Kelompok 3 Poned
Kelompok 3 Poned
KESEHATAN MASYARAKAT
PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENCY DASAR(PONED)
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah psikologi ini dengan judul “Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergency Dasar / PONED”. Makalah ini di susun dalam rangka
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Kesehatan Masyarakat Program Studi
DIII Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan serta
bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Dosen mata kuliah Kesehatan Masyarakat
2. Segala pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan
makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini.
Akhir kata penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penyusun khsusunya dan bagi pembaca umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian PONED
B. RuangLingkupDalamPoned
C. IndikatorTerlaksananyaPuskesmasPoned
D. Kebijaksanaan Dari Puskesmas Poned
E. Kriteria Puskesmas Poned
F. KriteriaRumahSakitPoned
G. TujuanPoned
H. SyaratPuskesmasPoned
I. PetugasPelaksanaPoned
J. PelayananyangdiLaksanakanPelayananPoned
K. Faktor Pendukung Keberhasilan Poned
L. Penanggung Jawab Puskesmas Poned
M.
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) adalah pelayanan
untuk menanggulangi kasus kegawatdaruratan obstetri dan neonatal yang
terjadi pada ibu hamil, ibu bersalin maupun ibu dalam masa nifas dengan
komplikasi obstetri yang mengancam jiwa ibu maupun janinnya. PONED
merupakan upaya pemerintah dalam menanggulangi Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia yang masih tinggi
dibandingkan di Negara-negara Asean lainnya.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari PONED
2. Untuk mengetahui ruang lingkup dalam PONED
3. Untuk mengetahui Indikator terlaksananya PUSKESMAS PONED
4. Untuk mengetahui Kebijaksanaan dari Puskesmas PONED
5. Untuk mengetahui kriteria Puskesmas PONED
6. Untuk mengetahui kriteria Rumah Sakit PONED
7. Untuk mengetahui tujuan dari PONED
8. Untuk mengetahui syarat dari Puskesmas PONED
9. Untuk mengetahui petugas pelaksana PONED
10. Untuk mengetahui pelayanan yang dilaksanakan pelayanan PONED
11. Untuk mengetahui syarat puskesmas PONED
12. Untuk mengetahui petugas pelaksana PONED
13. Untuk mengetahui pendukung keberhasilan PONED Puskesmas
14. Untuk mengetahui penanggung jawab puskesmas PONED
15. Untuk mengetahuipihak yang terkait dalam pengembangan PONED
16. Untuk mengetahuidistribusi dari Puskesmas PONED
17. Untuk mengetahui kebijakan dari PONED
18. Untuk mengetahui Apa saja yang harus disiapkan untuk pelaksaan
PONED
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Sarana dalam memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Masyarakat
mengenai Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar / PONED
2. Bagi pembaca
Sebagai salah satu acuan, petunjuk dan pedoman bagi pembaca dalam
menambah pengetahuan dan lebih memahami tentang program
pelaksanaan PONED dan PONEK itu sendiri, sehingga dapat menyalurkan
pengetahuannya tersebut kepada keluarganya, lingkungan sekitarnya serta
dapat menerapkan terhadap diri sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian PONED
PONED merupakan kepanjangan dari Pelayanan Obstetri Neonatus
Essensial Dasar.PONED dilakukan di Puskesmas induk dengan pengawasan
dokter. Petugas kesehatan yang boleh memberikan PONED yaitu dokter,
bidan, perawat dan tim PONED Puskesmas beserta penanggung jawab
terlatih.
Pelayanan obstetric adalah pemberian oksitosin parenteral, antibiotika
perenteral dan sedative perenteral, pengeluaran plasenta manual/kuret serta
pertolongan persalinan menggunakan vakum ekstraksi/forcep ekstraksi.
Pelayanan neonatal adalah resusitasi untuk bayi asfiksia, pemberian
antibiotika parenteral, pemberian antikonvulsan parenteral, pemberian bic-nat
intraumbilical/Phenobarbital untuk mengatasi ikterus, pelaksanaan thermal
control untuk mencegah hipotermia dan penganggulangan gangguan
pemberian nutrisi.
Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial Dasar dapat dilayani oleh
puskesmas yang mempunyai fasilitas atau kemampuan untuk penangan
kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar. Puskesmas PONED merupakan
puskesmas yang siap 24 jam, sebagai rujukan antara kasus-kasus rujukan dari
polindes dan puskesmas. Polindes dan puskesmas non perawatan disipakan
untuk mealkukuan pertolongan pertama gawat darurat obstetri dan neonatal
(PPGDON) dan tidak disiapkan untuk melakukan PONED.
D. Kebijaksanaan
Ketersediaan pelayanan kegawatdaruratan untuk ibu hamil beserta
janinnya sangat menentukan kelangsungan hidup ibu dan bayi baru lahir.
Misalnya, perdarahan sebagai sebab kematian langsung terbesar dari ibu
bersalin perlu mendapat tindakan dalam waktu kurang dari 2 jam, dengan
demikian keberadaan puskesmas mampu PONED menjadi sangat strategis.
E. Kriteria
Puskesmas mampu PONED yang merupakan bagian dari jaringan pelayanan
obstetric dan neonatal di Kabupaten/ Kota sangat spesifik daerah, namun
untuk menjamin kualitas, perlu ditetapkan beberapa criteria pengembangan :
1. Puskesmas dengan sarana pertolongan persalinan. Diutamakan puskesmas
dengan tempat perawatan/ puskesmas dengan ruang rawat inap.
2. Puskesmas sudah berfungsi/ menolong persalinan.
3. Mempunyai fungsi sebagai sub senter rujukan\
- Melayani sekitar 50.000 – 100.000 penduduk yang tercakup oleh
puskesmas (termasuk penduduk di luar wilayah puskesmas PONED).
- Jarak tempuh dari lokasi pemukiman sasaran, pelayanan dasar dan
puskesmas biasa ke puskesmas mampu PONED paling lama 1 jam
dengan transportasi umum setempat, mengingat waktu pertolongan
hanya 2 jam untuk kasus perdarahan.
4. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan yang perlu tersedia, sekurang-
kurangnya seorang dokter dan seorang bidan terlatih GDON dan seorang
perawat terlatih PPGDON. Tenaga tersebut bertempat tinggal di sekitar
lokasi puskesmas mampu PONED.
5. Jumlah dan jenis sarana kesehatan yang perlu tersedia sekurang-kurangnya
:
a. Alat dan obat
b. Ruangan tempat menolong persalinan
Ruangan yang dapat dimanfaatkan adalah ruangan yag dipergunakan
oleh pengelola program KIA.
Luas minimal 3 x 3 m
Ventilasi dan penerangan memenuhi syarat
Suasana aseptik bisa dilaksanakan
Tempat tidur minimal dua buah dan dapat dipergunakan untuk
melaksanakan tindakan.
6. Air bersih tersedia
7. Kamar mandi/ WC tersedia
8. Jenis pelayanan yang diberikan dikaitkan dengan sebab kematian ibu yang
utama yaitu : perdarahan, eklampsi, infeksi, partus lama, abortus, dan
sebab kematian neonatal yang utama yaitu : asfiksia, tetanus neonatorum
dan hipotermia.
M. Penanggung jawab
Penanggung jawab puskesmas mampu PONED adalah dokter.
O. Distribusi PONED
Untuk satu wilayah kabupaten/ kota minimal ada 4 puskesmas mampu
PONED, dengan sebaran yang merata. Jangkauan pelayanan kesehatan
diutamakan gawat darurat obstetric neonatal (GDON) di seluruh kabupaten/
kota.
P. Kebijaksanaan PONED
Pada lokasi yang berbatasan dengan kabupaten/ kota lain, perlu dilakukan
kerjasama kedua kabupaten/ kota terebut.
Q. Pelaksanaan PONED
1. Persiapan pelaksanaan, dalam tahap ini ditentukan :
a. Biaya operasional PONED.
b. Lokasi pelayanan emergensi di puskesmas
c. Pengaturan petugas dalam memberikan pelayanan gawat darurat
obstetric neonatal.
d. Rujukan
e. Pencatatan dan pelaporan (Kartu Ibu, Partograf, dll)
2. Sosialisasi
Dalam pemasaran social ini yang perlu diketahui oleh masyarakat antara
lain adalah jenis pelayanan yang diberikan dan tariff pelayanan.
Pemasaran social dapat dlaksanakan antara lain oleh petugas kesehatan
dan sector terkait, dari tingkat kecamatan sampai ke desa, a.l dukun/ kader
dan satgas GSI melalui berbagai forum yang ada seperti rapat koordinasi
tingkat kecamatan/ desa, lokakarya mini dan kelompok pengajian dan
lain-lainnya.
6. Pemantauan
Pemantauan dilakukan oleh institusi yang berada secara fungsional
satu tingkat diatasnya secara berjenjang dalam satu kesatuan system.
Hasil pemantauan harus dimanfaatkan oleh unit kesehatan masing-masing
dan menjadi dasar untuk melakukan perbaikan serta perencanaan ulang
manajemen pelayanan melalui:
a. Pemanfaatan laporan
b. Laporan yang diterima bermanfaat untuk melakukan penilaian kinerja
dan pembinaan
c. Umpan Balik
Hasil analisa laporan dikirimkan sebagai umpan balik dalam
jangka waktu 3 (tiga) bulan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota ke RS
PONEK dan Puskesmas PONED atau disampaikan melalui pertemuan
Review Program Kesehatan Ibu dan Anak secara berkala di Kabupaten/
Kota dengan melibatkan ketiga unsur pelayanan kesehatan tersebut
diatas. Umpan balik dikirimkan kembali dengan tujuan untuk melakukan
tindak lanjut terhadap berbagai masalah yang ditemukan dalam
pelaksanaan PONED/ PONEK.
7. Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan pelayanan PONEK/ PONED dilakukan
secara berjenjang dan dilaksanakan pada setiap semester dalam bentuk
evaluasi tengah tahun dan akhir tahun.Kegiatan evaluasi dilakuan melalui
pertemuan evaluasi Kesehatan Ibu dan Anak.Hasil evaluasi disampaikan
melalui Pertemuan Pemantapan Sistem Rujukan kepada pihak yang
terkait baik lintas program maupun lintas sektoral dalam untuk dapat
dilakukan penyelesaian masalah dan rencana tindak lanjut.
Beberapa aspek yang dievaluasi antara lain :
a. Masukan (input)
1) Tenaga
2) Dana
3) Sarana
4) Obat dan alat
5) Format pencatatan dan pelaporan
6) Prosedur Tetap PONED/ PONEK
7) Jumlah dan kualitas pengelolaan yang telah dilakukan termasuk
Case Fatality Rate.
b. Proses
1) Kualitas pelayanan yang diberikan
2) Kemampuan, ketrampilan dan kepatuhan tenaga pelaksana
pelayanan terhadap Prosedur Tetap PONED/ PONEK
3) Frekuensi pertemuan Audit maternal Perinatal di Kabupaten/ Kota
dalam satu tahun
c. Keluaran (output)
1) Kuantitas.
a) Jumlah dan jenis kasus PONED/ PONEK yang dilayani
b) Proporsi kasus terdaftar dan rujukan baru kasus PONED/
PONEK di tingkat RS Kabupaten/ Kota
2) Kualitas
a) Case Fatality Rate
b) Proporsi jenis morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi
c) Response time
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelayanan obstetri neonatal emergency dasar (poned)dapat dilayani oleh
puskesmas yang mempunyai fasilitas atau kemampuan untuk penangan
kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar. Puskesmas PONED merupakan
puskesmas yang siap 24 jam, sebagai rujukan antara kasus-kasus rujukan dari
polindes dan puskesmas. Polindes dan puskesmas non perawatan disipakan
untuk mealkukuan pertolongan pertama gawat darurat obstetri dan neonatal
(PPGDON) dan tidak disiapkan untuk melakukan PONED.
B. Saran
1. Kepada mahasiswa agar dapat lebih memahami tentang program
pelaksanaan PONED dan PONEK itu sendiri, sehingga dapat menyalurkan
pengetahuannya tersebut kepada keluarganya, lingkungan sekitarnya serta
dapat menerapkan terhadap diri sendiri.
2. Untuk pihak rumah sakit yang terkait agar lebih meningkatkan
pelayanannya serta melengkapi sarana dan prasarana di rumah sakit agar
kesehatan reproduksi ibu yang baik dan pencapaian tumbuh kembang anak
yang optimal sesuai dengan potensi genetiknya.
3. Untuk pihak puskesmas yang terkait agar lebih mengoptimalkan pelayanan
kesehatan terhadap ibu dan anak serta menyediakan sarana dan prasarana
puskesmas yang dibutuhkan untuk menghindari terjadinya rujukan