Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keseimbangan harmonis kebudayaan dan alam yang unik ini, menjadikan Pulau
Bali sebagai tujuan pariwisata kebanyakan orang. Bukan hanya para wisatawan asing tetapi
wisatawan lokal juga menjadikan Bali sebagai tempat liburan dan hiburan. Sehingga tidak
heran presentase meningkatnya Dunia pariwisata di Bali. Kunjungan wisatawan
mancanegara pada Desember 2018 naik 21,43% menjadi 1,4 juta kunjungan dibanding
bulan sebelumnya dan juga tumbuh 22,53% dibanding Desember 2017
(https://databoks.katadata.co.id¹).
Meningkatnya presentase dunia pariwisata di Bali itulah yang menyebabkan
semakin meningkatnya juga kebutuhan akan akomodasi. Maka saat ini perkembangan di
bidang akomodasi sedang pesat-pesatnya untuk memenuhi kebutuhan pariwisata, seperti
pembangunan hotel, resort, cottage, dan villa. Villa menjadi salah satu akomodasi yang
banyak diminati oleh wisatawan di Bali, karena penawaran layanan dan suasana yang lebih
private dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan jenis akomodasi lainnya, serta
alasan wisatawan ke Bali karena ingin merasakan suasana keasrian bangunan lama Bali,
salah satunya yaitu arsitektur dengan berbagai macam ornamen-ornamen yang menghiasi
dinding-dinding bangunan Bali.
Villa merupakan salah satu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial
atau pribadi, yang disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan,
makanan dan minuman. Berdasarkan pengertian ini, villa memerlukan pengelolaan secara
terus menerus untuk melayani konsumennya. Sebuah redesign villa perlu
mempertimbangkan dua aspek utama pada perancangan sebuah villa, yaitu efisiensi dan
kenyamanan. Villa menjadi salah satu akomodasi yang banyak dipilih oleh para wisatawan
di Bali, karena penawaran layanan dan suasana yang lebih privat personal serta harga yang
lebih terjangkau dibanding hotel. Maka dari itu
Dampati Villas merupakan salah satu akomodasi yang bersifat non komersil
yang terletak di daerah Sanur, yang notabene merupakan salah satu tempat wisata terkenal
di Bali. Bangunan ini ini memiliki bentuk interior yang menampilkan Tradisional Bali
sehingga hal ini sangat cocok jika digunakan untuk long term stay oleh manula.

Sekolah Tinggi Desain Bali | 1


1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimana cara menerapkan konsep desain villa yang sesuai untuk civitas yang
berumur 55 tahun ?
2. Bagaimana cara mendesain “2 storey villa dengan ketentuan Wellness dan Retirement
Actifvity & Requirement” ?
1.3 Batasan Desain
Adapun batasan – batasan Desain yang diberikan seperti :
1. Tema besarnya adalah Wellness Tourism.
2. Sasaran Marketnya adalah pensiunan kaya berumur 55 tahun keatas yang sehat.
3. Jenis Villa Long Term Stay.
4. Villa yang akan di Redesign minimal sudah berjalan 10-15 tahun yang lalu di area
Wellness Tourism menjadi Retirement Villa.
5. Luas bangunan yaitu 150m2
6. Luas Lobby 50m2
1.4 Tujuan Perancangan
Dengan adanya rumusan masalah tersebut jadi tujuannya yaitu, merancang interior
Villa Long Term Stay yang menerapkan desain penunjang untuk civitas berumur 55 tahun
yang dapat memberikan suasana menyenangkan pada interior Dampati Villa Sanur.
1.5 Manfaat Perancangan
1.5.1. Manfaat Akademis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah inspirasi pada
materi perkuliahan Studio Interior 2 khususnya mengenai gambaran dan
pandangan tentang perancangan Redesign Villa.
2. Mata kuliah ini dapat membantu mahasiswa dalam mengetahui proses
Redesign Villa yang memenuhi standar design, serta dapat melatih
mahasiswa dalam me-Redesign Villa.
1.5.2. Manfaat Praktis
Dengan adanya mata kuliah ini diharapkan dapat menambah wawasan
mahasiswa dalam proses me-Redesign Villa. Yang pada akhirnya diharapkan
para mahasiswa mampu mengaplikasikannya pada saat terjun kelapangan.

Sekolah Tinggi Desain Bali | 2


BAB II
KAJIAN LITERATUR

2.1. Tinjauan Umum


2.1.1 Pengertian Villa
Berikut ini adalah beberapa pengertian mengenai villa dari berbagai sumber,
yaitu:
a. Kata villa dalam bahasa Inggris memiliki arti yaitu rumah kecil yang berada
dekat ataupun jauh dan pinggiran kota. (Encyclopedia Britannic, 1961 : 152)
b. Di Amerika Serikat, kata villa dikenal sebagai sebuah pengembangan real
Estate yang secara umum mengacu pada rumah atau tempat kediaman yang
mewah. (Encyclopedia Britannic, 1961 : 152)
c. Villa adalah sebuah rumah mungil di luar kota atau di pegunungan yang
merupakan rumah peristirahatan yang hanya digunakan pada waktu liburan.
(Kamus Bahasa Indonesia, 1992)

Villa merupakan sebuah rumah, akan tetapi yang membuatnya berbeda


dengan rumah dari biasanya adalah :

1. Villa digunakan untuk tempat menyendiri baik itu seorang diri maupun
bersama dengan keluarga. Tempat untuk bersanti dan melepaskan ketegangan
akibat rutinitas kegiatan. Sedangkan rumah digunakan sebagai tempat untuk
istirahat yang merupakan bagian dari rutinitasnya.
2. Villa tidak digunakan atau ditinggali setiap saat seperti rumah, melainkan
hanya digunakan pada saat-saat tertentu seperti pada saat liburan. Hanya pada
saat itulah orang-orang terbebas dan rutinitas kegiatannya.
3. Villa memiliki tingkat kenyamanan yang lebih tinggi dari pada rumah. Oleh
karena itu villa pada umumnya terletak di luar kota atau di pegununganyang
mempunyai udara yang lebih bersih dan segar serta memiliki viewyang lebih
baik dibandingkan dengan rumah dalam kota, tidak seperti rumahyang lebih
mementingkan efektifitas ke tempat kerja sehingga lokasi rumahada di dalam
kota.
4. Villa merupakan rumah kedua selain rumah pertama yang ditinggali setiap
hari, sehingga pada umumnya hanya orang-orang tertentu dengan kemampuan
ekonomi diatas rata-rata yang mampu memiliki villa.

Sekolah Tinggi Desain Bali | 3


Dengan demikian, vila adalah rumah peristirahatan (akan tetapi berbeda
dengan rumah biasa) terletak diluar kota, seperti pegunungan, pantai dan
sebagainya yang digunakan untuk bersantai di waktu luang atau liburan oleh
pemiliknya.
2.1.2 Wellness Tourism
Wellness dapat digambarkan sebagai sebuah proses di mana individu
membuat pilihan dan terlibat dalam kegiatan dengan cara mempromosikan
mengarahkan gaya hidup yang sehat, yang pada gilirannya berdampak positif
bagi kesehatan individu itu sendiri (Barre, 2005).
Wellness Tourism adalah perjalanan dengan motivasi kesehatan (
health tourism) pada hakekatnya dilakukan sehubungan dengan kesehatan,
seperti pemeriksaan kesehatan (medical check-up), pemeliharaan, seperti mandi
uap, mandi lumpur, mandi air panas, pijat refleksi, pijat kebugaran dan spa
yang dewasa ini sedang marak di Indonesia, pengobatan, pemulihan dan
selanjutnya. (Rogayah, 2007).
Menurut Kaspar (dalam Mueller dan Kaufmann , 2007), kebutuhan
akan produk health and wellness akan terus berkembang dan menjadi beragam
tergantung pada faktor sosial dan kepekaan lingkungan. Jika manusia masih
memiliki rasa untuk memanjangan diri “self responsibility” maka pasti akan
membutuhkan jasa health and wellness tersebut. Health and Wellness
produk dapat dikategorikan pada beberapa kelompok yakni; (1) mind mental
activity/education, (2) health nutrion/diet, (3) body physical fitness/beauty
care, dan (4) relaxation rest/meditation. Lebih jelasnya dapat digambarkan
pada figure dibawah ini.
2.1.3. Standart Disable
Membuat bangunan ramah Difabel berarti menciptakan hunian yang
ramah, nyaman dan aman bagi siapapun, bukan hanya penyandang disabiitas
melainkan lansia, anak- anak dan orang sakit. Karena rumah ramah Difabel
terbangun atas azas fasilitas dan aksesbilitas: keselamatan, kemudahan,
kegunaan dan kemandirian.
Keselamatan, yaitu setiap bangunan yang bersifat umum dalam suatu
lingkungan terbangun, harus memperhatikan keselamatan bagi semua orang.
Kemudahan, yaitu setiap orang dapat mencapai semua tempat atau bangunan
yang bersifat umum dalam suatu lingkungan.

Sekolah Tinggi Desain Bali | 4


Kegunaan, yaitu setiap orang harus dapat mempergunakan semua tempat atau
bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan.
Kemandirian, yaitu setiap orang harus bisa mencapai, masuk dan
mempergunakan semua tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu
lingkungan dengan tanpa membutuhkan bantuan orang lain.
Ada beberapa standar ramah Difabel atau teknis fasilitas dan aksesbilitas
yang wajib dipenuhi oleh bangunan, rumah/ hunian yang lazim ada dan
diperlukan yaitu: ukuran dasar ruang, pintu, ram, tangga, toilet, pancuran dan
wastafel.
a. Ukuran dasar ruang/ ruang lantai bebas
Adalah ukuran dasar ruang tiga dimensi (panjang, lebar, tinggi) mengacu kepada
ukuran tubuh manusia dewasa, peralatan yang digunakan, dan ruang yang
dibutuhkan untuk mewadahi pergerakan penggunanya. Peralatan yang
digunakan seperti kruk, tongkat dan kursi roda. Ruang lantai bebas selain demi
kenyamanan bergerak dan kesehatan juga memudahkan evakuasi ketika terjadi
bencana. Selengkapnya baca: Ukuran dan Detil Penerapan Standar untuk
Ukuran Dasar Ruang/ Ruang Lantai Bebas.
b. Pintu
Pintu adalah bagian dari suatu tapak, bangunan atau ruang yang merupakan
tempat untuk masuk dan keluar dan pada umumnya dilengkapi dengan penutup
(daun pintu). Pintu pagar ke tapak bangunan harus mudah dibuka dan ditutup
oleh penyandang disabilitas. Pintu keluar/masuk utama memiliki lebar manfaat
bukaan minimal 90 cm, dan pintu- pintu yang kurang penting memiliki lebar
bukaan minimal 80 cm, kecuali untuk rumah sakit harus berukuran minimal 90
cm. Untuk ukuran detil standar dan penerapan baca: Standar Pintu Rumah/
Hunian Ramah Difabel.
c. Ram
Ram adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan kemiringan tertentu,
sebagai alternatif bagi orang yang tidak dapat menggunakan tangga.
Kemiringan suatu ram di dalam bangunan tidak boleh melebihi 7°, dengan
perbandingan antara tinggi dan kelandaian 1:8. Perhitungan kemiringan tersebut
tidak termasuk awalan atau akhiran ram (curb rams/landing) Sedangkan
kemiringan suatu ram yang ada di luar bangunan maksimum 6°, dengan

Sekolah Tinggi Desain Bali | 5


perbandingan antara tinggi dan kelandaian 1:10. Selengkapnya baca:
Persyaratan Aksesibilitas Ram bagi Penyandang Disabilitas.
d. Tangga
Tangga merupakan fasilitas bagi pergerakan vertikal yang dirancang dengan
mempertimbangkan ukuran dan kemiringan pijakan dan tanjakan dengan lebar
yang memadai. Tangga harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang
berukuran seragam, memiliki kemiringan tangga kurang dari 60°, tidak terdapat
tanjakan yang berlubang yang dapat membahayakan pengguna tangga serta
harus dilengkapi dengan pegangan rambat (handrail) minimum pada salah satu
sisi tangga.
e. Toilet
Toilet adalah fasilitas sanitasi yang aksesibel untuk semua orang, termasuk
penyandang disabilitas dan lansia pada bangunan atau fasilitas umum lainnya.
Toilet atau kamar kecil umum harus memiliki ruang gerak yang cukup untuk
masuk dan keluar pengguna kursi roda. Ketinggian tempat duduk kloset harus
sesuai dengan ketinggian pengguna kursi roda sekitar 45-50 cm. Selengkapnya
tentang toilet.
f. Pancuran
Merupakan fasilitas mandi dengan pancuran (shower) yang bisa digunakan oleh
semua orang, khususnya bagi pengguna kursi roda. Bilik pancuran (shower
cubicles) harus memiliki tempat duduk yang lebar dengan ketinggian
disesuaikan dengan cara-cara perilaku memindahkan badan pengguna kursi
roda. Bilik pancuran harus memiliki pegangan rambat (handrail) pada posisi
yang memudahkan pengguna kursi roda bertumpu. Pintu bilik sebaiknya
menggunakan pintu bukaan keluar. Selengkapnya baca: Standar Aksesbilitas
Pancuran (Shower) bagi Difabel.
g. Wastafel
Adalah fasilitas cuci tangan, cuci muka, berkumur atau gosok gigi yang bisa
digunakan untuk semua orang. Wastafel harus dipasang sedemikian sehingga
tinggi permukaannya dan lebar depannya dapat dimanfaatkan oleh pengguna
kursi roda dengan baik. Ruang gerak yang bebas didepan wastafel serta
memiliki ruang gerak di bawahnya sehingga tidak menghalangi lutut dan kaki
pengguna kursi roda. Selengkapnya baca: Membuat Wastafel Ramah Difabel.

Sekolah Tinggi Desain Bali | 6


2.2 Definisi Zonasi

Zonasi adalah pembagian atau pemecahan suatu area menjadi beberapa bagian,
sesuai dengan fungsi dan tujuan pengelolaannya.

Zoning terbagi menjadi 3 area :

1. Privat : dipilih area yang paling terhindar dari kebisingan jalan dan lingkungan sekitar.
Maka dipilih area ini adalah area yang jauh dari jalan umum/penduduk. Pada rumah,
zona privat hanya digunakan oleh pemilik atau anggota keluarga ( penghuni rumah ).
Contoh : Ruang tidur, Ruang kerja.
2. Semi Privat : dipilih area yang memiliki kebisingan dan lalulintas kegiatan sedang.
Perancang memilih area ini berada di tengah-tengah lahan perancangan. Pada rumah,
zona semi privat masih meiliki privasi namun tamu dengan kepentingan tertentu dapat
mengakses ke zona tersebut. Contoh : Ruang hobi, ruang musik.
3. Publik : dipilih area yang paling dekat dengan kebisingan jalan dan kepadatan
lalulintas kegiatan sekitar. Maka yang dipilih adalah area yang paling dekat dengan
jalan. Pada rumah tinggal, yang termasuk zona publik merupakan tempat yang boleh
diakses oleh siapa saja, contoh : Ruang tamu, ruang makan, wc.
2.3 Sirkulasi Ruang dan Jenis Ruang

Sirkulasi merupakan dimana kita bergerak dari suatu tempat ke sebuah tempat lain
yang berbeda,sehingga fungsi dari sirkulasi adalah untuk menghubungkan ruangan
yang satu dengan ruangan lainnya. Jenis-jenis Sirkulasi Penghubung Ruang :
a. Melewati Ruang
Untuk sirkulasi semacam ini, kedudukan atau posisi ruang yang ada di sekitar jalan
tidak berubah akibat pengaruh dari pola sirkulasi ini, selain itu pola sirkulasi ini juga
biasanya digunakan untuk menghubungkan ruang yang ada di sekitarnya.
b. Menembus Ruang
Sirkulasi ini lebih memusatkan pada pemotongan ruang dalam dari sebuah objek, yang
kemudian menciptakan bagian dari potongan tersebut menjadi suatu tempat untuk
beraktivitas.
c. Berakhir Dalam Ruang
Sirkulasi berikut ini adalah jenis sirkulasi yang bergantung pada pola dan letak ruang.
Selain itu, sirkulasi ini juga selalu digunakan untuk mencapai/ memasuski ruang yang
bersifat fungsional/ ruang khusus.

Sekolah Tinggi Desain Bali | 7


Sirkulasi Ruang Radial
Pola sirkulasi radial dapat dilihat dengan ciri
sebagai berikut : Memiliki pusat ruang,
berkembang ke seluruh arah, sirkulasi tidak terlalu
panjang, membutuhkan luasan tapak yang besar,
hubungan antar ruang begitu erat. Pola radial
memiliki jalur-jalur linier yang memanjang dari
atau beraikhir di sebuah titik pusat bersama,
Gambar 2.1 Sirkulasi Radial seperti menyebar dari satu titik atau memusat ke
Sumber: www.e-
journal.uajy.ac.id satu titik.

2.4 Elemen Pembentuk Ruang


A. Lantai
Pengertian lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran penting
untuk memperkuat eksistensi obyek yang berada di dalam ruang. Fungsi lantai secara
umum adalah: menunjang aktivitas dalam ruang dan membentuk karakter ruang. Dari
sisi estetika, lantai berfungsi untuk memperindah ruang dan membentuk karakter
ruang. Tema warna dan image yang ditampilkan dapat mengambil konsep apa pun
sesuai karakter yang dimunculkan. Jenis-Jenis Lantai antara lain:
1. Keramik

Gambar 2.2 Lantai Keramik


Sumber:http://desainsrumahminimalis.com/model-keramik-
lantai/

Material ini lebih sering digunakan dikarenakan mempunyai kemudahan pemasangan,


keramik ada 2 (macam) yaitu keramik licin/halus (digunakan untuk in door bersifat
lantai kering) dan keramik ber tekstur/kasar (digunakan untuk out door dan bersifat
lantai mudah basah, seperti; teras, kamar mandi, tempat cuci dan garasi).Dari
peruntukannya ada 2 (dua) ialah keramik lantai dan keramik dinding.

Sekolah Tinggi Desain Bali | 8


2. Lantai Parket

Gambar 2.3 Lantai Parket


Sumber:http://desainsrumahminimalis.com/model-
keramik-lantai/
Lantai yang terbuat dari kayu, serbuk kayu ataupun bahan sintetis bermotif kayu.
Parket ada 3 (tiga) macam, yaitu; pertama adalah parket kayu solid terbuat dari kayu
alami yang potong berdasar ukuran ketebalan lebar panjang untuk lantai, yang kedua
parket laminating flooring yang terbuat dari serbuk kayu dan ketiga adalah parket
sintetis “WPC wood plastic composite” bahan terbuat dari biji plastik dan diproses
membentuk serat serta motif kayu, “WPC” sangat tahan air, panas, hujan dan tidak
membutuhkan perawatan khusus dibandingkan parket bahan kayu/serbuk kayu.
3. Lantai Batu alam

Gambar 2.4 Lantai Batu Alam


Sumber:http://desainsrumahminimalis.com/model-
keramik-lantai/
Lantai batu alam sering digunakan untuk ruang out door atau pun ruang yang berkesan
out door, disamping itu lantai batu alam juga sering digunakan untuk lantai carport
rumah tinggal. Pekerjaannya butuh ketelitian, seni yang cukup tinggi sehingga mampu
mendapatkan hasil susunan batu alam yang cantik dan rapi.
B. Dinding
Dinding umumnya membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur lainnya,
membatasi ruang dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan, atau melindungi atau
membatasi suatu ruang di alam terbuka.Tiga jenis utama dinding struktural adalah
dinding bangunan, dinding pembatas (boundary), serta dinding penahan (retaining).
Macam-Macam Dinding Berdasarkan Bahannya :

Sekolah Tinggi Desain Bali | 9


1. Dinding Batu Alam

Gambar 2.5 Dinding Batu Alam


Sumber:https://arsitekturia.com/
Seperti batu bata, dinding dari batu itu tahan lama dan rendah pemeliharaan.Selain itu
material batu tersedia dalam berbagai warna, tekstur, dan ukuran.Batu mudah
beradaptasi dengan berbagai jenis estetika yang diinginkan.
2. Dinding Bata Merah

Gambar 2.6 Dinding Bata Merah


Sumber:https://arsitekturia.com/
Tahan lama dan hampir tidak membutuhkan pemeliharaan yang berarti, menjadikan
bata sebagai material dinding rumah paling ideal.Bata tersedia dalam berbagai ukuran,
tekstur, dan warna.Bata juga dapat ditumpuk dan diletakkan dalam berbagai
pola.Selain itu bata juga bisa digunakan dalam desain tradisional hingga kontemporer.
3. Dinding Plesteran

Gambar 2.7 Dinding Plesteran


Sumber:https://arsitekturia.com/

Dinding plesteran adalah pilihan yang cocok untuk eksterior dengan permukaan besar
dan geometri sederhana.Material ini tersedia dalam pilihan sintetik dan alami, selain
itu juga cocok untuk rumah dengan desain modern hingga kontemporer.

Sekolah Tinggi Desain Bali | 10


C. Plafon
Plafon atau yang sering disebut langit-langit, merupakan komponen bangunan
yang berfungsi sebagai lapisan yang membatasi tinggi suatu ruangan.
1. Plafond Tripleks

Gambar 2.8 Plafond Tripleks


Sumber:http://desainsrumahminimalis.com/model-
plafon-minimalis/

Plafon berbahan tripleks merupakan jenis penutup plafon yang sering dipakai.Bahan
pebuatan plafond ini adalah kayu kaso. Ukuran tripleks dipasaran adalah 122 cm x 244
cm dengan ketebalan 3 mm, 4 mm dan 6 mm. Pemasangan plafon ini dapat dipasang
lembaran tanpa dipotong-potong maupun dapat dibagi menjadi empat bagian supaya
lebih mudah dalam penataan dan pemasangannya. Rangka plafon dapat menggunakan
kayu kaso 4/6 atau 5/7 dengan ukuran rangka kayu 60 cm x 60 cm. Namun jika
menginginkan rangka yang kuat gunakan kayu kasa 5/7.sedangkan untuk tripleksnya
gunakan 6mm.
2. Plafond Gypsum

Gambar 2.9 Plafond Gypsum


Sumber:http://desainsrumahminimalis.com/model-
plafon-minimalis/

Saat ini,plafond gypsum telah menjadi menjadi favorit masyarakat Indonesia. Ukuran
untuk plafon adalah 122 cm x 244 cm. Untuk rangka seperti anda dapat menggunakan
kayu maupun metal furing.Penggunaaan kayu sebagai rangkanya akan lebih kuat saat
dipijak.Namun jika digunakan pada rumah bertingkat sebaiknya pada lantai dibawah
di anjurkan rangka metal furing saja.

Sekolah Tinggi Desain Bali | 11


2.5 Elemen Pelengkap Ruang
Elemen pembentuk ruang yang akan dijelaskan di sini adalah aksesoris, pintu dan
jendela.
A. Pintu
Pintu adalah salah satu dari utilitas yang paling penting, karena sebuah ruangan
hanya bisa di masukin apabila ada pintu, berikut akan dijelaskan mengenai fungsi dan
tipologi dari pintu.
1. Fungsi / kegunaan pintu
Untuk jalan keluar masuknya orang atau barang dari kamar yang satu ke kamar
yang lain disebut sebagai pintu dalam, dan keluar masuknya orang atau barang
dari ruang dalam ke ruang luar disebut sebagai pintu luar. Pintu luar juga
berfungsi membantu sirkulasi udara dan penerangan alam kedalam ruang.
2. Tipologi Pintu
Tipologi pintu ada lima pintu swing, pintu geser, pintu lipat, pintu rell dan pintu
revolving. Di antara tipe-tipe pintu tersebut, ada empat jenis pintu yang digunakan
dalam rancangan. Diantaranya :
a. Pintu Swing
Jenis pintu yang paling umum dan selalu digunakan di bangunan manapun
adalah pintu swing atau pintu kupu-kupu, yaitu pintu biasa yang dapat
membuka dan menutup dengan cara didorong ke depan atau ditarik
kebelakang dengan putaran satu arah maupun dua arah.

Gambar 2.10 Pintu Swing


Sumber : http://www.kiranarayacipta.com

b. Pintu Geser (Sliding Door)


Pintu model ini sering disebut juga dengan sliding door. Cara membukanya
dengan menggeser pintu ke samping kanan atau kiri. Pintu geser ini biasanya
digunakan pada ruang yang sempit karena tidak memerlukan ruang unntuk

Sekolah Tinggi Desain Bali | 12


mengayunkan pintu seperti pintu swing. Pintu geser juga mulai banyak
digunakan pada lemari pakaian. Karena memberikan kesan rapi. Namun,
kekurangan pintu ini adalah pemasangannya lebih sulit dan memerlukan
struktur bantalan yang kuat untuk menggantung, dan dapat merepotkan bila
roda keluar dari rel pengaman.

Gambar 2.11 Pintu geser


Sumber : http://www.fibertec.com
B. Jendela
Selain pintu, utilitas yang tidak kalah pentingnya untuk sebuah rangan adalah
jendela, berikut penjelsan fungsi dan tipologi jendela.
1) Fungsi / kegunaan jendela
Untuk memasukkan cahaya matahari kedalam ruangan dan membantu sirkulasi
udara dalam ruang, sehingga ruangan menjadi nyaman. Dari fungsi tersebut
jendela perlu ditempatkan pada dinding yang berhubungan dengan ruang luar.
Pada jendela dengan kaca besar berfungsi untuk mewujudkan adanya hubungan
antara interior dan eksterior.
2) Tipologi jendela
a. Jendela yang dipasang mati dalam kusen.
b. Jendela dengan daun jendela yang dibuka kedalam atau keluar.
c. Jendela dengan daun pintu yang dibuka dengan digeser ke atas atau ke bawah.
d. Jendela dengan kaca-kaca krepyak (terpisah kecil-kecil).
e. Jendela dengan daun yang dibuka dengan diputar dalam sumbu horizontal.
f. Jendela dengan daun seperti dibawah ini biasanya dibuka kedalam agar tidak tampias
hujan.

Sekolah Tinggi Desain Bali | 13


Inilah macam-macam jendela :
1. Jendela Swing

Gambar 2.12 Jendela


Sumber : http://www.rumahminimalismedia.com

B. Jendela Pivot

Gambar 2.13 Jendela Pivot


Sumber: www.rumah.com

C. Jendela Awning

Gambar 2.14 Jendela Awing


Sumber: www.rumah.com

2.6 Utilitas
2.6.1 Pencahayaan
Pencahayaan atau lighting selain berfungsi sebagai penerangan juga dijadikan
bahan aksesoris untuk memberi nilai estetika sebuah ruangan. Berdasarkan
sumbernya, pencahayaan dibagi menjadi dua, yaitu pencahayaan alami dan
pencahayaan buatan:
A. Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari
sinar matahari.Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang di
perlukan jendela - jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang -
kurangnya 1/6 daripada luas lantai.Faktor - faktor yang perlu diperhatikan agar
penggunaan sinar alami mendapat keuntungan, yaitu:

Sekolah Tinggi Desain Bali | 14


a. Variasi intensitas cahaya matahari
b. Distribusi dari terangnya cahaya
c. Efek dari lokasi pemantulan cahaya
d. Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung.
B. Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan merupakan pencahayaan yang memanfatkan teknologi
buatan manusia atau energi olahan seperti lampu. Pencahayaan buatan bertujuan
memenuhi kebutuhan cahaya pada siang maupun malam hari, dan terutama
untuk kebuthan cahaya dalam ruang. Berdasarkan pengaplikasiannya,
pencahayaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu pencahayaan langsung dan tidak
langsung. Berikut definisinya:
1. Cahaya Langsung
Sistem pencahayaan langsung merupakan penempatan sumber cahaya
secara langsung pada permukaan bidang aplikasi, baik pencahayan alami
maupun buatan.

Gambar 2.15 Cahaya Langsung


http://architectaria.com/wpcontent/uploads/2015/01/pencahayaan_
alami_1.jpg
2. Cahaya tidak Langsung
System pencahayaan ini merupakan system cahaya dibalik suatu bidang
aplikasi dan memanfaatkan refleksi cahaya dari balik bidang tersebut untuk
membentuk kesan cahaya tertentu.

Gambar 2.16 Cahaya buatan


http://3.bp.blogspot.com/_zwVYq8NdRIs/TFzyreQvoTI/AAAAAAAABT0/HzLh4
NloY5M/s1600/renovate-lighting1.jpg

Sekolah Tinggi Desain Bali | 15


2.6.2 Penghawaan
` Penghawaan adalah sirkulasi udara yang ada di suatu ruangan atau
bangunan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kadar uap air, gas
karbondioksida, dan bau keringat. Semakin banyak civitas yang menghuni suatu
ruangan, maka akan semakin banyak pula kebutuhan udara di dalam ruangan
tersebut. Sistem penghawaan terbagi menjadi dua:
A. Penghawaan Alami
Penghawaan alami dihasilkan oleh udara alami di luar, pada umumnya
bersumber dari pepohonan atau tanaman hijau yang ada di
halaman.Penghawaan alami dapat diperoleh dengan membuka jendela
rumah, ventilasi, dan pembuatan plafon yang tinggi.
B. Penghawaan Buatan
Penghawaan buatan berasal dari alat -alat listrik yang menghasilkan udara,
seperti AC (Air Conditioner) atau kipas angin.AC atau kipas angin dipasang
pada tempat-tempat yang minim jendela atau tertutup.Dengan begitu
kesegaran ruangan dapat tetap terjaga dan penghuni di dalamnya dapat tetap
beraktivitas dengan nyaman tanpa perlu khawatir sesak nafas.

2.7 Teori Warna

Gambar 2.17 Teori Warna


Sumber : http://i-contcreation.blogspot.co.id/2012/12/teoriwarna-untuk-interior.html

Warna adalah suatu aspek yang dapatmenghidupkan ruang dan


membentuk /menciptakan kesan pada ruang. Hal ini dapat diperoleh salah
satunya dengan pengkomposisian warna yang tepat, sehingga dapat
memberikan kesan, karakter dan arti bagi ruang itu sendiri. Berikut beberapa
warna serta kesan yang ditimbulkan dalam suatu ruangan:

Sekolah Tinggi Desain Bali | 16


• Putih
Warna putih bisa jadi merupakan warna yang paling banyak digunakan. Kesan
yang ditimbulkan oleh warna putih adalah kesan luas dan lega sehingga warna
ini dapat dipilih untuk diaplikasikan pada ruangan yang sempit. Selain itu,
warna putih merupakan warna yang netral sehingga dapat di gunakan di
seluruh bagian rumah.
• Merah
Warna merah menciptakan kesan hangat pada sebuah ruangan. Akan tetapi,
pilihan tingkat kemerahan juga berpengaruh terhadap kesan tersebut.
Misalnya, merah cerah akan terasa lebih ceria dibandingkan merah tua. Selain
itu, warna merah dapat memberikan kesan romantic.
• Kuning
Warna kuning mampu menciptakan kesan ceria. Warna ini sangat sesui untuk
dipakai pada ruangan dimana anak-anak dapat bermain di dalamnya. Oranye
merupakan warna dengan karakteristik yang mirip dengan warna kuning.
• Biru
Secara umum, warna biru dapat menimbulkan kesan dingin. Warna ini sesuai
untuk diaplikasikan pada ruangan yang membutuhkan kesan dingin seperti
dapur. Selain biru, warna ungu juga memiliki karakter yang mirip sehingga
dapat dijadikan alternatif.
• Hijau
Hampir sama dengan warna biru, warna hijau dapat menimbulkan kesan
dingin. Akn tetapi, warna hijau lebih bersifat segar dibandingkan warna biru.
• Merah Muda atau Pink
Warna ini memiliki kesan feminin. Bagi anda yang menghendaki sebuah
ruangan dengan kesan feminine.
• Krem dan abu-abu
Warna krem dan abu-abu merupakan warna netral dengan kesan
menentramkan. Warna ini sangat sesuai untuk diaplikasikan pada ruang tamu
karena hampir semua orang nyaman dengan warna-warna tersebut.

Sekolah Tinggi Desain Bali | 17


• Coklat
Warna ini bersifat hangat dan bersahabat. Cukup aman digunakan untuk
interior, namun terkadang juga kaku. Coklat adalah warna bumi, memberikan
kesan hangat, nyaman dan aman. Namun selain itu, coklat juga memberikan
kesan ‘sophisticated’ karena dekat dengan warna emas. Bisa di bayangkan
kesan ‘mahal’ desain dengan kombinasi warna hitam dan coklat muda. Dan
tidak lupa, coklat juga bisa memberikan nuansa ‘dapat di andalkan’ dan ‘kuat’.
2.8.Furniture
Furniture atau mebel adalah perlengkapan rumah yang mencakup semua
barang seperti, meja, dan lemari. Mebel berasal dari kata movable, yang
artinya bisa bergerak.Pada zaman dahulu meja kursi dan lemari relatif mudah
digerakkan dari batu besar, tembok, dan atap.Sedangkan kata furniture berasal
dari bahasa Prancis fourniture (1520-30 Masehi).
Furniture mempunyai asal kata fournir yang artinya furnish atau perabot
rumah atau ruangan. Walaupun mebel dan furniture punya arti yang beda,
tetapi yang ditunjuk sama yaitu meja, kursi, lemari, dan seterusnya. Dalam
kata lain, mebel atau furniture adalah semua benda yang ada di rumah dan
digunakan oleh penghuninya untuk duduk, berbaring, ataupun menyimpan
benda kecil seperti pakaian.
2.9.Aksesoris
Aksesoris ruangan dalam desain interior berfungsi sebagai penunjang dalam
keindahan sebuah ruangan tersebut. Meskipun ukuran dan bentuknya kecil,
setiap detail yang Anda berikan pada setiap ruangan di rumah tinggal atau akan
memberikan efek personal yang spesial. Semakin detail aksesoris yang Anda
letakkan di ruangan, ruangan akan tampak semakin menarik dan berbeda.
Contoh aksesoris ruangan yaitu wallpaper, pemasangan wallpaper pada
dinding dapat memberikan kesan tertentu bagi suatu ruangan, karpet, vas
bunga, guci, figura, dan lain sebagainya.

Sekolah Tinggi Desain Bali | 18


Ganbar 2.20 Karpet
Gambar 2.18 Vas Bunga https://jualoo.asia/wp-
https://s3-ap-southeast- content/uploads/2018/05/dafta
1.amazonaws.com/arsitagbl Gambar 2.19 Jam r-harga-karpet-minimalis-
og/17+Cara+Menghias+Ru https://st.hzcdn.com/simgs/a64 termantap.jpg
mah+Saat+Liburan+denga 1322f090317be_4-3669/home-
n+Gaya+Scandinavian/Sim design.jpg
ulation-flowers.jpg

Sekolah Tinggi Desain Bali | 19


BAB III
METODOLOGI DESAIN

Metodologi desain adalah metode perancangan dalam pengumupulan data-data


yang mendukung dalam perancangannya. Tentunya ini menentukan acuan teori dan data
yang digunakan tersebut valid atau tidak. Selanjutnya dipaparkan teknik pengolahan data
yang telah dikumpulkan oleh perancang yang kemudian akan dianalisa sehingga
menjadikan sebuah rancangan yang tepat.
3.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam proses perancangan interior rumah tinggal, diperlukan metode pengumpulan
data yang diantaranya meliputi sebagai data-data berikut ini:
3.1.1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil observasi secara langsung,
yaitu berupa data yang diperoleh dari hasil wawancara kepada penghuni,
kemudian melakukan pengamatan terhadapa karakter penghuni, aktivitas
penghuni, serta melakukan dokumentasi untuk digunakan sebagai data
pembanding
3.1.2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui beberapa sumber lainnya
yang berada diluar dari observasi. Seperti contohnya melalui internet, buku,
ataupun orang yang memiliki informasi tentang data yang diperlukan.
3.2 Metode Analisa Data
Setelah mendapatkan data-data yang digunakan maka proses selanjutnya
melakukan pengolahan data dari data-data tersebut. Adapun metode yang
digunakan yaitu proses pengolahan data adalah metode kualitatif. Pendekatan
kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada
metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada
pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks berupa mengamati
kondisi lahan, menjabarkan penghuni rumah, membandingkan data yang telah
diperoleh, membuat laporan terinci dari hasil wawancara dengan narasumber, dan
membuat suatu data berupa tabel civitas, aktivitas, dan kebutuhan ruang serta
analisa lahan sebagai data yang akan digunakan untuk me-redesain apartemen
dengan menggunakan lahan yang telah ditentukan.

Sekolah Tinggi Desain Bali | 20


3.3 Metode Desain
Metode desain yang digunakan dalam proses perancangan interior rumah
tinggal adalah Metode kotak kaca (glass box method). Metode kotak kaca adalah
metode berpikir rasional yang secara obyektif dan sistematis menelaah segala
sesuatu hal secara logis dan terbebas dari pikiran dan pertimbangan yang tidak
rasional (irasional), misalnya sentimen dan selera. Metode ini selalu berusaha
untuk menemukan fakta-fakta dan sebab atau alasan faktual yang melandasi
terjadinya suatu hal atau kejadian dan kemudian berusaha menemukan alternatif
solusi atas masalah-masalah yang timbul. Metode berpikir seperti ini lazim pula
disebut sebagai reasoning.
3.4 Proses Desain
Dalam proses perancangan dengan metode Glass Box, ada 3 tahapan antara lain:
a. Input
Ini merupakan tahap awal, mencari data yang relevan dan bisa diuji
kebenarannya. Adapun data yang harus diperoleh adalah data fisik, non fisik,
dan literatur. Data fisik merupakan data yang meliputi dimensi ruang, keadaan
lahan, serta klimatologi. Data non fisik adalah data yang berupa identitas
civitas (pengguna ruang) serta aktivitasnya.
b. Proses
Pada tahap ini, data yang telah diperoleh akan dianalisis. Hal tersebut bertujuan
untuk memaksimalkan hasil perancangan. Setelah dianalisis, tahap berikutnya
adalah sintesa. Dimana pada proses sintesa, data yang dianalisa akan diberikan
solusi dari setiap permasalahannya atau diberikan beberapa alternative.
c. Output
Keputusan dari hasil analisis dan sintesa ada pada tahap output. Keputusan
yang diperoleh merupakan hasil perancangan yang terbaik. Namun apabila
terdapat kekurangan, dapat diperbaiki kembali. Tahap perbaikan ini disebut
revisi.

Sekolah Tinggi Desain Bali | 21


Feed Back Control
Input Proses Perancangan
Data Fisik Data Eksisting
Kasus Merancang
Apartemen villa Data
Data
Parameter Pembanding
Survey
Civitas & aktivitas, Feed Back
Data Non Kebutuhan ruang, Besaran Control
Data ruang, Hubungan ruang
Klasifikasi Primer Fisik
Data

1. Internet Latar belakang, Penjabaran


Data Sekunder Data
Literatur Tema dan Konsep Tema & Konsep
2. Referensi buku

Visualisasi
Tema dan
Konsep Output

Gambar rencana Transformasi

Gambar 3.1 Metodologi Desain


Sumber : Analisa Pribadi

Sekolah Tinggi Desain Bali | 22


BAB IV
DATA EKSISTING LAPANGAN

4. 1 Analisis Pemilihan Site


Memilih villa untuk di-redesain dengan ketentuan wellness dan retirement activity and
requirement dibutuhkan lokasi site dengan lingkungan yang mendukung. Beberapa
pertimbangan yang harus diperhatikan dalam memilih site, yaitu:
1. Lokasi yang strategis, seperti pusat pariwisata.
2. Berada dekat dengan fasilitas umum.
3. Memiliki jalan yang mudah diakses.
4. Memiliki infastruktur yang baik dan lengkap seperti listrik, air bersih, trainase dan
telekomunikasi.
5. Tempat tidak terpencil, tetapi tidak terlalu padat penduduk karena akan dihuni oleh
manula.
Berdasarkan pertimbangan terhadap site yang harus diperhatikan, maka dipilih dua buah
alternatif site yang dirasa memenuhi pertimbangan tersebut yang berada di Daerah Sanur.
4.1.1. Alternatif Villa I (Dampati Villas)
Dari hasil survey yang telah dilakukan, data – data yang telah dikumpukan
sebagai berikut :
1. Lokasi Villa sangat dekat dengan temapt wisata.
2. Lokasi Villa berada di Jalan Segara Ayu Sanur, Denpasar Selatan, Bali –
Indonesia.
3. Memiliki infrastruktur yang baik dan lengkap seperti listrik, air bersih, drainase,
dan telekomunikasi.
4. Lebar jalan 3,5 meter.
5. Luas bangunan 184 m2
6. Terdiri dari 2 lantai.

Gambar 4.1 Bentuk Dimensi Site


Sumber: Dok. Pribadi

Sekolah Tinggi Desain Bali | 23


Alternatif villa pertama berlokasi di Jalan Segara Ayu, Sanur, Denpasar Selatan.
Villa ini memiliki latar belakang panorama pantai yang memberikan suasana hunian
asri dan sejuk, yang sangat mendukung Wellness Life. Villa ini memiliki akses jalan
aspal yang mudah dilalui. Kondisi sekitar villa berdekatan dengan rumah penduduk,
pantai, dan beberapa villa/ homestay. Dari villa ini hanya perlu waktu kurang dari 2
menit jalan kaki ke Pantai Sanur. Villa Dampati ini dilengkapi dengan fasilitas yang
dapat menunjang Wellness Life seperti private pool, bersepeda, dan tracking.
4.1.2. Alternatif Villa II (Wikarnas Villas)
Dari hasil survey yang telah dilakukan, data – data yang telah dikumpukan
sebagai berikut :
1. Lokasi Villa cukup jauh dari area pariwisata.
2. Lokasi Villa berada di Jalan Pungutan No.62 Sindhu Sanur, Denpasar Selatan,
Bali – Indonesia.
3. Memiliki infrastruktur yang cukup baik dan lengkap seperti listrik, air bersih,
drainase, dan telekomunikasi.
4. Lebar gang 2 meter.
5. Luas bangunan 110 m2
6. Terdiri dari 1 lantai.

Gambar 4.2 Bentuk Dimensi Site


Sumber: Dok. Pribadi

Alternatif villa kedua berlokasi di Jalan Pungutan No.62 Sindhu Sanur, Denpasar
Selatan. Villa ini memiliki fasilitas public pool, kurang mendukung dalam wellness
life. Akses jalan ke villa ini terbilang sangat sulit, karena berada pada lingukungan
gang.

Sekolah Tinggi Desain Bali | 24


4.2. Analisis Site Terpilih
4.2.1. Lokasi

Gambar 4.3 Bentuk Dimensi Site


Sumber: Dok. Pribadi

Alternatif villa pertama berlokasi di Jalan Segara Ayu, Sanur, Denpasar Selatan. Villa
ini memiliki latar belakang panorama pantai yang memberikan suasana hunian asri
dan sejuk, yang sangat mendukung Wellness Life. Villa ini memiliki akses jalan aspal
yang mudah dilalui. Kondisi sekitar villa berdekatan dengan rumah penduduk, pantai,
dan beberapa villa/ homestay. Dari villa ini hanya perlu waktu kurang dari 2 menit
jalan kaki ke Pantai Sanur. Villa Dampati ini dilengkapi dengan fasilitas yang dapat
menunjang Wellness Life seperti private pool, bersepeda, dan tracking.

Gambar 4.4 Batasan Site Dampati Villas


Sumber: Data Pribadi

Sekolah Tinggi Desain Bali | 25


4.2.2. Analisis Existing Sekitar Site
a) Faktor Alam
Faktor alam yang meliputi topografi, dasar geologi, hidrografi, vegetasi, dan
iklim (orientasi matahari, curah hujan, kelembapan, arah angin, temperatur udara,
tekanan udara, dll). Iklim Kota Denpasar termasuk daerah beriklim tropis yang
dipengaruhi angin musim, sehingga memiliki musim kemarau dengan angin timur
(Juni - Desember) dan musim hujan dengan angin barat (September - Maret) dengan
diselingi oleh musim pancaroba. Suhu ratarata berkisar antara 25,4°C - 28,5°C dengan
suhu maksimum jatuh pada bulan Januari, sedangkan suhu minimum pada Bulan
Agustus. Jumlah curah hujan tahun 2008 di Kota Denpasar berkisar 0-406 mm dan
rata-rata 97,1 mm. Bulan basah (Curah Hujan >100 mm/bl) selama 4 bulan dari bulan
November - Februari. Sedangkan bulan kering (Curah Hujan
<100 mm/bl selama 8 bulan jatuh pada bulan Maret - Oktober. Curah Hujan
tertinggi terjadi pada Bulan Februari (406 mm) dan terendah terjadi pada Bulan
Oktober (0 mm).
Topografi pada site memiliki kemiringan yang relative datar, sehingga mudah
untuk penataan masa bangunan dan ruang luar.
b) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang meliputi tata guna lahan, lalu lintas, kepadatan
bangunan, sistem utilitas lingkungan, bentuk dimensi site. Untuk tata guna
lahan, lokasi yang perancang gunakan termasuk kawasan permukiman.
Dengan adanya perumahan yang disertai prasana dan sarana serta
infrastrukutur yang memadai. Kawasan permukiman ini secara sosial
mempunyai norma dalam bermasyarakat.

Adapun faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kondisi eksisting


yaitu lalu lintas, kebisingan dan utilitas.
1. Lalu lintas
Analisa lalu lintas menuju Dampati Villas meliputi Arah gerak kendaraan,
kemacetan dan lampu lalu lintas. Jarang terjadi kemacetan dan tidak terdapat
lampu lalu lintas sepanjang Jalan
2. Kebisingan
Analisis kebisingan lingkungan Dampati Villas meliputi sumber kebisingan
dan faktor kebisingan. Kebisingan pada lingkungan villa dalam kategori
sedang, karena sekitar site hanya terdapat permukiman dan lahan kosong.

Sekolah Tinggi Desain Bali | 26


3. Utilitas
Analisis utilitas pada lingkungan Dampati Villas meliputi Fasilitas dan
sarana titik utilitas kelistrikan dan sumber air. Pada lingkungan villa terdapat
gardu listrik dan penerangan jalan berupa lampu jalan dan lampu bangunan.
Sumber air pada area site menggunakan sistem air PDAM dan sumur bor.

4.3 Studi Pembanding


Tabel 4.1 Studi Pembanding

Gambar Fasilitas Analisis Kesimpulan

Pada
pencahayaan,
memaksimalkan
Memaksimalkan
pencahayaan
pencahayaan
alami melalui
alami,
bukaan yang
menggunakan
Living Room besar. Bukaan
jenis pintu
seperti pintu
sliding dan
menggunakan
menggunakan
jenis sliding
lantai bertekstur.
untuk
Gambar 4.5 Sentosa Residence memudahkan
Villa, Kuta Utara, Bali. membuka pintu.
Sumber: Data Pribadi

Sekolah Tinggi Desain Bali | 27


Pada kamar
mandi
menggunakan
penghawaan
Menggunakan
alami dengan
penghawaan
bukaan berupa
buatan dengan
jendela dengan
jendela yang
menambahkan
dilengkapi jalusi
Bathroom jalusi untuk
untuk keamanan
keamanan
dan tidak
pengguna. Lantai
menggunakan
yang digunakan
lantai dengan
tidak cocok,
finishing polish.
karena dapat
Gambar 4.6 Sentosa Residence memperbesar
Villa, Kuta Utara, Bali. kemungkinan
Sumber: Data Pribadi kepleset.

Terdapat handle
tambahan pada
Menambahkan
beberapa
handle pada
sanitair, seperti
beberapa fasilitas
pada wc duduk
kamar mandi
dan wastafel.
Bathroom untuk
Berfungsi
mempermudah
sebagai
dalam
pegangan dan
melakukan
membantu untuk
aktifitas.
melakukan
Gambar 4.7 Hyatt Regency aktifitas.
Amsterdam, Netherlands.
Sumber: Data Pribadi

Sekolah Tinggi Desain Bali | 28


Dinding pada
ruangan ini
menggunakan
kaca sehingga
Lebih banyak
memberikan
menggunakna
kesan menyatu
kaca, agar lebih
antara ruang
meyatu antara
dalam dan luar.
ruang dalam dan
Penggunaan
luar. Penggunaan
Bedroom material pada
kaca juga
ruangan ini juga
membantu dalam
hampir
memanfaatkan
seluruhnya
pencahayaan
Gambar 4.8 Villas Langkawi, menggunakan
alami lebih
Malaysia. kayu dan bambu.
maksimal.
Sumber: Data Pribadi Pemanfaatan
pencahayaan
alami juga sangat
maksimal.

Sekolah Tinggi Desain Bali | 29


BAB V
PROGRAM PERANCANGAN INTERIOR

5.1 Tema dan Konsep


Tema dan Konsep merupakan hal yang penting untuk dibahas selama proses
perencanaan dan perancangan desain berlangsung, karena selain fungsi dan kebutuhan,
tema dan konsep turut serta menentukan output/hasil dari Villa itu sendiri.
5.1.1 Tema
Tema adalah suatu pola atau gagasan spesifik yang berulang di seluruh desain pada
suatu proyek. Tema bersifat lebih umum dibandingkan dengan konsep. Pada sebuah
rancangan tema tidak dapat dilihat wujudnya secara nyata. Misalnya : Modern atau
Tradisional.
5.1.2 Konsep
Konsep adalah abstraksi dari sebuah ide atau gambaran mental, yang dinyatakan
dalam sebuah kata atau simbol. Konsep berada pada proses sintesa dan pada sebuah
perancangan, konsep dapat dilihat hasilnya/ secara nyata. Misalnya : Open Space.
5.1.3 Tema dan Konsep Perancangan
A. Pendekatan Tema
Dasar pertimbangan tema dari Villa ini adalah :
a. Pendekatan Wellness dan Retirement Actifvity & Requirement yaitu
Villa merupakan bangunan yang mengakomodasi antara fungsi hunian
yang layak dan tempat santai yang dapat digunakan untuk menunjang
aktifitas kerja civitasnya.
b. Pendekatan Aktivitas yaitu segala aktivitas yang meliputi bangun pagi,
olah raga, sarapan, menonton televisi, mandi, makan, bersantai, dan tidur.
B. Penentuan dan Penjelasan Tema

Berdasarkan pendekatan-pendekatan diatas, maka tema dan konsep yang


dipilih dalam desain Villa ini adalah Wajah Lama Bali dengan konsep Dalam
Sesuluran. Gaya Wajah Lama Bali dapat diartikan sebagai tata ruang dari wadah
kehidupan masyarakat Bali yang telah berkembang secara turun-temurun dengan
segala aturan-aturan yang diwarisi dari zaman dahulu, sampai pada
perkembangan satu wujud dengan ciri-ciri fisik yang terungkap pada lontar Asta
Kosala-Kosali, Asta Patali dan lainnya, sampai pada penyesuaian-penyesuaian
oleh para undagi yang masih selaras dengan petunjuk-petunjuk dimaksud, dan

Sekolah Tinggi Desain Bali | 30


sangat dipengaruhi oleh unsur agama Hindu, mulai dari organisasi ruang sejak
awal gerbang sampai tata letak ruang, serta detail ukirannya.
Konsep Dalam Sesuluran, merupakan penjabaran dari jenis-jenis Ornamen
Bali. Ornamen Bali merupakan sebuah karya seni yang hadir melalui
kemampuan imajinasi, kreatifitas dan pemahaman estetika terhadap karakteristik
alam oleh masing-masing seniman. Hal ini menyebabkan adanya beberapa
perbedaan dalam setiap karya seni ornamen tradisional Bali. Konsep Dalem
Sesuluran yang memiliki arti dari sebuah tumbuhan sesulur atau tumbuhan
merambat, jadi pengaplikasian konsep ini yaitu berada di hubungan ruangnya
yang memiliki sistem sirkulasi yang terpusat dimana per-ruangan tersebut
bercabang seperti tumbuhan merambat yang bercabang-cabang.
C. Pengaplikasian Tema dan Konsep
1. Aplikasi tema dan konsep pada landscape villa
Lanscape menurut arti katanya yaitu pemandangan. Penataan landscape
yang baik pada sebuah bangunan memberikan kesan kedekatan dan privasi,
terutama untuk bangunan seperti villa. View yang indah dapat tercipta dari
penataan landscape yang baik. Landscape pada villa akan lebih dominan
menampilkan tema Traditional Romantic yang memiliki suasana segar, sejuk,
luas dengan aksen taman-taman romantis.Tanaman yang dominan ada pada
villa adalah jenis pohon kamboja, Lavender, Bougenville, dan kembang
sepatu.

Gambar 5.1 Tanaman pada perancangan Villa, (a) Pohon Kamboja, (b)
Lavender, (c) Bougenville, (d) Kembang sepatu
Sumber : www.google.com
Sumber : www.google.com
2. Aplikasi tema dan konsep pada entrance villa

Entrance merupakan kesan pertama yang akan didapatkan oleh


pengunjung maupun civitas. Entrance yang menarik akan memberikan kesan
pertama yang baik untuk pengunjung sebelum masuk lebih jauh. Pada
perancangan villa ini, pintu entrance akan dibuat berbentuk Gapura (Angkul-

Sekolah Tinggi Desain Bali | 31


angkul), yang mengadopsi filosofi sejak dahulu gerbang dijadikan sebagai
penanda tempat dan status sosial masyarakat.

Gambar 5.2 Pintu Masuk Villa yang di Rancang


Sumber : www.google.com, 2019

Kemudian akan di berikan Patung Penyambutan (Merdah-Tualen) pada


Gapura, yang memiliki makna bahwa setiap pengunjung yang memasuki
villa merupakan bagian dari villa yang akan merasa nyaman layaknya berada
dirumah sendiri.

3. Aplikasi tema dan konsep pada lantai, dinding dan plafon villa
Lantai, dinding dan plafon merupakan elemen utama pembentuk ruang.
Aplikasi tema dan konsep pada lantai yaitu menggunakan lantai tegel yang
motifnya akan mengadopsi bentuk gigi ikan paus yang runcing. Sedangkan
pada dinding akan diadopsi bentuk dari salah satu pengaruh dari agama
Hindu Majapahit. Awalnya ukiran ini diletakkan di tempat ibadah, namun
seiring perkembangan zaman, patung dengan pahatan unik menjadi gaya
arsitektur yang identik dengan Bali. Plafon pada villa ini, langit-langit
dengan rangka kayu sebagai ciri khas arsitektur Bali berpadu serasi
dengan gaya modern open-plan dengan tetap memperlihatkan zonasi
yang rapi antara ruang keluarga dan ruang makan.

Gambar 5.3 (a) Dinding, (b) Plafon


Sumber : www.google.com
Sumber : www.google.com

Sekolah Tinggi Desain Bali | 32


5.1.4. Program Aktifitas dan Civitas
A. Program Civitas
Civitas yang menggunakan villa ini adalah pasangan suami istri pensiunan
kaya berumur diatas 55 tahun yang menyewa sebuah villa long term stay.
Civitas pada villa ini dibagi menjadi dua yaitu:
a. Civitas Semi Permanen
Civitas semi permanen merupakan penghuni yang menetap pada suatu
tempat dengan jangka waktu yang cukup lama, tetapi tidak menetap.
b. Civitas Tidak Permanen
Civitas tidak permanen merupakan penghuni yang tinggal pada suatu
tempat dengan jangka waktu yang relatif singkat bahkan tidak lebih dari
satu hari, biasanya hanya sebagai tamu.
B. Program Aktivitas
Program aktifitas mencangkup seluruh kegiatan yang dilakukan oleh civitas
mulai dari bangun tidur hingga tidur pada malam hari.
a. Tidur, jika sudah menjadi pensiunan tidur menjadi aktivitas utama
dengan jadwal tidur yang lebih panjang dari sebelumnya, mengingat
harus bekerja dengan jam kerja setiap harinya.
b. Santai, merupakan aktivitas yang mendominasi civitas pensiunan,
karena tidak ada pekerjaan tetap yang dilakukan setiap hari. Bentuk
santai sendiri bisa berupa membaca buku, menonton televisi, bermain
gadget atau sekedar berjemur menikmati udara segar di sekitar tempat
tinggal.
c. Makan dan minum, biasanya pensiunan menghabiskan waktu lebih
banyak untuk aktivitas yang satu ini. Dalam artian membutuhkan
waktu yang lebih panjang dari biasanya, memngingat kemampuan
metabolismenya juga menurun.

Sekolah Tinggi Desain Bali | 33


d. Pola hidup sehat, biasanya orang yang Sudah pensiun cendrung
memperhatikan kesehatannya dengan lebih banyak melakukan
olahraga, senam, atau pun yoga.
e. Bersosialisasi, kegiatan ini cukup jarang dilakukan karena kesinukan
dalam Dunia pekerjaan. Jika Sudah pensiun dalam Dunia pekerjaan,
akan memiliki waktu cukup melakukan kegiatan bersosialisasi seperti
bergabung dalam komunitas agama ataupun kebugaran jasmani.
f. Menekuni hobi, hobi merupakan salah satu kegiatan yang paling
digemari orang pensiunan, karena mereka masih bisa melakukan
pekerjaan ringan yang diminati, Seperti berkebun, memasak, membuat
kerajinan dan masih banyak lagi.

5.2 Kebutuhan Ruang

Ruangan Fungsi kebutuhan


Kamar Tidur Ruang tidur adalah tempat 2
paling privat di dalam rumah.
Di sinilah pemilik rumah
melepas kepenatan fisik,
pikiran, dan emosi. Itulah
sebabnya ruang tidur adalah
tempat yang paling sering di
desain secara khusus. Prinsip
utama sebuah ruang tidur
haruslah nyaman dan
memberikan ketenangan.

Sekolah Tinggi Desain Bali | 34


Kamar mandi Kamar mandi adalah suatu 2
ruangan di mana seseorang
dapat mandi untuk
membersihkan tubuhnya.
Kadang-kadang kamar mandi
juga dilengkapi dengan
wastafel (tempat cuci tangan)
dan juga kakus.

Pantry 3 fungsi utama pantry adalah 1


penyimpanan (seperti kulkas),
persiapan, dan memasak.

Ruang Tamu Pada dasarnya ruang tamu 1


didesain untuk menghormati
dan menjamu tamu istimewa
yang berkunjung ke rumah.

Ruang Makan Ruang makan merupakan 1


sebuah wadah yang
menampung kegiatan makan,
tempat untuk penghuni untuk
makan. Ruang makan
umumnya dilengkapi dengan
meja makan dan perabotan
penunjang lainnya seperti
lemari es dan dispenser air.
Hubungan ruang makan
dengan dapur yang sangat
dekat membuat ruang makan
biasanya diletakan dekat dapur
untuk memudahkan penyajian
dan pembersihan.
Taman Taman berfungsi sebagai 1
tempat bersantai.
Spa Area Area ini berfungsi sebagai 1
tempat ber-relaksasi

Sekolah Tinggi Desain Bali | 35


5.3 Besaran Ruang

NO NAMA RUANG FASILITAS DIMENSI LUAS RUANG


1. Ruang Tidur 1 King size 1,6 m x 2 m = 3,2 Jumlah :
bed m2 3,2 m2 + 0,86 m2 + 0,3
m2 + 0,4 m2 = 4,76 m2

1 Lemari 0,8 m x 1,07 m = Sirkulasi :


pakaian 0,86 m2 30/100 x 4,76 m2 = 1,43
m2
1 Nakas 0,5 m x 0,6 m =
0,3 m2
1 Meja TV 1 m x 0,4 m = 0,4 Luas Ruang :
m2 4,76 m2 + 1,43 m2 = 6,2
m2

2. Ruang SPA 2 Single bed 2 x 0,72 m x 2 m Jumlah :


= 2,9 m2 2,9 m2 + 0,86 m2 = 3,76
1 Lemari m2
0,8 m x 1,07 m =
Pakaian 0,86 m2
1 Rak 0,29 m x 0,36 m
Sirkulasi :
= 0,104 m2
30/100 x 3,76 m2 = 1,12
1 Nakas 0,5 m x 0,6 m =
m2
0,3 m2
Luas Ruang :
3,76 m2 + 1,12 m2 = 4,88
m2

3. Kamar Mandi 1 Bathtub 1,5 m x 0,28 m = Jumlah :


0,42 m2 0,42 m2 + 0,48 m2 +
1 Wastafel 0,6 m x 0,8 m = 0,64 m2 + 0,23 m2 = 1,8

Sekolah Tinggi Desain Bali | 36


0,48 m2 m2

1 Shower 0,8 m x 0,8 m = Sirkulasi :


30/100 x 1,8 m2 = 0,54
0,64 m2
m2
1 Closet 0,64 m x 0,36 m
= 0,23 m2
Luas Ruang :
1,8 m2 + 0,54 m2 = 2,34
m2

4. Dapur dan Area Kabinet 2,5 m x 2,5 m = Jumlah :


Makan 6,25 m2 6,25 m2 + 0,12 m2 + 0,2
m2 + 0,8 m2 = 7,37 m2
1 Dispenser 0,35 m x 0,35 m
= 0,12 m2
2 Kursi 0,45 m x 0,47 m
Sirkulasi :
= 0,2 m2
30/100 x 7,37 m2 = 2,21
1 Meja Makan 0,9 m x 0,9 m =
m2
0,8 m2
Luas Ruang :
7,37 m2 + 2,21 m2 = 9,4
m2

5. Ruang Tamu 1 Sofa 3 seat 3 x 0,82 m x 1,08


Jumlah :
m = 0,88 m2
2 2
0,88 m2 + 1,8 m2 + 1,8
2 Sofa Single 2 x 0,9 m x 1 m
m2 = 4,5 m2
seat = 1,8 m2
1 Meja 0,5 m x 0,73 m = Sirkulasi :
1,8 m2

Sekolah Tinggi Desain Bali | 37


30/100 x 4,5 m2 = 1,35
m2
Luas Ruang :
4,5 m2 + 1,35 m2 = 5,9
m2

5.4 Hubungan Ruang

Sekolah Tinggi Desain Bali | 38


5.5. Analisis Ruang Spasial
No Nama Sifat Kebisingan Pencahayaan Penghawaan Persyaratan Ruang
. Ruang Ruang
Alami Buatan Alami Buatan

1. Ruang Privat Tenang     • Kamar Tidur


Tidur harus
diletakkan
pada suasana
yang tenang
dan jauh dari
kebisingan.

• Penerapan
tema pada
ruangan ini
akan
diberikan
tumbuhan
atau tanaman
hias pada
sudutsudut
ruangan.

• Penerapan
Konsep di
ruang ini akan
di berikan
pada
penggunaan
material
furniture.

Sekolah Tinggi Desain Bali | 39


2. Kamar Privat Tenang     Ruangan ini
Mandi harus
diletakkan
bersebelahan
dengan Kamar
Tidur.
Penggunaan cat
dinding berwarna
putih agar
memberikan
kesan yang
bersih untuk
pengguna.
Furniture akan
dominan
menggunakan
material yang
sesuai dengan
konsep.

Pada ruangan ini


dibuat senyaman
mungkin
sehingga
pengguna akan
merasakan lebih
relaks dan
Ruang nyaman.
3. SPA Privat Tenang    

Sekolah Tinggi Desain Bali | 40


Diletakkan
bersebrangan
dengan ruang
tidur, agar civitas
akan mudah
menjangkaunya.

Ruangan ini
harus terletak di
bagian rumah
khusus karena
pada saat berada
di ruangan ini
civitas akan lebih
nyaman untuk
berbicara
besama tamu.
Ruang
4. Tamu Publik Bising    
Ruangan ini
dapat juga
dijadikan ruang
untuk bersantai
untuk civitas.

5. Dapur Publik Bising    - Dapur dan Ruang


dan Makan pada villa
Ruang ini disatukan
karena civitas
Makan
dapat lebih
mudah
menjangkau
untuk makan.

Sekolah Tinggi Desain Bali | 41


6. Ruang Semi Semi    - Ruangan ini
Yoga Publik Bising harus memiliki
view yang bagus
sehingga pemilik

Sekolah Tinggi Desain Bali | 42


5.6 Zoning dan Sirkulasi
Di bawah ini merupakan zoning dan sirkulasi lantai dasar dan lantai dua pada
villa yang telah di redesain.

KM/WC

KAMAR KAMAR
TIDUR RUANG SPA
WARDROBE TIDUR

KM/
WC
Privat
RUANG
TAMU
Semi Privat
DAPUR

Publik

Gambar 5.4 Zoning lantai 1 dan 2


Sumber : Doc Pribadi

KAMAR KM/WC
TIDUR
RUANG SPA
KAMAR
TIDUR
WARDROBE

KM/
WC
Penghuni Villa
RUANG
TAMU Pegawai Villa
DAPUR

Gambar 5.5 Sirkulasi lantai 1 dan 2


Sumber : Doc Pribadi

Sekolah Tinggi Desain Bali | 43


BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat dari redesign retirement villa ini adalah :

1. Dapat memberikan fasilitas dan sarana yang tepat untuk orang-orang pensiunan
yang mencari suasana baru.
2. Dapat menentukan tema konsep perancangan yaitu Wajah lama bali dalem
seseuluran.

6.2 Saran

Dengan semakin berkembangnya zaman baik informasi maupun teknologi


dalam dunia perancangan khususnya jenis akomodasi villa dengan memberikan
fasilitas berupa kegiatan-kegiatan yang dapat memberikan manfaat lebih bagi
penggunanya.

Sekolah Tinggi Desain Bali | 44


Daftar Pustaka

https://www.dekoruma.com/artikel/66174/model-kaca-kamar-mandi

https://www.dekoruma.com/artikel/33913/model-keramik-batu-alam-menawan-mata

https://www.infoakurat.com/2018/11/macam-macam-warna.html

https://www.sederet.com/tutorial/vocabulary-furnitures-perabot-rumah-tangga/

https://www.dekoruma.com/artikel/19099/11-jenis-kursi-untuk-mempercantik-
rumahmu

https://www.google.com/search?q=ukuran+corner+sofa&safe=strict&tbm=isch&sour
ce=iu&ictx=1&fir=-gR0SE-
yB47HcM%253A%252C2PkdgRe0vyds6M%252C_&vet=1&usg=AI4_-kTBoz-
HboQoyIdvpOnFwgDwOkXeyw&sa=X&ved=2ahUKEwjM4KaQtMjhAhUHpI8KH
XkdD2cQ9QEwAHoECAkQBA#imgrc=-gR0SE-yB47HcM:

https://www.jualo.com/kebutuhan-rumah-tangga-interior-dan-dinding/iklan-tirai-
krey-bambu-hitam-penghalau-panas-dan-huja

https://www.dekoruma.com/artikel/31367/model-kanopi-awet-tahan-lama

http://www.anekabangunan.com/jenis-jenis-kayu-untuk-konstruksi-bangunan/

http://www.lantai-kayu.co.id/harga-decking-kayu/lantai-kayu-outdoor/

https://www.lantaikayu.asia/harga-decking-kayu/

http://www.bolegukir.com/pintu-gebyok-jepara?o=termurah&m=detail

https://www.academia.edu/19636157/Arsitektur_Bali

https://www.researchgate.net/publication/273694787_Health_and_Wellness_Tourism
_Jenis_dan_Potensi_Pengembangannya_di_Bali

Sekolah Tinggi Desain Bali | 45


https://lingkarsosial.wordpress.com/2016/12/25/standar-aksesibilitas-untuk-rumah-
ramah-difabel/

https://www.academia.edu/13176641/AKSESIBILITAS_DIFABEL_TERHADAP_B
ANGUNAN_PUBLIK_STUDI_KASUS_SUN_PLAZA

http://blog.isi-dps.ac.id/agungjayack/ornamen-keketusan

https://kabarkomik.wordpress.com/2015/06/06/digerus-zaman-kori-agung-
kehilangan-filosofis/

https://nujubaliharmoni.wordpress.com/2009/03/19/nilai-kearifan-lokal-pada-pintu-
tradisional-bali/

https://www.google.com/search?q=kori+bali&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&s
a=X&ved=0ahUKEwi-
8ffz7YDhAhW973MBHepVA1MQ_AUIDigB&biw=1712&bih=765#imgrc=-
ESqaWwbQfR-wM:

http://baliexpress.jawapos.com/read/2018/04/29/68924/begini-makna-di-balik-dua-
patung-di-setiap-pintu-gerbang-pura

https://baliexpress.jawapos.com/read/2018/04/29/68924/begini-makna-di-balik-dua-
patung-di-setiap-pintu-gerbang-pura

https://www.isi-dps.ac.id/berita/bentuk-fungsi-dan-material-bangunan-rumah-tinggal-
tradisional-bali-madya-ii/

https://www.arsitag.com/article/bagaimana-cara-memadukan-arsitektur-rumah-bali-
dengan-gaya-modern

https://www.dekoruma.com/artikel/70453/fakta-menarik-arsitektur-tradisional-bali

http://imagebali.net/detail-artikel/584-penataan-furniture-bali-di-ruang-tamu.php

http://imagebali.net/detail-artikel/65-tips-desain-plafon-rumah.php

Sekolah Tinggi Desain Bali | 46


https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ah
UKEwiRzfmUyYHhAhWg6nMBHTc1DrUQjRx6BAgBEAU&url=https%3A%2F%
2Fwww.bukalapak.com%2Fp%2Fhobi-koleksi%2Fberkebun%2Fbibit-
tanaman%2Fchtl44-jual-catting-stek-tanaman-bunga-kamboja-
adenium&psig=AOvVaw0ft-0OsdomOnWVlV6WwL2b&ust=1552650787211052

https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ah
UKEwiE897RyYHhAhXJbCsKHTIACu8QjRx6BAgBEAU&url=https%3A%2F%2F
id.wikipedia.org%2Fwiki%2FBougenville&psig=AOvVaw1ehg5h96Oi0cwuSTQtl74
t&ust=1552650905700178

https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ah
UKEwidqvKoyoHhAhUVfCsKHZBuB-
AQjRx6BAgBEAU&url=https%3A%2F%2Fwww.bukalapak.com%2Fp%2Fhobi-
koleksi%2Fberkebun%2Fbibit-tanaman%2Fef5fqy-jual-bibit-bunga-kembang-sepatu-
warna-
merah&psig=AOvVaw1Jo9g1uUL6AxhKOLNxqebc&ust=1552651018074597

https://www.google.com/search?q=kembang+sepatu&oq=kembang+s&aqs=chrome.1
.69i57j0l5.6057j0j9&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://www.google.com/search?q=lavender&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&s
a=X&ved=0ahUKEwiL186Hy4HhAhUafSsKHaWPAUIQ_AUIDygC&biw=1610&b
ih=810#imgdii=R2ezsnlwdvH6VM:&imgrc=cGzX4tuNgUL8QM

https://arsitagx-master-article.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/article-
photo/173/gbr-8-Dining-and-Living-chris.jpeg

https://arsitagx-master-article.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/article-
photo/173/gbr-5-detail-bougain.jpg

http://www.caramembuatmu.com

http://ideproperti.com

Sekolah Tinggi Desain Bali | 47


www.google.com

https://arsitekturia.com/

http://desainsrumahtradisional.com/model-keramik-lantai/

https://www.google.co.id/maps/@-,115.2315967,18.04z?hl=id

https://www.lihat.co.id/properti/rumah-bali.html

http://interiordesign.id/desain-rumah-gaya-batubata/

https://id.pinterest.com/explore/gaya-expose/

http://www2.jawapos.com/baca/artikel/14057/Berkreasi-dengan-Lahan-Terbatas-ala-
Mega-Lohanda-

https://bonnieplants.com/library/vertical-gardening-ideas/

http://media.rooang.com/wp-content/uploads/2015/02/3.-bata-ekspos.jpg

https://www.lifull-jasa.id/blog/wp-content/uploads/2017/09/shutterstock_451048066-
683x1024.jpg

https://1219251044dpa.files.wordpress.com/2015/03/edupaint-20150227-art02-
img01-ciri-khas-desain-tradisional.jpg

https://ecs7.tokopedia.net/img/product-1/2014/3/8/3413365_ b2aa4908a8c2.jpg

http://1.bp.blogspot.com/Fc077GT_g/s320/ventilasi+silang+01.jpg

https://kkiwarsi.files.wordpress.com/2012/11/sumur-resapan.gif

https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/555dae750423bd96768b4568.jpeg?t=o&
v=700

http://slideplayer.info/12051242/69/images/10/Sistem+Pengelolaan+Sampah+Eksisti
ng.jpg

Sekolah Tinggi Desain Bali | 48

Anda mungkin juga menyukai