Anda di halaman 1dari 3

Nama :

NIM :

TES RUMPLE LEEDE


Tes Rumple Leede adalah prosedur hematologi dan perupakan uji diagnostik terhadap
1) KETAHANAN KAPILER dan penurunan jumlah 2) TROMBOSIT. Tes Rumple Leede
dilakukan dengan cara pembendungan vena memakai 3) SFIGNOMANOMETER pada
tekanan antara 4) SISTOLIK dan 5) DIASTOLK selama 5 menit. Hasil positif bila
terdapat 6) PETEKIE pada bagian 7) VOLAR LENGAN BAWAH yang dibendung
dengan jumlah 8) > 10 pada area berdiameter 9) 5 CM. Tes Rumple Leed tidak perlu
dilakukan bila sudah ada 10) PURPURA atau 11) DIKETAHUI MEMPUNYAI
PERDARAHAN.

PENGAMBILAN DARAH VENA DAN KAPILER


Pengambilan darah kapiler dapat dilakukan di 1) UJUNG JARI, 2) CUPING TELINGA
atau 3) TUMIT. Darah dari kapiler dapat digunakan untuk pemeriksaan
4) HEMOGLOBIN. Pengambilan darah vena sebaiknya dipilih vena yang besar dan
terletak 5) SUPERVISIAL. Biasanya pengambilan darah vena pada dewasa dilakukan
di 6) FOSSA CUBITI. Sebelum melakukan penusukan pada kulit, perlu
diperhatikan dengan seksama keadaan setempat apakah ada 7) PERADANGAN,
DERMATITIS, serta EDEMA.

PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG


Inspeksi jantug berarti mencari tanda – tanda seperti 1) BENTUK PREKORDIUM dan
2) ICTUS CORDIS yang pulsasinya sesuai dengan 3) APEKS JANTUNG. Denyut pada
apeks jantung dinilai dengan 4) KUAT ANGKAT, FREKUENSI, KUALITAS dan
PULSASI. Lokasi normal terletak di 5) INTERKOSTA 5 LINEA MIDCLAVIKULA
SINISTRA. Bunyi perkusi jantung adalah 6) REDUP. Bunyi jantung I ditimbulkan oleh
penutupan katup 7) MITRAL yang dapat didengarkan pada 8) ICS V SINISTRA dan
katup 9) TRIKUSPIDALIS yang dapat didengarkan pada 10) ICS IV SINISTRA
ditepi kiri Os 11) STERNUM. Sedangkan bunyi jantung II ditimbulkan oleh penutupan
katup 12) AORTA yang dapat didengarkan pada 13) ICS V DEXTRA dan 14)
PULMONAL yang dapat didengarkan pada 15) ICS V SINISTRA.

PEMERIKSAAN FISIK PARU – PARU


Pada inspeksi dada sering didapatkan bentuk dada yang tidak nomal seperti 1)
BARREL CHEST, PECTUS EXKAVATUM, serta PECTUS CARUNATUM. Inspeksi
anterior dada juga dapat dilakukan untuk melihan pola pernapasan dengan menilai 2)
FREKUENSI, KEDALAMAN, KESIMETRISAN, POLA PERGERAKAN. Pada palpasi
kita dapat menilai perambatan suara yang dapat dirasakan pada dinding dada dengan
melakukan pemeriksaaan 3) FREMITUS TAKTIL. Bunyi paru saat diperkusi adalah 3)
SONOR. Perkusi dilakukan pada setiap 4) INTERKOSTA pada satu sisi kemudian
membandingkannya dengan sisi yang lain. Dengan perkusi kita juga dapat menentukan
baras terendah dan tertinggi diafragma yang normalnya berkisar antara 5) 4 – 6 cm.
Pada auskultasi kita dapat mendengarkan beberapa macam suara pernapasan yaitu 5)
TRAKEAL, BRONKIAL, BRONKOVESIKULER, VESIKULER.

PEMERIKSAAN KELENJAR LIMFE LEHER

Kelenjar limfe memiliki fungsi 1) DRINASE pada organ-organ disekitarnya sehingga


pembesaran pada kelenjar ini dapar mengindikasikan gangguan pada organ tersebut.
Pada leher dapat kita bagi beberapa region yaitu 2) SEGITIGA SERVIKALIS
ANTERIOR yang dibatasi oleh 3) ANTERIOR MUSKULUS
STERNOKLEIDOMASTOIDEUS, MADIBULA dan TITIK TENGAH SUBMENTAL.
Region kedua adalah 3) SEGITIGA SERVIKALIS POSTERIOR yang dibatasi oleh 4)
POSTERIOR STERNOKLEIDOMASTOIDEUS, KLAVIKULA dan MUSCULUS
TRAPEZIUS. Nodus – nodus yang terletak didaerah leher tediri atas :

4) NODUS POSTAURIKULER

5) NODUS TONSILAR
6) NODUS SUBMANDIBULA

7) NODUS SUBMENTAL

8) NODUS OKSIPITAL / SERVIKALIS POSTERIOR

9) NODUS SUPRAKLAVIKULA

10) NODUS RANTAI SERVIKALIS ANTERIOR

Kelenjar limfe yang terinfeksi dapat teraba 11) MEMBESAR, PADAT, NYERI DAN
HANGAT. Aspek-aspek yang dinilai saat melakukan palpasi kemenjar limfe adalah 12)
LOKASI, BENTUK, UKURAN, DELIMINASI, MOBILITAS, KONSISTENSI, NYERI
TEKAN.

Anda mungkin juga menyukai