Perencanaa
n Geometrik
Jalan
Pendahuluan
01
Teknik Teknik Sipil MK11010 Wita Meutia, ST. MT
Abstract Kompetensi
Pengantar, Dasar Hukum, Pentahapan Pembangunan dan Mampu menjelaskan tahaan pembangunan jalan
Penampang Melintang Jalan dan penampng melintang jalan
PENDAHULUAN
DASAR HUKUM
Dasar hukum perencanaan geometrikk jalan raya yang berlaku di Indonesia, antara lain:
• Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya, No. 13/1970, Direktorat
Eksplorasi, Survey dan Perencanaan, Direktorat Jenderal Bina Marga,
Departemen Pekerjaan Umum.
• Spesifikasi Standar untuk Perencanaan Geometrik Jalan Luar Kota (Rancangan
Akhir), Sub Direktorat Perencanaan Teknis Jalan, Bipran Bina Marga,
Departemen Pekerjaan Umum, Desember 1990.
• Tatacara Perencanaan Geometrik Jalan antar Kota, No. 038/T/BM/1997,
Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, September 1997
• Standar Geometrik Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol (RSNI T-XXX-XXXX),
Badan Standarisasi Nasional
KETENTUAN PERENCANAAN
Dalam merencanakan geometrik jalan raya, ada beberapa aspek yang perlu
diperhatikan, antara lain
a. Efisiensi
b. Aman
c. Nyaman
d. Ekonomis
e. Perencanaan dan pelaksanaan konstruksi jalan
f. Keseragaman geometric jalan sehubungan dengan jenis medan (terrain)
g. Estetika
Penampang melintang jalan merupakan potongan melintang secara tegak lurus dengan sumbu
jalan. Dari potongan melintang jalan dapat dilihat dan diketahui bagian-bagian dari jalan. Secara
garis besar bagian-bagian jalan yang utama dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok.
Jalur lalu lintas (traveled way/carriage way) adalah bagian jalan yang yang diperuntukkan dan
dipergunakan untuk lalu lintas kendaraan yang secara fisik berupa perkerasan jalan.
Bahu Jalan adalah bagian daerah manfaat jalan yang terletak berdampingan dengan jalur lalu
lintas. Kemiringan bah jalan yang normal 3-5%. Kemiringan melintang bahu jalan harus lebih
besar dari kemiringan lajur kendaraan. Fungsi bahu jalan adalah:
o Secara konstruksi, memberikan dukungan dari samping pada konstruksi jalur lalu lintas
o Ruang untuk berhenti sementara kendaraan yang mogok atau sekedar berhenti karena
pengemudi ingin berorientasi mengenai jurusan yang akan ditempuh, atau untuk
istirahat.
o Ruang untuk menghindar pada saat-saat darurat, sehingga dapat mencegah terjadinya
kecelakaan.
o Ruang yang bisa dimanfaatkan untuk penempatan alat-alat dan bahan material pada
waktu pengadaan pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan jalan.
Median adalah jalur yang terletak ditengah jalan untuk membagi jalan dalam masing-
masing arah.
Merupakan jalur yang terletak berdampingan dangan jalur lalu lintas yang khusus
diperuntukkan untuk dipergunakan oleh para pejalan kaki (pedestrian).
Separator Jalan
Dibuat untuk memisahkan jalur lambat dengan jalur cepat. Lebar minimum separator
adalah 1 meter.
Wibowo, Sony S. 2001. Catatan Kuliah: Rekayasa Jalan. Penerbit ITB. Bandung.