Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN DAN


PERSALINAN DENGAN PENYAKIT PENYERTA YAITU
GINJAL DAN JANTUNG
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kegawatan Maternal dan Neonatal
Dosen Pengampu : Ibu Hj.Dedeh Rohayati, M.Kes

Disusun Oleh :

Anita Siti Nurfalah


( A.13.18.0035)

Tingkat 2-B

AKADEMI KEBIDANAN CIANJUR


Tahun Ajaran 2019 – 2020
Jln. PANGERAN HIDAYATULLAH NO.105 SAWAH GEDE

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Senantiasa terpanjatkan karena berkat
rahmat dan karunianya saya dapat menyelesaikan makalah tentang ASUHAN
KEBIDANAN PADA KEHAMILAN DAN PERSALINAN DENGAN PENYAKIT
PENYERTA YAITU GINJAL DAN JANTUNG. Tak lupa sholawat serta salam
senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.
saya telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan saya untuk
menyusun makalah ini. Sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini bisa
terselesaikan berkat bantuan dari banyak pihak, sehingga pada kesempatan ini tak lupa
saya menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, tak ada gading yang tak retak,begitu juga dengan
makalah ini adanya. Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik
dari segi isi maupun tata cara saya menyampaikan. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki
makalah ini.

Cianjur, 20 Maret 2020

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 4
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4
C. Tujuan ..................................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................. 6
A. Definisi dari jantung dan ginjal pada kehamilan dan persalian ................................ 7
B. Epidemiologi dari jantung dan ginjal pada kehamilan dan persalinan ..................... 7
C.Etiologi dari jantung dan ginjal pada kehamiln dan persalinan ................................. 9
D.Faktor Resiko dari jantung dan ginjal pada kehamilan dan persalinan ...................... 10
E.Kasifikasi jantung dan ginjal pada kehamilan dan persalinan ................................... 14
F.Manifestasi Klinis jantung dan ginjal pada kehamilan dan persalinan ....................... 15
G.Pemeriksaan Diagnostik jantung dan ginjal pada kehamilan dan persalinan ............. 19
H.Petalaksanaan jantung dan ginjal pada kehamilan dan persalinan ............................. 19
I.konflikasi jantung dan ginjal pada kehamilan dan persalinan ..................................... 19
J. Efek penyakit jantung dan ginjal pada ibu hamil dalam kehamilan ........................... 23
K.Efek penyakit jantung dan ginjal pada ibu hamil dalam masa persalinan.................. 25
L.Efek penyakit jantung dan ginjal pada ibu hamil dalam masa postpartum ................ 25
BAB III TINJAUAN KASUS ...................................................................................... 28
A.Asuhan Kebidanan Kehamilan dan Persalinan pada Ibu Dengan Penyakit Jantung .. 28
B.Asuhan Kebidanan Kehamilan dan Persalinan pada Ibu Dengan Penyakit Ginjal .... 28
BAB IV PENUTUP ...................................................................................................... 39
A.KESIMPULAN......................................................................................................... 39
B.SARAN ..................................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 40

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu fenomena fisiologis yang dimulai dengan pembuahan
dan diakhiri dengan proses persalinan (Mansjoer, 2001). Selama masa kehamilan, ibu
dan janin adalah unit fungsi yang tak terpisahkan. Selama kehamilan normal, saluran
cerna dan organ-organ penunjangnya mengalami perubahan, baik secara anatomis
maupun fungsional, yang dapat mengubah secara bermakna kriteria untuk diagnosis
dan terapi untuk beberapa penyakit.
Jika seorang wanita mengidap penyakit bawaan atau penyakit tertentu yang
cukup serius, harus waspada dan berhati-hati dalam menghadapi kehamilan. Dengan
perawatan dan pengobatan yang teratur, umumnya kehamilan dapat berjalan dengan
lancar. Walaupun demikian, risiko munculnya sesuatu yang tidak diinginkan dapat
saja terjadi. Beberapa penyakit perlu mendapat perhatian khusus jika diidap oleh
wanita hcamil.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan katar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat
disajikan adalah :
1. Apakah Definisi dari jantung dan ginjal pada kehamilan dan persalinan
2. Apakah Epidemiologi dari jantung dan ginjal pada kehamilan dan persalinan
3. Apakah Etiologi dari jantung dan ginjal pada kehamiln dan persalinan
4. Apakah Faktor Resiko dari jantung dan ginjal pada kehamilan dan persalinan
5. Apakah Kasifikasi jantung dan ginjal pada kehamilan dan persalinan
6. Apakah Manifestasi Klinis jantung dan ginjal pada kehamilan dan persalinan
7. Apakah Pemeriksaan Diagnostik jantung dan ginjal pada kehamilan dan
persalinan
8. Apakah Petalaksanaan jantung dan ginjal pada kehamilan dan persalinan
9. Apakah konflikasi jantung dan ginjal pada kehamilan dan persalinan
10. Apakah Efek penyakit jantung dan ginjal pada ibu hamil dalam kehamilan
11. Apakah Efek penyakit jantung dan ginjal pada ibu hamil dalam masa persalinan
12. Apakah Efek penyakit jantung dan ginjal pada ibu hamil dalam masa postpartum

C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui Definisi dari jantung dan ginjal
2. Untuk mengetahui Epidemiologi dari jantung dan ginjal pada kehamilan dan
persalinan
3. Untuk mengetahui Etiologi dari jantung dan ginjal pada kehamiln dan persalinan
4. Untuk mengetahui Faktor Resiko dari jantung dan ginjal pada kehamilan dan
persalinan
5. Untuk mengetahui Kasifikasi jantung dan ginjal pada kehamilan dan persalinan

4
6. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis jantung dan ginjal pada kehamilan dan
persalinan
7. Untuk mengetahui Pemeriksaan Diagnostik jantung dan ginjal pada kehamilan
dan persalinan
8. Untuk mengetahui Penatalaksanaan jantung dan ginjal pada kehamilan dan
persalinan
9. Untuk mengetahui konflikasi jantung dan ginjal pada kehamilan dan persalinan
10. Untuk mengetahui Efek penyakit jantung dan ginjal pada ibu hamil dalam
kehamilan
11. Untuk mengertahui Efek penyakit jantung dan ginjal pada ibu hamil dalam masa
persalinan
12. Untuk mengetahui Efek penyakit jantung dan ginjal pada ibu hamil dalam masa
postpartum

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Menurut IKAPI (2008) dalam Gaya Hidup dan Penyakit Modern, penyakit
pada kardiovaskuler adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan
fungsi kerja jantung karena tidak adekuatnya aliran darah.
Pada ibu hamil, terjadi adaptasi fisiologis sehingga menyebabkan
perubahan signifikan pada sistem kardiovaskuler. Wanita dengan jantung normal
dapat beradaptasi dengan baik selama kehamilan. Sedangkan yang mengalami
penyakit jantung,terjadi komplikasi yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
janin, bahkan dapat membahayakan nyawa ibu dan janin (Manuaba, 1998).
Selain jantung ada pun ginjal yang menjadi penyakit penyerta saat
kehamilan dan persalinan.Karena,ginjal berfungsi untuk mengatur kesimbangan
air dalam tubuh,mengatur konsentrasi garam dalam darah,mengatur keseimbangan
asam basa darah serta mengatur ekskresi bahan buangan dan kelebihan
garam.Apabila ginjal gagal dalam fungsinya ini, maka akan terjadi gangguan pada
keseimbangan air dan metabolisme dalam tubuh sehingga mengakibatkan
terjadinya penumpukan zat-zat berbahaya dalam darah yang dapat mengganggu
kerja orang lain yang menyebabkan penderita memerlukan pegobatan segera.
Dalam kehamilan terdapat perubahan-perubahan fungsional dan anatomic
ginjal dan saluran kemih, yang sering menimbulkan gejala-gejala dan kelainan
fisik dan pemeriksaan hasil laboraturium. Apabila hal itu tidak diperhatikan dan
diperhitungkan, ada kemungkinan salah membuat diagnosis, sehingga dapat
merugikan ibu dan janin.

B. EPIDEMIOLOGI
Penyakit jantung merupakan penyebab kematian terbanyak pada wanita di
Amerika Serikat dan merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak pada wanita
usia 25– 44 tahun. Penyakit jantung berpengaruh pada sekitar 1 % dari kehamilan,
dengan angka kematian maternal menurut Sach sebanyak 0,3 dari100.000 di

6
Massachusetts. Namun angka kematian maternal mencapai 10 – 25 % walaupun
adanya perkembangan diagnosis dan penanganan penyakit kardiovaskular
maternal pada zaman sekarang. Meskipun insiden penyakit jantung dalam
kehamilan sekitar 1 %, Gejala seperti sesak napas atau tanda seperti bising ejeksi
sistolik yang merupakan gejala dari penyakit jantung, dapat muncul pada sekitar
90% dari populasi kehamilan sebagai konsekuensi perubahan fisiologis pada
tubuh yang diinduksi oleh kehamilan itu sendiri. Di antara beberapa penyakit
kardiovaskuler, hipertensi merupakan penyakit kardiovaskuler yang tersering
muncul pada kehamilan, sebanyak 6-8%dari seluruh kehamilan. Di negara barat,
penyakit jantung bawaan merupakan penyakit jantung yang paling sering
ditemukan selama kehamilan ( 75 – 82% ). Di luar Eropa dan Amerika bagian
utara hanya berkisar 9 – 19 %. Penyakit jantung reumatik mendominasi di negara
selain negara barat, berkisar 56 – 89 %dari seluruh penyakit jantung dalam
kehamilan. Kardiomiopati jarang ditemukan,tetapi merupakan penyebab berat dari
komplikasi penyakit jantung dalam kehamilan. (WHO, 2010).

Selain itu, Pandangan bahwa perempuan yang menderita penyakit ginjal


sebaiknya menghindari kehamilan, telah ada sejak abad lalu. Luaran bayi
dipercaya akan kurang baik dan pasien yang menderita penyakit ginjal disarankan
melakukan terminasi kehamilan.
Setelah tahun 1975 rasa pesimis itu berganti menjadi optimis sehubungan
dengan banyaknya publikasi studi kasus mengenai kehamilan dengan penyakit
ginjal yang dikonfirmasi dengan biopsy ginjal, sehingga kebanyakan perempuan
dengan gangguan ginjal dapat melewati kehamilan tanpa kelainan yang berarti.
Selain itu, data-data mengenai perempuan hamil dengan transplantasi ginjal sejak
tahun 2000 telah memberikan hasil yang menggembirakan. Kesemuanya ini
memberikan pandangan bahwa sebagian besar perempuan yang mempunyai
gangguan fungsi ginjal minimal dapat hamil dengan kemungkinan kehamilannya
berhasil mencapai 90%.
Dalam kehamilan terdapat perubahan-perubahan fungsional dan anatomic
ginjal dan saluran kemih, yang sering menimbulkan gejala-gejala dan kelainan
fisik dan pemeriksaan hasil laboraturium. Apabila hal itu tidak diperhatikan dan

7
diperhitungkan, ada kemungkinan salah membuat diagnosis, sehingga dapat
merugikan ibu dan janin. Untuk itu, diperlukan asuhan yang tepat bagi ibu hamil
dengan penyakit ginjal, dan dalam makalah ini akan dibahas tentang penyakit
ginjal dalam kehamilan dan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan penyakit
ginjal.

C. ETIOLOGI
Penyebab dari penyakit jantung dan ginjal sebagai berikut :

Pada Jantung :

1. Kelainan Primer
Kelainan primer dapat berupa kelainan kongenital, bentuk kelainan katub,
iskemik dan cardiomiopati. Jadi kelainan primer ini sendiri lebih
disebabkan karena kelainan pada fisiologi jantungnya.
Kelainan Sekunder
2. Kelainan sekunder berupa penyakit lain, seperti hipertensi, anemia berat,
hipervolumia, perbesaran rahim, dll . untuk kelainan sekunder ini sendiri
lebih disebabkan oleh penyakit-penyakit lain
Pada Ginjal :
Penyebab gagal ginjal akut dapat dibedakan menjadi tiga kelompok
besar, yaitu :
1. Penyebab prerenal, yakni berkurangnya aliran darah ke ginjal. Hal ini
dapat disebabkan oleh :
a. Hipovolemia (volume darah yang kurang), misalnya karena
perdarahan yang hebat.
b. Dehidrasi karena kehilangan cairan, misalnya karena muntah-
muntah, diare, berkeringat banyak dan demam.
c. Dehidrasi karena kurangnya asupan cairan.
d. Obat-obatan, misalnya obat diuretic yang menyebabkan
pengeluaran cairan berlebihan berupa urin.

8
e. Gangguan aliran darah ke ginjal yang disebabkan sumbatan
pada pembuluh darah ginjal.
2. Penyebab renal di mana kerusakan terjadi pada ginjal.
a. Sepsis: Sistem imun tubuh berlebihan karena terjadi infeksi
sehingga menyebabkan peradangan dan merusak ginjal.
b. Obat-obatan yang toksik terhadap ginjal.
c. Rhabdomyolysis: terjadinya kerusakan otot sehingga
menyebabkan serat otot yang rusak menyumbat sistem
filtrasi ginjal. Hal ini bisa terjadi karena trauma atau luka
bakar yang hebat.
d. Multiple myeloma.
e. Peradangan akut pada glomerulus, penyakit lupus
eritematosus sistemik, Wegener's granulomatosis, dan
Goodpasture syndrome.
3. Penyebab postrenal, di mana aliran urin dari ginjal terganggu.
a. Sumbatan saluran kemih (ureter atau kandung kencing)
menyebabkan aliran urin berbalik arah ke ginjal. Jika
tekanan semakin tinggi maka dapat menyebabkan
kerusakan ginjal dan ginjal menjadi tidak berfungsi lagi.
b. Pembesaran prostat atau kanker prostat dapat menghambat
uretra (bagian dari saluran kemih) dan menghambat
pengosongan kandung kencing.
c. Tumor di perut yang menekan serta menyumbat ureter.
d. Batu ginjal.
Penyebab gagal ginjal kronik antara lain:
1. Diabetes mellitus tipe 1 dan tipe 2 yang tidak terkontrol dan
menyebabkan nefropati diabetikum.
2. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol.
3. Peradangan dan kerusakan pada glomerulus (glomerulonefritis),
misalnya karena penyakit lupus atau pasca infeksi.

9
4. Penyakit ginjal polikistik, kelainan bawaan di mana kedua ginjal
memiliki kista multipel.
5. Penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka lama atau
penggunaan obat yang bersifat toksik terhadap ginjal.
6. Pembuluh darah arteri yang tersumbat dan mengeras
(atherosklerosis) menyebabkan aliran darah ke ginjal berkurang,
sehingga sel-sel ginjal menjadi rusak (iskemia).
7. Sumbatan aliran urin karena batu, prostat yang membesar,
keganasan prostat.
8. nfeksi HIV, penggunaan heroin, amyloidosis, infeksi ginjal kronis,
dan berbagai macam keganasan pada ginjal..

D. FAKTOR RESIKO
Pada jantung :
1. Penyakit Jantung Akibat Demam Reumatik
Sebagian besar penyakit jantung pada kehamilan disebabkan oleh
demam rematik. Diagnosis demam rematik pada kehamilan sering sulit, bila
berpatokan pada criteria Jones sebagai dasar untuk diagnosis demam rematik
aktif. Manifestasi yang terbanyak adalah poliartritis migrant serta karditis.
Perubahan kehamilan yang menyulitkan diagnosis demam rematik adalah nyeri
sendi pada wanita hamil mungkin oleh karena sikap tubuh yang memikul beban
yang lebih besar sehubungan dengan kehamilannya serta meningkatnya laju endap
darah dan jumlah leukosit. Bila terjadi demam rematik pada kehamilan, maka
prognosisnya akan buruk.
Adanya aktivitas demam rematik dapat diduga bila terdapat:
a. Suhu subfebris dengan takikardi yang lebih cepat dari semestinya
b. Leukositosis dan laju endap darah yang tetap tinggi
c. Terdengar desir jantung yang berubah-ubah sifatnya maupun tempatnya

10
2. Penyakit Jantung Kongenital
Biasanya kelainan jantung bawaan oleh penderita sebelum kehamilan,
akan tetapi kadang-kadang dikenal oleh dokter pada pemeriksaan fisik waktu
hamil. Dalam usia reproduksi dapat dijumpai koarktatio aortae, duktus arteriosus
Botalli persistens, defek septum serambi dan bilik, serta stenosis pulmonalis.
Penderita tetralogi Fallot biasanya tidak sampai mencapai usia dewasa kecuali
apabila penyakit jantungnya dioperasi. Pada umunya penderita kelainan jantung
bawaan tidak mengalami kesulitan dalam kehamilan asal penderita tidak sianosis
dan tidak menunjukkan gejala-gejala lain di luar kehamilan.
Penyakit jantung bawaan dibagi atas :
a. Golongan sianotik (right to left shunt)
b. Golongan asianotik (left to right shunt)
c. Penyakit jantung hipertensi
Penyakit jantung hipertensi sering dijumpai pada kehamilan, terutama pada
golongan usia lanjut dan sulit diatasi. Apapun dasar penyakit ini, hipertensi
esensial, penyakit ginjal atau koaktasio aorta, kehamilan akan mendapat
komplikasi toksemia pada 1/3 jumlah kasus disertai mortalitas yang tinggi pada
ibu maupun janin. Tujuan utama pengobatan penyakit jantung hipertensi adalah
mencegah terjadinya gagal jantung. Pengobatan ditujukan kepada penurunan
tekanan darah dan control terhadap cairan dan elektrolit.
Perubahan tersebut disebabkan oleh :
a. Hipervolemia: dimulai sejak kehamilan 8 minggu dan mencapai
puncaknya pada 28-32 minggu lalu menetap.
b.Jantung dan diafragma terdorong ke atas oleh karena pembesaran
rahim.
Dalam kehamilan :
a. Denyut jantung dan nadi: meningkat
b.Pukulan jantung meningkat.
c. Tekanan darah menurun sedikit.
Maka dapat dipahami bahwa kehamilan dapat memperbesar penyakit jantung
bahkan dapat menyebabkan payah jantung (dekompensasi kordis). Frekuensi

11
penyakit jantung dalam kehamilan berkisar antara 1-4%. Pengaruh kehamilan
terhadap penyakit jantung, saat-saat yang berbahaya bagi penderita adalah :
a. Pada kehamilan 32-36 minggu, dimana volume darah mencapai
puncaknya (hipervolumia).
b. Pada kala II, dimana wanita mengerahkan tenaga untuk mengedan
dan memerlukan kerja jantung yang berat.
c. Pada Pasca persalinan, dimana darah dari ruang intervilus plasenta
yang sudah lahir, sekarang masuk ke dalam sirkulasi darah ibu.
d. Pada masa nifas, karena ada kemungkinan infeksi
Pada ginjal :
a. Fase mula
Ditandai dengan penyempitan pembuluh darah
ginjal dan menurunnya aliran darah ginjal, terjadi
hipoperfusi dan mengakibatkan iskemi tubulus renalis.
Mediator vasokonstriksi ginjal mungkin sama dengan agen
neurohormonal yang meregulasi aliran darah ginjal pada
keadaan normal yaitu sistem saraf simpatis, sistem renin -
angiotensin , prostaglandin ginjal dan faktor faktor
natriuretik atrial. Sebagai akibat menurunnya aliran darah
ginjal maka akan diikuti menurunnya filtrasi glomerulus.
b. Fase maintenance.
Pada fase ini terjadi obstruksi tubulus akibat
pembengkaan sel tubulus dan akumulasi dari debris. Sekali
fasenya berlanjut maka fungsi ginjal tidak akan kembali
normal walaupun aliran darah kembali
normal.Vasokonstriksi ginjal aktif merupakan titik tangkap
patogenesis gagal ginjal dan keadaan ini cukup untuk
mengganggu fungsi ekskresi ginjal. Macam-macam
mediator aliran darah ginjal tampaknya berpengaruh.
Menurunnya cardiac output dan hipovolemi merupakan
penyebab umum oliguri perioperative. Menurunnya urin

12
mengaktivasi sistem saraf simpatis dan sistem renin -
angiotensin. Angiotensin merupakan vasokonstriksi
pembuluh darah ginjal dan menyebabkan menurunnya
aliran darah ginjal.
1. Gagal ginjal kronik
Pada gagal ginjal kronik , terjadi banyak nephron-nephron
yang rusak sehingga nephron yang ada tidak mampu
memfungsikan ginjal secara normal. Dalam keadaan normal,
sepertiga jumlah nephron dapat mengeliminasi sejumlah produk
sisa dalam tubuh untuk mencegah penumpukan di cairan tubuh.
Tiap pengurangan nephron berikutnya, bagaimanapun juga akan
menyebabkan retensi produk sisa dan ion kalium. Bila kerusakan
nephron progresif maka gravitasi urin sekitar 1,008. Gagal ginjal
kronik hampir selalu berhubungan dengan anemi berat.
Retensi cairan dan natrium dapat mengakibatkan edema,
CHF, dan hipertensi. Hipotensi dapat terjadi karena aktivitas aksis
renin angitensin dan kerja sama keduanya meningkatkan sekresi
aldosteron. Kehilangan garam mengakibatkan risiko hipotensi dan
hipovolemia. Muntah dan diare menyebabkan perpisahan air dan
natrium sehingga status uremik memburuk (Nursalam dan
Fransisca, 2008).
Asidosis metabolik akibat ginjal tidak mampu mensekresi
asam (H⁺) yang berlebihan. Penurunan sekresi asam akibat tubulus
ginjal tidak mampu men sekresi ammonia dan mengabsorpsi
natrium bikarbonat (HCO3). Penurunan ekskresi fosfat dan asam
organik lain terjadi (Nursalam dan Fransisca, 2008).
Anemia terjadi akibat produksi eritropoietin yang tidak
memadai, memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi,
dan kecendurungan untuk mengalami perdarahan akibat status
uremik pasien, terutama dari saluran pencernaan. Eritropoietin
yang diproduksi oleh ginjal, menstimulasi sumsum tulang untuk

13
menhasilkan sel darah merah, dan produksi eritropoietin menurun
sehingga mengakibatkan anemia berat yang disertai keletihan,
angina, dan sesak napas (Nursalam dan Fransisca, 2008).
Pada gagal ginjal kronik filtrasi glomerulus rata-rata
menurun dan selanjutnya terjadi retensi air dan natrium yang sering
berhubungan dengan hipertensi. Hipertensi akan berlanjut bila
salah satu bagian dari ginjal mengalami iskemi. Jaringan ginjal
yang iskemi mengeluarkan sejumlah besar renin , yang selanjutnya
membentuk angiotensin II, dan seterusnya terjadi vasokonstriksi
dan hipertensi.

E. KLASIFIKASI
Pada jantung :
Kehamilan yang disertai penyakit jantung secara klinis dibagi menjadi empat
stadium (Manuaba, 1998) :
 Kelas 1 :
- Tanpa gejala pada kegiatan biasa
- Tanpa batas gerak biasa
 Kelas 2 :
- Waktu istirahat tidak terdapat gejala
- Gerak fisik terbatas
- Cepat lelah, palpitasi, sesak napas, dapat nyeri dada, edema
tangan/tungkai
 Kelas 3 : Gerakan sangat terbatas karena gerak minimal saja dapat
menimbulkan gejala payah jantung.
 Kelas 4 : Dalam keadaan istirahat sudah terjadi gejala payah jantung

 Pada penyakit ginjal antara lain :


-stadium 1 : kelainan morfologi atau fungsi renal dengan GFR
normal atau meningkat ≥90

14
-stadium 2 : kelainan morfologi atau fungsi renal denfgan
penurunan GFR ringan , 60-89
-stadium 3 : penurunan GFR sedang,30-59
-stadium 4 : penurunan GFR berat,15-29
-stadium 5 : penyakit ginjal tahap akhir,<15 (atau dependen)
F.MANIFESTASI KLINIS
Beberapa tanda dan gejala pada ibu hamil yang memiliki penyakit jantung
selama kehamilan meliputi adanya nyeri dada terkait aktivitas dan emosi ibu,
sesak nafas berat baik itu saat istirahat maupun terjadi di malam hari, dan sinkop
(kehilangan kesadaran karena kekurangan suplai oksigen di otak). Akibat
beberapa gejala tersebut, ibu akan cepat merasa lelah dan susah beraktivitas.
(Sinclair, 2010)
Sedangkan tanda dan gejala yang dapat ditemukan selama pemeriksaan fisik
dapat berupa murmur, baik itu sistolik maupun diastolic, sianosis, terdapat
distensi vena jugular, pembesaran hati sehingga menimbulkan nyeri tekan,
pembesaran jantung, denyut jantung terlalu cepat, denyut jantung tidak seperti
biasanya baik itu terlalu cepat maupun terlalu lambat (palpitasi) dan edema perifer
pada bagian tubuh, khususnya di ekstremitas tubuh. (Manuaba, 2000).
Keparahan tanda dan gejala bergantung pada bagian dan tingkat
kerusakan ginjal, kondisi lain yang mendasari, dan usia pasien.
1. Kardiovaskuler :
a. Pada gagal ginjal kronis mencakup hipertensi (akibat
retensi cairan dan natrium dari aktivasi system rennin-
angiotensin-aldosteron)
b. Pitting edema (kaki, tangan, sakrum)
c. Edema periorbital
d. Gagal jantung kongestif
e. Edema pulmoner (akibat cairan berlebih)
f. Pembesaran vena leher
g. Nyeri dada dan sesak napas akibat perikarditis (akibat
iritasi pada lapisan pericardial oleh toksin uremik), efusi

15
pericardial, penyakit jantung koroner akibat aterosklerosis
yang timbul dini, dan gagal jantung akibat penimbunan
cairan dan hipertensi.
h. Gangguan irama jantung akibat aterosklerosis, gangguan
elektrolit dan kalsifikasi metastatic.
2. Dermatologi/integument :
a. Rasa gatal yang parah (pruritis) dengan ekskoriasis akibat
toksin uremik dan pengendapan kalsium di pori-pori kulit.
b. Warna kulit abu-abu mengkilat akibat anemia dan
kekuning-kuningan akibat penimbunan urokrom.
c. Kulit kering, bersisik
d. Kuku tipis dan rapuh
e. Rambut tipis dan kasar
3. Gastrointestinal :
1. Fetor uremik disebabkan oleh ureum yang berlebihan pada
air liur diubah oleh bakteri di mulut menjadi ammonia
sehingga napas berbau ammonia. Akibat lain adalah
timbulnya stomatitis dan parotitis
2. Ulserasi dan perdarahan pada mulut
3. Anoreksia, mual, muntah yang berhubungan dengan
gangguan metabolism di dalam usus, terbentuknya zat-zat
toksik akibat metabolism bakteri usus seperti ammonia dan
metil guanidine, serta sembabnya mukosa usus
4. Cegukan (hiccup) sebabnya yang pasti belum diketahui
5. Konstipasi dan diare
6. Perdarahan dari saluran GI (gastritis erosive, ulkus peptic,
dan colitis uremik)
7. Neurologi :
a. Ensefalopati metabolic. Kelemahan dan keletihan,
tidak bias tidur, gangguan konsentrasi, tremor,
asteriksis, mioklonus, kejang

16
b. Konfusi
c. Disorientasi
d. Kelemahan pada tungkai
e. Rasa panas pada telapak kaki
f. Perubahan perilaku
g. Burning feet syndrome. Rasa kesemutan dan seperti
terbakar, terutama di telapak kaki.
8. Muskuloskleletal :
a. Kram otot
b. Kekuatan otot hilang
c. Fraktur tulang
d. Foot drop
e. Restless leg syndrome. Pasien merasa pegal pada
kakinya sehingga selalu digerakkan
f. Miopati. Kelemahan dan hipertrofi otot-otot
terutama otot-otot ekstremitas proksimal.
9. Reproduksi :
a. Atrofi testikuler
b. Gangguan seksual: libido, fertilitas dan ereksi
menurun pada laki-laki akibat produksi testosterone
dan spermatogenesis yang menurun. Sebab lain juga
dihubungkan dengan metabolic tertentu (seng,
hormone paratiroid). Pada wanita timbul gangguan
menstruasi, gangguan ovulasi sampai amenore
10. Hematologi :
a. Anemia, dapat disebabkan berbagai factor antara
lain :
- Berkurangnya produksi eritropoetin, sehingga
rangsangan eritropoesis pada sumsum tulang
menurun.

17
- Hemolisis, akibat berkurangnya masa hidup
eritrosit dalam suasana uremia toksik.
- Defisiensi besi, asam folat, dan lain-lain,
akibat nafsu makan yang berkurang.
- Perdarahan, paling sering pada saluran cerna
dan kulit
b. Fibrosis sumsum tulang akibat hiperparatiroidisme
sekunder
c. Gangguan perfusi trombosit dan trombositopenia.
Mengakibatkan perdarahan akibat agregasi dan
adhesi trombosit yang berkurang serta menurunnya
factor trombosit III dan ADP (adenosine difosfat).
d. Gangguan fungsi leukosit. Fagositosis dan
kemotaksis berkurang, fungsi limfosit menurun
sehingga imunitas juga menurun.
11. Endokrin :
a. Gangguan metabolism glukosa, resistensi insulin
dan gangguan sekresi insulin. Pada gagal ginjal
yang lanjut (klirens kreatinin<15 mL/menit), terjadi
penurunan klirens metabolic insulin menyebabkan
waktu paruh hormone aktif memanjang. Keadaan
ini dapat menyebabkan kebutuhan obat penurun
glukosa darah akan berkurang.
b. Gangguan metabolisme lemak
c. Gangguan metabolisme vitamin D
12. Sistem lain :
a. Tulang: osteodistrofi renal, yaitu osteomalasia,
osteitis fibrosa, osteosklerosis, dan kalsifikasi
metastatic
b. Asidosis metabolic akibat penimbunan asam
organic sebagai hasil metabolisme.

18
Elektrolit : hiperfosfatemia, hiperkalemia, hipokalsemia

G.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan untuk mengetahui mengenai
penyakit jantung selama masa kehamilan menurut (Manuaba, 2004) adalah
sebagai berikut :
Pada jantung :

a. Foto thoraks bermanfaat untuk melihat gambaran jantung seperti


pembesaran jantung dan edema paru.

b. Elektrokardiografi (ECG) dapat mendeteksi adanya gangguan seperti


irama jantung, system konduksi jantung, dan lain sebagainya

c. Ekokardiografi untuk melihat struktur dan fungsi pembuluh darah, serta


merekam denyut jantung.

d. USG untuk memantau kesejahteraan janin dalam kandungan

e. Elektrolit serum untuk menilai kalium sebagai petunjuk terapi cairan dan
elektrolit

 Pada penyakit ginjal :


a. Tes darah
b. Tes urine
c. Biopsy ginjal
d. Pemindaian

H. PENATALAKSANAAN
I. Pada jantung :
Pengawasan antenatal
1. Rawat bersama dengan ahli kardiologi.
2. Banyak istirahat karena jantung melakukan kerja ekstra saat hamil
dengan peningkatan sekitar 12-15 bpm selama hamil.

19
3. Pengawasan antenatal lebih sering disertai pemeriksaan EKG dan
Ekokardiografi.
4. Serial USG sehingga dapat dipantau kesejahteraan janin dalam Rahim.
5. Perhatikan saat kehamilan berusia 32-34 minggu karena puncak
hemodulasi besar kemungkinan terjadi akut dekompensasio kordis.
6. Pengobatan tergantung dari ahli kardiologi
- Tingkat I : Tanpa pengobatan
- Tingkat II : Perhatikan saat kehamilan berusia 28-34 minggu
Tingkat I-II
1. Frekwensi ANC trimester I-II setiap dua minggu
2. Pada trimester II:
- Setiap minggu
- Konsultasi dokter anak atau kardiolog
3. Nasihat dietnya:
- Kurangi garam
- Banyak minum yang memperlancar diuresis
4. Pengawasan ketat terhadap:
- Nadinya agar tidak melebihi 20-28 x/menit
- Temperature untuk menetapkan kemungkinan infeksi
- Perhatikan bertambahnya BB, tidak melebihi ½
kg/minggu
5. Berikan nasihat bila timbul keluhan agar segera datang
kembali
6. Setiap bulan, konsultasi rutin pada kardiolog atau bila
dipandang perlu

- Tingkat III-IV : rawat dirumah sakit bersama


Kelas III
1. Setiap minggu sejak trimester II
2. Perhatikan keluhan dan gejala dekompensasio kordisnya

20
3. Konsultasi dengan kardiolog / dokter anak sesuai dengan
indikasi atau dilakukan secara rutin
4. Sekitar 14 hari menjalang persalinan harus masuk rumah sakit
untuk persiapan definitive
Kelas IV
1. Sebagian besar waktunya di rumah sakit, dengan perawatan
bersama dokter anak, kardiolog
2. Persiapan untuk menghadapi persalinan sehingga terhindar dari
dekompensasio kordis
A. Pertolongan persalinan penyakit jantung pada kehamilan
Persalinan pada bumil yang menderita penyakit jantung disesuaikan
dengan tingkat penyakitnya, yaitu sebagai berikut:
a. Tingkat I : Dapat dengan persalinan spontan
Tingkat II-IV : Hindari kala dua panjang, profilaksis dengan
forsep ekstraksi
b. Postpartum
1. Perhatikan regurgitasi darah yang besar sehingga dapat terjadi
dekompensasio kordis akuta
2. Pada kasus dengan HPP dapat diberikan oksitosin transfuse hanya
dengan pack Cel.
3. Pantau kemungkinan dekompensasio kordis pascanifas.Dapat
diberikan digalisasi atas saran ahli penyakit jantung.
Terdapat kemungkinan pendarah post partum sehingga memerlukan
uterotonika
- Untuk menimbulkan kontraksi otot uterus dapat diberikan oksitosin
bolus atau drip sehingga pendarahan post partum dapat
dikendalikan
- Jangan diberikan ergometrin-preparat ergot karena dapat
menimbulakn
1) Vasokrontriksi pembuluh darah sehingga tahanan perifer makin
meningkat

21
2) Dapat terjdi vasokontriksi pembuluh darah coroner sehingga
menambah beratya dekompensasio kordis.
Tindakan lain untuk menghentikan pendarahan adalah melakukan
massae bimanual. Pengawasan post partum dilakukan dirumah sakit
selama 14 hari, sampai dapat dijamin keaadaan jantungnya stabil
untuk aktivitas puerperiumnya.

B. Profilasis antibiotic yang di rekomendasikan


1. Untuk persalinan dan kelahiran
- Ampisilin 2 gram IM atau IV, gentamisin 1,5 mg/kg BB IM atau IV
pada persalinan aktif, dosis tunggal dilanjutkan diberikan 8 jam
kemudian dan post partum
2. Regimen oral untuk prosedur minor atau pada pasien beresiko
rendah dengan pasien alergi penisilin
- Amoksilin 3 gram per oral 1 jam sebelum prosedur dilakukan dan
1,5 gram 6 jam kemudian
- Vankomisin 1 gram IV secara perlahan selama 1 jam, plus
gentamisin 1,5 mg/kgBB IM atau IV yang diberikan 1 jam sebelum
prosedur dilakukan, dapat diulang sekali lagi 8 jam kemudian

Pada ginjal :
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu
:
1. Konservatif
a. Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
b. Observasi balance cairan
c. Observasi adanya oedema
d. Batasi cairan yang masuk
e. Diit rendah uremi
2. Obat-obatan: diuretik, anti hipertensi, suplemen besi, agen
pengikat fosfat, suplemen kalsium, furosemid.

22
3. Dialysis
a. Peritoneal dialysis
Biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency.
Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang
tidak bersifat akut adalah CAPD ( Continues Ambulatori
Peritonial Dialysis )
b. Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di
vena dengan menggunakan mesin. Pada awalnya
hemodiliasis dilakukan melalui daerah femoralis namun
untuk mempermudah maka dilakukan :
- AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
- Double lumen : langsung pada daerah jantung (
vaskularisasi ke jantung )
4. Operatif
a. Pengambilan batu ginjal
b. Transplantasi ginjal

J. KOMPLIKASI
Ada beberapa macam komplikasi dari penyakit jantung pada kehamilan
yaitu :
a. Eklampsia
Eklampsia adalah kejang grand mal akibat spasme serebrovaskular.
Kematian disebabkan oleh hipoksia dan komplikasi dari penyakit berat
yang menyertai.
b. Perdarahan serebrovaskular
Perdarahan serebrovaskular terjadi karena kegagalan autoregulasi
aliran darah otak pada MAP (Mean Arterial Pressure) diatas 140
mmHg.

23
c. Masalah liver dan koagulasi: HELLP Syndrome (hemolysis, Elevated
Liver Enzyme, Low Platelets Count).
Preeklampsia-eklampsia disertai timbulnya hemolisis, peningkatan
enzim hepar, disfungsi hepar dan trombositopenia.
d. Gagal ginjal
Diperlukan hemodialisis pada kasus yang berat.
e. Edema Paru
f. Kematian maternal
Munculnya satu atau lebih dari komplikasi tersebut dan muncul
secara bersamaan, merupakan indikasi untuk terminasi kehamilan
berapapun umur gestasi. Fetal Kematian perinatal dan morbiditas fetus
meningkat. Pada usia kehamilan 36 minggu, masalah utama adalah
IUGR. IUGR terjadi karena plasenta iskemi yang terdiri dari area
infark. Kelahiran prematur juga sering terjadi At-term, preeklampsia
mempengaruhi berat lahir bayi dengan penigkatan risiko kematian dan
morbiditas bayi. Pada semua umur gestasi terjadi peningkatan risiko
abrupsi plasenta.
- Komplikasi pada maternal
1. Gagal ginjal akibat tubuler nekrotik akut
2. Gagal jantung
3. Edema paru
4. Trombositopeni
5. Rupture plasenta yang menyebabkan pendarahan
- Komplikasi pada janin
a. Persalinan premature
b. Pertumubuhan janin terhambat
c. Kematian perinatal
d. IUGR (Intra Utery Growth Restriction)
Pada ginjal :
a. Asidosis metabolic
b. Hiperkalemi

24
c. Perikarditis, efusi perikardialdan tamponade jantung
d. Hipertensi
e. Anemia
f. Penyakit tulang
( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1449

K. EFEK PENYAKIT JANTUNG PADA IBU HAMIL DALAM


KEHAMILAN
Penyakit jantung selama kehamilan dapat menimbulkan perburukan
gejala dari ibu, hal ini dapat terlihat dari peningkatan aritmia dan CHF yang
membutuhkan peningkatan terapi obat kardiovaskuler salama kehamilan juga
perlu rawat inap. (Hammed, 2001)
Jika ibu terdeteksi memiliki gangguan atau penyakit jantung, maka
beberapa lembaga kesehatan, menyarankan untuk menghentikan kehamilan.
Beberapa penelitian menyatakan jika beberapa janin dengan ibu yang
menderita penyakit jantung akan meninggal saat ibu melakukan tindakan
operasi bypass ini juga bisa disebabkan oleh operasi jantung darurat, usia
kehamilan yang belum cukup umur. (Siu, 2001)
Ibu dengan resiko penyakit jantung koroner dapat menyebabkan
kerugian dalam kehamilan diantaranya, berat lahri bayi sangat rendah juga
kelahiran kurang bulan (premature). (Sattar, Greer, 2002)
 Efek penykit ginjal pada kehamilan :
Yang pertama mengalami komplikasi saat kehamilan,yang menimbulkan
resiko abortus atau keguguran pada janin,pertumbuhan janin di dalam
kandungan kurang sehat atau kurang optimal.

L. EFEK PENYAKIT JANTUNG PADA IBU HAMIL DALAM MASA


PERSALINAN

25
Beberapa efek pada ibu hamil dengan penyakit jantung yang dapat terjadi
selama proses intranatal atau persalinan antara lain :

a. Kegagalan jantung (dekompensasi kordis). Dapat terjadi pada ibu


selama persalinan akibat peningkatan beban kerja jantung, sedangkan
kondisi jantung ibu yang sudah dalam keadaan lemah atau sakit, dapat
semakin parah hingga gagal jantung, sehingga akan terjadi payah
jantung akibat kompensasi yang kurang baik dari jantung ibu selama
persalinan. (Farrer, 2001)

b. Hipoksemia pada ibu dan janin. Hal ini dapat terjadi pada ibu dengan
kelainan pembuluh darah coroner. Beban kerja jantung yang meningkat
selama proses intranatal membuat jantung harus bekerja ekstra untuk
memenuhi kebutuhan oksigen bagi ibu dan juga janin, namun dengan
adanya kelainan pada jantung ibu, pasokan oksigen untuk ibu dan janin
akan terganggu sehingga beresiko mengalami hipoksemia dan gawat
janin selama persalinan. (Manuaba, 2004)

c. Kematian maternal dan bayi. Selama persalinan kala I dan kala II, curah
jantung ibu meningkat lebih besar, sehingga kerja jantung berkali lipat
lebih cepat dari normal. Dengan adanya penyakit jantung pada ibu,
maka kerja jantung menjadi tidak optimal, dan bila terjadi henti jantung
selama persalinan, maka ibu dan janin akan berujung pada kematian.
(Manuaba, 2000)

 Efek penyakit ginjal pada ibu hamil saat persalinan


Penyakit ginjal yang dapat meningkatkan tekanan darah
diantaranya glomerulonephritis akut atau kronis dan
pielonefritis akut atau napas.Gejala penyakit ginjal pada
kehamilan disertai dengan hipertesi adalah suhu badan yang
meningkat dan gangguan miksi. Bidan yang menghadapi
keadaan tersebut sebaiknya melakukan konsultasi dengan
dokter,puskesmas atau di tempat dengan kelengkapan yang

26
cukup. Pengawasan kehamilan dengan hipertensi pada penyakit
ginjal dilakukan dengan disertai pemeriksaan laboratorium.

M. EFEK PENYAKIT JANTUNG PADA IBU HAMIL DALAM MASA


POSTPARTUM
Pada post partum terjadi perubahan hemodinamik ibu hamil :
3. Pirau retropalsenta berakhir sehingga darah akan kembali menuju
sirkulasi umum sebesar 500-600 cc
4. Terjadi retraksi otot jantung, sehingga tekanan perifer akan
meningkat.
5. Terjadi perubahan retensio air dan garam kembali menuju sirkulasi
umum untuk dapat dikeluarkan melalui ginjal
6. Terdapat kemungkinan pendarahan postpartum
Berdasarkan pendapat kelompok , setelah periode post partum
merupakan periode yang berbahaya bagi semua kalangan wanita dengan
penyakit jantung, karena dapat terjadi peningkatan alirah darah ke jantung
yang disebabkan oleh perubahan tiba-tiba pada tekanan abdomen saat
melahirkan.
 Pada penyakit ginjal :
Gagal ginjal akut dapat terjadi pada wanita dengan
preeeklampsia,terutama jika ada penyakit ginjal yang sudah ada
sebelumnya atau insufisiensi renal yang terkait perjalan penyakit
PEB dan eklampsi. Bila terdapat indiksi klinis,pasien harus
menjalani hemodialysis,terutama pada pasien dengan keadaan
asidemia persisten,hyperkalemia,overload volume dan uremia.

27
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDAN PADA IBU HAMIL DENGAN PENYAKIT JANTUNG

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN PENYAKIT JANTUNG


PADA NY.Y 27 TAHUN G1P0A0,USIA KEHAMILAN 34 MINGGU DI BPS
Midwifery Palangkaraya

Hari/Tanggal : 20-03-2020
Pukul : 08.00 WIB

1.PENGKAJIAN DATA
A. IDENTITAS
Nama Ibu : Ny. Y
Umur : 27 tahun
Suku/ Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendididkan : SMA
Pekerjaan : Karyawati
Alamat : Jl.Raya PLP No.23 RT 01

B.ANAMNESA
Pada tanggal :
Pukul : 08.00 WIB
1. Kunjungan : IV
2. Alasan Kunjungan : Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
Keluhan utama :
-Ibu sulit untuk melakukan aktifitas normal,mudah lelah
-ibu sulit bernafas dan merasakan nyeri pada daerah dada bagian kiri
-ibu sering BAK
3. Riwayat psikososial
a. kehamilan ini : ibu mengatakan menerima kehamilannya
b. perasaan tentang kehamilan ini : ibu senang dengan kehamilannya

28
c. Emosi saat pengkajian : stabil
d. jenis kelamin yang diharapkan : laki-laki atau perempuan bagi ibu
sama saja
e. status perkawinan :
ibu mengatan ini pernikahan ke 1, usia menikah 22 tahun dengan
suami 24 tahun,lama perkawinan 2 tahun,status perkawinan syah.
f. prilaku kesehatan
Baik,ibu tidak merokok ,tidak minum alkohol dan tidak
mengkonsumsi obat-obatan
g. pengambilan keputusan dalam keluarga : suami
4. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Haid
Menarch : 15 tahun
Siklus : 25 hari
Banyaknya : 60 cc
Teratur / tidak : teratur
Lamanya : 5-6 hari
Sifat darah : khas
b. Riwayat kehamilan :
HPHT : 09-10-2019
Tp : 16-07-2020
Keluhan :
rimester I : ANC 1 kali,di Puskesmas,Keluhan sering
BAK dan Mual
Trimester II : ANC 2 kali,di Puskesmas,Keluhan tidak ada
Trimester Iii : ANC 2 kali,di Puskesmas,Keluhan
kelelahan,sering pusing,kak kadang bengkak.
Pergerakan anak pertama kali dirasakan hamil 16 minggu
pergerakan dalam 24 jam : 10-20 kali
5. Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu : Tidak ada
6. .Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan kontrasepsi
7. Riwayat kesehatan
a. penyakit keronik yang pernah diderita atau keturunan : ibu pernah

29
menderita penyakit jantung
b.keturunan kembar : ada
8. Riwayat Kebiasaan
a. a.pola nutrisi
makan : 3x/hari,dengan lebih banyak,menu bervariasi
minum : 7-8 gelas/hari
b. pola eliminasi : BAB 1x/hari,warna kuning
kecoklatan,konsistensi lembek
BAB : 5-6x/hari warna jernih kekuninga,nyeri saat
BAK tidak ada
c. pola tidur dan istirahat
ibu mengatakan istirahat baring/tidur siang sekitar 1 jam/hari
tidur malam 8 jam (pukul 21.00-05.00 WIB)
d. pola hygiene
mandi 2x/hari,keramas 1x 2 hari,gosok gigi 2x/hari
ganti pakaian dalam 3x/hari atau bila terasa lembab
e. pola latihan dan aktifitas sehari-hari
ibu mengatakan selalu mengikuti kegiatan senam hamil dan jalan
jalan pagi
f. pola seksual
sesuai kebutuhan
g. Imunisasi TT : sudah 2x

C.PEMERIKSAAN FISIK
1. keadaan umum : sulit bernafas
2.Tanda-tanda vital
TD : 160/110 mmHg
Nadi : 70x/menit
Pernafasan : 12x/menit
Suhu : 38°cm
3.Lila : 24cm
4.tinggi badan : 154cm
5.BB sebelum hamil : 43 kg
6.BB sekarang : 59 kg

30
7.kepala dan rambut :
Warna rambut : hitam
Distribusi : merata
Kekuatan : tidak rontok
Kebersihan : tidak berketombe
Keadaan kulit kepala : sehat
8.muka
Oedema : tidak ada
Pucat : ya
Cloasma gravidarum : ada
9.mata
Conjungtiva : sedikit pucat
Seklera : putih
Penglihatan : baik
10.mulut
Gigi : bersih
Gusi : tidak mudah berdarah
Mukosa bibir : lembab
11.telinga
Pengeluaran : tidak ada
Pendengaran : baik
12.hidung :
Pengeluaran : tidak ada
Penciuman : baik
13.leher
Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
Pembesaran vena jugularis : tidak ada
14.dada
Simetris : ya
Pergerakan dada : tidak teratur
15.mammae
Simetris : ya
Benjolan : tidak ada

31
Hiperpigmentasi areolan : ada
Bentuk payudara : bulat
Putting susu : menonjol
Pengeluaran : ada colostrum
16.Abdomen
Pembesaran : sesuai usia kehamilan
Warna : sesuai warna kulit ibu
Bekas luka : tidak ada
Linea : nigra
Striae : livida
Palpasi
Lepopod I : TFU = 3 jari bawah prosesus xipoideus
(MD=29)
Leopod II : punggung kiri
Leopod III : presesntasi kepala
Leopod IV : suda masuk pintu atas panggul
TBBJ : 2790 gram
DJJ : +155x/menit
17.Genitalia
a.Vagina
oedema : tidak ada
varices : tidak ada
pembesaran kelenjar : tidak ada
pembesaran cairan : tidak ada
bekas episiotomy : tidak ada
nyeri : tidak ada
chadwick : tidak ada
b.Anus
hemoroid : tidak ada
18.Ekstremitas
a.tangan
kuku : bersih
oedema : tidak ada
b.kaki

32
varices : tidak ada
oedema : ada
refleks patella : kanan/kiri +/+
19.Punggung
Lordosis : ya
Kiposis : tidak
Scoliosis : tidak
Ketuk costovertebra : tidak
D.PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Darah
HB : 11grm%
Golongan darah : O
Rhesus : +
 Urine \
Protein : -
Reduksi : -

II.INTERPRETASI DATA
Diagnosis : G1P0A0 gravida 34 minggu janin tunggal,hidup,intra
uteri dengan penyakit jantu ng.
Data subjektif :
-ibu mengatakan ini kehamilan anak pertama dan tidak pernah
keguguran
-ibu sulit untuk melakukan aktifitas normal,sudah leleah
-ibu sulit bernafas dan merasakan nyeri hebat pada daerah dada bagian
kiri
-ibu sering BAK
-HPHT : 09-10-2020

Data Objektif :
-keadaan umum ibu : sulit bernafas
-TTV
o TD : 160/10 mmHg
o Nadi : 70x/menit

33
o Pernafasan : 12x/menit
o Suhu : 38°c
–palpasi
o Leopod I : Teraba bagian bulat ,lunak dan tidak
melenting.
TFU =3 jari bawah px MD=29cm
o Leopod II : teraba keras,memanjang seperti papan di
sebelah kiri ( punggung kiri )
o Leopod III : teraba bulat,keras,melenting(presentasi
kepala)
o Leopod IV : sudah masuk PAP (Divergen)
o TBBJ : 2790 gram
-Auskultasi : DJJ :+155x/menit
: refleks patella +/+.Ketuk costovertebrata -/-
-masalah :
o Ibu mengeluh nyeri pada dada bagian kiri serta mengalami
ketidakmampuan melakukan aktifitas normal
-kebutuhan :
o KIE pada ibu tentang tanda-tanda penyakt jantung
o Penatalaksanaan penyakit jantung pada ibu hamil
III.DIAGNOSA POTENSIAL
Pada ibu : Takikardi
Pada janin : Gawat janin,prematuritas.
IV.TINDAKAN SEGERA B
Kolaborasi dengan dokter spesialis jantung untuk peanganan
penyakit jantung
V.INTERVENSI
1.lakukan komunikasi interpersonal
2.beritahu hasil pemeriksaan
3.jelaskan pada ibu bahwa kehamilannya mengalami
konflikasipenyakit jantung
4.beritahu ibu tentang resiko kehamilan dengan penyakit
jantung
5.Rujuk ibu ke rumah sakit

34
IV.IMPLEMENTASI
1.melakukan komunikasi interpersonal dengan ibu,agar
tercipta suasana yang nyaman serta untuk membina hubungan
baik dan saling percaya antara ibu dan bidan.
2.memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan
janin kurang baik.
Tanda – tanda vital
TD : 160/110 mmHg
Nadi : 70x/menit
Pernafasan : 12x/menit
Suhu : 38°c
Palpasi
Leopod I : TFU =3 jari bawah prosesus xipoideus
(MD=29cm)
Leopod II : punggung kiri
Leopod III : presentasi kepala
Leopod IV : sudah masuk pintu atas panggul
TBBJ : 2790gram
DJJ : + 155x/menit
3.menjelaskan pada ibu bahwa kehamilannya mengalami
komplikasi penyakit jantung dan apabila tidak segera
ditangani akan menggangu kesehatan ibu dan janinya.Riwayat
jantung yang ibu miliki sangat berpengaruh pada kehamilan
ibu sekarang.meningkatnya kebutuhan janin akan oksigen dan
nutrisi menyebabkan perubahan-perubahan yang umum
terjadi dalam sistem peredaran darah selama kehamilan
seperti pencegahan darah,peningkatan volume
darah,mengakibatkan kerja jantung menjadi lebih berat, hal
ini memperburuk kondisi penyakit jantung yang ibu derita
sebelum hamil.
4.memberitahu ibu tentang resiko yang akan terjadi pada
kehamilan dengan penyakit jantung seperti :
-dapat terjadi abortus
-prematuritas : lahir tidak cukup bulan

35
-Dismaturitas : lahir cukup bulan namun denga berat badan
rendah
-lahir dengan afgar rendan atau lahir mati
-IUFD : kematian janin dalam kandungan
Resiko ini terjadi akibat dari gangguan pada sirkulasi darah
dari ibu kejanin
s.melakukan kolaboeasi dengan dokter spesialis jantung
supaya ibu medapat pengobatab sesuai dengan kriteria kelas
penyakit jantung yang diderita serta penanatalaksanaan yang
tepat sehingga tidak membahayakan kesehatan ibu dan janin
VII.EVALUASI
1.ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2.ibu mengerti dan bersedia mengikuti penjelasan dan saran
bidan
3.ibu bersedia untuk periksa dengan dokter spesialis jantung

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN PENYAKIT GINJAL

 Untuk wanita dengan normal atau hanya sedikit penurunan fungsi


ginjal pra-kehamilan (kreatinin serum di bawah 125 umol / l), hasil
obstetri biasanya berhasil tanpa efek yang merugikan pada program
jangka panjang dari penyakit mereka, tetapi ada peningkatan risiko
komplikasi kehamilan seperti hipertensi dan pre-eklampsia (lihat
artikel terpisah Hipertensi pada Kehamilan ).
 Wanita dengan lebih gangguan ginjal berat lebih mungkin untuk
menderita hipertensi, pre-eklampsia atau persalinan prematur, dan
memiliki bayi yang kecil, keguguran atau penurunan fungsi ginjal
ireversibel pada dalam jangka panjang.
 1
Kehamilan sangat jarang pada wanita dengan stadium akhir gagal
ginjal pada dialisis , untuk berbagai alasan; kebanyakan wanita
tersebut subur. Kesuburan sering kembali dengan cepat setelah
transplantasi ginjal sukses.
 Jika perempuan pada dialisis tidak menjadi hamil, hasilnya biasanya
miskin dengan resiko yang sangat tinggi keguguran, hipertensi berat,
bayi kecil dan prematur. 3 Sebuah peningkatan 50% pada dialisis
diperlukan. Hasil kelahiran hidup hanya sekitar 50%. Hasil lebih baik
bagi mereka dengan transplantasi ginjal.
 Obat-obatan, terutama antihipertensi agen, harus ditinjau pada wanita
dengan penyakit ginjal yang ingin hamil. Prednisolon , azathioprine ,

36
ciclosporin dan tacrolimus tampaknya tidak dikaitkan dengan kelainan
janin dan tidak harus dihentikan pada kehamilan.
 Pada wanita hamil dengan penyakit ginjal, tekanan darah target yang
harus di bawah 140/90 mm Hg.
 Wanita dengan penyakit ginjal harus ditawarkan aspirin dosis rendah
sebagai profilaksis terhadap pre-eklampsia, dengan pengobatan
dimulai dalam trimester pertama.

Prakehamilan

1. Wanita usia subur dengan penyakit ginjal harus dibuat sadar akan implikasi
tentang kesehatan reproduksi dan kontrasepsi.
2. Wanita dengan penyakit ginjal * mempertimbangkan kehamilan harus ditawarkan
konseling prakehamilan oleh MDT tersebut. Ini persiapan aktif untuk kehamilan
harus individual dengan kebutuhan setiap wanita dan harus melibatkan
pasangannya.
3. Konseling sebelum hamil harus memungkinkan diskusi dan, jika memungkinkan,
modifikasi faktor risiko diperbaiki, termasuk pertimbangan kondisi keluarga dan
optimalisasi obat.
4. Wanita dengan penyakit ginjal * mempertimbangkan fertilisasi in vitro (IVF) /
reproduksi dibantu harus dirujuk untuk hamil konseling kepada MDT tersebut.
Pertimbangan yang kuat harus diberikan untuk merekomendasikan pemindahan
tunggal embrio IVF jika diperlukan.
5. Wanita dengan fungsi ginjal sebelum hamil normal atau hanya sedikit menurun
(kreatinin serum di bawah 125 umol / l (1,4 mg / dl)) dapat diketahui bahwa hasil
obstetri biasanya berhasil tanpa efek samping pada kursus jangka panjang
penyakit mereka, meskipun ada peningkatan risiko komplikasi kehamilan
termasuk pre-eklampsia. Termasuk para wanita yang menerima dialisis dan
penerima transplantasi ginjal.

Antenatal

1. Wanita dengan penyakit ginjal harus aspirin dosis rendah ditawarkan sebagai
profilaksis terhadap pre-eklampsia, dimulai dalam trimester pertama.
2. Penggunaan eGFR (estimated glomerular filtration rate) dari Modifikasi Diet di
Renal Disease (MDRD) rumus tidak dapat direkomendasikan untuk digunakan
dalam kehamilan.
3. Perempuan ditemukan atau diduga memiliki penyakit ginjal pada kehamilan
harus dirujuk ke nephrologist.
4. Wanita dengan lebih dari atau sama dengan +1 dipstick proteinuria positif (tanpa
adanya infeksi) harus memiliki ini diukur.
5. Dasar kuantifikasi proteinuria harus dilakukan oleh akurat koleksi 24 jam untuk
protein urin dan dengan protein / kreatinin ratio (PCR). Tindak lanjut kemudian
dapat dilakukan dengan PCR.
6. Proteinuria persisten (di atas 500 mg / hari) didiagnosis sebelum 20 minggu
kehamilan harus meminta rujukan ke nephrologist.
7. Sindrom nefrotik merupakan indikasi untuk thromboprophylaxis dengan heparin
pada kehamilan dan masa nifas.

37
8. Derajat proteinuria dapat merupakan risiko tromboemboli vena. Ini harus
menginformasikan keputusan mengenai apakah atau tidak untuk menyebarkan
thromboprophylaxis pada kehamilan.
9. Bakteriuria asimptomatik dan infeksi saluran kemih (ISK) pada kehamilan harus
dirawat.
10. Antibiotik profilaksis harus diberikan kepada wanita dengan berulang bakteriuria
/ UTI dan penyakit ginjal *.
11. Wanita dikenal memiliki lupus nephritis atau dicurigai lupus flare harus dirujuk
ke MDT tersebut.
12. Pada wanita hamil dengan penyakit ginjal * tekanan darah target yang harus di
bawah 140/90 mmHg.
13. Prednisolon, azathioprine, siklosporin atau tacrolimus sendiri atau dalam
kombinasi tidak tampak berhubungan dengan kelainan janin dan tidak boleh
dihentikan pada kehamilan, sedangkan keamanan mycophenolate mofetil /
enterik asam mycophenolic, sirolimus / everolimus atau rituximab belum menjadi
ditentukan.
14. Dokter merawat wanita yang telah menjalani transplantasi ginjal dan / atau bedah
urologi rendah harus melibatkan tim bedah yang tepat, sebagai bagian dari
rencana pengiriman, di mana dianggap perlu.
15. Unit ginjal, dalam hubungannya dengan unit kebidanan, harus merumuskan
'protokol untuk pengelolaan perempuan menerima atau memulai dialisis pada
kehamilan' yang akan diaktifkan bila pasien dialisis menjadi hamil atau wanita
hamil membutuhkan dialisis baru.

Postpartum

1. Wanita dengan penyakit ginjal yang dikenal atau baru diidentifikasi pada
kehamilan harus melanjutkan perawatan mapan mereka dengan awal postpartum
ulasan ginjal direncanakan. Termasuk para wanita yang menerima dialisis dan
penerima transplantasi ginjal.
2. Wanita dengan penyakit ginjal yang dikenal atau baru diidentifikasi pada
kehamilan harus menawarkan saran kontrasepsi awal.
3. Evaluasi Postnatal wanita dengan awal-awal (pengiriman memerlukan sebelum
32 minggu kehamilan) pre-eklampsia penting untuk mengidentifikasi wanita
dengan penyakit ginjal.
4. Hematuria mikroskopis terisolasi dengan ginjal struktural normal tidak perlu
diteliti selama kehamilan tetapi harus dievaluasi jika postpartum persisten.

38
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
penyakit pada kardiovaskuler adalah penyakit yang disebabkan oleh
adanya gangguan fungsi kerja jantung karena tidak adekuatnya aliran
darah.Pada ibu hamil, terjadi adaptasi fisiologis sehingga menyebabkan
perubahan signifikan pada sistem kardiovaskuler. Wanita dengan jantung
normal dapat beradaptasi dengan baik selama kehamilan. Sedangkan yang
mengalami penyakit jantung,terjadi komplikasi yang berpengaruh terhadap
tumbuh kembang janin, bahkan dapat membahayakan nyawa ibu dan janin
(Manuaba, 1998).
Selain jantung ada pun ginjal yang menjadi penyakit penyerta saat
kehamilan dan persalinan Karena ginjal berfungsi untuk mengatur
kesimbangan air dalam tubuh,mengatur kosentrasi garam dalam darah,mengatur
keseimbangan asam basa darah serta mengatur ekskresi bahan buangan dan
kelebihan garam.Apabila ginjal gagal dalam fungsinya ini, maka akan terjadi
gangguan pada keseimbangan air dan metabolisme dalam tubuh sehingga
mengakibatkan terjadinya penumpukan zat-zat berbahaya dalam darah yang
dapat mengganggu kerja orang lain yang menyebabkan penderita memerlukan
pegobatan segera. Apabila tidak dilakukan penanganan segera maka akan
membahayakan kondisi ibu dan janin.
B. SARAN
Adapun saran yang yang diajukan dalam makalah inin,yaitu :
a. Dalam mempelajari kegawatan maternal dan neonatal ,seorang calon bidan
diharapkan mengetahui asuhan kebidanan pada ibu yang mengalami peyakit
penyerta dan calon bidan diharapkan mengetahui penyakit yang di derita ibu
selama kehamilan hingga mampu memberikan asuhan neonatus dengan baik
dan sesuai dengan kewenangan profesi.
b. Kepada pembaca,jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan dan
kesalahan,saya mohon maaf untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun agar saya dapat membuat makalah yang baik di
kemudian hari.

39
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Internet :

 https://id.scribd.com/doc/315911512/Makalah-Kehamilan-Disertai-Penyakit
 https://www.academia.edu/31516051/PENYAKIT_JANTUNG_PADA_KEHAM
ILAN
 https://www.academia.edu/8221292/Makalah_Penyakit_Yang_Diderita_Ibu_Sela
ma_Kehamilan
 https://www.academia.edu/28437695/makalah_gagal_ginjal
Sumber Buku :

 Manuaba Ida Bagus Gde,dkk.1998.Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan dan


Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.Jakarta
 Lalenoh Diana Christine.2018.Preeklampsia Berat dan Eklampsia Tatalaksana
Anestesia Perioperatif. PT.Group Penerbit CV BUDI UTAMA.Yogjakarta

40

Anda mungkin juga menyukai