Anda di halaman 1dari 23

Tugas:

JENIS DAN FUNGSI KONSTRUKSI PERKERASAN


LENTUR, PERKERASAN KAKU, DAN
PERKERASAN KOMPOSITE

OLEH:

KELOMPOK 10

LA FIU P3A1 18 031

ICE JAYANTI P3A1 18 043

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK SIPIL

PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan

judul “JENIS DAN FUNGSI KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR,

PERKERASAN KAKU, DAN PERKERASAN KOMPOSITE” dengan Makalah

ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Perancangan Jalan Raya. Penulis

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga

makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Penulis menyadari dalam

penyusunan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurang sempurnaan,

maka kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak, akan penulis terima

dengan senang hati untuk kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap

semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membutuhkan

serta dapat menjadi sumber inspirasi untuk kedepan nantinya.

Kendari, Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................................

1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................

1.3. Tujuan............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Defenisi Perkerasan jalan...............................................................................

2.1.1. Penertian perkerasan jalan..................................................................

2.1.2. Jenis-jenis perkerasan jalan................................................................

2.2. Jenis-jenis konstruksi perkerasan jalan..........................................................

2.2.1. Lapisan konstruksi perkerasan lentur ( Flexible Pavement ).............

2.2.2. Lapisan konstruksi perkerasan kaku ( Rigit Pavement).....................

2.2.3. Lapisan kontruksi Perkerasan komposite...........................................

2.3. Jenis-jenis lapisan dan fungsi lapisan perkerasan jalan.................................

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan....................................................................................................

3.2. Saran...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala


bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas
permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas


umum. Jalan khusus adalah jalan yang di bangun oleh instasi, badan
usaha perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri.
Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan
jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar
tol. Jalan bebas hambatan adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus
dengan pengendalian jalan masuk secara penuh dan tanpa adanya
persimpangan sebanding serta dilengkapai dengan pagar ruang milik jalan.

Pembangunan jalan adalah proses pembukaan ruangan lalu lintas


yang mengatasi berbagai rintangan geografi. Proses ini melibatkan
pengalihan mukabumi, pembangunan jembatan dan terowongan, bahkan
juga pengalihan tumbuh-tumbuhan (ini mungkin melibatkan penebasan
hutan). Dalam proses pembangunan jalan itu sendiri disebut dengan
perkerasan jalan.

Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat


yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang biasanya
dipakai dalam perkerasan jalan adalah batu pecah, batu belah, batu kali
dan hasil samping peleburan baja. Sedangkan bahan ikat yang dipakai
antara lain semen, aspal dan tanah liat.
Setiap perkerasan jalan mempunyai lapisan-lapisan yang berfungsi
untuk menerima beban lalu-lintas dan menyebarkannya ke lapisan di
bawahnya terus ke tanah dasar. Lapisan-lapisan tersebut mempunyai
kontribusi yang sangat besar terhadap kekuatan jalan, sehingga diperlukan
material penyusun lapisan yang bermutu serta ketebalan yang tepat.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan pengertian perkerasan jalan?

2. Apa saja jenis dan fungsi lapisan perkerasan?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian perkerasan jalan.

2. Untuk mengetahui jenis dan fungsi dari masing-masing lapisan


perkerasan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Defenisi perkerasan jalan

2.1.1 Pengertian perkerasan jalan

Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan


ikat yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat
yang dipakai antara lain adalah batu pecah, batu belah, batu
kali dan hasil samping peleburan baja. Sedangkan bahan ikat
yang dipakai antara lain adalah aspal, semen dan tanah liat.
Berdasarkan bahan pengikatnya, konstruksi perkerasan jalan dapat
dibedakan menjadi 3 yaitu sebagai berikut:

2.1.2 Fungsi perkerasan jalan

1. Untuk memberikan permukaan rata / halus bagi


pengendara.

2. Untuk mendistribusikan beban kendaraan di atas formasi


tanah secara memadai, sehingga melindungi tanah dari
tekanan yang berlebihan.

3. Untuk melindungi formasi tanah dari pengaruh buruk


perubahan cuaca.

2.2 Jenis-jenis konstruksi perkerasan jalan

Berdasarkan bahan pengikat yang menyusunnya, konstruksi perkerasan


jalan dibedakan atas beberapa jenis antara lain:
1. Konstruksi perkerasan lentur (Flexible Pavement), yaitu perkerasan
yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikatnya. Lapisan-lapisan
perkerasan bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke
tanah dasar.

Gamar 2.1.1 konstruksi perkerasan lentur

 Jenis-jenis konstruksi perkerasan lentur terdiri atas dua antara lain


sebagai berikut:

a. Macadam yaitu jenis konstruksi lentur yang menggunakan


material lapisan pondasinya batu pecah tetapi penyusunannya
secara melintang.

b. Telford yaitu jenis konstruksi lentur yang menggunakan


material lapisan pondasi batu pecah tetapi penyusunannya secara
vertikal.
2. Konstruksi perkerasan kaku (Rigit Pavement), yaitu perkerasan yang
menggunakan semen (Portland Cement) sebagai bahan pengikatnya.
Pelat beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan diatas tanah dasat
dengan atau tanpa lapis pondasi bawah. Beban lalu lintas sebagian
besar dipikul oleh pelat beton.

Gambar 2.1.2 konstruksi perkerasan kaku

 Jenis-jenis Konstruksi Perkerasan Kaku terdiri atas tiga bagian yaituse


bagai berikut:
a. Beton tanpa tulangan (URC, Unreinforced Concrete). Perkerasan
beton semen biasa dengan sambungan tanpa tulangan untuk
kendali retak.
b. Beton bertulang dan sambungan (JRC, Jointed Reinforced
Concrete). Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan
dengan tulangan plat untuk kendali retak. Untuk kendali retak
digunakan wiremesh diantara siar dan penggunaannya independen
terhadap adanya tulangan dowel.

c. Pelat beton menerus dan bertulang (CRP, Concrete Pavement).


Perkerasan beton bertulang menerus (tanpasambungan). Tulangan
beton terdiri dari baja tulangan dengan prosentasi besi yang relatif
cukup banyak (0,02 % dari luas penampang beton). Pada saat ini,
jenis perkerasan beton semen yang popular dan banyak digunakan
dinegara negara maju adalah jenis perkerasan beton bertulang
menerus.

 Jenis-jenis konstruksi sambungan pada perkerasan kaku

a. Sambungan Susut Atau sambungan pada bidang yang diperlemah


(dummy) dibuat untuk mengalihkan tegangan tarik akibat; suhu,
kelembaban, gesekan sehingga akan mencegah retak. Jika
sambungan susut tidak dipasang maka akan terjadi retak acak pada
permukaan beton.
b. Sambungan Muai Fungsi utamanya untuk menyiapkan ruang muai
pada perkerasan, sehingga mencegah terjadinya tegangan tekan
yang akan menyebabkan perkerasan tertekuk.
c. Sambungan Konstruksi (Pelaksanaan) Diperlukan untuk kebutuhan
konstruksi (berhenti dan mulai pengecoran). Jarak antara
sambungan disesuaikan dengan lebar alat atau mesin penghampar
(paving machine) dan oleh tebal perkerasan.
3. Konstruksi perkerasan komposit (Composite Pavement), yaitu
perkerasan kaku yang di kombinasikan dengan perkerasan lentur dapat
berupa perkerasan lentur diatas perkerasan kaku atau perkerasan kaku
diatas perkerasan lentur.

Gambar 2.1.3. konstruksi perkerasan composite

2.3. Jenis-jenis lapisan dan fungsi lapisan perkerasan jalan


2.3.1. Lapisan Konstruksi Perkerasan Lentur

a. Lapisan Permukaan ( Surface )

Lapisan permukaan terletak paling atas pada suatu jalan


raya. Lapisan yang biasanya kita pijak, atau lapisan yang
bersentuhan langsung dengan ban kendaraan. Lapisan ini
berfungsi antara lain sebagai berikut:

1. Lapisan perkerasan penahan beban roda, dengan persyaratan


harus mempunyai stabilitas tinggi untuk menahan beban
roda selama masa pelayanan.

2. Lapisan kedap air, sehingga air hujan yang jatuh di atasnya


tidak teresap ke lapisan di bawahnya dan melemahkan
lapisan tersebut

3. Lapis aus (wearing course), lapisan yang langsung


menderita gesekan akibat rem kendaraan sehingga mudah
menjadi aus.

4. Lapis yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga


dapat dipikul oleh lapisan lain dengan daya dukung yang
lebih buruk Untuk dapat memenuhi fungsi tersebut di atas,
pada umumnya lapisan permukaan dibuat dengan
menggunakan bahan pengikat aspal sehingga menghasilkan
lapisan kedap air dengan stabilitas yang tinggi dan daya
tahan yang lama.

b. Lapisan pondasi Atas ( Base Course)

Lapisan perkerasan yang terletak di antara lapis


pondasi bawah dan lapis permukaan dinakamakan lapis
pondasi atas (base course). Karena terletak tepat di bawah
permukaan perkerasan, maka lapisan ini menerima
pembebanan yang berat dan paling menderita akibat muatan,
oleh karena itu material yang digunakan harus berkualitas
sangat tinggi dan pelaksanaan konstruksi harus dilakukan
dengan cermat. Secara umum base course mempunyai fungsi
sebagai berikut:

1. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban


roda dan menyebarkannya ke lapisan di bawahnya.

2. Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah.

3. Bantalan terhadap lapisan permukaan.

Sebagaimana disebutkan di depan bahwasannya


material yang digunakan untuk lapis pondasi atas (base
course) adalah material yang cukup kuat. Untuk lapis
pondasi atas tanpa bahan pengikat umumnya menggunakan
material dengan CBR > 50% Palstisitas Index (PI) < 4%.
Bahan-bahan alam seperti batu pecah, kerikil pecah,
stabilitas tanah dengan semen dan kapur dapat digunakan
sebagai base course.

c. Lapis Pondasi Bawah (Sub-Base Course)

Lapis perkerasan yang terletak antara lapis pondasi atas


dan tanah dasar dinamakan lapis pondasi bawah (sub-base
course) yang berfungsi sebagai :

1. Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan


beban roda ke tanah dasar. Lapisan ini harus cukup kuat,
mempunyai CBR < 20% dan Plastisitas Indeks (PI) > 10%.
2. Efisiensi penggunaan material. Material pondasi bawah
relatif murah dibandingkan dengan lapisan perkerasan di
atasnya.

3. Mengurangi tebal lapisan di atasnya yang lebih mahal.

4. Lapisan peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di


pondasi.

5. Lapisan pertama, agar pekerjaan dapat berjalan lancer. Hal


ini sehubungan dengan kondisi lapangan yang memaksa
harus segera menutup tanah dasar dari pengaruh cuaca, atau
lemahnyas daya dukung tanah dasar menahan roda-roda
alat berat.

6. Lapisan untuk mencegah partikel-parikel halus dari tanah


dasar naik ke lapis pondasi atas.

d. Lapisan tanah dasar (Subgrade)

Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan


sangat tergantung pada sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar.
Dalam pedoman ini diperkenalkan modulus resilien (MR)
sebagai parameter tanah dasar yang digunakan dalam
perencanaan Modulus resilien (MR) tanah dasar juga dapat
diperkirakan dari CBR standar dan hasil atau nilai tes soil
index. Korelasi Modulus Resilien dengan nilai CBR
(Heukelom & Klomp) berikut ini dapat digunakan untuk tanah
berbutir halus (fine-grained soil) dengan nilai CBR terendam
10 atau lebih kecil. MR (psi) = 1.500 x CBR Persoalan tanah
dasar yang sering ditemui antara lain : Perubahan bentuk tetap
(deformasi permanen) dari jenis tanah tertentu sebagai akibat
beban lalu-lintas. Sifat mengembang dan menyusut dari tanah
tertentu akibat perubahan kadar air. Daya dukung tanah tidak
merata dan sukar ditentukan secara pasti pada daerah dan jenis
tanah yang sangat berbeda sifat dan kedudukannya, atau akibat
pelaksanaan konstruksi. Lendutan dan lendutan balik selama
dan sesudah pembebanan lalu-lintas untuk jenis tanah tertentu.
Tambahan pemadatan akibat pembebanan lalu-lintas dan
penurunan yang diakibatkannya, yaitu pada tanah berbutir
(granular soil) yang tidak dipadatkan secara baik pada saat
pelaksanaan konstruksi.

2.3.2. Lapisan Kontruksi Perkerasan Kaku

Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut


perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis
pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga tidak ada) di atas tanah
dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton sering disebut
sebagai lapis pondasi karena dimungkinkan masih adanya lapisan
aspal beton di atasnya yang berfungsi sebagai lapis permukaan.
Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang
tinggi, akan mendistribusikan beban ke bidang tanah dasar yang
cukup luas sehingga bagian terbesar dari kapasitas struktur
perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri. Hal ini berbeda
dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh
dari tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan.
Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur
yang menanggung beban, maka faktor yang paling diperhatikan
dalam perencanaan tebal perkerasan beton semen adalah kekuatan
beton itu sendiri. Adanya beragam kekuatan dari tanah dasar dan
atau pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas struktural
perkerasannya. Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah plat
beton karena beberapa pertimbangan, yaitu antara lain untuk
menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap sistem drainase,
kendali terhadap kembang susut yang terjadi pada tanah dasar dan
untuk menyediakan lantai kerja (working platform) untuk
pekerjaan konstruksi.

a. Lapisan konstruksi perkerasan kaku

1. Lapisan Tanah Dasar

Nilai CBR sesuai dengan SNI 03-1731-1989 atau CBR


laboratorium sesuai dengan SNI 03-1744-1989.

Apabila nilai CBR < 2% maka harus dipasang pondasi


bawah dari beton kurus (lean mix concrete) setebal 15
cm yang dianggap mempunyai nilai CBR 5%.

2. Lapisan Pondasi Bawah

Dapat berupa bahan berbutir, beton kurus giling padat


(lean rolled concrete) dan campuran beton kurus (lean
mix concrete).

Perlu diperlebar sampai 60 cm di luar tepi perkerasan


beton semen.

Tebal lapisan minimum 10 cm.

Bersifat non struktural.

Fungsi dari lapis pondasi bawah adalah :

 Menyediakan lapisan yang seragam, stabil dan


permanen.
 Menaikkan harga modulus reaksi tanah dasar (modulus
of sub-grade reaction = k), menjadi modulus reaksi
gabungan (modulus of composite reaction).
 Mengurangi kemungkinan terjadinya retak-retak pada
plat beton.
 Menyediakan lantai kerja bagi alat-alat berat selama
masa konstruksi.
 Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butir-
butiran halus tanah bersama air pada daerah
sambungan, retakan atau pada bagian pinggir
perkerasan, akibat lendutan atau gerakan vertikal plat
beton karena beban lalu lintas, setelah adanya air bebas
terakumulasi di bawah pelat.

3. Lapisan Perkerasan Beton Semen

 Kuat beton dalam kuat tarik lentur (flexural strength)


umur 28 hari dengan besar sekitar 3-5 Mpa (30-50
kg/cm2).

 Sambungan berfungsi sebagai pengendali retak,


memudahkan pelaksanaan dan mengakomodasi gerakan
plat.

 Beton dapat diperkuat dengan serat baja (steel fibre)


untuk meningkatkan kuat tarik lenturnya.

 Perbandingan Perkerasan Kaku dan Perkerasan Lentur

Perkerasan kaku lebih baik dari pada perkerasan lentur,


hal tersebut dapat dilihat dari beberapa faktor pembanding,
seperti umur rencana. Namun, sebagian faktor mendukung
perkerasan lentur lebih layak digunakan, terlebih lagi di
Indonesia banyak menggunakan perkerasan lentur di hampir
semua ruas jalan. Adapun faktor-faktor pembandingnya, antara
lain :

Tabel 2.1. Perbandingan Perkerasan Kaku dan Perkerasan Lentur


2.3.3. Lapisan konstruksi perkerasan komposite

Perkerasan komposit merupakan gabungan konstruksi


perkerasan kaku (rigid pavement) dan lapisan perkerasan lentur
(flexible pavement) di atasnya, dimana kedua jenis perkerasan ini
bekerja sama dalam memilkul beban lalu lintas. Untuk ini maka
perlua ada persyaratan ketebalan perkerasan aspal agar mempunyai
kekakuan yang cukup serta dapat mencegah retak refleksi dari
perkerasan beton di bawahnya. Hal ini akan dibahas lebih lanjut di
bagian lain. Konstruksi ini umumnya mempunyai tingkat
kenyamanan yang lebih baik bagi pengendara dibandingkan
dengan konstruksi perkerasan beton semen sebagai lapis
permukaan tanpa aspal.

Pada metode perkerasan jalan komposit terdapat beberapa


kelebihan yang wajib di mengerti oleh pengguna jalan,
diantaranya:

1. Proses Rumit Namun Kualitas Lebih Baik Tidak seperti


metode perkerasan jalan aspal, pada jenis komposit
menggabungkan unsur kaku dan lentur yang mana
memperlihatkan kesan lebih cepat dalam proses
konstruksinya. Dalam proses pembuatan lapisan jalan
komposit harus memenuhi persyaratan ketebalan pada
sektor aspal karena memang mampu memberi manfaat
dalam mencegah terjadinya retak refleksi pada saat proses
perkerasan beton di lapisan bawah. Meskipun dari segi
prosesnya terbilang rumit karena menggabungkan unsur
lapisan kaku dan lunak, tetapi pada hasil akhirnya bisa
dibilang sempurna.

2. Biaya Perawatan Lebih Efisien Berikutnya ada keunggulan


dari tipe komposit yakni dari proses perawatan tidak
mengeluarkan biaya besar. Tidak hanya itu, jangka waktu
perawatan juga lebih panjang dibandingkan memakai
perkerasan aspal. Kombinasi antara lapisan kaku dan lunak
menjadi keunggulan pada tipe komposit, sehingga dari segi
efisiensi biaya bisa tercapai.

3. Kekuatan Konstruksi Lebih Awet Tipe perkerasan jalan


komposit di nilai lebih kuat bahkan mampu menghadirkan
banyak keunggulan dibandingkan tipe aspal. Bahan komposit
menjadi perpaduan antara lapisan lentur dan kaku, sehingga
pada saat diaplikasikan semua beban kendaraan akan tersebar
lebih merata sehingga keawetannya lebih lama. Meskipun
pada lapisan aspal masih rentan terhadap genangan air tetapi
dari sektor keawetannya bisa lebih baik karena ada lapisan
kaku berupa semen dan beton.

4. MemberiKenyamanan dan Keamanan Bagi Pengguna Jalan


Ketika konstruksi jalan raya terlihat kuat dan kokoh maka
pengguna jalan lebih nyaman saat melintas. Tidak hanya itu,
kekuatan jalan raya juga memberi keamanan bagi pengguna
jalan terutama saat kondisi jalan terasa terlihat licin karena
genangan air. Struktur jalan lebih kuat dan tahan lama
membuat pengguna jalan merasa lebih nyaman sehingga tipe
komposit banyak di manfaatkan untuk jalan-jalan nasional
ataupun jalan kabupaten.

Tipe perkerasan jalan komposit kini bisa memberi


keunggulan kepada pengguna jalan. Konstruksi kuat hingga tahan
lama bisa memperlihatkan keuntungan bagi pihak pengembang dan
pengguna jalan raya.

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

1. Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang
digunakan untuk melayani beban lalu lintas

2. Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement), adalah perkerasan


yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat dan lapisan-lapisan
perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke
tanah dasar.
3. Konstruksi perkerasan lentur terdiri atas lapisan-lapisan yang
diletakkan diatas tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan
tersebut berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan menyebarkan
ke lapisan yang ada dibawahnya, sehingga beban yang diterima oleh
tanah dasar lebih kecil dari beban yang diterima oleh lapisan
permukaan dan lebih kecil dari daya dukung tanah dasar. Konstruksi
perkerasan lentur terdiri dari:

- Lapisan Permukaan (surface course)

- Lapisan Pondasi Atas (base course)

- Lapisan Pondasi Bawah (sub base course)

- Lapisan Tanah Dasar (subgrade)

4. Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan


kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan
lapis pondasi bawah (bisa juga tidak ada) di atas tanah dasar.
Konstruksi perkerasan kaku terdiri dari:

- Lapisan Tanah Dasar

- Lapisan Pondasi Bawah

- Lapisan Perkerasan Beton Semen.

5. Perkerasan komposit merupakan gabungan konstruksi perkerasan


kaku (rigid pavement) dan lapisan perkerasan lentur (flexible
pavement) di atasnya, dimana kedua jenis perkerasan ini bekerja sama
dalam memilkul beban lalu lintas.

3.2 Saran

Semoga makalah ini dapat berguna bagi penyusun dan pembaca.


Kritik dan saran sangat diharapkan untuk pengerjaan berikutnya yang
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

http://civilengineerunsri08.wordpress.com/2009/03/17/jenis-jenis-
perkerasan-jalan/

http://keteknik-sipilan.blogspot.com/2011/05/perkerasan-jalan.html

http://wiryanto.wordpress.com/2010/09/19/jalan-beton-dan-tulangannya/

http://civilandstructure.wordpress.com/2009/06/10/perbaikan-retakan-
struktur-di-slab-beton/

http://ilustri.org/index.php?option=com_content&view=article&id=161:p
enyebab-keretakan- beton&catid=36:dunia-teknik-sipil&Itemid=2

https://id.wikipedia.org/wiki/Jalan

http://rezaslash.blogspot.com/2012/12/perkerasan-kaku-rigid-
pavement.html
http://cremonagalerie.blogspot.com/2012/04/teknik-perkerasan-jalan.html
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/rekayasa_jalan_raya_2.html
http://www.scribd.com/doc/91782999/perkerasan-kaku 14

Anda mungkin juga menyukai