Anda di halaman 1dari 141

BAB II

TINJUAN TEORI

A. PROFIL DAN GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

1. Sejarah Singkat

Pada awal tahun 1966, tepatnya tanggal 09 Dzulqo’dah atau

bertepatan pada dengan tanggal 01 Maret 1966 berdirilah sebuah Klinik

dan Rumah Bersalin di kota Bantul yang diberi nama Klinik dan Rumah

Bersalin PKU Muhammadiyah Bantul. Sebagai sebuah karya tokoh-tokoh

Muhammadiyah dan Aisyiyah pada waktu itu. Seiring dengan perjalanan

waktu perkembangan klinik dan RB PKU Muhammadiyah Bantul semakin

pesat ditandai Tersedianya pengembangan pelayanan di bidang

pertumbuhan dan perkembangan anak pada tahun 1984. Dan hal inilah

yang menjadi dasar perubahan Rumah Bersalin menjadi Rumah Sakit

Khusus ibu dan anak dengan surat keputusan Ijin Kanwil Depkes Propinsi

DIY No 503/1009/PK/IV/1995 yang selanjutnya pada tahun 2001

berkembang menjadi RUMAH SAKIT UMUM PKU

MUHAMMADIYAH BANTUL dengan diterbitkannya ijin operasional

dari dinas kesehatan No :445/4318/2001. Saat ini RSU PKU

Muhammadiyah Bantul telah mendapat sertifikat ISO 2001-2008 untuk

pelayanan kesehatan standar mutu internasional.

11
12

1. Nama rumah sakit : RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

2. Alamat : Jln. Jendral Sudirman 124 Bantul Yogyakarta.

3. Telepon : (0274) 367437, 368238, 368587, 6462935

4. Fax : (0274) 368586

5. Website : rspkubantul.com

6. Email :Pkubantul@gmail.com, pkubantul@yahoo.co.id

7. Nomor ijin : 005/DP/159/VII/2015

operasional

8. NPWP : 01.143.030.3-543.000

9. Akte perusahaan : Menggunakan surat Keterangan Pimpinan Pusat:

Muhammadiyah tentang Badan Hukum Nomor1-

A/8.a/1588/1993 tanggal 15 Desember 1993

10. Pemilik : Pimpinan Pusat Muhammadiyah

11. Pendiri :Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten

Bantul

12. Tangal berdiri : 1 Maret 1966M / 09 Dzulqo’dah 1385 H

13. Jenis lembaga : Yayasan

pemilik

14. Tipe/ kelas rumah :C

sakit

15. Akreditasi : Akreditasi Versi 2012

kemenkes

16. Direksi
13

- Direktur utama : dr. Widiyanto Danang Prabowo, MPH

- Direktur : dr. Barkah Djaka Purwanto, Sp.PD

pelayanan medis

- Direktur : dr. Moch. Junaidy Heriyanto, Sp.B FINACS

penunjang medis

- Direktur : Mamik Mardyastuti, SE

Keuangan dan

SIMRS

- Direktur SDM : M. Jamaludin Ahmad P.Si

dan Bindatra

17. Jumlah dokter : 15

umum

18. Jumlah dokter : 43

spesialis

19. Jumlah karyawan : Medis : 235 Orang

Penunjang Medis : 119 Orang

20. Jumlah tempat Non Medis : 88 Orang

tidur : 139/TT

2. Falsafah – Visi – Misi – Motto – Tujuan – Nilai

Falsafah :

RSU PKU Muhammadiyah Bantul merupakan perwujudan ilmu, iman dan

amal sholeh

Visi :
14

Terwujudnya Rumah Sakit Islami yang mempunyai keunggulan kompetitif

global, dan menjadi kebanggaan umat.

Misi :

Berdakwah melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan

mengutamakan peninggkatan kepuasan pelanggan serta peduli pada kaum

dhu’afa

Motto :

Layananku Ibadahku

a. Tujuan

1) Menjadi media dakwa islam melalui pelayanan kesehatan untuk

merai ridho Allah SWT

2) Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat termasuk kaum

dhuafa melalui pelayanan kesehatan yang islami dan berstandar

mutu internasional

3) Terwujudnya pelayanan prima yang holistic sesuai perkembangan

ilmu pengetahuan

4) Terwujudnya profesionalisme dan komitmen kariawan melalui

upaya pemberdayaan yang berkesinambungan

5) Meningkatnya pendapatan melalui manajemen yang efektif dan

efisien sehingga terwujud kesejahteraan bersama

6) Menjadikan Rumah Sakit sebagai wahana pendidikan, penelitian

dan pengembangan ilmu pengetahuan

b. Nilai
15

Nilai-nilai dasar yang dianut dan dikembangkan dalam proses

pelayanan dan tata organisasi adalah:

1) Ketaatan

2) Kebenaran

3) Amanah

4) Menyampaikan

5) Rendah hati

6) Ketakwaaan

7) Disiplin

8) Tulus iklas

9) Kesabaran

10) Santun

11) Lemah lembut/ ramah tama

12) Ketenangan

13) Profesionalisme

14) Bertanggung jawab

15) Kepedulian

16) Keberkatan

17) Istiqomah

18) Kasih saying

19) Adil (Sumber SK PDM No 062/KEP/III.O/B/2006).

c. Jenis Pelayanan
16

1) Pelayanan 24 Jam

a) Instalasi Gawat Darurat

b) Rawat Inap

c) ICU

d) Pelayanan Operasi

e) Pelayanan Rukti Jenazah

f) Ambulance

g) Laboratorium

h) Gizi

i) Radiologi

j) Kamar bersalin

k) Hemodialisa

d. Rawat Jalan

1) Klinik Bedah

a) Bedah Umum

b) Bedah Ortopedi

c) Bedah Mulut

d) Bedah Urologi

e) Bedah Digestive

2) Klinik Kebidanan Dan Penyakit Kandungan

3) Klinik Tumbuh Kembang Anak

4) Klinik Penyakit Dalam

5) Klinik Kulit Dan Kelamin


17

6) Klinik Saraf

7) Klinik Jiwa

8) Klinik Anak

9) Klinik THT

10) Klinik Gigi

11) Klinik Umum

12) Klinik Fisioterafi

13) Klinik Kosmetik Medik

e. Rawat Inap

Bangsal Dewasa, VIP, bangsal kelas I, bangsal kelas II, bangsal

kelas III, bangsal anak, bangsal perinatal resiko tinggi (peristi), bangsal

nifas, ICU dan HCU

f. Pelayanan Masyarakat

1) Kegiatan sosial

2) Ngudi mardhotilah

3) Khitan gratis

4) Club lansia

5) Club diabetes

6) Club ibu hamil

g. Pelayanan Kesehatan

1) Laboratorium klinik

2) Pemeriksaan endescopy

3) Radiologi : CT Scan mustislice,rontgen,USG 3D


18

4) Ambulan

5) Laboratorium, AGD 118, PKU DMC, Trauma Center

6) Hemodalisa

h. Pelayanan Unggulan

1) Kamar Operasi

2) Pelayanan IGD

i. Pelayanan Lain

1) Test Bebas Napza

2) Senam Hamil

3) Pelayanan Informasi Obat

4) Pelayanan Home Care

5) General Medical Check Up (GMC)

6) Pelayanan Bimbingan Rohani Islami

7) Konsultasi Gizi

B. PROFIL DAN GAMBARAN UMUM RUANG AL-IKHLAS

Ruang Al-Ikhlas merupakan bangsal anak di RSU PKU

Muhammadiyah Bantul yaitu unit rawat pasien terdiri dari ruang VIP, utama,

kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 yang terdiri dari 21 tempat tidur. Ruang Al-Ikhlas

RSU PKU Muhammadiyah Bantul dipimpin oleh seorang kepala ruang yang

dibantu oleh 5 orang perawat koordinator shift, 11 perawat associate yang

dibagi menjadi 2 tim yaitu tim A, B dan Ruang Al-Ikhlas mempunyai 1 Nurse

station untuk tempat perawat, 1 ruang istirahat perawat, terdapat 11 kamar

mandi yang terdiri dari 1 kamar mandi perawat, 4 kamar mandi pasien kelas 2
19

dan kelas 3, 2 kamar mandi pasien ruang VIP, 1 kamar mandi ruang utama, 1

kamar mandi ruang observasi, dan 1 kamar mandi kelas 1 serta terdapat 1

ruang pencucian alat kesehatan tempat untuk mencuci alat dan spool hock. Di

rungan Al-Ikhlas terdapat 7 tempat cuci tangan (westafel) terdiri dari 1 buah

di ruang istirahat perawat dan 6 buah d belakang ruangan pasien.

Gambar 2.1 Denah Ruang Al-Ikhlas

Batasan wilayah bangsal


Sumber: Observasi Al-Insan
mahasiswa Profesi Ners Stikes Muhammadiyah Palembang 2016

Keterangan :

1. Utara : Ruang HCU/IMC, Lift

2. Timur :-

3. Selatan : Al-Khafi

4. Barat : ruang Operasi dan ICU

C. INPUT
20

1. Kuantitas tenaga perawat

Perawat adalah seorang yang memberikan pelayanan kesehatan

secara profesional dimana pelayanan tersebut berbentuk pelayanan

biologis, psikologis, sosial, spiritual yang ditunjukan pada individu,

keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 2002). Sedangkan menurut

Kusnanto (2003), perawat adalah seseorang (seorang profesional) yang

mempunyai kemampuan, tanggung jawab dan kewenangan melaksanakan

pelayanan/asuhan keperawatan pada berbagai jenjang pelayanan

keperawatan.

Penetapan jumlah tenaga keperawatan merupakan salah satu

perencanaan dalam hal menentukan berapa banyak tenaga yang

dibutuhkan dalam suatu ruangan dan kriteria tenaga yang dipakai untuk

suatu ruangan tiap shiftnya. Dibawah ini beberapa formula yang

dikeluarkan oleh para ahli dalam hal penentuan apakah tenaga yang

kurang, cukup, atau berlebihan, yaitu:

a. Perhitungan ketenagaan

1) Pengelompokan unit kerja rumah sakit

Kebutuhan tenaga keperawatan harus memperhatikan unit

kerja yang ada dirumah sakit. Secara garis besar terdapat

pengelompokkan unit kerja dirumah sakit sebagai berikut:

 Rawat inap dewasa

 Rawat inap atau perinatal

 Ra’wat inap intensif (ICU& HCU )


21

 Instalasi gawat darurat (IGD)

 Kamar bersalin

 Kamar operasi

 Rawat jalan

b. Model pendekatan dalam perhitungan kebutuhan tenaga

keperawatan

Menurut pelayanan keperawatan Dirjen Yan-Med Depkes

RI (2001) dengan memeperhatikan unit kerja masing-masing rumah

sakit. Model pendekatan yang digunakan adalah sebagai berikut :

a) Rawat Inap

Berdasarkan klasifikasi pasien ara perhitungannya berdasarkan:

1) Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus

2) Rata-rata pasien per hari

3) Jumlah perawatan yang diperlukan/hari/pasien

4) Jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari

5) Jam kerja efektif tiap perawat atau bidan 7 jam perhari

b) Jumlah tenaga untuk kamar operasi dasar perhitungan tenaga

dikamar operasi:

1) Jumlah dan jenis operasi

2) Jumlah kamar operasi

3) Pemakaian kamar operasi (diprediksi 6 jam perhari) pada hari

kerja
22

4) Tugas perawat dikamar operasi (diprediksi 6 jam perhari)

pada hari kerja

5) Tugas perawat dikamar operasi instrumentator, perawat

sirkulasi (2 orang/tim)

6) Tingkat ketergantungan pasien : Operasi besar : 5

jam/operasi, operasi sedang : 2 jam/operasi, operasi keil : 1

jam/operasi

c) Diruang penerimaaan

d) Jumlah tenaga di instalasi Gawat Darurat

Dasar perhitungan digawat darurat adalah :

1) Rata-rata jumlah pasien perhari

2) Jumlah jam perawatan perhari

3) Jam efektif perawat

e) Critical Care

f) Rawat Jalan

g) Kamar Bersalin

Beberapa model pendekatan pendapat yang dapat dilakukan

dalam perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan adalah:

1) Perhitungan tenaga keperawatan menurut Depkes

a) Kajian teori

Klasifikasi pasien menurut Depkes RI (2002):

Rata-rata jam perawatan

- Bedah 4 jam /hari/klien


23

- Penyakit dalam 3,5 jam/hari/klien

- Gawat 10 jam/hari/klien

- Kebidanan 2,5 jam/hari/klien

Menurut Departemen Kesehatan Filipina (1984) :

- Penyakit dalam 3,4 jam/hari/klien

- Bedah 3,5 jam/hari/klien

- Campur bedah dan Internal 3,4 jam/hari/klien

- Post Partum 3 jam/hari/klien

- Bayi 2,5 jam/hari/klien

- Anak-anak 4 jam/hari/ klien

Berdasarkan tingkat ketergantungan rata-rata jumlah jam perawatan

- askep minimal 2 jam

- askep sedang 3,08 jam

- askep agak berat 4,15 jam

- askep maksimal 6,16 jam

Jumlah perawatan/hari

Kebutuhan tenaga perawat

    
Loss day

Non Nursing Job


24

b) Kajian data
Jumlah pasien yang digunakan dalam perhitungan rumus ini
berdasarkan pengkajian pada tanggal 25-27 April 2016 yang berjumlah
16 pasien.

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan di ruangan Al-Ikhlas adalah 17 orang.

Tabel 2.1
Analisa Jumlah Tenaga Kerja Di Ruang Al – Ikhlas
Rumus
Jumlah tenaga yang Jumlah tenaga yang ada
penyediaan Keterangan
dibutuhkan ruangan saat ini
tenaga kerja
Depkes RI 17 17 Cukup
Sumber :Observasi Mahasiswa Profesi Ners STIKes MP 2016

Analisa

Menurut perhitungan rumus Depkes RI (2002) didapatkan jumlah

perawat yang dibutuhkan di ruangan Al-Ikhlas sebanyak 17 orang perawat

perhari tapi pada kenyataannya di ruang Al-Ikhas jumlah perawat yang ada

saat ini sebanyak 17 orang perawat, jadi dari hasil perhitungan kenyataan

diruangan sudah mencukupi jumlah tenaga keperawatan yang ada.


25

2) Berdasarkan rumus Douglas

a) Kajian teori

Douglas (1984), dalam swansburg (1999) menetapkan

jumlah perawat yang dibutuhkan dalam 1 unit perawatan

berdasarkan klasifikasi klien, dimana masing-masing kategori

mempunyai nilai standar / shift nya, yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.2
Standar Perhitungan tenaga perawat menurut Douglas

Tingkat Jumlah Kebutuhan Perawat


Ketergantungan Pagi Sore Malam
Minimal 0,17 0,14 0,07
Parsial 0,27 0,15 0,10
Total 0,36 0,30 0,20
Sumber: Nursalam, 2011

Sedangkan klasifikasi derajat ketergantungan pasien terhadap

keperawatan menurut Douglas (1984), berdasarkan kriteria sebagai

berikut:

Klasifikasi pasien menurut Douglas dengan kriteria sebagai

berikut:

1. Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam / 24 jam, dengan

kriteria:

a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.

b) Ambulasi dengan pengawasan.

c) Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift.

d) Pengobatan minimal, status psikologi stabil.

e) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur


26

2. Perawatan intermediate memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam dengan

kriteria:

a) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu.

b) Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam.

c) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali.

d) Folley catheter/intake output dicatat.

e) Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan

memerlukan prosedur

3. Perawatan maksimal/total memerlukan waktu 5-6 jam / 24jam

dengan kriteria :

a) Segalanya diberikan/dibantu.

b) Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam.

c) Makan memerlukan ngt, menggunakan terapi intravena.

d) Pemakaian suction.

e) Gelisah, disorientasi.

b) Kajian data

Perhitungan jumlah tenaga perawat menurut Douglas

berdasarkan tingkat ketergantungan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.3
Jumlah Tenaga Perawat menurut Douglas
Ketergantungan
Tanggal Pasien
Minimal Partial Total
25 April 2016 16 0 14 2
26 April 2016 21 0 18 3
27 April 2016 18 0 16 2
Total 55 0 48 7
Rata-rata 0 16 2,3
Sumber : Data pengkajian tanggal 25-27 April 2016
27

Berdasarkan observasi yang dilakukan dari tanggal 25-27 April

2016 perhitungan tenaga perawat diruang Al-Ikhlas dapat dilihat dari tabel

berikut :

Tabel 2.4
Perhitungan Tenaga Perawat Menurut Douglas
Di Ruang Al – Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Periode 25-27 April 2016
Jumlah Kebutuhan Perawat
Tingkat Ketergantungan Pagi Sore Malam
25 April 2016
Minimal 0 x 0,17 = 0 0x 0,14 = 0 0 x 0,07 = 0
Partial 14 x 0,27 = 3,78 14 x 0,15 = 2,1 14 x 0,10 = 1,4
Total 2 x 0,36 = 0,72 2 x 0,30 = 0,60 2 x 0,20 = 0,40
Jumlah 4,5 (5) 2,71 (3) 1,80 (2)
26 April 2016
Minimal 0 x 0,17 = 0 0 x 0,14 = 0 0 x 0,07 = 0
Partial 18 x 0,27 = 4,86 18 x 0,15 = 2,7 18 x 0,10 = 1,8
Total 3 x 0,36 = 1,08 3 x 0,30 = 0,90 3 x 0,20 = 0,60
Jumlah 5,94 (6) 3,60 (4) 2,40 (2)
27 April 2016
Minimal 0 x 0,17 = 0 0 x 0,14 = 0 0 x 0,07 = 0
Partial 16 x 0,27 = 4,32 16 x 0,15 = 2,40 16 x 0,10 = 1,6
Total 2 x 0,36 = 0,72 2 x 0,30 = 0,60 2 x 0,20 = 0,40
Jumlah 5,04 (5) 3 2
Sumber : Data pengkajian tanggal 25-27 April 2016

Jumlah perawat dalam 1 hari di Ruang Al-Ikhlas sebagai berikut :

Pagi : 4 Orang Perawat

Sore : 4 Orang Perawat

Malam : 3 Orang Perawat

Sedangkan menurut perhitungan Douglas dalam 3 shift kerja jumlah

perawat yang dibutuhkan dalam waktu 24 jam perawat.


28

Tabel 2.5
Perhitungan Tenaga Perawat Menurut Douglas dalam 3 Shift Kerja
Di Ruang Al – Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Periode 25-27 April 2016
Jadwal Shift Jaga Waktu
25 April 2016 26 April 2016 27 April 2016
Pagi 5 perawat 6 perawat 5 perawat
Sore 3 perawat 4 perawat 3 perawat
Malam 2 perawat 2 perawat 2 perawat
Sumber : Data pengkajian tanggal 25-27 April 2016

Tabel 2.6
Analisa Jumlah Tenaga Kerja di Ruang Al – Insan

Rumus Jumlah tenaga Jumlah tenaga


Jumlah
penyediaan yang yang ada saat Keterangan
tenaga/hari nya
tenaga kerja dibutuhkan/hari ini
Douglas 10 17 11 Lebih 1
Sumber :Observasi Mahasiswa Profesi Ners STIKes MP 2016

Analisa

Menurut perhitungan Douglas didapatkan jumlah perawat yang

dibutuhkan sebanyak 9 orang perawat sedangkan di dalam ruang Al- Ikhlas

terdapat 11 orang perawat perhari, jadi dari hasil perhitungan kenyataan

diruangan lebih satu perawat.

3) Berdasarkan rumus Gilies

a) Kajian teori

Keterangan :

A : (jam efektif /24jam) = 4 jam

B : Sensus harian BOR x TT

C : Jumlah Hari Libur = 62 Hari


29

b) Kajian data

Jumlah tenaga perawat untuk ruang Al–Ikhlas dengan

jumlah tempat tidur adalah 21 TT dapat dihitung dengan BOR rata-

rata dari 3 bulan Januari, februari dan Maret adalah 86,44 %

sebagai berikut:

Tabel 2.7
Analisa Jumlah Tenaga Kerja di Ruang Al – Ikhlas
Rumus Jumlah tenaga Jumlah
Jumlah
penyediaan yang tenaga yang Keterangan
tenaga/hari nya
tenaga kerja dibutuhkan/hari ada saat ini
Gillies 12 17 11 kurang 1
Sumber :Observasi Mahasiswa Profesi Ners STIKes MP 2016

Analisis

Berdasarkan hasil perhitungan tenaga perawat yang telah dilakukan

dengan menggunakan formula Gillies menunjukkan bahwa jumlah

perawat yang dibutuhkan dalam sehari sebanyak 12 orang. Sedangkan

jumlah perawat yang bertugas di ruang Al- Ikhlas berjumlah 11 orang

dalam sehari, jadi menurut gillies ketenagakerjaan di ruang Al-Ikhlas

belum memadai karena jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan

perharinya masih kurang satu orang perawat.


30

2. Kualitas tenaga perawat

a. Kajian Teori

Keberhasilan sebuah organisasi rumah sakit sangat bergantung

pada kemempuan manajemen dalam menyelaraskan unsur-unsur

karyawan (tenaga perawat) dengan system, struktur organisasi,

teknologi, tugas, budaya kerja dan lingkungannya.Hal ini telah disadari

bahwa sumber daya manusia seringkali menjadi penyebab kegagalan

suatu organisasi di rumah sakit.Selain itu secara teori indikator

keberhasilan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan

salah satunya ditentukan oleh pemberian asuhan keperawatan yang

berkualitas.Supaya dapat memberikan pelayanan keperawatan yang

berkualitas diperlukan sumber daya yang cukup dengan kualitas yang

tinggi dan professional sesuai dengan tugas dan fungsinya. Menurut

Darmanto Djojosubroto (1997) konsep pengembangan sumber daya

manusia yang disebut Human Resources Development (HRD)

memiliki 3 program yaitu:

a) Training, yaitu aktivitas dimana proses belajar diarahkan pada

pekerjaan saat ini.

b) Education, yaitu aktivitas dimana proses belajar diarahkan untuk

pekerjaan yang akan datang.

c) Development, yaitu aktivitas dimana proses belajar diarahkan

untuk pekerjan pegawai yang bersangkutan secara langsung.


31

Pelatihan, kursus dan lokakarya yang umumnya diperlukan oleh

perawat adalah sebagai berikut :

1) Pemantauan

2) Penanganan penatalaksanaan jalan nafas dan pemberian oksigenasi

3) Terapi cairan, elektrolit dan asam basa

b. Kajian Data

Tabel 2.8
Data Pelatihan dan Seminar yang pernah diikuti Perawat
Di Ruang Al-Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Periode 25-27 April 2016
No. Nama Jabatan Pendidikan Pelatihan atau seminar yang didikuti
1. Dwi Kepala DIV 1. Seminar keperawatan “Update regulasi
Setiyani, Ruangan keperawatan” tahun 2015
SST 2. Seminar & Workshop “Penatalaksanaan
keperawatan pada kegawat daruratan jantung”
tahun 2015
3. Seminar & Workshop “ manajemen resusitasi
cairan pada pasien syok” tahun 2015
4. Pentingnya pemeriksaan fisik dalam asesmen
pasien 2015
5. Seminar keperawatan “ perkesmas dalam
perspektif Undang-Undang Keperawatan”
Tahun 2014
6. Seminar & Workshop “ Insersi kateter terkini
pada pasien inkontinensia intra dan post
hospital” tahun 2014
7. Workshop Hypnoteraphy tahun 2014
8. Application patient safety workshop tahun
2014
9. Seminar “ARDS Update” tahun 2014
10. Pelatihan Asesor kompetensi keperawatan
tahun 2014
11. Seminar “deteksi dini dan penatalaksanaan
komplikasi diabetes dan hipertensi pada
ginjal” tahun 2014
12. Seminar manajemen pasien kritis “manajemen
terkini klien dengan multi organ failure di
Intensif Care Unit” tahun 2014
13. Pelatihan penggunaan alat pemadam api
ringan (APAR) tahun 2014
2. Triani Co Shift DIII 1. Seminar nasional keperawatan “ deteksi dini
Retnaningsih kelainan kongential neonatus” tahun 2015
, AMK 2. Seminar nasional keperawatan “kegawatan
bedah pediatrik” tahun 2015
3. Workshop mechanical ventilation for
pediatrik tahun 2015
32

4. Seminar keperawatan “ regulasi dan praktek


dalam implementasi Undang-Undang
Keperawatan” tahun 2015
5. Seminar Keperawatan “ Hipnoteraphi pada
penatalaksanaan nyeri” tahun 2015
6. Seminar & workshop “manajemen resusitasi
cairan pada pasien syok” tahun 2015
7. Pentingnhya pemeriksaan fisik dalam asesmen
pasien tahun 2015
8. Seminar & workshop “ insersi kateter terkini
pada pasien inkontinensia intra dan post
hospital” tahun 2014
9. Workshop “ Cardio Rehabilitation” tahun
2014
10. Seminar nasional “emergency update of
cardiovaskuler-cerebrovascular mangement
(penanganan kegawatdaruratan terkini
cardiovaskuler-cerebrovascular)” tahun 2014
11. Workshop hypnoteraphy tahun 2014
12. Seminar keperawatan nasional “one day care
of diabetic acute wound and diabetic foot spa”
tahun 2014
13. Seminar & workshop kesehatan nasional
“neonatal emergency management and
penanganan kegawatdaruratan neonatal serta
baby gym workshop” tahun 2014
14. Seminar & workshop keperawatan
“manajemen luka berbasis bukti dan nilai-
nilai (Evidence and Value Based) tahun 2012
15. Lokakarya pelayanan keperawatan dalam
akreditasi rumah sakit tahun 2012
3. Tri Sri Co Shift DIII 1. Pelatihan penanggulangan penderita gawat
Purwandari, darurat (PPGD) tahun 2015
AMK 2. Seminar nasional keperawatan “kegawatan
bedah pediatrik” 2015
3. Seminar nasional keperawatan “Deteksi dini
kelainan kongenital neonatus” tahun 2015
4. Seminar & Workshop “penatalaksanaan
keperawatan pada kegawatdaruratan jantung”
tahun 2015
5. Seminar keperawatan “hipnoterapi pada
penatalaksanaan nyeri” tahun 2015
6. Seminar & Workshop “manajemen resusitasi
cairan pada pasien syok” tahun 2015
7. Pentingnya pemeriksaan dalam asesmen
pasien tahun 2015
8. Seminar & workshop “Insersi kateter terkini
pada pasien inkontinensia intra dan post
hospital” tahun 2014
9. Seminar manajemen pasien kritis “manajemen
terkini klien dengan multi organ failure di
Intensif Care Unit” tahun 2014
10. Seminar keperawatan “kiat sukses meraih
peluang kerja sebagai perawat” tahun 2014
11. Pelatihan keperawatan intensif anak angkatan
33

IX tahun 2012
4. Kunti Nayla Co Shift DIII 1. Pelatihan keperawatan intensif anak angkatan
Rusni, AMK X tahun 2013
2. Pelatihan penanggulangan penderita gawat
darurat (PPGD) tahun 2015
3. Manajemen pasien kritis “manajemen terkini
klien dengan multin organ failure di Intesif
Care Unit” tahun 2014
4. Pentingnya pemeriksaan fisik dalam asesmen
pasientahun 2015
5. Workshop hipnoteraphy tahun 2014
6. Seminar kesehatan nasional “one day care of
diabetic acute wound and diabetic foot spa”
tahun 2014
7. Seminar keperawatan “up date regulasi
keperawatan” tahun 2015
8. Seminar nasional keperawatan “kegawatan
bedah pediatrik” tahun 2015
9. Seminar keperawatan “penatalaksanaan coma
diabetes mellitus” tahun 2015
10. Seminar & workshop “manajemen resusitasi
cairan pada pasien syok” tahun 2015
11. Seminar keperawatan “penatalaksanaan
keperawatan pada kegawatdaruratan jantung”
tahun 2015
12. Pelatihan penggunaan alat pemadaman api
ringan (APPAR) tahun 2014
5. Nur Co Shift DIII 1. Pelatihan penggunaan alat pemadaman api
Khasanah, ringan (APPAR) tahun 2014
AMK 2. Manajemen pasien kritis “manajemen terkini
klien dengan multi organ failure di Intensif
Care Unit” tahun 2014
3. In the event national conterence of nursing
being an international nurse to improve
quality of health tahun 2014
4. Pentingnya pemeriksaan dalam asesmen
pasien tahun 2015
5. Workshop “ Cardio Rehabilitation” tahun
2014
6. Seminar nasional “emergency update of
cardiovaskuler-cerebrovascular mangement
(penanganan kegawatdaruratan terkini
cardiovaskuler-cerebrovascular)” tahun 2014
7. Workshop hypnoteraphy tahun 2014
8. Seminar keperawatan nasional “one day care
of diabetic acute wound and diabetic foot spa”
tahun 2014
9. Seminar nasional keperawatan “kegawatan
bedah pediatrik” 2015
10. Seminar Keperawatan “ Hipnoteraphi pada
penatalaksanaan nyeri” tahun 2015
11. Seminar & workshop “manajemen resusitasi
cairan pada pasien syok” tahun 2015
12. Seminar keperawatan “penatalaksanaan coma
diabetes mellitus” tahun 2015
34

13. Seminar keperawatan “penatalaksanaan


keperawatan pada kegawatdaruratan jantung”
tahun 2015
14. Seminar “deteksi dini dan penatalaksanaan
komplikasi diabetes dan hipertensi pada
ginjal” tahun 2014
15. Seminar nasional “Ciptakan kesejahteraan
perawat dibawah hukum keperawatan” tahun
2014
16. Seminar & workshop “neonatal emergency
management and penanganan
kegawatdaruratan neonatal serta baby gym
workshop” tahun 2014
17. Seminar nasional keperawatan “deteksi dini
kelainan kongenital neonatus” tahun 2015
6. Risnawati Co Shift DIII 1. Pelatihan keperawatan intensif anak angkatan
Dwi, AMK II tahun 2015
2. Manajemen pasien kritis “manajemen terkini
klien dengan multi organ failure di Intensif
Care Unit” tahun 2014
3. In the event national conterence of nursing
being an international nurse to improve
quality of health tahun 2014
4. Pentingnya pemeriksaan dalam asesmen
pasien tahun 2015
5. Workshop “ Cardio Rehabilitation” tahun
2014
6. Seminar nasional “emergency update of
cardiovaskuler-cerebrovascular mangement
(penanganan kegawatdaruratan terkini
cardiovaskuler-cerebrovascular)” tahun 2014
7. Workshop hypnoteraphy tahun 2014
8. Seminar keperawatan nasional “one day care
of diabetic acute wound and diabetic foot spa”
tahun 2014
9. Seminar & workshop “Insersi kateter terkini
pada pasien inkontinensia intra dan post
hospital” tahun 2014
10. Seminar nasional keperawatan “implikasi
hukum undang-undang keperawatan bagi
profesi perawat” tahun 2014
11. Seminar “deteksi dini dan penatalaksanaan
komplikasi diabetes dan hipertensi pada
ginjal” tahun 2014
12. Seminar nasional “Ciptakan kesejahteraan
perawat dibawah hukum keperawatan” tahun
2014
13. Seminar & workshop “neonatal emergency
management and penanganan
kegawatdaruratan neonatal serta baby gym
workshop” tahun 2014
14. Seminar & workshop “manajemen resusitasi
cairan pada pasien syok” tahun 2015
15. Lokakarya keperawatan stroke terkini tahun
2014
35

16. Pelatihan penggunaan alat pemadaman api


ringan (APPAR) tahun 2014
17. Lokakarya resiko pasien jatuh tahun 2014
18. Seminar keperawatan “ living with bipolar
disorder” tahun 2014
7. Noviana Perawat S1 1. Pelatihan Basic Trauma & Cardiac Life
Samodra, Pelaksana Support tahun 2014
S.Kep., Ns / Clinical
Instruktur
8. Elly Iswanti, Perawat DIII 1. Pelatihan Basic Trauma & Cardiac Life
AMK Pelaksana Support tahun 2014
2. International seminar on “ pain management”
tahun 2014
3. Refreshing Clinical Instructure Kebidanan
dengan pendidikan preseptorchip-mentorship
model tahun 2014
4. Manajemen pasien kritis “manajemen terkini
klien dengan multi organ failure di Intensif
Care Unit” tahun 2014
5. Seminar nasional kesehatan jiwa masyarakat”
jogja sejahtera bebas pasung” tahun 2014
6. Seminar nasional “Ciptakan kesejahteraan
perawat dibawah hukum keperawatan” tahun
2014
7. Seminar & workshop “neonatal emergency
management and penanganan
kegawatdaruratan neonatal serta baby gym
workshop” tahun 2014
8. Pelatihan penggunaan alat pemadaman api
ringan (APPAR) tahun 2014
9. Seminar keperawatan “ living with bipolar
disorder” tahun 2014
10. Workshop hypnoteraphy tahun 2014
11. Seminar keperawatan nasional “one day care
of diabetic acute wound and diabetic foot spa”
tahun 2014
12. Seminar & workshop “Insersi kateter terkini
pada pasien inkontinensia intra dan post
hospital” tahun 2014
13. Seminar “deteksi dini dan penatalaksanaan
komplikasi diabetes dan hipertensi pada
ginjal” tahun 2014
14. Seminar & workshop “manajemen resusitasi
cairan pada pasien syok” tahun 2015
15. Seminar nasional keperawatan “ deteksi dini
kelainan kongential neonatus” tahun 2015
16. Seminar nasional keperawatan “kegawatan
bedah pediatrik” tahun 2015
17. Workshop mechanical ventilation for
pediatrik tahun 2015
18. Pentingnhya pemeriksaan fisik dalam asesmen
pasien tahun 2015
19. Seminar keperawatan “penatalaksanaan
keperawatan pada kegawatdaruratan jantung”
tahun 2015
36

20. Seminar keperawatan “update regulasi


keperawatan” tahun 2015
21. Pelatihan High Care dan intensif care
uneonatus bagi perawat angkatan II tahun
2012
22. Application patient safety workshop tahun
2014
9. Erma Perawat DIII 1. Seminar & workshop “manajemen resusitasi
Fitriyani, Pelaksana cairan pada pasien syok” tahun 2015
AMK 2. Seminar keperawatan “ perkesmas dalam
perspektif Undang-Undang Keperawatan”
Tahun 2014
3. Pelatihan Basic Trauma & Cardio Life
Support Akademi Keperawatan Notokusumo
Yogyakarta tahun 2012
10. Esti Asih Perawat DIII 1. Seminar keperawatan “ perkesmas dalam
Mardiana, Pelaksana perspektif Undang-Undang Keperawatan”
AMK Tahun 2014
2. Seminar & workshop “manajemen resusitasi
cairan pada pasien syok” tahun 2015
3. Seminar nasional keperawatan “ deteksi dini
kelainan kongential neonatus” tahun 2015
4. Lokakarya keperawatan stroke terkini tahun
2014
5. Manajemen pasien kritis “manajemen terkini
klien dengan multi organ failure di Intensif
Care Unit” tahun 2014
6. Workshop hypnoteraphy tahun 2014
7. Seminar keperawatan nasional “one day care
of diabetic acute wound and diabetic foot spa”
tahun 2014
8. Seminar & workshop “Insersi kateter terkini
pada pasien inkontinensia intra dan post
hospital” tahun 2014
9. In the event national conterence of nursing
being an international nurse to improve
quality of health tahun 2014
10. Pentingnya pemeriksaan dalam asesmen
pasien tahun 2015
11. Workshop “ Cardio Rehabilitation” tahun
2014
12. Seminar nasional “emergency update of
cardiovaskuler-cerebrovascular mangement
(penanganan kegawatdaruratan terkini
cardiovaskuler-cerebrovascular)” tahun 2014
13. Seminar nasional keperawatan “implikasi
hukum undang-undang keperawatan bagi
profesi perawat” tahun 2014
14. Seminar nasional keperawatan “kegawatan
bedah pediatrik” tahun 2015
15. Seminar keperawatan “update regulasi
keperawatan” tahun 2015
16. Seminar ilmiah “ pengenalan gejala dini
kanker pada anak” tahun 2015
17. Seminar sehari “optimalisasi penglihatan diera
37

jaminan kesehatan nasional” tahun 2015


11. Fajri Perawat DIII 1. Workshop hypnoteraphy tahun 2014
Khoiriah, pelaksana 2. Seminar keperawatan nasional “one day care
AMK of diabetic acute wound and diabetic foot spa”
tahun 2014
3. Seminar & workshop “Insersi kateter terkini
pada pasien inkontinensia intra dan post
hospital” tahun 2014
4. Pentingnya pemeriksaan dalam asesmen
pasien tahun 2015
5. Seminar “deteksi dini dan penatalaksanaan
komplikasi diabetes dan hipertensi pada
ginjal” tahun 2014
6. Lokakarya keperawatan stroke terkini tahun
2014
7. Lokakarya resiko pasien jatuh tahun 2014
8. Seminar Keperawatan “ Hipnoteraphi pada
penatalaksanaan nyeri” tahun 2015
9. Seminar & workshop “manajemen resusitasi
cairan pada pasien syok” tahun 2015
10. Seminar keperawatan “penatalaksanaan
keperawatan pada kegawatdaruratan jantung”
tahun 2015
11. Pelatihan penanggulangan penderita gawat
darurat (PPGD) tahun 2012
12. Tri Rahayu, Perawat DIII 1. Seminar nasional keperawatan “ deteksi dini
AMK Pelaksana kelainan kongential neonatus” tahun 2015
2. Seminar nasional keperawatan “kegawatan
bedah pediatrik” tahun 2015
3. Seminar Keperawatan “ Hipnoteraphi pada
penatalaksanaan nyeri” tahun 2015
4. Pentingnhya pemeriksaan fisik dalam asesmen
pasien tahun 2015
5. Seminar & workshop “ insersi kateter terkini
pada pasien inkontinensia intra dan post
hospital” tahun 2014
6. Workshop “ Cardio Rehabilitation” tahun
2014
7. Seminar nasional “emergency update of
cardiovaskuler-cerebrovascular mangement
(penanganan kegawatdaruratan terkini
cardiovaskuler-cerebrovascular)” tahun 2014
8. Workshop hypnoteraphy tahun 2014
9. Seminar keperawatan nasional “one day care
of diabetic acute wound and diabetic foot spa”
tahun 2014
10. Pelatihan Basic Trauma & Cardiac Life
Support tahun 2014
11. Seminar “deteksi dini dan penatalaksanaan
komplikasi diabetes dan hipertensi pada
ginjal” tahun 2014
12. Seminar keperawatan “penatalaksanaan
keperawatan pada kegawatdaruratan jantung”
tahun 2015
13. Seminar keperawatan “update regulasi
38

keperawatan” tahun 2015


14. Application patient safety workshop tahun
2014
15. Lokakarya resiko pasien jatuh tahun 2014
16. In the event national conterence of nursing
being an international nurse to improve
quality of health tahun 2014
17. Seminar keperawatan “penatalaksanaan coma
diabetes mellitus” tahun 2015
18. Seminar nasional keperawatan “implikasi
hukum undang-undang keperawatan bagi
profesi perawat” tahun 2014
13. Anna Perawat S1 1. Pelatihan penggunaan alat pemadam api
Miftahul, Pelaksana ringan (APAR) tahun 2014
S.Kep., Ns 2. Pelatihan penanggulangan penderita gawat
darurat (PPGD) tahun 2015
3. Komunikasi Efektif tahun 2014
14. Andika Nur Perawat DIII 1. Pelatihan deteksi dini kanker payudara & Ca
Cahyo Pelaksana Serviks
2. Pelatihan Basic Trauma & Cardiac Life
Support
3. Application Patient Safety workshop
4. Update management Cardiac arrest with
simulation basiccardiac life support
5. Deteksi dini sindrom nefrotik
15. Agung Perawat DIII 1. PPGD
Hidayat, Pelaksana 2. Sirkumsisi
AMK 3. Perawatan luka
4. Hipergas/ k3
5. Trauma mata
6. Leadership
7. Caring from to action
8. PEKERTI
9. NLP ( neuro languestic program)
16. Dwi Perawat DIII 1. Seminar kesehatan “Two silent killer disease
Andriyani, Pelaksana diabetes mellitus dan hipertensi pada usia
AMK produktif ”
2. Seminar pediatric “manajemen nyeri pada
anak melalui pendekatan medis dan
keperawatan”
3. Pelatihan “korps sukarela palang merah
Indonesia”
4. Pelatihan “Basic trauma and Cardiac Life
Support”
17. Oktina Perawat DIII 1. PPGD
Sarijati, Pelaksana 2. APPAR
AMK
Sumber: dokumentasi diklat PKU Muhammadiyah Bantul dan hasil wawancara mahasiswa
profesi Ners STIKes Muhammadiyah Palembang
39

Analisa

Berdasarkan data diatas presentasi pendidikan terakhir perawat

ruang Al-Ikhlas yang berpendidikan DIII sebanyak 13 orang,

berpendidikan sarjana keperawatan juga profesi sebanyak 2 orang dan

berpendidikan DIV sebanyak 1 orang. Perawat di ruang Al –Ikhlas

sudah pernah mengikuti pelatihan-pelatihan. Pelatihan yang telah

dilakukan tersebut tidak lain untuk menambah pengetahuan,

pengalaman dan keterampilan, dimana semakin banyak pelatihan yang

diikuti maka akan semakin banyak ilmu yang didapatkan sehingga

bisa berbagi dengan perawat lain sebagai pembelajaran dan

meningkatkan kualitas karena kualitas seseorang tidak hanya dilihat

dari tingkat pendidikannya saja tetapi berdasarkan pengalaman yang

didapatkan melalui pelatihan maupun seminar.

3. Money

a. Kajian Teori

Pendapatan asli daerah adalah sumber keuangan daerah yang digali

dari wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah,

hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah (Undang-Undang No. 28

Tahun 2009). Rumah Sakit memiliki fungsi utama dengan memberikan

pelayanan kesehatan bagi petugas medis maupun non medis. Adapun

layanan umum RSU PKU Muhammadiyah Bantul dijelaskan tentang

sumber pendapatan BLU berasal dari :


40

1) Jasa layanan

Kotler dan Amstrong (1996) yang dikutip Arief (2007)

berpendapat bahwa jasa pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

menyebabkan kepemilikan kepada sesuatu yang berhubungan dengan

suatu produk fisik maupun tidak. Akan tetapi jasa ialah setiap

tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada

pihak lain.

2) Hibah tidak terikat

3) Hasil kerjasama dengan pihak lain

b. Kajian Data

Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul bukan

merupakan RS milik pemerintah melainkan RS Swasta yang berdiri

sendiri, sumber dana seluruhnya berasal dari tarif yang dikenakan kepada

pasien.

Analisa

Sumber dana yang didapatkan berasal dari tarif pasien,

penggolongan keuangan dibangsal sepenuhnya diatur secara sentral oleh

bidang keuangan RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Perencanaan dan

pengadaan kebutuhan RS dimasukkan dalam program kerja yang disusun

setiap akhir tahun.


41

4. Material

a. Kajian teori

Standar peralatan keperawatan adalah penetapan peralatan

keperawatan yang meliputi kebutuhan (jumlah, jenis dan spesifikasi)

serta pengelolaannya dalam upaya mewujudkan pelayanan

keperawatan yang berkualitas (Depkes, 2001).

Peralatan yang dimaksud dalam standar ini terdiri dari:

1) Alat Tenun

Merupakan penetapan kebutuhan alat tenun

berdasarkan jumlah, jenis, dan spesifikasi menjamin

tersedianya alat tenun yang memadai untuk mencapai

pelayanan keperawatan.

Tabel 2.9
Standar Alat Tenun di Ruang Rawat Inap
No Nama Barang Ratio Pasien Alat
1 Sprei 1:5
2 Taplak meja 1:3
3 Handuk kecil 1:3
4 Sarung bantal 1:6
5 Baju pasien 1:5
6 Perlak 1:5
7 Celana 1:5
Sumber: DepKes, 2001

2) Alat Keperawatan

Penetapan kebutuhan alat keperawatan baik dari segi

jumlah, jenis dan spesifikasi menjamin tersedianya alat

keperawatan yang memadai untuk mencapai tujuan pelayanan

keperawatan :
42

Tabel 2.10
Standar Alat Keperawatan di Ruang Rawat Inap
No Nama Barang Ratio Pasien alat
1 Stetoskop 2/ruangan
2 Tensi meter 2/ruangan
3 Bak instrumen besar 2/ruangan
4 Bak instrumen kecil 2/ruangan
5 Bengkok 2/ruangan
6 Standar infus 1:2
7 Korentang 2/ruangan
8 Gunting perban 2/ruangan
Sumber: DepKes, 2001

b. Kajian Data

Dari hasil observasi peralatan medis dan non-medis yang ada di

ruang Ruang Al-Ikhlas dapat dilihat dalam tabel berikut :

1) Alat Tenun

Tabel 2.11
Standar Alat Tenun di Ruang Al-Ikhlas
RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Dengan Kapasitas 21 Orang Pasien
No Nama Barang Jumlah Kondisi
1 Laken 67 Baik
2 Stik laken 57 Baik
2 Baju operasi 14 Baik
3 Selimut 21 Baik
4 Selimut VIP 5 Baik
5 Mukenah 2 Baik
6 Sajadah 7 Baik
7 Tikar 4 Baik
8 Ozon 1 Baik
9 Sarung bantal 66 Baik
10 Sarung guling 15 Baik
11 Perlak 53 Baik
13 Bantal 21 Baik
Sumber: Data observasi Mahasiswa Co Ners Stikes MP, 2016

2) Alat Keperawatan

Tabel 2.12
Standar Alat Keperawatan di Ruangan Al-Ikhlas
RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Dengan Kapasitas 21 Orang Pasien
No Nama Barang Jumlah hasil pengkajian Keterangan
1 Stetoskop 3 Baik
2 Tensi raksa 6 Baik
43

3 Nebulizer 3 Baik
4 Penumbuk/penghalus obat tablet 1 Baik
5 Bak instrument kecil 20 Baik
6 Bak instrument besar 5 Baik
7 Temp (pengukur suhu) 6 Baik
8 ACCU Check 1 Baik
9 Saturasi oksigen 1 Baik
10 BNC 2 Baik
11 RM 1 Baik
12 NRM 1 Baik
13 Nasal Nebulizer 13 Baik
14 Emergeny kit 1 Baik
15 Korentang set 1 Baik
16 Spil kit 1 Baik
17 Tromol kasa besar 1 Baik
18 Oksigen tabung kecil 2 Baik
19 Ristol dewasa 1 Baik
20 Ristol anak-anak 1 Baik
21 Brankar 1 Baik
22 Troli Stainless 1 Baik
23 Timbangan bayi 1 Baik
24 Timbangan popok 1 Baik
25 Lampu sorot 1 Baik
26 Suction 1 Baik
27 Tongkat pasien fraktur 2 Baik
28 Tiang infus 29 Baik
29 Rak Troli 2 Baik
30 Oksigen tabung kecil 2 Baik
31 Ristol dewasa 1 Baik
32 Kom kecil 3 Baik
33 Pinset Cirugis 3 Baik
34 Pinset Anatomis 3 Baik
35 Gunting Jaringan 3 Baik
36 Gunting AJ 3 Baik
37 Klem anatomis 3 Baik
38 Gunting perban 3 Baikl
39 Box obat injeksi 20 Baik
40 Kom kecil 3 Baik
41 Pinset Cirugis 3 Baik
42 Pinset Anatomis 3 Baik
43 Oksigen tabung besar 1 Baik
44 Troli Stainless 1 Baik
45 Botol tes Urine 13 Baik
46 Bengkok 4 Baik
Sumber: Data observasi Mahasiswa Co Ners Stikes MP, 2016
44

Analisa

Tabel 2.13
Analisa Standar Alat Tenun di Ruang Al-Ikhlas
RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Dengan Kapasitas 21 Orang Pasien
No Nama Ratio (Pasien : Ratio (Pasien : Keterangan
Barang Alat) Alat) di Al-Ikhlas
1 Sprei 1:5 1:3 Kurang 42
2 Taplak meja 1:3
3 Handuk kecil 1 : 3 - -
4 Sarung bantal 1 : 6 1:3 Kurang 60
5 Baju pasien 1:5 - -
6 Perlak 1:5 1:2 Kurang 52
7 Celana 1:5 - -
Sumber : Data pengkajian tanggal 25-27 April 2016

Tabel 2.14
Analisa Standar Alat Keperawatan di Ruangan Al-Ikhlas
RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Dengan Kapasitas 21 Orang Pasien
No Nama Barang Jumlah Jumlah di Al- Keterangan
Ikhlas
1 Stetoskop 2/ruangan 3/ruangan Lebih 1
2 Tensi meter 2/ruangan 6/ruangan Lebih 4
3 Bak instrumen besar 2/ruangan 5/ruangan Lebih 3
4 Bak instrumen kecil 2/ruangan 20/ruangan Lebih 18
5 Bengkok 2/ruangan 4/ruangan Lebih 2
6 Standar infus 1:2 1:1 Kurang 13
7 Korentang 2/ruangan 1 Kurang 1
8 Gunting perban 2/ruangan 3 Lebih 1
Sumber : Data pengkajian tanggal 25-27 April 2016

Dari hasil observasi yang telah dilakukan, kualitas

inventaris alat keperawatan (medis) diruangan Al-Ikhlas tahun

2016, semua inventaris alat keperawatan tersedia dalam kondisi

yang baik.

3) Inventaris keperawatan

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, jumlah

daftar inventaris dari Ruangan Al-Ikhlas kami sampaikan

dalam tabel berikut:


45

Tabel 2.15
Daftar Inventaris Di Ruangan Al-Ikhlas
RSU PKU Muhammadiyah Bantul Periode 25-27 April 2016
No Nama Barang Jumlah Hasil Keterangan
Pengkajian
Di Counter Perawat
1. Komputer 1 Baik
2. Printer 1 Baik
3. Battery Power 1 Baik
4. Meja Komputer 1 Baik
5. Meja couter perawat 1 Baik
6. Almari kaca tempat file dan dokumen 1 Baik
7. Papan untuk melihat hasil rontgen 1 Baik
8. Kaligrafi 1 Baik
9. Alquran 6 Baik
10. Kipas Angin 1 Baik
11. Struktur organisasi 1 Baik
12. Tempat sampah (sampah dosmetik 3 Baik
dan makanan, sampah infeksius, dan
sampah plabot)
13. Keranjang plastik kecil tempat 1 Baik
sampel urine
14. Pusat bel 1 Baik
15. Lemari plastik tempat file dan 1 Baik
dokumen
16. APAR 1 Baik
17. Struktur deklarasi 1 Baik
18. Struktur visi dan misi 1 Baik
19. Struktur kebijakan mutu 1 Baik
20. Kursi bulat besar 3 Baik
21. Kursi bulat kecil 3 Baik
22. Kursi plastik bulat 1 Baik
23 Keranjang sampah 1 Baik
24 Papan siaga bencana 1 Baik
25 Helm siaga bencana 4 Baik
26. Galon 2 Baik
27. Ember 1 Baik
28. Kursi Stainless 1 Baik
29. Tempat file dokumen (plastik) 23 Baik
30. Tropi (Piala) 4 Baik
31. Lampu 2 Baik
32. Tempat file (teka) 5 Baik
33. Kalkulator 1 Baik
34. Senter 1 Baik
35. Stop kontak 1 Baik
36. Box plastik tempat file (besar) 12 Baik
37. Telepon central 1 Baik
38. Box plastik tempat ATK 7 Baik
39. Keranjang pensil 1 Baik
40. Meter pengukur badan 1 Baik
41. Troli meja menulis 1 Baik
42. Keranjang pensil 1 Baik
43. Pembolong kertas 2 Baik
46

44 Lemari stainless linen 1 Baik


45. Tempat piring kotor 1 Baik
Di dalam ruangan perawat
46 Tempat box obat oral pasien 1 Baik
47 Senter 1 Baik
48 Tempat tissue 1 Baik
49 Wastafel 1 Baik
50 Kulkas 1 Baik
51 Dispenser 1 Baik
52 Kipas angin 1 Baik
53 Kaca bercermin 1 Baik
54 Lemari obat injeksi 1 Baik
55 Keranjang plastik kecil 6 Baik
56 Baki plastik kecil 2 Baik
56 Baki plastik sedang 1 Baik
58 Baki plastik besar 2 Baik
59 Box plastik (laci) besar 8 Baik
60 Tempat sampah kecil 1 Baik
61 Jam dinding 2 Baik
62 Lampu ruangan perawat 1 Baik
63 Lemari perawat 1 Baik
64 Gallon 5 Baik
65 Ember 2 Baik
66 Gayung 2 Baik
67 Gantungan baju 1 Baik
68 Tempat tissue 1 Baik
69 Ember 1 Baik
70 Box obat plastic 20 Baik
71 Rak piring stainless 1 Baik
Sumber: Data observasi Mahasiswa Co Ners Stikes MP 2016

Analisa

Dari hasil observasi yang telah dilakukan, kualitas

inventaris diruangan Al-Ikhlas tahun 2016, semua inventaris

tersedia dalam kondisi yang baik.

4) Inventaris ruang Al-Ikhlas kelas VIP dengan 2 ruangan 2 bed

Bersadarkan hasil observasi pengkajian inventaris ruangan

kelas VIP yang dilakukan selama 3 hari dari 25-27 April 2016,

kami uraikan dalam tabel berikut:


47

Tabel 2.16
Daftar Inventaris di Ruangan Al-Ikhlas
RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Ruangan VIP I Dengan Kapasitas I Pasien
Dalam Ruangan
No Nama Barang Jumlah Hasil Keterangan
Pengkajian
1 Tv 1 Baik
2 Kulkas 1 Baik
3 Ac 1 Baik
4 Meja makan pasien 1 Baik
5 Troli alat 1 Baik
6 Alamri kayu 1 Baik
7 Pinjakan kaki pasien 1 Baik
8 Tiang infuse 1 Baik
9 Dispenser 1 Baik
10 Gallon 1 Baik
11 Wastafel 1 Baik
12 Kaca wastafel 1 Baik
13 Kursi 2 Baik
14 Bed Pasien 1 Baik
15 Bed Penunggu pasien 1 Baik
16 Remote Ac 1 Baik
17 Remote tv 1 Baik
18 Jam dinding 1 Baik
19 Lampu ruangan 2 Baik
20 Keset kaki 1 Baik
21 Kaligrafi 2 Baik
22 Lukisan 1 Baik
23 Struktur organisasi ruangan 1 Baik
24 HMF 1 Baik
25 O2 central 1 Baik
26 Bel 1 Baik
27 Telefhone 1 Baik
28 Pewangi Ruangan 1 Baik
29 Handscrap 1 Baik
Didalam Ruangan Wc
1 Jemuran baju 1 Baik
2 Gantungan baju 1 Baik
3 Closet 1 Baik
4 Bak mandi 1 Baik
5 Shower 1 Baik
6 Kran air 2 Baik
7 Baskom kecil 1 Baik
8 Baskom besar 1 Baik
9 Pispot 1 Baik
10 Pot Urinal 1 Baik
11 Cangkir ukur urine 1 Baik
12 Gayung 1 Baik
13 Lampu 2 Baik
Diluar Ruangan
1 Tempat sampah 1 Baik
48

2 Kursi kayu 2 Baik


3 Meja kayu 1 Baik
4 Handscrap 1 Baik

Tabel 2.17
Daftar Inventaris Ruangan Al-Ikhlas
RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Ruangan VIP II Dengan Kapasitas I Pasien
Dalam Ruangan
No Nama Barang Jumlah Hasil Keterangan
Pengkajian
1 Tv 1 Baik
2 Kulkas 1 Baik
3 Ac 1 Baik
4 Meja makan pasien 0 -
5 Troli alat 1 Baik
6 Alamri kayu 1 Baik
7 Pinjakan kaki pasien 0 -
8 Tiang infuse 1 Baik
9 Dispenser 1 Baik
10 Gallon 1 Baik
11 Wastafel 1 Baik
12 Kaca wastafel 1 Baik
13 Kursi 2 Baik
14 Bed Pasien 1 Baik
15 Bed Penunggu pasien 1 Baik
16 Remote Ac 1 Baik
17 Remote tv 1 Baik
18 Jam dinding 1 Baik
19 Lampu ruangan 2 Baik
20 Keset kaki 1 Baik
21 Kaligrafi 0 -
22 Lukisan 1 Baik
23 Struktur organisasi ruangan 0 -
24 HMF 1 Baik
25 O2 central 1 Baik
26 Bel 1 Baik
27 Telefhone 1 Baik
28 Pewangi Ruangan 0 -
29 Handsrap 1 Baik
Didalam Ruangan Wc
1 Jemuran baju 1 Baik
2 Gantungan baju 1 Baik
3 Closet 1 Baik
4 Bak mandi 1 Baik
5 Shower 1 Baik
6 Kran 2 Baik
7 Baskom kecil 1 Baik
8 Baskom besar 0 -
9 Pispot 1 Baik
10 Pot Urinal 1 Baik
11 Rak Sepatu 0 -
49

12 Gayung 1 Baik
13 Bengkok 0 -
14 Lampu 2 Baik
15 Almari tempat pispot 0 -
Diluar Ruangan
1 Tempat sampah 1 Gabung dengan kelas I
2 Kursi kayu 2 Baik
3 Meja kayu 1 Baik
4 Handsrap 1 Baik
5 Tiang infuse 1 Baik
Sumber: Data observasi Mahasiswa Co Ners Stikes MP 2016

Analisa

Dari hasil observasi yang telah dilakukan, kualitas inventaris

diruangan Al-Ikhlas untuk kelas VIP dengan 2 ruangan kapasitas 2

pasientahun 2016, semua inventaris tersedia dalam kondisi yang

baik.

5) Inventaris ruang Al-Ikhlas kelas I dengan 1 ruangan 2 bed

Bersadarkan hasil observasi pengkajian inventaris ruangan

kelas I yang dilakukan selama 3 hari dari 25-27 April 2016, kami

uraikan dalam tabel berikut:

Tabel 2.18
Daftar Inventaris Ruangan Al-Ikhlas
RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Ruangan Kelas I Dengan Kapasitas 2 Pasien
Dalam Ruangan
No Nama Barang Jumlah Hasil Keterangan
Pengkajian
1 Tv 2 Baik
2 Ac 1 Baik
3 Troli alat (Kayu) 2 Baik
4 Tiang infuse 3 Baik
5 Wastafel 1 Baik
6 Kaca wastafel 1 Baik
7 Kursi 3 Baik
8 Bed Pasien 2 Baik
9 Remote Ac 1 Baik
10 Remote tv 2 Baik
11 Jam dinding 1 Baik
12 Lampu ruangan 2 Baik
13 Keset kaki 1 Baik
50

1 Pajangan hiasan bunga 1 Baik


15 Lukisan 2 Baik
16 HMF 2 Baik
17 O2 central 2 Baik
18 Bel 1 Baik
19 Handsrap 2 Baik
Didalam Ruangan Wc
1 Jemuran baju 1 Baik
2 Gantungan baju 1 Baik
3 Closet 1 Baik
4 Bak mandi 1 Baik
5 Shower 1 Baik
6 Kran 2 Baik
7 Baskom kecil 1 Baik
8 Baskom besar 2 Baik
9 Pispot 2 Baik
10 Pot Urinal 1 Baik
11 Gayung 1 Baik
12 Lampu 2 Baik
13 Rak Sepatu 1 Baik
14 Almari Pispot 1 Baik
Diluar Ruangan
1 Tempat sampah 1 Gabung dengan VIP II
2 Kursi kayu 2 Baik
3 Meja kayu 1 Baik
4 Handsrap 1 Baik
Sumber: Data observasi Mahasiswa Co Ners Stikes MP 2016

Analisa

Dari hasil observasi yang telah dilakukan, kualitas inventaris

diruangan Al-Ikhlas untuk kelas I dengan 1 ruangan kapasitas 2

pasientahun 2016, semua inventaris tersedia dalam kondisi yang

baik.

7) Inventaris ruang Al-Ikhlas kelas Utama dengan 1 ruangan 1 bed

Bersadarkan hasil observasi pengkajian inventaris ruangan

kelas Utama yang dilakukan selama 3 hari dari 25-27 April 2016,

kami uraikan dalam tabel berikut:


51

Tabel 2.19
Daftar Inventaris Ruangan Al-Ikhlas
RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Ruangan Utama Dengan Kapasitas I Pasien
Dalam Ruangan
No Nama Barang Jumlah Hasil Keterangan
Pengkajian
1 Tv 1 Baik
2 Ac 1 Baik
3 Troli alat 1 Baik
4 Alamri kayu 1 Baik
5 Tiang infuse 1 Baik
6 Dispenser 1 Baik
7 Gallon 1 Baik
8 Wastafel 1 Baik
9 Kaca wastafel 1 Baik
10 Kursi 2 Baik
11 Bed Pasien 1 Baik
12 Bed Penunggu pasien 1 Baik
13 Remote Ac 1 Baik
14 Remote tv 1 Baik
15 Jam dinding 1 Baik
16 Lampu ruangan 2 Baik
17 Keset kaki 0 -
18 Kaligrafi 0 -
19 Lukisan 1 Baik
20 Struktur organisasi ruangan 1 Baik
21 HMF 1 Baik
22 O2 central 1 Baik
23 Bel 1 Baik
24 Pewangi Ruangan 0 -
25 Handsrap 1 Baik
26 Rak Sepatu 1 Baik
Didalam Ruangan Wc
1 Jemuran baju 1 Baik
2 Gantungan baju 1 Baik
3 Closet 1 Baik
4 Bak mandi 1 Baik
5 Kran 3 Baik
6 Baskom kecil 1 Baik
7 Baskom besar 3 Baik
8 Pispot 1 Baik
9 Pot Urinal 1 Baik
10 Gayung 1 Baik
11 Lampu 1 Baik
12 Ember kecil 1 Baik
Diluar Ruangan
1 Tempat sampah 1 Baik
2 Kursi kayu 2 Baik
3 Meja kayu 1 Baik
52

4 Handscrap 1 Baik
Sumber: Data observasi Mahasiswa Co Ners Stikes MP 2016

Analisa

Dari hasil observasi yang telah dilakukan, kualitas

inventaris diruangan Al-Ikhlas untuk kelas utama dengan 1 ruangan

kapasitas 1 pasientahun 2016, semua inventaris tersedia dalam

kondisi yang cukup baik.

g) Inventaris ruang Al-Ikhlas Ruangan Observasi dengan 1 ruangan 2

bed

Bersadarkan hasil observasi pengkajian inventaris ruangan

observasi yang dilakukan selama 3 hari dari 25-27 April 2016,

kami uraikan dalam tabel berikut:

Tabel 2.20
Daftar Inventaris Ruangan Al-Ikhlas
RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Ruangan Observasi Dengan Kapasitas II Pasien
Dalam Ruangan
No Nama Barang Jumlah Hasil Ket
Pengkajian
1 Ac 1 Baik
2 Troli kayu tempat alat pasien 2 Baik
3 Pinjakan kaki pasien 0 -
4 Tiang infuse 2 Baik
5 Wastafel 1 Baik
6 Kaca wastafel 0 Baik
7 Kursi 2 Baik
8 Bed Pasien 2 Baik
9 Jam dinding 1 Baik
10 Lampu ruangan 2 Baik
11 Keset kaki 1 Baik
12 Kaligrafi 0 Baik
13 Lukisan 0 Baik
14 Struktur organisasi ruangan 0 Baik
15 HMF 2 Baik
16 O2 central 3 Baik
17 Bel 2 Baik
18 Telefhone 1 Baik
19 Pewangi Ruangan 1 Baik
53

20 Handscrap 2 Baik
21 Kipas Angin 1 Baik
22 Lampu Emergeny 1 Baik
23 Pengatur Suhu Ruangan 1 Baik
24 Troli Emergeny 1 Baik
25 Monitor Vital sign 1 Baik
26 Tempat Tisue 1 Baik
Didalam Ruangan Wc
1 Closet 1 Baik
2 Bak Pencuci alat 1 Baik
3 Kran 2 Baik
4 Baskom kecil 0 -
5 Baskom besar 2 Baik
6 Pispot 0 -
7 Pot Urinal 1 Baik
8 Cangkir ukur urine 1 Baik
9 Gayung 3 Baik
10 Bengkok 3 Baik
11 Lampu 1 Baik
Diluar Ruangan
1 Tempat sampah 1 Baik
2 Kursi kayu 2 Baik
3 Meja kayu 1 Baik
4 Handsrap 1 Baik
Sumber: Data observasi Mahasiswa Co Ners Stikes MP 2016

Analisa

Dari hasil observasi yang telah dilakukan, kualitas

inventaris diruangan Al-Ikhlas untuk ruangan observasi dengan 1

ruangan kapasitas 2 pasien tahun 2016, semua inventaris tersedia

dalam kondisi yang baik.

h) Inventaris ruang Al-Ikhlas Ruangan Kelas II dengan 1 ruangan 8

bed

Bersadarkan hasil observasi pengkajian inventaris ruangan

kelas II yang dilakukan selama 3 hari dari 25-27 April 2016, kami

uraikan dalam tabel berikut:

Tabel 2.21
Daftar Inventaris Ruangan Al-Ikhlas
RSU PKU Muhammadiyah Bantul
54

Ruangan Kelas II Dengan Kapasitas 8 Pasien


Dalam Ruangan
No Nama Barang Jumlah Hasil Pengkajian Ket
1 Bed pasien 8 Baik
2 AC 2 Baik
3 Lampu Emergency 2 Baik
4 Lampu diruangan 8 Baik
5 Jam dinding 4 Baik
6 Kursi 8 Baik
7 Troli kayu alat pasien 8 Baik
8 HMF 8 Baik
9 O2 Central 8 Baik
10 Bel 8 Baik
11 Tiang Infus 10 Baik
12 Rak sepatu 1 Baik
13 Pinjakan pasien 1 Baik
14 Kipas angin 1 Baik
15 Struktur Organisasi 1 Baik
16 Sapu 1 Baik
17 Handscrap 9 Baik
18 Kursi anak-anak 1 Baik
Didalam ruangan wc
1 Wastafel 1 Baik
2 Shower 3 Baik
3 Ember 3 Baik
4 Gayung 3 Baik
5 Kran 6 Cukup
6 Lampu 3 Baik
7 Tempat Piring Kotor 1 Baik
8 Baskom besar 3 Baik
9 Baskom Kecil 3 Baik
10 Pispot 2 Baik
11 Pot urine 3 Baik
12 Wc 3 Baik
Diluar Ruangan
1 APAR 1 Baik
Sumber: Data observasi Mahasiswa Co Ners Stikes MP 2016

Analisa

Dari hasil observasi yang telah dilakukan, kualitas

inventaris diruangan Al-Ikhlas untuk kelas II dengan 1 ruangan

kapasitas 8 pasientahun 2016, semua inventaris tersedia dalam

kondisi yang baik.


55

i) Inventaris ruang Al-Ikhlas Ruangan Kelas III dengan 2 ruangan 6

bed

Bersadarkan hasil observasi pengkajian inventaris ruangan

kelas III yang dilakukan selama 3 hari dari 25-27 April 2016,

kami uraikan dalam tabel berikut:

Tabel 2.22
Daftar Inventaris Ruangan Al-Ikhlas
RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Ruangan Kelas III Dengan Kapasitas 6 Pasien
Dalam Ruangan
No Nama Barang Jumlah Hasil Pengkajian Ket
1 Bed pasien 6 Baik
2 Tiang infuse 6 Baik
3 Kipas angina 2 Baik
4 Pinjakan kaki pasien 2 Baik
5 Troli kayu tempat alat pasien 6 Baik
6 Kursi bulat kayu 6 Baik
7 Jam dinding 2 Baik
8 HMF 6 Baik
9 O2 Central 3 Baik
10 Lukisan 3 Baik
11 Bel 6 Baik
12 Handscrap 6 Baik
13 Tempat sampah 1 Baik
Didalam ruangan wc
1 Wastafel 1 Baik
2 Shower 3 Baik
3 Ember 3 Baik
4 Gayung 3 Baik
5 Kran 6 Baik
6 Lampu 3 Baik
7 Tempat Piring Kotor 1 Baik
8 Baskom besar 3 Baik
9 Baskom Kecil 3 Baik
10 Pispot 2 Baik
11 Pot urine 3 Baik
12 Wc 3 Baik
Diluar Ruangan
1 APAR 1 Baik
Sumber: Data observasi Mahasiswa Co Ners Stikes MP 2016
56

Analisa

Dari hasil observasi yang telah dilakukan, kualitas

inventaris diruangan Al-Ikhlas untuk kelas III dengan 2 ruangan,

dimana 1 ruangan dengan kapasitas 4 pasien dan 1 ruangan dengan

kapasitas 2 pasien tahun 2016, semua inventaris tersedia dalam

kondisi yang baik.

5. Method

a. Standar Asuhan Keperawatan

1) Kajian Teori

Menurut Marr dan Biebing (2008) standar adalah suatu tingkat

kinerja yang secara umum dikenal sebagai sesuatu yang diterima,

adekuat, memuaskan dan digunakan sebagai tolak ukur atau titik

acuan yang digunakan sebagai pembanding. Sedangkan menurut

Schroeder (2007) standar adalah nilai atau acuan yang menentukan

level praktek terhadap staf atau suatu kondisi pada pasien atau sistem

yang telah ditetapkan untuk dapat diterima sampai pada wewenang

tertentu.

Standar perawatan adalah uraian tingkat asuhan keperawatan

yang kompeten seperti yang diperlihatkan oleh proses keperawatan

yang mencakup semua tindakan penting yang dilakukan oleh perawat

dalam memberikan perawatan dan membentuk dasar pengambilan

keputusan klinik (Retnariska, 2012).


57

Dasar hukum Standar Profesi Keperawatan adalah UU

Kesehatan RI No. 23 tahun 1992 pasal 53, ayat 2 mendefinisikan

standar profesi sebagai “pedoman yang harus dipergunakan sebagai

petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik”. Sedangkan untuk

Standar Asuhan Keperawatan (SAK) RSU PKU Muhammadiyah

Bantul disusun berdasarkan standar asuhan keperawatan internasional.

Standar acuan yang dipakai adalah Standarized nursing language

yaitu NANDA (North American Nursing Diagnosis Association)

taksonomi II untuk diagnosa keperawatan, NOC (Nursing Outcome

Classification) untuk tujuan dan outcome yang ingin dicapai, dan NIC

(Nursing Intrevension Classification) untuk rencana

tindakan/intervensinya.

Di Indonesia, standar keperawatan dipakai sebagai pedoman

dan instrumentasi penerapan standar asuhan keperawatan yang

disusun oleh Depkes yaitu:

a) Standar I pengkajian keperawatan

Asuhan keperawatan paripurna memerlukan data yang

lengkap dan dikumpulkan secara terus menerus, tentang

keadaannya untuk menentukan kebutuhan asuhan keperawatan,

data kesehatan harus bermanfaat bagi semua anggota tim

kesehatan. Komponen pengkajian keperawatan meliputi kumpulan

data yang harus menggunakan format yang baku, sistematis, diisi

sesuai item yang tersedia, aktual dan valid.


58

b) Standar II diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status

kesehatan pasien, dianalisis dan dibandingkan dengan norma

kehidupan pasien, dan diagnosa keperawatan dihubungkan dengan

penyebab kesenjangan dan pemenuhan kebutuhan pasien dan

komponennya terdiri dari masalah, penyebab dan tanda atau gejala.

c) Standar III perencanaan atau intervensi keperawatan

Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa

keperawatan komponennya meliputi prioritas masalah, tujuan

asuhan keperawatan dan rencana tindakan.

d) Standar IV implementasi keperawatan

Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan tindakan

yang ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi

secaramaksimal yang mencangkup aspek peningkatan, pencegahan

dan pemulihan kesehatan dengan mengikutsertakan keluarga.

e) Standar V evaluasi keperawatan

Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis,

terencana untuk menilai perkembangan pasien dan menilai hasil

dari setiap tindakan keperawatan yang sudah dilakukan.

f) Standar VI dokumentasi keperawatan

Dokumentasi keperawatan dilakukan secara individu oleh

perawat selama dirawat inap maupun rawat jalan yang digunakan

sebagai informasi, komunikasi dan laporan. Dokumentasi dibuat


59

setelah tindakan dilakukan sesuai dengan pelaksanaan proses

keperawatan setiap mencatat harus mencantumkan inisial atau

paraf atau nama perawat, menggunakan formulir yang baku, dan

disimpan sesuai peraturan yang berlaku.

2) Kajian Data

Ruang rawat inap Al-Ikhlas mempunyai prosedur tetap untuk

semua tindakan perawatan dan SAK (Standar Asuhan Keperawatan).

Akan tetapi berdasarkan 10 kasus penyakit terbanyak periode Januari -

Maret 2016 terdapat 3 kasus penyakit yang belum mempunyai SAK,

seperti Febris, Pneumonia, dan Vomitus. Standar ini diperlukan untuk

menentukan mutu pelayanan, bagaimana kegiatan-kegiatan akan

dikerjakan dan seberapa baik kegiatan-kegiatan tersebut dikerjakan.

b. Prosedur Tetap (PROTAP)

1) Kajian Teori

Menurut Susanto (2010) prosedur adalah rangkaian aktivitas

atau kegiatan yang dilakukansecara berulang-ulang dengan cara yang

sama. Menurut Mulyadi (2009) prosedur adalah suatu urutan kegiatan

krelikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departeman

atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam.

Prosedur tetap adalah tahap kegiatan yang pasti untuk

menyelesaikan suatu aktivitas. Prosedur tetap atau Standard

Operating Prosedure (SOP) memuat langkah-langkah utama dalam


60

mengerjakan suatu aktivitas (Depdiknas, 2001; DepKes, 1999 dalam

Ferliana, dkk 2006).

Tujuan adanya protap, antara lain:

a) Agar petugas menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas atau

tim dalam organisasi atau unit.

b)Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi

dalam organisasi

c) Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari

petugas terkait.

d)Melindungi organisasi dan staf dari malpraktek atau kesalahan.

e) Untuk menghindari kegagalan/kesalahan,keraguan, duplikasi, dan

inefisiensi.

2) Kajian Data

Bersadarkan observasi yang dilakukan selama 3 hari dari

tanggal 25–27 april 2016, daftar prosedur tetap yang ditemukan yang

banyak dilakukan di Ruang Al-Ikhlas adalah:

Tabel 2.23
Daftar PROTAP yang banyak dilakukan di Ruang Al-Ikhlas
RSU PKU Muhammadiyah Tahun 2016
No.
No Kegiatan No.Dokumen Tahun
Revisi
1. Menyuntik SPO.220/005 01 2014
2. Persiapan pemberian obat SPO.220/004 00 2014
3. Melepaskan infus SPO.220/030 02 2014
4. Pemasangan Infus SPO.270.004 01 2012
5. Penatalaksanaan pemberian obat
SPO.220/058 01 2014
pasien ranap
Sumber : Protap Keperawatan ruang Al-Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah Bantul tahun

2016
61

Analisa

Setiap tindakan atau prosedur keperawatan harus memiliki

standar yang telah ditetapkan dan dibakukan agar dapat dijadikan

acuan dalam melakukan asuhan keperawatan sehingga asuhan

keperawatan yang diberikan terkonsep dan seragam. Berdasarkan hasil

wawancara dan observasi di ruang Al-Ikhlas RSU PKU

Muhammadiyah Bantul, penerapan prosedur tetap (PROTAP)

perawatan diruangan tersebut mengacu pada protap yang telah

ditetapkan oleh pihak RSU PKU Muhammadiyah Bantul. PROTAP

yang ada di Rumah Sakit tersebut sudah sangat baik, protap mayoritas

terakhir kali direvisi pada tahun 2014.

6. Pasien

a. Kajian Teori

Menurut Undang-undang No.44 tahun 2009 tentang Rumah Saki,

pasien adalah setiap orang yang melakukann konsultasi masalah

kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukann,

baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit.

b. Kajian Data

a) Jumlah Pengunjung di ruang Al-Ikhlas periode Januari sampai

Maret

Berdasarkan observasi yang dilakukan selama 3 hari dari 25

April s/d 27 April 2016, jumlah kunjungan pasien di Ruang Al-Ikhlas

kami sampaikan dalam tabel berikut :


62

Tabel 2.24
Laporan Kunjungan Pasien di Ruang Al-Ikhlas
RSU PKU Muhammadiyah Bantul Periode Januari sampai Maret 2016
No Debitur Jumlah
1 Januari 154
2 Februari 142
3 Maret 136
Total 432
Sumber:Perhitungan buku register ruangan Al-Ikhlas dan Rekam medis RSU PKU

muhammadiyah Bantul

Analisis

Berdasarkan data yang didapatkan dari buku registrasi

pasien dan rekam medis RSU PKU Muhammadiyah Bantul

menunjukkan bahwa kunjungan pasien dari bulan januari sampai

maret sebanyak 432. Data kunjungan tertinggi pada bulan Januari

sebanyak 154 pasien, dan yang terendah adalah bulan Maret yaitu

sebanyak 136 pasien.

b) 10 Penyakit terbanyak di ruang Al-Ikhlas periode Januari sampai

Maret

Observasi yang dilakukan selama 3 hari dari 25 April s/d 27

April 2016, 10 besar penyakit di ruang Al-Ikhlas kami sampaikan

dalam tabel berikut :

Tabel 2.25
10 Besar Penyakit di Ruang Al-Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah Bantul
mulai dari Periode Januari sampai Maret 2016
No Jenis Penyakit Januari Februari Maret Jumlah Persentase
1 Febris 25 30 21 76 23,8%
2 DF (Dengue Fever) 27 15 16 58 18,1%
3 KDS (Kejang Demam 5 13 19 37 11,5%
Sederhana)
4 Vomitus 16 13 6 35 11%
5 GEA (Gastroentritis Akut) 17 9 5 31 9,7%
6 DHF (Dengue Hemoeragic 12 12 7 31 9,7%
Fever)
63

7 Pneumonia 5 9 7 21 6,5%
8 Fimosis 2 3 7 12 3,8%
9 Ispa 2 4 4 10 3,1%
10 ISK (Infeksi Saluran Kemih) 3 2 4 9 2,8%
Total 114 110 96 320 100%
Sumber: Laporan Register Ruang Al-Ikhlas periode Januari sampai Maret

Analisa

Dari data tabel 2.15 dapat dilihat bahwa dari 320 kasus yang terjadi

sebagian besar berasal dari penyakit Febris 76 (23,8%) dan data yang terkecil

adalah penyakit ISK 9 (2,8%).

7. Peserta didik

a. Kajian Teori

Peserta didik adalah orang yang memiliki potensi dasar, yang

perlu dikembangkan melalui pendidikan, baik secara fisik maupun psikis,

baik pendidikan dilingkungan keluarga, sekolah maupun di lingkungan

masyarakat (Hamadi, 2009).

b. Kajian Data

Berdasarkan observasi yang kami lakukan selama 3 hari dari 25 -

27 April 2016 didapatkan data mahasiswa yang praktik diruangan Al –

Ikhlas selama 6 bulan terakhir pada tahun 2016 dalam table berikut :

Tabel 2.26
JumlahMahasiswaPraktik Di Ruang Al – Ikhlas Periode 6 Bulan
Terakhir RSU PKU Muhammadiyah Bantul Tahun 2016
No Institusi Pendidikan Jumlah
1 STIKes Aisyah Jogjakarta 35
2 UNISA 3
3 STIKes Muhammadiyah Klaten 3
4 Akper YKY 15
Jumlah 56
Sumber data dokumen Al – Ikhlas 2016
64

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa mahasiswa yang

dinas di ruang Al–Ikhlas termasuk banyak dikarenakan ruangan Al-

Ikhlas merupakan ruang rawat inap anak yang ada di RSU PKU

Muhammadiyah Bantul.

Hal ini dikarenakan RSU PKU Muhammadiyah Bantul

merupakan rumah sakit pendidikan. Mahasiswa yang praktek di RSU

PKU Muhammadiyah Bantul tidak hanya dari kampus disekitar wilayah

Bantul saja melainkan juga dari daerah luar bantul seperti Stikes

Muhammadiyah Palembang, STIKes Aisyiyah Yogyakarta, UNISA,

Akper YKY dan STIKes Muhammadiyah Klaten. Selain itu setiap

mahasiswa praktikkan di RSU PKU Muhammadiyah Bantul dibimbing

oleh pembimbing dari Rumah Sakit yang sudah disesuaikan dengan

tingkat pendidikan mahasiswa.

D. PROSES

1. Poses Pelayanan Keperawatan SP2KP (Sistem Pemberian Pelayanan

Keperawatan Profesional)

a. Kajian Teori

Pengaturan mengenai pelayanan kesehatan di Indonesia secara

tersirat terdapat dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah

Sakit, Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan

Kesehatan.
65

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan

sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi yang

mencakup sub sistem pelayanan kesehatan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun

masyarakat (Depkes RI, 2009).

Sistem pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan,

dimana selalu mengalami perubahan mendasar dalam memasuki abad

21 ini. Perubahan tersebut merupakan dampak dari perubahan

kependudukan dimana masyarakat semakin berkembang yaitu lebih

berpendidikan, lebih sadar akan hak dan hukum, serta menuntut dan

semakin kritis terhadap berbagai bentuk pelayanan keperawatan serta

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. Untuk

mengatasi perubahan tersebut maka sistem pelayanan keperawatan

harus dituntut profesional (Kuntoro, 2010).

SP2KP adalah sistem pemberian pelayanan keperawatan

profesional yang merupakan pengembangan dari MPKP ( Model

Praktek Keperawatan Profesional) dimana dalam SP2KP ini terjadi

kerjasama profesional antara perawat primer (PP) dan perawat asosiet

(PA) serta tenaga kesehatan lainnya (Perry, Potter. 2009).

SP2KP atau Sistem Pelayanan Keperawatan Profesional

adalah kegiatan pengelolaan asuhan keperawatan disetiap unit ruang

rawat di rumah sakit. SP2KP ini merupakan suatu sistem pemberian


66

asuhan keperawatan di ruang rawat yang dapat memungkinkan

perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang professional

bagi pasien. SP2KP ini memiliki sistem pengorganisasian yang baik

dimana semua komponen yang terlibat dalam pelaksanaan asuhan

keperawatan diatur seara professional (Sitorus, 2011)

Keperawatan sebagai pelayanan atau asuhan profesional

bersifat humanistis menggunakan pendekatan holistik, dilakukan

berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berorientasi pada kebutuhan

objektif klien, mengacu pada standar profesional keperawatan dan

menggunakan etika keperawatan sebagai tuntutan utama.

Profesionalisasi keperawatan merupakan proses dinamis dimana

profesi yang telah terbentuk mengalami perubahan dan perkembangan

karakteristik sesuai dengan tuntutan profesi dan kebutuhan masyarakat

(Nursalam, 2011).

1) Kepala ruangan

Menurut Terry (2013) manajer adalah orang yang

melakukan kegiatan manajemen. Manajer dalam manajemen

keperawatan terdapat beberapa tingkat dimana kepala ruangan

merupakan firstline manajer dikatakan sebagai manajer operasional

yang merupakan pemimpin langsung mengelola sumber daya di

unit perawatan menghasilkan pelayanan yang bermutu dan penting

dalam keberhasilan layanan pasien Soejitno (2005, dalam verawati,

2014).
67

Kepala ruangan adalah seorang tenaga perawatan

profesional yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam

mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di satu ruang rawat

(Depkes, 1994 dalam Hutahaen, 2009).

Bagi perawat diruang rawat inap, kepala ruangan adalah

pemimpin yang dapat menggerakkan perawatnya untuk dapat

melaksanakan asuhan keperawatan dengan baik (Mulyono, 2013).

Peranan kepala ruangan sangat penting dalam menentukan

kualitas pelayanan keperawatan di ruangan. Salah satu peran

manajer ruangan dalam menjalankan tugas dan wewenangnya pada

manajemen pelayanan keperawatan adalah fungsi pengarahan.

Pengarahan atau koordinasi merupakan fungsi manajerial untuk

mengarahkan staf dalam melaksanakan tugas yang telah

direncanakan meliputi kegiatan menciptakan suasana yang

memotivasi, membina komunikasi organisasi, menangani konflik,

memfasilitasi kolaborasi, pendelegasian, dan supervisi (Marquis &

Huston, 2010).

Agar pengelolaan ruang perawatan dapat dilakukan dengan

baik maka kepala ruangan dituntut memiliki kemampuan

manajerial dan kemampuan profesional dalam mengatur

terlaksananya pelayanan perawatan dimana manajer atau kepala

ruangan mengatur dan merencanakan manajemen ruangan untuk


68

pengelolaan pasien yang pada umumnya berhubungan dengan

pelaksanaan fungsi manajemen Arwani & Supriyatno (2006).

Seperti fungsi dalam manajerial yang lain maka fungsi dari

kepala ruang juga meliputi komponen-komponen yang sama yaitu

planning, organizing, actuating dan contoling terhadap staf, sarana,

dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant dan

Massey dalam Nursalam, 2009).

Tugas pokok kepala ruangan adalah mengawasi dan

mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di ruang rawat

yang berada di wilayah tanggung jawabnya. Adapun fungsi

manajemen keperawatan kepala ruangan adalah:

a. Perencanaan (Planning)

Menurut Nursalam (2013) tugas kepala ruangan dalam hal

perencanaan :

1. Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing-

masing

2. Mengikuti serah terima pasien pada shif sebelumnya

3. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien : gawat,

transisi dan persiapan pulang, bersama ketua tim

4. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan

berdasarkan aktivitas dan kebutuhan pasien bersama ketua

tim, mengatur penugasan serta penjadwalan.

5. Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan


69

6. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi,

patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, program

pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang

tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien

7. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan,

termasuk kegiatan membimbing pelaksanaan asuhan

keperawatan, membimbing penerapan proses keperawatan

dan menilai asuhan keperawatan, mengadakan diskusi

untuk pemecahan masalah serta memberikan informasi

kepada pasien atau keluarga yang baru masuk

8. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan

diri

9. Membantu membimbing peserta didik keperawatan

10. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah

sakit.

b. Pengorganisasian (Organizing)

1. Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan

di ruang rawat

2. Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan

tenaga lain sesuai dengan kebutuhan dan

ketentuan/peraturan yang berlaku (bulanan, mingguan,

harian).
70

3. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga

keperawatan satu atau tenaga lain yang bekerja di ruang

rawat

4. Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga

perawatan untuk melaksanakan asuhan perawatan sesuai

standart

5. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara

bekerja sama dengan sebagai pihak yang terlibat dalam

pelayanan ruang rawat

6. Mengenal jenis dan kegunaan barang peralatan serta

mengusahakan pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar

tercapainya pelayanan optimal

7. Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat,

dan bahan lain yang diperlukan di ruang rawat

8. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan

agar selalu dalam keadaan siap pakai

9. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventaris

peralatan

10. Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan

keluarganya meliputi tentang peraturan rumah sakit, tata

tertib ruangan, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya

11. Mendampingi dokter selama kunjungan keliling untuk

memeriksa pasien dan mencatat program


71

12. Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di

ruang rawat untuk tingkat kegawatan, injeksi dan non

injeksi, untuk memudah pemberian asuhan keperawatan

13. Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat

untuk mengetahui keadaan dan menampung keluhan serta

membantu memecahkan masalah berlangsung

14. Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi

selama pelaksanaan pelayanan berlangsung

15. Memberikan penyuluhan kesehatan terhadap

pasien/keluarga dalam batas wewenangnya

16. Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan

terlindungi serlama pelaksanaan pelayanan berlangsung

17. Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan data

pelayanan asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang

dilakukan secara tepat dan benar

18. Mengadakan kerja sama yang baik dengan kepala ruang

rawat inap lain, seluruh kepala seksi, kepala bidang, kepala

instansi, dan kepala UPF di rumah sakit

19. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik

antara petugas, pasien dan keluarganya, sehingga memberi

ketenangan.
72

c. Pergerakan (Actuating)

1. Melalui komunikasi yaitu mengawasi dan berkomunikasi

langsung dengan perawat primer mengenai asuhan

keperawatan yang diberikan kepada klien

2. Melalui supervisi :

a) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati

sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan dan

memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan yang

ada saat ini.

b) Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar

hadir, membaca dan memeriksa rencana keperawatan

serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses

keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan),

mendengar laporan dari perawat primer

d. Evaluasi (Controlling)

1. Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan

yang telah ditentukan

2. Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan

pengetahuan dan keterampilan di bidang perawatan

3. Melaksanakan penilaian dan mencantumkan ke dalam

Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai (DP3)

bagi pelaksana keperawatan dan tenaga lain di ruang yang


73

berada di bawah tanggung jawabnya untuk berbagai

kepentingan (naik pangkat/golongan, melanjutkan sekolah)

4. Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan

perawatan serta obat–obatan secara efektif dan efisien,

mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan

kegiatan asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain

di ruang rawat.

2) Perawat primer

Perawat primer adalah metode pemberian asuhan

keperawatan dilakukan oleh perawat primer yang

bertanggungjawab selama 24 jam terus menerus terhadap beberapa

pasien, selama pasien dirawat dampai pasien pulang. Ketika

perawat primer tidak hadir, perawat asosiate melaksanakan asuhan

sesuai rencana (Gilies, 2009).

Karakteristik Perawat Primer

a) Perawat primer mempunyai tanggung jawab untuk asuhan

keperawatan pasien selama 24 jam sehari, dari penerimaan

sampai pemulangan.

b) Pengkajian kebutuhan asuhan keperawatan, kolaborasi dengan

pasien dan profesional kesehatan lain, dan menyusun rencana

perawatan, semua ini ada ditangan perawat primer.

c) Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan didelegasikan oleh

perawat primer kepada perawat sekunder selama shift lain.


74

d) Perawat primer berkonsultasi dengan perawat kepala dan

penyelia.

Keuntungan Keperawatan Primer

a) Memberikan peningkatan autonomi pada pihak perawat, jadi

meningkatkan motivasi, tanggung jawab, dan tanggung gugat.

b) Menjamin kontinuitas perawatan sesuai perawat primer

memberikan atau mengarahkan perawatan sepanjang

hospitalisasi.

c) Membuat ketersediaan peningkatan pengetahuan psikososial

pasien dan kebutuhan fisik, karena perawat primer melakukan

pengkajian riwayat dan fisik, mengembangkan rencana

perawatan, dan melaksanakannya sebagai kesatuan antara

pasien dan pekerja kesehatan lain.

d) Meningkatkan pelaporan dan kepercayaan antara perawat dan

pasien yang akan memungkinkan pembentukan hubungan

terapeutik.

e) Memperbaiki komunikasi informasi pada dokter.

f) Menghilangkan pembantu perawat dari administrasi perawatan

pasien langsung.

g) Membebaskan manajer perawat klinis untuk melakukan peran

manajer operasional: untuk menghadapi masalah staf dan

penugasan dan memotivasi serta mendukung staf


75

Kerugian Keperawatan Primer

Keperawatan primer dikatakan memerlukan seluruh staf

menjadi RN, yang meningkatkan pengaturan staf dan biaya.

Sebagai contoh, uang dihemat bila tugas bukan keperawatan

dilakukan oleh kategori personel lain dan tidak diambil alih

oleh RN

Kelebihan Keperawatan Primer

a) Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan

atau diterapkan.

b) Memungkinkan asuhan keperawatan yang komprehensif

dengan pertanggungjawaban yang jelas.

c) Memungkinkan penerapan proses keperawatan.

d) Memberikan kepuasan kerja bagi perawat.

e) Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga yang

menerima asuhan keperawatan.

f) Lebih mencerminkan.

g) Menurunkan dana perawatan

Kekurangan Keperawatan Primer

a) Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional

b) Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain karena

lebih banyak menggunakan perawat profesional.

c) Perawat harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi

kesehtan maupun kedokteran.


76

d) Perawat anggota dapat merasa kehilangan kewenangan

3) Perawat Pelaksana

Perawat pelaksana adalah seorang perawat yang diberi

wewenang dan ditugaskan untuk memberikan pelayanan perawatan

langsung pada klien. Uraian tugas perawat pelaksana adalah

sebagai berikut:

a. Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung

berdasarkan proses keperawatan dengan sentuhan kasih sayang:

1. Menyusun rencana perawatan sesuai dengan masalah klien

2. Melaksanakan tindakan keprawatan sesuai dengan rencana

3. Mengevaluasi tindakan perawatan yang telah diberikan

4. Mencatat atau melaporkan semua tindakan perawatan dan

respon klien pada catatan perawatan

b. Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab:

1. Pemberian obat

2. Pemeriksaan laboratorium

3. Persiapan klien yang akan dioperasi

4. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental,

sosial, dan spiritual klien

5. Memelihara klien dan lingkungan

6. Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa

aman,nyaman dan ketenangan

7. Pendekatan dan komunikasi terapeutik


77

c. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk

menghadapi tindakan keperawatan dan pengobatan atau

diagnosis

d. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai dengan

kemampuannya

e. Memberikan pertolongan segera pada klien gawat atau

sakaratul maut

f. Membantu kepala rungan dalam penatalaksanaan ruangan

secara administrative

1. Menyiapkan data klien baru, pulang, atau meninggal

2. Sensus harian atau formulir

3. Rujukan harian atau formulir

g. Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan

menurut fungsinya supaya siap pakai

h. Menciptakan dan memelihara kebersihan, keaamanan,

kenyamanan, dan keindahan ruangan

i. Melaksanakan tugas dinas pagi, sore, malam, atau hari libur

secara bergantian sesuai jadwal tugas

j. Memberi penyuluhan kesehatan sehubungan dengan

penyakitnya (PKMRS)

k. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik secara

lisan maupun tulisan

l. Membuat laporan harian klien


78

4) Meeting Morning

a. Pengertian

Suatu pertemuan yang dilakukan di pagi hari sebelum

dimulainya operan tugas jaga antara shift malam ke shift pagi.

b. Tujuan

Koordinasi intern ruang perawatan (wahana informasi dan

komunikasi) Kebijakan

1. Dilakukan disemua ruang rawat inap/instalasi yang ada

kaitannya dengan pelayanan keperawatan agar tercapai

dalam memberikan askep yang optimal dan tepat

2. Dilakukan tiap pagi hari sebelum operan jaga. Waktu

pelaksana kurang lebih 15 menit

3. Diikuti oleh perawat jaga malam, perawat jaga pagi,

pramusaji, tenaga, administrasi ruang dan house keeping

c. Prosedur

1. Persiapan

a) Karu mempersiapkan materi dan informasi mengenai

kegiatan-kegiatan non keperawatan di ruang tersebut

b) Karu menyiapkan tempat untuk melakukan morning

meeting

c) Mempersiapkan salah satu staf untuk menjadi notulen

d) Morning meeting diikuti oleh seluruh staf yang jaga

pagi dan malam


79

2. Pelaksanaan

a) Karu membuka meeting morning dilanjutkan dengan

doa bersama

b) Spiritual corner (membaca bassmallah dan Quran)

c) Melakukan repetitive magic power (budaya kerja dan

keyakinan dasar) dibacakan oleh salah satu peserta

ditirukan oleh semua peserta meeting morning

d) Karu memberikan informasi dan arahan kepada staf

dengan materi yang telah disiapkan sebelumnya

e) Karu melakukan klasrifikasi apa yang telah

disampaikan kepada staf

f) Memberikan kesempatan kepada staf untuk

mengungkapkan permasalahan yang muncul di ruangan

g) Bersama-sama staf mendiskusikan pemecahan masalah

yang dapat di tempuh

h) Karu memberi motivasi dan reinforcement kepada staf

3. Penutup

a) Karu menutup meeting morning

b) Karu dan peserta meeting morning menandatangani

notulensi

c) Meeting morning dilanjutkan dengan operan jaga

Indikator SP2KP indikator pelayanan manajerial pelayanan

keperawatan standar pelayanan minimal (SPM) bidang pelayanan


80

keperawatan 2013 RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo berdasarkan

kepmenkes Nomor 836 tahun 2005 dan modul pelatihan SP2KP

meliputi Pre-onferene dan Post-onferene

5) Pre conference

Pre conference, yaitu kegiatan pertemuan katim dan anggota tim

setelah membaca laporan shift sebelumnya untuk menyusun

rencana kegiatan askep shift lanjutannya. Pre-conferene dilakukan

untuk memperjelas rencana yang akan dilakukan dan pembagian

tugas tim keperawatan sehingga pelayanan atau asuhan yang

diberikan lebih optimal, efesien dan efektif

1. Persiapan

a) Ketua tim menyiapkan ruangan

b) Ketua tim menyiapkan rekam medik dan buku laporan shift

pasien dalam tanggung jawabnya

2. Pelaksanaan

a) Ketua tim/PJ membuaka pre conference

b) Ketua Tim/PJ menjelaskan tujuan dilakukannya post

conference

c) Ketua Tim/PJ menjelaskan tentang hasil tindakan asuhan

keperawatan yang telah dilakukan

d) Ketua Tim/PJ mendiskusikan dengan anggota tentang

masalah yang ditemukan dalam pemberian asuhan


81

keperawatan pada pasien dan mencari upaya penyelesaian

masalah

e) Ketua Tim/PJ memberikan reinforcement positif pada

nggota tim

f) Ketua Tim/PJ menyimpulkan hasil pre conference

g) Ketua Tim/PJ mengklarifikasi informasi pasien sebelum

melakukan tindakan operan tugas jaga shift berikutnya

6) Post conference

Post conference, yaitu kegiatan pertemuan katim dan anggota tim

pada akhir shift atau telah melakukan askep atau mencatat dibuku

laporan untuk disampaikan pada operan shift berikutnya. Post-

conferene dilakukan untuk memperjelas hasil askep yang

dilakukan da evaluasi dari tindakan tugas tim keperawatan

sehingga pelayanan atau asuhan keperawatan yang diberikan lebih

optimal, efisien dan efektif.

1. Persiapan

a) Ketua tim menyiapkan ruangan

b) Ketua tim menyiapkan rekam medik dan buku laporan shift

pasien dalam tanggung jawabnya

2. Pelaksanaan

a) Ketua tim/PJ membuaka post conference

b) Ketua Tim/PJ menjelaskan tujuan dilakukannya post

conference
82

c) Anggota Tim menjelaskan tentang hasil tindakan/ hasil

asuhan keperawatan yang telah dilakukan.

d) Ketua Tim/PJ menjelaskan tentang hasil tindakan asuhan

keperawatan yang telah dilakukan

e) Ketua Tim/PJ mendiskusikan dengan anggota tentang

masalah yang ditemukan dalam pemberian asuhan

keperawatan pada pasien dan mencari upaya penyelesaian

masalah

f) Ketua Tim/PJ memberikan reinforcement positif pada

nggota tim

g) Ketua Tim/PJ menyimpulkan hasil post conference

h) Ketua Tim/PJ mengklarifikasi informasi pasien sebelum

melakukan tindakan operan tugas jaga shift berikutnya

7) Handover

Friesen (2008) menyebutkan tentang definisi dari handover

adalah transfer tentang informasi (termasuk tanggung jawab dan

tanggung gugat) selama perpindahan perawatan yang berkelanjutan

yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan

konfirmasi tentang pasien. Selain itu juga meliputi mekanisme

transfer informasi yang dilakukan, tanggung jawab utama dan

kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke perawat yang

akan melanjutnya perawatan.


83

Operan sering disebut dengan timbang terima atau

handover. Operan adalah suatu cara dalam menyampaikan dan

menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien

(Nursalam, 2011). Timbang terima harus dilakukan seefektif

mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap

tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah

dan yang belum dilakukan serta perkembangan pasien saat itu.

Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan

asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Dalam

melaksanakan asuhan keperawatan, timbang terima (handover)

dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada perawat primer

(penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis

dan lisan (Rohmah, 2012).

Berdasarkan pengetian diatas dapat disimpulkan bahwa

operan adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima

sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien.

1. Tujuan Timbang Terima ( Handover)

Ada beberapa tujuan kenapa timbang terima itu dilakukan

yaitu:

a) Menyampaikan kondisi dan data keadaan pasien (data

fokus).

b) Menyampaikan hal yang sudah /belum dikerjakan dalam

asuhan keperawatan kepada pasien.


84

c) Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak

lanjuti oleh perawat dinas berikutnya

d) Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya

(Urrahman, 2009).

2. Manfaat Timbang Terima ( Handover)

Menurut Friesen (2008), manfaat Timbang Terima ( Handover)

bagi perawat adalah:

a) Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat

b) Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar

perawat

c) Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien

dilaksanakan secara berkesinambungan

d) Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara

paripurna.

Sedangkan bagi pasien, manfaat yang didapat pasien

bisa menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang

belum terungkap. Pasien merasa puas dengan pelayanan yang

diberikan karena setiap perkembangan yang terjadi maupun

tindakan yang akan dilakukan diinformasikan dengan jelas

kepada pasien/keluarga (Notoadmojo, 2005).


85

b. Kajian Data

1) Kepala ruang

Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian tugas kepala

ruang di ruangan Al-Ikhlas kami sampaikan pada tabel berikut:

Tabel 2.27
Pelaksanaan Uraian Tugas Kepala Ruang Di Ruang Al-Ikhlas
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul
Periode 25-27 April 2016
n=3
Observasi
No Variabel yang dinilai
Ya Tidak
1 Membagi staf ke dalam tim sesuai dengan kemampuan dan beban 3 0
kerja
2 Membuat jadwal dinas koordinasi dengan tim 3 0
3 Menyiapkan materi tentang permasalahan pasien dan ruangan yang 0 3
ada pada hari tersebut termasuk laporan permasalahan dinas malam
4 Kepala ruang melakukan meeting morning untuk menindaklanjuti 0 3
masalah yang ada yang diawali dan diakhiri dengan doa
5 Membagi pasien ke dalam tim sesuai dengan kemampuan dan 3 0
beban kerja
6 Memfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas ketua tim dan 3 0
anggota tim
7 Melakukan supervise dan memberi motivasi seluruh staf 3 0
keperawatan untuk mencapai kinerja optimal
8 Memberikan reinforcement positif kepada semua staf termasuk 0 3
pada saat mengakhiri meeting morning kepada dinas malam dan
dinas pagi
9 Berperan serta sebagai konsultan 3 0
10 Melakukan pengawasan kedisiplinan tugas staf melalui daftar hadir 3 0
yang ada di ruang
Jumlah 21 9
Prosentase 70% 30 %
Sumber : Observasi Mahasiswa Profesi Ners STIKes MP 2016

Analisis

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan

diruangan rawat inap Al-Ikhlas selama tiga hari dalam 3 shift

kerja, didapatkan hasil penilaian dalam pelaksanaan beberapa

uraian tugas kepala ruangan dikategorikan sudah baik, dengan

persentase nilai sebesar 70 %. Dari uraian 10 kegiatan kepala


86

ruangan hanya ada beberapa hal yang tidak dapat terlaksanakan

seperti : Tidak menyiapkan materi tentang permasalahan pasien

dan ruangan yang ada pada hari tersebut, Kepala ruangan tidak

melakukan meeting morning untuk menindaklanjuti masalah

yang ada yang diawali dan diakhiri dengan doa, Kepala ruangan

sudah memberikan reinforcement positif kepada semua staf

teteapi tidak ada pengakhiran kegiatan meeting mornig kepada

shift malam dan shift pagi, karena meeting mornig tidak

dilakukan selama observasi.

2) Kepala Tim

Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian tugas kepala tim

diruangan Al-Ikhlas kami sampaikan pada tabel berikut:

Tabel 2.28
Pelaksanaan Uraiann Tugas Kepala Tim Di Ruang Al-Ikhlas
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul
Periode 25-27 Maret 2016 n = 3
Observasi
No Variabel Yang Dinilai
Ya Tidak
1 Bertugas pada pagi hari 3 0
2 Bersama Perawat Pelaksana menerima operan tugas jaga 3 0
dari yang Perawat Pelaksana tugas malam.
3 Bersama Perawat Pelaksana melakukan 3 0
konfirmasi/supervise tentang kondisi pasien segera setelah
selesai operan tugas jaga malam.
4 Bersama Perawat Pelaksana melakukan do’a bersama 3 0
sebagai awal dan akhir tugas dilakukan setelah selesai
operan tugas jaga malam.
5 Melakukan pre conference dengan semua Perawat 3 0
Pelaksana yang ada dalam grupnya setiap awal dinas pagi.
6 Membagi tugas atau pasien kepada Perawat Pelaksana 3 0
sesuai kemapuan dan beban kerja.
7 Melakukan pengkajian, menetapkan masalah atau 3 0
diagnose dan perencanaan keperawatan kepada semua
pasien yang menjadi tanggung jawab ada bukti di rekam
keperawatan.
8 Memonitor dan membimbing tugas Perawat Pelaksana. 3 0
87

9 Membantu tugas Perawat Pelaksana untuk kelancaran 3 0


pelaksanaan asuhan pasien.
10 Mengoreksi, merevisi, dan melengkapi catatan asuhan 3 0
keperawatan yang dilakukan oleh Perawat Pelaksana yang
ada di bawah tanggung jawabnya.
11 Melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien sesuai 3 0
tujuan yang ada dalam perencanaan asuhan keperawatan
dan ada bukti dalam rekam keperawatan.
12 Melaksanakan post conference pada setiap akhir dinas dan 3 0
menerima laporan akhir tugas jaga dari perawat pelaksana
untuk persiapan operan tugas jaga berikutnya.
13 Mendampingi perawat pelaksana dalam operan tugas jaga 3 0
kepada anggota tim yang tugas jaga berikutnya.
14 Memperkenalkan perawat pelaksana yang ada dalam satu 3 0
grup atau yang akan merawat selama pasien dirawat atau
kepada pasien/keluarga baru.
15 Mendelegasikan tugas kepada perawat pelaksana pada sore 3 0
malam libur.
16 Melaksanakan pendelegasian tugas PJ ruang bila pagi hari 3 0
tidak bertugas.
17 Menyelenggarakan diskusi kasus dalam pertemuan dalam 0 3
rutin keperawatan diruangan minimal sebulan
18 Menyelenggarakan diskusi kasus dengan dokter dan tim 0 3
kesehatan lain setiap minggu
19 Melakukan bimbingan klinik keperawatan kepada perawat 0 3
pelaksana minimal seminggu sekali (ronde
keperawatan/bed side teaching)
20 Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas 3 0
Jumlah 51 9
Prosentase 85% 15%
Sumber :Observasi Mahasiswa Profesi Ners STIKes MP 2016

Analisa

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan

diruangan rawat inap Al-ikhlas selama tiga hari dalam 3 shift

kerja, didapatkan hasil penilaian dalam pelaksanaan uraian tugas

kepala tim dikategorikan sangat baik, dengan persentase nilai

sebesar 85%. Dari uraian 20 kegiatan kepala katim, hanya ada

beberapa hal yang tidak dapat terlaksanakan seperti : Tidak

menyelenggarakan diskusi kasus dalam pertemuan dalam rutin

keperawatan diruangan minimal sebulan, tidak

menyelenggarakan diskusi kasus dengan dokter dan tim


88

kesehatan lain setiap minggu dan melakukan bimbingan klinik

keperawatan kepada perawat pelaksana minimal seminggu

sekali (ronde keperawatan/bed side teaching). Setiap pre-

confrence kepala tim selalu ada pembukaan (doa) tetapi tidak

ada akhir penutupan (doa) dari kegiatan Pre-conference.

3) Perawat Asosiatif (Perawat Pelaksana)

Berdasarkan observasi pelaksanaan uraian tugas perawat

asosiatif diruangan Al-Ikhlas kami sampaikan pada tabel berikut:

Tabel 2.29
Presentase Uraian Tugas Perawat Asosiatif Di Ruang Al-Ikhlas
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul
Periode 25-27 April 2016
n=3
Observasi
No Variabel yang dinilai
Ya Tidak
1. Mengerjakan semua tugas yang diberikan kepala ruang 3 0
2. Menerima sesuai SOP di rumah sakit 3 0
3. Melakukan pengkajian keperawatan 3 0
4. Menganalisis data pasien sesuai biodata 3 0
5. Menetapkan diagnose keperawatan berdasarkan masalah yang 3 0
dirumuskan
6. Menyusun rencana keperawatan berdasarkan data hasil 3 0
pengkajian keperawatan
7. Bekerjasama dengan tim kesehatan lain dalam menyusun 3 0
perencanaan keperawatan
8. Melakukan tindakan keperawatan berdasarkan SOP 1 2
9. Memperkenalkan diri setiap bertemu pasien dan 0 3
mendengarkan setiap keluhan pasien
10. Memberikan penjelasan pada klien sebelum melakukan 2 1
tindakan keperawatan
11. Mengutamakan keselamatan klien dalam memberikan asuhan 3 0
keperawatan dan melakukan dokumentasi keperawatan
12. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan berdasarkan tujuan 3 0
13. Melakukan discharge planning pada pasien pulang 3 0
14. Melakukan operan dengan penanggung jawab sift berikutnya 3 0
15 Mengikuti setiap pertemuan yang diadakan ruangan dan 3 0
bekerjasama serta membantu sesama rekan kerja
16. Memberikan dukungan terhadap atasan ketika melaksanakan 3 0
tugas atau pekerjaan
Jumlah 42 6
Persentase 87,5% 12,5%
Sumber : Observasi Mahasiswa Profesi Ners STIKes MP 2016
89

Analisa

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan

diruangan rawat inap Al-ikhlas selama tiga hari dalam 3 shift

kerja, didapatkan hasil penilaian dalam pelaksanaan uraian

tugas perawat asosiatif dikategorikan sangat baik, dengan

persentase nilai sebesar 87,5%. Dari uraian 16 kegiatan

perawat asosiatif, hanya ada beberapa hal yang tidak dapat

terlaksanakan sepenuhnya.

4) Meeting morning

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama tiga

hari dalam 3 shift kerja pagi, persentase pelaksanaan meeting

morning di ruang Al-Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah Bantul

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.30
Presentase Proses Pelaksanaan Meeting Morning
Di Ruang Al-Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Periode 25-27 April 2016
n=3
No Variable yang dinilai Observasi
Ya Tidak
1 Karu menyiapkan tempat untuk melakukan meeting
1 2
morning.
2 Karu membuka meeting morning dilanjutkan dengan doa
1 2
bersama
3 Spiritual corner (membaca Al-Qur’an/kultum/membaca
0 3
Hadist)
4 Melakukan repetitive magic power (budaya kerja dan
keyakian dasar) yang dibacakan salah satu peserta 1 2
ditirukan peserta lain.
5 Karu memberikan informasi dan arahan kepada staff serta
melakukan klarifikasi apa yang telah disampaikan kepada 1 2
staff.
6 Memberikan kesempatan staf untuk mengungkapkan
1 2
permasalahan yang muncul di ruangan.
7 Bersama-sama staff mendiskusikan pemecahan masalah 1 2
90

yang dapat tempuh


8 Karu memberi motivasi dan reinforcement kepada staff 1 2
9 Karu menutup meeting morning 1 2
10 Karu dan peserta meeting morning menandatangani
0 3
notulen, Selanjutnya dilanjutkan dengan operan jaga.
Jumlah 8 22
Persentase 26,7 % 73,3 %
Sumber : observasi mahasiswa profesi Ners STIKes MP 2016

Analisa :

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diruangan

rawat inap Al-Ikhlas selama tiga hari dalam 3 shift kerja pagi,

didapatkan hasil penilaian dalam pelaksanaan kegiatan meeting

morning dikategorikan baik, dengan persentase nilai sebesar

80%. Dari uraian 10 tahap kegiatan meeting morning, ada

beberapa kegiatan yang tidak terlaksanakan seperti karu dan

peserta meeting morning tidak menandatangani kegiatan

meeting morning. Notulen, Selanjutnya dilanjutkan dengan

operan jaga.

5) Pre Conference

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama tiga

hari dalam 3 shift kerja, persentase pelaksanaan Pre-conference di

counter perawat Al-Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah Bantul

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.31
Presentase Proses Pelaksanaan Pre Conference Di Ruang Al-
Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Periode 25-27 April 2016
n=3
No Kegiatan Observasi
Ya Tidak
Persiapan
1 Ketua Tim menyiapkan ruangan 3 0
91

Ketua Tim menyiapkan rekam medic dan buku laporan shift


3 0
2 pasien dalam tanggung jawabnya
Pelaksanaan
3 Ketua Tim/PJ membuka pre conference dengan salam dan
3 0
berdoa jika belum dilakukan.
4 Ketua Tim/PJ menjelaskan tujuan dilakukannya pre
0 3
conference
5 Ketua Tim/PJ memandu pelaksanaan pre conference 3 0
6 Ketua Tim/PJ menjelaskan masalah keperawatan pasien,
keperawatan dan rencana keperawatan yang menjadi 3 0
tanggung jawabnya
7 Ketua Tim/PJ membagi tugas kepada anggota Tim dengan
3 0
memperhatikan keseimbangan kerja
8 Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan asuhan
3 0
pasien/tindakan
9 Ketua Tim/PJ memotivasi untuk memberikan tanggapan
3 0
dan penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan
10 Ketua Tim/PJ mengklarifikasi kesiapan anggota Tim untuk
melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang 3 0
menjadi tanggung jawabnya
11 Ketua Tim/PJ memberikan reinforcement positif pada
3 0
anggota Tim
12 Ketua Tim/PJ menyimpulkan hasil pre conference 0 3
Penutup
13 Ketua Tim/PJ mengakhiri pre conference 0 3
14 Ketua Tim/PJ mendokumentasikan pre conference 3 0
Jumlah 33 9
Persentase 78,6% 21,4%
Sumber : observasi mahasiswa profesi Ners STIKes MP 2016

Analisa :

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diruangan

rawat inap Al-Ikhlas terkhusus di counter perawat selama tiga

hari dalam 3 shift kerja, di dapatkan hasil penilaian dalam

pelaksanaan kegiatan Pre-conference dikategorikan baik, dengan

persentase nilai sebesar 78,6%. Dari uraian 14 tahap kegiatan

Pre-conference, hanya ada beberapa tahap kegiatan yang tidak

dapat terlaksanakan seperti : menjelaskan tujuan dilakukannya

Pre-conference, menyimpulkan hasil dari Pre-conference dan

tidak ada penutupan atau mengakhiri kegiatan Pre-conference.


92

6) Post Conference

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama tiga

hari dalam 3 shift kerja, persentase pelaksanaan Post-conference di

counter perawat Al-Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah Bantul

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.32
Presentase Proses Pelaksanaan Post Conference Di Ruang Al-
Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Periode 25-27 April 2016
n=3
Observasi
No Aktivitas
Ya Tidak
Persiapan
1. Ketua Tim menyiapkan ruangan post conference 3 0
2. Ketua Tim menyiapkan rekam medik pasien dalam
3 0
tanggung jawabnya
Pelaksanaan
1. Ketua Tim/PJ membuka post conference 3 0
2. Ketua Tim/PJ menjelaskan tujuan dilaksanakannya post
0 3
conference
3. Anggota Tim menjelaskan tentang hasil tindakan/ hasil
3 0
asuhan keperawatan yang telah dilakukan.
4. Mendiskusikan masalah yang telah ditemukan dalam
memberikan ASKEP pada pasien dan mencari upaya 3 0
penyelesaian masalah
5. Ketua Tim/PJ memberi reinforcement pada Anggota Tim 3 0
6. Ketua Tim/PJ menyimpulkan hasil post conference 0 3
7. Ketua Tim/PJ mengklarifikasi informasi pasien sebelum
melakukan operan jaga shift jaga berikutnya 3 0
Penutup
1. Mengakhiri post conference dengan doa 3 0
2. Mendokumentasikan post conference 3 0
Jumlah 27 6
Persentase 81,8% 18,2%
Sumber :Observasi mahasiswa profesi Ners STIKes MP 2016

Analisa :

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diruangan

rawat inap Al-ikhlas terkhusus di counter perawat selama tiga hari

dalam 3 shift kerja, di dapatkan hasil penilaian dalam pelaksanaan


93

kegiatan Post-conference dikategorikan sangat baik, dengan

persentase nilai sebesar 81,8%. Dari uraian 11 tahap kegiatan Post-

conference, hanya ada beberapa tahap kegiatan yang tidak dapat

terlaksanakan seperti : tidak menjelaskan tujuan dilakukannya Post-

conference, menyimpulkan hasil dari Post-conference dan tidak ada

penutupan atau mengakhiri kegiatan Post-conference. Dapat

diambil kesimpulan bahwa masalah yang tidak dapat dilakukan

hampir sama dengan kegiatan Pre-conference.

7) Handover (Operan Shift Jaga)

Berdasarkan observasi yang dilakukan selama 3 hari persiapan


pemberian obat di ruang Al-Ikhlas akan dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel 2.33
Hand Over Di Ruang Al – Ikhlas
RSU PKU Muhammadiyah Bantul Periode 25 – 27 April 2016
n=6
Observasi
No Tindakan
Ya Tidak
1 Persiapan alat
a. Alat tulis
b. Format timbang terima (operan) 6 0
c. Rekam medik pasien

Persiapan perawat
a. Kelompok dalam keadaan siap
2 6 0
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku
catatan
Persiapan pasien
3 6 0
Pasien dalam kondisi stabil atau dalam pemantauan
4 Pelaksanaan :
Dalam Penerapan sistem MPKP, operan dilaksanakan oleh perawat jaga
sebelumnya perawat yang mengganti jaga pada shift berikutnya

Sesi 1 : di Nurse Station


1) Perawat shift malam menyiapkan status pasien yang menjadi 6 0
tanggung jawabnya.
2) Perawat shift pagi membuka operan jaga dengan do’a. 6 0
3) Perawat shift pagi mempersilahkan perawat shift malam untuk 6 0
melaporkan pasien kepada perawat shift pagi.
94

4) Perawat shift malam melaporkan pasien yang menjadi


tanggung jawabnya, terkait:
a. Identitas pasien dan diagnosa medis  6 0
b. Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul 4 2
c. Tindakan keperawatan yang sudah dan belum 6 0
dilaksanakan 6 0
d. Intervensi kolaborasi dan dependen 6 0
e. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan
laboratorium/pemeriksaan penunjang lainnya,
persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya
yang tidak dilaksanakan secara rutin. 0 6
5) Perawat shift pagi mengklarifikasi apa yang
disampaikan oleh perawat shift malam. 0 6
6) Perawat shift pagi mengajak perawat shift malam dan perawat
shift pagi lainnya yang bertanggung jawab untuk
mengklarifikasi pasien (menghampiri pasien dalam
visite keperawatan).
Sesi 2 : di Bed Pasien 6 0
1) Perawat shift malam mengucapkan salam dan menyapa 0 6
pasien.
2) Perawat shift malam menanyakan masalah keperawatan yang 6 0
dialami pasien setelah dilakukan tindakan.
3) Perawat shift malam menyampaikan bahwa tugasnya telah 0 6
selesai dan diganti tim perawat shift pagi.
4) Perawat shift malam memperkenalkan/menanyakan apakah 0 6
pasien masih mengingat nama perawat shift pagi.
5) Perawat shif t pagi menjelaskan tentang perawatan pagi
dan perawat shift pagi yang akan bertanggung jawab 0 6
kepada pasien tersebut.
6) Perawat shift pagi memberikan kesempatan kepada 0 6
pasien/keluarga untuk bertanya.
7) Perawat shift pagi menutup pertemuan dan menyampaikan
selamat beristirahat.
0 6
Sesi 3 : di Nurse Station
1) Perawat shift pagi memberikan kesempatan untuk 4 2
mendiskusikan pasien  yang dilihatnya.
2) Perawat shift pagi meminta perawat shift malam untuk
melaporkan inventarisasi obat dan fasilitas lain atau 0 6
hal-hal terkait lainnya yang perlu dilaporkan.
3) Perawat shift pagi memberikan reinforcement kepada perawat 0 6
shift malam.
4) Perawat shift malam menutup operan dengan berdo’a.
Jumlah 80 70
Presentase 53,3% 46,6 %
Sumber Nursalam (2011)
Analisa
Hasil observasi yang didapatkan selama 3 hari bahwa sebesar
53,3% hand over yang dilakukan di ruang Al-Ikhlas dengan sampel n = 6
yaitu kategori kurang baik. Masih banyak hal yang perlu dilakukan
diantaranya :
95

 Perawat shift malam ada yang tidak melaporkan pasien yang menjadi
tanggung jawabnya terkait masalah keperawatan yang kemungkinanan
muncul
 Perawat shift pagi tidak mengklarifikasi apa yang disampaikan
oleh perawat shift malam.
 Perawat shift pagi tidak mengajak perawat shift malam dan perawat shift pagi
lainnya yang bertanggung jawab untuk mengklarifikasi pasien
(menghampiri pasien dalam visite keperawatan).
 Perawat shift pagi memberikan reinforcement kepada perawat shift malam.
 Perawat shift malam menutup operan dengan berdo’a.

2. Standar Asuhan Keperawatan

a. Kajian Teori

Standar adalah suatu tingkat kinerja yang secara umum dikenal

sebagai sesuatu yang diterima, adekuat, memuaskan dan digunakan

sebagai tolak ukur atau titik acuan yang digunakan sebagai

pembanding (Marr dan Biebing, 2001). Standar praktik keperawatan

adalah norma atau penegasan tentang mutu pekerjaan seseorang

perawat yang dianggap baik, tepat dan benar yang dirumuskan sebagai

pedoman pemberian asuhan keperawatan serta sebagai tolak ukur

dalam penilaian penampilan kerja seorang perawat (Nursalam, 2002).

Dasar hokum Standar Profesi Keperawatan adalah UU

Kesehatan RI No. 23 tahun 1992 pasal 53, ayat 1: “tenaga kesehatan

memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugasnya

berkewajiban standar profesi dan pasien”. Standar Asuhan

Keperawatan (SAK) RSU PKU Muhammadiyah Bantul disusun


96

berdasarkan standar asuhan keperawatan internasional. Standar acuan

yang dipakai adalah Standarized nursing language yaitu NANDA

(North American Nursing Diagnosis Association) taksonomi II untuk

diagnose keperawatan, NOC (Nursing Outcome Classification) untuk

tujuan dan outcome yang ingin dicapai, dan NIC (Nursing

Intrevension Classification) untuk rencana tindakan/intervensinya.

Di Indonesia, standar keperawatan dipakai sebagai pedoman

dan instrumentasi penerapan standar asuhan keperawatan yang

disusun oleh Depkes yaitu:

a. Standart I pengkajian keperawatan

Pengkajian keperawatan berisi tentang data anamnesa,

observasi yang paripurna dan lengkap serta dikumpulkan secara

terus menerus tentang keadaan pasien untuk menentukan asuhan

keperawatan sehingga data keperawatan harus bermanfaat bagi

semua anggota tim. Data pengkajian meliputi pengumpulan data,

pengelompokan data, dan perumusan masalah.

b. Standart II diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah respon pasien yang

dirumuskan berdasarkan data status kesehatan pasien, dianalisis

dan dibandingkan dengan norma kehidupan pasien, dan

komponennya terdiri dari masalah penyebab dan gejala (PES)

bersifat actual dan potensial dan dapat ditanggulangi perawat.


97

c. Standart III perencanaan atau intervensi keperawatan

Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnose

keperawatan komponennya meliputi prioritas masalah, tujuan

asuhan keperawatan dan rencana tindakan.

d. Standart IV implementasi keperawatan

Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan tindakan yang

ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara

maksimal yang mencangkup aspek peningkatan, pencegahan dan

pemulihan kesehatan dengan mengikut sertakan keluarga.

e. Standart V evaluasi keperawatan

Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis,

terencana untuk menilai perkembangan pasien.

f. Standart VI dokumentasi keperawatan

Dokumentasi keperawatan dilakukan secara individu oleh

perawat selama dirawat inap maupun rawat jalan yang digunakan

sebagai informasi, komunikasi dan laporan. Dokumentasi dibuat

setelah tindakan dilakukan sesuai dengan pelaksanaan proses

keperawatan setiap mencatat harus mencantumkan inisial atau

paraf atau nama perawat, menggunakan formulir yang baku, dan

disimpan sesuai peraturan yang berlaku.


98

b. Kajian Data

Berdasarkan Observasi yang dilakukan, penilaian Asuhan

keperawatan di Ruang Al-Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah Bantul

kami sampaikan dalam tabel berikut :

Tabel 2.34
Penilaian Asuhan Keperawatan Di Ruang Al-Ikhlas
Muhammadiyah Bantul Periode 25 April – 27 April 2016
n = 10
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
Pengkajian
Mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman
1
pengkajian 10 0
2 Data dikelompokan (Bio-Psiko-sosial-spiritual) 10 10
3 Data yang dikaji sejak pasien masuk sampai pulang 10 0
Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara
4 status kesehatan dengan norma dan pola fungsi
kehidupan 10 0
Diagnosa
Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah
1
dirumuskan 6 4
2 Diagnosa keperawatan mencerminkan PES 10 0
3 Merumuskan diagnosa keperawatan aktual/potensial 10 0
Intervensi
1 Berdasarkan diagnosa keperawatan 6 4
2 Disusun menurut urutan prioritas 8 2
Rumusan tujuan mengandung komponen pasien
3
perubahan perilaku, kondisi pasien atau criteria 10 0
Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan kalimat
4
perintah, terinci dan jelas 10 0

5 Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan


pasien/keluarga 10 0
Rencana tindakan menggambarkan kerjasama, dengan
6
tim kesehatan lain 10 0
Implemetasi
Tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana
1
keperawatan 8 2
Perawat mengobservasi respon pasien terhadap
2
tindakan keperawatan 10 0
3 Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi 10 0
Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat ringkas
4
dan jelas 10 0
Evaluasi
1 Evaluasi mengacup ada tujuan 10 0
2 Hasil evaluasi dicatat 10 0
Catatan Asuhan Keperwatan
99

1 Menulis pada format yang baku 10 0


Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang
2
dilaksanakan 10 0
Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang
3
baku dan benar 10 0
Setiap melakukan tindakan, perawat mencantumkan
4
paraf/nama jelas, dan tanggal dilakukannya tindakan. 10 0
Berkas catatan keperawatan di simpan sesuai dengan
5
ketentuan yang baku 10 0
Total 228 12
Presentase 95% 5%
Sumber:Depkes RI, 2005

Analisa

Berdasarkan hasil penilaian evaluasi proses asuhan keperawatan

di ruang Al-Ikhlas sebesar 95% dilakukan. Berarti asuhan keperawatan

yang dilakukan di ruang Al-Ikhlas sudah dilakukan dengan sangat baik

namun ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan lagi.

Berdasarkan data yang didapatkan maka dapat dianalisis sebagai

berikut:

1. Berdasarkan hasil data, dalam pengangkatan diagnosa keperawatan

di ruang Al-Ikhlas masih ada yang tidak berdasarkan masalah yang

telah dirumuskan.

2. Selain itu intervensi yang digunakan ada beberapa tidak berdasarkan

diagnosa keperawatan.

3. Untuk urutan intervensi sudah bagus namun ada beberapa intervensi

yang tidak dicantumkan sesuai prioritas yang ada.

4. Dan juga ada beberapa tindakan keperawatan di ruang Al-Ikhlas

yang tidak mengacu pada rencana keperawatan


100

3. Keselamatan Pasien (Patient Safety)

a. Kajian Teori

Pada tahun 2004, organisasi kesehatan dunia WHO telah memulai

program Pasien Safety, sistem utama (patient safety) rumah sakit dengan

membuat asuhan pasien lebih aman. Keselamatan pasien (patient safety)

adalah suatu variabel untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas

pelayanan keperawatan yang berdampak terhadap pelayanan kesehatan

(Nursalam, 2012).

Program keselamatan pasien adalah suatu usaha untuk

menurunkan angka kejadian yang tidak diharapkan (KTD) yang sering

terjadi pada pasien selama dirawat di rumah sakit sehingga sangat

merugikan baik pasien itu sendiri maupun pihak rumah sakit.Sistem

tersebut meliputi: assesment risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang

berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,

kemampuan belajar dari insidendan tindak lanjutnya serta implementasi

solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan

dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat

melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang

seharusnya dilakukan

Tujuan :

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit

2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan

masyarakat.
101

3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan ( KTD ) di rumah sakit.

4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi

pengulangan kejadian tidak diharapkan.

Enam Sasaran Patient Safety:

1. Melakukan identifikasi pasien secara tepat.

2. Meningkatkan komunikasi yang efektif

3. Meningkatkan keamanan penggunaan obat yang membutuhkan

perhatian.

4. Mengurangi resiko salah lokasi, salah pasien dan tindakan operasi.

5. Mengurangi resiko infeksi.

6. Mengurangi resiko pasien cedera karena jatuh.

Pasien safety meliputi :

1) Ketepatan identifikasi pasien efektif

a. Kajian Data

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di

ruangan Al-Ikhlas untuk pengidentifikasian pasien dengan

pemberian gelang sudah semuanya. Pasien yang mendapat

gelang ialah pasien yang baru masuk di ruangan. Di setiap

tempat tidur pasien tidak terdapat papan yang bertuliskan

nama, umur, alamat, tanggal masuk, dan dokter DPJP pasien

Observasi yang dilakukan selama 3 hari dari 25 April

2016 s/d 27 April 2016, identifikasi pasien di Ruang Al-Ikhlas


102

Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul, dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.35
Pengukuran instrumen pasien safety: Identifikasi Pasien
di Ruang Al-Ikhlas Periode 25 - 27 April
RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Tahun 2016
n = 10
No Variabel Ya Tidak
1 Pemberian gelang identitas pasien 10 0
2 Identitas pasien di lengkapi nama lengkap , 10 0
tanggal lahir, nomer rekam medis
3 Pemberian gelang identitas sesuai jenis kelamin 10 0
Laki laki = biru
Perempuan = pink
4 Periksa identitas sebelum memberikan obat 7 3
kepada pasien
5 Periksa identitas sebelum memberikan transfusi - -
darah dan produk darah lainnya
6 Periksa identitas sebelum mengambil sampel - -
darah pasien
Total 37 3
Persentasi (%) 92,5 % 7,5 %
Sumber: Hasil observasi mahasiswa Ners STIKes MP tahun 2016

Analisa

Setelah dilakukan observasi pengukuran instrumen

pasien safety: Identifikasi pasien, dengan didapatkan persentase

92,5 sangat baik. Pada item (no 5) periksa identitas terkait

transfusi tidak dapat diukur, karena pada saat observasi tidak di

temukan / dilakukan tindakan transfusi darah pada pasien. Pada

item (no 6) periksa identitas terkait pengambilan sampel darah

juga tidak dapat diukur, karena pada saat observasi tindakan

pengambilan sampel darah tidak dilakukan oleh perawat namun

dilakukan oleh petugas laboratorium langsung. Bagian tempat

tidur pasien tidak terdapat identitas seperti nama lengkap,


103

alamat, dan nomor rekam medik ataupun DPJP pasien, yang

membuat semua tindakan akan memunculkan resiko salah

sehingga terjadinya kesalahan dalam melakukan tindakan

dikarenakan tidak jelas identitasnya.

2) Peningkatan komunikasi yang efektif

a. Kajian Teori

Suatu komunikasi yang tidak efektif adalah hal paling

sering disebutkan sebagai penyebab dalam kasus-kasus

sentinel. Suatu komunikasi harus tepat pada waktunya, akurat,

komplit, tidak rancu dan dimengerti oleh sang penerima

informasi. Penelitian menunjukkan bahwa penundaan dalam

menanggapi hasil yang penting dapat mempengaruhi secara

negative hasil akhir pasien. Menerapkan sebuah proses/

prosedur untuk perintah yang disampaikan melalui telpon

(lisan), atau penyampaian hasil uji klinis penting, yang harus

diverifikasi dengan “mengulang” selengkap-lengkapnya

perintah ataupun hasil uji klinis yang diterima, yang harus

dilakukan oleh orang yang menerima informasi tersebut.

b. Kajian Data

Selama observasi 3 hari komunikasi yang efektif sudah

baik. Namun masih ada keluarga yang tidak dijelaskan tentang

kondisi dan perkembangan pasien. Observasi yang dilakukan

selama 3 hari dari 25-27 April 2016, Komunikasi yang efektif


104

di Ruang Al-Ikhlas PKU Muhammadiyah Bantul, dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.36
Pelaksanaan Peningkatan Komunikasi yang Efektif
di ruang Al-Ikhlas Periode 25 - 27 April
RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Tahun 2016
n = 10
No Variabel Ya Tidak
1 Keluarga mendapatkan penjelaskn 7 3
tentang kondisi pasien
2 Keluarga dijelaskan tentang tata tertib 9 1
ruangan
3 Keluarga pasien diberikan penjelasan 7 3
tentang perkembangan pasien
4 Dokumentasi perawat di R.M 10 0
5 Dokumentasi medis di R.M 10 0
Jumlah 43 7
Persentase (%) 86 % 14 %
Persentase total (%) 100 %
Sumber: Hasil observasi mahasiswa Ners STIKes MP tahun 2016

Analisa

Berdasarkan observasi yang dilakukan, didapatkan

persentase komunikasi yang efektif sebesar 86 % dengan

kategori sangat baik. Ini menunjukkan bahwa perawat di ruang

Al-Ikhlas sudah sangat baik dalam melakukan komunikasi

teraupetik yang efektif kepada pasien. Komunikasi bagian

penting dalam menunjang keberhasilan proses kesembuhan

pasien. Komunikasi yang salah, berdampak pada kesalahan

tindakan yang akan dilakukan dan memicu terjadinya konflik

pasien dan perawat, karena komunikasi bagian akses informasi

yang diperoleh pasien, dan hak pasien yang harus diperoleh.


105

3) Proses pemberian obat

a. Kajian teori

Perawat harus cermat, terampil dan tepat saat memberikan

obat, tidak sekedar memberikanterapi untuk diminum (oral) atau

injeksi obat melalui pembuluh darah (parenteral), namun juga

mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut.

Pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat sangat

penting dimiliki oleh perawat. Perawat memiliki peran yang

utama dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan

klien dengan mendorong klien untuk lebih proaktif jika

membutuhkan pengobatan. Perawat berusaha membantu klien

dalam membangun pengertian yang benar dan jelas tentang

pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang diorder dan

turut serta bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan

tentang pengobatan bersama dengan tenaga kesehatan

lain.Perawat dalam memberikan obat juga harus memperhatikan

kejelasan resep obat yang diberikan, hitungan dosis obat yang

diberikan tepat/sesuai resep dan selalu menggunakan prinsip 6

benar. Begitu banyaknya pasien yang berobat ke rumah sakit,

banyaknya petugas kesehatan dari berbagai disiplin ilmu, dan

begitu banyaknya prosedur tindakan, memungkinkan terjadinya

berbagai potensi kesalahan terutama dalam pemberian


106

pengobatan. Untuk mencegah hal ini, diperlukan beberapa cara,

yaitu :

1. Mensosialisasikan dan meningkatkan kewaspadaan obat

Look Alike Sound Alike (LASA) atau istilah bahasa

indonesia, nama Obat Rupa Ucapan dan Mirip (NORUM).

2. Menerapkan double check dan counter sign setiap distribusi

dan pemberian obat.

3. Perhatikan agar obat high alert berada di tempat yang aman.

4. Perhatikan prinsip 6 benar dalam pemberian obat, yaitu :

Benar obat, Benardosis, Benar waktu pemberian, Benar cara

dan tempat pemberian (route), Benar pasien dan Benar

dokumentasi.

b. Kajian data

Observasi yang dilakukan selama 3 hari, penatalaksanaan

pemberian obat di ruang sangat baik. Namun ada beberapa

variable yang kurang yaitu perawat tidak memberikan nama

jenis obat tambahan yang di driff pada infus pasien.Observasi

yang dilakukan untuk mengetahui pengukuran instrumen

pastient safety dalam hal pemberian obat di Ruang Al-Ikhlas

Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul, dapat

sebagaimana dilihat padatabel sebagai berikut :


107

Tabel 2.37
Pengukuran Instrument Patient Safety : Pemberian Obat
di Ruang Al-Ikhlas Periode 25-27 April
RSU PKU Muhammadiyah
Bantul Tahun 2016
n = 10
No Variabel Ya Tidak
1 Tersedianya loker pemisahan obat antar 10 0
pasien
2 Pemberian label nama pasiendan dosis pada 10 0
obat pasien
3 Pemisah obat norum (nama obat, rupa dan 10 0
ucapan mirip)
4 Penyimpan obat sesuai indikasi tempat 10 0
penyimpanan
5 Tersedia obat-obat emergency 10 0
6 6 benar dalam pemberian obat (benar obat, 10 0
dosis, waktu, cara, pasien, dokumentasi)
7 Pemberian nama obat dan drif pada botol - -
infuse.
8 Menjelaskan manfaat obat yang diberikan 8 2
pada pasien
9 Perawat menjelaskan efek samping 6 4
pemberian obat yang telah diberikan kepada
pasien
Jumlah 74 6
Persentase (%) 92,5 % 7,5 %
Persentase total (%) 100%
Sumber: Hasil observasi mahasiswa Ners STIKes MP tahun 2016

Analisa

Pemberian obat dengan prinsip 6 benar serta penjelasan

oleh tenaga perawat pada pasien maupun keluarga tentang manfaat

dan efek samping dari obat yg diberikan telah dilakukan dengan

sangat baik, pencapaian persentase keseluruhan dari item penilaian

dalam penatalaksanaan pemberian obat mencapai 92,5%. Pada item

(no.7) tidak bisa dikaji karena pada saat observasi tidak ditemukan

pasien yang mendapatkan obat yang di drif lewat botol infus.

2) Resiko salah lokasi, pasien dan tindakan operasi


108

a. Kajian Teori

Menurut R.Sjamsuhidajat & Wim de jong (2011),

Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan infasive yang

dilakukan dalam proses pengobatan dengan membuka atau

menampilkan bagian tubuh yang akan di tangani. Proses

pembedahan dimulai ketika keputusan medis untuk mengatasi

masalah dengan menjalani operasi pembedahan dan diakhiri

ketika pasien dipindahkan ke meja operasi.

Pada tahapan ini persiapan fisik maupun pemeriksaan

penunjang serta persiapan mental sangat penting dilakukan,

karena kesuksesan suatu tindakan pembedahan pasien berasal

dari kesuksesan persiapan yang dilakukan selama proses

operasi. Kesalahan yang dilakukan pada saat tindakan operasi

apapun bentuknya dapat berdampak pada pada keselamatan

pasien, untuk itu diperlukan kerjasama yang baik antara masing-

masing komponen yang yang berkompeten untuk menghasilkan

outcome yang optimal.

Pemberian tanda operasi penting dilakukan dan bagian

dari standar prosedur operasi sebelum dilakukan tindakan

pembedahan. Tanda pembedahan pre-operasi merupakan suatu

tanda pada bagian tubuh luar yang menunjukan akan dilakukan

insisi, diberikan pada bagian tubuh pasien yang ganda sebagai

pencegahan kesalahan area yang akan di operasi. Tanda area


109

operasi yang akan dilakukan pembedahan dapat berupa tanda

‘X’ atau ‘’ yang diberikan dokter bedah pasien yang

bersangkutan dan perawat bertugas untuk memantau dan

memastikan (cross-cek) kembali tanda yang diberikan dokter

tersebut agar tetap pada area ‘benar insisi’.

b. Kajian Data

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di

ruangan Al-Ikhlas selama 3 hari dari tanggal 25 April 2016 s/d

27 April 2016 didapatkan hasil tentang pasien safety dengan

masalah resiko salah lokasi, pasien dan tindakan operasi

menunjukan bahwa sebelum dilakukan tindakan operasi, semua

perawat memastikan kecocokan instruksi operasi dengan

identitas pasien yang akan dilakukan tindakan operasi, perawat

juga melakukan persiapan dengan memakaikan baju operasi

pada pasien dan mempersiapkan kelengkapan infusnya, perawat

juga mengantar pasien sampai keruangan operasi. Hasil

observasi tentang resiko salah lokasi, pasien dan tindakan

operasi di Ruang Al-Ikhlas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Bantul, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.38
Pengukuran Instrument Patient Safety : Resiko Salah Lokasi,
110

Pasien Dan Tindakan Operasi di Ruang Al-Ikhlas Periode


25-27 April RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Tahun 2016
n=1
No Variabel Ya Tidak
1 Perawat memastikan kecocokan instruksi operasi 1 0
dengan identitas pasien yang akan dilakukan
tindakan operasi
2 Perawat melakukan persiapan pasien (memakai 1 0
baju operasi dan persiapan lain yang diperlukan)
3 Pemberian tanda“x” atau tanda lain yang telah 0 1
disepakati pada area yang akan dilakukan operasi
4 Perawat melakukan persiapan pasien, 1 0
mengantarpasien sampai keruang tunggu atau
kamar operasi jika memungkinkan
Jumlah 3 1
Persentase (%) 75% 25%
Persentase total (%) 100 %
Sumber: Hasil observasi dan wawancara mahasiswa Ners STIKes MP tahun

2016

Analisa

Setelah dilakukan analisa dari hasil observasi, didapatkan

persentase pencegahan resiko salah lokasi, pasien dan tindakan

operasi 75%, angka persentase tersebut menunjukan bahwa

untuk masalah operasi sudah dilakukan dengan beberapa

komponen pencegahan kategori baik, akan tetapi angka tersebut

juga menunjukkan masih ada satu komponen yang tidak

dilakukan dengan baik yaitu pemberian tanda pada lokasi yang

akan dioperasi sehingga resiko untuk salah lokasi operasi masih

sangat tinggi dan hal ini perlu untuk dilakukan perbaikan

Pemberian tanda dilakukan oleh dokter, akan tetapi peran

perawat memantau tanda tersebut sampai pasien naik ke meja


111

operasi, kesalahan area operasi bagian dari mal praktek yang

sangat merugikan pasien dan harus dicegah.

3) Resiko Infeksi Nasokomial

a. Kajian Teori

Infeksi diartikan sebagai adanya suatu organisme pada

jaringan atau cairan tubuh yang disertai suatu gejala klinis baik

lokal maupun sistemik. Menurut Karen adams & janet M.

Corrigan (2009) Infeksi nasokomial atau infeksi yang diperoleh

dari rumah sakit adalah infeksi yang tidak diderita pasien saat

masuk ke rumah sakit melainkan setelah ± 72 jam berada

ditempat tersebut. Infeksi ini terjadi bila toksin atau agen

penginfeksi menyebabkan infeksi lokal atau sistemik.

Infeksi nasokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh

penderita maupun luar tubuh. Infeksi endogen disebabkan oleh

mikroorganisme yang semula memang sudah ada didalam tubuh

dan berpindah ke tempat baru yang kita sebut dengan self

infection atau auto infection, sementara infeksi eksogen (cross

infection) disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari

rumah sakit dan dari satu pasien ke pasien lainnya (soeparman,

2006).

Contoh penyebab terjadinya infeksi nasokomial apabila

dokter atau perawat mengelola seorang pasien yang menderita

infeksi karena mikroorganisme patogen tertentu kemudian


112

mikroorganisme dapat ditularkan ketika terjadi kontak.

Selanjutnya, pasien kelolaan lain berpotensi tertular dari perawat

dan dokter yang sebelumnya berkontakan dengan pasien infeksi.

b. Kajian Data

Setelah dilakukan observasi selama tiga hari tentang

resiko infeksi nosokomial di ruang data diperoleh 83% telah

tercapai.

Observasi yang dilakukan untuk mengetahui Pengukuran

Instrument Patient Safety Resiko Jatuh di Ruang Rumah Sakit

Bantul periode 25-27 April 2016 di Ruang Al-Ikhlas Rumah

Sakit PKU Muhammadiyah Bantul dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 2.39
Pengukuran Instrument Pasien Safety : Resiko Infeksi
Nosokomial di Ruang Al-Ikhlas Periode 25-27 April
RSU PKU Muhammadiyah Bantul Tahun 2016
n = 10
No Variabel Ya Tidak
1. Perawat dapat melakukan cuci tangan 6 langkah 10 0
dengan benar
2. Perawat mencuci tangan ditempat yang sudah 10 0
disediakan
3. Handsrub tersedia 10 0
4. Handuk / tissue untuk mengelap setelah cuci tangan 10 0
tersedia
5. Mempunyai tempat sampah infeksius 10 0
6. Mempunyai tempat sampah non infeksius 10 0
7. Mempunyai tempat kotor linen 10 0
8. Mempunyai tempat pembuangan benda tajam 10 0
9. Petugas mencuci tangan 6 langkah benar sebelum 0 10
prosedur aseptic
10. Perawat menjelaskan langkah cuci tangan kepada 3 7
keluarga
Jumlah 83 17
Persentase (%) 83 % 17%
Persentase Total (%) 100%
Sumber: Hasil observasi mahasiswa Ners STIKes MP tahun 2016
113

Analisa

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan disimpulkan

bahwa pencegahan infeksi nosokomial sudah sangat baik

dengan persentase 83%. Namun Perawat ada yang tidak

memberikan penjelasan tentang cuci tangan kepada keluarga

pasien dan perawat tidak melakukan cuci tangan dengan 6

langkah benar. Hal ini akan berdampak buruk pada pasien,

karena resiko penyebaran mikroorganisme tetap dapat terjadi

baik dari keluarga pasien yang tidak mendapatkan edukasi yang

dapat menularkan infeksi maupun dari tenaga perawat yang

tidak benar dalam mencuci tangan.

6) Resiko Jatuh

a. Kajian teori

Menurut Soehatman Ramli (2010), risiko merupakan

kombinasi dari kemungkinan dan keparahan dari suatu kejadian.

Besarnya risiko ditentukan oleh berbagai faktor, seperti

besarnya paparan, lokasi, pengguna, kuantitif serta kerentanan

unsur yang terlibat. Risiko adalah kemungkinan, bahaya,

kerugian, akibat kurang menyenang kandari sesuatu perbuatan,

usaha, dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2006).

Falls atau pasien jatuh merupakan insiden di RS yang

sering terjadi dan dapat mengakibatkan cedera serius dan

kematian. Pasien jatuh merupakan adverse event kedua


114

terbanyak dalam institusi perawatan kesehatan setelah kesalahan

pengobatan/medication erors (AHRQ). Insiden pasien jatuh

tidak hanya berdampak kepada fisik pasien tetapi juga dampak

keuangan yang ditanggung pasien dan rumah sakit (RS).

Penilaian resiko jatuh menggunakan skala Morse untuk

pasien dewasa dan skala Humpty Dumpty untuk pasien anak-

anak. Penilaian meliputi berbagai aspek seperti riwayat jatuh,

menggunaan alat bantu jalan, kebiasaan berjalan, kebiasaan

berkemih, penyakit dan obat yang dikonsumsi, dan lain-lain.

Penilaian terhadap resiko jatuh diharapkan dapat mengurangi

resiko jatuh dan meningkatkan kewaspadaan terhadap pasien

beresiko jatuh.

Dengan mengenali resiko jatuh maka akan dapat

diprediksi resiko jatuh seseorang, dan dilakukan tindakan

pencegahan yang sesuai. Oleh karena itu, memahami resiko

jatuh, melakukan tindakan pencegahan, dan penanganan pasien

jatuh, merupakan langkah yang harus dilakukan untuk

menurunkan resiko jatuh dan cidera pada pasien yang dirawat.

b. Kajian Data

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di

ruangan Al-Ikhlas selama 3 hari dari tanggal 25 April 2016 s/d

27 April 2016 didapatkan hasil tentang pasien safety dengan

masalah resiko jatuh yang menunjukkan bahwa semua perawat


115

mengerti tentang pengkajian resiko jatuh dan pernah melakukan

identifikasi pasien resiko jatuh akan tetapi untuk

mengaplikasikannya masih ada perawat yang belum

mengaplikasikannya seperti penangan pasien dengan benar

terkait resiko jatuh dan masih ada yang tidak melakukan

pemberian tanda/label resiko jatuh pada tempat tidur pasien.

Hasil observasi tentang resiko jatuh di Ruang Al-Ikhlas Rumah

Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 2.40
Pengukuran Instrument Patient Safety Resiko Jatuh
di Ruang Al-Ikhlas Periode 25-27 April
RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Tahun 2016
n = 10
No Variabel Ya Tidak
1 Perawat mengerti tentang pengkajian resiko jatuh 10 0
(Humpty Dumpty)
2 Perawat sudah pernah melakukan 10 0
pengidentifikasian resiko jatuh
3 Perawat antusias dalam melaksanakan 10 0
pengidentifikasian resiko jatuh
4 Perawat mau mengaplikasikan kembali 2 8
pengidentifikasian resiko jatuh
5 Perawat sudah menjelaskan tentang resiko jatuh 0 10
kepada pasien
6 Perawat sudah menanggani pasien dengan benar 2 8
terkait dengan resiko jatuh
7 Perawat sudah memasang label atau tanda resiko 9 1
jatuh pada pasien
Jumlah 43 27
Persentase (%) 61,4% 38,6%
Persentase total (%) 100 %
Sumber: Hasil observasi dan wawancara mahasiswa Ners STIKes MP tahun

2016
116

Analisa

Setelah dilakukan analisa dari hasil observasi, didapatkan

persentase pencegahan pasien resiko jatuh sebanyak 61,4%, angka

tersebut menunjukan bahwa proses penatalaksanaan pasien resiko

jatuh di ruang Al-Ikhlas cukup. Pada item yang terkait

(pengaplikasian kembali pengidentifikasian, penjelasan tentang

resiko jatuh pada keluarga, dan penanganan pasien dengan benar )

hal ini akan mengancam keselamatan pasien dan meningkatkan

angka resiko jatuh.

4. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

a. Kajian Teori

1) APP (Alat Perawatan Peralatan)

a) Tangani peralatan yang tercemar dengan benar untuk mencegah

kontak langsung dengan kulit atau membran mukosa/ selaput

lender.

b) Cegah terjadinya kontaminasi pada pakaian atau lingkungan

c) Cuci dan desinfeksi (pembasmian hama penyakit)peralatan

bekas pakai sebelum di gunakan kembali

2) Linen (perlak)

a) Tangani linen (perlak) kotor dengan menjaga jangan terkena

kulit atau membrane mukosa Jangan merendam/membilas linen

kotor diwilayah ruang perawatan

b) Jangan mengibaskan linen dan melekatkan linen kotor di lantai


117

c) Segera ganti linen yang tercemar/terkena darah / cairan tubuh

d) Penggantian plastik linen terbagi atas 5 warna :

1. Putih : linen non infeksius

2. Kuning: linen infeksius

3. Hitam : limbah non infeksius

4. Merah : linen pasca digunakan untuk radioaktif

5. Ungu : linen pasca digunakan untuk yang mengandung

cytotoki.

b. Kajian Data

Berdasarkan Hasil Observasi Periode 19 Januari-21 Januari 2015

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.41
Pengkajian Data Pengendalian Infeksi selama Periode 25-27 April
2016 di Ruang Al-Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah Bantul
n=5
No Variabel Ya Tidak
Membuang sampah infeksius di tempat sampah 5 0
1
berwarna kuning
Membuang sampah non infeksius di tempat sampah 5 0
2
berwarna hitam
Mengumpulkan linen infeksius di dalam kantong 5 0
3
bewarna kuning
Mengumpulkan linen non infeksius kedalam 0 5
4 kantong bewarna putih/tempat linen kotor non
infeksius
Membuang jarum,vial,ampul ke dalam tempat 4 1
5
sampah tajam
Ketatan pengunjung pada jam kunjungan (Pagi : 5 0
6
jam 10.00-13.00 dan Sore : jam 16.00-19.00 )
Perawat mengajarkan etika batuk dan bersin kepada 0 5
7
keluarga dan pasien
29 11
Jumlah
68,5 % 31,5%
Persentase (%)
Persentase total (%) 100%
Sumber: Hasil observasi mahasiswa Ners STIKes MP tahun 2016
118

Analisa

Berdasarkan data yang didapat mahasiswa dari hasil observasi

selama tiga hari dengan sampel 5 orang perawat bahwa pengendalian

infeksi masih sangat kurang sebanyak 68,5% yaitu pada Perawat yang

tidak mengajarkan etika batuk dan bersin kepada keluarga dan pasien baru

rawat inap di ruang Al-Ikhlas dan cara perawat mengumpulkan linen non

infeksius kedalam kantong yang berwarna putih/tempat linen kotor non

infeksius dengan digabungkan linen non infeksius kedalam linen infeksius.

Hal ini dikarenakan kepala ruangan menganggap bahwa linen kotor yang

digunakan oleh pasien semuanya infeksi. Sedangkan masih bermasalahnya

dalam hal mengajarkan etika batuk/bersin kepada keluarga atau pasien

terutama pasien baru rawat inap yang seharusnya mendapatkan pendidikan

kesehatan tentang etika batuk maupun bersin belum dilakukan.

5. Proses Bimbingan PKK

a. Kajian Teori

Untuk menghasilkan lulusan peserta didik yang berkualitas,

khususnya keperawatan perlu Tersedianya pengelolaan bimbingan

praktikan baik, bermutu, dan selaras dengan perkembangan iptek.

Pengorganisasian mahasiswa PKK di ruang sebagai berikut:

1) Penerimaan

Peserta didik di serahkan dari institusi pendidikan kepada Rumah

Sakit PKU Muhammadiyah Bantul


119

2) Orientasi

a. Umum

Orientasi yang bersifat umum di berikan dalam satu hari, yang

meliputi orientasi tugas umum, tujuan orientasi umum adalah

agar peserta didik memahami tentang visi, misi Rumah Sakit

PKU Muhammadiyah Bantul, struktur organisasi Rumah Sakit

PKU Muhammadiyah Bantul, tata tertib dan sangsi peserta

didik PKK, sistem pelayanan keperawatan, penjelasan tentang

pelaksanaan PKK.

b. Khusus

Orientasi yang bersifat khusus di berikan kepada awal

pelaksanaan PKK di ruangan, yang meliputi:

3) Orientasi ruang:

a. Struktur organisasi tata kerja (SOTK) instalasi

b. Struktur organisasi tata kerja (SOTK) ruang rawat

c. Tata tertib ruang rawat

d. Fasilitas ruang rawat

4) Orientasi tugas:

a. MPKP ruang rawat

b. Standard Asuhan Keperawatan 10 kasus terbesar di ruang rawat

c. Fasilitas alat keperawatan

d. Sistem penugasan peserta didik.


120

5) Menetapkan pembimbing klinik

Divisi keperawatan dan penanggung jawab PKK segera

menyiapkan pembimbing PKK, sesuai kriteria yang telah

ditetapkan di masing-masing lahan praktek.

6) Penjelasan pelaksanaan PKK

Institusi pendidikan wajib menjelaskan rencana pelaksanaan PKK

peserta didik (tujuan, kompetensi, penugasan, dll) kepada

pembimbing PKK yang dipakai sebagai lahan praktek satu minggu

sebelum pelaksanaan PKK. Waktu penjelasan sesuai dengan

kesepakatan pembimbing institusi pendidikan dan pembimbing

lahan.

7) Bimbingan

Proses bimbingan dilakukan oleh pembimbing klinik. Pembimbing

klinik adalah seorang tenaga perawat yang profesional yang diberi

wewenang dan tanggung jawab membimbing secara langsung

peserta didik. Dalam proses bimbingan terhadap mahasiswa PKK,

peranan pembimbing klinik adalah sebagai berikut:

a. Melakukan kerjasama dengan pembimbing akademik dalam

rangka kelancaran pelaksanaan bimbingan PKK sesuai dengan

metode yang telah ditentukan.

b. Mengikuti kegiatan bimbingan sesuai dengan metode yang

telah ditentukan
121

c. Mempersiapkan kelengkapan bahan peralatan dan pasien yang

akan dijadikan sumber pengalaman kerja.

d. Mengikuti peserta didik dalam kerja keperawatan.

e. Memotivasi minat dan semangat belajar untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik.

f. Memfasilitasi peserta didik saat memberikan asuhan

keperawatan kepada klien.

g. Mengetahui pasien kelolaan peserta didik.

h. Mengecek dokumentasi di status kelolaan peserta didik.

i. Memantau pelaksanaan praktek yang meliputi kemampuan,

ketaatan serta memberikan teguran bila terjadi pelanggaran.

j. Mengarahkan dan membimbing peserta didik dalam rangka

pencapaian targer kompetensi yang diharapkan.

k. Mengesahkan pencapaian target kompetensi peserta didik.

8) Pengarahan

Pengarahan dilakukan sesuai dengan metode bimbingan yang

dilakukan. Metode bimbingan antara lain :

1. Pre-Post Conference

Dilakukan oleh peserta didik, pembimbing klinik dan

pembimbing akademik.

2. Ronde keperawatan

Ronde keperawatan adalah suatu metode pembelajaran klinik

keperawatan yang memberi kesempatan kepada peserta didik


122

untuk menstransfer dan memperaktekan pengetahuan yang

didapat dikelas dan di Lab dengan kunjungan secara langsung

kepada pasien.

3. Bed SideTeaching

Bed side teaching adalah bentuk bimbingan yang dilaksanakan

oleh pembimbing klinik disamping pasien dan proses transfer

pengetahuan atau ketrampilan secara aktif oleh pembimbing

klinik.

4. Bimbingan pelaksanaan tindakan keperawatan

5. Diskusi

6. Laporan individu dan kelompok

Peran pembimbing klinik sangat besar dalam membantu

peserta didik memperlihatkan kemampuan kegiatan

pembelajaran diklinik. Dalam melaksanakan PKK mahasiswa

melakukan pengkajian kepada kepala rungan, perawat lain,

pasien terkait dengan menajemen ruangan Al-Ikhlas. Model

pembelajarannya berupa diskusi dengan kepala ruangan dan

perawat lain.

9) Pengawasan

Controling terhadap mahasiswa praktek dievaluasi dari tata tertib,

observasi, reward dan punishment, serta observasi langsung dari

pembimbing PKK dan pembimbing akademik. Hasil wawancara

dengan mahasiswa, mahasiswa melaksanakan praktek klinik sesuai


123

tata tertib yang berlaku di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Bantul dan wajib mematuhinya. Pengawasan kepatuhan dilakukan

oleh pembimbing klinik, pembimbing akademik dan perawat

pelaksana serta perawat supervisi sesuai dengan jadwal dinas

supervisi tersebut. Pemantauan mahasiswa dilakukan juga dengan

presensi mahasiswa untuk kehadiran mahasiswa. Teguran

dilakukan secara langsung pada peserta didik atau tidak langsung

melalui diklat dan pembimbing akademik. Fungsi pengawasan

terhadap mahasiswa diruang berjalan baik terbukti dengan

Tersedianya pre dan post conference serta pemberian suplement

oleh pembimbing klinik dan pembelajaran praktek pra

syarat/tindakan keperawatan.

b. Kajian Data

Observasi dilakukan selama 3 hari dari tanggal 25-27 April

2016, pengukuran layanan bimbingan klinik terhadap mahasiswa

pratek diruang dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 2.42
Pengukuran Layanan Bimbingan Klinik Terhadap Mahasiswa
Praktek Di Ruang Al-Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Periode 25-27 April 2016
n=1
No Observasi
Variabel
Ya Tidak
1 Apakah anda bersedia membimbing 1 0
2 Apakah anda mengorientasi mahasiswa sebelum masuk 1 0
ruang Al-Ikhlas
3 Apakah anda memberikan penjelasan kepada mahasiswa 1 0
tentang apa yang seharusnya dilakukan saat berada di
Ruang Al-Ikhlas
4 Apakah anda mengetahui apa saja yang dilakukan 1 0
mahsiswa saat praktek berlangsung
5 Apakah anda menjelaskan kompetensi yang harus 1 0
124

dicapai oleh mahasiswa


6 Apakah anda melakukan bimbingan langsung pada 1 0
mahasiswa di ruang Al-Ikhlas
7 Apakah anda memberikan penjelasan tentang asuhan 1 0
keperawatan pasien pada mahasiswa
8 Apakah anda menyiapkan pasien untuk mahasiswa 1 0
9 Apakah anda selalu menyediakan waktu pada mahasiswa 1 0
di saat mahasiswa membutuhkan anda
10 Apakah anda selalu memberikan masukan atau teguran 1 0
pada mahasiswa yang kurang aktif melanggar
Jumlah 10 0
Prosentase 100% 0%
Sumber :Data Primer Mahasiswa Profesi Ners STIKes MP Tahun 2016

Analisa

Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa layanan bimbingan

klinik yang dilakukan perawat / clinical instrukture di ruang Al-Ikhlas

sebesar 100% dengan katagori sangat baik, yang berarti untuk pelayanan

bimbingan klinik yang dilakukan sudah baik. Peserta didik memperoleh

penjelasan tentang apa yang seharusnya dilakukan saat berada di Ruang

Al-Ikhlas yang membantu peserta didik dalam menjalani praktik klinik.

6. Mutu Pelayanan Keperawatan (Instrumen B)

1) Kepuasan Pasien

a) Kajian Teori

Pelayanan kesehatan yang baik merupakan kebutuhan

bagi setiap orang. Semua orang ingin dilayani dan mendapatkan

kedudukan yang sama dalam pelayanan kesehatan. Dalam

Undang Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 28 dan Pasal 34

menyatakan negara menjamin setiap warga negara mendapatkan

hidup sejahtera, tempat tinggal, kesehatan dan pelayanan

kesehatan yang ada di Indonesia (Info Askes, 2010).


125

Pelayanan kesehatan terkait dengan pelayanan di rumah

sakit. Rumah sakit dinyatakan berhasil, tidak hanya pada

kelengkapan fasilitas yang diunggulkan, melainkan juga sikap

dan layanan sumber daya manusia merupakan elemen yang

berpengaruh signifikan terhadap pelayanan yang dihasilkan dan

dipersepsikan pasien ataupun keluarga pasien. Bila elemen

tersebut diabaikan maka dalam waktu yang tidak lama, rumah

sakit akan kehilangan banyak pasien dan dijauhi oleh keluarga

calon pasien. Pasien/keluarga pasien akan beralih ke Rumah

Sakit lainnya yang memenuhi harapan pasien, hal tersebut

dikarenakan pasien merupakan asset yang sangat berharga dalam

mengembangkan industri rumah sakit (Diah, 2009).

Pasien adalah aset utama yang harus mendapat pelayanan

sebuah rumah sakit yang akan mempengaruhi eksistensi rumah

sakit tersebut. Kepuasan keluarga merupakan keadaan dimana

keinginan, harapan dan kebutuhan keluarga terpenuhi oleh rumah

sakit. Kepuasan keluarga terhadap pelayanan keperawatan dapat

dipengaruhi dari komunikasi perawat memberikan pelayanan,

sikap empati, keramahan dan ketanggapan kepada keluarga,

komunikasi dan pertanggungjawaban terhadap pelayanan yang

diberikan (Ifada, 2008)

Kepuasan keluarga pasien tergantung pada kualitas

pelayanan. Oleh sebab itu, manajemen suatu pelayanan kesehatan


126

perlu menganalisis sejauh mana mutu pelayanan yang diberikan.

Seiring dengan banyaknya pelayanan kesehatan yang telah

berdiri dan memberikan berbagai macam alternatif kepada

konsumennya, untuk memilih sesuai dengan harapan yang

menyebabkan persaingan yang ketat.

b) Kajian Data

Observasi dilakukan selama 3 hari dari tanggal 25-27 April

tahun 2016, Penilaian kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan

diruang Al ikhlas dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 2.43
Penilaian Kepuasan Pasien Terhadap Mutu Pelayanan di Ruang
Al-IKHLAS Periode 25– 27 April RSU PKU Muhammadiyah
Bantul Tahun 2016
n = 10
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Perawat menyambut dengan ramah ketika 10 0
saudara/i datang
2 Perawat memperkenalkan diri kepada/i 9 2
3 Perawat menjelaskan sarana dirungan yang dapat 8 2
dimanfaatkan
4 Perawat menjelaskan aturan-aturan yang berlaku 8 2
saat ini selama perawatan
5 Perawat menanyakan masalah-maslah yang 9 1
saudra/i alami terkait dengan kondisi kesehatan
saudara/i
6 Perawat menjelaskan kegiatan yang harus dilatih 7 3
untuk dilakukan secara mandiri
7 Perawat segera menangggapi keluhan saudara/i 10 0
8 Perawat mendampingi saudara/i ketika dilakukan 9 1
pemeriksaan dokter
9 Perawat menjaga privasi saudara saat melakukan 10 0
tindakan keperawatan
10 Perawat memberikan pengamanan pada bed agar 7 3
tidak jatuh/memberikan tanda resiko jatuh
11 Perawat menggunakan sarung tangan saat 9 1
melakukan tindakan
12 Perawat bersikap sopan 10 0
13 Perawat berpenampilan rapi 10 0
14 Perawat menjelaskan kegiatan yang harus 9 1
saudara/i dilakukan dirumah
15 Perawat menjelaskan obat-obatan yang harus 10 0
127

diteruskan dirumah
16 Perawat menjelaskan obat yang akan diberikan 8 2
17 Perawat identitas obat sesuai dengan nama dan 9 1
No.kamar saudara/i
18 Perawat menjelaskan obat pada waktu control 10 0
Jumlah 162 19
Prosentase 90 % 10%
Sumber :Observasi Mahasiswa Profesi Ners STIKes MP 2016

Analisa

Berdasarkan pengkajian yang telah kami lakukan selama 3

hari diruang Al-IKHLAS mengenai kepuasan pasien terhadap mutu

pelayanan diruangan tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 90 %,

yang berarti penilalaian kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan

diruang Al-IKHLAS sangat baik.

2) Kepuasan Kerja Perawat

a) Kajian Teori

Kepuasan kerja merupakan sikap positif terhadap

pekerjaan pada diri seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja

merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu akan

memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan

sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Biasanya orang akan

merasa puas atas kerja yang telah atau sedang dijalankan, apabila

apa yang dikerjakan dianggap telah memenuhi harapan, sesuai

dengan tujuannya bekerja. Apabila seseorang mendambakan

sesuatu, berarti yang bersangkutan memiliki suatu harapan dan

dengan demikian akan termotivasi untuk melakukan tindakan

kearah pencapaian harapan tersebut. Jika harapan tersebut


128

terpenuhi, maka akan dirasakan kepuasan. Kepuasan kerja

menunjukkan kesesuaian antara harapan seseorang yang timbul

dan imbalan yang disediakan pekerjaan, sehingga kepuasan kerja

juga berkaitan erat dengan teori keadilan, perjanjian psikologis

dan motivasi (Robbins & Judge, 2009).

Dalam Nursalam (2009) faktor yang mempengaruhi kepuasan

kerja, yaitu:

1. Motivasi

Rowland (1997) menyatakan fungsi manager

meningkatkan kepuasan kerja staf didasarkan pada faktor

motivasi yang meliputi: keinginan untuk peningkatan percaya

bahwa gaji yang diterima sudah mencukupi, memiliki

kemampuan pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai yang

diperlukan, umpan balik, kesempatan untuk mencoba,

instrumen penampilan untuk promosi, kerjasama dan

peningkat penghasilan.

Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan,

menyalurkan dan memelihara prilaku sesorang. Motivasi

adalah subjek yang membingungkan, karena motif tidak

dapat diamati atau diukur secara langsung tetapi harus

disimpulkan dari perilaku sesorang yang tampak ( Handoko,

2003).
129

Kebutuhan seseorang untuk mencapai prestasi

merupakan kunci dalam suatu motivasi dan kepuasan kerja.

Jika seseorang bekerja, maka kebutuhan pencapaian prestasi

tersebut berubah sebagai dampak dari beberapa faktor dalam

organisasi: program pelatihan, pembagian dan jenis tugas

yang diberikan, tipe supervisi yang dilakukan perubahan pola

motivasi dan faktor lain. Seseorang memilih suatu perkaryaan

didasarkan pada kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki.

Motivasi akan menjadi masalah apabila kemampuan yang

dimiliki tidak dimanfaatkan dan dikembangkan dalam

melaksanakan tugasnya.

Motivasi seseorang akan timbul apabila mereka

diberikan kesempatan untuk mencoba dan mendapat umpan

balik dari hasil yang diberikan. Oleh karena itu , penghargaan

psikis sangat diperlukan agar seseorang merasa dihargai dan

diperhatikan serta dibimbing bila melakukan suatu kesalahan.

2. Lingkungan

Faktor lingkungan memegang peranan penting dalam

mendukung motivasi kerja untuk pencapaian kepuasan kerja

yang meliputi: komunikasi, potensial pertumbuhan,

kebijaksanaan individu, upah/gaji, kondisi kerja yang

kondusif.
130

3. Peran Manajer

Peran dirumuskan sebagai suatu rangkaian prilaku

yang teratur yang timbul karena suatu jabatan tertentu,

kepribadian sesorang juga amat mempengaruhi bagaimana

peran harus dijalankan. Peran timbul karna seorang manajer

memahami bahwa ia bekerja tidak sendirian. Dia mempunyai

lingkungan yang setiap saat perlu berinteraksi dengan

beraneka ragam perbedaan yang ada di lingkung sekitarnya

tetapi perannya harus dimainkan dengan tidak membuat

perbedaan antara satu dengan yang lain (Thoha, 2008).

Kepuasan kerja staf dapat juga dilihat dari

terpenuhinya kebutuhan fisik dan psikis, dimana kebutuhan

psikis tersebut dapat terpenuhi melalui peran manajer dalam

memperlakukan stafnya. Hal ini perlu ditanamkan kepada

manajer agar diciptakan suatu keterbukaan dan memberikan

kesempatan kepada staf untuk melaksanaklan tugas sebaik-

baiknya. Ada dua belas kunci utama dalam kepuasan kerja,

yaitu: input, hubungan manajer dan staf, disiplin kerja,

lingkungan tempat kerja, istirahat dan makan yang cukup,

diskriminasi, kepuasan kerja, penghargaan penampilan,

klarifiksi kebijakan, mendapatkan kesempatan, pengambil

keputusan dan peran manajer (Nursalam, 2009).


131

b) Kajian Data

Observasi dilakukan selama 3 hari dari tanggal 25-27

April tahun 2016, Kepuasan Kerja Karyawan Di Ruang Al-

IHKLAS dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 2.44
Kepuasan Kerja Karyawan di Ruang Al-Ikhlas Periode 05–07
April RSU PKU Muhammadiyah Bantul Tahun 2016
n = 10
No Pernyataan Obsevasi
Ya Tidak
1 Gaji Salery
Saya puas dengan sistem pemberian gaji di tempat saya 5 5
bekerja
Gaji yang terima sesuai dengan tingkat pendidikan saya 5 5
2 Kondisi Kerja
Saya merasa puas dengan kondisi lingkungan kerja 10 0
saya
Kondisi kerja sangat menyenangkan dan nyaman 10 0
3 Kebijakan Rumah Sakit
Saya merasa tidak puas dengan cara rumah sakit 3 7
menerapkan kebijakan yang berlaku
Sanksi yang diterapkan oleh rumah sakit tidak 8 2
merugikan karyawan
4 Hubungan Antar Pribadi
Tingkat kebersamaan diantara rekan kerja lebih 10 0
memuaskan saya
Rekan kerja saya di rumah sakit ini menyenangkan 10 0
5 Supervisi
Komunikasi dengan atasan sangat baik 10 0
Atasan membantu dalam permasalahan yang 10 0
menyangkut pekerjaan
6 Prestasi
Saya puas dengan prestasi kerja saya saat ini 10 0
Saya mendapatkan pengakuan yang selayaknya atas 10 0
prestasi kerja saya
7 Pengakuan
Saya sangat dihargai di tempat kerja 10 0
Atasan saya sangat menghargai hasil kerja saya 10 0
8 Pekerjaan itu sendiri
Pekerjaan yang saya lakukan tidak sesuai dengan job 2 8
descrption
Saya bisa menyelesaikan tugas-tugas saya selama jam 10 0
kerja
9 Tanggung Jawab
132

Saya merasa puas dengan tingkat tanggung jawab 10 0


dalam pekerjaan yang saya emban
Sebagai perawat saya bertanggung jawab atas 10 0
pekerjaan yang diberikan kepada saya
10 Promosi/ Pengembangan Karier
Saya puas karena mendapat pelatihan yang sesuai 10 0
untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan saya
Kenaikan posisi/ promosi/ gaji ditandai dengan adil 10 0
dengan memperhatikan masa kerja, kinerja dan
kemampuan.
Jumlah 173 27
Prosentase 86,5% 13,5%
Sumber Observasi Co Ners Muhammadiyah Tahun 2016

Analisa:

Dari tabel diatas dapat dilihat setelah kami melakukan

pengkajian selama 3 hari bahwa untuk kepuasan kerja perawat di

rumah sakit menunjukkan tingkat kepuasan perawat yang bekerja di

ruang Al-IHKLAS sebesar 86.5%, yang berarti kepuasan kerja

karyawan di ruang Al-IHKLAS sangat baik.

3) Kepuasan Keluarga

a. Kajian Data

Observasi dilakukan selama 3 hari dari tanggal 25 April -

27 April Tahun 2016, Kepuasan Keluarga Pasien Di Ruang Al-

Ihklas dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 2.45
Kepuasan Keluarga Pasien di Ruang Al-Ihklas Periode 25-27
April RSU PKU Muhammadiyah Bantul Periode Tahun 2016
n = 10
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Perawat bersikap sopan dan berpenampilan rapi 10 0
2. Perawat menggali informasi dari keluarga 8 2
3. Perawat memberikan informasi mengenai masalah 9 1
yang dihadapi pasien
4. Perawat memberikan informasi mengenai tindakan 9 1
yang akan dilakukan kepada pasien (inform consent)
5. Perawat menjelaskan perkembangan pasien 8 2
133

6. Perawat melakukan penyuluhan kepada keluarga 7 3


mengenai cara perawatan yang harus dilakukan
keluarga dirumah
7. Perawat menyiapkan keperluan pulang pasien yang 10 0
meliputi jadwal kegiatan harian dan sisa obat
8. Perawat menjelaskan waktu control 10 0
9. Perawat memberikan pesanan pulang yang mudah di 10 0
mengerti
10. Perawat memberikan penjelasan rujukan yang bisa 10 0
digunakan bila ada yang perlu dikonsulkan
11. Perawat membantu keluarga untuk konsul dokter 10 0
Jumlah 101 9
Presentase 91% 9%
Sumber : Observasi Mahasiswa Co Ners Tahun 2016

Analisa:

Berdasarkan tabel diatas setelah kami melakukan pengkajian

selama 3 hari bahwa keluarga pasien merasakan puas terhadap

pelayanan di ruang Al-IHKLAS dengan presentasi 91% (sangat

baik), dalam hal ini keluarga pasien mengatakan puas karena

mendapatkan informasi mengenai masalah yang dihadapi pasien dan

pelayan yang biak terhadap asuhan keperawatan.

7. Standar Operasional Prosedur ( Instrumen C)


1.) Praktek menyuntik yang aman
Berdasarkan observasi yang dilakukan selama 3 hari tindakan
persiapan perawatan luka bersih di ruang Al- Ikhlas akan dijelaskan di
tabel berikut :
Tabel 2.46
Praktek Menyuntik yang Aman Di Ruang Al - Ikhlas RS PKU
Muhammadiyah Bantul Periode 25 – 27 April 2016
n=5
NO Kegiatan Observa si
Ya Tidak
1 Siapkan peralatan dan bahan untuk menyuntik 5 0
2 Lakukan suntik sesuai praktek suntik yang berlaku 5 0
3 Pakai jarum yang steril tiap suntikan mencegah kontaminasi 5 0
pada peralatan injeksi dan terapi yang dilakukan
134

4 Bila memungkinkan sekali pakai vial walaupun multidose, 5 0


jarum atau spuit yang dipakai ulang untuk mengambil obat
dalam vial multidose dapat menimbulkan kontaminasi mikroba
yang dapat menyebar saat obat dipakai untuk pasien yang lain
5 Tutup spuit dengan teknik 1 tangan setelah melakukan 4 1
penyuntikan dan buang spuitke safety box
6 Jika safety box dekat jangkauan tangan, spuit langsung 5 0
dimasukan dalam kondisi spuit tidak tertutup penutupnya
Total 29 1
Persentase 96,7% 3,3%
Sumber : SOP Di Ruang Al-Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah Bantul

Analisa
Berdasarkan observasi yang kami lakukan di ruang Al-Ikhlas, hasil
dari praktek menyuntik yang aman yang dilakukan perawat sebesar 96,7%
( sangat baik), Hal ini menunjukan bahwa tindakan praktek menyuntik
yang aman di ruang Al-ikhlas sudah berjalan dengan sangat baik. Namun
masih ada yang tidak melakukukan teknikmenutup spuit dengan 1 tangan.

2.) Pelepasan IVFD


Berdasarkan observasi yang dilakukan selama 3 hari pelepasan
IVFD di ruang Al-Ikhlas akan dijelaskan dalam tabel berikut :
Tabel 2.47
Pelepasan IVFD terapi Di Ruang Al-Ikhlas RSU PKU
Muhammadiyah Bantul Periode 25 – 27 April 2016
n=3
Observasi
No Tindakan
Ya Tidak
Siapkan alat-alat : sarung tangan dispossable, alkohol swab,
1
plester betadine perlak kecil dan bengkok/ kantong plastik.
3 0
Ucapkan salam dan beritahu pasien dan keluarga yang akan
2
dilakukan
3 0
3 Lakukan cuci tangan sebelum tindakan 1 2
4 Awali tindakan dengan basmalah 1 2
Observasi daerah sekitar penusukan tentang adanya tanda dan
5
gejala infeksi atau infiltrasi atau plebitis
1 2
6 Pakailah sarung tangan disposable 1 2
Dekatkan alat-alat, pasang perlak di bawah tangan pasien/
7 0 3
posisi tusukan
Posisikan klem infus pada posisi off agar cairan infus tidak
8 3 0
mengalir
Lepaskan plester/dressing infus dari IV kateter dengan hati-
9 3 0
hati, jangan menimbulkan rasa sakit pada pasien.
135

10 Cabut IV kateter dengan hati-hati 3 0


Lakukan fiksasi di tempat penusukan supaya tidak
11 3 0
menimbulkan perdarahan
Bersihkan tempat tusukan dengan IV kateter dengan plester
12 3 0
betadine.
13 Tutup luka bekas tusukan IV kateter dengan plester betadine 3 0
14 Akhiri tindakan dengan bacaan hamdalah 0 3
15 Beritahu pasien apabila tindakan telah selesai 3 0
16 Rapikan alat dan lepaskan sarung tangan 3 0
17 Lakukan cuci tangan setelah tindakan 3 0
18 Dokumentasikan pada catatan asuhan keperawatan/kebidanan 3 0
Jumlah 40 14
Presentase 74% 26%
Sumber : SOP Di Ruang Al-Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah Bantul

Analisa
Berdasarkan observasi yang kami lakukan di ruang Al-Ikhlas, hasil
dari pelepasan IVFD yang dilakukan perawat sebesar 70,3% (baik), hal ini
menunjukan bahwa tindakan pelepasan IVFD di ruang Al-Ikhlas sudah
berjalan baik. Namun terdapat beberapa hal yang masih perlu di perhatikan
diantaranya :
 Lakukan cuci tangan sebelum tindakan
 Awali tindakan dengan basmalah
 Observasi daerah sekitar penusukan tentang adanya tanda dan gejalan
infeksi atau infiltrasi atau plebitis
 Memakai sarung tangan disposable
 Memasang perlak di bawah tangan pasien

3.) Penyuntikan
Berdasarkan observasi yang dilakukan selama 3 hari penyuntikan
di ruang Al-Ikhlas akan dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 2.48
Penyuntikan Di Ruang Al - Ikhlas RS PKU Muhammadiyah
Bantul Periode 25 – 27 April 2016
n=5
NO Kegiatan Observa si
Ya Tidak
136

1 Lakukan persiapan pemberian obat ( sesuai dengan SPO No. 5 0


SPO . 220.004)
2 Lakukan cuci tangan sebelam melakukan tindakan 2 3
3 Ucapkan salam pada saat memasukin ruangan pasien 4 1
4 Jelaskan pada pasien dan atau keluarga tentang tindakan yang 3 2
akan dilakukan dan tujuannya.
5 Lakukan identifikasi pasien. 4 1
6 Cek identitas pasien yang disebutkan dengan identitas yang 3 2
ada di spuite dan from pengolaan obat.
7 Atur posisi pasien yang nyaman dan perawat diusahakan 5 0
berada disebelah kanan pasien
8 Letakan perlak dibawah area penyuntikan 0 5
9 Baca basmallah. 1 4
10 Lakukan penyuntikan :
a. Penyuntikan dengan cara Sub Cutan :
1) Pakai sarung tangan disposible
2) Tentukan daerah yang akan dilakukan
penyuntikan
3) Ambil spuit yang sudah ada obatnya
4) Tusukan jarum suntik dengan lubang menghadap
ke atas dan membentuk sudut 45o dengan
permukaan kulit
5) Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah masukkan
obat secara perlahan – lahan .
6) Cabut jarum suntik setelah jarum masuk
7) Tekan bekas tusukan jarum suntik dengan kapas
alkohol.
8) Pasang perekat diatas area tusukan

b. Penyuntikan dengan cara Intra Cutan :


1) Pakai sarung tangan disposible.
2) Tentukan daerah yang akan dilakukan
penyuntikan.
3) Ambil spuit dan masukkan obat kedalam spuit
sebanyak 0,05cc.
4) Tusukkan jarum suntik dengan lubang
menghadap ke atas dan membentuk sudut 15o
dengan permukaan kulit.
5) Cabut jarum suntik setelah obat masuk.
6) Berikan tanda dengan stiker berlubang pada
area penyuntikan, kecuali pada pemberian
vaksinasi.
7) Perhatikan adanya reaksi dari penyuntikan
setelah 13 menit untuk sekintes dari 3 x 24
jam untuk tuber kolin test bila ada reaksi
infeksi kemerahan, gatal, dsb segerah laporkan
dokter.

c. Penyutikan dengan cara intra vena :


1) Pakai sarung tangan disposibel. 0 5
2) Tentukan daerah yang akan dilakukan 5 0
penyuntikan.
3) Ambil spuit yang sudah ada obatnya. 5 0
4) Tusukan jarum suntik dengan lubang 5 0
menghadap katas pada injeksi di infus set atau
137

pembuluh darah vena pasien


5) Cabut jarum suntik setelah obat masuk. 5 0
6) Tekan bekas tusukan jarum suntik dengan 5 0
kapas alkohol.
7) Perhatikan adanya reaksi dari penyuntikan. 2 3

d. Menyuntikan dengan cara intra muscular :


1) Pakai sarung tangan disposibel.
2) Tentukan daerah yang akan dilakukan injeksi.
3) Ambil spuityang sudah ada obatnya.
4) Tusukan jarum suntik dengan lubang
menghadap ke atas dengan posisi tegak lurus
900.
5) Masuk jarum suntik setelah obat masuk.
6) Tekan bekas tusukan jarum suntik dengan
kapas alkohol.
7) Pasang perekat diatas area tusukan.
8) Perhatikan adanya reaksi dari penyuntikan. Bila
ada reaksi seperti kemerahan, gatal, dsb segera
laporkan dokter.
11 Bereskan alat 5 0
12 Lakukan cuci tangan sesudah tindakan 2 3
13 Lakukan dokumentasi di catetan rekam medis. 5 0
Total 66 24
Persentase 73,3% 26,7%
Sumber : SOP Di Ruang Al-Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah Bantul

Analisa
Berdasarkan observasi yang kami lakukan, hasil dari penyuntikan yang
dilakukan perawat sebesar 73,3% (baik), akan tetapi terdapat beberapa hal yang
masih perlu di perhatikan diantaranya :
 Lakukan cuci tangan sebelam melakukan tindakan
 Ucapkan salam pada saat memasukin ruangan pasien
 Jelaskan pada pasien dan atau keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan dan tujuannya.
 Lakukan identifikasi pasien.
 Cek identitas pasien yang disebutkan dengan identitas yang ada di
spuite dan from pengolaan obat.
4.) Persiapan Pemberian Obat
Berdasarkan observasi yang dilakukan selama 3 hari persiapan
pemberian obat di ruang Al-Ikhlas akan dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel 2.49
Persiapan pemberian Obat Di Ruang Al – Ikhlas
138

RSU PKU Muhammadiyah Bantul Periode 25 – 27 April 2016


n=8
Observasi
No Tindakan
Ya Tidak
1 Baca catatan keperawatan dan medis 8 0
Lakukan prinsip 7 benar (benar pasien, dosis, jenis obat, waktu, cara
2 8 0
pemberian, petugas, dokumen) dan double check.
3 Siapkan alat tulis, label dan KIP (Kartu Instruksi Pemberian Obat) 8 0
4 Lakukan prosedur cuci tangan 6 langkah 1 7
Siapkan obat dan alkes (spuit sesuai ukuran, plastic obat, bak
5 8 0
instrument, baki, dan kapas alkohol)
Berikan labeling (nama pasien (minimal 2 kata), tanggal lahir, nama
6 dan dosis obat, rute dan jam pemberian obat) pada spuit atau plastic 8 0
obat
7 Siapkan obat dalam tempatnya (spuit atau plastic obat) 8 0
lakukan pemberian obat sesuai dengan Standar Prosedur
8 7 1
Opeasionalnya
Jumlah 56 8
Presentase 87,5% 12,5%
Sumber : SOP Di Ruang Al-Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah Bantul

Analisa
Berdasarkan tabel diatas setelah yang kami melakukan pengkajian
selama 3 hari, hasil dari persiapan pemberian obat yang dilakukan perawat
sebesar 87,5% (sangat baik), akan tetapi terdapat beberapa hal yang masih
perlu di perhatikan diantaranya :
 Lakukan Prosedur cuci tangan 6 langkah
 Lakukan pemberian obat sesuai dengan standar prosedur operasional

5.) Penatalaksanaan Pemberian Obat Pasien Rawat Inap

Berdasarkan observasi yang dilakukan selama 3 hari persiapan


pemberian obat di ruang Al-Ikhlas akan dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 2.50
Penatalaksanaan Pemberian Obat Pasien Rawat Inap Di Ruang Al – Ikhlas
RSU PKU Muhammadiyah Bantul Periode 25 – 27 April 2016
n=9
Observasi
No Tindakan
Ya Tidak
1 Cermati program medis yang terdokumentasi 9 0
139

2 Lakukan persiapan pemberian obat ( sesuai dengan SPO No 220.004) 9 0


3 Lakukan cuci tangan sebelum tindakan 1 8
Pastikan obat benar-benar sampai diminum pasien, bila obat
4 2 7
diberikan secara oral
Lakukan penyuntikan sesuai dengan SPO No 220.005, bila obat
5 - -
diberikan secara suntikan \
Ikuti pedoman jam pemberian obat sebagai berikut :
Pedoman waktu pemberian obat ( suntik, oral
a. Intruksi 1x1= Obat diberikan per 24
b. Intruksi 2x1= Obat diberikan per 12 jam
c. Intruksi 3x1= Obat diberikan per 8 jam
6 d. Intruksi 4x1= Obat diberikan per 6 jam 9 0
e. Intruksi 6x1= Obat diberikan per 4 jam
f. Untuk intruksi media program obat injeksi premedikasi sebelum
pembedahan, induksi persalinan, dan simptomatik yang bersifat
kalau perlu (k/p) maka waktu pemberiaan obat injeksi tersebut
tidak harus menggunakan panduan yang tertera diatas.
Berikan obat oral atau suntikan secepatnya setelah ada instruksi
7 medis tanpa panduan yang tertera diatas, bila pemberian obat harus - -
diberikan diberikan segera (cito)
Lakukan pemberian dengan selang waktu minimal 1 jam untuk obat
8 9 0
suntikan dan nebulizer
Lakukan evaluasi setelah pemberian obat (seperti nyeri berkurang,
9 9 0
apakah ada tanda-tanda alergi atau keluhan subyetif)
Laporkan dokter bila ada reaksi alergi atau tanda-tanda syok
10 9 0
anfilaksis
11 Bereskan alat-alat dan cuci tangan sesudah tindakan 9 0
12 Dokumentasikan petalaksanan pemberian obat 9 0
Jumlah 75 15
Presentase 83,3% 16,7%
Sumber : SOP Di Ruang Al-Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah Bantul

Analisa
Berdasarkan observasi yang kami lakukan, hasil dari
penatalaksanaan pemberian obat di ruang Al-Ikhlas yang dilakukan oleh perawat
sebesar 83,3% ( sangat baik ), hanya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
diantaranya :
 Lakukan cuci tangan sebelum tindakan
 Pastikan obat benar-benar sampai diminum pasien, bila obat
diberikan secara oral
140
141

D. Output

Hasil Penilaian Mutu Pelayanan mulai dari instrument A, B, dan C di

Ruang Al-Ikhlas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul periode 25 - 27

April 2016.

1. Rentang kendali

Berdasarkan observasi yang kami lakukan, rentang kendali di

Ruang Al-Ikhlas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul periode 25

April s/d 27 April 2016, dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 2.51
Hasil Penilaian Mutu Pelayanan (Instrumen A,B,C) di RuangAl-
Ikhlas Periode 25 - 27 April RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Tahun 2016
No Aspek Tercapai (%) Target yang harus di capai
1 Instrumen A 95% >70%
2 Instrumen B 89,1% >70%
3 Instrumen C 82,9% >70%
Total 89%
Sumber: Data Observasi Mahasiswa Ners STIkes MP 2016

Analisa

Berdasarkan tabel diatas hasil penilaian mutu pelayanan yang

meliputi: instrument Adengan presentase hasil sebesar 95%, yang

berarti asuhan keperawatan yang telah dilakukan di ruang Al-Ikhlas

telah memenuhi standar dan sudah dilakukan dengan sangat baik.

Instrumen B hasil presentasi 89,1% yang berarti timbal balik tenaga

perawat, pasien dan keluarga perawat terhadap mutu pelayanan sudah

sangat baik, Sedangkan instrumen C didapatkan hasil presentase

sebesar 82,9%, yang berarti semua tindakan keperawatan yang

dilakukan oleh perawat sudah termasuk sangat baik sesuai dengan


142

prosedur atau SOP yang ada di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Bantul. Jadi dapat disimpulkan bahwa mutu pelayanan yang ada di

ruang Al-Ikhlas sudah baik dan telah memenuhi target standar

pelayanan mutu rumah sakit.

2. Efisiensi Ruang Rawat (BOR, LOS, TOI, BTO)

a. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)

a. Kajian Teori

Menurut Depkes RI (2006), BOR adalah presentase pemakaian

tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan

gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah

sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85%.

b. Kajian Data

1) Kajian data selama 3 hari

Jumlah hari perawatan di rumah sakit pada tanggal 25 april =

16 pasien, tanggal 26 april = 21 pasien, dan 27 april = 18 pasien.

Dengan jumlah tempat tidur 21 tempat tidur.

2) Kajian data selama 3 bulan terakhir

jumlah hari perawatan di rumah sakit januari - maret 2016 =

1652
143

jumlah tempat tidur ruangan Al-Ikhlas = 21 TT

jumlah hari dalam 3 bulan = 91 hari

Analisa

Berdasarkan perhitungan BOR diatas diperoleh nilai BOR Ruang

Al-Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah Bantul selama 3 hari sebesar

87,3% dan selama 3 bulan terakhir sebesar 86,4%, yang berarti

nilai BOR ruang Al-Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah Bantul

sudah ideal.

3. ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien

dirawat)

a. Kajian Teori

Menurut Depkes RI (2006) ALOS adalah rata-rata lama

rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan

gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu

pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat

dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut.Secara

umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari.


144

b. Kajian Data

a. Kajian data selama 3 hari

Pada tanggal 25 april 2016 terdapat 5 orang pasien pulang.

An.D pulang dengan lama dirawat 6 hari, An.Na pulang dengan

lama hari perawatan 4 hari, An.Ni pulang dengan lama hari

dirawat 4 hari, An.P pulang dengan lama hari dirawat 4 hari, An.F

pulang dengan lama hari dirawat 5hari.

Jumlah lama dirawat 6+4+4+4+5= 23

Pada tanggal 26 april 2016 terdapat 8 orang pasien pulang An.N

pulang dengan lama dirawat 4 hari, An.A pulang dengan lama

dirawat 4 hari, An.G pulang dengan lama dirawat 3 hari, An.R

pulang dengan lama dirawat 5 hari, An. F pulang dengan lama

dirawat 4 hari, An. N pulang dengan lama dirawat 4 hari, An.N

pulang dengan lama dirawat 4 hari, An. A pulang dengan lama

dirawat 5 hari.

Jumlah lama dirawat 4+4+3+5+4+4+4+5 = 33

Pada tanggal 27 april 2016 terdapat 3 orang pasien pulang. An.A

pulang dengan lama dirawat 4 hari, An.H pulang dengan lama

dirawat 4 hari, An.R pulang dengan lama dirawat 3 hari.

Jumlah lama dirawat 4+4+3= 11


145

ii. Kajian data selama 3 bulan terkhir

Jumlah lama dirawat januari 2016 = 484 pasien Jumlah lama

dirawat februari 2016 = 509 pasien Jumlah lama dirawat Maret

2016 = 514 pasien. Pasien pulang hidup dan mati bulan Januari

2016 =163 pasien. Pasien pulang hidup dan mati bulan Februari

2016 = 187 pasien. Pasien pulang hidup dan mati bulan Maret 2016

= 189 pasien

Analisa

Berdasarkan perhitungan ALOS diruang Al-Ikhlas RSU PKU

Muhammadiyah Bantul selama 3 hari dan 3 bulan terakhir

didapatkan rata – rata lama rawat pasien adalah 4 hari. Hal ini

berarti rata-rata lama rawat seorang pasien cepat dan belum

mencakup indikator ideal yaitu 6-9 hari.

4. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)

a. Kajian Teori

Menurut Depkes RI (2006), TOI adalah rata-rata hari

dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi kesaat terisi

berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi

penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi

pada kisaran 1-3 hari.


146

b. Kajian Data

1) Kajian data selama 3 hari

Jumlah hari perawatan tanggal 25-27 april 2016 = 55 hari

Jumlah pasien keluar tanggal 25-27 april 2016 = 16 orang

Periode 25-27 april 2016 = 3 hari

Jumlah tempat tidur ruang Al-IKHLAS = 21 TT

2) Kajian data selama 3 bulan terakhir

Periode 25-27 april 2016 = 3 hari

Jumlah tempat tidur ruang Al-IKHLAS = 21 TT

Jumlah hari perawatan di rumah sakit januari-maret 2016 =

1652

Pasien pulang hidup dan mati dari Januari- Maret 2016 = 539

Analisa

Berdasarkan perhitungan TOI diruangan Al-Ikhlas RSU PKU

Muhammadiyah Bantul selama 3 hari dan 3 bulan terakhir

didapatkan rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati

dari telah diisi kesaat terisi berikutnya adalah 1 hari. Hal ini

berarti gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur di


147

ruang Al-Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah Bantul sudah

ideal. Berdasarkan observasi yang kami lakukan, Kajian Data

BOR, LOS, TOI di Ruang Al-Ikhlas periode 25 April s/d 27

April 2016 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.52
Efisiensi Ruang Rawat Inap di Ruang Al-IKHLAS Periode
25- 27 April 2016
No Indikator Hasil
1 BOR 87,3%
2 LOS 4 Hari
3 TOI 1 Hari
Sumber :Observasi Mahasiswa Profesi Ners

Tabel 2.53
Efisiensi Ruang Rawat Inap di Ruang Al-IKHLAS Periode
Januari - Maret 2016
No Indikator Hasil
1 BOR 86,4%
2 LOS 3 Hari
3 TOI 1Hari
Sumber :RekamMedik RSU PKU Muhammadiyah Bantul

Analisa

BOR (Bed Occupancy Rate) pemakaian tempat

tidurruang Al-Ikhlas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Bantul selama 3 hari adalah 87,3%, dan 3 bulan terakhir

periode Januari-Maret 2016 rata-rata BOR adalah 86,4%,

dimana untuk pemakaian tempat sesuai dengan standar Depkes

yaitu 60%- 85%.

LOSS (Average Length of Stay) lama rata-rata hari

perawatan pasien di ruangAl-Ikhlas sebesar 4 hari, dimana

lama rata-rata hari perawatan tidak sesuai dengan standar


148

Depkes yaitu 6-9 hari. Hal ini dimungkinkan kebanyakan

pasien diruang Al-Ikhlas yang kebanyakan lama perawatan

hanya 3-4 hari di ruangan untuk diobservasi dan kondisi

pasien yang cepat membaik.

TOI (Turn Over Interval) menunjukan waktu rata-rata

satu tempat tidur kosong di ruang Al-Ikhlas adalah 1 hari,

dimana hal ini sesuai dengan Depkes yaitu 1-3 hari. Hal ini

dapat terjadi karena tidak setiap hari ada pasien yang harus

menjalani operasi atau terapi lain, jadi secara

berkesinambungan dalam rentang tiga hari ada pasien pulang

dan ada pasien masuk sehingga rata-rata tempat tidur kosong 1

hari.

F. Identifikasi Masalah

1. Input

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada poin input tidak

ditemukan permasalahan dari man, money, material, machine, metodh.

2. Proses

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan ternyata pada tahap

proses ditemukan masalah:

Tabel 2.54
Identifikasi masalah
No MASALAH C A R L TOTAL RANK
Proses pelayanan kepeawatan (SP2KP)
1. Tugas kepala ruangan : 70% 3 3 2 3 54 7
2. Tugas kepala Tim/PJ : 85% 2 3 2 2 24 9
3 Tugas perawatan sosiatif : 87,5% 2 1 1 2 4 22
149

4. Meeting Morning : 0% 4 5 4 5 400 1


5. Pre Conference : 78,6% 2 3 3 2 36 8
6. Post Conference : 81,5% 2 1 3 1 6 21
7. Handover : 53,3 3 4 4 5 240 2
Keselamatan pasien (patient safety)
7. Identifikasi pasien : 92,5 % 3 3 3 3 81 6
8. Komunikasi efektif : 86% 3 2 2 2 24 10
9. Pemberian obat : 92,5% 3 1 2 2 12 12
10. Resiko salah lokasi, pasien, dan tindakan operasi : 100 % 3 1 2 1 6 20
11. Resiko jatuh: 61,4% 3 3 3 4 108 5
12. Resiko infeksi nosokomial: 83% 2 4 5 5 200 3
StandarAsuhanKepeawatan (Instrument A)
13. Penilaian asuhan keperawatan : 95 % 2 2 2 2 16 11
Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
14. PPI secara umum : 68,5% 3 3 4 5 180 4
Proses bimbingan PKK
Layanan bimbingan klinik terhadap mahasiswa praktek
15. 2 2 2 1 8 14
diruangan : 100%
Instrument B
16. Kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan : 90% 3 1 1 2 6 19
17. Kepuasan kerja karyawan : 86,5% 2 2 2 1 8 15
18. Kepuasan keluarga pasien : 91% 3 1 1 2 6 18
Standar operasional prosedur (SOP)
19. Praktek menyuntik yang aman : 96,7% 2 2 1 2 8 16
20. Pelepasan IVFD : 74% 1 2 1 1 2 24
21. Penyuntikan : 73,3% 2 3 1 1 6 17
22. Persiapan pemberian obat : 87,5% 3 2 2 1 12 13
23. Penatalaksanaan pemberian obat pasien rawat inap : 83,3% 1 1 2 2 4 23
150

3. Output

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada poin output tidak

ditemukan permasalahan.

PRIORITAS MASALAH

Berdasarkan hasil pengkajian data maka ditemukan 4 masalah

dengan 8 sub masalah, sehingga di lakukan penyusunan prioritas masalah

dilanjutkan dengan planning of action dan dapat dilihat pada table.

Prioritas masalah dilakukan dengan metode C.A.R.L (Capability,

Accesbility, Readness, Leverage) dengan menggunakan skor nilai 1-5. Kriteria

C.A.R.L tersebut mempunyai arti :

C : Ketersediaan sumber daya (Dana dan sarama/peralatan)

A : Kemudahan, masalah yang diatasi atau tidak diatasi. Kemudahan

dapat didasarkan pada ketersedian metode/ cara/ teknologi serta

penunjang pelaksanaan seperti peraturan atau juklk.

R : Kesiapan dari tenaga kesehatan maupun kesiapan sasaran seperti

keahlihan / kemampuan dan motivasi.

L : Seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam

pemecahan yang dibahas.


Nilai total merupakan hasil perkalian C x A x R x L, urutan

rangking atau prioritas adalah nilai tertinggi sampai dengan nilai terendah.
151

Tabel 2.55
Prioritas Masalah Berdasarkan CARL
di Ruang Al – Ikhlas RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Tahun 2016
No MASALAH C A R L TOTAL RANK
Morning Meeting : 0% 4 5 4 5 400 1
Handover 3 4 4 5 240 2
Resiko Infeksi Nosokomial : 83% 2 4 5 5 200 3
PPI secara umum : 68,5% 3 3 4 5 180 4
Resiko Jatuh : 61,4% 3 3 2 4 72 5
Identifikasi Pasien : 92,5% 3 3 3 3 81 6

Anda mungkin juga menyukai