Anda di halaman 1dari 20

KOMUNIKASI DALAM SUPERVISI PENDIDIKAN

DAN SUPERVISI AKADEMIK

TUGAS MATA KULIAH


SUPERVISI DAN EVALUASI PEMBELAJARAN
Dosen Pengampu:
Dr. Wiwi Isnaeni, BA, M. S.

Disusun Oleh:
RafsanWakano (0106519024)
Syahadat Adhi Prabowo (0106519050)
Nur Sholihin (0106519052)

PROGRAM STUDI PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmatNya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada
IbuDr. Wiwi Isnaeni, BA, M. S. selaku dosen pengampu mata kuliah Supervisi dan Evaluasi
Pembelajaran yang telah memberikan bimbingandan dorongan dalam dalam proses
perkuliahan.
Ucapan terimakasih juga kamisampaikan kepada teman-teman yang telah berkenan
memberikan saran dan masukan, sehingga tugas ini bisa diselesaikan. Besar harapan kami,
semoga tugas penyusunan tugas ini bisa menambah wawasan bagi para pembaca.
Namun, kami menyadaritugas ini masih jauh dari sempurna, sehingga saran dan kritik
yang membangun sangat kami harapkan, demi kebaikan kami di masa yang akan datang.

Semarang,

Penulis
KOMUNIKASI DALAM SUPERVISI PENDIDIKAN
SUPERVISI AKADEMIK (TUGAS, PERENCANAAN, DAN TEKNIK
SUPERVISI)
(Nur Sholihin, Rafsan Wakano, Syahadat Adhi Prabowo)

A.Pendahuluan
Bagian penting dari keberhasilan pendidikan adalah kualitas proses
pembelajaran yang ada di setiap institusi pendidikan. Proses
pembelajaran merupakan media utama penerapan kurikulum sekaligus
tempat dimana transfer of konowledge berlangsung. Pada proses ini
peserta didik akan beratikulasi dengan tiga ranah pendidikan (afektif,
kognitif dan psikomotor) secara langsung. Artikulasi ini difasilitasi oleh
pendidik dengan memanfaatkan teknik, metode dan media
pembelajaran yang dianggap sesuai.
Proses pembelajaran yang berkualitas akan mengantarkan peserta
didik pada pemahaman kompetensi yang utuh. Peserta didik akan
mampu menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah baik itu kompetensi inti maupun kompetensi dasar. Melalui
proses pembelajaran yang berkualitas pula, apa yang tertuang dalam
Permendikbud No. 16 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) dapat tercapai.
Mengingat begitu pentingnya proses pembelajaran dalam dunia
pendidikan, maka kiranya menjadi penting pula segala upaya untuk
menjaga kualitas proses pembelajaran. Paling tidak terdapat tiga hal
terkait upaya menjaga kualitas pembelajaran. Pertama; Pemenuhan
kelengkapan sarana dan fasilitas pendukung pembelajaran. Kedua;
Penguatan kualitas dan kompetensi tenaga pendidik. Ketiga; Kontrol
dan pengawasan terhadap proses pembelajaran. Bagian pertama dan
kedua telah diatur sedemikian rupa oleh pemerintah, namun bagian
ketiga yakni kontrol dan pengawasan, seringkali masih terabaikan.
Kontrol dan pengawasan dalam proses pembelajaran dalam hal ini
dapat dilakukan melalui proses supervisi. Pengawasan atau supervisi
pembelajaran harus dilaksanakan pada setiap institusi pendidikan.
Proses supervisi pembelajaran harus dilakukan oleh Kepala Sekolah
terhadap setiap pendidik yang memberikan pembelajaran di dalam
kelas. Melalui proses ini, Kepala Sekolah paling tidak memiliki dua
keuntungan. Pertama; Menjaga kualitas pembelajaran sesuai standar.
Kedua; Memiliki gambaran utuh mengenai bagian-bagian dari proses
pembelajaran yang perlu mendapatkan peningkatan.
Bahwa kemudian kualitas pendidikan di Indonesia masih tertinggal
dari negara-negara maju, bisa jadi karena rendahnya kualitas proses
pembelajaran. Rendahnya kualitas pembelajaran, bisa jadi karena
proses supervisi kepala sekolah yang tidak berjalan. Proses supervisi
tidak berjalan, bisa jadi karena rendahnya dedikasi dan bisa jadi
rendahnya pemahaman substansi dasar supervisi.
B.Pembahasan
1. Komunikasi Dalam Supervisi
a. Definisi Komunikasi
Kata komunikasimerupakan serapan dari bahasa
Inggris“communication”berasal dari kata “communis” yang berarti
sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama maknamengenai
suatu hal. Komunikasi secaraterminologis berarti proses
penyampaian suatu pernyataan atau pesan oleh seseorang kepada
orang lain. Sedangakan secaraparadigmatiskomunikasi adalah proses
penyampaian suatu pernyataan yang dilakukan oleh seseorang
kepada orang lain sebagai konsekuensi dari hubungan sosial.
Komunikasi dalam pengertianparadigmatis bersifat intensional
(intentional), mengandung tujuan; karena itu harus dilakukan dengan
perencanaan. Sejauh mana kadar perencanaan itu, bergantung
kepada pesan yang akan dikomunikasikan dan pada komunikan yang
dijadikan sasaran.
Berdasar ragam definsi yang ada, dapat ditarik sebuah benang
merah bahwa komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan
oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk
mengubahsikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan,
maupuntaklangsungmelalui media.
Dalam definisi tersebut tersimpul tujuan, yakni memberi tahu atau
mengubahsikap (attitude), pendapat (opinion), atau perilaku
(behavior). Jadi ditinjaudari segi sipenyampai pernyataan,
komunikasiyangbertujuan bersifat informatifdanpersuasif.
Komunikasipersuasif (persuasive communication) lebih sulit
daripadakomunikasiinformatif (informative communicattion), karena
memang tidak mudah untuk mengubahsikap, pendapat, atau
penlakuseseorang atau sejumlahorang.
Demikianpengertiankomunikasi secara umum dan secara
paradigmatis yang penting untuk dipahami sebagai landasan bagi
penguasaanteknikberkomunikasi.
b.Model Komunikasi
Ada beberapa model komunikasi yang perlu diketahui dalam
memenuhikomunikasi antar manusia, yaitu :
1) Model Stimulus – Respons (S-R)
Model S – R adalah model komunikasi paling dasar,
dimanakomunikasi itu dinyatakan sebagai suatu proses “aksi-
reaksi” yang sangat sederhana. Jadi model ini mengasumsikan
bahwa kata-kata verbal, isyarat nonverbal, gambar dan
tindakantertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan
respon dengan cara tertentu. Pertukaran informasi ini bersifat
timbalbalik dan mempunyai banyak efek dan setiap efek dapat
mengubahtindakankomunikasi.Contoh : Anda menyukaiseseorang,
laluandamelihat dan memperhatikanwajahnyasambilsenyum-
senyum. Ternyata orang tersebut malahmenutupwajahnya dengan
buku atau malahteriak “apaliat-liat, nantangya?” laluandakecewa
dan dalam pikiranandamerasacintanyabertepuksebelah tangan dan
andainginbunuh dia.
2) Model Aristoteles
Model ini adalah model komunikasi yang paling klasik, yang sering
juga disebut model retoris. Model ini sering disebut sebagai
seniberpidato.Menurut Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh
siapaanda (etos-keterpercayaananda), argumenanda (logos-logika
dalam emosikhalayak). Dengan kata lain, faktor-faktor yang
memainkanperan dalam menentukan efek persuatif suatu pidato
meliputi isipidato, susunannya, dan cara penyampainnya.
3) Model Lasswell
Model ini berupa ungkapan verbal, yaitu :Who Says What In Which
Channel To Whom With What Effect.
DimanaLasswellmengemukakan tiga fungsi komunikasiyaitu :
a. Pengawasan lingkungan, yang mengingatkananggota-anggota
masyarakat akan bahaya dan peluang dalam lingkungan.
b. Korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang
merespon lingkungan,
c. Transmisiwarisan sosial dari suatu generasi ke
generasilainnya.Akan tetapi model ini dikritik karena model ini
mengisyaratkankehadirankomunikator dan pesan yang
bertujuan. Model ini juga terlalumenyederhanakanmasalah.
4) Model Shannon dan Weaver
Model yang sering disebut model matematis atau model teori
informasi. Model ini melukiskan suatu sumber yang menyandi atau
menyiptakanpesan dan menyampaikannyamelalui suatu saluran
kepada seorang penerima. Konsep penting Shannon dan Weaver
adalah : Gangguan (noise), Setiap rangsangantambahan dan tidak
dikendaki yang dapat mengganggukecermatanpesan yang
disampaikan.Konsep lain yang ikutandil adalah entropi dan
redundasi serta keseimbangan yang diperlukan diantara keduanya
untuk menghasilkan komunikasi yang efisien dan dapat mengatasi
gangguan dalam saluran.
5) Model Schramm
Komunikasi dianggap sebagai interaksi dengan kedua pihak yang
menyandi (encode), menafsirkan (interpret),menyandiulang
(decode),mentransmisikan (transmit), dan menerimasinyal (signal).
Schramm berpikir bahwa komunikasi selalu
membutuhkansetidaknya tiga unsur :sumber (source), pesan
(message), dan tujuan (destination).Sumber dapat menyandipesan,
dan tujuan dapat menyandibalikpesan, tergantung dari
pengalaman mereka masing-masing. Jika kedua lingkaran itu
mempunyai daerah yang sama, maka komunikasi menjadi mudah.
Makin besar daerahnya akan berpengaruh pada daerah
pengalaman (field of experience)yang dimiliki oleh keduanya.
Menurut Schramm, setiap orang di dalam proses komunikasi
sangat jelas menjadi encoder dan decoder. Kita secara
konstantmenyandiulangtanda dari lingkungan kita,
menafsirkantanda itu, dan menyandisesuatu sebagai hasilnya.
Proses kembali di dalam model ini disebut feedback, yang
memainkanperan penting dalam komunikasi. Karena hal ini
membuat kita tahubagaimanapesan kita ditafsirkan.
6) Model Newcomb
Komunikasi adalah suatu cara yang lazim dan efektif yang
memungkinkan orang orangmengorientasikandiri terhadap
lingkungan mereka. Ini adalah model tindakankomunikatif dua
orang yang disengaja. Model ini mengisyaratkan bahwa setiap
sistem ditandai oleh suatu keseimbangan atau
simetri,karenaketidakkeseimbangan atau kekurangansimetri
secara psikologis tidak menyenangkan dan menimbulkan tekanan
internal untuk memulihkankeseimbangan.
7) Model Westley dan Maclean
Menurut pakar ini, perbedaan dalam umpanbalikinilah yang
membedakankomunikasiantarpribadi dengan komunikasi massa.
Umpanbalik dari penerima bersifat segera dalam
komunikasiantarpribadi, dalam komunikasi massa bersifat minimal
atau tertunda. Sumber dalam komunikasi antar pribadi dapat
langsungmemanfaatkanumpanbalik dari penerimasedangkan
dalam komunikasi massa sumbermisalnyapenceramah agama,
calonpresiden yang berdebat dalam rangka kampanye politik.
Konsep pentingnya adalah Umpanbalik, Perbedaan dan
kemiripankomunikasiantarpribadi dengan komunikasi massa. Pesan
ini juga membedakanpesan yang bertujuan dan pesan yang tidak
bertujuan.
8) Model Berlo
Model ini dikenaldgn model SMCR, kepanjangan dari Source
(Sumber), Message (pesan), Channel (Saluran), Reciever
(penerima).Menurut model Berlo, sumber dan
penerimapesandipengaruhi oleh faktor : Keterampilankomunikasi,,
Sikap, Pengetahuan, Sistem sosial, Budaya.Salah satu kelebihan
model ini adalah model ini tidak terbatas pada komunikasipublik
atau komunikasi massa, namun juga komunikasiantarpribadi dan
berbagai bentuk komunikasi tertulis. Model ini bersifat heuristik
(merangsang penelitian) karena merinci unsur2 yg penting dalam
proses komunikasi dan lebih bersifat organisasional dari pada
mendeskripsikan proses karna tidak menjelaskan umpanbalik.
9) Model Interaksional
Para peserta komunikasimenurut model interaksional adalah
orang-orang yang mengembangkan
potensimanusiawinyamelaluiinteraksi sosial, tepatnyamelaluiapa
yang disebutpengambilanperan orang lain.Berbeda dengan model
S-R yang lebih bersifat linier, model yang dikemukakan oleh
George Herbert Mead lebih menganggap manusia merupakan
makhluk yang lebih aktifreflektif, kreatif, menafsirkan,
menampilkanperilaku yang lebih rumit, dan sulit diramalkan. Bukan
hanya sekedarmakhlukpasif yang melakukan sesutu berdasarkan
stimulus dari luartubuhnya.
c. Komunikasi Dalam Supervisi
Carter Good’s Dictionary of Education mendefinisikansupervisi
sebagai segala usaha dari para pejabat sekolah yang diangkat yang
diarahkan kepada penyediaankepemimpinan bagi para guru dan
tenaga pendidikan lain dalam perbaikan pembelajaran yang
melibatkan pertumbuhan professional dan perkembangan dari para
guru, seleksi dan tujuan-tujuan pendidikan, media pembelajaran,
metode pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Menurut Burton
supervisi berarti upayabantuan yang diberikan kepada guru dalam
melaksanakantugasprofesionalnya, agar guru mampu membantu
para siswa dalam belajar untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Supervisi merupakan suatu teknispelayanan professional dengan
tujuan utamamempelajari dan memperbaikibersama-sama dalam
membimbing dan mempengaruhi pertumbuhan anak.
Berdasar uraian tentang definisi komunikasi beserta modelnya
dan uraian mengenai definisi supervisi dapat ditarik beberapa point
penting, diantaranya adalah :
- Bahwa supervisi tidak lain merupakan proses komunikasi antara
pihak yang melakukan supervisi dengan pihak yang disupervisi
- Dalam proses supervisi, model komunikasi yang digunakan adalah
Interasksional, dimana terdapat proses aktifreflektif, kreatif,
menafsirkan atasperilaku yang kompleks. Bukan hanya
sekedarpenerimaanpasif berdasarkan stimulus dari luar.
- Proses supervisi harus menerapkan prinsip komunikatif dimana
pesan yang disampaikan supervisor kepada pihak yang disupervisi
harus jelas, mudah dipahami dan dilaksanakan, tidak rancu,
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, dan mendorong
pihak yang disupervisi untuk melaksanakan, meluruskan, atau
memperbaiki kegiatan sesuai dengan yang telah direncanakan.
- Proses komunikasi dalam supervisi harus didasarkan pada
landasan hubungan kemanusiaan. Hubungan kemanusiaan
mengisyaratkan bahwa supervisi dilakukan secara wajar, terbuka,
dan partisipatif. Pengakuan dan penghargaan berkaitan dengan
sikap supervisor untuk mengakui potensi dan penampilan pihak
yang disupervisi dan menghargai bahwa pihak yang disupervisi
dapat dan harus mengembangkan diri.Hubungan kemanusiaan
mendasari pelayanan profesional. Titik berat hubungan
kemanusiaan ialah pada sikap dan ekspresi yang menunjukkan
pengakuan, pujian, dan penghargaan; bukan sebaliknya yaitu
mencerminkan pengabaian, penentangan, dan makian terhadap
aktivitas yang dilakukan oleh pihak yang disupervisi. Implikasi
prinsip ini adalah bahwa pengakuan dan penghargaan itu diberikan
oleh pihak supervisor kepada pihak yang disupervisi dan
didasarkan atas upaya mereka dalam melaksanakan gagasan atas
program.
- Proses komunikasi dalam supervisi harus bersifat memberi
bantuan, dimana supervisor harus mendorong pihak yang
disupervisi mau belajar untuk memanami permasalahan dan
menemukan cara pemecahannya serta mampu melaksanakan
upaya pemecahan berbagai masalah yang berkaitan dengan
kegiatan pelaksanaan program.
- Proses komunikasi dalam supervisi harus didasarkan pada
landasan profesionalitas. Profesionalitas dalam supervisi memberi
corak terhadap hubungan pelayanan profesional yang akrab,
terbuka, perasaan dekat, dan bersamaan kepentingan. Atas dasar
prinsip ini, apabila terdapat permasalahan yang dihadapi oleh
pihak yang disupervisi diharapkan dapat dipecahkan oleh kedua
belah pihak melalui komunikasi yang efektif seperti dialog dan
diskusi. Singkatnya, pelayanan profesional yang efektif dapat
dilakukan atas dasar hubungan kesejawatan dan pandangan
horisontal antara supervisor dan pihak yang disupervisi.
- Proses komunikasi dalam supervisi juga harus didasarkan pada
hubungan yang setara, dimana secara psikologis pada diri kedua
belah pihak terdapat aspek-aspek internal yang perlu dihormati
yaitu konsep diri, pengalaman, latar belakang pendidikan,
integritas diri, kebutuhan, kepentingan, minat, dorongan, dan lain
sebagainya. Oleh karena itu supervisor perlu melakukan hubungan
sejajar, mendatar atau horisontal dengan pihak yang disupervisi
dan memandang pihak yang disebut kedua sebagai rekan bekerja
atau teman sejawat. Dengan hubungan ini diharapkan dapat
tumbuh suasana kegiatan supervisi yang demokratis, tidak
otokratis.
- Proses komunikasi dalam supervisi harus didasari pada prinsip
saling mempercayai, dimana dalam proses ini terdapat interaksi
saling mempengaruhi. Makna upaya mempengaruhi ialah bahwa
pihak supervisor menghendaki pihak yang disupervisi dapat
melaksanakan, meluruskan, atau memperbaiki kegiatan sesuai
dengan kegiatan yang telah direncanakan. Oleh karena itu pihak
supervisor harus memiliki sikap percaya bahwa pihak yang
disupervisi mampu melaksanakan kegiatan yang menjadi
tugasnya. Sebaliknya, pihak yang disupervisi percaya bahwa pihak
supervisor manipu memberikan bimbingan kepadanya.
- Proses komunikasi dalam supervisi harus didasarkan pada
objektivitas, dimana pihak supervisor dan yang disupervisi harus
memiliki keberanian untuk meagakui secara jujur kegiatan yang
dialami tatkala mereka menghadapi permasalanan, hambatan, dan
tantangan. Objektivitas ini amat penting karena upaya perbaikan
atau pengembangan kegiatan akan efektif apabila didasarkan atas
kenyataan yang sebenarnya.
2. Supervisi Akademik
Berdasarkan hal di atas, supervisiakademik merupakan
seperangkataktivitas dan rumusanperan yang secara khusus dirancang
untuk mempengaruhi pembelajaran agar lebih berkualitas. Supervisi
pendidikan difokuskan pada perbaikan pembelajaran sebagai upaya
pertumbuhan jabatan profesional guru dengan penekanan yang
diberikan kepada pengintegrasian kebutuhan individu dengan tujuan
pendidikan dan tugas-tugas pokok sekolah. Karena itu tugas pokok
supervisi adalah membantu para guru dan
tenagakependidikanmemperoleh arah.
a. Tujuan Supervisi Akademik
Para ahli pendidikan mempunyaipandangan yang
beragammengenai tujuan supervisi sesuai dengan sudut pandang
masing-masing, namun mereka sepakat bahwa tujuan inti dari
supervisiakademik adalah membantu guru meningkatkan
kualitaskeprofesionalannya dalam mengajar. Menurut
SuharsimiArikunto (2004: 40), tujuan umum supervisi adalah
memberikan bantuanteknis dan bimbingan kepada guru (dan staf
sekolah yang lain) agar personil tersebut mampu meningkatkan
kualitaskinerjanya, terutama dalam melaksanakantugas, yaitu
melaksanakan proses pembelajaran. Tujuan supervisi bukan hanya
memperbaiki kemampuan mengajartapi juga untuk pengembangan
potensikualitas guru. Sebagaimana dikemukakan oleh
Tujuansupervisiakademik yaitu membantu guru-guru dalam:
a. Mengembangkan proses belajar mengajar, lebih memahami mutu,
pertumbuhan dan peranan sekolah;
b. Menerjemahkan kurikulum ke dalam bahasa belajar mengajar;
c. Melihat tujuan pendidikan, membimbing pengalaman belajar
mengajar, menggunakan sumber dan metodemengajar,
memenuhikebutuhan belajar dan menilaikemajuan belajar murid,
membina moral kerja, menyesuaikandiri dengan masyarakat, dan
membina sekolah;
d. Membantu mengembangkan profesional guru dan staf sekolah.
b.Prinsip Supervisi Akademik
Prinsip-prinsipsupervisiakademikdiuraikan sebagai berikut:
a. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.
b. Sistematis, artinyadikembangkan sesuai perencanaan program
supervisi yang matang dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
c. Objektif, artinyamasukan sesuai aspek-aspek instrumen.
d. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.
e. Antisipatif, artinya mampu menghadapimasalah-masalah yang
mungkin akan terjadi.
f. Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru
dalam mengembangkan proses pembelajaran.
g. Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan
guru dalam mengembangkan pembelajaran.
h. Kekeluargaan, artinyamempertimbangkan saling asah, asih, dan
asuh, dalam mengembangkan pembelajaran.
Demokratis, artinya supervisor tidak bolehmendominasi
pelaksanaan supervisiakademik.
c. Sasaran Supervisi Akademik
Sasaran utama supervisi akademik adalah kemampuan-
kemampuan guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran,
melaksanakan kegiatan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan
pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan,
memanfaatkan sumber belajar yang tersedia, dan mengembangkan
interaksi pembelajaran (strategi, metode, teknik) yang tepat.
Supervisi edukatif juga harus didukung oleh instrumen-instrumen
yang sesuai.
Dalam pelaksanaannya kegiatan supervisiakademikdiarahkan
pada pembinaan dan pengembangan aspek-aspek yang berkaitan
dengan proses pembelajaran. Guru merupakan komponen yang
terlibat langsung dan bertanggung jawab atas proses pembelajaran
di kelas, sehingga yang menjadi fokus atau
sasaranutamasupervisiakademik adalah yang berkaitan dengan
guru.
Dengan kata lain sasaransupervisiakademik adalah guru dalam
proses pembelajaran, yang terdiri dari materi pokok dalam proses
pembelajaran, penyusunansilabus dan RPP,
pemilihanstrategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media
dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan
hasil pembelajaran serta penelitian tindakankelas.
d.Perencanaan Supervisi Akademik
Perencanaan program supervisiakademik adalah
penyusunandokumenperencanaan pelaksanaan dan
perencanaanpemantauan dalam rangka membantu guru
mengembangkan kemampuanmengelola proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
a. Manfaat Perencanaan Program SupervisiAkademik
Manfaat perencanaan program supervisiakademik adalah sebagai
berikut. Pertama; Sebagai pedoman pelaksanaan dan
pengawasanakademik. Kedua; Untuk menyamakanpersepsi seluruh
warga sekolah tentang program supervisiakademik. Ketiga;
Penjaminpenghematan serta keefektifanpenggunaansumberdaya
sekolah (tenaga, waktu dan biaya).
b. Prinsip-PrinsipPerencanaan Program SupervisiAkademik
Prinsip-prinsipperencanaan program supervisiakademik
adalahobjektif (data apa adanya),bertanggung
jawab,berkelanjutan,didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan,
dandidasarkan pada kebutuhan dan kondisi sekolah/madrasah.
c. Ruang lingkupperencanaansupervisiakademik
Ruang lingkupsupervisiakademik meliputi: pelaksanaan KTSP;
persiapan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran oleh
guru;pencapaianstandar kompetensi lulusan, standar proses,
standarisi, dan peraturanpelaksanaannya; danpeningkatan mutu
pembelajaran melalui:
- Model kegiatan pembelajaran yang mengacu pada Standar
Proses;
- Proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik menjadi sumber daya manusia yang kreatif, inovatif,
mampu memecahkanmasalah, berpikir kritis, dan
bernalurikewirausahaan;
- Peserta didik dapat membentuk karakter dan memiliki pola pikir
serta kebebasan berpikir sehingga dapat melaksanakan
mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia
yang mandiri, kreatif dan berwawasankebangsaan;
- Keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajar yang
dilakukan secara sungguh-sungguh dan mendalam untuk
mencapai pemahaman konsep, tidak terbatas pada materi yang
diberikan oleh guru;
- Bertanggung jawab terhadap mutu perencanaan kegiatan
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampu agar
siswa mampu: (1) meningkat rasa ingintahunya, (2) mencapai
keberhasilan belajarnya secara konsisten sesuai dengan tujuan
pendidikan, (3) memahami perkembangan pengetahuan dengan
kemampuan mencari sumber informasi, (4) mengolah informasi
menjadi pengetahuan, (5) menggunakan pengetahuan untuk
menyelesaikanmasalah, (6) mengkomunikasikanpengetahuan
pada pihaklain, dan (7) mengembangkan belajar mandiri dan
kelompok dengan proporsi yang wajar.
e. Teknik Supervisi
Melaksanakansupervisiakademik dalam rangka perbaikan
pembelajaran menjadi tugaskepala sekolah. Untuk dapat
melaksanakansupervisiakademik secara efektif, kepala sekolah
harus memiliki teknik-tekniksupervisi yang tepat dalam
melaksanakansupervisi. Teknik supervisiakademik pada umumnya
ada dua macam, yaitu tekniksupervisi individual dan
tekniksupervisikelompok. Tidak satupun di antara teknik-
tekniksupervisi individual maupunkelompok yang dikemukakan di
atas cocok atau dapat diterapkan untuk semua guru di sekolah. Hal
tersebut dipengaruhi oleh perbedaan permasalahan yang dihadapi
masing-masing guru dan perbedaan karakteristik dari masing-masing
guru, oleh karena itu kepala sekolah harus bisamenetapkanteknik-
teknik mana yang sekiranya mampu membinaketerampilan
pembelajaran seorang guru.
1) Teknik Supervisi Individual
Teknik supervisi individual merupakan pelaksanaan
supervisiperseorangan terhadap guru, sehingga dari hasil supervisi
ini akan diketahui kualitaspembelajarannya. Teknik supervisi
individual ada lima macam, yaitu:
a) Kunjungankelas, merupakan teknikpembinaan guru oleh kepala
sekolah untuk mengamati proses pembelajaran di kelas dengan
tujuan untuk menolong guru dalam mengatasipermasalahan di
kelas.
b) Observasi kelas, merupakan kegiatan mengamati proses
pembelajaran secara teliti di kelas dengan tujuan untuk
memperoleh data yang objektifterkait dengan aspek-
aspeksituasi pembelajaran, dan kesulitan-kesulitan guru dalam
usaha memperbaiki proses pembelajaran. Aspek-aspek yang
diobservasi antara lain: usaha-usaha dan aktivitas guru dan
peserta didik dalam proses pembelajaran, cara menggunakan
media pengajaran, variasimetode, ketepatanpenggunaan media
dengan materi, ketepatanpenggunaanmetode dengan materi,
dan reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar.
c) Pertemuan individual, merupakan suatu pertemuan, percakapan,
dialog, dan tukarpikiran antara supervisor dan guru dengan
tujuan memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru
melaluipemecahankesulitanyang dihadapi,mengembangkan hal
mengajar yang lebih baik, memperbaikisegalakelemahan dan
kekurangan pada diri guru, dan menghilangkan atau
menghindarisegalaprasangka.
d) Kunjungan antar kelas, adalah guru yang satu berkunjung ke
kelas yang lain di sekolah itu sendiri dengan tujuan untuk
berbagipengalaman dalam pembelajaran.
e) Menilaidirisendiri, merupakan penilaian diri yang dilakukan oleh
dirisendiri secara objektif. Dengan demikian diperlukan
kejujurandirisendiri.
2) Teknik SupervisiKelompok
Teknik supervisikelompok adalah satu cara melaksanakan
program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-
guru yang diduga sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki
masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama,
dikelompokkan menjadi satu. Pemberianlayanansupervisi sesuai
dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi. Ada
tiga belastekniksupervisikelompok, yaitu: kepanitiaankepanitiaan,
kerja kelompok, laboratorium dan kurikulum, membacaterpimpin,
demontrasi pembelajaran, darmawisata, kuliah/studi, diskusi panel,
perpustakaan, organisasi profesional, buletinsupervisi, pertemuan
guru, lokakarya atau konferensikelompok. Teknik
supervisikelompok dalam pengertiansupervisi secara umum
menurutNgalimPurwanto (2005: 120-122), meliputi beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
a) Pertemuan atau rapat (meeting)
Seorang kepala sekolah yang baik umumnyamenjalankan
tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusunnya. Adapun
yang termasuk dalam perencanaan itu antara lain adalah
mengadakanrapat-rapat secara periodik dengan guru-guru.
b) Diskusikelompok (group discussions)
Diskusikelompok dapat diadakan dengan membentuk
kelompokkelompok guru bidang studi sejenis. Kelompok-
kelompok yang telah terbentuk itu diprogramkanuntuk
mengadakanpertemuan/diskusigunamembicarakan hal-hal yang
berhubungan dengan usaha pengembangan dan peranan proses
belajar mengajar.
c) Penataran (inservice-training)
Teknik supervisikelompok yang dilakukan melaluipenataran-
penataransudah banyak dilakukan, misalnyapenataran untuk
guru-guru bidang studi tertentu, penataran tentang
metodologipengajaran, dan penataran tentang administrasi
pendidikan. Mengingat bahwa penataran-penataran tersebut
pada umumya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka
tugaskepala sekolah adalah mengelola dan membimbing
pelaksanaan tindaklanjut (follow-up) dari hasil penataran, agar
dapat dipraktekkan oleh guru-guru.
f. Rencana Tindak Lanjut
Hasil supervisi perlu ditindaklanjuti agar dapat memberikan
dampak yang nyata untuk meningkatkan profesionalisme guru.
Tindaklanjut tersebut berupa penguatan dan penghargaandiberikan
kepada guru yang telah memenuhistandar, teguran yang bersifat
mendidikdiberikan kepada guru yang belum memenuhistandar, dan
guru diberi kesempatan untuk mengikutipelatihan atau penataran
lebih lanjut. Supervisiakademik menyangkut beberapa hal, yaitu
sebagai berikut:
1) Dalam pelaksanaanya kegiatan tindaklanjutsupervisiakademik,
sasaranutamanya adalah kegiatan belajar mengajar.
2) Hasil analisis dan catatan supervisor dapat dimanfaatkan untuk
perkembangan keterampilanmengajar guru atau meningkatkan
profesionalisme guru dan karyawan, setidak-tidaknya dapat
mengurangikendala-kendala yang muncul atau yang mungkin akan
muncul.
3) Umpanbalik akan memberi pertolongan bagi supervisor dalam
melaksanakantindaklanjutsupervisi.
4) Dari umpanbalik itu pula dapat terciptasuasanakomunikasi yang
tidak menimbulkan ketegangan, menonjolkanotoritas yang mereka
miliki, memberi kesempatan untuk mendorong guru
memperbaikipenampilan, serta kinerjanya.
Adapun cara-cara melaksanakantindaklanjut hasil
supervisiakademikmenurutLantipDiatPrasojo dan Sudiyono (2011:
123-124), adalah sebagai berikut:
a) Reviewrangkuman hasil penelitian.
b) Penilaian Ulang
Apabila ternyata tujuan supervisiakademik dan standar-standar
pembelajaran belum tercapai, maka sebaiknya dilakukan
penilaian ulang terhadap pengetahuan, keterampilan, dan sikap
guru yang menjadi tujuan pembinaan.
c) Rancang Ulang
Apabila ternyatamemangtujuannya belum tercapai, maka
mulailahmerancangkembali program supervisiakademik guru
untuk masa berikutnya.
d) Membuat rencana aksi supervisi akademik berikutnya.
e) Mengimplementasikanrencanaaksi tersebut pada masa
berikutnya.

C.Penutup
1. Simpulan
Berdasar uraian di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan
diantaranya adalah :
a. Dalam proses supervisi, model komunikasi yang digunakan adalah
Interasksional, dimana terdapat proses aktif reflektif, kreatif,
menafsirkan atas perilaku yang kompleks. Bukan hanya sekedar
penerimaan pasif berdasarkan stimulus dari luar.
b. Proses komunikasi supervisi harus menerapkan prinsiphubungan
kemanusiaan, memberi bantuan, saling mempercayai dan objektif.
c. Supervisi akademik adalah pengawasan dan pengendalian
terhadap proses pembelajaran dan menjadi bagian penting dalam
menjaga dan meningkatkan kualitas pendidikan.
d. Tujuan Supervisi Akademik adalah mengembangkan proses belajar
mengajar, menerjemahkan kurikulum, membimbing pengalaman
belajar mengajar, dan Membantu mengembangkan profesional
guru dan staf sekolah.
e. Supervisi akademik harus dilaksanakan sesuai prinsip praktis,
sistematis, objektif, realistis, antisipatif, konstruktif, kooperatif,
kekeluargaan, dan demokratis.
f. Sasaran utama supervisi akademik adalah kemampuan guru dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, menilai hasil,
memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan
pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar yang
menyenangkan, memanfaatkan sumber belajar yang tersedia, dan
mengembangkan interaksi pembelajaran.
g. Perencanaan program supervisi akademik adalah penyusunan
dokumen perencanaan pelaksanaan dan perencanaan pemantauan
dalam rangka membantu guru mengembangkan kemampuan
mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
h. Teknik supervisi akademik pada umumnya ada dua macam, yaitu
teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok.
i. Hasil supervisi perlu ditindaklanjuti agar dapat memberikan
dampak yang nyata untuk meningkatkan profesionalisme guru.
Tindak lanjut tersebut berupa penguatan dan penghargaan
diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar, teguran yang
bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi
standar, dan guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan
atau penataran lebih lanjut.
2. Penutup
Demikian makalah ini kamis susun, semoga dapat memberikan
tambahan wacana terkait komunikasi dalam supervisi dan juga
tentang supervisi akademik. Selanjutnya makalah ini akan
dipresentasikan dalam proses perkuliahan Supervisi dan Evaluasi
Pembelajaran. Oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun akan
selalu kami terima.

Anda mungkin juga menyukai