposisinya dan dilipat keatas kebelakang
serviks. Apabila ada masalah dengan pemasangan, klienharus dirujuk ke
spesialis AKDR. (Notoatmodjo, 2010).
Setelah pemasangan, anda harus menganjurkan klien berbaring terlentang
dan beristirahat. Analgetik dibutuhkan selama nyeri menstruasi. Handuk
santasi harus digunakan sejak awal guna mengurangi resiko infeksi. Klien
dapat mengalami pendarahan, ini adalah waktu yang baik untuk
mengingatkan tentang masalah awal dan kapan harus kembali. Anda harus
mengajariklien anda cara memeriksa benang AKDR dan menganjurkan klien
untuk melakukan hal ini setiap menstruasi. (Notoarmodjo, 2010).
5. Pasca Pemasangan
Setelah pemasangan AKDR, wanita harus dianjurkan datang kembali lebih
awal dari janji pertemuan 4-6 minggu bila mereka mengalami tanda-tanda
infeksi, karena 20 hari pertama setelah pemasangan adalah masa infeksi
paling tinggi. Apabila klien menderita neyri abdomen bawah atau pireksia, ia
harus kembali lebih awal. Menganjurkan wanita pantang koitus selama 48
jam merupakan tindakan yang tepat sehingga lendir serviks dapat kembali
normal, yang membantu memberi perlindungan dari infeksi yang lebih berat.
6. Efektifitas
IUD sangat efektif,(efektifitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap
hari seperti halnya pil. Tipe multiload dapat dipakai sampai 3 tahun, Nova T
dan Copper T 200 (CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun, Cu T380 A dapat
dipakai 8 tahun. Kegagalan rata-rata 0,8 kehamilan per 100 pemakai wanita
pada tahun pertama pemakaian.
7. Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam
rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada
waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak.
Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Yang boleh
menggunakan IUD adalah :
a.       Usia reproduktif
b.      Keadaan multi para
c.       Mengiginkan kontrasepsi jangka panjang
d.      Perempuan menyususi yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang
e.       Setelah melahirkan dan sedang menyusui
f.       Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
g.      Resiko rendah dari IMS
h.      Tidak menghendaki metoda hormonal
i.        Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j.        Tidak boleh menggunakan alat kontrasepsi hormonal
k.      Gemuk ataupun kurus
Pemasangan IUD dapat di lakukan oleh dokter ataupun bidan yang
telah di latih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus di lakukan
setelah pemasangan 1 minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya.
Pemeriksaan selanjutnya di lakukan setiap 6 bulan sekali.
AKDR dapat di gunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan
misalnya :
 Perokok
 Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya
infeksi
 Sedang memakai anti biotik atau anti kejang
 Gemuk ataupun kurus
 Sedang menyusui
Begitu juga dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan
AKDR :
         Penderita tumor  jinak payudara
         Penderita kanker payudara
         Pusing-pusing atau sakit kepala
         Tekanan darah tinggi
         Varises di tungkai atau di vulva
         Penderita penyakit jantung
         Pernah menderita stroke
         Penderita diabetes
         Menderita penyakit hati
         Malaria
8. Kontraindikasi
Yang  tidak di perkenankan menggunakan IUD adalah:
a.       Belum pernah melahirkan
b.      Hamil atau di duga hamil
c.       Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak
normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim dan kanker rahim
d.      Perdarahan vagina yang tidak di ketahui
e.       Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis,serviksitis)
f.       Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering mengalami abortus
septik
g.      Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang
dapat mempengaruhi kavum uteri
h.      Penyakit trofoblas yang ganas
i.        Di ketahui menderita TBC pelvik
j.        Kanker alat genital
k.      Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

9. Keuntungan dan kerugian
o   Efektif dengan proteksi jangka panjang
  AKDR dapat epektif segera setelah pemasangan
  Dapat di gunakan setelah menopouse (1 tahun atau lebih setelah haid
terakhir)
  Tidak ada interakdi dengan obat-obat
o   Tidak mengganggu hubungan suami istri
  Tidak berpengaruh terhadap ASI
  Kesuburan kembali setelah IUD di angkat
  Epek sampingnya sangat kecil
  Memiliki epek sistemik yang sangat kecil
Kerugian  
o   Peningkatan resiko infeksi radang panggul
o   IUD terlepas keluar
o   Perforasi uteru, usus dan kandung kemih
o   Malposisi IUD
o   Kehamilan yang di sebabkan oleh pengeluaran perforasi atau malposisi

10. Waktu  pemasangan
a.       2-4 hari setelah melahirkan
b.      40 hari setelah melahirkan
c.       Setelah terjadinya keguguran
d.      Hari ke 3 haid sampai hari ke 10 di hitung dari hari pertama haid
e.       Menggantikan metode KB lainnya
f.       Pada akhir masa menstruasi karena servik agak terbuka pada waktu
ini setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu hari apabila
tidak ada gejala infeksi)

11. Keadaan  yang memerlukan perhatian khusus

Keadaan Anjuran
amenorea periksa apakah sedang hamil, apabila tidak, jangan lepas
AKDR, lakukan konseling dan selidiki penyebab
amenorea apabila di kehendak. Apabila hamil jelaskan
dan sarankan untuk melepas AKDR apabila talinya
terlihat, atau kehamilan lebih dari 3 minggu. Apabila
benang tidak terlihat atau kehamilan lebih dari 13
minggu, AKDR jangan d lepaskan. Apabila klien sedang
hamil dan ingin mempertahankan kehamilannya tanpa
melepas AKDR, jelaskan kemungkinan adanya resiko
kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan
harus lebih di amati dan diperhatikan
kram Pikirkan kemungkinan terjadi infeksi dan beri
pengobatan yang sesuai. Jika tidak parah dan tidak di
temukan penyebabnya,cukup beri analgetik saja. Jika
penyebabnya tidak dapat di temukan dan menderita
kram berat, cabut AKDR kemudian ganti AKDR baru,
atau cari metode kontrasepsi lain
Benang hitam Periksa apakah klien hamil. Bila tidak hamil dan AKDR
masih di tempat, tidak ada tindakan yang perlu di
lakukan.
Menderita nyeri Paling sering di temukan pada AKDR yang mengandung
kepala atau progestin. Bila sakitnya berat, rujuk klien dan cabut
migrain AKDR, keluhan ringan berikan analgetik
Penyakit jantung sebaiknya jangan di beri AKDR yang mengandung
progestin karena progestin mempengaruhi lipid dan
vasokontriksi
Stroke/riwayat Sebaiknya jang di beri AKDR yang mengandung
stroke progestin
Nyeri haid hebat Dapat di sebabkan oleh AKDR klien perlu di rujuk.
Umumnya terjadi pada permulaan pemakaian
Riwayat Jelaskan pada klien tanda-tanda kehamilan ektopik dan
kehamilan bila ada segera mencari pertolongan di rumah sakit
ektopik
Gejala penyakit Berikan anti biotik saat insersi AKDR bila anemia
katup jantung (hb<9), ganti dengan metode kontrasepsi lain

12.  Pemantauan  dan petunjuk bagi klien


Klien hendaknya di berikan pendidikan mengenai manfaat dan resiko
AKDR. Bila terjadi ekspulsi AKDR dapat kembali di pasang.
Pemeriksaan AKDR di lakukan setiap bulan atau bila terdapat keluhan
(nyeri, perdarahan, demam, dsb)
         Kembali memeriksa diri setelah 4-6 minggu pemasangan AKDR
         Selama bulan pertama mempergunakan AKDR periksalah benang
AKDR secara rutin setelah haid
         Setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksa
keberadaan benang setelah haid apabila mengalami
o   Kram/kejang di perut bagian bawah
o   Perdarahan (spotting) di antara haid atau setelah senggama
o   Nyeri setelah senggama atau apabila pasangan mengalami tidak
nyaman selama melakukan hubungan seksual
         Copper T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan, tetapi
dapat dilakukan lebih awal apabila di inginkan
         Kembali ke klinik apabila
o   Tidak dapat meraba benang AKDR
o   Merasakan bagian benang keras di AKDR
o   AKDR terlepas
o   Siklus terganggu/ meleset
o   Tarjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan
o   Adanya infeksi

Anda mungkin juga menyukai