Anda di halaman 1dari 10

C.

ASUHAN KEPERAWATAN SLE ( Systemic Lupus Erythematosus)

1. PENGKAJIAN
a. Anamnesa
1) Identitas Klien

Nama : Ny. X

Umur : 35 thn

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : BTN Santi

Status : Menikah

Agama : Islam

Suku : Bima

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Tanggal masuk RS : 31-03-2020

Tanggal pengkajian : 01-04-2020

Diagnosa Medis : SLE (Systemic Lupus Erythematosus)

2) Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. Y

Umur : 36 thn

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : BTN Santi

Pendidikan : S1 tehnik informatika

Pekerjaan : Karyawan swasta

3) Keluhan utama : 
Pasien menggeluh nyeri pada sendi serta kekakuan kaki dan tangan, saat
beraktivitas pasien merasa mudah lelah, pasien merasa demam. Pipi dan leher
memerah serta nyeri pada bagian yang memerah

4) Riwayat penyakit sekarang :


Pasien datang ke UGD dengan keluhan merasa tidak nyaman dengan kulit
memerah pada daerah pipi dan leher, awalnya lebarnya kecil namun setelah
satu minggu lebarnya bertambah besar, demam, nyeri dan terasa kaku seluruh
persendian utamanya pada pagi hari dan berkurang nafsu makan karena
sariawan.

5) Riwayat Penyakit dahulu :


Tidak ada

6) Riwayat penyakit keluarga : 


Tidak ada

7) Riwayat pekerjaan/ kebiasaan :


Pasien seorang ibu rumah tangga

8) Riwayat Alergi :
Tidak ada

b. Pemeriksaan Fisik

1) Pengkajian Sistem Tubuh :


a) Sistem Pernapasan
 RR 20x/mnt
 Napas dalam terlihat seperti menahan nyeri
b) Sistem Kardiovaskuler
 TD 110/80 mmHg
 Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi
papuler,eritematous dan purpur di ujung jari kaki, tangan, siku serta
permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan dan
berlanjut nekrosis.
c) Sistem Persyarafan
Gangguan psikologis

d) Sistem Perkemihan
Tidak ada

e) Sistem Pencernaan
Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau palatum durum
f) Sistem Muskuloskeletal
 Pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa
kaku pada pagi hari
 Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang
melintang pangkal hidung serta pipi
g) Sistim Endokrin
Tidak ada

h) Sistim sensori persepsi


Tidak ada

i) Sistim integument
SH: 38,5C, demam (+)

j) Sistim imun dan hematologi


 Tes fluorensi untuk menetukan antinuelear antibody (ANA), positif
dengan titer tinggi pada 98% penderita SLE
 Pemeriksaan DMA double stranded lebih spesifik untuk menentukan
SLE
 Bila titer antidobel stranded tinggi, spesifik untuk diagnose SLE
 Tes sifilis bisa positif palsu pada pemeriksaan SLE
 Pemeriksaan zat antifosfolipid (seperti antikardiolipin antibody)
berhubungan untuk menentukan adanya thrombosis pada pembuluh
arteri atau pembuluh vena atau pada abortus spontan, bayi meninggal
dalam kandungan dan trombositopeni
 HB 11gr/dl
 WBC 15.000/mm
k) Sistim Reproduksi
Tidak ada masalah disistem reproduksi

c. Pemeriksaan Penunjang
1) Hasil Laboratorium

Tanggal Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


02-04-2020 Hb 17,3 gr% 13-16 gr%
02-04-2020 WBC 15.000/mm 5.000-10.000/mm

2) Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Rontgen tidak ada kelainan

Analisis Data

No Pengelompokkan data/data fokus Etiologi Problem


1. Ds : Agens-agens Nyeri Kronis
- Pasien mengatakan nyeri pada pencedera
sendi
- Pasien mengatakan bagian pipi
dan leher mengalami kemerahan
Do :
- Pasien terlihat menahan nyeri
- P = inflamasi/peradangan sendi
- Q = tertekan
- R = nyeri pada sendi dan bagian
yang memerah
- S=6
- T = saat bergerak / beraktivitas
2. Ds : Proses penyakit Hipertermi
- Pasien mengatakan demam (infeksi)
Do :
- Kulit pasien terlihat kemerahan
- Kulit teraba hangat
- TD = 110/80mmHg
- RR = 20x/mnt
- S = 38,5 oC
- N = 90x/mnt
3. Ds : Kondisi fisiologis Keletihan
- Pasien mengatakan mudah (penyakit kronis)
lelah ketika beraktivitas.
Do :
- Pasien tampak menahan nyeri
- TD = 110/80mmHg
- RR = 20x/mnt
- S = 38,5 oC
- N = 90x/mnt

4. Ds : Biofisik (penyakit Gangguan citra


- Pasien mengatakan malu terhadap kronis) tubuh
kemerahan pada pipi dan leher
Do :
- Pasien menunduk saat masuk
UGD
- Pasien terlihat tidak percaya diri
dengan keadaan fisiknya

2. PERUMUSAN DIAGNOSA
a. Nyeri kronis b/d agens-agens pencedera
b. Hipertermi b/d proses penyakit (infeksi)
c. Keletihan b/d kondisi fisiologis (penyakit kronis)
d. Gangguan citra tubuh b/d Biofisik (penyakit kronis)

3. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Tanggal Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi TTD
. keperawatan hasil
1. 01-04- Nyeri kronis Setelah dilakukan 1. Tawarkan
2020 b/d agens- tindakan tindakan
agens keperawatan meredakan
pencedera selama 2x24 jam nyeri untuk
diharapkan nyeri membantu
hilang/berkurang pengobatan
dengan kriteria nyeri (mis.
hasil : Umpan balik
- Pasien tidak biologis)
mengeluh nyeri 2. Bantu pasien
(skala nyeri : 0) mengidentifikas
- Pasien tampak i tingkat nyeri
rileks yang logis dan
- Pasien dapat berterima
beraktivitas 3. Berikan obat
tanpa merasakan sebelum
nyeri aktivitas untuk
meningkatkan
partisipasi ,
tetapi evaluasi
bahaya sedasi

2. 01-04- Hipertermi b/d Setelah dilakukan 1. Berikan obat -


2020 proses tindakan antripiretik, jika
penyakit keperawatan perlu
(infeksi) selama 2x24 jam 2. Lepaskan
diharapkan suhu pakaian yang
kembali normal berlebihan dan
dengan kriteria tutupi pasien
hasil : dengan selimut
- S = 36-37,5 oC saja.
(suhu normal) 3. Anjurkan asupan
- Kulit pasien cairan oral,
tidak kemerahan sedikitnya 2
liter sehari,
dengan
tambahan cairan
selama aktivitas
yang berlebihan
1. IMPELENTASI KEPERAWATAN

No. Tanggal Implementasi keperawatan TTD

1. 01-04-2020 - menawarkan tindakan meredakan


nyeri untuk membantu pengobatan
nyeri (mis. Umpan balik biologis)
- membantu pasien mengidentifikasi
tingkat nyeri yang logis dan
berterima
- memberikan obat sebelum aktivitas
untuk meningkatkan partisipasi ,
tetapi evaluasi bahaya sedasi
2. 01-04-2020 - memberikan obat antripiretik, jika
perlu
- melepaskan pakaian yang berlebihan
dan tutupi pasien dengan selimut
saja.
- menganjurkan asupan cairan oral,
sedikitnya 2 liter sehari, dengan
tambahan cairan selama aktivitas
yang berlebihan atau aktivitas sedang
dalam cuaca panas.
3. 01-04-2020 - mengkonsultasikan dengan ahli gizi
tentang cara untuk meningkatkan
asupan makanan yang berenergi.
- merencanakan aktivitas yang
mengurangi keletihan dengan pasien
dan keluarga.
- membatasi jumlah dan gangguan
pengunjung. Jika perlu.
4. 01-04-2020 - mendukung mekanisme koping yang
biasa digunakan pasien
- membantu pasien dan keluarga untuk
mengidentifikasi dan menggunakan
mekanisme koping
- memberikan perawatan yang tidak
menghakimi jaga martabat dan
privasi pasien

2. EVALUASI

No. Tanggal Catatan perkembangan TTD


1. 01-04- S=
2020 - Pasien mengatakan nyeri pada sendi
berkurang
- Pasien mengatakan bagian pipi dan
leher masih mengalami kemerahan
O=
- Pasien terlihat sedikit rileks
- Skala nyeri 3
A = masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi 1 dan 3
2. 01-04- S=
2020 - Pasien mengatakan sudah tidak
demam
O=
- Kulit pasien tidak terlihat kemerahan
- Kulit pasien tidak teraba hangat
- S = 36,5 oC
A = masalah teratasi
P = Hentikan intervensi
3. 01-04- S=
2020 - Pasien mengatakan kembali
berenergi ketika beraktivitas.
O = pasien tambah melakukan kebutuhan
dasar secara mandiri
A = masalah teratasi
P = hentikan intervensi
4. 01-04- S=
2020 - Pasien mengatakan masih malu
terhadap kemerahan pada pipi dan
leher
O = pasien terlihat masih sering menunduk
saat perawat melakukan tindakan
A = masalah sebagian teratasi
P = lanjutkan semua intervensi

D. PROSEDUR TINDAKAN

1. Gunakan sunscreen setiap hari


2. Mengoleskan krim tabir surya (minimal SPF 55 ketika keluar rumah) agar kulit tidak
terbakar sinar matahari.
3. Tutupi badan
4. Memakai topi yang lebar dan kacamata hitam.
5. Mengenakan pakaian yang menutupi seluruh bagian kulit
6. Mengonsumsi suplemen vitaminD untuk mencegah komplikasi Osteoporosis akibat
kekurangan sinar matahari.

1.

Anda mungkin juga menyukai