Anda di halaman 1dari 6

TUGAS Individu : MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

Mata Kuliah : Keterampilan Dasar Mengajar

Dosen Pembimbing : Abdul Wahid, S.Pd.,M.Pd

MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Harayana

917862060022

PGSD 1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

STKIP ANDI MATAPPA PANGKEP

2019
MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

A. Rasional
Contextual teaching and learning (CTL) merupakan proses pembelajaran yang
holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan
mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial
dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang dinamis dan
fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.
CTL disebut pendekatan kontekstual karena konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.

B. Landasan Teori
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) atau CTL merupakan
konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran
dengan dunia kehidupan siswa secara nyata, sehingga siswa mampu menghubungkan dan
menerapkan kompetensi dalam kehidupan sehari-hari (Mulyasa: 2006: 102). Menurut
Sanjaya (2006: 109) mengemukakan bahwa CTL adalah suatu konsep pembelajaran yang
menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan
materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata. Johnson
(dalam Nurhadi: 2003: 12) merumuskan bahwa CTL merupakan suatu proses pendidikan
yang bertujuan membantu siswa melihat makna/arti dalam bahan pelajaran yang mereka
pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari, yaitu
dengan konteks lingkungan pribadi, sosial, dan budayanya. Sedangkan menurut Nurhadi
(2003: 13) CTL adalah konsep belajar dari guru yang menghadirkan dunia nyata kedalam
kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh
pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari
proses mengkonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam
kehidupannya sebagai anggota masyarakat. Adapun menurut Muslich (2007: 41), CTL
adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran
dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari -hari. Dari
pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual adalah
pembelajaran yang menghadirkan dunia nyata di dalam kelas untuk menghubungkan
antara pengetahuan yang ada untuk diterapkan dalam kehidupan siswa. Dengan CTL
memungkinkan proses belajar mengajar yang tenang dan menyenangkan, karena
pembelajarannya dilakukan secara alamiah, sehingga memungkinkan peserta dapat
mempraktekkan secara langsung materi yang dipelajarinya. CTL mendorong peserta
memahami hakekat, makna, dan manfaat belajar, sehingga memungkinkan mereka rajin,
dan termotivasi dalam belajar. Menurut Johnson (2002: 35), pembelajaran dan pengajaran
kontekstual melibatkan para siswa dalam aktivitas penting yang membantu mereka
mengaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi.
Adapun Karakteristik CTL menurut Muslich (2007: 42) adalah sebagai berikut.
1. Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik, yaitu pembelajaran yang
diarahkan pada ketercapaian keterampilan dalam konteks kehidupan nyata atau
pembelajaran yang dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah (learning in real life
setting).
2. Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas
yang bermakna (meaningful learning).
3. Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa
(learning by doing).
4. Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mengoreksi
antar teman (learning in a group).
5. Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan,
kerjasama, dan saling memahami antara satu dengan yang lain secara mendalam
(learning to know each other deeply).
6. Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan mementingkan kerja
sama (learning to ask, to inquiry, to work together).
7. Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan (learning as an enjoy
activity).
C. Langkah – langkah CTL / Sintaks CTL
1. Guru mengarahkan siswa untuk sedemikian rupa dapat mengembangkan
pemikirannya untuk melakukan kegiatan belajar yang bermakna, berkesan, baik
dengan cara meminta siswa untuk bekerja sendiri dan mencari serta menemukan
sendiri jawabannya, kemudian memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksi sendiri
pengetahuan dan keterampilan yang baru saja ditemuinya.
2. Dengan bimbingan guru, siswa diajak untuk menemukan suatu fakta dari
permasalahan yang disajikan guru/dari materi yang diberikan guru
3. Memancing reaksi siswa untuk melakukan pertanyaan-pertanyaan dengan tujuan
untuk mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
4. Guru membentuk kelas menjadi beberapa kelompok untuk melakukan diskusi, dan
tanya jawab.
5. Guru mendemonstrasikan ilustrasi/gambaran materi dengan model atau media yang
sebenarnya.
6. Guru bersama siswa melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan.
7. Guru melakukan evaluai, yaitu menilai kemampuan siswa yang sebenarnya.

D. Sistem sosial
Sistem sosial yang terbangun dalam model ini adalah proses pembelajaran berlangsung
alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer
pengetahuan dari guru ke siswa. Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu
siswa mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi
daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja
bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Dalam
pembelajaran kontestual ada kerjasama antar siswa, antara siswa dengan guru sebagai
fasilitator dan motivator. Model pembelajaran kontestual menghadapkan siswa dengan
dunia nyata (real world) dimana mereka berada. Modeling merupakan asas yang cukup
penting dalam pembelajaran CTL, sebab melalui modeling siswa dapat terhindar dari
pembelajaran yang teoritis-abstrak yang dapat memungkinkan terjadinya verbalisme.
Dalam kontekstual, guru bukan satu-satunya model, tapi model itu dapat dirancang dengan
melibatkan siswa. Model juga dapat didatangkan dari luar.
E. Sistem Reaksi
Untuk komponen sistem reaksi, Keterkaitan yang mengarah pada makna adalah jantung
dari pembelajaran dan pengajaran kontekstual. Ketika siswa dapat mengkaitkan isi dari
mata pelajaran akademik, ilmu pengetahuan alam. Atau sejarah dengan pengalamannya
mereka sendiri, mereka menemukan makna, dan makna memberi mereka alasan untuk
belajar. Mengkaitkan pembelajaran dengan kehidupan seseorang membuat proses belajar
menjadi hidup dan keterkaitan inilah inti dari CTL. Guru membantu siswa bekerja secara
efektif dalam kelompok, membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok,
membantu mereka memahami bagaimana mereka saling mempengaruhi dan saling
berkomunikasi.
F. Sistem Pendukung
Sistem pendukung dari model pembelajaran ini adalah lembar kerja siswa , media
pembelajaran, internet serta buku (buku guru dan buku siswa) yang dapat menunjang pada
proses pembelajaran.
G. Tujuan Instruksional dan Tujuan Dampak Pengiring
Melalui model CTL, pengalaman belajar bukan hanya terjadi dan dimiliki ketika
seseorang siswa berada di dalam kelas, tetapi jauh lebih penting dari itu adalah bagaimana
membawa pengalaman belajar tersebut keluar dari kelas, yaitu pada saat ia dituntut untuk
menanggapi dan memecahkan masalah yang nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari.
Guru membantu siswa membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya dengan pengetahuan yang baru. Dengan begitu, siswa merasa memperoleh
sesuatu yang berguna bagi dirinya tentang apa baru dipelajarinya. Guru perlu
melaksanakan refleksi pada akhir program pembelajaran.
INSTRUKSIONAL

Siswa menjadi Menanggapi dan Belajar dari


lebih aktif, memecahkan Pengalaman
pengamatan
kreatif dan masalah belajar
sendiri
produktif

Model Kontekstual/CTL

Membentuk Saling memahami


Bertanggung
Kerjasama budaya baca antara satu dengan
Jawab
yang lain

PENGIRING

H. Implementasi Dalam Pembelajaran


Implementasi model ini disajikan dalam bentuk RPP, LKS, dan Lembar Evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai