Disusun oleh:
Arga Nur Ibrahim (1906026187)
Ari Wahyu Fittanto (1906026188)
Armi Widyowianti Putri (1906026189)
1
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Syarat-Syarat Taubat
Saat Anda hendak melaksanakan shalat Anda harus memenuhi beberapa syarat, seperti: suci
badan, pakaian dan tempat, telah masuk waktu, menutup aurat dll. Anda juga harus ikhlash
karena Allah semata dan sesuai petunjuk Nabi Muhammad Saw, Supaya shalat Anda diterima
Allah. Demikian pula halnya dengan taubat. Agar taubat seseorang diterima Allah, maka harus
memenuhi syarat-syaratnya. Para ulama mengatakan, syarat taubat yaitu :
1. Ikhlas karena Allah semata.
2. Berhenti dan berlepas diri dari perbuatan dosa dan maksiat yang ia lakukan.
3. Menyesali perbuatan dosanya tersebut.
4. Bertekad tidak akan mengulangi perbuatan dosanya tersebut.
5. Melakukan taubat sesuai waktu diterimanya taubat (sebelum ruh berada di kerongkongan
(sakaratul maut) atau sebelum matahari terbit dari barat)
6. Meminta keridhaan atau mengembalikan hak, jika dosa tersebut ada kaitan dengan hak orang
lain. Misalnya, mengambil harta orang lain dengan cara yang batil, maka harus dikembalikan
kepada orang yang berhak atas harta tersebut. Jika dosa berupa tuduhan jahat, maka harus
meminta maaf kepada orang yang ia tuduh tersebut.
Kita mohon taufik kepada Allah agar Dia menghindarkan kita dari berbuat dosa dan memberikan
hidayah untuk bertaubat kepada-Nya, kembali kepada jalan-Nya yang lurus tatkala kita terjatuh
ke dalam lembah dosa. Amin...
Allah berfirman yang artinya, “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan
kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa” (QS. Ali Imran: 133). Allah juga berfirman yang artinya, “Katakanlah: “Hai hamba-
hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari
rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah
yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. az-Zumar: 53).4[4]
4
ke jalan yang diridhai Allah, setelah melakukan hal-hal yang bertentangan dengan tuntunan
Allah Swt. Perbuatan taubat, pada umumnya selalu dikaitkan dengan dosa yang dilakukan
sebelumnya.
Bagi orang yang merasa tidak melakukan kesalahan, perbuatan taubat berfungsi sebagai
upaya untuk meningkatkan kesadaran untuk selalu patuh terhadap perintah Allah dan
meninggalkan larangan-Nya, dan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas iman, serta
menjadi upaya meningkatkan kualitas zikrullah, yang kesemuanya pada akhirnya meningkatkan
perolehan pahala yang diberikan Allah Swt. Taubat adalah sebuah perbuatan yang sangat terpuji
yang tidak hanya menjadi jalan untuk kembali ke halan yang benar, tetapi juga menjadi sarana
untuk peningkatan iman dan kedekatan diri kepada Allah Swt. Jadin taubat itu dasarnya harus
dilakukan kapan saja. Apakah merasa mempunyai dosa atau tidak, apakah merasa menyimpang
dari jalan yang benar atau tidak dan dalam keadaan apa pun perbuatan taubat harus senantiasa
dilakukan.5[5]
5
5. Pembersihan Hati. Allah berfirman, artinya, “Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah,
maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan)” (QS. at-
Tahriim: 4).
6. Diberi kenikmatan yang baik. Allah berfirman, artinya, “Dan hendaklah kamu meminta
ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (jika kamu mengerjakan yang
demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu
sampai kepada waktu yang telah ditentukan …” (QS. Huud: 3).
7. Mendapat kecintaan Allah. Allah berfirman, artinya, “Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”(Qs. al-Baqarah:
222).6[6]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
6
Taubat adalah pertbuatan terpuji yang sangat dianjurkan dalam agama. Taubat menjadi
sarana untuk memohon ampun kepada Allah Swt. Dan menjadi media untuk kembali ke jalan
Allah. Taubat dapat dilakukan kapan saja, tidak hanya karena melakukan dosa, tetapi juga harus
dilakukan sekalipun tidak memiliki dosa. Orang sudah melakukan dosa, setelah taubat diterima
dan dikabulkan Allah, bagaikan orang yang tidak pernah melakukan dosa. Oleh karena itu,
gunakanlah sarana taubat ini untuk selalu dekat kepada Allah dan kembali ke jalan-Nya. Kita
harus selalu optimis bahwa taubat itu pasti diterima Allah Swt. Insya Allah.
DAFTAR PUSTAKA