Anda di halaman 1dari 41

Algazali Adi Negoro

200110190256

LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

KETIDAKPASTIAN DALAM PENGUKURAN


(P – 1)
Nama : Algazali Adi Negoro
NPM : 200110190256
Partner : Abdul, Robi, Tsania
NPM : 197, 255, 259
Fakultas / Departemen : Peternakan
Kelas / Kelompok : F/3
Tanggal : 9 Maret 2020
Hari / Jam : Senin/10.30-13.00
Nama Asisten : Dessy Ramadhani

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PUSAT PELAYANAN BASIC SCIENCE
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
Algazali Adi Negoro
200110190256

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Algazali Adi Negoro


NPM : 200110190256
PARTNER : Abdul, Robi, Tsania
NPM : 197, 255, 259
DEPARTEMEN/FAKULTAS : Ilmu Peternakan/Peternakan
JADWAL PRAKTIKUM : …………………………………..

KOLOM NILAI

Speaken Lap. Pendahuluan Praktikum Lap. Akhir

Jatinangor, ………………………
Asisten

___________________________
NPM
Algazali Adi Negoro
200110190256

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengukuran adalah suatu kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran
lain yang ditetapkan sebagai satuan. Teknik pengukuran terbagi menjadi dua Teknik, yaitu
pengukuran dengan cara langsung dan pengukuran secara tidak langsung. Jenis-jenis alat
ukur terdiri darialat ukur panjang, alat ukur massa dan alat ukur waktu.
Dalam bidang peternakan pengukuran adalah hal yang lazim dan sering dilakukan.
Pengukuran sering kali digunakan untuk menentukan massa dari hewan ternak, untuk
menghitung panjang lebar ataupun luas dari kendang hewan ternak. Maka dari itu
mempelajari pengukuran sangatlah berguna dan bermanfaat dalam bidang peternakan.

1.2 Tujuan Percobaan


2.1 Praktikan dapat menggunakan alat-alat dasar
2.2 Praktikan dapat menentukan hasil pengukuran dari alat ukur dasar
2.3 Menentukan ketidakpastian dalam pengukuran
2.4 Menuliskan hasil pengukuran secara benar
Algazali Adi Negoro
200110190256

BAB 2
METODE PENELITIAN

2.1 Alat dan Fungsi


2.1.1 Jangka sorong
Fungsi : a. Mengukur diameter bola atau silinder
b. Mengukur diameter dalam tabung
2.1.2 Mikrometer sekrup
Fungsi : a. Mengukur diameter kawat
b. Mengukur ketebalan bidang tipis seperi kertas
2.1.3 Mistar
Fungsi : Mengukur panjang, lebar, tinggi
2.1.4 Neraca ohauss
Fungsi : Mengukur atau menimbang massa benda
2.1.5 Balok besi
Fungsi : Sebagai benda atau alat media yang diukur
2.1.6 Plat besi
Fungsi : Sebagai benda atau alat media yang diukur
2.1.7 Kalkulator
Fungsi : sebagai alat bantu hitung

2.2 Prosedur Percobaan


1. Ukurlah panjang, lebar dan tinggi dari balok masing-masing 5 kali
menggunakan jangka sorong dan mistar!
2. Ukurlah panjang, lebar dan tebal dan diameter lubang dari pelat masing-
masing 5 kali menggunakan Mikrometer Sekrup dan mistar!
3. Timbanglah massa balok dan pelat masing-masing 3 kali.
Algazali Adi Negoro
200110190256

BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 . Data percobaan
Tabel 1. Dimensi balok dan dimensi pelat menggunakan mistar
Dimensi balok (cm) Dimensi pelat (cm)
No.
P L T P L Tb D
1 3,9 2 1 4,5 1,7 0,3 0,7
2 3,9 1,9 0,9 4,5 1,8 0,3 0,7
3 3,9 2 0,9 4,4 1,8 0,3 0,8

x 3,9 1,97 0,93 4,47 1,77 0,3 0,73

Tabel 2. Dimensi balok dan dimensi pelat menggunakan jangka sorong


Dimensi balok (cm) Dimensi pelat (cm)
No.
P L T P L Tb D
1 3,95 2,05 0,97 4,62 1,89 0,3 0,6
2 3,99 2,06 0,99 4,61 1,88 0,31 0,66
3 3,99 2,05 1 4,61 1,89 0,31 0,61

x 3,977 2,053 0,987 4,613 1,887 0,307 0,623

Tabel 3. Dimensi balok dan dimensi pelat menggunakan mikrometer sekrup


Dimensi balok (cm) Dimensi pelat (cm)
No.
P L T P L Tb D
1 - 2,055 1,046 - 1,854 0,341 -
2 - 2,15 1,035 - 1,857 0,338 -
3 - 2,013 1,032 - 1,905 0,331 -

x - 2,0727 1,0377 - 1,872 0,3367 -


Algazali Adi Negoro
200110190256

Tabel 4. Massa balok dan massa pelat menggunakan neraca ohauss


Massa (gram)
No.
Balok Pelat
1 69,9 6,46
2 69,88 6,47
3 69,85 6,49

m 69,877 6,473

3.2 Pengolahan data


3.2.1 Penulisan hasil pengukuran
𝑋 ± ∆𝑋
a. Mistar
• Dimensi balok
Panjang balok menggunakan mistar
1) 3,9 ± 0,05 cm
2) 3,9 ± 0,05 cm
3) 3,9 ± 0,05 cm
Lebar balok menggunakan mistar
1) 2 ± 0,05 cm
2) 1,9 ± 0,05 cm
3) 2 ± 0,05 cm
Tinggi balok menggunakan mistar
1) 1 ± 0,05 cm
2) 0,9 ± 0,05 cm
Algazali Adi Negoro
200110190256

3) 0,9 ± 0,05 cm
• Dimensi plat

Panjang plat menggunakan mistar


1) 4,5 ± 0,05 cm
2) 4,5 ± 0,05 cm
3) 4,4 ± 0,05 cm
Lebar plat menggunakan mistar
1) 1,7 ± 0,05 cm
2) 1,8 ± 0,05 cm
3) 1,8 ± 0,05 cm
Tebal plat menggunakan mistar
1) 0,3 ± 0,05 cm
2) 0,3 ± 0,05 cm
3) 0,3 ± 0,05 cm
Diameter plat menggunakan mistar
1) 0,7 ± 0,05 cm
2) 0,7 ± 0,05 cm
3) 0,8 ± 0,05 cm
b. Jangka sorong
• Dimensi balok

Panjang balok menggunakan jangka sorong


1) 3,95 ± 0,005 cm
2) 3,99 ± 0,005 cm
3) 3,99 ± 0,005 cm
Lebar balok menggunakan jangka sorong
1) 2,05 ± 0,005 cm
Algazali Adi Negoro
200110190256

2) 2,06 ± 0,005 cm
3) 2,05 ± 0,005 cm
Tinggi balok menggunakan jangka sorong
1) 0,97 ± 0,005 cm
2) 0,99 ± 0,005 cm
3) 1 ± 0,005 cm
• Dimensi Plat

Panjang plat menggunakan jangka sorong


1) 4,62 ± 0,005 cm
2) 4,61 ± 0,005 cm
3) 4,61 ± 0,005 cm
Lebar plat menggunakan jangka sorong
1) 1,89 ± 0,005 cm
2) 1,88± 0,005 cm
3) 1,89 ± 0,005 cm
Tebal plat menggunakan jangka sorong
1) 0,3 ± 0,005 cm
2) 0,31 ± 0,005 cm
3) 0,31 ± 0,005 cm
Diameter plat menggunakan jangka sorong
1) 0,6 ± 0,005 cm
2) 0,66 ± 0,005 cm
3) 0,61 ± 0,005 cm
C. Mikrometer sekrup
• Dimensi balok

Lebar balok menggunakan micrometer sekrup


Algazali Adi Negoro
200110190256

1) 2,055 ± 0,5 x 10-3 cm


2) 2,15 ± 0,5 x 10-3 cm
3) 2,013 ± 0,5 x 10-3 cm
Tinggi balok menggunakan micrometer sekrup
1) 1,046 ± 0,5 x 10-3 cm
2) 1,035 ± 0,5 x 10-3 cm
3) 1,032 ± 0,5 x 10-3 cm
• Dimensi plat

Lebar plat menggunakan micrometer sekrup


1) 1,854 ± 0,5 x 10-3 cm
2) 1,857 ± 0,5 x 10-3 cm
3) 1,905 ± 0,5 x 10-3 cm
Tinggi plat menggunakan micrometer sekrup
1) 0,341 ± 0,5 x 10-3 cm
2) 0,338 ± 0,5 x 10-3 cm
3) 0,331 ± 0,5 x 10-3 cm
D. Neraca ohauss
• Dimensi balok

Massa balok menggunakan neraca ohauss


1) 69,9 ± 0,05 gram
2) 69,88 ± 0,05 gram
3) 69,85 ± 0,05 gram
• Dimensi plat

Massa plat menggunakan neraca ohauss


1) 6,46 ± 0,05 gram
2) 6,47 ± 0,05 gram
Algazali Adi Negoro
200110190256

3) 6,49 ± 0,05 gram


3.2.2 Menghitung nilai pengukuran rata-rata
∑𝑋
𝑋̅ = 𝑁

∑(𝑋 −𝑋)̅ 2
∆𝑋̅ = √ 𝑁 (𝑁−1)

∴ 𝑋̅ ± ∆𝑋̅
a. Mistar
• Dimensi balok
Panjang balok menggunakan mistar
𝑋̅ = 3,9

(3,9−3,9)2 +(3,9−3,9)2 +(3,9−3,9)2


∆𝑋̅ = √
3 (3−1)

0
=√ =0
6

Lebar balok menggunakan mistar


𝑋̅ = 1,97

(1,97−2)2 +(1,97−1,9)2 +(1,97−2)2


∆𝑋̅ = √
3 (3−1)

(−0,03)2 +(0,07)2 +(−0,03)2


=√
6

0,0009+0,0049+0,0009
=√
6

= 0,03

Tinggi balok menggunakan mistar


Algazali Adi Negoro
200110190256

𝑋̅ = 0,93

(0,93−1)2 +(0,93−0,9)2 +(0,93−0,9)2


∆𝑋̅ = √
3 (3−1)

(−0,07)2 +(0,03)2 +(0,03)2


=√
6

= 0,03
• Dimensi plat

Panjang plat menggunakan mistar


𝑋̅ = 4,47

(4,47−4,5)2 +(4,47−4,5)2 +(4,47−4,4)2


∆𝑋̅ = √
3 (3−1)

(−0,03)2 +(−0,03)2 +(0,07)2


=√
6

0,0009+0,0009+0,0049
=√
6

= 0,3

Lebar plat menggunakan mistar


𝑋̅ = 1,77

(1,77−1,7)2 +(1,77−1,8)2 +(1,77−1,8)2


∆𝑋̅ = √
3 (3−1)

(0,07)2 +(−0,03)2 +(−0,03)2


=√
6
Algazali Adi Negoro
200110190256

= 0,03
Tebal plat menggunakan mistar
𝑋̅ = 0,3

(0,3−0,3)2 +(0,3−0,3)2 +(0,3−0,3)2


∆𝑋̅ = √
3 (3−1)

0
= √6 =0
Diameter plat menggunakan mistar
𝑋̅ = 0,73

(0,73−0,7)2 +(0,73−0,7)2 +(0,73−0,8)2


∆𝑋̅ = √
3 (3−1)

(0,03)2 +(0,03)2 +(−0,07)2


=√
6

= 0,03
b. Jangka sorong
• Dimensi balok

Panjang balok menggunakan jangka sorong


𝑋̅ = 3,977

(3,977−3,95)2 +(3,977−3,99)2 +(3,977−3,99)2


∆𝑋̅ = √
3 (3−1)

(0,027)2 +(−0,022)2 +(−0,022)2


=√
6

0,0007+0,0005+0,0005
=√
6
Algazali Adi Negoro
200110190256

= 0,02
Lebar balok menggunakan jangka sorong
𝑋̅ = 2,053

(2,053−2,05)2 +(2,053−2,06)2 +(2,053−2,05)2


∆𝑋̅ = √
3 (3−1)

(0,003)2 +(−0,007)2 +(−0,003)2


=√
6

= 0,008
Tinggi balok menggunakan jangka sorong
𝑋̅ = 0,987

(0,987−0,97)2 +(0,987−0,99)2 +(0,987−1)2


∆𝑋̅ = √
3 (3−1)

(0,017)2 +(−0,003)2 +(−0,013)2


=√
6

= 0,02
• Dimensi Plat

Panjang plat menggunakan jangka sorong


𝑋̅ = 4,613

(4,613−4,62)2 +(4,613−4,61)2 +(4,613−4,61)2


∆𝑋̅ = √
3 (3−1)

(−0,007)2 +(0,003)2 +(0,003)2


=√
6

= 0,008
Lebar plat menggunakan jangka sorong
Algazali Adi Negoro
200110190256

𝑋̅ = 1,887

(1,887−1,89)2 +(1,887−1,88)2 +(1,887−1,89)2


∆𝑋̅ = √
3 (3−1)

(−0,003)2 +(0,007)2 +(−0,003)2


=√
6

= 0,008
Tebal plat menggunakan jangka sorong
𝑋̅ = 0,307

(0,307−0,3)2 +(0,307−0,31)2 +(0,307−0,31)2


∆𝑋̅ = √
3 (3−1)

(0,007)2 +(−0,003)2 +(−0,003)2


=√
6

= 0,08
Diameter plat menggunakan jangka sorong
𝑋̅ = 0,623

(0,623−0,6)2 +(0,623−0,66)2 +(0,623−0,61)2


∆𝑋̅ = √
3 (3−1)

(0,023)2 +(−0,037)2 +(0,013)2


=√
6

= 0,04
C. Mikrometer sekrup
• Dimensi balok

Lebar balok menggunakan micrometer sekrup


𝑋̅ = 2,0727
Algazali Adi Negoro
200110190256

(2,0727−2,055)2 +(2,0727−2,15)2 +(2,0727−2,013)2


∆𝑋̅ = √
3 (3−1)

(0,0177)2 +(−0,0773)2 +(0,0597)2


=√
6

= 0,0165

Tinggi balok menggunakan micrometer sekrup


𝑋̅ = 1,038

(1,038−1,046)²+(1,038−1,035)²+(1,038−1,032)²
∆𝑋̅ = √
3 (3−1)

(−0,008)²+(0,003)²+(0,006)²
=√
3 (2)

= 0,00174
• Dimensi plat

Lebar plat menggunakan micrometer sekrup


𝑋̅ = 1,872

(1,872−1,854)²+(1,872−1,857)²+(1,872−1,905)²
∆𝑋̅ = √
3 (3−1)

(0,018)2 +(0,015)2 +(−0,033)²


=√
3 (2)

= 0,00674

Tebal plat menggunakan micrometer sekrup


𝑋̅ = 0,336
Algazali Adi Negoro
200110190256

(0,336−0,341)²+(0,336−0,338)²+(0,336−0,331)²
∆𝑋̅ = √
3 (3−1)

(−0,005)2 +(−0,002)²+(0,005)²
=√
3 (2)

= 0,00122
D. Neraca ohauss
• Dimensi balok

Massa balok menggunakan neraca ohauss


𝑋̅ = 69,87

(69,87−69,90) 2 +(69,87−69,88)2 +(69,87−69,85)2


∆𝑋̅ = √
3 (3−1)

(−0,03)2 +(−0,01)2 +(0,02)2


=√
3 (2)

= 0,0062
• Dimensi plat

Massa plat menggunakan neraca ohauss


𝑋̅ = 6,47

(6,47−6,46)2 +(6,47−6,47)2 +(6,47−6,49)2


∆𝑋̅ = √
3 (3−1)

(0,01)2 +(0)2 +(−0,02)²


=√
3 (2)

= 0,0037
Algazali Adi Negoro
200110190256

3.2.3 Perhitungan volume


• Volume Balok
𝑉𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = 𝑝̅ ∙ 𝑙 ̅ ∙ 𝑡̅
2 2 2
∆𝑝 ∆𝑙 ∆𝑡
∆𝑉𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = [√| | + | | + | | ] ∙ 𝑉𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘
𝑝̅ 𝑙 𝑡̅

∴ 𝑉𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 ± ∆𝑉𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘

❖ Volume balok menggunakan data perhitungan mistar


𝑉𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = 3,90 ∙ 1,97 ∙ 0,93 = 7,14

0 2 0,0136 2 0,0136 2
∆𝑉𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = [√| | +| | +| | ] ∙ 7,14
3,90 1,97 0,93

∆𝑉𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = [√|0|2 + |0,0069|2 + |0,0146|2 ] ∙ 7,14


∆𝑉𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = [√0 + 0,00004 + 0,00021] ∙ 7,14
∆𝑉𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = [√0,00025] ∙ 7,14
∆𝑉𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = [0,0158] ∙ 7,14 = 0,112

❖ Volume balok menggunakan data perhitungan jangka sorong


𝑉𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = 3,98 ∙ 2,05 ∙ 0,99 = 8,07

0,0055 2 0,17 2 0,0052 2


∆𝑉𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = [√| | +| | +| | ] ∙ 7,14
3,98 2,05 0,99

∆𝑉𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = [√|0,0013|2 + |0,0829|2 + |0,0052|2 ] ∙ 7,14


∆𝑉𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = [√0,000001 + 0,006872 + 0,000027 ] ∙ 7,14
∆𝑉𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = [√0,0069 ] ∙ 7,14
∆𝑉𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = [0,083] ∙ 7,14 = 0,592

• Volume pelat
𝑉𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = [(𝑝̅ ∙ 𝑙 ̅ ∙ 𝑇𝑏
̅̅̅̅) − (𝜋 ∙ 𝑟̅ 2 ∙ 𝑇𝑏
̅̅̅̅)]
Algazali Adi Negoro
200110190256

2 2
∆𝑝
2
∆𝑙 ∆𝑇𝑏 ∆𝑟̅ ̅̅̅̅ 2
∆𝑇𝑏
∆𝑉𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = √(| | + | | + | | ) − (2 | | + | | ) ∙ 𝑉𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡
𝑝̅ 𝑙̅ ̅̅̅̅
𝑇𝑏 𝑟̅ 𝑇̅𝑏
[ ]
∴ 𝑉𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 ± ∆𝑉𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡

❖ Volume pelat menggunakan data perhitungan mistar


𝑉𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = [(4,47 ∙ 1,77 ∙ 0,3) − (3,14 ∙ 0,73 ∙ 0,3)]
𝑉𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = [(2,37) − (0,68)] = 1,69

0,0136 2 0,0136 2 0 2 0,0136 0 2


∆𝑉𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = [√(| | +| | + | | ) − (2 | | + | | )] ∙ 1,69
4,47 1,77 0,3 ̅̅̅̅̅̅̅
0,365 0,3

∆𝑉𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = [√(|0,003|2 + |0,007|2 + |0|2 ) − (2|0,037| + |0|2 )] ∙ 1,69

∆𝑉𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = [√(0,000009 + 0,000049 + 0) − (0,074 + 0)] ∙ 1,69

∆𝑉𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = [√0,00005 − (0,074)] ∙ 1,69

∆𝑉𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = [−√0,073] ∙ 1,69 = −0,27.1,69 = −0,45

❖ Volume pelat menggunakan data perhitungan jangka sorong


𝑉𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = [(4,61 ∙ 1,89 ∙ 0,30) − (3,14 ∙ 0,62 ∙ 0,3)]
𝑉𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = [(2,61) − (0,58)] = 2,03

0,06 2 0,06 2 0,0023 2 0,0076 0,0023 2


∆𝑉𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 √
= [ (| | +| | + | | ) − (2 | |+| | )] ∙ 2,03
4,61 1,89 0,30 0,0038 0,30

∆𝑉𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = [√(|0,013|2 + |0,031|2 + |0,007|2 ) − (2|2| + |0,007|2 )] ∙ 2,03

∆𝑉𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = [√(0,0001 + 0,0009 + 0,0004) − (4 + 0,0004)] ∙ 2,03

∆𝑉𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = [√0,0014 − 4,0004] ∙ 2,03 = [−√4,0026] ∙ 2,03 = -2,0006 . 2.03 = - 4,061


Algazali Adi Negoro
200110190256

3.2.4 Perhitungan massa jenis


𝑚
̅
𝜌=
𝑉
∆𝑚̅ 2 ∆𝑉 2
∆𝜌 = [√| | + | | ] ∙ 𝜌
𝑚̅ 𝑉

∴ 𝜌 ± ∆𝜌

Perhitungan massa jenis balok


69,87
𝜌= = 9,78
7,14

0,0062 2 0,112 2
∆𝜌 = [√| | + | | ] ∙ 9,78
69,87 7,14

∆𝜌 = [√|0,00008|2 + |0,01568|2 ] ∙ 9,78


∆𝜌 = [√0,000000006 + 0,000245862] ∙ 9,78 = 0,000245 . 9,78 = 0,0024

Perhitungan massa jenis pelat


6,47
𝜌= = 3,82
1,69
0,0037 2 −0,45 2

∆𝜌 = [ | | + | | ] ∙ 3,82
6,47 1,69

∆𝜌 = [√|0,0005|2 + |−0,2662|2 ] ∙ 3,82


∆𝜌 = [√0,0000002 + 0,0708624] ∙ 3,82 = [√0,07086]. 3,82 = 0,270

3.2.5 KSR dan KP


𝜌 − 𝜌𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑆𝑅 = | | ∙ 100% 𝐾𝑃 = 100% − 𝐾𝑅𝑆
𝜌𝑙𝑖𝑡
Algazali Adi Negoro
200110190256

• Kesalahan relatif massa jenis balok besi


𝜌−𝜌𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑆𝑅𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = | 𝜌𝑙𝑖𝑡
|∙ 100%
8,914−8,7
=| 8,7
|∙ 100%

= 2,46%
𝐾𝑃𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = 100% − 𝐾𝑅𝑆
= 100% - 2,46%
= 97,54%

• Kesalahan relatif massa jenis plat aluminium


𝜌−𝜌𝑙𝑖𝑡
𝐾𝑆𝑅𝑝𝑙𝑎𝑡 = | 𝜌𝑙𝑖𝑡
|∙ 100%
2,562−2,8
=| |∙ 100%
2,8

= 8,5%

𝐾𝑃𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = 100% − 𝐾𝑅𝑆


= 100% - 8,5%
= 91,5%

3.3 Analisis Percobaan


Dalam proses pengambilan data, banyak hal-hal yang harus diperhatikan terutama
bagian-bagian dari alat ukur. Setiap alat ukur pempunyai fungsinya tersendiri sesuai dengan
kegunaannya. Contohnya, neraca ohauss. Pada saat menggunakan neraca ohauss, kita harus
menentukan titik nol terlebih dahulu agar nilai pengukuran massa benda yang dihasilkan
tidak salah.
Algazali Adi Negoro
200110190256

Tabel 1.1.1 Dimensi Balok Menggunakan Jangka Sorong


No Dimensi Balok (cm)
P±Δp L±Δl T±Δt
1 3,95±0,005 2,05±0,005 0,70±0,005
2 3,99±0,005 2,06±0,005 0,99±0,005
3 3,99±0,005 2,05±0,005 1,00±0,005
̅
𝒙 3,977±0,005 2,053±0,005 0,987±0,005

Pada tabel 1.1.1 dan 1.1.2 nilai ketidakpastian yang didapat adalah 0,005 cm. Hal ini
dikarenakan alat ukur jangka sorong memiliki skala terkecil 0,01 cm. Nilai ketidakpastian
didapatkan dengan cara membagi 2 skala terkecil pada alat ukur.

Tabel 1.2 Dimensi Balok dan Pelat Menggunakan Mistar


No Dimensi Balok (cm) Dimensi Pelat (cm)
P±Δp L±Δl T±Δt P±Δp L±Δl Tb±Δt
1 3,9±0,05 2,0±0,05 1,0±0,05 4,5±0,05 1,7±0,05 0,3±0,05
2 3,9±0,05 1,9±0,05 0,9±0,05 4,5±0,05 1,8±0,05 0,3±0,05
3 3,9±0,05 2,0±0,05 0,9±0,05 4,4±0,05 1,8±0,05 0,3±0,05
̅
𝒙 3,9±0,05 1,97±0,05 0,93±0,05 4,47±0,05 1,77±0,05 0,3±0,05
Pada tabel 1.2 nilai ketidakpastian yang didapat adalah 0,05 cm. Hal ini dikarenakan alat
ukur mistar memiliki skala terkecil 0,1 cm. Nilai ketidakpastian didapatkan dengan cara
membagi 2 skala terkecil pada alat ukur.
Tabel 1.3 Dimensi Balok dan Pelat Menggunakan Mikrometer Sekrup
No Dimensi Balok (cm) Dimensi Pelat (cm)
L±Δl Tb±ΔTb L±Δl Tb±ΔTb
1 2,055±0,0005 1,046±0,0005 1,854±0,0005 0,341±0,0005
2 2,150±0,0005 1,035±0,0005 1,857±0,0005 0,338±0,0005
Algazali Adi Negoro
200110190256

3 2,013±0,0005 1,032±0,0005 1,905±0,0005 0,331±0,0005


̅
𝒙 2,0727±0,0005 1,0377±0,0005 1,872±0,0005 0,3367±0,0005

Pada tabel 1.3 nilai ketidakpastian yang didapat adalah 0,0005 cm. Hal ini dikarenakan alat
ukur mikrometer sekrup memiliki skala terkecil 0,001 cm. Nilai ketidakpastian didapatkan
dengan cara membagi 2 skala terkecil pada alat ukur.
Tabel 2. Massa Balok dan Massa Pelat
No Massa (gram) M±Δm
Balok Pelat
1 69,90±0,005 6,46±0,005
2 69,88±0,005 6,47±0,005
3 69,85±0,005 6,49±0,005
̅
𝒎 69,877±0,005 6,473±0,005

Pada tabel 2. nilai ketidakpastian yang didapat adalah 0,005 gram. Hal ini dikarenakan alat
ukur neraca ohauss memiliki skala terkecil 0,01 gram. Nilai ketidakpastian didapatkan
dengan cara membagi 2 skala terkecil pada alat ukur.

Tabel 3.1 Panjang, lebar dan tinggi balok menggunakan jangka sorong beserta selisihnya
dengan rata-rata
No P (𝒙 – 𝒙)𝟐 L (𝒙 – 𝒙)𝟐 T (𝒙 – 𝒙)𝟐
1 3,95 0,000729 2,05 0,000009 0,97 0,000289
2 3,99 0,000169 2,06 0,000049 0,99 0,000009
3 3,99 0,000169 2,05 0,000009 1 0,000169
Σ 11,93 0,001067 6,16 0,000057 2,96 0,000467

Pada table 3.1 sampai dengan tabel 3.6 terdapat :


(𝒙 – 𝒙)𝟐
Algazali Adi Negoro
200110190256

(𝒙 – 𝒙)𝟐 dihasilkan melalui rata-rata hasil pengukuran panjang, lebar, tinggi maupun tebal
suatu benda dikurangi oleh hasil pengukuran dimensi benda itu sendiri kemuadian
dikuadratkan.
(𝒙 – 𝒙)𝟐 digunakan untuk mengitung nilai sesatan dimensi suatu benda. Nilai sesatan
tersebut akan digunakan dalam perhitungan rata -rata panjang, lebar, tinggi maupun tebal
dimensi benda.
Tabel 3.7 Massa balok menggunakan neraca Ohauss beserta selisihnya dengan rata-rata.
No Massa Balok (𝒎 – 𝒎)𝟐
1 69,9 0,000529
2 69,88 0,000009
3 69,85 0,000729
Σ 209,63 0,001267

Pada table 3.1 sampai dengan tabel 3.6 terdapat :


(𝒎 – 𝒎)𝟐
(𝒎 – 𝒎)𝟐 dihasilkan melalui rata-rata hasil pengukuran massa suatu benda dikurangi oleh
hasil pengukuran massa itu sendiri kemuadian dikuadratkan.
(𝒎 – 𝒎)𝟐 digunakan untuk mengitung nilai sesatan massa suatu benda. Nilai sesatan
tersebut akan digunakan dalam perhitungan rata -rata massa benda.
Tabel 3.9.1 Rata-rata dimensi balok dari masing-masing alat ukur beserta rata-ratanya.
Jangka Mistar (cm) Mikrometer 𝒙
Sorong(cm) sekrup (cm)
𝑷 3,977 3,9 - 3,94

𝑳 2,053 1,97 2,0727 2,02

𝑻 0,987 0,93 1,0377 0,985


Algazali Adi Negoro
200110190256

Pada tabel 3.9.1 dan 3.10.1 terdapat nilai 𝑥̅ yang diperoleh dengan cara merata-ratakan nilai
rata-rata dimensi benda yang sudah dihitung sebelumnya. Nilai 𝑥̅ digunakan untuk
menghitung volume suatu benda dengan rumus:

̅ × 𝒍̅ × 𝒕̅
𝒗𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = 𝒑
𝟏
̅ × 𝑳̅ × 𝑻
𝒗𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 = (𝑷 ̅ 𝒃 ) − ( 𝝅𝑫𝟐 𝑻
̅𝒃)
𝟒
Volume balok besi yang didapat setelah melakukan percobaan ini adalah 7,839 𝑐𝑚3 .
Sedangkan, volume pelat alumunium yang diperoleh melalui percobaan ini adalah 2,563
𝑐𝑚3 .
Tabel 3.9.2 Sesatan rata-rata dimensi balok dari masing-masing alat ukur beserta rata-
ratanya.
Jangka Mistar (cm) Mikrometer 𝒙
Sorong(cm) sekrup (cm)
Δ𝒑 0,0134 0 - 0.0067

𝚫𝒍 0,0399 0,0334 0,0405 0.0379

1𝚫𝒕 0,0216 0,0334 0,00425 0.02

Pada tabel 3.9.2 dan 3.10.2 terdapat nilai 𝑥̅ yang diperoleh dengan cara merata-ratakan
sesatan rata-rata dimensi benda yang sudah dihitung sebelumnya. Nilai 𝑥̅ digunakan untuk
menghitung sesatan volume suatu benda dengan rumus:

∆𝑷̅𝟐 ∆𝑳̅
𝟐
∆𝑻̅𝟐
∆𝒗𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = (√| | + | | + | | ) 𝒗𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌
𝑷̅ 𝑳̅ ̅
𝑻

̅̅̅̅ 𝟐
∆𝑷 ∆𝑳̅
𝟐
∆𝑻̅𝟐 𝚫𝒓̅ 𝟐 ∆𝒕̅
𝟐
∆𝒗𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 = (√(| | + | | + | | ) − (𝟐 | | + | | )) 𝒗𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕
̅
𝑷 𝑳̅ 𝑻̅ 𝒓̅ 𝒕̅
Hasil sesatan volume balok adalah 0,0305 𝑐𝑚3 . Sedangkan hasil sesatan volume pelat adalah
0,00195 𝑐𝑚3.
Algazali Adi Negoro
200110190256

Sehingga dihasilkan pengukuran rata-rata balok sebesar 7,839±0,0305 𝑐𝑚3 . Dengan cara
volume balok dikurangi sesatan volume balok. Sedangkan hasil pengukuran volume rata-rata
pelat adalah 2,563±0,0195 𝑐𝑚3 . Dengan cara yang sama pada pengukuran rata-rata volume
balok.
Hasil pengukuran rata-rata massa jenis balok adalah 8,914±0,0356 𝑔𝑟⁄𝑐𝑚3 dan hasil
pengukuran rata-rata massa jenis pelat adalah 2,562±0,0197 𝑔𝑟⁄𝑐𝑚3. Dengan rumus yang
sama, yaitu:
̅
𝒎
𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = (rata-rata massa dibagi volume)
𝒗
Dan sesatannya diperoleh dengan rumus:

𝚫𝒎̅ 𝟐 𝚫𝒗̅𝟐
𝚫𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = (√ | | + | | ) 𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌
̅
𝒎 ̅
𝒗
Kesalahan relatif yang didapat pada percobaan ini adalah sekitar 8,5% dan 2,46 %. Semakin
kecil persentase kesalahan relative yang didapat, maka semakin baik hasil pengukuran benda.
Pada percobaan terkadang hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal
itu dikarenakan terjadi kesalahan-kesalahan pada saat melakukan percobaan atau penelitian.
Berikut faktor kesalahan-kesalahan yang terjadi pada penelitian:
❖ Kesalahan Alat : Kesalahan ini terjadi karena ada alat pengukur tidak berjalan dengan baik.
❖ Kesalahan Paralaks : Kesalahan yang terjadi karena mata pengamat tidak tegak lurus dengan
alat.
❖ Suhu dan kelembapan : Suhu dan kelembapan dapat berpengaruh pada alat ukur dan benda
yang akan diukur. Contoh pada saat suhu naik, penggaris akan memuai dan dapat
menyebabkan kesalahan pada perhitungan.

Kesalahan yang mungkin terjadi pada penelitian ini adalah kesalahan paralaks.
Algazali Adi Negoro
200110190256

BAB 4
KESIMPULAN

4.1 Dapat menggunakan alat-alat dasar yaitu alat ukur mistar, jangka sorong,
mikrometer sekrup dan neraca ohauss.
4.2 Dapat menentukan hasil pengukuran dari alat ukur dasar.
4.3 Dapat menentukan ketidakpastian dalam pengukuran yang digunakan agar mendekati
nilai yang sebenarnya.
4.4 Dapat menuliskan hasil pengukuran secara benar.
Algazali Adi Negoro
200110190256

TUGAS AKHIR
1. Tuliskan data hasil pengamatan beserta ketidakpastiannya
Tabel 1.1.1 Dimensi Balok Menggunakan Jangka Sorong
No Dimensi Balok (cm)
P±Δp L±Δl T±Δt
1 3,95±0,005 2,05±0,005 0,70±0,005
2 3,99±0,005 2,06±0,005 0,99±0,005
3 3,99±0,005 2,05±0,005 1,00±0,005
̅
𝒙 3,977±0,005 2,053±0,005 0,987±0,005

Tabel 1.1.2 Dimensi Pelat Menggunakan Jangka Sorong


No Dimensi Pelat (cm)
P±Δp L±Δl Tb±Δt D±Δd
1 4,62±0,005 1,89±0,005 0,30±0,005 0,60±0,005
2 4,61±0,005 1,88±0,005 0,31±0,005 0,66±0,005
3 4,61±0,005 1,89±0,005 0,31±0,005 0,61±0,005
̅
𝒙 4,613±0,005 1,887±0,005 0,307±0,005 0,623±0,005

Tabel 1.2 Dimensi Balok dan Pelat Menggunakan Mistar


No Dimensi Balok (cm) Dimensi Pelat (cm)
P±Δp L±Δl T±Δt P±Δp L±Δl T±Δt D±Δt
1 3,9±0,05 2,0±0,05 1,0±0,05 4,5±0,05 1,7±0,05 0,3±0,05 0,7±0,05
2 3,9±0,05 1,9±0,05 0,9±0,05 4,5±0,05 1,8±0,05 0,3±0,05 0,7±0,05
3 3,9±0,05 2,0±0,05 0,9±0,05 4,4±0,05 1,8±0,05 0,3±0,05 0,8±0,05
̅
𝒙 3,9±0,05 1,97±0,05 0,93±0,05 4,47±0,05 1,77±0,05 0,3±0,05 0,73±0,05
Algazali Adi Negoro
200110190256

Tabel 2. Dimensi Balok dan Dimensi Pelat Menggunakan Mikrometer Sekrup


No Dimensi Balok (cm) Dimensi Pelat (cm)

P L T P L Tb D
1 - 2,055±0,0005 1,046±0,0005 - 1,854±0,0005 0,341±0,0005 -
2 - 2,150±0,0005 1,035±0,0005 - 1,857±0,0005 0,338±0,0005 -

3 - 2,013±0,0005 1,032±0,0005 - 1,905±0,0005 0,331±0,0005 -


̅
𝒙 - 2,0727±0,0005 1,0377±0,0005 - 1,872±0,0005 0,3367±0,0005 -

Tabel 3. Massa Balok dan Massa Pelat Menguunakan Neraca Ohauss


No Massa (gram) M±Δm
Balok Pelat
1 69,90±0,005 6,46±0,005
2 69,88±0,005 6,47±0,005
3 69,85±0,005 6,49±0,005
̅
𝒎 69,877±0,005 6,473±0,005

2. Hitunglah panjang, lebar dan tinggi rata-rata untuk balok beserta


ketidakpastiannya
❖ Nilai pengukuran rata-rata dari pengukuran panjang, lebar dan tinggi dimensi
balok menggunakan jangka sorong
➢ Panjang balok

𝟑, 𝟗𝟓 + 𝟑, 𝟗𝟗 + 𝟑, 𝟗𝟗 𝟏𝟏, 𝟗𝟑
𝑷= = = 𝟑, 𝟗𝟕𝟕
𝟑 𝟑
Sesatan Panjang :

̅ − 𝒙)𝟐
∑(𝒙
𝚫𝑷 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)
Algazali Adi Negoro
200110190256

(3,977−3,95)2 +(3,977−3,99)2 +(3,977−3,99)2


Δ𝑃 = √
3(3−1)

= √0,00018 = 0,0134 cm
Panjang balok : 3,9 ± 0,0134 𝑐𝑚

➢ Lebar balok

𝟐, 𝟎𝟓 + 𝟐, 𝟎𝟔 + 𝟐, 𝟎𝟓 𝟓, 𝟗
𝑳= = = 𝟐, 𝟎𝟓𝟑
𝟑 𝟑
Sesatan Lebar :

̅ − 𝒙)𝟐
∑(𝒙
𝚫𝑳 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)

(2,053−2,00)2 +(2,053−1,90)2 +(2,053−2,00)2


Δ𝐿 = √
3(3−1)

= √0,00159 = 0,0399 cm
Lebar balok : 2,053 ± 0,0399 𝑐𝑚
➢ Tinggi Balok

𝟎, 𝟗𝟕 + 𝟎, 𝟗𝟗 + 𝟏 𝟐, 𝟗𝟔
𝑻= = = 𝟎, 𝟗𝟖𝟕
𝟑 𝟑
Sesatan Tinggi :

̅ − 𝒙)𝟐
∑(𝒙
𝚫𝑻 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)

(0,987−0,97)2 +(0,987−0,99)2 +(0,987−1)2


Δ𝑇 = √
3(3−1)

= √0,000468 = 0,0216 cm
Tinggi balok : 0,987 ± 0,0216 𝑐𝑚
Algazali Adi Negoro
200110190256

❖ Nilai pengukuran rata-rata dari pengukuran panjang, lebar dan tinggi


dimensi balok menggunakan mistar
➢ Panjang balok

𝟑, 𝟗 + 𝟑, 𝟗 + 𝟑, 𝟗 𝟏𝟏, 𝟕
𝑷= = = 𝟑, 𝟗
𝟑 𝟑
Sesatan Panjang :

̅ − 𝒙)𝟐
∑(𝒙
𝚫𝑷 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)

(3,9−3,9)2 +(3,9−3,9)2 +(3,9−3,9)2


Δ𝑃 = √
3(3−1)

= √0 = 0 cm
Panjang balok : 3,9 𝑐𝑚

➢ Lebar balok

𝟐, 𝟎 + 𝟏, 𝟗 + 𝟐, 𝟎 𝟐, 𝟖
𝑳= = = 𝟏, 𝟗𝟕
𝟑 𝟑
Sesatan Lebar :

̅ − 𝒙)𝟐
∑(𝒙
𝚫𝑳 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)

(1,97−2,0)2 +(1,97−1,9)2 +(1,97−2,0)2


Δ𝐿 = √
3(3−1)

= √0,0012 = 0,0334 cm
Lebar pelat : 1,97 ± 0,0334 𝑐𝑚
➢ Tinggi Balok

𝟏 + 𝟎, 𝟗 + 𝟎, 𝟗 𝟐, 𝟖
𝑻= = = 𝟎, 𝟗𝟑
𝟑 𝟑
Sesatan Tinggi :
Algazali Adi Negoro
200110190256

̅ − 𝒙)𝟐
∑(𝒙
𝚫𝑻 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)

(0,93−1)2 +(0,93−0,9)2 +(0,93−0,9)2


Δ𝑇 = √
3(3−1)

= √0,0012 = 0,0334 cm
Tinggi Balok : 0,93 ± 0,0334 𝑐𝑚

3. Hitunglah panjang, lebar, tebal dan diameter rata-rata untuk pelat beserta
ketidakpastiannya

❖ Nilai pengukuran rata-rata dari pengukuran panjang, lebar, tebal dan


diameter pelat menggunakan jangka sorong

Pengikuran panjang, lebar, tebal dan diameter pelat menggunakan jangka sorong

➢ Panjang Pelat

𝟒, 𝟔𝟐 + 𝟒, 𝟔𝟏 + 𝟒, 𝟔𝟏 𝟏𝟑, 𝟖𝟒
𝑷= = = 𝟒, 𝟔𝟏𝟑
𝟑 𝟑
Sesatan Panjang :

̅ − 𝒙)𝟐
∑(𝒙
𝚫𝑷 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)

(4,613−4,62)2 +(4,613−4,61)2 +(4,613−4,61)2


Δ𝑃 = √
3(3−1)

= √0,000012 = 0,0034 cm
Panjang pelat : 4,613 ± 0,0034 𝑐𝑚

➢ Lebar Pelat
Algazali Adi Negoro
200110190256

𝟏, 𝟖𝟗 + 𝟏, 𝟖𝟖 + 𝟏, 𝟖𝟗 𝟓, 𝟔𝟔
𝑳= = = 𝟏, 𝟖𝟖𝟕
𝟑 𝟑
Sesatan Lebar :

̅ − 𝒙)𝟐
∑(𝒙
𝚫𝑳 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)

(1,887−1,89)2 +(1,887−1,88)2 +(1,887−1,89)2


Δ𝐿 = √
3(3−1)

= √0,000012 = 0,0034 cm
Lebar pelat : 1,88 ± 0,0034 𝑐𝑚
➢ Tebal Pelat

𝟎, 𝟑𝟎 + 𝟎, 𝟑𝟏 + 𝟎, 𝟑𝟏 𝟎, 𝟗𝟐
𝑻𝒃 = = = 𝟎, 𝟑𝟎𝟕
𝟑 𝟑
Sesatan Tebal :

̅ − 𝒙)𝟐
∑(𝒙
𝚫𝑳 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)

(0,307 − 0,30)2 + (0,307 − 0,31)2 + (0,307 − 0,31)2


Δ𝑇𝑏 = √
3(3 − 1)

= √0,0000178 = 0,0042
Tebal pelat : 0,307 ±0,0042

➢ Diameter Pelat

𝟎, 𝟔𝟎 + 𝟎, 𝟔𝟔 + 𝟎. 𝟔𝟏 𝟏, 𝟖𝟕
𝑫= = = 𝟎, 𝟔𝟐𝟑
𝟑 𝟑
Sesatan Diameter :
Algazali Adi Negoro
200110190256

̅ − 𝒙)𝟐
∑(𝒙
𝚫𝑫 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)

(0,623−0,60)2 +(0,623−0,66)2 +(0,623−0,61)2


Δ𝐷 = √
3(3−1)

= √0,000425 = 0,0206 cm
Diameter pelat : 0,623 ± 0,0206 𝑐𝑚
❖ . Nilai pengukuran rata-rata dari pengukuran panjang, lebar dan tebal
dimensi pelat menggunakan mistar

Tabel 3.4 Panjang, lebar dan tinggi pelat menggunakan mistar beserta selisihnya
dengan rata-rata
➢ Panjang pelat

𝟒, 𝟓 + 𝟒, 𝟓 + 𝟒, 𝟒 𝟏𝟑, 𝟒
𝑷= = = 𝟒, 𝟒𝟕
𝟑 𝟑
Sesatan Panjang :

̅ − 𝒙)𝟐
∑(𝒙
𝚫𝑷 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)

(4,47−4,5)2 +(4,47−4,5)2 +(4,47−4,4)2


Δ𝑃 = √
3(3−1)

= √0,0012 = 0,0334 cm
Panjang pelat : 4,47 ± 0,0334 𝑐𝑚

➢ Lebar pelat

𝟏, 𝟕 + 𝟏, 𝟖 + 𝟏, 𝟖 𝟓, 𝟑
𝑳= = = 𝟏, 𝟕𝟕
𝟑 𝟑
Sesatan Lebar :
Algazali Adi Negoro
200110190256

̅ − 𝒙)𝟐
∑(𝒙
𝚫𝑳 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)

(1,77−1,7)2 +(1,77−1,8)2 +(1,77−1,8)2


Δ𝐿 = √
3(3−1)

= √0,0012 = 0,0334 cm
Lebar pelat : 1,77 ± 0,0334 𝑐𝑚
➢ Tinggi Pelat

𝟎, 𝟑 + 𝟎, 𝟑 + 𝟎, 𝟑 𝟎, 𝟗
𝑻= = = 𝟎, 𝟑
𝟑 𝟑
Sesatan Tinggi :

̅ − 𝒙)𝟐
∑(𝒙
𝚫𝑻 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)

(0,3−0,3)2 +(0,3−0,3)2 +(0,3−0,3)2


Δ𝑇 = √
3(3−1)

= √0 = 0cm
Tinggi pelat : 0,3 𝑐𝑚

➢ Diameter Pelat

𝟎, 𝟕 + 𝟎, 𝟕 + 𝟎, 𝟖 𝟐, 𝟐
𝑫= = = 𝟎, 𝟕𝟑
𝟑 𝟑
Sesatan Diameter :

̅ − 𝒙)𝟐
∑(𝒙
𝚫𝑫 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)

(0,73−0,7)2 +(0,73−0,7)2 +(0,73−0,8)2


Δ𝐷 = √
3(3−1)

= √0,0012 = 0,0334 cm
Algazali Adi Negoro
200110190256

Diameter pelat : 0,73 ± 0,0334 𝑐𝑚

4. hitunglah massa rata-rata untuk balok dan pelat beserta ketidakpastiannya

❖ Massa Balok

𝟔𝟗, 𝟗𝟎 + 𝟔𝟗, 𝟖𝟖 + 𝟔𝟗, 𝟖𝟓 𝟐𝟎𝟗. 𝟔𝟑


𝒎= = = 𝟔𝟗, 𝟖𝟕𝟕
𝟑 𝟑

Sesatan Massa :

̅ − 𝒎)𝟐
∑(𝒎
𝚫𝒎 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)
(69,877−69,90)2 +(69,877−69,88)2 +(69,877−69,85)2
Δ𝑚 = √
3(3−1)

= √0,00021 = 0,015 gram


Massa balok : 69,87 ± 0,015 𝑔𝑟𝑎𝑚

❖ Massa Pelat

𝟔, 𝟒𝟔 + 𝟔, 𝟒𝟕 + 𝟔, 𝟒𝟗 𝟏𝟗, 𝟒𝟐
𝒎= = = 𝟔, 𝟒𝟕𝟑
𝟑 𝟑

Sesatan Massa :

̅ − 𝒎)𝟐
∑(𝒎
𝚫𝒎 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)
(6,473−6,46)2 +(6,473−6,47)2 +(6,473−6,49)2
Δ𝑚 = √
3(3−1)

= √0,000078 = 0,0088 gram


Algazali Adi Negoro
200110190256

Massa balok : 6,473 ± 0,0088 𝑔𝑟𝑎𝑚

5. Hitunglah Volume Balok dan Pelat beserta ketidakpastiannya

❖ Volume Balok

̅ × 𝒍̅ × 𝒕̅
𝒗𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = 𝒑
𝒗𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = 𝟑, 𝟗𝟒 × 𝟐, 𝟎𝟐 × 𝟎, 𝟗𝟖𝟓
𝒗𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = 𝟕, 𝟖𝟑𝟗 𝒄𝒎𝟑

∆𝑷̅𝟐 ∆𝑳̅
𝟐
∆𝑻̅𝟐
∆𝒗𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = (√| | + | | + | | ) 𝒗𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌
𝑷̅ 𝑳̅ ̅
𝑻

𝟎, 𝟎𝟏𝟑𝟒 𝟐 𝟎, 𝟎𝟑𝟗𝟗 𝟐 𝟎, 𝟎𝟐𝟏𝟔 𝟐


∆𝒗𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 √
=( | | +| | +| | ) 𝟕, 𝟖𝟑𝟗
𝟑, 𝟗𝟒 𝟐, 𝟎𝟐 𝟎, 𝟗𝟖𝟓

∆𝒗𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = (√𝟎, 𝟎𝟎𝟑𝟐 + 𝟎, 𝟎𝟎𝟐𝟐 + 𝟎, 𝟎𝟎𝟐𝟐 ) 𝟕, 𝟗𝟕𝟒


∆𝒗𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = (√𝟗 × 𝟏𝟎−𝟔 + 𝟒 × 𝟏𝟎−𝟔 + 𝟒 × 𝟏𝟎−𝟔 ) 𝟕, 𝟖𝟑𝟗
∆𝒗𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = (√𝟏𝟕 × 𝟏𝟎−𝟑 )𝟕, 𝟖𝟑𝟗
∆𝒗𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = 𝟎, 𝟎𝟎𝟒𝟏𝟐 × 𝟕, 𝟖𝟑𝟗
∆𝒗𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = 𝟎, 𝟎𝟑𝟎𝟓 𝒄𝒎𝟑
Hasil pengukuran rata-rata volume balok adalah 7,839±0,0305 𝑐𝑚3 .

❖ Volume Pelat
𝟏
̅ × 𝑳̅ × 𝑻
𝒗𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 = (𝑷 ̅ 𝒃 ) − ( 𝝅𝑫𝟐 𝑻
̅𝒃)
𝟒
𝟏
𝒗𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 = (𝟒, 𝟓𝟓 × 𝟏, 𝟖𝟒 × 𝟎, 𝟑𝟐) − ( 𝝅(𝟎, 𝟔𝟖)𝟐 𝟎, 𝟑𝟐)
𝟒
𝒗𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 = 𝟐, 𝟔𝟕𝟗 − 𝟎, 𝟏𝟏𝟔
𝒗𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 = 𝟐, 𝟓𝟔𝟑 𝒄𝒎𝟑
Algazali Adi Negoro
200110190256

̅̅̅̅ 𝟐
∆𝑷 ∆𝑳̅
𝟐
̅𝒃 𝟐
∆𝑻 𝚫𝒓̅ 𝟐 ∆𝒕̅
𝟐
∆𝒗𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 = (√(| | + | | + | | ) − (𝟐 | | + | | )) 𝒗𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕
̅
𝑷 𝑳̅ ̅
𝑻 𝒓̅ 𝒕̅
∆𝒗𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕
𝟎, 𝟎𝟏𝟖𝟒 𝟐 𝟎, 𝟎𝟏𝟕𝟗 𝟐 𝟎, 𝟎𝟎𝟐𝟒 𝟐 𝟎, 𝟎𝟎𝟏𝟐 𝟐 𝟎, 𝟎𝟎𝟐𝟒 𝟐
= (√(| | +| | +| | ) − (𝟐 | | +| | )) 𝟐, 𝟓𝟔𝟑
𝟒, 𝟓𝟓 𝟏, 𝟖𝟒 𝟎, 𝟑𝟐 𝟎, 𝟏𝟔 𝟎, 𝟑𝟐

∆𝒗𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 = (√(𝟎, 𝟎𝟎𝟒𝟐 + 𝟎, 𝟎𝟎𝟗𝟕𝟐 + 𝟎, 𝟎𝟎𝟕𝟓𝟐 ) − (𝟎, 𝟎𝟎𝟕𝟓𝟐 + 𝟎, 𝟎𝟎𝟕𝟓𝟐 )𝟐) 𝟐, 𝟓𝟔𝟑
∆𝒗𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 = 𝟎, 𝟎𝟎𝟕𝟔 × 𝟐, 𝟓𝟔𝟑
∆𝒗𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 = 𝟎, 𝟎𝟏𝟗𝟓
Hasil pengukuran rata-rata volume pelat adalah 2,563±0,0195 𝑐𝑚3 .

3.2.11 Massa jenis balok


̅
𝒎
𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 =
𝒗
𝟔𝟗, 𝟖𝟕𝟕
𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 =
𝟕, 𝟖𝟑𝟗
𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = 𝟖, 𝟗𝟏𝟒 𝒈𝒓⁄𝒄𝒎𝟑

𝚫𝒎̅ 𝟐 𝚫𝒗̅𝟐
𝚫𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = (√ | | + | | ) 𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌
̅
𝒎 ̅
𝒗

𝟎, 𝟎𝟏𝟓 𝟐 𝟎, 𝟎𝟑𝟎𝟓 𝟐
𝚫𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 √
=( | | +| | ) 𝟖, 𝟗𝟏𝟒
𝟔𝟗, 𝟖𝟕𝟕 𝟕, 𝟖𝟑𝟗

𝚫𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = (√𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟐𝟐 + 𝟎, 𝟎𝟎𝟒𝟐 ) 𝟖, 𝟗𝟏𝟒


𝚫𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = 𝟎, 𝟎𝟎𝟒 × 𝟖, 𝟗𝟏𝟒
∆𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = 𝟎, 𝟎𝟑𝟓𝟔 𝒈𝒓⁄𝒄𝒎𝟑
Hasil pengukuran rata-rata massa jenis balok adalah 8,914±0,0356 𝑔𝑟⁄𝑐𝑚3.

6. Hitunglah massa jenis Balok dan Pelat beserta ketidakpastiannya


❖ Massa jenis balok
̅
𝒎
𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 =
𝒗
Algazali Adi Negoro
200110190256

𝟔𝟗, 𝟖𝟕𝟕
𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 =
𝟕, 𝟖𝟑𝟗
𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = 𝟖, 𝟗𝟏𝟒 𝒈𝒓⁄𝒄𝒎𝟑

𝚫𝒎̅ 𝟐 𝚫𝒗̅𝟐
𝚫𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = (√| | + | | ) 𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌
̅
𝒎 𝒗̅

𝟎, 𝟎𝟏𝟓 𝟐 𝟎, 𝟎𝟑𝟎𝟓 𝟐
𝚫𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = (√| | +| | ) 𝟖, 𝟗𝟏𝟒
𝟔𝟗, 𝟖𝟕𝟕 𝟕, 𝟖𝟑𝟗

𝚫𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = (√𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟐𝟐 + 𝟎, 𝟎𝟎𝟒𝟐 ) 𝟖, 𝟗𝟏𝟒


𝚫𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = 𝟎, 𝟎𝟎𝟒 × 𝟖, 𝟗𝟏𝟒
∆𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = 𝟎, 𝟎𝟑𝟓𝟔 𝒈𝒓⁄𝒄𝒎𝟑
Hasil pengukuran rata-rata massa jenis balok adalah 8,914±0,0356 𝑔𝑟⁄𝑐𝑚3.

❖ Massa jenis pelat


̅
𝒎
𝝆𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 =
𝒗
𝟔, 𝟒𝟕𝟑
𝝆𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 =
𝟐, 𝟓𝟔𝟑
𝝆𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 = 𝟐, 𝟓𝟐𝟔 𝒈𝒓⁄𝒄𝒎𝟑

𝚫𝒎̅ 𝟐 𝚫𝒗̅𝟐
𝚫𝝆𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 √
=( | | + | | ) 𝝆𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕
̅
𝒎 ̅
𝒗

𝟎, 𝟎𝟎𝟖𝟖 𝟐 𝟎, 𝟎𝟏𝟗𝟓 𝟐
𝚫𝝆𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 √
=( | | +| | ) 𝟐, 𝟓𝟔𝟐
𝟔, 𝟒𝟕𝟑 𝟐, 𝟓𝟔𝟑

𝚫𝝆𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 = (√𝟎, 𝟎𝟎𝟏𝟒𝟐 + 𝟎, 𝟎𝟎𝟕𝟔𝟐 ) 𝟐, 𝟓𝟔𝟐


𝚫𝝆𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 = 𝟎, 𝟎𝟎𝟕𝟕 × 𝟐, 𝟓𝟔𝟐
∆𝝆𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 = 𝟎, 𝟎𝟏𝟗𝟕 𝒈𝒓⁄𝒄𝒎𝟑
Hasil pengukuran rata-rata massa jenis pelat adalah 2,562±0,0197 𝑔𝑟⁄𝑐𝑚3.

7. Bandingkan massa jenis balok dan pelat terhadap massa jenis literatur
Algazali Adi Negoro
200110190256

Massa jenis balok = 8,914


Massa jenis Pelat = 2,562
𝝆 lit balok = 8,7 𝒈𝒓⁄𝒄𝒎𝟑
𝝆 lit Pelat = 2,8 𝒈𝒓⁄𝒄𝒎𝟑
Jadi Perbandingannya
❖ Massa jenis Balok : Massa jenis literature
1,025 : 1
❖ Massa jenis pelat : Massa jenis literature
0,915 : 1
Algazali Adi Negoro
200110190256

DAFTAR PUSTAKA

Bevington, P. R. (1969). Data Reduction and erro analysis for the physical. New york: McGraw-Hill
Book Company.

Paken Pandiangan, S. M. (2003). Ketidakpastian dan Pengukuran. Praktikum IPA, 21.


Algazali Adi Negoro
200110190256

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai