Anda di halaman 1dari 3

Companies in Indonesia in the Vortex of Global Economic Disruption

Oleh : Ahmad Zafrullah Tayibnapis


Sumber Website : https://scholar.google.com
Alamat DOI :

Pendahuluan
Setelah banyaknya usaha yang dilakukan Indonesia untuk meningkatkan peringkat
Indonesia dalam kemudahan berbisnis dari tahun 2015 hingga 2019 masih tertahan karena ekspor
dan impor. Bank dunia melaporkan bahwa kemudahan berbisnis di Indonesia masih stagnan di
peringkat 73 dan skor kemudahan Indonesia naik menjadi 69,6. Kenaikan kemudahan berbisnis
di Indonesia memiliki keuntungan seperti naiknya investasi dari dalam negeri dan luar negeri.
Kondisi ekonomi global dari tahun 2017 ketika hingga sekarang semakin lesu atau mengalami
resesi dikarenakan banyaknya konflik antar negara seperti perang dagang antara negara china
dan amerika serikat. Pergeseran siklus dan tatanan ekonomi global banyak mempengaruhi
kinerja perekonomian global, pergeseran tersebut ditandai oleh meningkatnya pertumbuhan
ekonomi negara maju dan menurunnya pertumbuhan ekonomi negara-negara emerging market
yang sebelumnya menjadi penopang utama ekonomi dunia.
Pergeseran global terkait beralihnya arus modal dunia juga mendorong ketidakpastian
pasar keuangan global. Pergeseran arus modal dunia terutama dipengaruhi oleh arah kebijakan
moneter bank sentral AS terkait rencana pengurangan stimulus moneter (tapering off) oleh the
fed.
Dari 2016 hingga 2018, perkembangan ekonomi dan bisnis telah mengalami
perkembangan pesat dengan persaingan bisnis yang semakin ketat. Semua perusahaan berusaha
menunjukkan keunggulan masing-masing, tetapi beberapa gagal. Secara teoritis, hanya
perusahaan besar dan kuat yang dapat bertahan di era global. Perusahaan sering dihadapkan
dengan kekuatan lingkungan kompetitif global yang berubah dengan cepat yang dapat
menambah ketidakpastian bisnis, termasuk kemajuan dalam teknologi digital, perubahan dalam
kondisi sosial-politik, dan munculnya pasar baru. Perusahaan berusaha untuk melakukan
penyesuaian dengan menciptakan perubahan, bereksperimen dengan modal bisnis baru,
mentransformasikan bisnis dan sumber daya manusia, dan menyesuaikan diri dengan revolusi
industri 4.0.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu untuk mempelajari kejadian dan
digunakan dalam penelitian. Tujuannya adalah untuk menganalisa suatu ketidakpastian ekonomi
global. Dengan menggunakan data primer dan data sekunder, para peneliti kembali mencoba
mengeksplorasi bagaimana para pelaku bisnis memahami gangguan ekonomi dan bagaimana
para pelaku bisnis menyelamatkan dan membentuk realitas mereka sendiri sehingga mereka bisa
terbiasa dengan gangguan ekonomi.

Hasil dan Diskusi


Dalam kurun waktu 2014 hingga 2017, ada peninngkatan populasi industry besar maupun
menengah yang berkembang pesat di Indonesia dari dari 25.094 entitas bisnis di 2014 menjadi
30.992 entitas bisnis di 2017, atau peningkatan 5.898 entitas bisnis. Sektor industri kecil juga
mengalami peningkatan, dari 3,52 juta entitas bisnis pada 2014 menjadi 4,49 juta entitas bisnis
pada 2017, atau meningkat 970 ribu entitas bisnis kecil selama 4 tahun. Di saat bersamaan,
investasi industry manufaktur juga mengalami peningkatan sebanyak 78,35%. Dengan adanya
peningkatan ini maka dari sector ekonomi seperti industry tersebut sangat ketergantungan kepada
teknologi.
Perkembangan teknologi merupakan hal positif bagi semua orang dan juga harus
dimanfaatkan sepenuh mungkin bagi yang memiliki usaha/bisnis. Bahkan tenaga kerja yang
dicari oleh perusahaan yaitu menggunakan analisis data dan kecerdasan bisnis, pemasaran umum
berbasis digital atau internet, dan pakar pemrograman perangkat lunak. Pemerintah telah
menyadari bahwa perkembangan revolusi industry 4.0 akan semakin mendominasi pemerintah
dan pemerintah tersebut harus juga memberikan edukasi teknologi bagi para tenaga kerja.
Tren digital menciptakan banyak peluang kerja, tetapi sebagian besar bersifat informal
dan tidak memiliki status hukum resmi. Jadi, teknologi digital yang bergerak cepat sebenarnya
menuntut perubahan keahlian, mempertimbangkan bahwa keterampilan yang saat ini dimiliki
oleh pekerja mungkin tidak diperlukan di masa depan, sehingga diperlukan kompetensi baru.
Revolusi industry 4.0 bisa sangat menguntungkan semua orang karena semua orang mempelajari
hal yang baru dari sebuah teknologi supaya usaha yang didapatkan bisa berkembang dan
bertahan di era teknologi sekarang.
Jika industry atau usaha ingin tetap ada maka seharusnya memiliki sesuatu kemampuan
dan keahlian yang sangat besar untuk berubah. Masalah dalam dunia industry yaitu sulitnya para
tenaga kerja mengikuti dari perkembangan teknologi, jika teknologi semakin maju maka para
tenaga kerja harus dituntut untuk mempelajari lebih dalam supaya tidak ketinggalan.
Kebanyakan tenaga kerja merasa cenderung nyaman dengan keadaan sekarang ini dan mereka
lebih mala untuk berubah, hal ini menyebabkan banyaknya industry yang di tutup di Indonesia.
Kesimpulan
Keunggulan dalam setiap usaha itu sangat dibutuhkan bagi setiap perusahaan dalam
usaha menghadapi rintangan yang sangat besar dan berkeinginan perusahaan tersebut masih
bertahan hingga sekarang. Para petinggi pemerintah maupun perusahaan harusnya berusaha
semaksimal mungkin untuk bisa menghadapi ekonomi ketidakpastian di dunia ini, termasuk
mampu membawa aura positif bagi semua karyawan dan juga tujuan perusahaan adalah kinerja
karyawan yang harus sangat ditingkatkan dan semuanya harus saling mendukung.

Daftar Pustaka
Latumaerissa, Julius R.2015.perekonomian Indonesia dan Dinamika Ekonomi Global.Mitra
Wacana Media.
Dumairy.1999.perekonomian Indonesia.eirlangga
Tayibnapis,Ahmad, Wuryaningsih, Lucia E, dan Gora,Radita. Companies in Indonesia in The
Vortex of Global Economic Disruption.978-94-6252-694-5

PEREKONOMIAN INDONESIA
KP B
Nama Kelompok :
Andre Santoso 130318031
Cecario Cakra Abidin 130318216
Anissa Nur Salsabila Mardiono 130318249

FAKULTAS ISNIS DAN EKONOMIKA


UNIVERSITAS SURABAYA
Semester Gasal 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai