Prinsip kerja alat polarimeter adalah sebagai berikut, sinar yang datang
dari sumber cahaya (misalnya lampu natrium) akan dilewatkan melalui prisma
terpolarisasi (polarizer), kemudian diteruskan ke sel yang berisi larutan. Dan
akhirnya menuju prisma terpolarisasi kedua (analizer). Polarimeter bekerja
berdasarkan pengukuran daya putar optis suatu zat yang menimbulkan
terjadinya putaran bidang getar sinar terpolarisir. Pemutaran bidang getar sinar
terpolarisir oleh senyawa optis aktif ada 2 macam, yaitu : Dexro rotary (+), jika
arah putarnya ke kanan atau sesuai putaran jarum jam; dan Levo rotary (-), jika
arah putarnya ke kiri atau berlawanan dengan putaran jarum jam.
Sinar mempunyai arah getar atau arah rambat ke segala arah dengan
variasi warna dan panjang gelombang yang dikenal dengan sinar polikromatis.
Untuk menghasilkan sinar monokromatis, maka digunakan suatu filter atau
sumber sinar tertentu. Sinar monokromatis ini akan melewati suatu prisma yang
terdiri dari suatu kristal yang mempunyai sifat seperti layar yang dapat
menghalangi jalannya sinar, sehingga dihasilkan sinar yang hanya mempunyai
satu arah bidang getar yang disebut sebagai sinar terpolarisasi. Rotasi spesifik
disimbolkan dengan [α] sehingga dapat dirumuskan :
[α] = α / dc
Dimana :
α = besar sudut yang terpolarisasi oleh suatu larutan dengan konsentrasi c
gram zat terlarut per mL larutan.
d = merupakan panjang lajur larutan ( dm )
c = merupakan konsentrasi ( gram/mL ).
Karena panjang gelombang yang sering digunakan adalah 589,3 nm yaitu garis D
lampu natrium dan suhu standar 20oC, maka [α]T ditulis menjadi [α].
1. Spektropolarimeter
Merupakan satu jenis polarimeter yang dapat digunakan untuk mengukur
aktifitas optik dan besarnya penyerapan. Pada alat ini mula – mula sinar
berada dari lampu akan melalui suatu monokromator dan melewati suatu
polarisator untuk menghasilkan sinar terpolarisir. Polarisator ini
berhubungan langsung dengan modulator yang berguna untuk mengatur
tingkat sinar yang terpolarisasi secara elektris yang dapat diamati pada
servo amplifier. Kemudian sinar melewati sampel dan analisator sebelum
mencapai tabung pengadaan sinar, dan dapat dilakukan dengan
pengamatan pada indikator.
2. Optical Rotatory Dispersion ( ORD )
Alat ini merupakan modifikasi dari spektropolarimeter, prinsipnya sama
dengan spektropolarimeter, tetapi terdapat perbedaan yaitu pada ORD ini
sinar diatur berdasarkan tingkat polarisasinya, yaitu pada frekuensi 12 Hz
oleh motor driver yang menyebabkan polarisator bergerak – gerak dan
membentuk sudut 1 atau 2 derajat atau lebih. Selain itu servoamplifiernya
hanya dapat merespon pada frekuensi 12 Hz sehingga servomotor akan
mengatur analisator secara kontinu dan servomotor juga memposisikan
pendekorder untuk menghasilkan suatu grafik.
3. Circular Dichroism Apparatus ( CDA )
CDA ini merupakan modifikasi dari spektrofotometer konfensional yang
digunakan untuk menentukan dua serapan atau absorban. Nilai polarisasi
sekular ini dapat ditentukan dalam 2 langkah, yaitu yang pertama sinar
harus mengalami polarisasi bidang dan kedua yaitu sinar terpolarisasi
tersebut diubah menjadi komponen terpolarisasi sirkular kanan dan
sirkular kiri. Untuk mengubah komponen menjadi terpolarisasi sekular
kanan dan kiri, dapat digunakan tiga tipe alat, yaitu the Fresnel rhomb,
modulator pockets elektro-optik dan modulator tekanan photo-elastic.
4. Saccharimeter
Alat ini hanya dapat digunakan untuk menentukan kadar gula.
(saccharimeter)
Komponen Polarimeter