Oleh.
1.Adisty Nabila
2.Beby Alfilia
3.Ghazy Muhammad Khalfani
4.Hilyatul Firdausi
5.Rivia Ramadatun Nisa
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 65 JAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
KELAS XI - IIS 2
A. PENGERTIAN IMAN, RASUL, DAN IMAN KEPADA
RASUL ALLAH
1. Pengertian Iman
Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya.
Sedangkan menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan
hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan
(perbuatan).
2. Pengertian Rasul
Rasul (bahasa Arab: رسول Rasūl; Plural رسلRusul) adalah seseorang
yang mendapat wahyu dari Allah dengan suatu syari'at dan ia
diperintahkan untuk menyampaikannya dan mengamalkannya. Setiap
rasul pasti seorang nabi, namun tidak setiap nabi itu seorang rasul, dengan
demikian, jumlah nabi jauh lebih banyak dibanding jumlah rasul.
2. Periode Medinah
Pada abad ke-5 sejarah dakwah Rasulullah SAW. Di Mekah,
bangsa Quraisy dengan segala upaya berusaha melumpuhkan gerakan
Muhammad SAW. Hal ini dibuktikan dengan pemboikotan terhadap Bani
Hasyiim dan Bani Muthalib (keluarga besar Muhammad SAW.). beberapa
pemboikotan tersebut antara lain :
Memutuskan hubungan perkawinan.
Memutuskan hubungan jual beli.
Memutuskan hubungan ziarah-menziarahi.
Tidak ada tolong menolong.
Pemboikotan itu tertulis di atas selembar sahitah atau plakat yang
digantungkan di Kakbah dan tidak akan dicabut sebelum Muhammad
SAW. Menghentikan gerakannya. Selama tiga tahun lamanya Bani
Hasyim dan Bani Muthalib menderita kemiskinan akibat pemboikotan itu.
Banyak pengikut Rasulullah yang menyingkir ke luar kota Mekah untuk
mempertahankan hidup untuk menyelamatkan diriUjian bagi Rasulullah
SAW. Juga bertambah berat dengan wafatnyadua orang yang sangat
dicintainya, yaitu pamannya, Abu Thalib dalam usia 87 tahun dan istrinya,
yaitu Khadijah. Peristiwa tersebut yang terjadi pada tahun ke-10 dari masa
kenabian (620 M) dalam sejarah disebut Amul Huzni (tahun kesedihan
atau tahun duka cita).
Dengan meninggalnya dua tokoh tersebut orang Quraisy makin
berani dan leluasa mengganggu dan menghalangi Rasulullah SAW.
Mereka berani melempar kotoran ke punggung Nabi, bahkan Beliau
hampir meninggal karena ada orang yang hendak mencekiknya. Nabi
Muhammad SAW. Merasakan bahwa dakwah di Mekah tidak lagi sesuai
sebagai pusat dakwah Islam. Oleh karena itu, Beliau bersama Zaid bin
Haritsah pergi hijrah ke Thaif untuk berdakwah. Ajaran Rasulullah itu
ditolak dengan kasar. Bahkan mereka pun mengusir, menyoraki dan
mengejar Rasulullah sambil di lempari dengan batu. Saat itu Rasulullah
SAW. Sempat berlindung di bawah kebun anggur di kebun Utba dan
Syaiba (anak Rabia). Meski demikian terluka, Rasulullah SAW. tetap
sabar dan berlapang dada serta ikhlas. Kesulitan dan hambatan yang terus-
menerus menimpa Muhammad SAW. Dan pengikutnya dihadapi dengan
sabar dan tawakal.
Saat mengahadapi ujian yang berat dan tingkat perjuangan sudah
berada pada puncaknya, Rasulullah SAW. di perintahkan oleh Allah SWT
untuk menjalani Isra dan Mi’raj dari Mekah menuju ke Baitul Maqdis di
Palestina, dan selanjutnya naik ke langit hingga ke Sidratul Muntaha (QS
Al-Isra/17:1). Kejadian Isra dan Mi’raj terjadi pada malam 17 rajab tahun
ke-11 dari kenabiannya (sekitar 621 M) di tempuh dalam waktu satu
malam.
Hikmah Allah Swt. Dari peristiwa isra dan mi’raj antar lain sebagai
berikut.
a) Karunia dan keistimewaan tersendiri bagi Nabi Muhammad SAW.
Yang tidak pernah diberikan Allah SWT. Kepada manusia dan nabi-
nabi sebelumnya.
b) Memberikan penambahan kekuatan iman keyakinan Beliau sebagai
rasul untuk terus menyerukan agama Allah SWT kepada seluruh umat
manusia.
c) Menjadi ujian bagi kaum muslimin sendiri sejauh mana mereka
beriman dan percaya kepada kejadian yang menakjubkan itu yang
hanya ditempuh dalam waktu semalam. Peristiwa ini dijadikan olok-
olok oleh kaum Quraisy dan menuduh Nabi Muhammad SAW. Sudah
gila. Meski demikian, ada orang yang beriman atau percaya terhadap
kejadian ini, yaitu Abu Bakar sehingga nama Beliau ditambahkan
dengan gelar As Sidik.
2. Suatu ketika di dalam Kota Mekah ada seseorang yang sangat membenci
Nabi Muhammad. Jika Nabi Muhammad lewat di depan rumahnya, ia
melempari beliau dengan batu, tidak jarang pula ia meludahi beliau dari
atas rumahnya. Tidak cukup dengan itu, ia pun melempari Nabi dengan
kotoran manusia.
Suatu hari orang tersebut jatuh sakit. Ketika Nabi Muhammad
melewati rumah itu, ia heran dan bertanya-tanya ke mana orang yang
biasanya melemparinya. Setelah diketahuinya orang tersebut sedang
sakit, Nabi Muhammad pun mengunjunginya.
Orang tadi seakan tidak percaya jika Muhammad yang selama ini
ia caci maki dan ia lempari dengan batu dan kotoran masih mau
menengoknya di kala sakit, saat orang lain tidak memedulikannya. Ia
pun menangis di hadapan Nabi Muhammad dan saat itu pula ia
mengakui kemuliaan Nabi Muhammad dan mengucapkan syahadat.
Nabi Muhammad dengan baik sekali mencontohkan apa yang
tertera dalam Alquran, Surat Fushshilat Ayat (34): Dan tidaklah sama
kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih
baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada
permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.
3. Ada suatu kisah yang diabadikan di dalam Alquran. Kisah ini berkaitan
dengan Abdullah bin Ubay bin Salul yang dalam sejarah Islam dikenal
sebagai rajanya munafik.
Suatu ketika selepas pulang dari Perang Musthalik, Abdullah bin
Ubay menyatakan di hadapan orang banyak bahwa begitu tiba kembali
di Madinah, orang-orang yang kuat akan mengusir orang-orang Madinah
yang paling lemah (Qs. Al-Munafiquun: 8). Semua orang pada waktu itu
memahami cemoohan tersembunyi tersebut diarahkan kepada
Rasulullah saw. Para sahabat mendidih darahnya mendengar fitnah ini
sehingga jika diizinkan pastilah mereka merajam Abdullah bin Ubay
dengan pedang.
Saat itu amarah orang sedemikian tingginya sehingga putra
Abdullah bin Ubay sendiri menghadap Rasulullah saw., meminta izin
guna membunuh bapaknya dengan tangannya. Putranya itu
mengemukakan alasan bahwa jika orang lain yang membunuh
bapaknya, ia tidak rela, malah mungkin akan membalas dendam
terhadap pelaku tersebut. Sepanjang sejarahnya, bangsa Arab terbiasa
melakukan balas dendam atas ejekan yang dilontarkan pada mereka atau
keluarganya tanpa melihat besar kecilnya cemoohan itu.
Tradisi itulah yang dimaksudkan putra Abdullah bin Ubay tersebut.
Namun, Rasulullah saw., tidak mengabulkan permintaannya dan juga
tidak memperkenankan yang lain menghukum si munafik Abdullah bin
Ubay tersebut dengan cara apa pun. Sekembalinya Abdullah bin Ubay
ke Madinah, ia tetap dibiarkan hidup sampai akhir hayatnya. Ketika ia
kemudian meninggal secara wajar, betapa terkejutnya orang-orang
ketika Rasulullah saw., memberikan baju beliau sendiri kepada putra
Abdullah untuk mengafani jenazah ayahnya yang dahulu pernah
memfitnahnya. Apa yang dilakukan Rasulullah merupakan suatu
pelajaran bagi kita bagaimana menghadapi orang yang menghujat kita
dan beliau. Alquran pun memberikan pelajaran, Tolaklah perbuatan
buruk mereka dengan yang lebih baik. Kami lebih mengetahui apa yang
mereka sifatkan (Qs.Al Mukminuun (23): 96).
6. Di sudut pasar di Kota Madinah ada seorang buta yang setiap harinya
selalu meneriakkan Muhammad orang gila. Setiap hari ada orang yang
menyuapkan makanan ke dalam mulutnya. Suatu hari orang buta
tersebut merasakan jika orang yang menyuapinya kali ini bukanlah
orang yang biasa menyuapinya. Berkatalah orang buta dan tua itu, "Kau
bukanlah orang yang biasanya menyuapiku, ke manakah gerangan orang
yang biasa menyuapiku." Orang yang ada di hadapannya bertanya,
"Bagaimana kau tahu aku bukanlah orang yang biasa menyuapimu
sedangkan engkau adalah orang yang tidak bisa melihat?"
Orang tua itu pun menerangkan, "Orang yang setiap harinya
menyuapiku akan mengunyah makanan itu lebih dahulu sebelum
memasukkan ke mulutku karena ia tahu gigiku sudah tidak kuat lagi
mengunyah makanan." Orang yang ada di hadapannya yang ternyata
adalah Abu Bakar menahan tangis dan bertanya kembali, "Tahukah
engkau siapa yang biasa menyuapimu setiap hari?"
Orang tua dan buta itu pun menggelengkan kepala. Abu Bakar
barkata, "Orang yang menyuapimu setiap hari adalah Muhammad yang
biasa engkau caci maki dan sekarang ia telah tiada." Betapa terkejutnya
orang tua itu mengetahui akan hal itu. Ia pun tersungkur menangis dan
seketika itu juga mengucapkan kalimat syahadat sebagai sebuah
pengakuan atas ke-Esa-an Tuhan dan kemulian Muhammad.