Anda di halaman 1dari 28

II.

PENDAHULUAN

Alam ialah seluruh zat dan energi khususnya dalam bentuk esensinya.
Alam ialah mata pelajaran studi ilmiah. Ini termasuk seluruh hal, binatang,
tanaman, dan mineral, seluruh sumber daya alam dan peristiwa (tornado, gempa
bumi).

Periode Yunani kuno sering disebut sebagai periode filsafat alam. Karena
pada saat itu banyak bermunculan para ahli pikir alam, dimana arah perhatiaanya
dan pemikirannya tertuju pada yang diamati disekitarnya.mereka membuat
pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alam yang bersifat filsafat dan tidak
berdasarkan pada mitos. Mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta
yang sifatnya mutlak, yang berada di belakang segala sesuatuyang serba berubah.

Al-Qura’an memberitakan bahwa apa-apa yang ada dalam cakrawala dan


juga pada diri manusia tanda-tanda bukti –bukti ilmiah bahwasanya Al-Qur’an itu
benar. Kalau begitu untuk menguji kebenaran ilmiah itu mesti dengan Al-Qur’an.
Bila penyelidikan ilmiah bertentangan dengan Al-Qur’an. Maka pastilah
penyelidikan iru tersesat jalannya. Alam yang penuh dengan tanda-tanda ajaib
sebagai bukti kebenaran Al-Qur’an hingga hari ini tidak boleh diterka oleh
manusia secara keseluruhan.
II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu dan Sains

Kata ilmu berasal dari bahasa Arab (alima) dan berarti pengetahuan.
Pemakaian kata itu dalam Bahasa Indonesia kita ekuivalenkan dengan istilah
science. Ilmu haruslah sistematis dan berdasar metodologi dan iaberusaha
mencapai generalisasi.

Arthur Thomson mendefinisikan ilmu itu “pelukisan fakta-fakta


pengalaman secara lengkap dan konsisten dalam istilah-istilah sesderhana
mungkin.1 Ilmu menggali pengetahuan dari fakta-fakta dan merumuskan
pengetahuan itu dalam bentuk teori atau hokum. Karena, pengetahuan itu
sesuai dengan faktanya, maka pengetahuan yang digali dan yang dinyatakan
itu adalah benar.

Jelaslah betapa inherennya (berhubungan ketat) ilmu dengan fakta, yaitu


fakta yang belum ditafsirkan jadi bersifat murni, disebut data. Data inilah yang
dihimpun oleh riset dan dan atau atau data eksperimen. Sedangkan pelukisan,
penjelasannya, dan kesimpulannya jadi tugas pikiran. Riset dan eksperimen
adalah kerja tangan. Berpikir adalah kerja otak, karena itu ilmu merupakan
hasil kerja samaotak dan tangan. Pengetahuan, hasil dari kerja panca indera,
sengkan filsafat hasil dari kerja berfikir saja.2

Jadi, ilmu dapat disebut ilmu pengetahuan. Padahal sesungguhnya


perbedaan yang sangat prinsipil antara imu dan pengetahuan. Ilmu adalah
pengetahuan yang pasti, sistematis, metodik, ilmiah, dan mencakup kebenaran
umum mengenai objek studi. Sedangkan pengetahuan adalah adalah sesuatu
yang menjelaskan tentang adanya sesuatu hal yang diperoleh secara biasa atau
sehari-hari melalui pengalaman (empiris), kesadaran (intuisi), informasi dan
sebagainya. Jadi, pengetahuan mempunyai cakupan lebih luas daripada ilmu.3

1
Sidi Gazalba, Sistematika Filsafat, (Jakarta : Bulan Bintang, 1990), h. 41.
2
Ibid, h..39.
3
A. Susanto, Filsafat Ilmu, (Jakarta : Bumi Aksara, 2014), h.122.
B. Kegunaan Pengetahuan Sains

Apa guna sains? Pertanyaan sama dengan apa guna pengetahuan


ilmiah karena sains (ilmu) isinya teori (ilmiah). Secara umum, teori artinya
pendapat yang beralasan. Alasan itu dapat berupa argumen perasaan atau
keyakinan dan kadang-kadang empiris, ini teori dalam pengetahuan mistik,
berupa argument logis-empiris, ini teori sains.4 Ada tiga kegunaan teori sains
sebagai berikut :

1. Teori Sebagai Alat Ekspalanasi

Berbagai sains yang ada sampai sekarang ini secara umum


berfungsi sebagai alat untuk membuat eksplanasi kenyataan. Menurut
T.Jacob sains merupakan suatu system eksplanasi yang paling dapat
diandalkan dibandingkan dengan sistem lainnya dalam memahami
masa lampau, sekarang, serta mengubah masa depan.

2. Teori Sebagai Alat Peramal

Tatkala membuat eksplanasi, biasanya ilmuwan telah


mengetahui juga faktor penyebab terjadinya gejala itu. Dengan
mengutak-atik faktor penyebab itu, ilmuwan dapat membuat ramalan.
Dalam bahasa kaum ilmuwan ramalan itu disebut, prediksi, untuk
membedakannya dari ramalan dukun.

3. Teori Sebagai Alat Pengontrol


Ekspalanasi merupakan bahan untuk membuat ramalan dan
control. Ilmuwan, selain mampu membuat ramalan berdasarkan
eksplanasi gejala, juga dapat membuat kontrol.5
C. Pengertian Filsafat Alam

Filsafat alam adalah kajian ilmu pengetahuan yang memikirkan akan alam
besar. Dari mana terjadinya sebuah alam itu itulah yang menjadi soal untuk

4
Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2013), h.37.
5
Ibid, h.39-40.
para tokoh di dalamnya. Ilmu pengetahuan alam merupakan bentuk refleksif
dari proses belajar yang ada dalam struktur tindakan instrumentasi, yaitu
tindakan yang ditujukan untuk mengendalikan kondisi eksternal manusia.
Ilmu pengetahuan alam terkait dengan kepentingan dalam meramal
(memprediksi) dan mengendalikan proses alam.6

Disebut filsafat alam ialah karena perhatian atau pemikiran para fisuf
di pusatkan pada alam.7 Para filsuf zaman ini tidak puas dengan kejadian alam
ini hanya berdasarkan mitos, mereka beranggapan bahwa kejadian di alam
semesta ini tidak hanya kebetulan saja. Semesta ini ini tidak hanya kebetulan
saja. Seperti halnya siang berganti malam, hujan berganti panas, dan kejadian-
kejadian alam lainnya. Tetapi para filsuf berfikir keras bahwa kejadian alam
itu pasti ada sebab di belakang kejadian-kejadian itu.

Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan, metodis, sistematis, dan koheren


(bertalian) tentang suatu bidang tertentu dari kenyataan. Antara definisi
filsafat dan ilmu pengetahuan memang hampir mirip namun kalau kita
menyimak bahwa di dalam definisi ilmu pengetahuan lebih menyoroti
kenyataan tertentu yang menjadi kompetensi bidang ilmu pengetahuan
masing-masing, sedangkan filsafat lebih merefleksikan kenyataan secara
umum yang belum dibicarakan di dalam ilmu pengetahuan.

D. Filsafat Pra Socrates

Periode Yunani Kuno (pra-socratic), lazim disebut filsafat alam.


Dikatakan demikian, karena pada periode ini ditandai dengan munculnya para
ahli pikir alam. Dimana arah dan perhatian pemikirannya kepada apa yang
diamati di sekitarnya. Mereka membuat pertanyaan-pertanyaan tentang gejala
alam yang bersifat filsafati (berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan
pada mitos. Mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta (arche)yang
bersifat mutlak, yang berada dibelakang segala sesuatu yang berubah.

6
Muhammad Hatta, Alam Pikiran Yunani, (Jakarta : UI-Press,1986), h. 6-7.
7
Kees Bertens, Sejarah Filsafat Yunani, (Yogyakarta : Kanisius, 1975), h. 32.
Para pemikir filsafat Yunani yang pertama berasal dari Miletos, sebuah
kota di Yunani yang terletak di pesisir Asia Kecil. Mereka kagum terhadap
alam yang penuh nuansa dan berusaha mencari jawaban atas apa yang di
belakang semua misteri itu.

E. Filsafat Pra Socrates di Tinjau Dari Sudut Pandang Sains Islam


1) Thales (625-545 SM)

Nama Thales muncul atas penuturan sejarawan Herodotus pada abad


ke-5 SM. Thales sebagai salah satu dari tujuh orang bijaksana (Seven Wise
Men of Grecce). Aristoteles memberikan gelar The Father of Philosphy.
Karena dialah orang yang pertama berfilsafat. Gelar itu diberikan karena ia
mengajukan pertanyaan yang mendasar. Salah satu jasanya yang besar adalah
gerhana matahari pada tahun 585 SM.

Thales mengembangkan filsafat alam kosmologi yang


mempertanyankan asal mula, sifat dasar, dan struktur komposisi dari alam
semesta. Menurut pendapatnya, semuanya berasal dari air, sebagai materi
dasar kosmis. Sebagai ilmuwan pada masa itu ia mempelajari magnetisme
dan dasar listrik yang merupakan pokok soal fisika. Juga mengembangkan
astronomi dan matematika dengan menggunakan pendapat, bahwa bulan
besinar karena memantulkan cahaya matahari, menghitung terjadinya gerhana
matahari, dan adalah bahwa kedua sudut alas dari suatu segitiga sama kaki
adalah sama besarny. Dengan demikian, Thales merupakan ahli matematika
yang pertama dan juga sebagai the father of deductive reasoning (bapak
penelaar deduktif).8 Dari pendapat itu dapat diartikan bahwa apa yang disebut
arche (asas pertama dari alam semesta) adalah air. Katanya, semua berasal dari
air, dan semua kembali menjadi air. Bahwa bumi terletak diatas air, dan bumi
sebagai bahan yang muncul dari air dan terapung diatasnya.

Air merupakan unsur terpenting dalam kehidupan adalah benar.


Penelitian membuktikan bahwa manusia pendapat hidup lebih lama jika tubuh
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, (Bandung : PT Remaja
8

Rosdakarya, 1990), h. 48.


mengkonsumsi air. Pengetahuan tentang peranan penting yang dimiliki air,
didapatkan para ilmuwan setelah melalui proses penelitian dan pengamatan yg
dilakukan berulang kali dengan menggunakan bantuan teknologi tingkat
tinggi. Air memang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Menurut
terminology sains, makna air adalah kumpulan unsur kimiawi yang di
dalamnya berupa oksigen (O) dan hydrogen (H2). Unsur pertama, yaitu
oksigen di butuhkan oleh seluruh umat manusia dan mahkluk hidup lainnya,
sedangkan hydrogen (H) yang dapat memunculkan atau mengakibatkan
ledakan besar.9

Melihat kedalam Al-Qur’an, maka kita akan mendapatkan bahwa Al-


Quran telah memberikan petunjuk semenjak 14 abad yang lalu. Allah SWT
berfirman :

Os9urr& ttƒ tûïÏ%©!$# (#ÿrãxÿx. ¨br& ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚö‘F{$#ur $tFtR%Ÿ2 $Z)ø?u‘


$yJßg»oYø)tFxÿsù ( $oYù=yèy_ur z`ÏB Ïä!$yJø9$# ¨@ä. >äóÓx« @cÓyr ( Ÿxsùr& tbqãZÏB÷sãƒ
ÇÌÉÈ

Artinya :“Dan dari air, kami jadikan segala sesuatu yang hidup.”10

Ayat ini menegaskan bahwa semua makhluk tersusun dari air jadi, sendi
kehidupan manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan adalah air. Air adalah
salah satu satunya perantara yang mengandung mineral-mineral yang
dibutuhkan makhluk hidup. Kalau bukan air niscaya tak ada kehidupan di
muka bumi.

Allah menyebutkan kata ma’ (air) dalam Al-Quran sebanyak 33 kali dalam
bentuk nakirah dan 16 kali dalam bentuk ma’rifah.11 Allah memberikan
anugerah kepada orang-orang yang beriman dengan menurunkan kepada
mereka air sebagai sendi kehidupan mereka. Secara umum ayat ini membahas
tentang keesaan Allah yang terdapat pada penciptaan langit dan bumi. Sesuai

9
Andi Rosadisastra, Metode tafsir Ayat-Ayat sains dan Sosial, (Jakarta : Amzah, 2007), h.204-
205.
10
QS. Al-Anbiya : 30
11
Dr. Nadirah Thayyarah, Sains dalam Al-Qur’an: Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah,
terjemahan dari Musu’ah Al-Ijaz Al-Qur’ani, (Jakarta : Zaman, 2014), h..514-515.
dengat ayat pertama yang artinya “Apakah orang-orang kafir tidak
mengetahui bahwa dahulu langit dan bumi itu berpadu saling berhubungan,
kemudian Kami memisahkan keduanya dan menghilangkan kesatuaanya”.
Ahli astronomi dewasa ini juga mengatakan hal yang sama. Mereka
menetapkan bahwa mentari adalah bola api yang berotasi selama jutaan tahun.
Ditengah – tengah perjalanannya yang cepat, planet kita dan planet-planet lain
dari garis khatulistiwa matahari terpisah daripadanya menjauh. Hingga kini
bumi kita tetap berotasi dan berevolusi menurut system tertentu, sesuai hukum
daya tarik. Prof. Abbul Hamid, wakil peneropong bintang kerajaan Mesir
(dahulu), mengatakan : Teori modern mengenai lahirnya bumi dan planet-
planet (bintang-bintang beredar) lainnya dari matahari, bermula dari dekatnya
sebuah bintang besar kepada matahari pada masa yang silam. Lalu, dari
permukaanya tertarik timbunan kabut yang tidak lama kemudian terpisah,
yang kemudian menjadi bumi kita dan planet-planet lainnya. “dan dari air
kami jadikan segala sesuatu yang hidup” demikian pula dengan air itu, Dia
menghidupkan dan menumbuhkan setiap tumbuhan. Qatadah mengatakan :
“kami menciptakan setiap yang tumbuh dari air”. Maka setiap yang tumbuh
itu ialah hewan dan tumbuhan. Sebagian kaum cendekia dewasa kini
berpendapat bahwa setiap hewan pada mulanya diciptakan di laut. Maka
seluruh jenis burung, binatang melata dan binatang darat itu berasal dari alaut.
Kemudian setelah melalui masa yang sangat panjang, hewan-hewan itu
mempunyai karakter sebagai hewan darat, dan menjadi berjenis-jenis. Untuk
membuktikan hal itu, mereka mempunyai banyak bukti. Apakah mereka tidak
beriman dengan jalan memikirkan dalil-dalil ini, sehingga mereka mengetahu
Pencipta yang tidak ada sesuatu pun menyerupai-Nya, dan mereka
meninggalkan jalan kemusyrikan.12

Menelaah dari itu semua, Thales adalah seorang pemikir primitif yang bisa
dikatan tidak mempunyai landasan teologis terhadap penciptaan jika
disandarkan dengan Al-Qur’an. Namun kemiripan teori tentang prinsip air

12
Ahmad Musththafa Al-maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, (Semarang : CV. Toha Putra,
1989), h. 37-41.
yang dicetuskannya akan membuka objek yang bisa disimpulkan. Pertama,
secara biologis arah pemikirannya akan menjumpai dengan teori penciptaan
bumi, asal-usul tumbuhan, dan hewan, ini disebabkan, Thales dalam segi
sosial lebih bergantung pada kondisi alam saat itu. Manusia seperti dijelaskan,
sepertinya Yunani kuno yang berdekatan dengan pesisir pantai dan
mengembara di sekitar Asia kecil. Kedua, secara perspektif Al-Qur’an.
Memang terdapat kualifikasi pemikiran dengan kosmosentris seperti terdapat
pada ayat Anbiya :30. Dan lagi, bahwa Thales tidak memperhatikan secara
antroposentris dalam Al-Qur’an.

2) Anaximander (610-547)

Anaximander adalah salah satu dari murid dari Thales. Ia lebih muda
lima belas tahun dari Thales, tapi ia meninggal lebih dulu dari Thales. Ia
adalah seorang ahli astronomi dan ilmu bumi.Menurut Anaximander prinsip
dasar alam memang satu akan tetapi prinsip dasar tersebut bukanlah dari jenis
benda alam seperti air sebagaimana dikatakan oleh Thales. Prinsip dasar alam
haruslah dari sejenis yang tak terhitung dan tak terbatas yang oleh dia disebut
apieron.13

Dalam memberikan pendapat tentang arche(asas pertama alam


semesta), ia tidak menunjuk pada salah satu unsur yang dapat diamati oleh
indera, akan tetapi menunjuk dan memilih pada sesuatu yang tak dapat diamati
indera, yaitu apieron, sebagai salah satu unsur, maka unsur tersebut akan
mempunyai sifat yang dapat bergerak sesuai dengan sifatnya, sehingga tidak
ada tempat bagi unsur yang berlawanan.

Anaximander tidak menyebutkan secara pasti dan eksplisit tentang


sumber segala sesuatu. Dalam pandangan Islam, terutama bersumber dalam
Al-Qur’an, banyak dijelaskan bahwa ala mini tercipta karena “kun fayakun”
dari Tuhan.

13
Ahmad Syadoli dan Mudzakir, Filsafat Umum, (Bandung : Pustaka Setia., 1997), h.43.
ßìƒÏ‰t/ ÅVºuq»yJ¡¡9$# ÇÚö‘F{$#ur ( #sŒÎ)ur #Ó|Ós% #XöDr& $yJ¯RÎ*sù ãAqà)tƒ ¼ã&s! `ä.
ãbqä3uŠsù ÇÊÊÐÈ

Artinya :“(Allah) pencipta langit dan bumi, bila ia berkehendak (untuk


menciptakan), maka cukuplah dia hanya mengatakan “Jadilah” maka
terjadilah (terciptalah) ia. “ 14

Allah adalah Maha Pencipta. Dia menciptakan sesuatu dengan tidak


mencontoh kepada apa yang telah ada, tidak menggunakan suatu bahan atau
alat yang telah ada. Allah menciptakan dari yang tidak ada. Demikianlah Allah
menciptakan langit dan bumi, dari semula tidak ada menjadi ada.

Pandangan dari musafir Depag tentang kosmogoni dan proses


penciptaan alam semesta, maka secara umum dapat dikatakan bahwa tafsir
kementrian agam menganut teori kreasi. Menurut bunyi ayat, Allah
menciptakan sesuatu dengan perkataan “Kun” (jadilah), ungkapan ini adalah
simplikasi atau penyederhanaan tentang Maha besarnya kekuasaan Allah, apa
saja yang dikehendaki untuk ditetapkan semua terjadi dengan mudah. Sedang
yang dimaksud dengan menciptakan hanyalah sekedar missal saja, agar mudah
dipahami oleh hamba-hamba-Nya.Tentangcara Allah mengadakan sesuatu dan
bagaimana proses terjadinya sesuatu hanya Allah Yang Maha Mengetahui.
Kata “Fa yakun”, yang berarti “maka jadilah” disini tidak mesti diartikan
bahwa sesuatu itu terjadi seketika itu juga, melainkan melalui tahapan proses
yang memerlukan tahapan proses yang memerlukan waktu. Setiap tahapan
proses yang berlangsung dalam alam ini pasti akan berlaku hukum alam yakni
ketentuan-ketentuan Allah atas sunatullah.15

Dalam Al-Qur’an, banyak dijelaskan bahwa alam ini tercipta, terkait


dengan proses penciptan alam raya termasuk di dalamnya penciptaan langit
diketahui bahwa surat al-Anbiya ayat 30 tersebut memberikan petunjuk
kepada kita bahwa surat al-Anbiya memberikan petunjuk, Allah SWT
berfirman :
QS. Al-Baqarah : 117
14

15
Kementerian Agama, Al-Qur’an dan Tafsirnya (Edisi yang Disempurnakan), (Jakarta :
Kementerian Agama RI, 2012), h. 183.
‫ض َكانَتَا َر ۡت ٗقا فَفَت َۡق ٰنَهُ َم‬
َ ‫ت َوٱأۡل َ ۡر‬
ِ ‫أَ َّن ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬

Artinya : “Bahwasanya itulah langit dan bumi ini pada mulanya


adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya.”16

Pada ayat “lalu kami pisahkan antara keduanya.” Hal tersebut


mengindikasikan bahwa jika digambarkan keduanya maka bumi pada mulanya
menempel atau menyatu dengan kumpulan langit, galaksi, dan yang lain
beserta planet-planet atau benda-benda langit lainnya dalam sebuah “bola
besar” lalu “bumi” yang ada di bagian celah “bola besar” tersebut, akibat
letusan bola besar ini terbanting dan bahagian bumi menjadi cekungan lautan
dan smudera, serta bagian-bagian lain yang terkena dentuman besar itu pun
juga menjadi cekungan, yang kemudia bola besar itu membelah, terbongkar,
serta membengkak hingga pecah mengeluarkan kandungannya termasuk air.
Hasil pecahan bola besar menjadi benda-benda langit atau galaksi-galaksi
selain bumi.17

3) Heraclitus (535-475 SM)

Ia lahir di Ephesus, sebuah kota dia Asia Kecil, dan merupakan kawan
dari Pythagoras dan Xenophanes. Ia mendapat julukan si gelap, karena untuk
menelusuri gerak pikirannya sangat sulit. Hanya dengan melihat fragmen-
fragmennya, ia mempunyai kesan berhati tinggi dan sombong, sehingga ia
mudah mencela kebanyakan manusia untuk mengatakan jahat dan bodoh, juga
mencela orang terkemuka-terkemuka di negeri Yunani.

Heraclitus mengatakan pendapatnya alam semesta ini selalu dalam


keadaan berubah, sesuatu yang dingin berubah menjadi panas, yang panas
berubah menjadi dingin. Itu berarti bila kehendaki memahami kehidupan
kosmos, kita mesti menyadari bahwa kosmos dinamis. Kosmos tidak pernah

16
QS. Al-Anbiya ; 30
17
Kementerian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya Dalam Perspektif Al-Quran dan Sains,
(Jakarta : Kemenag RI, 2012), h. 3-4.
berhenti, ia selalu bergerak, dan bergerak berarti berubah. Gerak itu
menghasilkan perlawanan-perlawanan.

Pendapat ini dirumuskan dengan istilah :panta rhei yang artinya


“semua mengalir”. Satu-satunya realitas ialah perubahan, tidak terdapat yang
tetap, realitas ialah berubah atau menjadi itu. Sebab itu filsafat Heraclitus
disebut dengan “filsafat menjadi “. Pada kongklusinya bahwa yang mendasar
dalam alam semesta ini bukanlah bahan (stuff)-nya seperti yang dipertanyakan
oleh filosof pertama itu, melainkan prosesnya.18

Yang paling terkenal mengenai pemikiran Herakleitos adalah


mengenai perubahan perubahan di alam semesta. Menurutnya, tidak ada satu
pun dalam hal di alam semesta yang bersifat tetap atau berubah.

Seabad yang lalu, penciptaan alam semesta adalah sebuah konsep yang
diabaikan para ahli astronomi. Alasanya adalah penerimaan umum atas
gagasan bahwa alam semesta telah ada sejak waktu tak terbatas. Dalam
mengkaji alam semesta, ilmuwan beranggapan bahwa jagat raya hanyalah
akumulasi materi dan tidak mempunyai awal. Tidak ada momen ketika alam
semesta dan segala isinya muncul.Gagasan “keberadaan abadi” ini sesuai
dengan pandangan orang Eropa yang berasal dari filsafat materialism. Filsafat
ini, yang awalnya dikembangkan di dunia Yunani kuno, mengatakan bawa
materi adalah satu-satunya yang ada di jagat raya ada sejak waktu tak terbatas
dan aka nada selamanya. Filsafat ini bertahan dalam bentuk-bentuk berbeda
selama zaman Romawi, namun pada akhirnya kekaisaran Romawi dan abad
pertengahan, matrealisme mulai mengalami kemunduran karena pengaruh
filsafat gereja Katolik dan Kristen. Setelah Renaisans, materialism kembali
mendapatkan peneriman luas diantara pelajar dan ilmuwan Eropa, sebagian
besar karena kesetiaan mereka terhadap filsafat Yunani Kuno.19

Tahun 1920-an adalah tahun yang penting dalam perkembangan


astronomi modern. Pada tahun 1922, ahli fisika Rusia, Alexander Friedman,
18
Asmoro Achmadi, Filsafat Umum, (Jakarta :Raja Grafindo Persada, 2001), h. 35.
19
Harun Yahya, Penciptaan Alam Raya, (Bandung : Dzikra, 2003), h. 7.
menghasilkan perhitungan yang menunjukkan bahwa struktur alam semesta
tidaklah statis dan bahwa implus kecil pun mungkin cukup untuk
menyebabkan struktur kseseluruhan mengembang atau mengerut menurut
teori relativitas Einsten. George Lemaitre adalah seorang pertama yang
menyadari apa arti perhitungan Friedman. Berdasarkan perhitungan ini,
atstronomer Belgia, Lemaitre, menyatakan bahwa alam semesta mempunyai
permulaan dan bahwa ia mengembang sebagai akibat dari sesuatu yang telah
memicunya. Dia juga menyatakan bahwa tingkat radiasi (rate of radiation)
dapat digunakan sebagai ukuran akibat (aftermath) dari sesuatu itu.20

Dalam satu-satunya kitab yang diturunkan Allah yang telah bertahan


sepenuhnya utuh, Al-Qur’an, ada pertanyaan tentang penciptaan alam semesta
dari ketiadaan, di samping, bagaimana kemunculannya sesuai dengan ilmu
pengetahuan abad ke-20, meskipun diungkapkan 14 abad yang lau.

Aspek penting yang diungkapkan Al-Qur’an empat belas abad sebelum


penemuan modern, dentuman besar dan temuan-temuan yang berkaitan
dengannya adalah bahwa ketika diciptakan, alam semesta menempati volume
yang sangat kecil.

Os9urr& ttƒ tûïÏ%©!$# (#ÿrãxÿx. ¨br& ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚö‘F{$#ur $tFtR%Ÿ2 $Z)ø?u‘


$yJßg»oYø)tFxÿsù ( $oYù=yèy_ur z`ÏB Ïä!$yJø9$# ¨@ä. >äóÓx« @cÓyr ( Ÿxsùr& tbqãZÏB÷sãƒ
ÇÌÉÈ

Artinya :Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui


bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu,
kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air kami jadikan
segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman ?”
21

Terjemahan ayat diatas mengandung pilihan kata yang sangat penting


dalam bahasa aslinya, bahasa Arab. Kata ratk diterjemahkan sebagai sesuatu
yang padu, yang berarti bercampur, bersatu dalam kamus bahasa Arab, kata

20
Ibid, h. 9.
21
QS. Al-Anbiya ; 30
itu digunakan untuk merujuk dua zat berbeda yang menjadi satu frasa “kami
pisahkan” diterjemahkan dari kata kerja bahasa Arab, fatkyang mengandung
makna bahwa sesuatu terjadi dengan memisahkan atau menghancurkan
struktur ratk. Mari kita tinjau lagi ayat tersebut dengan pengetahuan ini di
benak. Dalam ayat ini, langit dan bumi pada mulanya berstatus ratk. Mereka
dipisahkan fatk dengan satu muncul dari yang lainnya. Menariknya, para ahli
kosmologi berbicara tentang “telur kosmik” yang mengandung semua materi
di alam semesta sebelum dentuman besa. Dengan kata lain, semua langit dan
bumi terkandung dalam telur ini dalam kondisi ratk. Telur kosmik ini meledak
dengan dahsyat menyebabkan materinya menjadi fatk dan dalam prose situ
tercipta lah struktur keseluruhan alam semesta.22

4) Parmenides (540-475 SM)

Parmenides adalah seorang tokoh relativisme yang penting. Ia lahir di


kota Elea, kota Yunani di Italia Selatan. Ia dikatakan sebagai logikawan
pertama dalam sejarah filsafat, bahkan dapat disebut filosof pertama dalam
pengertian modern. Sistemnya secara keseluruhan di sandarkan pada edukasi
logis. Dialah yang pertama kali memikirkan tentang hakikat tentang ada
(being).Sistemnya secara keseluruhan disandarkan pada deduksi logis, tidak
seperti Heraclitus, misalnya, yang menggunakan metode intuisi. Jadi benar
tidaknya suatu pendapat diukur dengan logika.23

Ia kagum adanya misteri segala realitas yang ada. Di sana ia


menemukan berbagai (keanekaragaman) kenyataan, dan ditemukan pula
adanya hal yang tetap dan berlaku secara umum. Sesuatu yang tetap dan
berlaku umum tidak dapat ditangkap melalui indera, akan tetapi dapat
ditangkap lewat pikiran atau akal. Untuk memunculkan realitas tersebut hanya
dengan berfikir.

Jadi yang ada (being) itu satu, umum, tetap, dan tidak dapat dibagi –
bagi. Karena membagi – bagi yang ada akan menimbulkan atau melahirkan
22
Ibid, h. 20-21.
23
Hatta, Alam, h. 15-17.
banyak yang ada, dan itu tidak mungkin. Yang ada tidak dijadikan dan tidak
dapat musna. Tidak ada kekuatan apapun yang dapat menandingi yang ada.
Tidak ada sesuatu pun yang dapat ditambahkan atau mengurangi terhadap
yang ada. Kesempurnaan yang ada digambarkan, sebuah bola yang jaraknya
ke pusat ke permukaan semuanya sama. Yang ada di segala tempat, oleh
karena tidak ada ruangan yang kosong, maka di luar yang ada masih ada
sesuatu yang lain.

Materialis tidak hanya merugikanbahwa alam semesta ada sejak waktu


tak terbatas. Tetapi juga mengklaim bahwa tidak ada rancangan atau tujuan di
alam semesta. Mereka beragumentasi bahwa seluruh keseimbangan,
keselarasan, dan keteraturan di alam semesta hanyalah kebetulan. Klaim ini,
yang mendominasi dunia sains sejak paruh kedua abad ke-19, menetukan arah
penyelidikan ilmiah.Sebagai contoh, beberapa ilmuwan tertentu mengajukan
sebuah asumsi yang disebut “teori kekacauan” (chaos theory) untuk
menunjukkan bahwa tidak ada rancangan di alam semesta. Menurut teori ini,
keteraturan dapat secara spontan terbentuk dari kekacauan, dan sejumlah studi
ilmiah dilakukan untuk mendorong klaim itu. Perhitungan matematika,
pengkajian ilmu,fisika teoritis, percobaan fisik kimia, semua dilakukan untuk
menemukan jawaban bagi pertanyaan “bagaimana kita dapat menunjukkan
bahwa alam semesta adalah produk kekacauan”?.24 Akan tetapi, setiap
penemuan baru semakin menolak “ teori kebetulan dan kekacauan” dan
mengungkap bahwa ada rancangan di alam semesta. Penelitian yang dilakukan
sejak tahun 1960 secara konsisten menunjukkan bahwa keseimbangan fisik di
alam semesta di rancang dengan rumit demi kelangsungan hidup di dalamnya.

Banyak ilmuwan, yang tidak secara buta terkondisikan menjadi ateis,


telah mengakui keberadaan Yang Maha Pencipta dalam penciptaan alam
semesta. Sang Pencipta pastilah Dia yang menciptakan zat dan ruang/waktu,
tetapi Dia tidak bergantung pada ciptaan-Nya. Zat dan ruang/waktu

24
Harun Yahya, Al-Qur’an dan Sains, (Bandung : Dzikra, 2004), h.21.
diciptakan oleh Yang Maha Pencipta, yaitu Dia yang terlepas dari gagasan
tersebut. Sang Pencipta adalah Allah, Dia adalah Raja di surga dan di bumi.25

Allah memberi tahu bukti-bukti ilmiah ini dalam kitab-Nya, yang Dia
turunkan kepada kita manusia empat belas abad yang lalu untuk menunjukkan
keberadaan-Nya.

“Ï%©!$# t,n=y{ yìö7y™ ;Nºuq»yJy™ $]%$t7ÏÛ ( $¨B 3“ts? †Îû È,ù=yz Ç`»uH÷q§9$# `ÏB
;Nâq»xÿs? ( ÆìÅ_ö‘$$sù uŽ|Çt7ø9$# ö@yd 3“ts? `ÏB 9‘qäÜèù ÇÌÈ §NèO ÆìÅ_ö‘$# uŽ|Çt7ø9$#
Èû÷üs?§x. ó=Î=s)Ztƒ y7ø‹s9Î) çŽ|Çt7ø9$# $Y¥Å™%s{ uqèdur ׎Å¡ym ÇÍÈ

Artinya : “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-;apis. Kamu


sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu
yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat
sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya
penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu
cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaanpayah.”26

Dalam ayat ini, Allah menciptakan langit berlapis-lapis atau


bertingkat-tingkat. Kemudian Allah tanyakan, pakah ada sesuatu yang cacat
atau retak di langit tersebut? Jawabannya tentu saja tidak. Kemudian Allah
melihatnya berulang lagi, apakah ada cacat di langit itu? Hasilnya, jika dilihat
berulang kali tidak ada cacat sama sekali pada ciptaan Allah tersebut. Namun
yang di dapat adalah rasa apayah karena berulangkalinya menulusuri langit
itu.

Syaikh As Sa’di meengatakan bahwa jika sama sekali di langit tersebut


tidak ada cacat, maka ini menunjukkan sempurnanya hasil ciptaan Allah.
Ciptaan Allah tersebut begitu seimbang dilihat dari berbagai sisi, yaitu warna,
hakikatnya, dan ketinggiannya. Begitu pula pada ciptaan Allah lainnya seperti
matahari, rembulan dan bintang yang bersinar.27

5) Phythagoras (572-497 M)
25
Harun Yahya, Menyingkap Rahasia Alam Semesta, (Bandung : Dzikra, 2002), h.204.
26
QS Al-Mulk 3-4
27
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, Terjemah Tafsir As-Sa’di Juz 28,29,30,(Sukoharjo :
Attuqa, 2000), h. 875.
Pythagoras dilahirkan di Samos, Ionia. Tanggal tahunnya tidak
diketahui secara pasti. Ia juga tidak meninggalkan tulisan –tulisan sehingga
apa yang diketahui secara pasti. Ia juga tidak meninggalkan tulisan-tulisan
sehingga apa yang diketahui Pythagoras diperlukan kesaksian-kesaksian.
Pythagoras cukup terkenal walaupun ia bukan termasuk filsuf alam bukan pula
kaum Elea. Karena filsafatnya memang berada di tengah bahkan masih
berbau aliran mistik, sehingga ia mempunyai cirri khusus.28 Menurut
Mohammad Hatta, bahwa Pythagoras sesusia denga Xenophanes. Yang ketika
itu kota kelahirannya di perintah seorang tian, pemerkosa yang kejam dan
zhalim bernama Polykrates. Ia pergi mengembara ke seluruh Greek. Akhirnya,
ia sampaike sebelah selatan semenanjung Italia. Kemudian, kaum Greek
secara bertahap membangun tempat tinggal. Pada tahun 530 SM, Pythagoras
menetap di kota Kraton.29

Salah satu ajaran Pythagoras mengemukankan bahwa alam semesta diatur


oleh angka. Keteraturan angka-angka ini, yang sering terhambat dalam
matematika, membentuk harmoni (keselarasan), sedangkan harmoni dialam
semesta ini teraktualisasi sebagai keteraturan di dalam ketidakteraturannya,
dan kesatuan di dalam keragamannya. Bagi para pengikut Pythagoras berbagai
penemuannya memiliki kekuatan mistik, tidak terkecuali penemuan hubungan
antara harmoni musik dengan matematika itu. Mereka juga menjumpai bahwa
berbagai kesepakatan lain antara angka dengan alam begitu meyakinkan
sehingga mereka berpendapat bahwa bukan hanya bunyi, tetapi juga semua
dimensi karakteristik alam harus terdiri dari angka-angka sederhana
memancarkan harmoni. Misalnya, mereka percaya bahwa kita seharusnya
dapat menghitung orbit, garis edar bend-benda langit dengan mengaitkannya
dengan interval musik. Mereka merasa bahwa semua keteraturan di alam
bersifat musikal, menurut mereka, gerakan langit adalah musik semesta.30

28
Atang Abdul Hakimdan Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum (Dari Metologi sampai
Teofilosofi), (Bandung :Pustaka Setia, 2008), h.158.
29

30
Conny Semiawan dan Theodorus Imanuel Setiawan dan Yuliarti, Panorama Filsafat Ilmu
Landasan Perkembangan Ilmu Sepanjang Zaman, (Jakarta : PT Mizan Publik, 2005), h.30-31.
Pikirkanlah sejenak tentang apa yang diperlukan manusia untuk tetap
bertahan hidup. Air, matahari, oksigen, atmosfer, tumbuh-tumbuhan, dan
hewan. Segala macam perincian, segala macam keadaan yang dapat atau tidak
dapat anda pikirkan pada saat itu sudah tersedia secara alami di bumi. Selain
itu, pokok hidup ini memiliki jalinan seluk-beluknya yang saling terkait, dan
bahwa semua kebutuhan segala hal ini terdapat dalam keadaan sepenuhnya
sempurna di bumi. Segala sesuatu di bumi, makhluk hidupnya,
tetumbuhannya, langit, lautan semuanya telah diciptakan dengan cara yang
terbaik dan lengkap sempurna agar sesuai dengan keberadaan dan
kelangsungan hidup umat manusia.31

Setiap orang tahu bahwa alam semesta sangatlah luas. Akan tetapi, saat
kita mulai berpikir tentang seberapa luas hal ini sebenarnya, kita akan
menjumpai gambaran yang jauh berbeda dari apa yang biasanya kita pahami.
Garis tengah matahari adalah 103 kali lebih besar daripada garis tengah bumi.
Jika kita umpakan bumi sebagai kelereng, matahari adalah bola yang dua kali
lebih besar daripada sebuah bola sepak. Hal yang menarik di sini adalah jarak
diantara nya, kita perlu menempatkan jarak sejauh kira-kira 280 meter (920
kaki) diantara bumi berukuran kelereng dengan matahari berukuran bola
tersebut. Dan bintang-bintang yang berada di luar tata surya kita perlu
ditempatkan berkilo-kilometer.dengan perbandingan ini , dapat
membayangkan bahwa tata surya merupakan tempat yang sangat luas. Tetapi,
saat kita membandingan dengan galaksi bima sakti, tempat tata surya kita
berada, tata surya kita akan nampak sangat kecil. Karena, di dalam galaksi
bima sakti, ada sekitar 250 miliar bintang yang mirip dengan matahari kita,
dan kebanyakan jauh lebih dekat.

Pytaghoras percaya bahwa dapat menghitung orbit, garis edar dan benda-
benda langit lainnya. Namun dalam hal itu semua sudah cukup untuk
menunjukkan kehebatan tiada tara Allah dalam penciptaan, fakta bahwa Dia
tidak punya sekutu dalam mencipta, dan bahwa Dialah Yang Mahakuasa.
31
Harun Yahya, Pesona Keajaiban Alam Semesta, (Jakarta : Globalmedia Cipta Publishing, 2004),
h. 22.
Allah menyerukan manusia agar memikirkan kenyataan-kenyataan ini di
dalam Al-Qur’an, sebagaimana firman Allah :

LäêRr&uä ‘‰x©r& $¸)ù=yz ÏQr& âä!$uK¡¡9$# 4 $yg8oYt/ ÇËÐÈ yìsùu‘ $ygs3ôJy™ $yg1§q|÷
¡sù ÇËÑÈ |·sÜøîr&ur $ygn=ø‹s9 ylt÷zr&ur $yg9ptéÏ ÇËÒÈ uÚö‘F{$#ur y‰÷èt/ y7Ï9ºsŒ !
$yg8ymyŠ ÇÌÉÈ ylt÷zr& $pk÷]ÏB $yduä!$tB $yg8tãötBur ÇÌÊÈ tA$t7Ågø:$#ur $yg9y™ö‘r&
ÇÌËÈ

Artinya : “Apakah kamu yang lebih sulit penciptaanya ataukah langit?


Allah telah membinanya, Dia meninggikan bangunannya lalu
menyempurnakannya. Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan
menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-
Nya. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan)
tumbuh-timbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan
teguh.”32(QS. An-Naaziaat, 79:27-32)

‫“أَ َش ُّد خَ ۡلقًا أَ ِم ٱل َّس َمٓا ۚ ُء‬Yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit?” Artinya,
penciptaan langit itu lebih sulit daripada penciptaan kalian. Sebagaimana yang
difirmankan Allah Ta’ala “Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih
besar daripada penciptaan manusia.” (QS. Al-Mu’min : 57)

Firman-Nya ‫ “ بَنَ ٰىهَا‬Allah telah membangunnya” Penggalan ayat ini


ditafsirkan oleh firman-Nya yang selanjutnya ‫ َّو ٰىهَا‬xxxx‫مۡ َكهَا فَ َس‬xxxx‫ َع َس‬xxxxَ‫“ َرف‬Dia
meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya.”Maksud, Dia telah
menjadikannya sebagai bangunan yang sangat tinggi dan jauh dari daratan
dengan permukaan yang sama, dihiasi dengan bintang-bintang pada malam
hari yang gelap.

ُ ‫ش لَ ۡيلَهَا َوأَ ۡخ َر َج‬


Firman-Nya ‫ض َح ٰىهَا‬ َ َ‫“ َوأَ ۡغط‬Dan Dia menjadikan malamnya gelap
gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang”. “Maksudnya, Dia telah
menjadikan malam harinya gelap gulita pekat, dan Dia jadikan siang harinya
terang benderang lagi penuh cahaya.

Dan Firman Allah Ta’ala ‫“ َو ۡٱل ِجبَا َل أَ ۡر َس ٰىهَا‬Dan gunung-gunung dipancangkan-


Nya dengan teguh” yakni dikokohkan dan ditetapkan di tempatnya masing-
32
An-Naziaat : 27-32
masing dan Dia Mahabijak lagi Mengetahui serta Mahalembut lagi Maha
Penyanyang kepada semua makhluk-Nya.33

6) Xenophanes (570-480 SM)

Masa hidup Xenophanes disebut orang dari tahun 570-480 SM. Ia lahir
di Xolophon, Asia kecil dan termasuk warga Ephesus kelas bangsawan dan
bertempat tinggal di Lonia.Ia adalah seorang filsuf yang termasuk ke dalam
mazhab Elea. Menurut tradisi filsafat Yunani, ia adalah pendiri mazhab Elea
dan guru dari Parmaindes. Selain sebagai filsuf, ia terkenal sebagai seorang
penyair. Pemikiran-pemikiran filsafatnya disampaikan melalui puisi-puisi.

Xenophanes lebih tepat dikatakan sebagai penyair daripada ahli pikir


(filsof), bahkan Bertens meragukan kedudukan Xenophanes sebagai filsuf
karena ia lebih menonjol sebagai seorang penyair.34 Pendapatnya yang termuat
dalam kritik terhadap Homerus dan Herodotus, ia membantah adanya
antropomorfisme Tuhan-Tuhan, yaitu Tuhan digambarkan sebagai manusia.
Karena manusia selalu mempunyai kecendrungan berpikir, maka Tuhan
seperti manusia yang bersuara, berpakaian dan lain-lainnya. Ia juga
membantah bahwa Tuhan bersifat kekal dan dan tidak mempunyai permulaan.
Ia juga menolak anggapan bahwa Tuhan mempunyai jumlah yang banyak dan
menekan atas keesaan Tuhan. Kritik ini ditunjukkan kepada anggapan-
anggapan lama yang berdasarkan pada mitologi.

Tatkala para filsuf awal mulai mempertanyakan asal-muasal alam


semesta, prinsip utama (arkhe) segala kenyataan, atau hakekat dunia, lalu
berusaha memberi penjelasan-penjelasan ilmiah atasnya, maka sudah tersirat
kritik terhadap gambaran-gambaran antropomorfis dewa-dewi yang disajikan
dalam mitos-mitos Yunani. Para filsuf pertama itu mulai tidak mempercayai
lagi bahwa alam semesta ini terjadi dan dikuasai oleh dewa-dewa. Mereka
menemukan unsur-unsur seperti air (Thales), udara (Anaximenes),
33
Abdullah bin Muhammad bin Abdurahman bin Ishaq Al-Sheikh, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 8,
(Jakarta : Pustaka Imam Syafi’I, 2004), h. 393-394.
34
Beertens, Sejarah, h.39.
ketakterbatasan (Anaximandros), matematika (Pythagoras), atom
(Democritus), api (Heraklitus), sebagai prinsip pertama atau penyebab atau
sumber atau dasar segala kenyataan. Dengan itu, keyakinan religius yang
bersifat mitologis mulai dibongkar oleh logos yang menjadi senjatafilsafat itu.
Kepercayaan bahwa jagad raya dikontrol oleh para dewa telah ditundukkan
dengan argumentasi-argumentasi rasional. Akibatnya keberadaan Tuhan
sebagai arkhe–nya realitas telah runtuh oleh spekulasi filosofis para filsuf
praSocrates tersebut.

Namun sejauh itu, ada sesuatu yang belum tersentuh, yakni siapakah
atau bagaimanakah Tuhan itu? Di sinilah letaknya Xenophanes merintis
sesuatu yang baru: yang dipersoalkan Xenophanes bukan lagi ajaran bahwa
alam semesta terjadi oleh dewa-dewa, melainkan gambaran tentang Tuhan itu
sendiri. Untuk pertama kalinya dalam sejarah filsafat seorang filsuf melakukan
kritik agama. Xenophanes mengkritik antropomorfisme dalam mitos-mitos,
yakni gambarangambaran tentang Tuhan yang menyerupai manusia.
Penolakan Xenophanes atas antropomorfisme itu nampak jelas dalam
fragmen-fragmennya. Pertama-tama Xenophanes mengarahkan kritiknya itu
kepada kedua penyair termasyur waktu itu, yakni Homeros dan Hesiodos
karena mereka menceritakan tentang Tuhan dengan atribut-atribut yang
negatif sebagaimana dilakukan manusia (mencuri, berbohong dan berzinah).
Dalam Fragmen 11, Xenophanes menulis: “Homer dan Hesiod telah
mengatributkan kepada Tuhan segala sesuatu yang tidak pantas dan
memalukan di antara manusia seperti pencurian, perzinahan, dan penipuan
atau kebohongan”.35

Selain itu, Xenophanes juga mengkritik antropomorfisme Tuhan yang


digambarkan sedemikian primordial berdasarkan sifat-sifat kedaerahan mau
pun budaya yang sempit. Ini dilukiskan dalam fragmen 16 berikut: “orang
Ethiopia mempunyai Allah-Allah hitam dan berhidung pesek, sedangkan

35

Lih. W. K. C. Guthrie, A History of Greek Philosophy Vol 1 (Cambridge: Cambridge University


Press, 1997),h. 371.
orang Thrake mengatakan bahwa Tuhan mereka bermata biru dan berambut
merah”8. Rupanya kritik ini mau menyindir praktek keagamaan bangsa
Yunani yang mempunyai Dewa/Tuhan sendiri-sendiri menurut tiap-tiap polis
(kota). Dengan itu, ia sesungguhnya juga menolak polytheisme Tuhan dengan
menekankan keesaanNya. Dan poin yang tak kalah penting ialah bahwa
Xenophanes menolak gambaran Allah yang wujud dan pikirannya seperti
manusia, dalam mana dengan gampang mengubah segala sesuatu dengan
kekuatan batinnya. Kritik ini ditujukan pada doktrin Pythagorean tentang
perpindahan jiwa. Dengan nada olokan Xenophanes mengisahkan suatu
pengalaman sebagai berikut: “mereka menceritakan, suatu ketika dia
(Pythagoras) lewat di saat seekor anjing sedang disakiti. “hentikan” katanya
(Pythagoras), “jangan pukul anjing itu! Dia penjelmaan arwah seorang teman!
Aku mengenalinya saat kudengar dengkingnya.36

Apabila menengok ke belakang untuk membuka sejarah dan


mempelajari kepercayaan umat manusia sejak dahulu kala, maka yang
ditemukan adalah bahwa hampir tidak ada manusia yang tidak mempercayai
adanya dzat yang mengatur alam raya ini, artinya hampir semua orang
mempercayai adanya Tuhan. Orang –orang kuno misalnya, menganut paham
politeisme (keyakinan banyak Tuhan).37

Secara general, pandangan kosmologi Xenophanes masih primitif. Dia


tidak sistematis dalam pemikirannya dan cara penulisannya lebih seperti
penyair dibanding filosof yang teknikal. Al-Qur’am datang untuk meluruskan
bentuk-bentuk keyakinan seperti itu, dengan membawa ajaran tauhid.
Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Fazlurrahman, bahwa Al-Qur’an
adalah sebuah dokumen untuk umat manusia, bahkan kitab ini sendiri
menamakan dirinya “petunjuk bagi manusia” (hudan linnas), dan berbagai
julukan lain yang senada di dalam ayat-ayat yang lain.38

36
Bertrand Russell, Sejarah Filsafat Barat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), 54.
37
Abbas Mahmoud Al’akkad, Ketuhanan Sepanjang Ajaran Agama-agama dan Pemikiran
Manusia, (Jakarta : Bulan Bintang, 1970), h. 21.
38
Fazlurrahman, Tema Pokok Al-Qur’an, (Bandung : Pustaka, 1983), h. 1.
7) Democritos (460-370 SM)

Ia lahir di kota Abdera di Pesisir Thrake di Yunani Utara. Karena ia


berasal dari keluarga yang kaya raya, maka dengan kekayaannya itu ia
berpergia ke Mesir dan negeri-negeri Timur lainnya. Dari karya-karyanya ia
telah mewariskan sebanyak 70 karangan tentang bermacam-macam masalah,
seperti, kosmologi, matematika, astronomi, logika, etika teknik, musik, puisi,
dan lain-lain. Sehingga ia dipandang sebagai seseorang sarjana yang mengusai
banyak bidang.

Pemikirannya bahwa realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari banyak


unsur, dan jumlahnya tak terhingga. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian
dari materi yang sangat kecil, sehinga indera kita tidak mampu
mengamatinya, dan tidak dapat dibagi lagi. Unsur-unsur tersebut dikatakan
sebagai atom yan berasal dari satu dari yang lain karena tiga hal, bentuknya,
urutannya, dan posisinya. Atom-atom ini tidak dijadikan dan tidak dapat
dimusnahkan, tidak berubah, dan tidak berkualitas.

Menurut pendapatnya, atom-atom ini selalu bergerak, berarti harus ada


ruang kosong. Sebab satu atom hanya dapat bergerak dan menduduki satu
tempat saja. Sehingga Democritos berpendapat bahwa realitas itu ada dua,
yaitu : atom itu sendiri (yang penuh), dan ruang tempat atom bergerak (yang
kosong).39

Selama kurang lebih 2000 tahun teori tentang atom dari Demokritos
dan Leukipos ini tidak berkembang sama sekali. Baru pada abad ke -18 para
ilmuwan mulai percaya karena konsep atom ini relevan dengan proses fisika
dan kimia yang mulai berkembang. Diawali konsep atom yang dikemukakan
oleh John Dalton pada tahun 1803 bahwa :

a. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak


dapat dibagi lagi.

39
Juhaya S Praja, Aliran-aliran Filsafat dan Etika, (Jakarta : Prenanda Media Group, 2008), h. 80.
b. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu
unsur memiliki atom-atom yang identik dan unsur yang berbeda
memiliki atom yang berbeda.40

Al-Qur’an yang turun 14 abad yang lalu, telah menjelaskan zarrah.


Zarrah dalam beberapa literature fisika, disebut dengan atom. Menafsirkan
zarrah dengan atom dimulai pada abad ke-20. Pada masa itu, sebagian
besar ilmuwan mencoba untuk membuktikan beberapa ayat Al-Qur’an
yang terkait dengan pengetahuan, seperti matematika, fisika, kimia dan
lain-lain. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa dalam Al-Qur’an
ada beberapa ayat yang menjelaskan pengetahuan secara implisit atau
eksplisit, seperti dalam ayat ini :

tBur ãbqä3s? ’Îû 5bù'x© $tBur (#qè=÷Gs? çm÷ZÏB `ÏB 5b#uäöè% Ÿwur tbqè=yJ÷ès?$
ô`ÏB @@yJt㠞wÎ) $¨Zà2 ö/ä3ø‹n=tæ #·Šqåkà øŒÎ) tbqàҋÏÿè? Ïm‹Ïù 4 $tBur Ü>â“÷ètƒ `tã y7Îi/
¢‘ `ÏB ÉA$s)÷WÏiB ;o§‘sŒ †Îû ÇÚö‘F{$# Ÿwur ’Îû Ïä!$yJ¡¡9$# Iwur ttóô¹r& `ÏB y7Ï9ºsŒ Iwur
uŽy9ø.r& žwÎ) ’Îû 5=»tGÏ. AûüÎ7•B ÇÏÊÈ

Artinya :“Dan tidaklah engkau (Muhammad) berada dalam suatu urusan,


dan tidak pula kami melakukan suatu pekerjaan,melainkan Kami menjadi saksi
atasmu ketika kamu melakukannya. Tidaklah lengah sedikit pun dari pengetahuan
Tuhanmu biarpun sebesar zarrah, baik di bumi maupun di langit. Tidak ada
sesuatu yang lebih kecil dan yang lebih besar daripada itu, melainkan semua
tercatat dalam Kitab yang nyata,”41

Dari ayat ini, Allah ingin memberikan penjelasan kepada manusia bahwa
ukuran zarrah sangat kecil. Meskipun penjelasan ini tidak secara eksplisit
bagaimana ukuran zarrah, namun secara implisit menjelaskan bahwa zarrah
memiliki ukuran. Ini sesuai dengan Kalamullah dalam Surah Al-Qamar ayat 49.

RÎ) ¨@ä. >äóÓx« çm»oYø)n=yz 9‘y‰s)Î/ ÇÍÒȯ$

Artinya : “Sesungguhnya Kami menulis semuaanya dengan ukuran.”42

40
 Yusman Wiyatmo, Fisika Atom Dalam Perspektif Klasik, Semiklasik dan Kuantum,
(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2010), h. 5.
41
QS. Yunus : 61
42
QS. Al-Qamar : 49
Semua ilmuwan di masa sekarang ini telah bias dan mampu menetapkan
ukuran zarrah (atom). Meskipun ukuran zarrah tidak persis, tapi itu dapat
membuat semua orang mengetahui tentang hal itu. Ukuran zarrah (atom) dalam
pemahaman ilmuwan adalah 10-8 (0,00000001 cm).43 Jadi, Meskipun zarrah
sangat kecil, tetapi dalam menetapkan beberapa diameter (ukurannya). Tapi,
ukuran atom sendiri masih samar, karena zarrah bukanlah materi masif yang
memiliki bentuk spesifik.44

F. Pandangan Islam Tentang Alam Semesta

Sebagai landasan bagi falsafah pendidikan Islam, al-Toumy al-Syaibani


menjelaskan prinsip-prinsip dasar pandangan Islam tentang alam semesta yang
diserdehankan menjadi 10 prinsip dasar sebagai berikut :45

a. Yang dimaksud dengan alam adalah segala sesuatu selain Allah, meliputi
cakrawala, langit, bumi, bintang manusia, hewan, tumbuhan, benda dan
sifat benda, makhluk benda dan bukan benda.
b. Alam wujud ini terdiri dari unsur ruh dan materi sekaligus. Prinsip ini
mengandung pengertian keseimbangan antara ruh dan materi.
c. Alam semesta dan seluruh isinya senantiasa berubah sesuai kehendak
Allah Swt.
d. Alam berkembang dan bergerak terus sesuai dengan hokum yang telah
digariskan oleh penciptanya.
e. Setiap unsur dan bagian dari alam ini senantiasa terikat pada hukum yang
tertentu dab berdasarkan pada hubungan yang teratur yang menunjukkan
kesatuan koordinasi dan pengaturan.
f. Pada alam semesta berlaku hukum umum sebab akibat.
g. Alam semesta diciptakan bagi kesejahteraan dan kemajuan manusia.

43
Wisnu Arya Wardana, Al-Qur’an dan Energi Nuklir, (Yogkakarta : Pustaka Pelajar, 2004), h.
170.
44
Peter Soedojo, Azas-azas Ilmu Fisika Jilid 4 Fisika Modern, (Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press, 2001), h. 169.
45
Al Toumy al-Syaibani, Falsafah al-Tarbiyyah al-Islamiyyah (Falsafah Pendidikan Islam) Ter.
Hasan Langgulung, (Jakarta :Bulan Bintang, 1979), h.55-100.
h. Alam bersifat baharu, yang kemudian mengalami perubahan sampai pada
akhirnya menemui saat kehancurannya. Setiap unsur alam memiliki titik
permulaan dan titik akhir penghabisan.
i. Penerimaan akan hakikat baharunya alam. Dalam hal ini, berarti alam
diciptakan dari tidak ada oleh Allah Swt dan memeliharanya.
j. Allah Swt adalah Sang Pencipta yang memiliki ciri-ciri keunggulan
sebagai Tuhan yang mutlak dan bersifat kesempurnaan.
III. KESIMPULAN

Filsafat alam merupakan awal dari ilmu filsafat. Dinamika filsafat alam karena
yang menjadi objek pemikiran adalah mengenai kejadian alam semesta ini. Alam
disini menjadi pusat utama adalah hal pengetahuan mengenai terjadinya alam.
Alam ialah seluruh zat dan energi, khususnya dalam bentuk esensinya. Alam ialah
mata pelajaran studi ilmiah.

Para Filosof pada masa pra Socrates di antaranya adahalah Thales,


Anaximandros, Anaximenes, Pythagoras, Heraklitos, Parmenides dan Demokratis
merupakan filosof yang tidak mempercayai cerita-cerita tentang keadaan alam
begitu saja tanpa mempersoalkannya lebih jauh. Mereka tidak sama dengan
kebanyakan orang pada saat itu yang hanya menerima begitu saja keadaan alam
seperti apa yang ditangkap oleh inderanya dan cukup puas walau hanya menerima
keterangan tentang kejadian alam dari cerita nenek moyang atau legenda pada saat
itu.

Ada banyak sekali ayat-ayat dalam Al Quran yang menjelaskan tentang ains,
diantaranya, tentang penciptaan langit dan bumi, ayat tentang relativitas waktu,
ayat tentang lapisan atmosfer, ayat tentang lapisan bumi, ayat tentang lapisan
bumi, ayat tentang proses turunnya hujan dan masih banyak lagi. Alam semesta
menurut perspektif Al-Qur’an tidak menjelaskan secara detail bagaimana
terjadinya alam semesta, yang mana membenarkan tentang teori-teori filosof
alam. Dimana perkembangan alam semesta yang kira-kira terdiri dari milyaran
bintang yang masing-masing masanya sekitar masa matahari, sehingga tidak dapat
dibayangkan. Maka penciptaan alam dari ketiadaannya memerlukan yang Maha
Pencipta.
Daftar Pustaka

Achmadi Asmoro, 2001, Filsafat Umum, (Jakarta :Raja Grafindo Persada)

Al’akkad Abbas Mahmoud,1970, Ketuhanan Sepanjang Ajaran Agama-agama


dan Pemikiran Manusia, (Jakarta : Bulan Bintang)

Al-maragi Musththafa Ahmad , 1989, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, (Semarang :


CV. Toha Putra)

Al-Syaibani al Toumy , 1979, Falsafah al-Tarbiyyah al-Islamiyyah (Falsafah


Pendidikan Islam) Ter. Hasan Langgulung, (Jakarta :Bulan Bintang)

Bertens Kees, 1975, Sejarah Filsafat Yunani, (Yogyakarta : Kanisius)

Fazlurrahman, 1983, Tema Pokok Al-Qur’an, (Bandung : Pustaka)

Gazalba Sidi, 1990, Sistematika Filsafat, (Jakarta : Bulan Bintang)

Guthrie Lih. W. K. C, 1997, A History of Greek Philosophy Vol 1 (Cambridge:


Cambridge University Press)

Hatta Muhammad , 1986, Alam Pikiran Yunani, (Jakarta : UI-Press)

Juhaya S Praja ,2008, Aliran-aliran Filsafat dan Etika, (Jakarta : Prenanda Media
Group)

Kementerian Agama, 2012, Al-Qur’an dan Tafsirnya (Edisi yang


Disempurnakan), (Jakarta : Kementerian Agama RI)

Rosadisastra Andi, 2007, Metode tafsir Ayat-Ayat sains dan Sosial, (Jakarta :
Amzah)

Russell Bertrand ,2002, Sejarah Filsafat Barat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar)

Saebani Ahmad Beni Atang Abdul Hakimdan,2008, Filsafat Umum (Dari


Metologi sampai Teofilosofi), (Bandung :Pustaka Setia)

Semiawan Conny dan Setiawan Imanuel Theodorus dan Yuliarti, 2005,


Panorama Filsafat Ilmu Landasan Perkembangan Ilmu Sepanjang Zaman,
(Jakarta : PT Mizan Publik)
Soedojo Peter, 2001, Azas-azas Ilmu Fisika Jilid 4 Fisika Modern, (Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press)

Susanto. A, Filsafat Ilmu, 2014, (Jakarta : Bumi Aksara)

Syadoli Ahmad dan Mudzakir, 1997, Filsafat Umum, (Bandung : Pustaka Setia)

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, 2000, Terjemah Tafsir As-Sa’di Juz
28,29,30,(Sukoharjo : Attuqa)

Tafsir Ahmad, 1990, Filsafat Umum, Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra,
(Bandung : PT Remaja Rosdakarya)

Tafsir Ahmad, 2013, Filsafat Ilmu,(Bandung : Remaja Rosdakarya)

Thayyarah Nadirah, 2014, Sains dalam Al-Qur’an: Mengerti Mukjizat Ilmiah


Firman Allah, terjemahan dari Musu’ah Al-Ijaz Al-Qur’ani, (Jakarta :
Zaman)

Wardana Wisnu Arya, 2004, Al-Qur’an dan Energi Nuklir, (Yogkakarta : Pustaka
Pelajar)

Wiyatamo Yusman,2010, Fisika Atom Dalam Perspektif Klasik, Semiklasik dan


Kuantum, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar)

Yahya Harun, 2003, Penciptaan Alam Raya, (Bandung : Dzikra)

_____________,2004, Pesona Keajaiban Alam Semesta, (Jakarta : Globalmedia


Cipta Publishing)
_____________2002, Menyingkap Rahasia Alam Semesta, (Bandung : Dzikra)
______________2004, Al-Qur’an dan Sains, (Bandung : Dzikra, 2004)

Anda mungkin juga menyukai