Konsep Dasar Kegawatdaruratan
Konsep Dasar Kegawatdaruratan
GAWAT DARURAT
DI SUSUN OLEH :
NAMA ; LESTIANA
NIM ; 19300007
GAWAT DARURAT
cepat dan tepat, pada kondisi tidak terduga yang mengancam kehidupan.
1. Gawat darurat
Suatu keadaan dimana pasien berada dalam kondisi gawat tetapi tidak
1. Mempertahankan kehidupan
patennya atau tidak ada obstruksi/ hambatan jalan nafas. Jika terjadi
gangguan lakukan head tilt chin lift atau jaw thrust, namun bila
adanya fraktur servikal karena pada trauma atau cedera berat harus
biomekanik trauma).
2. BREATHING
jika tidak sadar. Frekuensi nafas atau respiratory rate (dewasa) dapat
dibagi menajadi :
a. RR < 12x/menit : sangat lambat
hipoperfusi)
95%.
3. CIRCULATION
a. Denyut nadi
Jika denyut nadi arteri radialis tidak teraba, penderita agaknya telah
spinal.
c. Warna
d. Suhu
e. Kelembaban
f. Perdarahan
4. DISABILITY
meliputi :
(GCS).
memadai.
b. Penilaian tanda lateralisasi : pupil (ukuran simetris dan reaksi
terhadap cahaya.
5. EXPOSURE
penderita trauma.
6. FOLEY CATETER
masuk. Input cairan harus dievaluasi dari hasil output cairan urin.
Uretra External), dan pada Rektal Touch (RT) posisi prostat melayang/
tidak teraba.
7. GASTIC TUBE
memilih. Jadi triase/ triage merupakan suatu sistem yang digunakan dalam
pembedahan.
2. SISTEM START
3. JALAN NAFAS
a. Lihat pernafasannya
4. PERFUSI
c. Setelah itu, cek nadi radialis, teraba atau tidak. Jika teraba segera
5. STATUS KESADARAN
5) Hipertermia, hipotermia
6) Keracunan
7) Fraktur terbuka
1) Kejang
2) Cedera mata
1) Bengkak
sepenuhnya sampai kedaan koma. Teknik penilaian dengan ini terdiri dari
tiga penilaian terhadap respon yang ditunjukkan oleh pasien setelah diberi
stimulus tertentu, yakni respon buka mata, respon motorik terbaik, dan
bernilai 15.
Coma Scale.
a. Compos Mentis
dengan baik.
b. Apatis
Keadaan dimana klien tampak segan dan acuh tak acuh terhadap
lingkungannya.
c. Delirium
d. Somnolen
e. Spoor (stupor)
f. Koma
dan medis pasien. Tingkat kesadaran ini bisa dijadikan salah satu
(encephalitis): epilepsy.
derajat cidera kepala. Reflek membuka mata, respon verbal, dan motorik
diukur dan hasil pengukuran dijumlahkan jika kurang dari 13, maka
penurunan kesadaran.
hnya berespon jika dirangsang nyeri (pain), atau pasien tidak sadra
sehingga tidak berespon baik verbal maupun diberi rangsang nyeri
(unresponsive). Ada metode lain yang lebih sederhana dan lebih mudah
dari GCS dengan hasil yang kurang lebih sama akuratnya, yaitu skala
(unresponsiveness).
H. PEMERIKSAAN GCS
pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai
perlu diperhatikan mencakup 3 hal yaitu reaksi membuka mata, bicara dan
Misalnya “aduh…,bapak…”)
Suara tanpa arti 2
Tidak ada respon 1
Motorik
Mengikuti perintah 6
Melokalisir nyeri (menjangkau dan menjauhkan 5
nyeri
Extensi abnormal (tangan atau keduanya extensi di 2
M1. Jika dihubungkan dengan kasus trauma kapitis maka didapatkan hasil
Composmentis 14-15
Apatis 12-13
Delirium 10-11
Samnolen 7-9
Stupor 4-6
Coma 3