Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

AJARAN TASAWUF TENTANG TAUBAT


Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah: Akhlak Tasawuf
Dosen pengampu: Ghufron Ajib

Disusun oleh:
Arga Nur Ibrahim (1906026187)
Ari Wahyu Fittanto (1906026188)
Armi Widyowianti Putri (1906026189)

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Secara bahasa tobat adalah masdar dari kata‚ “taba-yatubu-tawbatan” yang artinya
kembali kepada Allah dari kemaksiyatan atau ‘ada - ya’udu (kembali). Secara istilah, tobat
adalah meninggalkan dosa yang telah diperbuat dan kembali kepada Allah dengan
mengagungkanNya dan takut akan murkanya. Sedangkan menurut kamus besar bahasa
Indonesia, tobat yaitu sadar atau menyesal akan dosa dan berniat untuk memperbaiki tingkah
laku dan perbuatannya.1[1]
Seseorang akan diterima taubatnya apabila ia bersungguh-sungguh dalam bertaubat,
syarat diterimanya taubat ialah menyesali dosa yang telah diperbuat, dan berjanji tidak akan
mengulanginya lagi, selanjutnya adalah berdoa, berdzikir atau melakukan ibadah lain agar
taubatnya di terima Allah SWT. Salah satu contohnya ialah melakukan sholat taubat. Allah maha
pengasih dan penyayang, ada sebuah kisah dimana seorang pelacur yang diterima taubatnya
lantaran memberikan air untuk minum kepada anjing yang sedang kehausan. Taubat akan
diterima selama seseorang masih hidup didunia, dan tidak diterima taubatnya apabila nyawanya
sudah sampai kerongkongan apalagi sudah di akhirat, memohon apapun Allah tidak akan
menerimanya taubatnya kecuali ia mendapatkan syafaat di akhirat kelak.

B.     Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Taubat ?
2. Apa Saja Syarat-Syarat Taubat ?
3. Bagaimana Fungsi Taubat ?
4. Bagaimana Faedah Orang Yang Bertaubat ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Taubat


Kata “taubat” berasal dari bahasa arab, taba-yatubu-taubatan yang berarti “kembali ke
jalan yang benar. Secara istilah, taubat berarti kembali kepada Allah dengan melepaskan segala
ikatan penyimpangan yang pernah dilakukan, kemudian bertekat untuk melaksanakan segala
hak-hak Allah SWT. Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata taubat mengandung dua
pengertian. Pertama, taubat berarti sadar dan menyesali dosanya (perbuatan salah atau dosa) dan
berniat memperbaiki tingkah laku dan perbuatannya. Kedua, berarti kembali ke jalan agama
(jalan, hal) yang benar. Bertaubat berarti menyadari, menyesali, dan berniat hendak memperbaiki
(perbuatan yang salah).
Kata “taubat” dapat disandarkan kepada manusia maupun Allah. Kata “taubat” yang
disandarkan kepada manusia berarti “memohon ampun atas segala dosa dan kembali ke jalan
Allah”. Orang yang melakukan taubat disebut ta’ib dan orang yang selalu dan senantiasa
bertaubat disebut tawwab. Adapun kata “taubat” yang disandarkan kepada Allah berarti memberi
apapun kepada hamba yang bertaubat. Allah disebut at-tawwab, karena Allah senantiasa
memberikan pengampunan kepada hamba-hambaNya. At-tawwab adalah salah satu nama Allah
(al-Asma’ Al-Husna) yang sangat Agung. Dengan sifat At-Tawwab itu Allah mengampuni dosa-
dosa hamba-Nya.
Asal makna taubat adalah “ar-ruju’ min adz-dzanbi” (kembali dari kesalahan dan dosa kepada
kebenaran dan ketaatan). Adapun taubat nasuha yaitu taubat yang ikhlas, taubat yang jujur,
taubat yang benar, dan taubat yang tidak diiringi lagi dengan keinginan berbuat dosa. 2[2]
Abdul Jalil berpendapat demikian dengan dalil Allah selalu mencantumkan kalimat ‫إِنه‬
‫هوالتواب الرحيم‬sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang". Dari pernyataan
Abdul Jalil tersebut, banyak orang awam yang mengartikan bahwasanya Allah menerima tobat
hamba-hambanya, tanpa melihat apa sajakah dosa yang telah dilakukan seseorang, apakah
seseorang yang tengah melakukan
tobat benar-benar melaksanakan syarat-syarat tobat yang telah ditentukan. 3[3]

3
B.     Syarat-Syarat Taubat
Saat Anda hendak melaksanakan shalat Anda harus memenuhi beberapa syarat, seperti: suci
badan, pakaian dan tempat, telah masuk waktu, menutup aurat dll. Anda juga harus ikhlash
karena Allah semata dan sesuai petunjuk Nabi Muhammad Saw, Supaya shalat Anda diterima
Allah. Demikian pula halnya dengan taubat. Agar taubat seseorang diterima Allah, maka harus
memenuhi syarat-syaratnya. Para ulama mengatakan, syarat taubat yaitu :
1. Ikhlas karena Allah semata.
2. Berhenti dan berlepas diri dari perbuatan dosa dan maksiat yang ia lakukan.
3. Menyesali perbuatan dosanya tersebut.
4. Bertekad tidak akan mengulangi perbuatan dosanya tersebut.
5. Melakukan taubat sesuai waktu diterimanya taubat (sebelum ruh berada di kerongkongan
(sakaratul maut) atau sebelum matahari terbit dari barat)
6. Meminta keridhaan atau mengembalikan hak, jika dosa tersebut ada kaitan dengan hak orang
lain. Misalnya, mengambil harta orang lain dengan cara yang batil, maka harus dikembalikan
kepada orang yang berhak atas harta tersebut. Jika dosa berupa tuduhan jahat, maka harus
meminta maaf kepada orang yang ia tuduh tersebut.
Kita mohon taufik kepada Allah agar Dia menghindarkan kita dari berbuat dosa dan memberikan
hidayah untuk bertaubat kepada-Nya, kembali kepada jalan-Nya yang lurus tatkala kita terjatuh
ke dalam lembah dosa. Amin...
Allah berfirman yang artinya, “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan
kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa” (QS. Ali Imran: 133). Allah juga berfirman yang artinya, “Katakanlah: “Hai hamba-
hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari
rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah
yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. az-Zumar: 53).4[4]

C.    Fungsi Taubat


Bagi orang yang pernah melakukan dosa, perbuatan taubat berfungsi mengembalikan diri
ke jalan yang benar setelah melakukan penyimpangan dari jalan Allah, atau mengembalikan diri

4
ke jalan yang diridhai Allah, setelah melakukan hal-hal yang bertentangan dengan tuntunan
Allah Swt. Perbuatan taubat, pada umumnya selalu dikaitkan dengan dosa yang dilakukan
sebelumnya.
Bagi orang yang merasa tidak melakukan kesalahan, perbuatan taubat berfungsi sebagai
upaya untuk meningkatkan kesadaran untuk selalu patuh terhadap perintah Allah dan
meninggalkan larangan-Nya, dan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas iman, serta
menjadi upaya meningkatkan kualitas zikrullah, yang kesemuanya pada akhirnya meningkatkan
perolehan pahala yang diberikan Allah Swt. Taubat adalah sebuah perbuatan yang sangat terpuji
yang tidak hanya menjadi jalan untuk kembali ke halan yang benar, tetapi juga menjadi sarana
untuk peningkatan iman dan kedekatan diri kepada Allah Swt. Jadin taubat itu dasarnya harus
dilakukan kapan saja. Apakah merasa mempunyai dosa atau tidak, apakah merasa menyimpang
dari jalan yang benar atau tidak dan dalam keadaan apa pun perbuatan taubat harus senantiasa
dilakukan.5[5]

D.    Faedah Taubat


Ketahuilah bahwa tidaklah Allah memerintahkan sesuatu melainkan ada faedah di balik
perintah tersebut, termasuk perintah agar kita bertaubat kepada-Nya. Taubat memiliki faedah,
yaitu:
1. Terhapusnya dosa. Rasulullah Saw bersabda, “Orang yang bertaubat (dari dosanya) seakan-
akan ia tidak berdosa.” (HR. Ibnu Majah, no. 4250).
2. Kejelekan diganti dengan kebaikan. Allah berfirman, artinya, “Kecuali orang-orang yang
bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah
dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Qs. al-
Furqan: 70).
3. Membawa keberuntungan. Allah berfirman, artinya, “Adapun orang yang bertaubat dan
beriman, serta mengerjakan amal yang saleh, semoga dia termasuk orang-orang yang
beruntung” (QS. al-Qashash: 67).
4. Jalan menuju Surga. Allah berfirman, artinya, “Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan
beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun”
(QS. Maryam: 60).

5
5. Pembersihan Hati. Allah berfirman, artinya, “Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah,
maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan)” (QS. at-
Tahriim: 4).
6. Diberi kenikmatan yang baik. Allah berfirman, artinya, “Dan hendaklah kamu meminta
ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (jika kamu mengerjakan yang
demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu
sampai kepada waktu yang telah ditentukan …” (QS. Huud: 3).
7. Mendapat kecintaan Allah. Allah berfirman, artinya, “Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”(Qs. al-Baqarah:
222).6[6]

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

6
Taubat adalah pertbuatan terpuji yang sangat dianjurkan dalam agama. Taubat menjadi
sarana untuk memohon ampun kepada Allah Swt. Dan menjadi media untuk kembali ke jalan
Allah. Taubat dapat dilakukan kapan saja, tidak hanya karena melakukan dosa, tetapi juga harus
dilakukan sekalipun tidak memiliki dosa. Orang sudah melakukan dosa, setelah taubat diterima
dan dikabulkan Allah, bagaikan orang yang tidak pernah melakukan dosa. Oleh karena itu,
gunakanlah sarana taubat ini untuk selalu dekat kepada Allah dan kembali ke jalan-Nya. Kita
harus selalu optimis bahwa taubat itu pasti diterima Allah Swt. Insya Allah.

DAFTAR PUSTAKA

·         Abdul Jalil.al - Tasawwuf Fi ‘al – Islam.Surabaya:Penerbit Qonita.2007)


·         Ahmad Thib Raya.Hakikat Taubat.Jakarta:2007
·         Buletin Dakwah An-Nur.Hakikat Taubat.Jakarta:2016
·         Imam al-Amanah Ibn Manzur.Lisan al – Arab.Kairo:Dar al-Hadith.2006)

Anda mungkin juga menyukai