FAKULTAS FARMASI
LAPORAN PRAKTIKUM
OLEH:
STANBUK : 15020190235
KELAS : C7
KELOMPOK : 2 (DUA)
FAKULTAS FARMMASI
MAKASSAR
2020
ALDEHID DAN KETON
BAB I PENDAHULUAN
Aldehid dan keton merupakan dua dari sekian banyak kelompok senyawa
organik yang mengandung gugus karbonil. Gugus karbonil adalah gugus yang
sangat menentukan sifat kimia dari aldehid dan keton. Oleh karena itu tidaklah
mengherankan jika kebanyakan sifat-sifat dari senyawa-senyawa ini adalah
mirip satu sama lain. Alhedid dan Keton merupakan dua senyawa yang sangat
penting, dan terdapat dalam sistem mahluk hidup. Gula ribosa dan hormon
betina progesteron merupakan dua contoh aldehid dan keton yang penting
secara biologis banyak aldehid dan keton mempunyai bau khas yang
membedakannya. Umumnya aldehid berbau merangsang dan keton berbau
harum. Misalnya transs inamaldehid adalah komponen utama minyak kayu
manis dan enantimer-enantiomer karbon yang menimbulkan bau jintan dan
tumbuhan permen
Adapun maksud dari pratikum aldehid dan keton adalah untuk membedakan
aldehid dan keton berdasarkan reaksi-reaksi kimia.
Adapun tujuan dari pratikum pratikum aldehid dan keton adalah untuk
mengetahui kelarutan aldehid dan keton dalam air, mengetahui reaksi aldehid
dan keton dengan kmnO mengetahui reaksi aldehid den keton dengan AgNO
dan NH4OH (pereaksi tollens) dan mengetahui reaksi aldehid dan keton
dengan fehling A+felhing B.
Aldehida dan keton mengandung gugus karbonil. C=O. Jika kedua gugus yang
menempel pada gugus karbonil adalah gugus-gugus karbon, maka senyawa itu
dinamakan keton. Jika salah satu dari kedua gugus tersebut adalah hidrogen,
senyawa tersebut termasuk golongan aldehida. Oksidasi parasial dari alkohol
menghasilkan aldehida (oksidasi lanjutannya menghasilkan asam karboksilat).
Oksidasi alkohol sekunder memberikan keton (Petrucci 1987;271)
Karbonil adalah suatu gugus polar, oleh kaena aldehid dan keton memiliki titik
didih yang lebih tinggi daripada hidrokarbon yang berat molekulnya setara.
Meskipun demikian, oleh karena aldehid dan keton tidak dapat membentuk
ikatan hidrogen yang kuat antara molekul-molekulnya sendiri maka mereka
mempunyai titik didih yang lebih rendah daripada alkohol yang berat
molekulnya setara Aldehiddan keton dapat membentuk gaya tarik menarik
elektrotatik yang relative kuat antara molekulnya. Bagian positif dari sebuah
molekul akan tertarik pada bagian negative dari yang lain(Respah, 1986:196).
Aldehid dapat teroksidasi oleh zat pengoksidasi yang sangat lembut, seperti
Ag+ atau Cu2+. Reagen tollens (suatu larutan basah (dari) ion kompleks pereak
ammonia) digunakan sebagai reagen uji untuk aldehida. Aldehida itu dioksidasi
ANDI ISTI HUDAYANTI PUTRI NURFAUZIAH
15020190235 Page 3
ALDEHID DAN KETON
menjadi anion karboksilat, ion Ag+ dalam reagen tolens direduksi menjadi
logam Ag. Uji positif ditambah dengan terbentuknya endapan cermin perak
pada dinding dalam tabung reaksi,(Fessenden, 1994:299)
Karbon yang terikat pada gugus karbonil dapat merupakn rantai alifatik (bukan
merupakan bagian dari cincin aromatik) atau aromatik (merupakan bagian dari
cincin aromatik) Aldehid dan keton sama-sama mengalami reaksi yang disebut
edisinukleofilik. Sifat-sifat fisik aldehide dan keton, karena aldehid dan keton
tidak mengandung hdrogen yang terikat oksigen,maka tidak dapat terjadi
ikatan hidrogen seperti pada alkohol. Sebaliknya aldehid dan keton adalah
polar dan dapat membentuk gaya tarik menarik elekstrostatik yang relatif kuat
antara molekulnya, bagian positif darisebuah molekul akan tertarik pada
bagian negatif dari yang lain (Diah, 2010;214)
a. Sifat fisika
2. Aldehida dan keton mempunyai titik didih yang lebih tinggi dibandingkan
hidrokarbon dengan massa molekul yang sebanding. Mengapa? Ini disebabkan
karena aldehida dan keton memiliki gugus karbonil polar.
3. Anggota aldehida dan keton yanglebih renda atau kecil larut dalam air
karena dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air.
b. Sifat kimia
Rumus Struktur :
[H-O]-
H H
I I
I I
H H
Rumus struktur :
Kelarutan : Dalam bentuk hidrat mudah larut dan dalam air, sangat
mudah larut dalam air mendidih, tidak larut dalam etanol.
Rumus struktur : O
II
NaO-C-NaO
Rumus struktur :
Pemerian : serbuk hablur atau keabuan bebas dan sedikit warna biru
Rumus struktur :
Fehling A : CuSO4
Rumus struktur :
Rumus struktur :
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, sukar larut dalam etanol,
agak sukar larut dalam asam organik encer
Kegunaan : Disinfektan
Rumus struktur :
Kelarutan : Mudah larut dalam air, tidak larut dalam etanol (95%)
Rumus struktur :
a. Uji 2,4-ditrofenilhidrazin
BAB 3
METODE KERJA
Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini, yaitu tabung reaksi,
rak tabung, gegep kayu, lampu spiritus, pipet skala, dan pipet tetes.
3.3Cara kerja
1. Uji 2,4-dinitrofenilhidrazin)
1. Uji Fehling
2. Uji Benedict
3. Uji Tollen’s
ditambahkan dua tetes aseton, kocok dan amati endapan yang terbentuk,
lalu Panaskan kedua tabung reaksi dalam air mendidih dan amati
perubahan yang terjadi dan catat hasil pengamatan.
4. Uji Schiff
BAB 4
4.2 Pembahasan
Aldehid dan keton mengandung gugus karbonil. C=O. Jika kedua gugus
menempel pada gugus karbonil adalah gugus-gugus karbon maka senyawa itu
dinamakan ketol aldehida yang paling sederhana, formal dehida(H2C=O
mempunyai kecenderungan untuk berpolimerisasi , yaitu setiap molekul
bergabung satu sama lain untuk membentuk senyawa dengan massa molar
tinggi maka dari itu pada praktikum kali ini dituntuk agar kiranya dapat
membedakan aldehid dan keton berdasarkan pereaksi pehling, pereaksi benedid,
pereaksi scihiff dengan demikian dapat diperoleh data sebagai berikut pada uji
reaksi 2,4 dinitrofenilhidrazin pada senyawa formalin berupa warna sebelumnya
kuning-merah menghasilkan endapan dan pada senyawa aseton warna
sebelumya kuning-merah tidak menghasilkan endapan. Pada percobaan uji
pehlin pada senyawa formalin menghasilkan warna sebelumnya yaitu biru dan
terbentuk endapan sedangkan pada senyawa aseton dapat menghasilkan warna
biru namun tidak terbentuk endapan. Pada percobaan uji benedik senyawa
formalin dengan warna sebelumnya menghasilkan endapan merah bata
sedangkan pada senyawa aseton dengan mempunyai warnah sebelumnya biru
tidak menghasilkan endapan pada percobaan reaksi tollens pada senyawa
formalin menghasilkan warna bening dan dapat membentuk cermin perak
sedangkan pada senyawa aseton menghasilkan warna yang sama namun tidak
dapat membentuk cermin perak pada percobaan uji reaksi schiff pada senyawa
pormalin menghasilkan warna bening dan dapat membentuk endapan sedangkan
pada senyawa aseton berupa warna yang sama namun tidak dapat membentuk
endapan pada uji reaksi kromat pada senyawa formalin menghasilkan warna
orange dan dapat membentuk endapan sedangkan pada senyawa aseton dapat
menghasilkan warna yang sama namun tidak membentuk endapan sehingga
reaktifitas aldehid dan keton bahwa aldehid lebih mudah teroksidasi
dikarenakan atom karbon dan gugus hidroksidanya mengikat atom hidrogen
maka dri itu aldehid lebih mudah teroksidasi dari pada keton.
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Pada saat pratikum kiranya kita harus sangat berhati-hati dalam menggunakan
pereaksi sehingga praktikum berjalan dengan lancar dan tidak terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan
DAFTAR PUSTAKA
Muslim Indenesia
Cang, Raymond. 2005. Kimia dasar konsep-konsep inti edisi ketiga jilid I.
Jakarta : Erlangga
Fessenden, Ralpj.dkk. 1994. Kimia Organik edisi III Jilid II. Jakarta:
Erlangga
Erlangga