Anda di halaman 1dari 5

SKOR APGAR

A : Appearance (warna kulit)

 2 poin : kulit pink pada tubuh dan ekstremitas


 1 poin : kulit biru pada ekstremitas, pink pada tubuh
 0 poin : warna kulit seluruh tubuh dan ekstremitas biru
P : Pulse (denyut jantung)
 2 poin : >100 kali/menit
 1 poin : <100 kali/menit
 0 poin : Tidak ada denyut
G : Grimace (refleks)
 2 poin : bayi nangis, batuk/bersin
 1 poin : bayi meringis/menangis lemah saat di stimulus
 0 poin : tidak ada tanda refleks
A : Activity (tonus otot)
 2 poin : aktif
 1 poin : gerak dikit
 0 poin : lemah/tidak ada
R : Respiration (pernapasan)
 2 poin : nafas baik, teratur, nangis kuatt
 1 poin : lemah, tidak teratur
 0 poin : tidak nafas

Skor APGAR 7,8,9,10 menunjukan bayi normal/sehat. Skor APGAR dihitung pada menit ke-1
dan ke -5 untuk semua bayi, kemudian dilanjutkan setiap 5 menit sampai menit ke-20 untuk bayi
dengan skor APGAR<7. Skor APGAR rendah biasanya pada bayi dengan proses kelahiran sulit,
operasi caesar dan terdapat cairan pada jalur pernafasan bayi.
Manajemen bayi baru lahir normal dan abnormal

1. The kangaroo posisition yaitu mengatur posisi pada saat bayi lahir langsung ditempatkan ke
atas dada (posisi bayi diantara payudara ibu) dan ibu memeluk bayinya serta kepala bayi
berada dibawah dagu ibu. Posisi tersebut membuat bayi merasa tenang,aman dan merasakan
detak jantung ibunya.
2. Membersihkan jalan nafas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi tidak langsung
menangis, tenaga kesehatan harus segera membersihkan jalan nafas bayi.
3. Memotong dan merawat tali pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan tidak
akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. Apabila bayi lahir tidak menangis,
maka tali pusat segera dipotong untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi.
Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan
pengikat steril. Apabila masih terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat
dibungkus dengan kassa kering steril. Pembalut tersebut harus diganti setiap memandikan
bayi.
4. Penilaian bayi baru lahir (assessment at birth)
Keadaan umum bayi dinilai satu menit setelah lahir dengan penggunaan nilai APGAR.
5. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu tubuh badannya dan
membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat.
6. Memberi vitamin K
Perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir dilaporkan cukup tinggi,
berkisar 0,25-0,5%. Untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir
normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K.
7. Memberikan salep mata/ obat tetes
Perawatan mata bayi baru lahir diharuskan untuk mencegah terjadinya oftalmia neonatorum.
Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan
penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).
8. Identifikasi bayi Identifikasi bayi meliputi pencatatan nama ibu bayi, tanggal lahir bayi,
nomor bayi, jenis kelamin bayi (Saifuddin, 2008: 134).

Komplikasi bayi baru lahir

1) Asfiksia
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara spontan dan
teratur. Asfiksia pada bayi di klasifikasikan menjadi 2 macam, yaitu :
a. Asfiksia berat (nilai APGAR 0-3) Penatalaksanaan pada kasus asfiksia ini yaitu dengan
memperbaiki ventilasi paru yaitu dengan melakukan ventilasi tekanan positif.
b. Asfiksia ringan (nilai APGAR 4-6) Penatalaksanaan untuk asfiksia pada tingkat ini yaitu
dengan memberikan rangsangan untuk menimbulkan reflek pernafasan dengan cara
menghisap lendir bayi dan memberikan aliran oksigen pada bayi.
2) Ikterus
Ikterus dibagi menjadi 2 macam yaitu :
 Ikterus fisiologis
Ikterus fisiologis adalah kuning pada bayi yang timbul pada hari kedua dan ketiga yang
tidak mempunyai dasar patologik, kadarnya tidak melewati kadar yang membahayakan
atau mempunyai potensi menjadi kern-ikterus dan tidak menyebabkan suatu morbiditas
pada bayi. Ikterus ini biasanya akan menghilang pada akhir minggu pertama atau 10 hari
pertama.
 Ikterus patologis
Ikterus patologis yaitu ikterus yang mempunyai dasar patologis atau kadar billirubinnya
mencapai suatu nilai yang di sebut hiperbillirubinemia. Penentuan kadar bilirubin atau
penghitungan nilai ikterik dapat dilakukan dengan metode Kramer. Kramer
menyebutkan timbulnya ikterus ialah menurut aturan tertentu yaitu sefalokaudal.
Interpretasi kadar bilirubin menurut Kramer :
 Daerah 1 : ikterus pada kepala dan leher = 5 mg%.
 Daerah 2 : ikterus pada daerah 1 + badan bagian atas = 9 mg%.
 Daerah 3 : ikterus pada daerah 1 + 2 + badan bagian bawah dan tungkai = 11 mg%.
 Daerah 4 : ikterus pada daerah 1 + 2 + 3 + lengan dan kaki bawah lutut.
 Daerah 5 : ikterus pada daerah 1 + 2 + 3 + 4 + tangan dan kaki = 16 mg%.
Penangan ikterus menurut kadar billirubinnya :
 Ikterus <5 mg% : pemberian asi sesering mungkin
 Bilirubin 5-9 mg% : terapi sinar < 24 jam dan pemberian kalori yang cukup
 Bilirubin 10-14 mg% : transfuse tukar (sebelum dan sesudahnya diberi terapi sinar)
<24 jam selanjutnya terapi sinar 24-48 jam.
3) Hipotermi
Bayi hipotermi adalah bayi yang mempunyai suhu dibawah 36°C. Ada 2 macam hipotermi :
 Hipotermi sedang (32-36°C)
 Hipotermi kuat (<32°C)
Tanda dan gejala hipotermi yaitu bayi tidak mau minum/ menetek, bayi tampak lesu/
mengantuk/ letargie, tubuh bayi teraba dingin, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh
bayi mengeras (sklerema). Penanganan hipotermi adalah perawatan di dalam
incubator/penyinaran lampu, metode kanguru, pemberian selimut hangat, pemberian ASI
sedikit-sedikit tapi sesering mungkin untuk mencegah hipoglikemia, dan jika bayi tidak mau
menyusu, beri infus glukosa 10% sebanyak 60-80 ml/kg per hari.

Nambahin jawaban ema (Mekanisme resusitasi dan VTP)

Ventilasi Tekanan Positif (VTP) dilakukan apabila penilaan paska langkah awal didapatkan salah
satu keadaan berikut :

1. Apneu
2. Frekuensi jantung <100 kali/menit
3. Tetap sianosis sentral walaupun telah diberikan oksigen aliran bebas

Sebelum melakukan VTP, pastikan posisi bayi setengah tengadah. Sungkup untuk bayi dengan
berat badan normal berukuran 1 dan untuk bayi dengan berat badan lahir rendah menggunakan
sungkup ukuran 0.

Cara penggunaan sungkup pada bayi :


1. Sungkup harus menutup hidung dan mulut, tidak menekan mata dan tidak menggantung
di dagu
2. Tekan dengan jari tangan. Kalau ada udara yang keluar dari sungkup, perbaiki
perlekatan. Kebocoran biasanya antara hidung dan pipi.
3. Dilakukan 30 detik (kecepatan 40-60 kali/menit atau 20-30 kali/detik)

Tambahin jawaban ipeb (Manajemen Asi)

Ketika janin lahir namun asi ibu belum keluar, bayi dapat bertahan tanpa makan dan minum
selama 72 jam atau 3 hari. Selama asi belum keluar, bayi menggunakan energi cadangan protein
dan lemak ketika masih janin. Walaupun asi belum keluar ibu bayi harus tetap memberikan asi
tiap 2 jam sekali yang berfungsi merangsang duktus alveolaris untuk stimulasi prolaktin. Asi
akan keluar pada hari kedua dan ketiga.

Daftar Pustaka :
Medlineplus.gov. (2019). Apgar score: MedlinePlus Medical Encyclopedia. [online] Available at:
https://medlineplus.gov/ency/article/003402.htm [Accessed 24 Feb. 2019].

Guidetochildcare.org. (2019). Management of the Newborn in Hospital - Part 1 - Pregnancy, Childbirth


and the Newborn - Dr. R. K. Anand's Guide to Child Care. [online] Available at:
http://www.guidetochildcare.org/management-of-the-newborn-in-hospital.htm [Accessed 27 Feb.
2019].

Anda mungkin juga menyukai