Anda di halaman 1dari 19

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM

ALDEHID DAN KETON

OLEH:

NAMA : ANDI ISTI HUDAYANTI

STANBUK : 15020190235

KELAS : C7

KELOMPOK : 2 (DUA)

ASISTEN : PUTRI NURFAUZIAH

FAKULTAS FARMMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2020
ALDEHID DAN KETON

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aldehid dan keton merupakan dua dari sekian banyak kelompok senyawa
organik yang mengandung gugus karbonil. Gugus karbonil adalah gugus yang
sangat menentukan sifat kimia dari aldehid dan keton. Oleh karena itu tidaklah
mengherankan jika kebanyakan sifat-sifat dari senyawa-senyawa ini adalah
mirip satu sama lain. Alhedid dan Keton merupakan dua senyawa yang sangat
penting, dan terdapat dalam sistem mahluk hidup. Gula ribosa dan hormon
betina progesteron merupakan dua contoh aldehid dan keton yang penting
secara biologis banyak aldehid dan keton mempunyai bau khas yang
membedakannya. Umumnya aldehid berbau merangsang dan keton berbau
harum. Misalnya transs inamaldehid adalah komponen utama minyak kayu
manis dan enantimer-enantiomer karbon yang menimbulkan bau jintan dan
tumbuhan permen

Karbon tosteron danestron banyak dikenal sebagai hormon yang


menimbulkan cairan seksual. Aldehid mempunyai paling sedikit atom hidrogen
yang melekat pada gugus karbonil. Gugus lainnya dapat berupa gugus
hidrogen, Alkil atau Aril sedangkan Keton mengandung dua gugus alkil atau aril
yang terikat pada atom karbon karbonil. Dalam bidang farmasi pembahasan
tentang Aldehid dan Keton sangatlah penting untuk dipelajari hal ini
berhubungan dengan bagaimana nantinya senywa obat dapat bereaksi dengan
aldehid dan keton misalnya formaldehid sering dibuat dalam larutan yang
dinamakan formalin dimana larutan ini berguna sebagai desinfektan dan
pengawet

Aldehid dan Keton menyumbangkan manfaat yang cukup besar dalam


kehidupan dimana satu contohnya yaitu metanal yang merupakan contoh dari
senyawa aldehid. Metanal ini lebih dikenal dengan nama formaldehida.
Larutan formaldehida digunakan sebagai Antiseptik atau dikenal dengan
sebutan formalin. Sedangkan pada keton,yang paling banyak dikenal yaitu
aseton yang digunakan sebagai pelarut dan pembersih kaca. Oleh karena itu
dengan banyaknya manfaat kita harus mampu membedakan mana senyawa
keton dan senyawa aldehid agar tidak terjadi kekeliruan dalam
pemanfaatannya.
ANDI ISTI HUDAYANTI PUTRI NURFAUZIAH
15020190235 Page 2
ALDEHID DAN KETON

1.2 Maksud Pratikum

Adapun maksud dari pratikum aldehid dan keton adalah untuk membedakan
aldehid dan keton berdasarkan reaksi-reaksi kimia.

1.3 Tujuan Pratikum

Adapun tujuan dari pratikum pratikum aldehid dan keton adalah untuk
mengetahui kelarutan aldehid dan keton dalam air, mengetahui reaksi aldehid
dan keton dengan kmnO mengetahui reaksi aldehid den keton dengan AgNO
dan NH4OH (pereaksi tollens) dan mengetahui reaksi aldehid dan keton
dengan fehling A+felhing B.

BABA II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum

Aldehida dan keton mengandung gugus karbonil. C=O. Jika kedua gugus yang
menempel pada gugus karbonil adalah gugus-gugus karbon, maka senyawa itu
dinamakan keton. Jika salah satu dari kedua gugus tersebut adalah hidrogen,
senyawa tersebut termasuk golongan aldehida. Oksidasi parasial dari alkohol
menghasilkan aldehida (oksidasi lanjutannya menghasilkan asam karboksilat).
Oksidasi alkohol sekunder memberikan keton (Petrucci 1987;271)

Karbonil adalah suatu gugus polar, oleh kaena aldehid dan keton memiliki titik
didih yang lebih tinggi daripada hidrokarbon yang berat molekulnya setara.
Meskipun demikian, oleh karena aldehid dan keton tidak dapat membentuk
ikatan hidrogen yang kuat antara molekul-molekulnya sendiri maka mereka
mempunyai titik didih yang lebih rendah daripada alkohol yang berat
molekulnya setara Aldehiddan keton dapat membentuk gaya tarik menarik
elektrotatik yang relative kuat antara molekulnya. Bagian positif dari sebuah
molekul akan tertarik pada bagian negative dari yang lain(Respah, 1986:196).

Aldehid dapat teroksidasi oleh zat pengoksidasi yang sangat lembut, seperti
Ag+ atau Cu2+. Reagen tollens (suatu larutan basah (dari) ion kompleks pereak
ammonia) digunakan sebagai reagen uji untuk aldehida. Aldehida itu dioksidasi
ANDI ISTI HUDAYANTI PUTRI NURFAUZIAH
15020190235 Page 3
ALDEHID DAN KETON

menjadi anion karboksilat, ion Ag+ dalam reagen tolens direduksi menjadi
logam Ag. Uji positif ditambah dengan terbentuknya endapan cermin perak
pada dinding dalam tabung reaksi,(Fessenden, 1994:299)

Karbon yang terikat pada gugus karbonil dapat merupakn rantai alifatik (bukan
merupakan bagian dari cincin aromatik) atau aromatik (merupakan bagian dari
cincin aromatik) Aldehid dan keton sama-sama mengalami reaksi yang disebut
edisinukleofilik. Sifat-sifat fisik aldehide dan keton, karena aldehid dan keton
tidak mengandung hdrogen yang terikat oksigen,maka tidak dapat terjadi
ikatan hidrogen seperti pada alkohol. Sebaliknya aldehid dan keton adalah
polar dan dapat membentuk gaya tarik menarik elekstrostatik yang relatif kuat
antara molekulnya, bagian positif darisebuah molekul akan tertarik pada
bagian negatif dari yang lain (Diah, 2010;214)

Aldehida yang paling sederhana, formal dehida (H2C=O) mempunyai


kecenderungan untuk berpolimerisasi, yaitu setiap molekul bergabung satu
sama lain untuk membentuk senyawa dengan massa molar tinggi. Reaksi ini
melepaskan banyak kalor dan seringkali meledak, sehingga formal dehida
biasanya dibuat dan disimpan dalam larutan air (untuk mengurangi
konsentrasi). Cairan yang baunya agak tidak enak ini digunakan sebagai bahan
dasar dalam industri polimer dan dilaboratorium sebagai bahn pengawet untuk
contoh binatang yang menarik, Aldehida yang massa molarnya lebih tinggi
seperti aldehida sinamat mempunyai bau yang menyenangkan dan digunakan
dalam pembuatan farfu. Keton biasaya kurang reaktif dibandingkan aldehida.
Keton yang paling sederhana adalah aseton, suatu cairan berbau sedap yang
digunakan terutama sebagai pelarut untuk senyawa organik dan pembersih cat
kuku. (Chang, 2003 : 352)S

Adapun sifat Fisikanya yaitu:

a. Sifat fisika

1. Kebanyakan aldehida adalah cairan pada temperatur kamar. Keton yang


lebih kecil atau lebih rendah juga merupakan cairan (tidak berwarna) dan
memiliki bau manis. Keton yang lebih besar atau tinggi berupa padatan dengan
bau yang enak.

ANDI ISTI HUDAYANTI PUTRI NURFAUZIAH


15020190235 Page 4
ALDEHID DAN KETON

2. Aldehida dan keton mempunyai titik didih yang lebih tinggi dibandingkan
hidrokarbon dengan massa molekul yang sebanding. Mengapa? Ini disebabkan
karena aldehida dan keton memiliki gugus karbonil polar.

3. Anggota aldehida dan keton yanglebih renda atau kecil larut dalam air
karena dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air.

b. Sifat kimia

Aldehida lebih reaktif dibandingkan keton karena aldehida mempunyai


lebih banyak muatan positif pada karbon dari pada keton karena memiliki satu
gugus alkil. Gugus fungsi dalam senyawa ini adalah gugus karbonil. Pada
aldehida sedikitnya satu atom hidrogen terikat pada karbon gugus karbonil.
Pada keton atom karbon pada gugus karbonil terikat pada duagugus hidrokarbon
(Chang, 2005: 352).

2.2 Uraian Bahan

1. Aldehid (formaldehid) (Ditjen POM, 1979 : 259)

Nama resmi : FORMALDEHYDI SOLUTION

Nama lain : Formalin

Berat molekul : 30,031 g/mol

Rumus molekul : CH2O

Rumus struktur :C-H–O–H

Kelarutan : Larut dalam air

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau menusuk

Kegunaan : Sebagai sampel untuk aldehid

2. Amonium Hidroksida (NH4OH) (Ditjen POM, 1979 : 86)

Nama resmi : AMONIUM

Nama lain : Amonium Hidroksida

Berat molekul : 35,04 g/mol

ANDI ISTI HUDAYANTI PUTRI NURFAUZIAH


15020190235 Page 5
ALDEHID DAN KETON

Rumus molekul : NH4OH

Rumus Struktur :

[H-O]-

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas

Kelarutan : Mudah larut dalam air

Kegunaan : Sebagai zat tambahan

3. Etanol (Ditjen POM, 1979 : 96)

Nama resmi : ETHANOLUM

Nama lain : Etanol

Berat molekul : 46,07 gr/mol

Rumus molekul : C2H5OH

H H

I I

Rumus struktur : H-C-C-O-H

I I

H H

Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau khas


dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah
menguap walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada
suhu 780C .Mudah terbakar.

Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan


semua pelarut organic

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

ANDI ISTI HUDAYANTI PUTRI NURFAUZIAH


15020190235 Page 6
ALDEHID DAN KETON

Kegunaan : Sebagai pelarut

4. Keton (aseton) (Ditjen POM, 1979 : 655)

Nama resmi : ACETONIUM

Nama lain : Aseton

Berat molekul : 58,08 g/mol

Rumus molekul : CH3COCH3

Rumus struktur : CH3– C – CH3– O

Kelarutan : Larut dalam air

Pemerian : Cairan jernih, bau khas, mudah terbakar

Kegunaan : Sebagai sampel untuk keton

5. Pereaksi Benedict ( A(Na.Sitrat+Na2CO3)B(CuSO4.5H2O) )

a. Natrium Sitrat (FI Edisi V 2014: 926)

Nama resmi : NATRII CITRAS

Nama lain : Natrium Sitrat

Berat molekul : 258,07 gr/mol

Rumus struktur :

Rumus molekul : C6H5Na3O7

Kelarutan : Dalam bentuk hidrat mudah larut dan dalam air, sangat
mudah larut dalam air mendidih, tidak larut dalam etanol.

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk putih

Kegunaan : Zat pemberi cita rasa, pengawet makanan dan minuman.

b. Natrium Karbonat (FI edisi V 2014: 1729)


ANDI ISTI HUDAYANTI PUTRI NURFAUZIAH
15020190235 Page 7
ALDEHID DAN KETON

Nama resmi : NATRII CARBONAS

Nama lain : Natrium Karbonat

Berat molekul : 105,99 gr/mol

Rumus molekul : Na2CO3

Rumus struktur : O

II

NaO-C-NaO

Pemerian : serbuk hablur putih

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dan air mendidih

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai zat tambahan

c. Tembaga (II) Sulfat (Dirjen POM 1979)

Nama resmi : CUPRI SULFAS

Nama lain : Tembaga (II) Sulfat

Berat molekul : 249,69 g/mol

Rumus molekul : CuSO4.5H2O

Rumus struktur :

Pemerian : serbuk hablur atau keabuan bebas dan sedikit warna biru

Kelarutan : larut dalam air dan etanol (95%)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pereaksi

ANDI ISTI HUDAYANTI PUTRI NURFAUZIAH


15020190235 Page 8
ALDEHID DAN KETON

6. Perak Nitrat (AgNO3) 0,2 N (Ditjen POM, 1979 : 97)

Nama resmi : SILVER NITRATE

Nama lain : Perak nitrat

Berat molekul : 169,87 g/mol

Rumus molekul : AgNO3

Rumus struktur :

Pemerian : Hablur, tidak berwarna atau putih

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air

Kegunaan : Sebagai larutan baku

7. Pereaksi Fehling (Ditjen POM, 1979 : 692)

Fehling A : CuSO4

Fehling B : Kalium Natrium Tartrat dalam NaOH

Rumus struktur :

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pereaksi

8. 2,4 Dinitrofenilhidrazin (FI edisi V 2014: 1704)

Nama resmi : 2,4 DINITROFENILHIDRAZIN

Nama lain : 2,4 DNPH


ANDI ISTI HUDAYANTI PUTRI NURFAUZIAH
15020190235 Page 9
ALDEHID DAN KETON

Berat molekul : 198,14 g/mol

Rumus struktur :

Pemerian : Hablur merah jingga, jika dilihat di bawah mikroskop


terlihat sebagai bentuk jarum warna kuning jeruk.

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, sukar larut dalam etanol,
agak sukar larut dalam asam organik encer

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Zat tambahan, pereaksi

9. Pereaksi Schiff (Fuchsin.HCl + NaHSO3)

a. Fuchsin.HCl (Ditjen POM 1979)

Nama resmi : Fuchsin : 4-[(4-Aminofenil)-(4-imono-sikloheksa-2,5-


dienilidena)] metilanilina hidroklorida

Nama lain : Fuchsine.HCl

Berat molekul : 337,86g/mol

Rumus molekul : C20H20N3.HCl

Pemerian : Kristal hijau gelap, serbuk berupa padatan, tidak berbau.

Kelarutan : Larut dalam alkohol

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Disinfektan

b. Natrium Bisulfit (Ditjen POM 1979:709)

Nama resmi : NATRII BISULFIT

Nama lain : Natrium Bisulfit

Berat molekul : 104,99 g/mol

ANDI ISTI HUDAYANTI PUTRI NURFAUZIAH


15020190235 Page 10
ALDEHID DAN KETON

Rumus molekul : NaHSO3

Rumus struktur :

Pemerian : Hablur, putih kekuningan, bau belerang dioksida

Kelarutan : Mudah larut dalam air, tidak larut dalam etanol (95%)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sbagai zat tambahan

10. Asam Kromat (FI edisi V 2014)

Nama resmi : ASAM KROMAT

Nama lain : Asam Kromat

Berat molekul : 118,01 g/mol

Rumus molekul : H2CrO4

Rumus struktur :

Pemerian : Serbuk, berwarna merah kecoklatan, jingga atau kuning


tergantung konsentrasi

Kelarutan : Larut dalam air dan etanol (95%)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai Oksidator

2.3 Prosedur kerja (Anonim, 2020)

a. Uji 2,4-ditrofenilhidrazin

1. Siapkan 2 tabung reaksi


2. Tabung reaksi pertama diisi dengan 2mL formalin
ANDI ISTI HUDAYANTI PUTRI NURFAUZIAH
15020190235 Page 11
ALDEHID DAN KETON

3. Tabung reaksi kedua diisi dengan 2mL aseton


4. Masing-masing tabung reaksi tambahkan 2mL etanol 96% dan 2 mL
larutan 2,4-dinitrofenilhidrazin
5. Kocok kuat-kuat
6. Jika tidak terbentuk endapan, panaskan campuran dengan pembakar
spiritus
7. Amati perubahan yang terjadi
b. Uji Fehling

1. Siapkan 2 tabung reaksi


2. Tabung reaksi pertama diisi dengan 2mL formalin
3. Tabung reaksi kedua diisi dengan 2mL aseton
4. Masing-masing tabung tambahkan 1mL Fehling A dan 1mL Fehling B
5. Panaskan tabung reaksi didalam penangas air mendidih selama sekitar 5
menit
6. Amati perubahan yang terjadi
c. Uji Benedict

1. Siapkan 2 tabung reaksi


2. Masing-masing diisi dengan 2mL pereaksi Benedict
3. Tabung reaksi pertama diisi dengan 2mL formalin
4. Tabung reaksi kedua diisi dengan 2mL aseton
5. Kedua tabung reaksi dipanaskan
6. Amati perubahan yang terjadi
d. Uji Tollen’s

1. Siapkan 2 tabung reaksi


2. Masing-masing diisi dengan 1mL pereaksi AgNO3, tambahkan beberapa
tetes NH4OH hingga terbentuk endapan, tambahkan lagi NH4OH berlebih
hingga endapan larut
3. Tabung reaksi pertama tambahkan 2 tetes formalin, kocok dan amati
endapan yang terbentuk
4. Tabung reaksi kedua tambahkan 2 tetes aseton, kocok dan amati endapan
yang terbentuk
5. Panaskan kedua tabung reaksi dalam air mendidih, amati perubahan yang
terjadi
e. Uji Schiff

1. Siapkan 2 tabung reaksi


ANDI ISTI HUDAYANTI PUTRI NURFAUZIAH
15020190235 Page 12
ALDEHID DAN KETON

2. Masing-masing diisi dengan 3 tetes pereaksi Schiff


3. Tabung reaksi pertama diisi dengan 3 tetes formalin
4. Tabung reaksi kedua diisi dengan 3 tetes aseton
5. Amati perubahan yang terjadi
f. Uji Asam Kromat

1. Siapkan 2 tabung reaksi


2. Masing-masing tabung diisi dengan 1mL pereaksi Asam Kromat
3. Tabung reaksi pertama diisi dengan 1 tetes formalin
4. Tabung reaksi kedua diisi dengan 1 tetes aseton
5. Amati perubahan yang terjadi

BAB 3

METODE KERJA

3.1 Alat praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini, yaitu tabung reaksi,
rak tabung, gegep kayu, lampu spiritus, pipet skala, dan pipet tetes.

3.2 Bahan praktikum

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu aldehid


(formaldehid), keton (aseton), etanol 96%, pereaksi 2,4-dinitrofenilhidrazin,
pereaksi fehling A (CuSO4), pereaksi fehling B (NaOH dan Kalium Natrium
Tartrat), pereaksi benedict ( A(Na.Sitrat+Na2CO3)B(CuSO4.5H2O) ), pereaksi
tollen’s, NH4OH, AgNO3, pereaksi schiff, dan asam kromat.

3.3Cara kerja
1. Uji 2,4-dinitrofenilhidrazin)

Pada percobaan ini dilakukan untuk mengetahui reaksi antara


aldehid dan keton dengan 2,4 dinitrofenilhidrazin. Pertama- tama
disiapkan 2 buah tabung reaksi, lalu tabung reaksi pertama di isi dengan
2 ml formalin dan tabung reaksi kedua di isi dengan 2 ml aseton, lalu
masing-masing tabung reaksi ditambahkan 2 ml Etanol 96% dan 2 ml
ANDI ISTI HUDAYANTI PUTRI NURFAUZIAH
15020190235 Page 13
ALDEHID DAN KETON

larutan 2,4-dinitrofenilhidrazin, setelah itu dikocok kuat-kuat, jika tidak


terbentuk endapan, maka panaskan campuran dengan pembakar spiritus
lalu amati perubahan yang terjadi dan catat hasil pengamatan.

1. Uji Fehling

Pada percobaan ini dilakukan untuk mengetahui reaksi antara


Aldehid dan keton dengan pereaksi fehling. Pertama-tama, siapkan 2
tabung reaksi, kemudian tabung reaksi pertama diisi 2 ml formalin dan
tabung reaksi kedua diisi 2 ml aseton, lalu masing masing tabung
ditambahkan 1 ml fehling A (CuSO4) dan 1 ml fehling B (Larutan
NaOH dan Kalium tatrat). kemudian panaskan tabung reaksi di dalam
penangas air mendidih selama sekitar 5 menit dan amati perubahan yang
terjadi. Dan catat hasil pengamatan.

2. Uji Benedict

Pada percobaan ini dilakukan untuk mengetahui reaksi antara


Aldehid dan keton dengan pereaksi benedict. Pertama, siapkan 2 buah
tabung reaksi dan masing masing tabung di isi dengan 2 ml pereaksi
Benedict, tabung pertama, ditambahkan 2 ml formalin dan tabung kedua
ditambahkan 2 ml aseton, lalu kedua tabung reaksi dipanaskan
selanjutnya amati perubahan yang terjadi dan catat hasil pengamatan.

3. Uji Tollen’s

Pada percobaan ini dilakukan untuk mengetahui reaksi antara


Aldehid dan keton dengan pereaksi tollens. Pertama, siapkan 2 buah
tabung reaksi lalu masing-masing tabung diisi dengan 1 ml pereaksi
AgNO3, dan tambahkan beberapa tetes NH4OH hingga terbentuk
endapan, lalu ditambahkan lagi NH4OH berlebih hingga endapan larut
kemudian tabung reaksi pertama ditambahkan 2 tetes formalin, lalu
kocok dan amati endapan yang terbentuk sedangkan tabung reaksi kedua
ANDI ISTI HUDAYANTI PUTRI NURFAUZIAH
15020190235 Page 14
ALDEHID DAN KETON

ditambahkan dua tetes aseton, kocok dan amati endapan yang terbentuk,
lalu Panaskan kedua tabung reaksi dalam air mendidih dan amati
perubahan yang terjadi dan catat hasil pengamatan.

4. Uji Schiff

Pada percobaan ini dilakukan untuk mengetahui reaksi antara Aldehid


dan keton dengan pereaksi Schiff. Pertama, siapkan 2 buah tabung
reaksi lalu masing masing tabung di isi dengan 3 tetes pereaksi Schiff.
Tabung reaksi pertama ditambahkan dengan 3 tetes Formalin dan tabung
reaksi kedua tambahkan dengan 3 tetes Aseton lalu amati perubahan
yang terjadi dan catat hasil pengamatan.

5. Uji asam kromat

Pada percobaan ini dilakukan untuk mengetahui reaksi antara aldehid


dan keton dengan pereaksi asam kromat. Pertama, siapkan 2 buah
tabung reaksi dan masing masing tabung diisi dengan 1 ml pereaksi
asam kromat. Tabung reaksi pertama diisi dengan 1 tetes Formalin dan
Tabung reaksi kedua isi dengan 1 tetes Aseton selanjutnya Amati
perubahan yang terjadi dan catat hasil pengamatan.

BAB 4

ANDI ISTI HUDAYANTI PUTRI NURFAUZIAH


15020190235 Page 15
ALDEHID DAN KETON

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data dan hasil pengamatan

N UJI REAKSI SENYAWA WARNA HASIL


O SEBELUM REAKSI
1 2,4- Formalin Kuning - Endapan
dinitrofenilhidrazin merah
Aseton Kuning - Tidak ada
merah endapan
2 Fehling Formalin Biru Endapan
merah bata
Aseton Biru Tidak ada
endapan
3 Benedict Formalin Biru Endapan
merah bata
Aseton Biru Tidak ada
endapan
4 Tollens Formalin Bening Membentuk
cermin
perak
Aseton Bening Tidak
membentuk
cermin
perak
5 Schiff Formalin Bening Endapan
Aseton Bening Tidak ada
endapan
6 Asam kromat Formalin Orange Endapan
Aseton Orange Tidak ada
perubahan

ANDI ISTI HUDAYANTI PUTRI NURFAUZIAH


15020190235 Page 16
ALDEHID DAN KETON

4.2 Pembahasan

Aldehid dan keton mengandung gugus karbonil. C=O. Jika kedua gugus
menempel pada gugus karbonil adalah gugus-gugus karbon maka senyawa itu
dinamakan ketol aldehida yang paling sederhana, formal dehida(H2C=O
mempunyai kecenderungan untuk berpolimerisasi , yaitu setiap molekul
bergabung satu sama lain untuk membentuk senyawa dengan massa molar
tinggi maka dari itu pada praktikum kali ini dituntuk agar kiranya dapat
membedakan aldehid dan keton berdasarkan pereaksi pehling, pereaksi benedid,
pereaksi scihiff dengan demikian dapat diperoleh data sebagai berikut pada uji
reaksi 2,4 dinitrofenilhidrazin pada senyawa formalin berupa warna sebelumnya
kuning-merah menghasilkan endapan dan pada senyawa aseton warna
sebelumya kuning-merah tidak menghasilkan endapan. Pada percobaan uji
pehlin pada senyawa formalin menghasilkan warna sebelumnya yaitu biru dan
terbentuk endapan sedangkan pada senyawa aseton dapat menghasilkan warna
biru namun tidak terbentuk endapan. Pada percobaan uji benedik senyawa
formalin dengan warna sebelumnya menghasilkan endapan merah bata
sedangkan pada senyawa aseton dengan mempunyai warnah sebelumnya biru
tidak menghasilkan endapan pada percobaan reaksi tollens pada senyawa
formalin menghasilkan warna bening dan dapat membentuk cermin perak
sedangkan pada senyawa aseton menghasilkan warna yang sama namun tidak
dapat membentuk cermin perak pada percobaan uji reaksi schiff pada senyawa
pormalin menghasilkan warna bening dan dapat membentuk endapan sedangkan
pada senyawa aseton berupa warna yang sama namun tidak dapat membentuk
endapan pada uji reaksi kromat pada senyawa formalin menghasilkan warna
orange dan dapat membentuk endapan sedangkan pada senyawa aseton dapat
menghasilkan warna yang sama namun tidak membentuk endapan sehingga
reaktifitas aldehid dan keton bahwa aldehid lebih mudah teroksidasi
dikarenakan atom karbon dan gugus hidroksidanya mengikat atom hidrogen
maka dri itu aldehid lebih mudah teroksidasi dari pada keton.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan dapat disimpulkan sebagai berikut:

ANDI ISTI HUDAYANTI PUTRI NURFAUZIAH


15020190235 Page 17
ALDEHID DAN KETON

a. Formal Dehid, direaksikan dengan pereaksi denedid berubah warna dari


biru menjadi endapan merah bata. Dan pada aseton berubah warna biru
dan tidak terjadi endapan
b. Formal dehid direaksikan dengan pereaksi pehlin berubah warna dari biru
menjadi endapan merah bata. Dan pada seton berubah warna biru dan
tidak tejadi endapan
c. Formal dehid direaksikan dengan 2,4 – dinitrofenilhidrazin berubah
warna dari kuning- merah menjadi endapan sedangkan aseton berubah
warna dari kuning garis mendatan merah namun tidak terjadi endapan
d. Formal dehid direaksikan dengan peraksi tollens berubah warna dari
bening dan terbentuk cermin perak sedangkan aseton warna bening dan
tidak terbentuk cermin perak
e. Formal dehid direaksikan dengan pereaksi schiff berubah warnah dari
bening dan membentuk endapan ungu maenta sdangkan pada aseton
warna bening dan tidak terbentuk endapan
f. Formal dehid direaksikan dengan pereaksi asam kromat berubah warna
dari orange dan membentuk endapan warna hijau sedangkan pada aseton
tidak ada perubahan

5.2 Saran

Pada saat pratikum kiranya kita harus sangat berhati-hati dalam menggunakan
pereaksi sehingga praktikum berjalan dengan lancar dan tidak terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2019. Penuntun praktikum kimia organik. Makassar : Universitas


ANDI ISTI HUDAYANTI PUTRI NURFAUZIAH
15020190235 Page 18
ALDEHID DAN KETON

Muslim Indenesia

Cang, Raymond. 2005. Kimia dasar konsep-konsep inti edisi ketiga jilid I.

Jakarta : Erlangga

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta : Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta : Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

Fessenden, Ralpj.dkk. 1994. Kimia Organik edisi III Jilid II. Jakarta:

Erlangga

Diya, R.A.dkk underwood. 1998. Pengantar Kimia Organik jilid I. Jakarta :

Erlangga

Petrucci, Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarata : Erlangga

ANDI ISTI HUDAYANTI PUTRI NURFAUZIAH


15020190235 Page 19

Anda mungkin juga menyukai