DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
Fajri Hi. Amrin 0723 1711 030 28
Kurniyawan A. R. Tomagola 0723 1711 032 29
Nilan Sari Anda 0723 1711 035 30
Kurniawan 0723 1711 036 31
Endi Setiawan 0723 1711 039 32
Arya Putra Limoto 0723 1711 041 33
Ariyanto E Ramlan 0723 1711 046 34
Abdullah Tuwakal 0723 1711 047 35
M Abduh Husin 0723 1711 048 36
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan semaksimal mungkin dan
yang terbaik sesuai dengan yang penulis inginkan.
Dalam pelaksanaan penyusunan makalah ini tentu saja kami menemui banyak
kesulitan, namun berkat rahmat Allah SWT serta bantuan dan pengarahan dari Dosen,
kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Besar harapan kami agar kiranya makalah ini akan bermanfat khususnya bagi
penyusun maupun pihak-pihak yang lain yang membutuhkan sebagai bahan
perbandingan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Oleh
karenanya penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Penyusun
KELOMPOK IV
KELOMPOK IV Page | i
DAFTAR ISI
KELOMPOK IV Page | ii
BAB I
PENDAHULUAN
Tanggul memiliki nama lain levee, dike, embankment, yaitu semacam tembok
miring baik buatan maupun alami, dipergunakan untuk mengatur muka air. Biasanya
terbuat dari tanah dan seringkali dibangun sejajar badan sungai atau pantai. Kata dike
kemungkinan berasal dari bahasa Belanda dijk, dimana pembangunan tanggul telah
terjadi sejak abad ke 12.Bangunan Westfriese Omringdijk selesai dibangun tahun 1250,
didirikan dengan menyambung-nyambubngkan tanggul-tanggul yang sudah berdiri
sebelumnya.
Tanggul di sepanjang sungai adalah salah satu bangunan yang paling utama dan
paling penting dalam usaha melindungi kehidupan dan harta benda masyarakat terhadap
genangan-genangan yang disebabkan oleh banjir dan badai (gelombang pasang).
Tanggul dibangun terutama dengan konstruksi urugan tanah, karena tanggul
merupakan bangunan menerus yang sangat panjang serta membutuhkan bahan urugan
yang volumenya sangat besar.
1.3. Tujuan
KELOMPOK IV Page | 1
BAB II
PEMBAHASAN
Kecuali tanah, kiranya amatlah sukar untuk memperoleh bahan urugan untuk
pembangunan tanggul dan bahan tanah dapat diperoleh dari hasil galian di kanan-kiri
trase rencana tanggul atau bahkan dapat diperoleh dari hasil pekerjaan normalisasi
sungai, berupa galian pelebaran alur sungai, yang biasanya dilaksanakan bersamaan
dengan pembangunan tanggul.
1) Tanggul utama
Bangunan tanggul sepanjang kanan-kiri sungai guna menampung
debit banjir rencana.
KELOMPOK IV Page | 2
2) Tanggul sekunder
Tanggul yang dibangun sejajar tanggul utama, baik di atas bantaran
di depan tanggul utama yang disebut tanggul musim panas maupun di
sebelah belakang tanggul utama yang berfungsi untuk pertahanan kedua,
andaikan terjadi bobolan pada tanggul utama. Tergantung pada pentingnya
suatu areal yang dilindungi kadang-kadang dibangun pula tanggul tersier.
3) Tanggul terbuka
Pada sungai-sungai yang deras arusnya, biasanya dapat dibangun
tanggul-tanggul yang tidak menerus, tetapi terputus-putus. Dengan
demikian puncak banjir yang tinggi tetapi periode waktunya pendek dapat
dipotong, karena sebagian banjir mengalir keluar melalui celah-celah antara
tanggul-tanggul tersebut memasuki areal-areal di belakang tanggul yang
dipersiapkan untuk penampungan banjir sementara. Biasanya areal-areal
penampungan tersebut dikelilingi tanggul-tanggul pula. Setelah banjir
mereda, maka air yang tertampung tersebut, kemudian mengalir kembali ke
dalam sungai melalui celahcelah ini. Jadi tidak diperlukan adanya pintu-
pintu atau pelimpah serta bangunan pelengkap lainnya.
4) Tanggul pemisah
Tanggul semacam ini dibangun di antara dua buah sungai yang
berdekatan, agar arus sungai pada muara kedua sungai tersebut tidak saling
mengganggu, terutama pada sungai-sungai yang kemiringannya dan
kondisi hidrologinya berbeda. Selain itu pada sungai-sungai yang banyak
mengandung sedimen dapat dihindarkan terjadinya pengendapan pada
pertemuan kedua sungai tersebut dan perbedaan permukaan air di muara
masing-masing sungai dapat disesuaikan secara individual.
5) Tanggul melingkar
Biasanya dibangun untuk melindungi areal-areal yang tidak terlalu
luas tetapi penting dan tanggul semacam ini sudah tidak digolongkan
sebagai tanggul dalam rangka perbaikan dan pengaturan sungai.
KELOMPOK IV Page | 3
6) Tanggul sirip (tanggul melintang)
Pada sungai-sungai yang besar dengan bantaran yang sangat lebar
dan tanah bantarannya diusahakan untuk kegiatan pertanian, kadang-
kadang dibangun tanggul melintang untuk melindungi areal pertanian
tersebut terhadap debit banjir yang lebih kecil dari debit banjir rencananya.
Selain itu tanggul tersebut dapat berfungsi sebagai penghambat kecepatan
arus sungai dan areal di antara kedua tanggul tersebut dapat pula berfungsi
sebagai penampung banjir sementara. Tanggul semacam ini biasanya
ditempatkan lebih kurang tegak lurus terhadap tanggul utama dan melintang
arah alur sungai.
7) Tanggul Pengarah
Tanggul pengarah adalah tanggul yang berfungsi sebagai pengarah
arus di muara-muara sungai untuk menjaga agar muara sungai tidak mudah
berpindah-pindah dan juga berfungsi sebagai pemandu arus sungai.
9) Penyadap banjir
Bangunan ini berfungsi sebagai penyadap sebagian aliran banjir,
pada saat muka air banjir di dalam sungai telah melampaui tinggi yang
diperkirakan. Biasanya merupakan salah satu komponen utama dari
retarding basin atau berfungsi sebagai bangunan atau pintu pembagi banjir.
KELOMPOK IV Page | 4
11) Tanggul khusus
Pada pemukiman yang padat penduduknya, biasanya biaya
pembebasan tanah untuk pembangunan tanggul sangat tinggi. Dalam
keadaan demikian untuk mengurangi areal tanah yang harus dibebaskan,
biasanya tanggul dibuat berupa dinding pasangan atau dinding beton.
KELOMPOK IV Page | 5
d) Pada sungai-sungai yang arusnya tidak deras, diusahakan agar kurva
alirannya stabil.
Dimana :
Q = Debit sungai normal.
C = koefisien Chezy.
B = lebar sungai normal.
H = kedalaman air rata-rata.
I = kemiringan permukaan air sungai, Dengan catatan bahwa kecepatan
air pada debit normal sekitar 1,5 – 2 m/det.
KELOMPOK IV Page | 6
4) Trase tanggul pada muara-muara sungai
Dalam menetapkan jarak antara tanggul-tanggul pada muara lebih
dari dua sungai yang berdekatan, perlu ditetapkan sedemikian rupa, supaya
aliran sungai-sungai tersebut tidak saling mengganggu.
2) Tinggi Jagaan
Tinggi jagaan merupakan tambahan tinggi pada tanggul untuk
menampung loncatan air dari permukaan air sungai yang sedang mengalir,
walaupun debitnya masih lebih rendah dari debit rencana.
Tabel 1. - Tinggi Jagaan Standar Tanggul
KELOMPOK IV Page | 7
cukup memadai, khususnya apabila hanya ditinjau dari segi stabilitas
tanggulnya. Akan tetapi mercu yang cukup lebar (3-7 m) biasanya diperlukan
apabila ditinjau dari keperluan untuk perondaan di waktu banjir dan sebagai
jalan-jalan inspeksi serta logistik untuk pemeliharaan tanggul.
Tabel 2. - Lebar Standar Mercu Tanggul
KELOMPOK IV Page | 8
Bahan yang sangat cocok untuk pembangunan tanggul adalah tanah
dengan karakteristika sebagai berikut :
KELOMPOK IV Page | 9
1. Dalam keadaan jenuh air mampu bertahan terhadap gejala gelincir dan
longsor.
2. Pada waktu banjir yang lama tidak rembes atau bocor.
3. Penggalian, transportasi dan pemadatannya mudah.
4. Tidak terjadi retak-retak yang membahayakan kestabilan tubuh tanggul.
5. Bebas dari bahan-bahan organis, seperti akar-akaran, pohon-pohonan dan
rumput rumputan.
KELOMPOK IV Page | 10
2) Stabilitas Lereng Tanggul
Kekuatan geser dan kohesi bekerja di antara partikel-partikel. karena
adanya gaya gravitasi. Maka stabilitas lereng tanggul dapat dihitung
berdasarkan konsep hidang gelincir lingkaran dengan formula (2.9).
Guna memperoleh tegangan geser S dapat dihitung dengan formula :
S = σ tan ϕ + C
Dimana : σ : Kekuatan Kompresive Vertikal
ϕ : Kekuatan Geser Dalam
C : Kohesi
3) Garis Rembesan
KELOMPOK IV Page | 11
Gambar 6.
KELOMPOK IV Page | 12
2.2. Pekerjaan Tanggul
2.2.1. Jenis-jenis Pekerjaan Tanggul
KELOMPOK IV Page | 13
Selain itu pada calon tanggul yang trasenya akan melintasi daerah rawa-
rawa atau bekas sungai lama, mungkin diperlukan adanya penggantian lapisan
tanah pondasi atau mungkin diperlukan adanya pra-pembebanan (pre-loading)
dengan urugan sementara.
KELOMPOK IV Page | 14
Gambar 10. – Bentuk Kurva Pemadatan.
Selanjutnya apabila tanggul yang relatif kecil dibangun di atas tanah
pondasi lempungan, maka di samping harus dilakukan striping secara baik.
juga diperlukan adanya koperan, agar tidak terjadi erosi kontak dan terjamin
adanya kontak yang sempurna antara permukaan pondasi dengan dasar
tanggul.
KELOMPOK IV Page | 15
4) Beberapa Aturan Dalam Pemadatan
Tujuan utama pemadatan adalah untuk memperkecil pori tanah
tubuh tanggul, memperkecil permeabilitas, mencegah penurunan stabilitas
serta pemekaran yang berlebihan oleh pengaruh air rembesan, meningkatkan
stabilitas permukaan lereng tanggul dan mengurangi tingkat penurunan
tanggul karena proses konsolidasi.
a) Angka Kepadatan
Angka kepadatan tanggul adalah perbandingan antara berat isi
kering maksimum yang diperoleh pada pengujian di laboratorium dan
berat isi kering tanah bahan tanggul yang sudah dipadatkan yang
dinyatakan dalam prosen dan dapat diperoleh dengan formula sebagai
berikut:
KELOMPOK IV Page | 16
2.2.4. Perlindungan Lereng Tanggul Dan Penyusutan Yang Diperkenankan
1) Pekerjaan Perlindungan Lereng Tanggul
Tergantung dari kemiringan lereng tanggul, setidak-tidaknya terdapat
dua metode untuk melindungi lereng tanggul terhadap longsor. Metode
pertama untuk melindungi lereng yang kemiringannya 1:2 atau kurang dan
metode kedua untuk melindungi lereng yang kemiringannya lebih landai dari
1 : 2.
2) Penampang Kerja
Tinggi tanggul adalah jumlah dari tinggi muka air banjir, tinggi
jagaan dan tambahan tinggi untuk penyusutan. Tambahan tinggi penyusutan
ini diperoleh dengan memperhitungkan adanya penurunan tanggul yang
disebabkan oleh proses konsolidasi tubuh tanggul dan lapisan tanah
pondasinya, penurunan kompresi dan kemungkinan kerusakan bagian mercu
tanggul oleh hujan atau angin.
KELOMPOK IV Page | 17
3) Gebalan Dan Perawatan
Agar permukaan lereng tanggul dapat bertahan terhadap arus air dan terpaan
hujan, maka permukaan lereng harus dilindungi atau diperkuat. Perkuatan yang
paling sederhana adalah dengan memasang gebalan rumput.
Cara pemasangannya antara lain adalah gebalan penuh, gebalan selang-
seling, gebalan terrasing sederhana (berjajar).
• Gebalan penuh untuk melindungi lereng depan yang menghadap ke
arah. sungai,
• Gebalan selang-seling untuk lereng belakang dan
• Gebalan terrasing sederhana untuk bagian-bagian tanggul yang tidak
begitu penting. seperti tanggul-tanggul sementara.
KELOMPOK IV Page | 18
Tetapi pembuatan oprit di belakang tanggul dapat disesuaikan dengan
kondisi serta kebutuhan setempat.
KELOMPOK IV Page | 19
2.2.6. Pembuatan Tanggul di Atas Tanah Pondasi Yang Lemah.
1) Umum
Lapisan tanah pondasi yang lemah biasanya adalah tanah yang
kohesinya rendah atau lanau yang kadar airnya tinggi. Dalam keadaan biasa
lapisan tanah pasiran umumnya mempunyai daya dukung yang cukup memadai,
tetapi lapisan tanah pasiran yang jenuh air menjadi lebih encer apabila terkena
pengaruh gempa. Apabila nilai .N dari pengujian standar penetrasi diperoleh
angka yang lebih rendah dari 10. maka tanah pasiran semacam ini kadang-
kadang haruslah diperbaiki.
Mengingat banyaknya metode yang dapat digunakan untuk
memperbaiki lapisan tanah pondasi yang lemah, maka penerapan metode yang
paling cocok haruslah terlebih dahulu dipilih secara seksama yang didasarkan
pada karakteristika dan kondisi lapisan tanah pondasi tersebut. Biasanya
perbaikan lapisan tanah pondasi semacam ini tidak cukup hanya dengan satu
metode saja, tetapi dengan gabungan dari beberapa metode, sehingga diperoleh
hasil yang lebih efisien.
Metode yang paling umum digunakan untuk perbaikan lapisan tanah
pondasi tanggul adalah sebagai berikut:
2) Metode urugan lambat (slow banking method)
Apabila di atas tanah pondasi yang lemah diadakan pembebanan, maka
pada lapisan tersebut terjadi proses konsolidasi dan bersamaan dengan itu secara
berangsur-angsur terjadilah peningkatan daya dukungnya. Karena proses
konsolidasi berjalan sangat lambat, cara ini menyebabkan waktu
pelaksanaannya menjadi sangat panjang. Hal tersebut dilaksanakan, agar proses
keluarnya air dari lapisan tanah pondasi tidak merusak struktur lapisan tanah
tersebut.
KELOMPOK IV Page | 20
Gambar 18. – Grafik Penurunan Tanggul fungsi (t).
KELOMPOK IV Page | 21
4) Metode Penggantian Tanah Pondasi
Metode penggantian tanah pondasi (removal and displacement method)
adalah penggantian tanah pondasi yang tidak memenuhi persyaratan teknis
dengan bahan tanah yang kualitasnya lebih memadai.
Disesuaikan dengan cara pelaksanaannya terdapat beberapa metode
yang antara lain adalah
(1) metode penggantian dengan penggalian (excavation displacement
method),
(2) metode penggantian dengan pembebanan (forced displacement
method) dan
(3) metode penggantian dengan ledakan (blasting excavation method).
KELOMPOK IV Page | 22
Gambar 21. – Metode pembebanan awal.
KELOMPOK IV Page | 23
Adanya lubang-lubang yang dibuat binatang-binatang kecil yang
bersarang di dalam tanggul.
Terbentuknya saluran-saluran air pada bidang kontak antara
tubuh tanggul dan bangunan-bangunan lain yang ada pada
tanggul.
KELOMPOK IV Page | 24
1) Metode dinding sekat (cut of wall) pada lapisan permeabel
KELOMPOK IV Page | 25
2) Metode pelebaran dasar tanggul
Dengan memperlebar dasar tanggul, maka lintasan air
rembesan akan bertambah panjang dan akan menurun kapasitas air
rembesan. Usaha ini dapat dicapai dengan pembuatan berm, baik
diereng depan maupun di lereng belakang tanggul.
3) Metode alas kedap air
Alas kedap air (blanket) digunakan untuk menutup
permukaan bantaran yang lolos air didepan kaki tanggul dengan
haparan tanah kendap air atau hamparan aspal. Alas kendap air ini di
tempatkan pada bagian-bagian pondasi yang bocor dan bagian-
bagian tertentu yang lapisan tanahnya sangat permeable dan muncul
ke permukaan.
KELOMPOK IV Page | 26
2.3.3. Tanggul Pasangan
Pada daerah pemukiman snagat padat, kadang-kadang pembebasan
tanah untuk tanggul sulit dan mahal atau terdapat bangunan-bangunan yang
tidak dapat dipindahkan. Jadi pembuatan tanggul dengan penampang standar
tidak mungkin dilaksanakan dan biasanya pada ruas tanggul ini konstruksinya
dibuat dari pasangan dan disebut tanggul pasangan (masonry levee).
KELOMPOK IV Page | 27
2.4. Tanggul Sirip
Pada sungai-sungai yang besar dengan bantaran yang sangat lebar dan tanah
bantarannya diusahakan untuk kegiatan pertanian, kadang-kadang dibangun tanggul
melintang untuk melindungi areal pertanian tersebut terhadap debit banjir yang lebih
kecil dari debit banjir rencananya. Selain itu tanggul tersebut dapat berfungsi sebagai
penghambat kecepatan arus sungai dan areal di antara kedua tanggul tersebut dapat pula
berfungsi sebagai penampung banjir sementara. Tanggul semacam ini biasanya ditem-
patkan lebih kurang tegak lurus terhadap tanggul utama dan melintang arah alur sungai.
KELOMPOK IV Page | 28
2.5. Tanggul Pemisah
Tanggul semacam ini dibangun di antara dua buah sungai yang berdekatan, agar
arus sungai pada muara kedua sungai tersebut tidak saling mengganggu, terutama pada
sungai-sungai yang kemiringannya dan kondisi hidrologinya berbeda. Selain itu pada
sungai-sungai yang banyak mengandung sedimen dapat dihindarkan terjadinya pengen-
dapan pada pertemuan kedua sungai tersebut dan perbedaan permukaan air di muara
masing-masing sungai dapat disesuaikan secara individual.
KELOMPOK IV Page | 29
2.7. Penyadap Banjir
Bangunan ini berfungsi sebagai penyadap sebagian aliran banjir, pada saat muka
air banjir di dalam sungai telah melampaui tinggi yang diperkirakan. Biasanya
merupakan salah satu komponen utama dari retarding basin atau berfungsi sebagai
bangunan atau pintu pembagi banjir.
KELOMPOK IV Page | 30
Gambar 34. – Tanggul pasang.
KELOMPOK IV Page | 31
BAB III
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Tanggul memiliki nama lain levee, dike, embankment, yaitu semacam tembok
miring baik buatan maupun alami, dipergunakan untuk mengatur muka air. Biasanya
terbuat dari tanah dan seringkali dibangun sejajar badan sungai atau pantai. Kata dike
kemungkinan berasal dari bahasa Belanda dijk, dimana pembangunan tanggul telah
terjadi sejak abad ke 12.Bangunan Westfriese Omringdijk selesai dibangun tahun 1250,
didirikan dengan menyambung-nyambubngkan tanggul-tanggul yang sudah berdiri
sebelumnya.
• Tanggul primer
• Tanggul sekunder
• Tanggul khusus
1.2. Saran
Saran untuk pembaca adalah agar lebih banyak mencari referensi mengenai
pembahasan di atas. Dikarenakan pada pembahasan di atas terdapat keterbatasan dalam
hal referensi. Terima kasih.
KELOMPOK IV Page | 32