Seorang Ibu bersama anak laki-lakinya yang berusia 9 tahun datang ke RSGM
UNEJ ingin memeriksakan gigi anaknya yang dirasakan tidak beraturan. Ibu
menceritakan pada umur 8 tahun gigi susu depan atas belum tanggal sedangkan
gigi dewasa sudah tumbuh di dalam. Pemeriksaan klinis menunjukkan terdapat
gigitan silang anterior. Selanjutnya dokter melakukan pembuatan model studi,
pemeriksaan intra oral, ekstra oral, fungsional dan merujuk penderita untuk
melakukan foto sefalometri dan panoramik. Hasil pemeriksaan adalah sebagai
berikut: profil cekung, relasi bibir atas dan bawah kompeten, relasi molar kanan
dan kiri neutroklusi, tidak terdapat pergeseran garis median, overjet 11 dan 21
terhadap 41 dan 31 negatif 1, overbite normal, diskrepansi pada model RA -4,5
dan RB -3, SNA = 820, SNB = 800, pemeriksaan foto panoramik benih gigi
lengkap dengan pola erupsi normal. Dari hasil pemeriksaan dokter dapat
menentukan diagnosis.
Step 1 (Klarifikasi kata sulit)
Step 3
1. Subjektif:
a. Keluhan utama = e.g: gigi maju, gigi berjejal, gigi berjarak (multiple
diastem)
b. Riwayat penyakit berdasarkan keluhan utama = menanyakan kepada
pasien; e.g: apakah ada premature loss atau ada persistensi gigi?
c. Riwayat perawatan gigi dan mulut yang pernah dilakukan = e.g:
apakah ada tumpatan, dsbg
d. Riwayat kesehatan umum = e.g: untuk mendeteksi adanya kelainan
sistemik dan alergi yang diderita. Misal pasien menderita DM, berarti
giginya banyak yang goyang dan OH sulit dikontrol, sehingga
membutuhkan perlakuan khusus. Alergi = alat-alat piranti ortho ada
alat yang mengandung Nikel, jadi bisa digunakan alat dengan bahan
lain e.g baja nirkarat
e. Kebiasaan buruk = Perlu ditanyakan ke pasien, apakah ada kebiasaan
bruxism, atau kebiasaan yang berhubungan dengan perawatan. Misal
ada kebiasaan bruxism maka diperlukan edukasi terlebih dahulu
sebelum dilakukan perawatan ortho.
f. Riwayat kesehatan keluarga = untuk mendeteksi penyakit-penyakit
yang sifatnya keturunan dan berhubungan dengan penyakit orthodonti
g. Identitas penderita = nama, tanggal lahir, kebangsaan/suku
(menentukan perbedaan bentuk rahang), dst.
h. Riwayat maloklusi keluarga = ditanyakan sampai minimal
nenek/kakek (orangtua dari orangtua)
Objektif:
Pasien
Radiografi
Diagnosis
Rencana Perawatan
Prognosis
Objektif
1.1 Analisis Umum
1.2 Analisis Lokal
a. Ekstra Oral
Type profil:
dilihat dari samping, dilihat dari titik mulai dari glabella, lip
contour, dan simphisis. Jika dari sudut glabella lip contour dan
simphisis segaris, maka dia lurus. Jika simphisis lebih ke
anterior maka dia cekung. Kalau simphisis lebih ke posterior
maka dia cembung. Fungsi dari profil wajah adalah untuk
penentuan overjet
Type kepala:
pasien duduk, operator melihat dari posisi paling tinggi. Ada
index cephali; menghitung lebar kepala dari zygoma
diproyeksikan ke atas dari kanan ke kiri. Panjang kepala dari
glabella ke oksipital. Ada 3 klasifikasi penghitungan :
dolicocephalic, mesocephalic, banchecephalic, dan
hyperbanchecephalic.
Lebar kepala
perhitungan= x 100
Panjang kepala
Dolicocephalic X ≤ 75,9
Mesocephalic X = 76 – 80,9
Banchecephalic X ≥ 81
Fungsi penghitungan kepala adalah untuk menentukan bentuk
dan ukuran rahang.
Type skeletal
b. Intra Oral
c. Pemeriksaan Rontgen foto
1.3 Analisa Fungsional
Free Way Space:
Jarak interoklusal saat mandibula dalam kondisi istirahat
Cara menghitung: mengurangi jarak dari ujung hidung sampai
ujung dagu. Pasien diposisikan istirahat dan dalam kondisi
tegak. Ujung hidung dan ujung dagu (simphisis) ditandai
dengan lakban hitam kecil, dan dihitung menggunakan jangka.
Jika pasien anak kecil, disintruksikan untuk mengucap “M”
sampai lelah, sehingga kondisi mandibula istirahat dan bisa
diukur. Setelah didapat ukuran posisi istirahat, pasien
diinstruksikan untuk menelan ludah (oklusi sentris). Hasil
penghitungan Free Way Space yaitu hasil saat posisi istirahat
dikurangi jarak pada saat oklusi sentris.
Fungsi pengukuran Free Way Space berhubungan dengan
overbite (tumpang gigit), untuk koreksi peninggian gigit
posterior.
Jika jarak FWS > overbite, maka tidak perlu peninggian gigit
posterior, dan sebaliknya. Hal ini berfungsi untuk koreksi
crossbite.
Path of Closure:
Gerakan mandibula saat menutup mulut dari posisi rest menuju
oklusi sentris. Jika normal, ada gerakan ke atas dan sedikit ke
depan, yang merupakan gerakan rotasi dari kondil mandibula
dalam fossa artikularis. Jika tidak normal maka terjadi deviasi
dan displacement mandibula.
Deviasi mandibula ditandai dengan adanya pergeseran midline
saat gerakan membuka mandibula. Saat menutup, midline
kembali ke posisi normal tetapi beradaptasi. Jika pasien deviasi
mandibula, pasien tidak terasa sakit ketika proses membuka
dan menutup mulut.
Displacement mandibula ditandai dengan adanya pergeseran
midline dari awal sampai akhir. Jika pasien displacement
mandibula, pasien merasa sakit ketika proses membuka dan
menutup mulut.
TMJ:
Yang diperiksa adalah bunyi clicking dan krepitasi dari TMJ
Cara pemeriksaan: pasien diposisikan nyaman, kemudian
diletakkan kedua jari telunjuk operator di bagian luar meatus
acusticus eksternus kiri dan kanan penderita. Bisa juga
menggunakan stetoskop pada bagian luar meatus acusticus
eksternus kiri dan kanan penderita. Bunyi clicking tunggal,
bunyi krepitasi jamak.
Indikasi perawatan ortodontik pada kelainan TMJ:
Perubahan habit akibat kehilangan gigi posterior bilateral
sehingga pasien mencari oklusi yang nyaman. Proses
perubahan habit ini menyebabkan maloklusi sehingga bisa
dirawat dengan ortodontik.
Namun jika ada pemanjangan pada ukuran mandibula, tindakan
yang bisa dilakukan adalah orto bedah.
Pola Atrisi:
Ada pola atrisi normal dan tidak normal
Pola atrisi tidak normal: saat masih anak-anak sudah
mengalami atrisi pada gigi permanen muda, yang berarti ada
kesalahan pada sistem oklusinya atau saat mengunyah.
Pola atrisi normal: jika usia pasien lanjut (usia >40 tahun), dan
gigi geligi sudah digunakan untuk pengunyahan dalam waktu
yang lama.
1.4 Analisa Model
Kurve Spee
Garis imajiner yang ditarik dari incisal edge I1 sampai M2
rahang bawah, dilihat dari arah sagital pada model studi
Macam kurve spee ada 3:
Datar: apabila garis imajiner dari incisal edge I1 – M2
membentuk garis lurus
Positif: apabila garis imajiner dari incisal edge I1 – M2
membentuk garis cekung
Negatif: apabila garis imajiner dari incisal edge I1 – M2
membentuk garis cembung
Hanya bisa dilakukan saat gigi permanen lengkap. Jika masih
gigi geligi pergantian, maka tidak bisa dilakukan.
Pergeseran Garis Median terhadap muka
Cara pengukuran:
Penderita diinstruksikan untuk oklusis sentris. Kemudian
ditarik garis imajiner yang menghubungkan antara Glabella –
Philtrum – Simphisis. Kemudian gambaran yang didapat dari
penderita dipindahkan ke model studi penderita serta dicatat
kunci oklusinya. Apabila garis median berada dalam satu garis
lurus dengan median muka, berarti tidak ada pergeseran garis
median. Dan apabila garis median gigi tidak satu garis dengan
garis median muka, maka terjadi pergeseran.
Kunci oklusi: Hal-hal yang perlu diperhatikan saat melihat
oklusi, ada 6: relasi molar, relasi mahkota, inklinasi mahkota,
rotasi, spacing/diastem, occlusal plane
Kelainan Kelompok Gigi
Berdesakan
Infraposisi: gigi erupsi tidak mencapai garis oklusi
Supraposisi: gigi erupsi melebihi garis oklusi. Biasanya
disebabkan karena gigi tidak mempunyai lawan kontak saat
oklusi sehingga tulang alveolar overgrowth dan menyebabkan
gigi erupsi melebihi garis oklusi.
Retrusi: sekelompok gigi yang mengalami
linguoversi/palatoversi
Protrusi: sekelompok gigi yang mengalami labioversi
Relasi Geligi Rahang atas terhadap geligi Rahang Bawah
Neutroklusi:
Relasi C, yaitu cusp C rahang atas berada di antara cusp C dan
P1 rahang bawah.
Relasi M1, cusp mesiobukal M1 rahang atas berada di bukal
groove M1 rahang bawah.
Mesioklusi:
Cusp mesiobukal M1 atas berada di antara M1 dan M2 rahang
bawah.
Cusp C berada di antara P1 dan P2 rahang bawah
Distoklusi:
Cusp C di antara I2 dan C rahang bawah
Cusp M1 atas berada di antara M1 bawah dan P2
Gigitan Tonjol:
Edge to edge
Tidak ada relasi:
Jika lawan kontak gigi masih gigi susu.
2 Diagnosis
Maloklusi Angle klas I tipe I dan III, disertai crossbite anterior, crowded
anterior rahang bawah
3 Prognosis
Baik, karena SNB normal, SNA normal, dilihat secara radiografis benih gigi
normal dan ada, tidak ada pergeseran midline, overbite overjet normal.
Usia pasien 9 tahun (masih muda), sehingga peluang keberhasilan perawatan
lebih tinggi.
Faktor yang memengaruhi prognosis:
Tanggapan pasien terhadap rencana perawatan juga
berpengaruh (kekooperatifan pasien).
Tipe maloklusi: dental atau skeletal. Jika jenis maloklusi
skeletal maka lebih sulit jika dilakukan perawatan orto. Tipe
maloklusi bisa dilihat dari foto cephalometri
Kemampuan operator
Usia pasien. Semakin muda usia pasien, maka semakin
meningkat keberhasilan perawatan
Kondisi lokal dan umum
4 Rencana perawatan
DHE, KIE
ekstraksi 73 dan 83
koreksi gigi berdesakan anterior rahang bawah
koreksi crossbite anterior
fase evaluasi
fase retensi