Anda di halaman 1dari 18

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PPKn

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF


LEARNING TIPE JIGSAW TENTANG MEMAHAMI SISTEM
PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA PADA SISWA
KELAS VI SDN GUNUNG SODONG 01

SISKA AMELIA 857297264

siskaamel1705@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dilaksanakan


secara kolaboratif antara peneliti, observer, dan subjek yang diteliti. Tujuan utama
dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik
pada materi sistem pemerintahan republik Indonesia melalui model Pembelajaran
Kooperatif Learning Tipe Jigsaw. Subjek peneliti adalah peserta didik kelas VI Sekolah
Dasar Negeri Gunung Sodong 01 yang terdiri dari 20 orang peserta didik perempuan
dan 13 orang peserta didik laki-laki.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai ketuntasan hasil belajar pada siklus I
yaitu sebesar 79% dengan nilai rata-rata 77. Sedangkan siklus II memperoleh nilai
ketuntasan hasil belajar siswa yaitu 94% dengan nilai rata-rata 87 dari siklus I ke siklus
II terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 15%.
Hasil penelitian bersimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif
learning tipe jigsaw Pada Materi sistem pemerintahan republik indonesia dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI di Sekolah Dasar Negeri Gunung Sodong 01
Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor. Selain itu model pembelajaran ini dapat
meningkatkan percaya diri, kerjasama dan keberanian siswa dalam proses
pembelajaran.

Kata Kunci : Kooperatif Learning Tipe Jigsaw, Keaktifan dan Hasil Belajar.
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
1. Identiikasi Masalah
Peneliti mengindentifikasi beberapa masalah yang timbul dalam penelitian
sebagai berikut :
a.  Siswa kurang memahami konsep pengambilan keputusan bersama.
b.  Siswa kurang aktif dalam berdiskusi
c.  Siswa kurang terampil dalam berkomunikasi dengan teman sebaya.
d.  Hasil belajar siswa rendah
2. Analisis Masalah
a.   Guru tidak menggunakan alat peraga.
b.   Bahwa semua siswa yang terlibat dalam pembelajaran saat melakukan
diskusi hanya beberapa siswa yang aktif, sedangkan yang lain hanya
mendengarkan.
c.   Kurangnya contoh dan latihan.
d.  Kurangnya bimbingan guru secara menyeluruh.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
a.   Guru perlu menerapkan model pembelajaran kooperatif learing tipe
jigsaw untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran PPKn
tentang Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia.
b.   Guru perlu memberikan contoh nyata melalui model pembelajaran
kooperatif learning tipe jigsaw tentang Sistem Pemerintahan Negara
Republik Indonesia dengan diskusi kelompok.
c.   Guru perlu memberikan latihan dan bimbingan secara menyeluruh
pada pembelajaran PPKn tentang Sistem Pemerintahan Negara
Republik Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Setelah menemukan faktor penyebab siswa belum memahami materi
pengambilan keputusan bersama pada pelajaran PPKn, peneliti berusaha
merumuskan permasalahan. Rumusan masalah tersebut seperti berikut.
1. Bagaimanakah keaktifan siswa dalam pembelajaran PPKn tentang
Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia?
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam pembelajaran PPKn tentang
Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia?
3. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif learning tipe
jigsaw untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar PPKn tentang
tentang Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia?

C.  Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :
Meningkatkan meningkatkan keaktifan dan hasil belajar PPKn tentang tentang
Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia dengan menggunakan alat
peraga berupa gambar dan benda – benda di sekitar.
1. Untuk mengetahui informasi keaktifan siswa dalam pembelajaran
PPKn tentang Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia.
2. Untuk mengkaji hasil belajar siswa dalam pembelajaran PPKn tentang
Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia
3. Untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif
learning tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
PPKn tentang tentang Sistem Pemerintahan Negara Republik
Indonesia pada siswa kelas VI SDN Gunung Sodong 01.

D.   Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1.  Bagi Peneliti:
a.   Memperbaiki pembelajaran yang sudah dikelolanya.
b.   Memupuk rasa percaya diri karena telah berhasil melakukan
analisis terhadap hasil kinerjanya sehingga dapat menemukan
kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran yang sudah
dilaksanakan, kemudian mengembangkan alternatif untuk
mengatasi kelemahannya.
c.   Dapat berkembang secara profesional.
2.  Bagi siswa
a.   Dapat memperbaiki hasil belajar.
b.   Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran.
3.  Bagi sekolah
a.   Dapat digunakan untuk mengembangkan sekolah kearah yang lebih
baik.
b.   Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah.
4.  Bagi peneliti
a.   Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dan kajian untuk dapat
memberikan kritik atau saran terhadap penelitian yang sudah
dilakukan.
b. Dapat menambah wawasan dan pengalaman pembelajaran di SD
untuk mendesain pembelajaran bermakna khususnya dalam
menerapkan model pembelajaran kooperatif learning tipe jigsaw.

II. Kajian Pustaka


A. Keaktifan Belajar
1. Pengertian Keaktifan Belajar
Keaktifan yang diamaksud pada penelitian ini adalah keaktifan belajar
siswa. Belajar tidaklah cukup hanya dengan duduk dan mendengarkan atau
melihat sesuatu. Belajar memerlukan keterlibatan fikiran dan tindakan siswa
sendiri. Keaktifan belajar terdiri dari kata “Aktif” dan kata “Belajar”. Keaktifan
berasal dari kata aktif yang mendapat imbuhan ke-an menjadi keaktifan yang
berarti kegiatan, kesibukan. Keaktifan belajar berarti suatu usaha atau kegiatan
yang dilakukan dengan giat belajar. Sedangkan menurut Hamalik keaktifan
belajar adalah suatu keadaaan atau hal dimana sisawa dapat aktif.

B.   Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia, dengan belajar
manusia memperoleh keterampilan, kemampuan sehingga terbentuklah sikap dan
bertambahlah ilmu pengetahuan. Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata
yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di
sekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap semester. Untuk
mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang telah dicapai oleh
seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk menentukan
kemajuan yang dicapai maka harus ada kriteria (patokan) yang mengacu pada
tujuan yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh
strategi belajar mengajar terhadap keberhasilan belajar siswa.

C. Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Jigsaw


Pembelajaran Kooperatif dapat diartikan belajar bersamasama, saling
membantu antara satu dengan yang lain dalam belajar dan memastikan bahwa
setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan
sebelumnya. Keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan
aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.
Pembelajaran cooperative merupakan serangkaian strategi yang khusus dirancang
untuk member dorongan keada peserta didik agar bekerja sama selama
berlangsungnya proses pembelajaran.
Dalam penelitian ini telah ditetapkan yaitu menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw yang akan di implementasikan di kelas.
1. Jigsaw
Teknik mengajar jigsaw dikembangkan pertama kalinya untuk
menghadapi isu yang disebabkan perbedaan sekolah-sekolah di Amerika Serikat
antara tahun 1964 dan 1974 oleh Elliot Aronson sebagai model cooperative
learning. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran. Dalam pembelajaran tipe jigsaw setiap siswa
mempelajarisesuatu yang dikombinasi dengan materi yang telah dipelajari oleh
siswa lain.
Anita Lie (2004:69) menyatakan bahwa:
“Teknik mengajar jigsaw dikembangkan oleh Aronson et al. sebagai metode
cooperative learning .Dalam teknik ini guru memperhatikan skemata atau latar
belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar
bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama
siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk
mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan komunikasi.”

Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggungjawab siswa terhadap


pembelajarannya sendiri dan orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi
yang diberikan, tetapi juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi
tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, siswa saling
tergantungsatu dengan yang lain dan harus bekerja sama untuk mempelajari
materi yang ditugaskan.
Agus Suprijono (2009:89) menyatakan bahwa jigsaw merupakan
pembelajaran kooperatif dimana guru membagi kelas dalam kelompok-kelompok
lebih kecil. Jumlah kelompok tergantung pada konsep yang terdapat pada topik
yang dipelajari. Jika satu kelasada 40 siswa, maka setiap kelompok beranggotakan
10 orang. Keempat kelompok itu disebut kemompok asal, setelah kelompok asal
terbentuk guru membagikan materi tekstual kepada tiap-tiap kelompok.
Berikutnya membentuk kelompok ahli,berikan kesempatan untuk berdiskusi
setelah itu kembali pada kelompok asal dan menjelaskan hasil diskusi kepada
kelompok masing-masing. Sejalan dengan itu, Yuzar (2010:78) dalam
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, siswa belajar dengan kelompok kecil yang
terdiri 4 sampai 6 orang, heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang
positif dan bertanggung jawab secara mandiri.

III. Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


A.   Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian serta Pihak yang Membantu
1. Subjek Penelitian
Subyek penelitian siswa kelas VI SDN Gunung Sodong 01 yang berjumlah
33 siswa terdiri dari 13 laki – laki dan 20 perempuan. Dari 33 siswa peserta
didik  pada awal pembelajaran  hanya 10 siswa 30 % yang telah mencapai KKM
75. Sedangkan 23 siswa yang lain  70 % belum mencapai nilai 75. Sebagian
siswanya dari masyarakat sekitar sekolah yang memiliki tingkat ekonomi
menengah sampai ke bawah. Kesadaran akan pendidikan anak kurang. Hal ini
terlihat dari banyak siswa yang tidak mengerjakan tugas PR yang diberikan oleh
guru. Selain itu jumlah anak yang melanjutkan ke SLTP dan SLTA juga masih
sedikit.

2. Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan perbaikan pembelajaran di SD Negeri Gunung
Sodong 01, Kecamatan Leuwiliang,  Kabupaten Bogor. 

3. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dua tahap :
a.  Pra siklus pada hari Kamis, 08 Agustus 2019
b.  Siklus I pada hari Kamis, 15 Agustus 2019
c.  Siklus II pada hari Kamis, 22 Agustus 2019

4. Pihak yang Membantu


Pihak yang membantu dalam penyusunan dan pelaksanaan perbaikan
pembelajaran ini adalah :
a. Supervisor 1 : Dr.H.Saefulloh,M.Pd
b. Supervisor 2 : Siti Rohmah,S.Pd.SD
c. Kepala Sekolah : Empong Karyati,S.Pd.SD.MM
SDN Gunung Sodong 01
d. Penilai 1 : Hajid,A.Ma.Pd
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Permasalahan Perencanaan Perencanaan


Perbaikan - I Perbaikan - I
Siklus - I Refleksi - I Pengamatan/Pe
ngumpulan
Data
Permasalahan Perencanaan Perencanaan
baru, Hasil Perbaikan - II Perbaikan - II
Refleksi
Siklus - II Refleksi - I Pengamatan/Pe
ngumpulan
Data
Bila permasalahan Dilanjutkan ke siklus
belum terselesaikan Berikutnya

D. Teknik Analisis Data


Dalam kegiatan pengumpulan data ini, penulis dibantu supervisor 2.
Pengamatan ini dilakukan pada saat berlangsungnya pelaksanaan perbaikan
pembelajaran di SD Negeri Gunung Sodong 01. Adapun data – data yang
diperoleh adalah sebagai berikut.
1.    Hasil Data Kualitatif
Dalam kegiatan pengumpulan data secara kualitatif, pengamat
menggunakan lembar observasi guru. Pengamat memberikan tanda cek (√ )
pada kolom kemunculan sesuai indikator tersebut.
Pengamatan yang dilakukan oleh pengamat ( observer ) adalah tentang
keefektifan model kooperati learning tipe jigsaw dalam meningkatkan keaktifan
dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PPKn khususnya tentang materi
pokok Sistem Pemerintahan Republik Indonesia. Untuk mendapatkan data yang
lebih tepat, maka fokus pengamatan ditekankan pada :
a.   Kegiatan guru dalam menerapkan metode kooperatif learning tipe jigsaw
b.   Aktifitas anak dalam pelaksanaan pembelajaran
c.   Keaktifan siswa dalam pelaksanaan model kooperatif learning tipe jigsaw
d.   Indikator yang diamati pada lembar observasi guru terlampir.
2.    Hasil Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil nilai tes formatif. Dari hasil tersebut
dapat untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran. Dari hasil nilai tes
formatif tersebut dapat diketahui tingkat keberhasilan penggunaan model
kooperatif learning tipe jigsaw dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
siswa.

IV. Hasil dan Pembahasan


A. Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Peneliti merencanakan pelaksanaan perbaikan pembelajaran untuk mata
pelajaran PPKn di SDN Gunung Sodong 01 sebagai berikut :

Tabel 1.
Jadwal Perbaikan Pelajaran

Mata
No Hari/Tanggal Pelaksanaan Kelas Siklus
Pelajaran

1 Kamis, 08 Agustus 2019 PPKn VI Prasiklus

2 Kamis , 15 Agustus 2019 PPKn VI Siklus I

3 Kamis, 22 Agustus 2019 PPKn VI Siklus II

Penelitian dilakukan dalam proses pembelajaran PPKn di kelas VI, dengan


Kompetensi Dasar “Memahami Sistem Pemerintahan Republik Indonesia.
Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti dibantu oleh Supervisor 2
(pembimbing) , kepala sekolah dan teman sejawat, untuk mengamati proses
perbaikan pembelajaran yang dilakukan. Setelah selesai proses perbaikan
pembelajaran, peneliti berdiskusi dengan pembimbing, yaitu Supervisor 2, kepala
sekolah dan teman sejawat. Saat melakukan diskusi, peneliti menemukan hal - hal
yang merupakan kekurangan - kekurangan yang ada pada proses perbaikan
pembelajaran. Langkah selanjutnya peneliti melaksanakan refleksi atas
pembelajaran yang dilakukan guna menentukan langkah - langkah dan perbaikan -
perbaikan pembelajaran selanjutnya.
Hasil refleksi menunjukkan adanya kekurangan atau kelemahan pada proses
pembelajaran sebelumnya, yang mana kelemahan dan kekurangan ini
membutuhkan suatu perbaikan. Kelemahan dan kekurangan itu antara lain :
1. Guru tidak menggunakan alat peraga.
2. Bahwa semua siswa yang terlibat dalam pembelajaran saat melakukan
diskusi hanya beberapa siswa yang aktif, sedangkan yang lain hanya
mendengarkan.
3  Kurangnya contoh dan latihan.
4. Kurangnya bimbingan guru secara menyeluruh.
Dengan adanya kelemahan dan kekurangan tersebut, peneliti melaksanakan
perbaikan pembelajaran sebanyak 2 (dua) siklus.Adapun hal yang menjadi fokus
perbaikan pada mata pelajaran PPKn antara lain :
1. Menentukan alat peraga yang mampu mengaktifkan peserta didik dalam
proses pembelajaran.
2. Meningkatkan hasil belajar peserta didik.
3. Meningkatkan keaktifan peserta didik.
Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen - instrumen
penelitian sebagai berikut :
1. Lembar Nilai hasil evaluasi
2. Lembar Kerja Peserta didik

B. Pembahasan Setiap Siklus


1. Pembahasan Prasiklus
Pembelajaran pra siklus mata pelajaran PPKn kelas VI semester I di SD
Negeri Gunung Sodong 01, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, tahun
pelajaran 2019/2020 dengan materi pokok Sistem Pemerintahan Republik
Indonesia dilaksanakan pada hari Kamis, 08 Agustus 2019 hasilnya belum
memuaskan.  Rekapitulasi nilai hasil prasiklus dari jumlah 33 peserta didik
terdapat 10 peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan atau sebesar 33 %,
sedangkan peserta didik yang belum tuntas sebanyak 23 peserta didik atau sebesar
76 %. Nilai rata-rata yang diperoleh pada tes awal ini adalah 67. Hal ini
menunjukan bahwa ketuntasan hasil belajar secara klasikal belum mencapai
indikator keberhasilan penelitian minimal yaitu 75% dengan KKM sebesar 75.

2.   Pembahasan Siklus I


Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 15
Agustus  2019 dengan objek siswa kelas VI semester I SD Negeri Gunung
Sodong 01, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Dengan dibantu  oleh
teman sejawat yang bertindak sebagai observer, peneliti melaksanakan sesuai
rencana. Skenario pembelajaran berlangsung dengan baik. Peneliti melaksanakan
sesuai rencana. Pada akhir pembelajaran peneliti mengadakan evaluasi hasil
belajar untuk mengetahui tingkat keberhasilan. Hasil keaktifan dan perbaikan
pembelajaran siklus I sebagai berikut ini :
a. Hasil keaktifan menunjukkan bahwa rata-rata semua kelompok memiliki
tingkat percaya diri 71,75% atau kategori baik, kerjasama semua kelompok
78,00% atau kategoribaik, keberanian semua kelompok 76,00% atau
kategori baik. Secara keseluruhan, tingkat perilaku aktivitas peserta didik
pada saat mengikuti pembelajaran di kelas yaitu 75,24% termasuk kategori
baik
b. Hasil Belajar menjelaskan bahwa dari 33 peserta didik ada 26 peserta didik
atau 79% yang sudah mencapai ketuntasan dalam belajar atau mencapai
nilai KKM sebesar 75. Sedangkan peserta didik yang memperoleh nilai di
bawah KKM ada 10 peserta didik atau 21%.
Hasil evaluasi siklus I diperoleh setelah pelaksanaan pembelajaran siklus I
selesai. Dalam pembelajaran siklus I melalui langkah – langkah berikut.

a.   Perencanaan
1) Menyusun rencana pembelajaran dengan tujuan perbaikan siklus I.
2) Memilih metode siklus I.
3) Mempersiapkan LKS yang akan digunakan dalam perbaikan
pembelajaran.
4) Membuat dan merancang lembar observasi aktivitas guru beserta
indikatornya.
b.   Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 15
Agustus 2019 dikelas VI. Kegiatan belajar mengajar sesuai dengan apa yang
tertulis dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
c.   Pengamatan
Pada tahap ini pengamat mencatat apa yang telah terjadi pada pembelajaran
perbaikan siklus I dengan menggunakan lembar observasi. Dalam proses ini
diperoleh data bahwa :
1) Penjelasan materi sangat cepat sehingga kurang dipahami siswa
2) Kurang memberikan kesempatan pada anak untuk bertanya
3) Perhatian guru pada siswa masih kurang.
d.   Refleksi
Hasil dari observasi / pengamatan dikumpulkan dan dianalisis. Dari hasil
observasi guru mengadakan refleksi untuk mengetahui kekurangan, hambatan dan
kendala yang terjadi pada proses pembelajaran.
Dengan dasar hasil tes formatif yang menunjukkan menunjukkan peningkatan
pada pembelajaran sebelumnya, namun untuk mencapai ketuntasan 75% belum
tercapai. Maka penulis mengadakan perbaikan pembelajaran tahap berikutnya
yang menjadi fokus perbaikan adalah  sebagai berrikut.
1)  Memberikan materi yang jelas dan lengkap sehingga mudah dipahami
siswa.
2)  Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya.
3)  Menggunakan model pembelajaran yang tepat.

Keberhasilan dan kegagalan pada siklus I antara lain:


1)   Keberhasilan
a)   Hasil evaluasi belajar siswa meningkat.
b)   Sebagian besar siswa sudah memahami materi.
c)   Siswa sudah berani maju mengerjakan soal.
d)   Siswa sudah berani untuk mengajukan pertanyaan.
2)   Kegagalan
a)   Masih ada 10 siswa yang belum mencapai tingkat ketuntasan.
b)   Kurang memberikan kesempatan pada anak untuk bertanya.
c)   Penggunaan alat peraga kurang maksimal.
d)   Masih ada beberapa siswa yang pada saat pelajaran berlangsung masih
belum bisa terlibat aktif.

3. Pembahasan Siklus II
Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 22
Agustus 2019 dengan objek siswa kelas VI semester I SD Negeri semester I SD
Negeri Gunung Sodong 01, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Dengan
dibantu oleh teman sejawat yang bertindak sebagai observer, peneliti
melaksanakan sesuai rencana.
Skenario pembelajaran berlangsung dengan baik. Peneliti melaksanakan
sesuai rencana. Pada akhir pembelajaran peneliti mengadakan evaluasi hasil
belajar untuk mengetahui tingkat keberhasilan. Hasil perbaikan keaktifan dan
hasil belaja siklus II sebagai berikut :
a. Hasil keaktiafan siswa menunjukkan bahwa rata-rata semua kelompok
memiliki tingkat percayadiri 80,29% atau kategori sangat baik, kerjasama
semua kelompok 81,71% atau kategori sangat baik, keberanian semua
kelompok 81,71% atau kategori sangat baik. Secara keseluruhan, tingkat
perilaku aktivitas peserta didik pada saat mengikuti pembelajaran di kelas
yaitu 81,24% termasuk kategori sangat baik.
b. Hasil belajar siswa menjelaskan bahwa dari 33 peserta didik ada 31 peserta
didik atau 94% yang sudah mencapai ketuntasan dalam belajar atau mencapai
nilai KKM sebesar 75. Sedangkan peserta didik yang memperoleh nilai di
bawah KKM ada 2 peserta didik atau 6 %.
Berikut ini adalah langkah – langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran
siklus II :
a.    Perencanaan
Menyusun rencana pembelajaran, menentukan alat peraga, menentukan
metode pembelajaran, merencanakan fokus perbaikan pembelajaran, menyusun
lembar observasi, menyusun lembar evaluasi.
b.   Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan hari Kamis, tanggal 22
Agustus 2019, bertempat di SD Negeri Gunung Sodong 01 Kecamatan
Leuwiliang Kabupaten Bogor.
c.    Pengamatan
       Hasil pengamatan dari observer selama proses pembelajaran siklus II adalah
siswa pada waktu menerima pelajaran memperhatikan penjelasan yang diberikan
oleh guru dengan baik. Berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, sudah ada
keinginan untuk mencari penelesaian soal dari guru. Mau bertanya jika ada
kesulitan, dan mulai berani untuk mengerjakan didepan walaupun belum bisa.
Sedang pengamatan yang diperoleh observer kepada guru yang mengajar adalah
guru sudah mempersiapkan rencana pembelajaran dengan baik, metode yang
digunakan sudah tepat, pemberian motivasi sudah cukup tapi masih ada beberapa
kekurangan tidak menanyakan kepada siswa tentang kesulitan apa yang diperoleh
dari materi yang diajarkan.
d.   Refleksi
       Setelah melakukan beberapa perbaikan yaitu perbaikan pembelajaran pra
siklus, siklus I dan siklus II. Peneliti menyadari betul kekurangan – kekurangan
pada proses pembelajaran mata pelajaran PPKn dengan materi Negara Kesatuan
Republik Indonesia  pada siklus II. Walaupun peneliti sudah mempersiapkan
proses pembelajaran sebaik mungkin, tetapi tetap masih ada kekurangannya
diantaranya guru kurang memberi pertanyaan kepada siswa. Dari hasil refleksi
yang dilakukan tersebut teman sejawat selaku observator juga menemukan
beberapa kekurangan yaitu guru tidak memberi bimbingan kepada siswa yang
belum jelas atau memahami materi pelajaran.
Keberhasilan dan kegagalan pada siklus II antara lain:
1)   Keberhasilan
a)   Hasil evaluasi belajar siswa meningkat.
b)   Sebagian besar siswa sudah memahami materi.
c)   Siswa sudah berani maju mengerjakan soal.
d)   Siswa sudah berani untuk mengajukan pertanyaan.
2)   Kegagalan
a)    Masih ada 2 orang siswa yang belum mencapai tingkat ketuntasan.
b)    Pengelolaan kelas masih kurang.
c)     Masih ada beberapa siswa yang pada saat pelajaran berlangsung masih
belum bisa terlibat aktif.

4. Rekapitulasi Hasil Penelitian Siklus I dan II


Rekapitulasi hasil penelitian dapat dilihat semua aspek yang diteliti
mengalami peningkatan. Pada perubahan aktivitas peserta didik pada siklus I
mencapai nilai 74% dengan interpretasibaik, dan setelah dilakukan perbaikan pada
siklus II maka nilai perubahan aktivitas peserta didik meningkat menjadi 81%
dengan interpretasi sangat baik.
Aspek penelitian lainnya yang juga mengalami peningkatan yaitu hasil belajar
peserta didik. Pada siklus I ketuntasan hasil belajar peserta didik kelas VI Sekolah
Dasar Negeri Gunung Sodong 01 Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor secara
klasikal hanya mencapai 69%, kemudian mengalami peningkatan pada siklus II
menjadi 94%, Sedangkan nilai rata-rata pada tes awal sebesar 67, pada siklus I
sebesar 77 dan siklus II sebesar 87 Penelitian selesai dilaksanakan pada siklus II
karena penelitian sudah berhasil.
V. Simpulan dan Saran Tindak Lanjut
A.  Simpulan
Peneliti merencanakan pelaksanaan perbaikan pembelajaran untuk mata
pelajaran PPKn di SDN Gunung Sodong 01 sebagai berikut :
1. Pra siklus pada hari Kamis, 08 Agustus 2019
2. Siklus I pada hari Kamis, 15 Agustus 2019
3. Siklus II pada hari Kamis, 22 Agustus 2019
Setelah peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui pembelajaran
siklus I dan siklus II dengan materi Sistem Pemerintahan Republik Indonesia
kelas VI semester I di SD Negeri Gunung Sodong 01, Kecamatan Leuwiliang,
Kabupaten Bogor,maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa upaya
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dengan melalui pendekatan model
cooperative learning tipe jigsaw dengan mengefektifkan alat peraga bagan dan
struktur lembaga – lembaga negara telah mampu meningkatkan hasil belajar
siswa.
Peningkatan ini terjadi pada siklus I maupun siklus II dengan bukti adanya
peningkatan pada :
1.  Perubahan aktivitas keaktifan peserta didik pada siklus I mencapai nilai 74%
dengan interpretasi baik, dan setelah dilakukan perbaikan pada siklus II maka
nilai perubahan aktivitas peserta didik meningkat menjadi 81% dengan
interpretasi sangat baik.
2.  Pada siklus I ketuntasan hasil belajar peserta didik kelas VI Sekolah Dasar
Negeri Gunung Sodong 01 Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor secara
klasikal hanya mencapai 69%, kemudian mengalami peningkatan pada siklus
II menjadi 94%, Sedangkan nilai rata-rata pada tes awal sebesar 68, pada
siklus I sebesar 77 dan siklus II sebesar 87 hasil belajar siswa.

B.  Saran
Berdasarkan pengalaman perbaikan pembelajaran melalui pembelajaran siklus
I dan siklus II dengan materi Sistem Pemerintahan Republik Indonesia kelas VI
semester I di SD Negeri Gunung Sodong 01, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten
Bogor. peneliti kemukakan saran dan tindak lanjut sebagai berikut.
1.   Guru sebaiknya mengusahakan media pembelajaran benda – benda
konkret yang berada disekitar siswa dapat menghilangkan verbalisme dan
menyenangkan.
2.   Guru harus memberi motivasi dan bimbimngan pada siswa yang
mengalami kesulitan.
3.   Guru hendaknya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
4.   Diera kompetisi siswa perlu dilatih untuk berani mengemukakan  pendapat
oleh karena itu latihan membimbing kawan – kawannya dalam melakukan
bermain peran merupakan ajang latihan yang cukup kreatif.
5.   Siswa perlu dilatih untuk bergaul dan bekerjasama yang harmonis dalam
kelompoknya denagn kegiatan yang positif. Oleh karena itu bekerja dalam
kelompok untuk menyelesaikan tugas tertentu merupakan cara yang efektif
untuk melatih sifat social pada siswa.
6.   Laporan ini dapat dijadikan bahan kajian untuk meningkatkan
pengetahuannya melalui forum KKG dll.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar.  2005.  Media Pembelajaran.  Jakarta : PT Raja Grafindo Persada


Aqib, Zainal.  2010.  Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran.  Surabaya :
Penerbit Insan Cendekia
Djaali.  2008.  Pengukuran dalm Bidang Pendidikan.  Jakarta : PT Grasindo
Dimyati,dan  Mudjiono.  2006.  Belajar dan Pembelajaran.  Jakarta : PT Rineka
Cipta
Hamalik, Oemar.  2004.  Proses Belajar Mengajar. Jakarta :  Bumi Aksara
Kerlinger, Fred N.  2006.  Asas-Asas Penelitian Behavioral.  Yogyakarta : 
Gadjah Mada University Press.
Kustandi, C dan Bambang S.  2011.  Media Pembelajaran Manual dan Digital. 
Bogor :  Penerbit Ghalia Indonesia.
Purwanto, M Ngalim.  1997.  Psikologi Pendidikan.  Bandung :  PT Remaja
Rosdakarya
Sadiman, Arief S. (dkk).  2010.  Media Pendidikan : Pengertian Pengembangan
dan Pemanfaatannya.  Jakarta : Rajawali Pers.
Sudjana, Nana.  2009.  Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.  Bandung :  PT
Remaja Rosdakarya
Slamento.  2010.  Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.  Jakarta : 
Rineka Cipta
Syah, Muhibbin.  2010.  Psikologi Pendidikan : dengan Pendekatan Baru. 
Bandung :  PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai