Anda di halaman 1dari 2

Karina Fitri Darmawan - 110110170353

HUKUM PENGAWASAN

SEBERAPA AKURAT PENGAWASAN MASYARAKAT?

Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme menyebutkan bahwa peran serta
masyarakat dalam penyelenggaraan negara merupakan hak dan tanggung jawab masyarakat
untuk ikut mewujudkan Penyelenggara Negara yang bersih. Salah satu peran masyarakat
dalam penyelenggaraan Negara yaitu dengan pengawasan masyarakat terhadap tindakan serta
kebijakan pemerintah. Namun, yang menjadi permasalahan kali ini adalah apakah pengawasan
masyarakat sudah akurat?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, akurat adalah teliti; seksama; cermat; tepat benar.
Penulis berpendapat bahwa pengawasan yang dilakukan masyarakat tidak terlalu akurat karena
belum tentu masyarakat yang melakukan “pengawasan” tersebut mengerti akan apa yang dia
awasi. Contohnya, dalam aksi mahasiswa turun ke jalan mengenai RKUHP tahun lalu. Penulis
berpedapat bahwa tidak semua mahasiswa yang melakukan aksi tersebut memiliki
pengetahuan yang benar mengenai apa yang mereka demokan saat itu. Bisa saja hanya
karena ikut-ikut teman atau hanya ingin bolos kelas atau pula hanya mengikuti trend yang
sedang terjadi pada saat itu. Dampak dari aksi ribuan mahasiswa yang turun ke jalan di
berbagai daerah tersebut akan memberikan framing yang keliru kepada orang awam yang tidak
familiar dengan isu hukum.

Contoh selanjutnya yaitu aksi demo 212 terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja
Purnama atau kerap disebut Ahok atas kasus penistaan agama. Aksi tersebut digelar di depan
Gedung MPR/DPR dan diikuti oleh ribuan masyarakat. Aksi tersebut dianggap beberapa pihak
sebagai bentuk pengawasan terhadap seorang pejabat pemerintah yang diduga telah
melakukan penistaan terhadap agama Islam. Namun, menurut penulis aksi 212 tidak tepat
karena penulis berpendapat bahwa aksi tersebut sarat akan kepentingan beberapa pihak yang
melihat akan mendapatkan benefit dari adanya aksi tersebut. Penulis berpendapat bahwa aksi
tersebut malah berakhir tidak tepat sasaran karena apa yang dituntut dalam aksi tersebut
didasari pada subjektivitas semata. Dampak yang terjadi dengan adanya kasus tersebut adalah
isu sara semakin gencar digunakan pada saat pemilihan gubernur DKI Jakarta selanjutnya.
Dengan adanya aksi tersebut menurut penulis semakin menurunkan tingkat toleransi.

Selain itu, penulis memberikat contoh masih banyaknya praktik pungli (pungutan liar) yang
terjadi di masyarakat hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat tidak melakukan fungsi
pengawasannya dengan benar. Bahkan, masyarakat itu sendiri menjadi bagian dari praktik
Karina Fitri Darmawan - 110110170353
HUKUM PENGAWASAN

pungli seperti contohnya adalah membuat Surat Izin Mengemudi (SIM) tanpa mengikuti tes atau
di bawah umur.

Akurat adalah setiap informasi yang benar berdasarkan bukti-bukti fakta yang memadai, serta
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Berdasarkan pengertian terrsebut penulis
berpendapat bahwa sebagian besar pengawasan yang dilakukan masyarakat tidak akurat
karena masyarakat Indonesia cepat tersulut amarah tanpa terlebih dahulu mencari kebenaran
akan info yang didapatkan sehingga hal tersebut dapat menyebabkan ketidak-akuratan
pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat. Selain itu, dampak dari pengawasan masyarakat
juga tidak begitu besar terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah karena
masyarakat dianggap tidak memiliki power yang cukup kuat.

Anda mungkin juga menyukai