Anda di halaman 1dari 35

TUGAS 3

DASAR-DASAR TEKNIK SUNGAI


“TANGGUL”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
Fajri Hi. Amrin 0723 1711 030 28
Kurniyawan A. R. Tomagola 0723 1711 032 29
Nilan Sari Anda 0723 1711 035 30
Kurniawan 0723 1711 036 31
Endi Setiawan 0723 1711 039 32
Arya Putra Limoto 0723 1711 041 33
Ariyanto E Ramlan 0723 1711 046 34
Abdullah Tuwakal 0723 1711 047 35
M Abduh Husin 0723 1711 048 36
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan semaksimal mungkin dan
yang terbaik sesuai dengan yang penulis inginkan.

Dalam pelaksanaan penyusunan makalah ini tentu saja kami menemui banyak
kesulitan, namun berkat rahmat Allah SWT serta bantuan dan pengarahan dari Dosen,
kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Besar harapan kami agar kiranya makalah ini akan bermanfat khususnya bagi
penyusun maupun pihak-pihak yang lain yang membutuhkan sebagai bahan
perbandingan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Oleh
karenanya penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Ternate, Maret 2020

Penyusun

KELOMPOK IV

KELOMPOK IV Page | i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ----------------------------------------------------------------------------- i


DAFTAR ISI ---------------------------------------------------------------------------------------- ii

BAB I PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------- 1


1.1. Latar belakang -------------------------------------------------------------------------- 1
1.2. Rumusan masalah ---------------------------------------------------------------------- 1
1.3. Tujuan ----------------------------------------------------------------------------------- 1
BAB II PEMBAHASAN -------------------------------------------------------------------------- 2
2.1. Perencanaan Tanggul ------------------------------------------------------------------ 2
2.1.1. Berbagai jenis tanggul -------------------------------------------------- 2
2.1.2. Trase Tempat Kedudukan Tanggul ----------------------------------- 5
2.1.3. Bentuk Penampang Lintang Tanggul
Dan Bahan Tanah Tanggul -------------------------------------------- 7
2.1.4. Stabilitas Tanggul ------------------------------------------------------- 10
2.2. Pekerjaan Tanggul --------------------------------------------------------------------- 13
2.2.1. Jenis-jenis Pekerjaan Tanggul ----------------------------------------- 13
2.2.2. Skema pelaksanaan ----------------------------------------------------- 13
2.2.3. Penghamparan dan Pemadatan ---------------------------------------- 14
2.2.4. Perlindungan Lereng Tanggul Dan Penyusutan
Yang Diperkenankan --------------------------------------------------- 17
2.2.5. Pelindung Kaki Tanggul, Oprit Dan Bangunan-bangunan
Pelengkap Tanggul ------------------------------------------------------ 18
2.2.6. Pembuatan Tanggul di Atas Tanah Pondasi Yang Lemah -------- 20
2.2.7. Pencegahan Kebocoran------------------------------------------------- 23
2.3. Tanggul-Tanggul Khusus ------------------------------------------------------------- 26
2.3.1. Umum --------------------------------------------------------------------- 26
2.3.2. Tanggul Musim Panas -------------------------------------------------- 26
2.3.3. Tanggul Pasangan ------------------------------------------------------- 27
2.3.4. Tanggul Tembok -------------------------------------------------------- 27
2.4. Tanggul Sirip --------------------------------------------------------------------------- 28
2.5. Tanggul Pemisah ----------------------------------------------------------------------- 29
2.6. Tanggul Pengarah ---------------------------------------------------------------------- 29
2.7. Penyadap Banjir ------------------------------------------------------------------------ 30
2.8. Tanggul Tepi Danau Dan Tanggul Pasang ----------------------------------------- 30
BAB III PENUTUP -------------------------------------------------------------------------------- 32
3.1. Kesimpulan --------------------------------------------------------------------------- 32
3.2. Saran ----------------------------------------------------------------------------------- 32

KELOMPOK IV Page | ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanggul memiliki nama lain levee, dike, embankment, yaitu semacam tembok
miring baik buatan maupun alami, dipergunakan untuk mengatur muka air. Biasanya
terbuat dari tanah dan seringkali dibangun sejajar badan sungai atau pantai. Kata dike
kemungkinan berasal dari bahasa Belanda dijk, dimana pembangunan tanggul telah
terjadi sejak abad ke 12.Bangunan Westfriese Omringdijk selesai dibangun tahun 1250,
didirikan dengan menyambung-nyambubngkan tanggul-tanggul yang sudah berdiri
sebelumnya.
Tanggul di sepanjang sungai adalah salah satu bangunan yang paling utama dan
paling penting dalam usaha melindungi kehidupan dan harta benda masyarakat terhadap
genangan-genangan yang disebabkan oleh banjir dan badai (gelombang pasang).
Tanggul dibangun terutama dengan konstruksi urugan tanah, karena tanggul
merupakan bangunan menerus yang sangat panjang serta membutuhkan bahan urugan
yang volumenya sangat besar.

1.2. Rumusan Masalah

❖ Apa yang dimaksud dengan tanggul?


❖ Bagaimanakah fungsi dari tanggul?
❖ Bagaimana cara pelaksanaan pekerjaan tanggul?
❖ Bagaimana klasifikasi jenis-jenis tanggul?

1.3. Tujuan

❖ Mengetahui setidaknya tentang tanggul.


❖ Mengetahui fungsi dari tanggul.
❖ Mengerti dan mengetahui cara-cara pelaksanaan dalam pekerjaan tanggul.
❖ Mengetahui macam klasifikasi tanggul.

KELOMPOK IV Page | 1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Perencanaan Tanggul


Tanggul di sepanjang sungai adalah salah satu bangunan yang paling utama dan
paling penting dalam usaha melindungi kehidupan dan harta benda masyarakat terhadap
genangan-genangan yang disebabkan oleh banjir dan badai (gelombang pasang).

Tanggul dibangun terutama dengan konstruksi urugan tanah, karena tanggul


merupakan bangunan menerus yang sangat panjang serta membutuhkan bahan urugan
yang volumenya sangat besar.

Kecuali tanah, kiranya amatlah sukar untuk memperoleh bahan urugan untuk
pembangunan tanggul dan bahan tanah dapat diperoleh dari hasil galian di kanan-kiri
trase rencana tanggul atau bahkan dapat diperoleh dari hasil pekerjaan normalisasi
sungai, berupa galian pelebaran alur sungai, yang biasanya dilaksanakan bersamaan
dengan pembangunan tanggul.

2.1.1. Berbagai jenis tanggul


Berdasarkan fungsi dan dimensi tempat serta bahan yang dipakai dan
kondisi topografi setempat tanggul dapat dibedakan sebagai berikut:

Gambar 1. Berbagai jenis Tanggul

1) Tanggul utama
Bangunan tanggul sepanjang kanan-kiri sungai guna menampung
debit banjir rencana.

KELOMPOK IV Page | 2
2) Tanggul sekunder
Tanggul yang dibangun sejajar tanggul utama, baik di atas bantaran
di depan tanggul utama yang disebut tanggul musim panas maupun di
sebelah belakang tanggul utama yang berfungsi untuk pertahanan kedua,
andaikan terjadi bobolan pada tanggul utama. Tergantung pada pentingnya
suatu areal yang dilindungi kadang-kadang dibangun pula tanggul tersier.

3) Tanggul terbuka
Pada sungai-sungai yang deras arusnya, biasanya dapat dibangun
tanggul-tanggul yang tidak menerus, tetapi terputus-putus. Dengan
demikian puncak banjir yang tinggi tetapi periode waktunya pendek dapat
dipotong, karena sebagian banjir mengalir keluar melalui celah-celah antara
tanggul-tanggul tersebut memasuki areal-areal di belakang tanggul yang
dipersiapkan untuk penampungan banjir sementara. Biasanya areal-areal
penampungan tersebut dikelilingi tanggul-tanggul pula. Setelah banjir
mereda, maka air yang tertampung tersebut, kemudian mengalir kembali ke
dalam sungai melalui celahcelah ini. Jadi tidak diperlukan adanya pintu-
pintu atau pelimpah serta bangunan pelengkap lainnya.

4) Tanggul pemisah
Tanggul semacam ini dibangun di antara dua buah sungai yang
berdekatan, agar arus sungai pada muara kedua sungai tersebut tidak saling
mengganggu, terutama pada sungai-sungai yang kemiringannya dan
kondisi hidrologinya berbeda. Selain itu pada sungai-sungai yang banyak
mengandung sedimen dapat dihindarkan terjadinya pengendapan pada
pertemuan kedua sungai tersebut dan perbedaan permukaan air di muara
masing-masing sungai dapat disesuaikan secara individual.

5) Tanggul melingkar
Biasanya dibangun untuk melindungi areal-areal yang tidak terlalu
luas tetapi penting dan tanggul semacam ini sudah tidak digolongkan
sebagai tanggul dalam rangka perbaikan dan pengaturan sungai.

KELOMPOK IV Page | 3
6) Tanggul sirip (tanggul melintang)
Pada sungai-sungai yang besar dengan bantaran yang sangat lebar
dan tanah bantarannya diusahakan untuk kegiatan pertanian, kadang-
kadang dibangun tanggul melintang untuk melindungi areal pertanian
tersebut terhadap debit banjir yang lebih kecil dari debit banjir rencananya.
Selain itu tanggul tersebut dapat berfungsi sebagai penghambat kecepatan
arus sungai dan areal di antara kedua tanggul tersebut dapat pula berfungsi
sebagai penampung banjir sementara. Tanggul semacam ini biasanya
ditempatkan lebih kurang tegak lurus terhadap tanggul utama dan melintang
arah alur sungai.

7) Tanggul Pengarah
Tanggul pengarah adalah tanggul yang berfungsi sebagai pengarah
arus di muara-muara sungai untuk menjaga agar muara sungai tidak mudah
berpindah-pindah dan juga berfungsi sebagai pemandu arus sungai.

8) Tanggul keliling dan tanggul sekat


Andaikan pada suatu sungai dibangun penampung banjir sementara
(retarding husin) dengan sistem tanggul, maka tanggul sebelah luar disebut
tanggul keliling (surrounding levee) dan bagian tanggul yang terletak di tepi
alur sungai disebut tanggul sekat (encircling levee).

9) Penyadap banjir
Bangunan ini berfungsi sebagai penyadap sebagian aliran banjir,
pada saat muka air banjir di dalam sungai telah melampaui tinggi yang
diperkirakan. Biasanya merupakan salah satu komponen utama dari
retarding basin atau berfungsi sebagai bangunan atau pintu pembagi banjir.

10) Tanggul tepi danau dan tanggul pasang


Tanggul tepi danau dibangun di sekeliling danau atau rawa-rawa
dan tanggul pasang dibangun di muara sungai yang dipengaruhi oleh
pasang-surut air laut. Kedua jenis tanggul tersebut diperhitungkan juga daya
tahannya terhadap gaya-gaya hempasan ombak baik dari danau maupun
dari laut.

KELOMPOK IV Page | 4
11) Tanggul khusus
Pada pemukiman yang padat penduduknya, biasanya biaya
pembebasan tanah untuk pembangunan tanggul sangat tinggi. Dalam
keadaan demikian untuk mengurangi areal tanah yang harus dibebaskan,
biasanya tanggul dibuat berupa dinding pasangan atau dinding beton.

12) Tanggul Belakang


Tanggul ini biasanya dibangun pada muara anak-anak sungai untuk
mencegah limpasan yang diakibatkan oleh aliran air pada anak-anak sungai
tertahan dan permukaannya naik karena naiknya permukaan air pada sungai
utama diwaktu banjir.

2.1.2. Trase Tempat Kedudukan Tanggul


Garis bahu depan suatu tanggul disebut pula sebagai trase tempat
kedudukan tanggul atau disingkat dengan istilah trase tanggul. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam penetapan trase tanggul adalah :
1) Lokasi trase tanggul
Supaya dipilih agar tempat kedudukan tanggul melintasi tanah
pondasi yang kedap air, dan diusahakan agar dihindarkan pondasi tanah yang
lemah, seperti rawa-rawa, lumpur lunak dan gambut.

2) Arah trase tanggul


Dalam menentukan arah trase tanggul agar diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a) Supaya dipilih suatu penampang basah sungai yang paling efektif dengan
kapasitas pengaliran maksimum.
b) Agar trase tanggul searah dengan arah arus sungai dan dihindarkan
terjadinya belokan yang tajam.
c) Diusahakan agar arah trase tanggul kiri dan tanggul kanan separalel
mungkin dengan alur sungai, dihindarkan adanya perubahan lebar sungai
yang mendadak. Diusahakan agar bantaran cukup lebar, sehingga jarak
antara tepi alur sungai dan kaki tanggul cukup jauh.

KELOMPOK IV Page | 5
d) Pada sungai-sungai yang arusnya tidak deras, diusahakan agar kurva
alirannya stabil.

3) Jarak antara trase tanggul sungai


a) Jarak antara trase tanggul dianggap sebagai jarak antara kedua tanggul
yang membujur di kanan-kiri sungai yang ditetapkan berdasarkan debit
banjir rencana untuk sungai tersebut, kemiringannya, tinggi muka air pada
banjir yang pernah terjadi, arch serta kecepatan arus sungai dan jika
mungkin tambahan persediaan lebar seperlunya.
b) Guna menentukan debit sungai umumnya dipergunakan rumus Chezy
sebagai berikut :
Q = C.B.H3/2.I1/2

Dimana :
Q = Debit sungai normal.
C = koefisien Chezy.
B = lebar sungai normal.
H = kedalaman air rata-rata.
I = kemiringan permukaan air sungai, Dengan catatan bahwa kecepatan
air pada debit normal sekitar 1,5 – 2 m/det.

c) Pada sungai-sungai yang sangat lebar dan dalam alirannya


memperlihatkan adanya turbulensi, maka lebarnya dapat dibatasi atau
dikurangi dengan pembuatan tanggul-tanggul sirip pada bantarannya.
d) Andaikan pada suatu ruas sungai tidak dapat dihindarkan adanya belokan
yang tajam, untuk menghindarkan terjadinya pukulan air, lebar sungai
pada ruas ini perlu ditambah secukupnya.
e) Sebagai suatu persyaratan, tanggul di kedua belah sungai sedapat mungkin
dibuat sejajar. Walaupun demikian, apabila terdapat ruas yang sempit
karena suatu kondisi yang tidak terhindarkan, maka di hilir ruas tersebut
supaya sedapat mungkin segera diperlebar menyesuaikan dengan lebar
normalnya.

KELOMPOK IV Page | 6
4) Trase tanggul pada muara-muara sungai
Dalam menetapkan jarak antara tanggul-tanggul pada muara lebih
dari dua sungai yang berdekatan, perlu ditetapkan sedemikian rupa, supaya
aliran sungai-sungai tersebut tidak saling mengganggu.

2.1.3. Bentuk Penampang Lintang Tanggul Dan Bahan Tanah Tanggul


1) Bagian Tanggul
Bentuk standar dan nama bagian tanggul adalah seperti yang tertera pada
Gambar 2.

Gambar 2. - Nama bagian tanggul

2) Tinggi Jagaan
Tinggi jagaan merupakan tambahan tinggi pada tanggul untuk
menampung loncatan air dari permukaan air sungai yang sedang mengalir,
walaupun debitnya masih lebih rendah dari debit rencana.
Tabel 1. - Tinggi Jagaan Standar Tanggul

3) Lebar Mercu Tanggul


Pada daerah yang padat, di mana perolehan areal tanah untuk tempat
kedudukan tanggul sangat sukar dan mahal, pembangunan tanggul dengan
mercu yang tidak lebar dan dengan lerengnya yang agak curam kelihatannya

KELOMPOK IV Page | 7
cukup memadai, khususnya apabila hanya ditinjau dari segi stabilitas
tanggulnya. Akan tetapi mercu yang cukup lebar (3-7 m) biasanya diperlukan
apabila ditinjau dari keperluan untuk perondaan di waktu banjir dan sebagai
jalan-jalan inspeksi serta logistik untuk pemeliharaan tanggul.
Tabel 2. - Lebar Standar Mercu Tanggul

4) Kemiringan Lereng Tanggul


Penentuan kemiringan lereng tanggul merupakan tahapan yang paling
penting dalam perencanaan tanggul dan sangat erat kaitannya dengan infiltrasi
air dalam tubuh tanggul serta kekarakteristika mekanika tanah tubuh tanggul
tersebut. Dalam keadaan biasa tanpa perkuatan, lereng, tanggul direncanakan
dengan kemiringan 1 : 2 atau lebih kecil.

5) Bahan Tanah Urugan Tanggul


Bahan utama untuk pembangunan tanggul adalah tanah dan
karakteristika bahan tanah tersebut merupakan faktor penting dalam penentuan
bentuk penampang lintang tanggul. Pada hakekatnya tanah yang baik untuk
tanggul adalah bahan tanah yang mempunyai sifat-sifat antara lain
kekedapannya tinggi, nilai kohesinya tinggi, dalam keadaan jenuh air sudut
geser dalamnya cukup tinggi, pekat dan angka porinya rendah. Memperhatikan
hal-hal tersebut di atas, maka tanah yang terdiri dari campuran pasir dan
lempung dengan proporsi ± 1/3 bagian pasir dan ± 2/3 bagian lempung,
merupakan bahan tanggul yang cukup memadai, ditinjau dari segi baik
mekanika tanah maupun pelaksanaan pembangunannya.

KELOMPOK IV Page | 8
Bahan yang sangat cocok untuk pembangunan tanggul adalah tanah
dengan karakteristika sebagai berikut :

Gambar 3. – Beberapa Penampang Tanggul Sungai Di Jepang.

Gambar 4. - Beberapa Penampang Tanggul Sungai Di Indonesia

KELOMPOK IV Page | 9
1. Dalam keadaan jenuh air mampu bertahan terhadap gejala gelincir dan
longsor.
2. Pada waktu banjir yang lama tidak rembes atau bocor.
3. Penggalian, transportasi dan pemadatannya mudah.
4. Tidak terjadi retak-retak yang membahayakan kestabilan tubuh tanggul.
5. Bebas dari bahan-bahan organis, seperti akar-akaran, pohon-pohonan dan
rumput rumputan.

2.1.4. Stabilitas Tanggul


1) Berbagai penyebab kerusakan tubuh tanggul.
Pada umumnya penyebab kerusakan tubuh tanggul adalah sehagai
berikut :
a) Terbentuknya bidang gelincir yang menerusak akibat kemiringan
lereng tanggul terlalu curam.
b) Terjadinya keruntuhan lereng tanggul akibat kejenuhan air dalam
tubuh tanggul yang disebabkan oleh rembesan air pada saat banjir
atau pada saat terjadinya hujan yang terus menerus.
c) Terjadinya kebocoran-kebocoran pada pondasi tanggul.
d) Tergerusnya lereng depan tanggul oleh arus sungai.
e) Terjadinya limpasan pada mercu tanggul.
f) Terjadinya pergeseran pondasi akibat gempa.
Tabel 3. memberikan gambaran mengenai penyebab kerusakan
tanggul yang tercatat di Jepang sejak tahun 1945. Pada tabel tersebut,
kerusakan karena kebocoran dari selokan-selokan di dekat tanggul,
kerusakan pada saat pelaksanaan dan kerusakan yang tidak diketahui
penyebabnya tertera pada kolom lain-lain.
Tabel 3. – Prosentase Penyebab Jebolnya Tanggul
Penyebab jebolnya Limpas Tergerus Kebocoran dan Lain- Total
tanggul keretakan lain
permukaan lereng
Jumlah kejadian 231 32 15 5 283
Prosentase (%) 82 11 5 2 100

KELOMPOK IV Page | 10
2) Stabilitas Lereng Tanggul
Kekuatan geser dan kohesi bekerja di antara partikel-partikel. karena
adanya gaya gravitasi. Maka stabilitas lereng tanggul dapat dihitung
berdasarkan konsep hidang gelincir lingkaran dengan formula (2.9).
Guna memperoleh tegangan geser S dapat dihitung dengan formula :
S = σ tan ϕ + C
Dimana : σ : Kekuatan Kompresive Vertikal
ϕ : Kekuatan Geser Dalam
C : Kohesi

3) Garis Rembesan

Sebagaimana yang terlihat pada Gambar di bawah, jika pada saat


terjadinya banjir, permukaan air pada bantaran naik cukup tinggi, maka akan
terjadi rembesan air ke dalam tubuh tanggul pada bagian yang terletak di
bawah kurva AB dan kemiringan dari kurva AB di atas disebut gradien
hidrolis. Jika garis rembesan AB memotong lereng belakang tanggul dan air
rembesan muncul pada permukaan lereng tersebut yang terlihat pada
Gambar 5., maka akan dapat terjadi kebocoran tanggul pada bagian
permukaan lereng yang terletak di sebelah bawah titik B dan dapat
membahayakan stabilitas tubuh tanggul pada lokasi tersebut.

Gambar 5. – garis rembesan dalam tubuh tanggul

KELOMPOK IV Page | 11
Gambar 6.

Guna mencegah garis rembesan memotong lereng belakang tanggul.


maka garis rembesan harus dianggap sebagai garis lurus dan penampang
lintang tubuh tanggul haruslah direncanakan dengan persyaratan :

mH < (b + nH) - Gambar 6.

Di mana 1 : m = Gradien hidrolis

1 : n = Kemiringan lereng belakang tanggul

4) Pengecekan stabilitas tanggul secara menyeluruh

Sebagaimana di uraikan pada bahasan diatas, kerusakan tanggul


akibat longsor dapat terjadi pada lereng belakang tanggul, apabila garis
remesan memotong lereng belakang dan air rembesan muncul pada
permukaan lereng tersebut.

Gambar 7. - Bahan Tanah Untuk Pengujian Pemadatan

KELOMPOK IV Page | 12
2.2. Pekerjaan Tanggul
2.2.1. Jenis-jenis Pekerjaan Tanggul

Pekerjaan tanggul meliputi : (1) pembangunan tanggul baru, (2)


peningkatan tanggul lama dan (3) pengunduran tanggul.
1. Pembangunan tanggul baru adalah pembuatan tanggul pada suatu lokasi
yang sebelumnya baru merupakan tanggul darurat atau sama sekali ada
tanggulnya.
2. Peningkatan tanggul adalah usaha memperbesar yang sebelumnya sudah
ada, tetapi dimensinya belum memadai.
3. Pengunduran tanggul adalah pekerjaan yang dilaksanakan dengan
penimbunan di belakang tanggul lama.

Pekerjaan perkuatan tanggul pada umumnya dengan urugan di


belakang tanggul lama dan dapat pula dilakukan di depannya atau bahkan
bersamaan baik di belakang maupun di depan tanggul lama, tergantung pada
situasi trase tanggul dan kondisi perkuatan lereng serta ruang bebas yang
terdapat di sekitar tanggul lama tersebut.

Gambar 8. – Peningkatan Tanggul.

2.2.2. Skema pelaksanaan

Guna mempersiapan pelaksanaan pembuatan tanggul, pertama-tama


haruslah dilakukan penyelidikan yang seksama terhadap kapasitas pengairan
sungai yang ada dan kondisi daerah yang akan diamankan.

Selanjutnya selama masa pelaksanaan supaya diperhatikan kelancaran


drainage dari dataran yang akan diamankan, jika perlu dibeberapa tempat
tanggul harus dibiarkan dalam keadaan terbuka.

KELOMPOK IV Page | 13
Selain itu pada calon tanggul yang trasenya akan melintasi daerah rawa-
rawa atau bekas sungai lama, mungkin diperlukan adanya penggantian lapisan
tanah pondasi atau mungkin diperlukan adanya pra-pembebanan (pre-loading)
dengan urugan sementara.

2.2.3. Penghamparan dan Pemadatan


1) Persiapan Untuk Pembuatan Tanggul
Permukaan tanah yang akan berfungsi sebagai pondasi tanggul
haruslah dipersiapkan sedemikian rupa agar antara permukaan pondasi dan
alas tanggul terjadi bidang kontak yang menyatu.
Dengan demikian pada bidang kontak tersebut haruslah bebas dari
rumput-rumput dan pohon-pohon serta akar-akarnya. Jadi permukaan
pondasi harus dikupas hingga mencapai lapisan tanah asli dan dikasarkan
dengan alai penggaruk.
Apabila tanggul akan dibuat di atas permukaan tanah yang miring,
guna mencegah kemungkinan terjadinya gelincir pada bidang kontak antara
tubuh tanggul dan tanah pondasinya. maka permukaan tanah pondasi
semacam ini haruslah dibuat berterap.

Gambar 9. – Penyiapan Pondasi Tanggul.

KELOMPOK IV Page | 14
Gambar 10. – Bentuk Kurva Pemadatan.
Selanjutnya apabila tanggul yang relatif kecil dibangun di atas tanah
pondasi lempungan, maka di samping harus dilakukan striping secara baik.
juga diperlukan adanya koperan, agar tidak terjadi erosi kontak dan terjamin
adanya kontak yang sempurna antara permukaan pondasi dengan dasar
tanggul.

2) Perbaikan Kadar Air


• Jika kadar air dalam tanah hahan tanggul terlalu tinggi, maka setelah
penggaliannya dari borrow area untuk sementara dihamparkan dulu di
udara terbuka.
• Selain itu kadar air bahan timbunan dapat diturunkan dengan
mencampur tanah pasiran yang kering.
• Selanjutnya penurunan kadar air dapat pula dilakukan dengan
pembuatan drainase pada borrow area, yaitu dengan pembuatan sistem
parit-parit dalam borrow area tersebut, agar permukaan air tanahnya
dapat diturunkan sedemikian, sehingga lapisan tanah yang akan digali
terletak di atas elevasi permukaan air tanah.

3) Penghamparan Dan Pemadatan


Bahan tanah yang diperoleh dan diangkut dengan tenaga manusia,
gerobak hewan atau truk, kemudian dituangkan pada lokasi tanggul dan
dihamparkan secara horisontal dengan ketebalan rata-rata 20-30 cm dan
dipadatkan.

KELOMPOK IV Page | 15
4) Beberapa Aturan Dalam Pemadatan
Tujuan utama pemadatan adalah untuk memperkecil pori tanah
tubuh tanggul, memperkecil permeabilitas, mencegah penurunan stabilitas
serta pemekaran yang berlebihan oleh pengaruh air rembesan, meningkatkan
stabilitas permukaan lereng tanggul dan mengurangi tingkat penurunan
tanggul karena proses konsolidasi.
a) Angka Kepadatan
Angka kepadatan tanggul adalah perbandingan antara berat isi
kering maksimum yang diperoleh pada pengujian di laboratorium dan
berat isi kering tanah bahan tanggul yang sudah dipadatkan yang
dinyatakan dalam prosen dan dapat diperoleh dengan formula sebagai
berikut:

Apabila setelah bahan tanah dipadatkan dan diperoleh angka pori


yang semakin mendekati angka nol, berarti kualitas pemadatannya
semakin baik dan untuk kegiatan persungaian, angka pori bahan tanah
untuk tanggul haruslah lebih kecil dari 15%.

KELOMPOK IV Page | 16
2.2.4. Perlindungan Lereng Tanggul Dan Penyusutan Yang Diperkenankan
1) Pekerjaan Perlindungan Lereng Tanggul
Tergantung dari kemiringan lereng tanggul, setidak-tidaknya terdapat
dua metode untuk melindungi lereng tanggul terhadap longsor. Metode
pertama untuk melindungi lereng yang kemiringannya 1:2 atau kurang dan
metode kedua untuk melindungi lereng yang kemiringannya lebih landai dari
1 : 2.

Gambar 11. – Skema pekerjaan penyelesaiaan lereng tanggul.

2) Penampang Kerja
Tinggi tanggul adalah jumlah dari tinggi muka air banjir, tinggi
jagaan dan tambahan tinggi untuk penyusutan. Tambahan tinggi penyusutan
ini diperoleh dengan memperhitungkan adanya penurunan tanggul yang
disebabkan oleh proses konsolidasi tubuh tanggul dan lapisan tanah
pondasinya, penurunan kompresi dan kemungkinan kerusakan bagian mercu
tanggul oleh hujan atau angin.

Gambar 12. – Penampang Tanggul Dengan Tambahan Untuk Penyusutan.

KELOMPOK IV Page | 17
3) Gebalan Dan Perawatan
Agar permukaan lereng tanggul dapat bertahan terhadap arus air dan terpaan
hujan, maka permukaan lereng harus dilindungi atau diperkuat. Perkuatan yang
paling sederhana adalah dengan memasang gebalan rumput.
Cara pemasangannya antara lain adalah gebalan penuh, gebalan selang-
seling, gebalan terrasing sederhana (berjajar).
• Gebalan penuh untuk melindungi lereng depan yang menghadap ke
arah. sungai,
• Gebalan selang-seling untuk lereng belakang dan
• Gebalan terrasing sederhana untuk bagian-bagian tanggul yang tidak
begitu penting. seperti tanggul-tanggul sementara.

Gambar 13. – Gebalan.

2.2.5. Pelindung Kaki Tanggul, Oprit Dan Bangunan-bangunan Pelengkap


Tanggul
1) Pelindung Kaki Tanggul
Guna melindungi bagian-bagian kaki tanggul dari kerusakan karena
pengusahaan tanah yang berdekatan dengan tanggul atau mencegah
melunaknya kaki tanggul karena munculnya air rembesan di waktu hujan,
maka pada bagian sekitar kaki tanggul tersebut dipasang filter berupa
pasangan batu kosong untuk perkuatannya dan juga dibuat paritparit
pembuang guna melancarkan aliran air keluar dari daerah tanggul.

2) Oprit Atau Tanggul Lintasan


Oprit atau tanggul lintasan haruslah dibuat pada tempat-tempat
tertentu, terutama pada tanggul-tanggul yang melintasi pemukiman yang
padat untuk menghubungkan sungai dengan dataran yang diamankan. Pada
bantaran, oprit haruslah dibuat dalam formasi searah dengan aliran sungai.

KELOMPOK IV Page | 18
Tetapi pembuatan oprit di belakang tanggul dapat disesuaikan dengan
kondisi serta kebutuhan setempat.

Gambar 14. – Selokan drainase dan perkuatan kaki tanggul.

Gambar 15. – Perkuatan kaki tanggul (Kali Pepe).

Gambar 16. – Formasi oprit pada bantaran.

KELOMPOK IV Page | 19
2.2.6. Pembuatan Tanggul di Atas Tanah Pondasi Yang Lemah.
1) Umum
Lapisan tanah pondasi yang lemah biasanya adalah tanah yang
kohesinya rendah atau lanau yang kadar airnya tinggi. Dalam keadaan biasa
lapisan tanah pasiran umumnya mempunyai daya dukung yang cukup memadai,
tetapi lapisan tanah pasiran yang jenuh air menjadi lebih encer apabila terkena
pengaruh gempa. Apabila nilai .N dari pengujian standar penetrasi diperoleh
angka yang lebih rendah dari 10. maka tanah pasiran semacam ini kadang-
kadang haruslah diperbaiki.
Mengingat banyaknya metode yang dapat digunakan untuk
memperbaiki lapisan tanah pondasi yang lemah, maka penerapan metode yang
paling cocok haruslah terlebih dahulu dipilih secara seksama yang didasarkan
pada karakteristika dan kondisi lapisan tanah pondasi tersebut. Biasanya
perbaikan lapisan tanah pondasi semacam ini tidak cukup hanya dengan satu
metode saja, tetapi dengan gabungan dari beberapa metode, sehingga diperoleh
hasil yang lebih efisien.
Metode yang paling umum digunakan untuk perbaikan lapisan tanah
pondasi tanggul adalah sebagai berikut:
2) Metode urugan lambat (slow banking method)
Apabila di atas tanah pondasi yang lemah diadakan pembebanan, maka
pada lapisan tersebut terjadi proses konsolidasi dan bersamaan dengan itu secara
berangsur-angsur terjadilah peningkatan daya dukungnya. Karena proses
konsolidasi berjalan sangat lambat, cara ini menyebabkan waktu
pelaksanaannya menjadi sangat panjang. Hal tersebut dilaksanakan, agar proses
keluarnya air dari lapisan tanah pondasi tidak merusak struktur lapisan tanah
tersebut.

Gambar 17. – Bak pengukur penurunan tanggul dan patok pengamatan.

KELOMPOK IV Page | 20
Gambar 18. – Grafik Penurunan Tanggul fungsi (t).

3) Metode Urugan Balas


Metode urugan balas (counter weight fill method) adalah usaha
meningkatkan kestabilan tanggul terhadap kemungkinan longsor selama
pelaksanaan. Pelaksanaannya dengan mengadakan urugan secara bertahap.
Urugan tahapan pertama melebihi lebar dasar tanggul yang akan dibangun dan
bagian yang tidak dilanjutkan akan berfungsi sebagai balas. Metode ini sangat
efektif untuk tanah pondasi yang lapisan lemahnya sangat tebal dan daya
dukungnya sangat rendah. Akan tetapi metode-metode ini mernerlukan areal
tanah yang lebih luas dan tambahan bahan tanah yang volumenya kadang-
kadang cukup besar juga.

Gambar 19. – Metode urugan balas.

KELOMPOK IV Page | 21
4) Metode Penggantian Tanah Pondasi
Metode penggantian tanah pondasi (removal and displacement method)
adalah penggantian tanah pondasi yang tidak memenuhi persyaratan teknis
dengan bahan tanah yang kualitasnya lebih memadai.
Disesuaikan dengan cara pelaksanaannya terdapat beberapa metode
yang antara lain adalah
(1) metode penggantian dengan penggalian (excavation displacement
method),
(2) metode penggantian dengan pembebanan (forced displacement
method) dan
(3) metode penggantian dengan ledakan (blasting excavation method).

Gambar 20. – Metode perbaikan tanah pondasi.

5) Metode pembebanan awal


Metode pemebebanan awal (pre-loading method) adalah cara perbaikan
pondasi dengan pembebanan pondasi yang bobotnya lebih besar dari bangunan
yang kelak akar didirikan di atas tanah pondasi, supaya lebih cepat terjadi proses
konsolidasi pada lapisan pondasi yang lunak tersebut, sehingga daya dukungnya
meningkat.

KELOMPOK IV Page | 22
Gambar 21. – Metode pembebanan awal.

2.2.7. Pencegahan Kebocoran


1) Berbagai macam kebocoran
Timbulnya kebocoran pada tanggul disebabkan adanya aliran air
rembesan melalui tubuh tanggul atau melalui lapisan pondasi dari kaki depan
ke arah kaki belakang pada saat permukaan air di dalam sungai sedang tinggi.
Secara umum kebocoran tersebu: dapat dibagi dalam "kebocoran
melalui tubuh tanggul" yang berarti kebocoran yang disebabkan adanya
rembesan pada tubuh tanggul dan "kebocoran melalui pondasi" yaitu
kebocoran yang disebabkan aliran air rembesan pada lapisan tanah pondasi
tanggul.

2) Kebocoran Pada Tubuh Tanggul


a) Sebab-sebab kebocoran pada tubuh tanggul
Kebocoran tubuh tanggul dapat terjadi karena hal-hal sebagai berikut:
Penampang tubuh tanggul terlalu kecil.
Tanggul dibangun dari bahan-bahan yang banyak mengandung
pasir dan kerikil atau bahan-bahan berbutir kasar lainnya dan
pada tubuh tanggul tidak diadakan baik sekat maupun inti kedap
air.
Pemadatan tubuh tanggul tidak sempurna.
Adanya retakan-retakan pada tubuh tanggul karena gempa.

KELOMPOK IV Page | 23
Adanya lubang-lubang yang dibuat binatang-binatang kecil yang
bersarang di dalam tanggul.
Terbentuknya saluran-saluran air pada bidang kontak antara
tubuh tanggul dan bangunan-bangunan lain yang ada pada
tanggul.

b) Metode pencegahan kebocoran pada tubuh tanggul :


Apabila terjadi kebocoran pada tanggul, maka usaha-usaha yang
harus dilakukan sebagaimana tertera pada Gambar di bawah ini :

Gambar 22. – Mengatasi kebocoran pada tubuh tanggul.

c) Pencegahan Bocoran Pada Pondasi Tanggul

Gambar 23. – Mengatasi kebocoran pada tanah pondasi tanggul.

KELOMPOK IV Page | 24
1) Metode dinding sekat (cut of wall) pada lapisan permeabel

Kiranya cukup banyak cara pelaksanaan pembuatan dinding sekat


yang penetapannya, diperlukan adanya penelitian, khususnya penelitian
mengenai : kondisi lapisan tanah pondasi yang permeabel, besarnya
pengurangan kebocoran yang diinginkan, kemudahan dan keandalan
pelaksanaan, pertimbangan ekonomis dan pengaruhpengaruhnya terhadap
lapisan tanah di sekitarnya.

(1) Metode dinding sekat bersambung (joint method) dengan


konstruksi dinding sekat dari :
• tiang pancang baja
• tiang pancang beton
• lembaran beton atau baja.
(2) Metode dinding menerus (continuous method) dari :
• sekat tanah liat
• sekat beton bertulang
• grouting
• sekat membran

Di antara metode tersebut di atas, yang paling umum digunakan


adalah metode dinding sekat bersambung dari tiang pancang. Terdapat
beberapa macam tiang pancang, antara lain tiang pancang baja, tiang
pancang beton bertulang dan dinding pancang terbuat baik dari baja,
maupun dari beton. Guna menghentikan sama sekali aliran filtrasi melalui
lapisan lolos air, maka ujung dinding harus masuk ke dalam lapisan kedap
air paling tidak sedalam 50 cm.

KELOMPOK IV Page | 25
2) Metode pelebaran dasar tanggul
Dengan memperlebar dasar tanggul, maka lintasan air
rembesan akan bertambah panjang dan akan menurun kapasitas air
rembesan. Usaha ini dapat dicapai dengan pembuatan berm, baik
diereng depan maupun di lereng belakang tanggul.
3) Metode alas kedap air
Alas kedap air (blanket) digunakan untuk menutup
permukaan bantaran yang lolos air didepan kaki tanggul dengan
haparan tanah kendap air atau hamparan aspal. Alas kendap air ini di
tempatkan pada bagian-bagian pondasi yang bocor dan bagian-
bagian tertentu yang lapisan tanahnya sangat permeable dan muncul
ke permukaan.

2.3. Tanggul-Tanggul Khusus


2.3.1. Umum
Pada umumnya tanggul dibangun dengan menggunakan bahan tanah
biasa yang penampang standarnya ditetapkan berdasarkan debit banjir rencana
serta elevasi banjir rencana (design flood stage) dan pelaksanaannyapun
berdasarkan penampang standar.

2.3.2. Tanggul Musim Panas


Guna melindungi ganguan terhadap bajir musim panas, biasanya
dibantaran dibangun tanggul anakan yang sejajar dengan tanggul utama, tetapi
kemampuan pengamanannya lebih rendah dan tanggul semacam ini disebut
dengan tanggul musim panas (summer dyke). Tanggul ini hanya dapat
menampung banjir yang kecil dan sedang.

Gambar 24. – Tanggul musim panas.

KELOMPOK IV Page | 26
2.3.3. Tanggul Pasangan
Pada daerah pemukiman snagat padat, kadang-kadang pembebasan
tanah untuk tanggul sulit dan mahal atau terdapat bangunan-bangunan yang
tidak dapat dipindahkan. Jadi pembuatan tanggul dengan penampang standar
tidak mungkin dilaksanakan dan biasanya pada ruas tanggul ini konstruksinya
dibuat dari pasangan dan disebut tanggul pasangan (masonry levee).

Gambar 25. – Tanggul pasangan batu.

2.3.4. Tanggul Tembok


Sebagaimana telah diuraikan diatas, maka disamping tanggul pasangan
kadang-kadang dibuat pula tanggul tembok (dari beton biasa atau beton
bertulang). Adapun konstruksinya adalah bagian bawah hingga mencapai
elevasi banjir rencana dibuat dari ururgan biasa, kemudian bagian atasnya untuk
tinggi jagaan dibuat dari tembok.

Gambar 26. – Tanggul kombinasi.

KELOMPOK IV Page | 27
2.4. Tanggul Sirip
Pada sungai-sungai yang besar dengan bantaran yang sangat lebar dan tanah
bantarannya diusahakan untuk kegiatan pertanian, kadang-kadang dibangun tanggul
melintang untuk melindungi areal pertanian tersebut terhadap debit banjir yang lebih
kecil dari debit banjir rencananya. Selain itu tanggul tersebut dapat berfungsi sebagai
penghambat kecepatan arus sungai dan areal di antara kedua tanggul tersebut dapat pula
berfungsi sebagai penampung banjir sementara. Tanggul semacam ini biasanya ditem-
patkan lebih kurang tegak lurus terhadap tanggul utama dan melintang arah alur sungai.

Gambar 27. – Denah tanggul sirip.

Gambar 28. – Penampang lintang sungai.

Gambar 29. – Tanggul sirip.

KELOMPOK IV Page | 28
2.5. Tanggul Pemisah
Tanggul semacam ini dibangun di antara dua buah sungai yang berdekatan, agar
arus sungai pada muara kedua sungai tersebut tidak saling mengganggu, terutama pada
sungai-sungai yang kemiringannya dan kondisi hidrologinya berbeda. Selain itu pada
sungai-sungai yang banyak mengandung sedimen dapat dihindarkan terjadinya pengen-
dapan pada pertemuan kedua sungai tersebut dan perbedaan permukaan air di muara
masing-masing sungai dapat disesuaikan secara individual.

Gambar 30. – Tanggul pemisah.

2.6. Tanggul Pengarah


Tanggul pengarah adalah tanggul yang berfungsi sebagai pengarah arus di
muara-muara sungai untuk menjaga agar muara sungai tidak mudah berpindah-pindah
dan juga berfungsi sebagai pemandu arus sungai.

Gambar 31. – Tanggul pengarah (jetty).

KELOMPOK IV Page | 29
2.7. Penyadap Banjir
Bangunan ini berfungsi sebagai penyadap sebagian aliran banjir, pada saat muka
air banjir di dalam sungai telah melampaui tinggi yang diperkirakan. Biasanya
merupakan salah satu komponen utama dari retarding basin atau berfungsi sebagai
bangunan atau pintu pembagi banjir.

Gambar 32. – Konstruksi bangunan pelimpah pada retarding basin.

2.8. Tanggul Tepi Danau Dan Tanggul Pasang


Tanggul tepi danau dibangun di sekeliling danau atau rawa-rawa dan tanggul
pasang dibangun di muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Kedua
jenis tanggul tersebut diperhitungkan juga daya tahannya terhadap gaya-gaya hempasan
ombak baik dari danau maupun dari laut.

Gambar 33. – Tanggul tepi danau.

KELOMPOK IV Page | 30
Gambar 34. – Tanggul pasang.

KELOMPOK IV Page | 31
BAB III

PENUTUP

1.1. Kesimpulan

Tanggul memiliki nama lain levee, dike, embankment, yaitu semacam tembok
miring baik buatan maupun alami, dipergunakan untuk mengatur muka air. Biasanya
terbuat dari tanah dan seringkali dibangun sejajar badan sungai atau pantai. Kata dike
kemungkinan berasal dari bahasa Belanda dijk, dimana pembangunan tanggul telah
terjadi sejak abad ke 12.Bangunan Westfriese Omringdijk selesai dibangun tahun 1250,
didirikan dengan menyambung-nyambubngkan tanggul-tanggul yang sudah berdiri
sebelumnya.

Jenis-jenis tanggul berdasarkan fungsi (tujuan penggunaan), jenis tanggul dapat


dibedakan sebagai berikut:

• Tanggul primer
• Tanggul sekunder
• Tanggul khusus

Jenis-jenis pekerjaan tanggul meliputi : (1) pembangunan tanggul baru, (2)


peningkatan tanggul lama dan (3) pengunduran tanggul.

Pekerjaan tanggul dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

❖ Penghamparan Dan Pemadatan


❖ Perkuatan Tanggul (Revetment)
❖ Penahan Gerusan (Krib/Groin)

1.2. Saran
Saran untuk pembaca adalah agar lebih banyak mencari referensi mengenai
pembahasan di atas. Dikarenakan pada pembahasan di atas terdapat keterbatasan dalam
hal referensi. Terima kasih.

KELOMPOK IV Page | 32

Anda mungkin juga menyukai