Anda di halaman 1dari 4

FORMULASI SEDIAAN OBAT KUMUR DARI EKSTRAK

DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.)

REVIEW JURNAL

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Farmasetika Sediaan Likuida

Disusun oleh:

ADELIA CANDRA PERMATASARI


18020200065

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKES RUMAH SAKIT ANWAR MEDIKA
2020
Judul FORMULASI SEDIAAN OBAT KUMUR DARI EKSTRAK
DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.)
Jurnal ISSN 2088-3315
Volume dan Halaman Vol. 5 dan Hal. 13-19
Tahun 2015
Penulis Nabil Anas Yamin, Mutawally Syahid Latief, Dewi Rahma Fitri dan
Sri Astuti
Reviewer Adelia Candra Permatasari
Tanggal 24 Maret 2020

Abstrak
Telah dilakukan penelitian formulasi sediaan obat kumur dari
ekstrak daun kersen. Ekstrak daun kersen memiliki zat antibakteri.
Kandungan antibakteri daun kersen terdapat pada saponin,
flavonoid, dan tanin yang dimilikinya. Zat antibakteri daun kersen
dapat mengurangi jumlah fruktosa yang terbentuk akibat aktivitas
enzim glukosiltransferase. Penelitian ini bertujuan untuk membuat
dan memformulasi ekstrak daun kersen (Mutingia calabura L.)
kedalam sediaan obat kumur serta menguji stabilitas fisiknya.
Ekstrak daun kersen diperoleh dengan metode maserasi. Sediaan
obat kumur dibuat dalam 3 formula yaitu F1, F2, dan F3. Dengan
memvariasikan konsentrasi ekstrak daun kersen sebanyak 0,625%,
1,25%, dan 2,5% kemudian obat kumur dievaluasi fisik meliputi uji
organoleptis, massa jenis, pH, waktu alir, kejernihan dan uji
fitokimia sediaan. Uji stabilitas obat kumur dilakukan selama 3
bulan pada suhu 5˚±2˚C, 25˚C±2˚C, dan 40˚C±2˚C. Hasil evaluasi
fisik sediaan obat kumur yang didapat pada ketiga suhu tersebut
memiliki karakteristik warna putih kekuningan, kuning jernih dan
coklat. Hasil karakteristik lainnya yaitu, pH 5,31 – 6,18, massa jenis
1 – 1,018, waktu alir 0,75 s – 1,76 s.
Latar Belakang Obat kumur (Gargarisma/Gargle) menurut Farmakope Indonesia
Edisi III adalah sediaan yang berupa larutan, umumnya pekat
yang harus diencerkan terlebih dahulu sebelum digunakan,
dimaksudkan untuk digunakan pencegahan atau pengobtan
infeksi tenggorokan. Menurut Backer (1990), obat kumur adalah
larutan yang biasanya megandung bahan penyegar nafas,
astringen, demulsen, atau surfakatan atau antibakteri untuk
menyegarkan dan dan pembersihan saluran pernafasan yang
pemakaiannya dengan berkumur.
Rongga mulut banyak mengandung berbagai macam komunitas
bakteri yang berlimpah dan kompleks. Berbagai macam mikroba
ini secara normal menghuni bagian – bagian atau permukaan
yang berbeda dari rongga mulut. Bakteri terakumulasi baik pada
jaringan lunak atau keras dalam suatu bentuk lapisan yang sering
disebut sebagai plak (Susanto, 2013). Ada banyak cara yang
dapat dilakukan untuk mencegah plak dan karies gigi salah
satunya menggunakan obat kumur antiseptik (Ford, 1993).
Tujuan Membuat dan memformulasi ekstrak daun kersen (Mutingia
calabura L.) kedalam sediaan obat kumur serta menguji stabilitas
fisiknya
Hasil Didapat rendemen simplisia daun kersen sebanyak 35,74 %, serta
rendemen ekstrak daun kersen sebanyak 10,58 %.
Berdasarkan hasil pengamatan awal dan akhir sediaan selama 3
bulan. Sediaan tidak mengalami perubahan secara organoleptis.
Sediaan pada formula I memiliki warna putih kekuningan, bau mint
kuat dan berbentuk cair, formula II memiliki warna kuning jernih,
bau mint dan bentuk cair, dan pada formula III memiliki warna
coklat, bau agak mint dan bentuk cair.
Pada pengamatan massa jenis obat kumur di berbagai suhu
berbeda – beda, tergantung pada konsentrasi ekstrak dan suhu
penyimpanan sediaan. Pada formula I memiliki massa jenis 1 -
1,009 gr/ml, formula II 1 - 1,009 gr/ml, dan formula III 1,009 –
1,018 gr/ml.
Pada pengamatan pH sediaan obat kumur di berbagai suhu
selama 3 bulan mengalami penaikkan dan penurunan nilai pH
sediaan.
Pada pengamatan massa jenis obat kumur di berbagai suhu
berbeda – beda, tergantung pada konsentrasi ekstrak dan suhu
penyimpanan sediaan.
Pembahasan Dari evaluasi diatas didapatkan bahwa formula III memiliki nilai
viskositas lebih besar dibandingkan formula I dan II. Obat kumur
merupakan larutan newton karena mengikuti hukum sistem
newton yaitu perbandingan antara tegangan geser dengan
kecepatan gesernya konstan, seperti halnya gliserin dan air
(Liliana, 2009). Pada data di atas, terjadi kenaikan viskositas pada
beberapa formula, secara teori hal ini terjadi karena lama
penyimpanan (Bird, 1994).
Kesimpulan 1. Dari hasil penelitian dengan ekstrak daun kersen
(Muntingia calabura L.) dapat diformulasikan sebagai
sediaan obat kumur.
2. Dari hasil evaluasi pH sediaan obat kumur, didapat nilai
pH sediaan dengan range 5,00 – 6, 17.
3. Dari hasil evaluasi massa jenis sediaan obat kumur,
didapat massa jenis sediaan dengan range 1,00 gr/ml –
1,018 gr/ml.
4. Dari hasil evaluasi waktu alir sediaan obat kumur, didapat
waktu alir sediaan dengan range 0,75 s – 1,76 s.
5. Dari hasil evaluasi viskositas sediaan obat kumur, didapat
viskositas sediaan dengan range 0,8971 Cp – 1,341 Cp.

Anda mungkin juga menyukai