Anda di halaman 1dari 2

Nama ; Fadil

Nim ; 170221100172
Matkul ; Akuntansi Forensik
BAB 1
Akuntansi forensik
Akuntansi forensik adalah penerapan disiplin akuntansi dalam arti luar, termasuk
auditing, pada masalah hukum untuk penyelesaian hukum di dalam atau di luar pengadilan, di
sector public maupun privat.
Akuntansi forensik dapat di terapkan di sector public maupun privat ( perorangan,
perusahaan swasta, yayasan swasta, dll).
Di Indonesia, akuntansi forensic di sector publik lebih banyak di gunakan dari pada
sector privat karena jumlah perkara yang lebih banyak di sector public dan kecenderungan untuk
menyelesaikan sengketa sector privat di luar hukum. Sector public, para penuntut umum ( dari
kejaksaan dan komisi pemberantasan korupsi) menggunakan ahli dari BPK, BPKP, dan
Inspentorat Jenderal dari Departemen yang bersangkutan. Di lain pihak, terdakwa dan tim
pembelanya menggunakan ahli dari kantor-kantor akuntan publik; kebanyakan ahli ini
sebelumnya berpraktik di BPKP.
 Sengketa
Sengketa bisa terjadi karen salah satu pihak merasa haknya dikurangi. Baik berupa
uang/aset lain, reputasi, peluang bisnis, gaya hidup, dan hak-hak lainyang berkaitan dengan
transaksi bisnis.
Faktor-faktor penentu gagal atau berhasilnya suatu sengketa oleh pihak yang bersengketa
antara lain ;
1. Besaran konsekuensi keuangan pada pihak yang bersengketa
2. Seberapa jauh pertikaian pribadi, rasa iri atau dendam terjadi diantara pihak-pihak.
3. Seberapa besar dampak dari publisitas negatif yang ditimbulkan.
4. Seberapa besar beban emosional yang harus ditanggung.
 Akuntansi atau Audit Forensik
Di amerika serikat akuntansi forensik digunakan untuk menentukan pembagian warisan
atau mengungkapkan motif pembunuhan.
Istilah akuntansi forensic digunakan akibat penerapan akuntansi yang di gunakan untuk
memecahkan persoalan hukum. Sedangkan istilah audit forensic digunakan untuk kegiatan audit
investigasi.
Akuntansi forensik pada awalnya perpaduan antara akuntansi dan hukum, kemudian ada
satu bidang tambahan yaitu audit, sehingga model akuntansi forensiknya direpresentasikan
dalam 3 bidang yaitu akuntansi, hukum dan auditing.
Cara lain melihat akuntansi forensic adalah dengan menggunakan istilah Segitiga
Forensik. Konsep yang digunakan segitiga akuntansi forensic adalah konsep hukum yang paling
penting dalam menetapkan ada atau tidaknya kerugian, dan kalau ada bagaimana konsep
perhitungannya.
Di sector public maupun privat ,akuntansi forensic berurusan dengan kerugian. Di sector
public ada kerugian negara dan kerugian keuangan negara. Sedangkan di privat ada kerugian
yang timbul karena cidera janji dalam suatu perikatan.
Ada 3 titik segitiga akuntansi forensic :
1. Kerugian,
2. perbuatan melawan hukum ,
3. adanya keterkaitan antara kerugian dan perbuatan melawan hukum atau ada hubungan
kualitas antara kerugian dan perbuatan melawan hukum.
 Fosa dan Cosa
Fraud audit terdiri atas dua komponen pertama proactive fraud audit (fraud audit yang
proaktif), yang berada di luar paying akuntansi forensic. Sedangkan komponen yang kedua,
investigative audit (audit investigative), yang merupakan bagian dari akuntansi forensic.
 Fraud audit proaktif
Pada fraud audit proaktif ada yang menggunakan kajian system, karena dalam fraud audit ini
dilakukan kajian system yang bertujuan mengidentifikasikan potensi-potensi atau resiko
terjadinya fraud. Dalam kajian informasi, kajian atas system untuk mengetahui kelemahan dalam
system itu disebut systems audit dimana orientasi dan tujuannya mengidentifikasikan risiko
terjadinya fraud dengan istilah fraud-oriented system audit (FOSA).
Istilah FOSA digunakan untuk kajian system yang bertujuan untuk mengidentifikasi potensi
fraud secara umum. Sedangkan, Istilah COSA digunakan untuk kajian system yang betujuan
untuk mengidentifikasi potensi korupsi secara spesifikasi.
FOSA dilakukan oleh organisasi itu sendiri. Pada perusahaan swasta, FOSA dikerjakan oleh
auditor internal dan bagaian hukum atau unit di bawah di rektur kepatuhan, atau unit lainnya
yang di tunjuk komite audit.
Sistematika FOSA atau COSA
Terdiri atas tiga kotak yang menggambar kan tiga langkah dalam FOSA, yakni :
1. Menilai adanya potensi atau resiko fraud
2. Menganalisis potensi atau resiko fraud
3. Menilai resiko atau potensi fraud.

Anda mungkin juga menyukai