200110190256
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LEMBAR PENGESAHAN
KOLOM NILAI
Jatinangor, ………………………
Asisten
___________________________
NPM
Algazali Adi Negoro
200110190256
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengukuran adalah suatu kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran
lain yang ditetapkan sebagai satuan. Teknik pengukuran terbagi menjadi dua Teknik, yaitu
pengukuran dengan cara langsung dan pengukuran secara tidak langsung. Jenis-jenis alat
ukur terdiri darialat ukur panjang, alat ukur massa dan alat ukur waktu.
Dalam bidang peternakan pengukuran adalah hal yang lazim dan sering dilakukan.
Pengukuran sering kali digunakan untuk menentukan massa dari hewan ternak, untuk
menghitung panjang lebar ataupun luas dari kendang hewan ternak. Maka dari itu
mempelajari pengukuran sangatlah berguna dan bermanfaat dalam bidang peternakan.
BAB 2
METODE PENELITIAN
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 . Data percobaan
Tabel 1. Dimensi balok dan dimensi pelat menggunakan mistar
Dimensi balok (cm) Dimensi pelat (cm)
No.
P L T P L Tb D
1 3,9 2 1 4,5 1,7 0,3 0,7
2 3,9 1,9 0,9 4,5 1,8 0,3 0,7
3 3,9 2 0,9 4,4 1,8 0,3 0,8
m 69,877 6,473
3) 0,9 ± 0,05 cm
• Dimensi plat
2) 2,06 ± 0,005 cm
3) 2,05 ± 0,005 cm
Tinggi balok menggunakan jangka sorong
1) 0,97 ± 0,005 cm
2) 0,99 ± 0,005 cm
3) 1 ± 0,005 cm
• Dimensi Plat
∑(𝑋 −𝑋)̅ 2
∆𝑋̅ = √ 𝑁 (𝑁−1)
∴ 𝑋̅ ± ∆𝑋̅
a. Mistar
• Dimensi balok
Panjang balok menggunakan mistar
𝑋̅ = 3,9
0
=√ =0
6
0,0009+0,0049+0,0009
=√
6
= 0,03
𝑋̅ = 0,93
= 0,03
• Dimensi plat
0,0009+0,0009+0,0049
=√
6
= 0,3
= 0,03
Tebal plat menggunakan mistar
𝑋̅ = 0,3
0
= √6 =0
Diameter plat menggunakan mistar
𝑋̅ = 0,73
= 0,03
b. Jangka sorong
• Dimensi balok
0,0007+0,0005+0,0005
=√
6
Algazali Adi Negoro
200110190256
= 0,02
Lebar balok menggunakan jangka sorong
𝑋̅ = 2,053
= 0,008
Tinggi balok menggunakan jangka sorong
𝑋̅ = 0,987
= 0,02
• Dimensi Plat
= 0,008
Lebar plat menggunakan jangka sorong
Algazali Adi Negoro
200110190256
𝑋̅ = 1,887
= 0,008
Tebal plat menggunakan jangka sorong
𝑋̅ = 0,307
= 0,08
Diameter plat menggunakan jangka sorong
𝑋̅ = 0,623
= 0,04
C. Mikrometer sekrup
• Dimensi balok
= 0,0165
(1,038−1,046)²+(1,038−1,035)²+(1,038−1,032)²
∆𝑋̅ = √
3 (3−1)
(−0,008)²+(0,003)²+(0,006)²
=√
3 (2)
= 0,00174
• Dimensi plat
(1,872−1,854)²+(1,872−1,857)²+(1,872−1,905)²
∆𝑋̅ = √
3 (3−1)
= 0,00674
(0,336−0,341)²+(0,336−0,338)²+(0,336−0,331)²
∆𝑋̅ = √
3 (3−1)
(−0,005)2 +(−0,002)²+(0,005)²
=√
3 (2)
= 0,00122
D. Neraca ohauss
• Dimensi balok
= 0,0062
• Dimensi plat
= 0,0037
Algazali Adi Negoro
200110190256
∴ 𝑉𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 ± ∆𝑉𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘
0 2 0,0136 2 0,0136 2
∆𝑉𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = [√| | +| | +| | ] ∙ 7,14
3,90 1,97 0,93
• Volume pelat
𝑉𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = [(𝑝̅ ∙ 𝑙 ̅ ∙ 𝑇𝑏
̅̅̅̅) − (𝜋 ∙ 𝑟̅ 2 ∙ 𝑇𝑏
̅̅̅̅)]
Algazali Adi Negoro
200110190256
2 2
∆𝑝
2
∆𝑙 ∆𝑇𝑏 ∆𝑟̅ ̅̅̅̅ 2
∆𝑇𝑏
∆𝑉𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 = √(| | + | | + | | ) − (2 | | + | | ) ∙ 𝑉𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡
𝑝̅ 𝑙̅ ̅̅̅̅
𝑇𝑏 𝑟̅ 𝑇̅𝑏
[ ]
∴ 𝑉𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 ± ∆𝑉𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡
∴ 𝜌 ± ∆𝜌
0,0062 2 0,112 2
∆𝜌 = [√| | + | | ] ∙ 9,78
69,87 7,14
= 2,46%
𝐾𝑃𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 = 100% − 𝐾𝑅𝑆
= 100% - 2,46%
= 97,54%
= 8,5%
Pada tabel 1.1.1 dan 1.1.2 nilai ketidakpastian yang didapat adalah 0,005 cm. Hal ini
dikarenakan alat ukur jangka sorong memiliki skala terkecil 0,01 cm. Nilai ketidakpastian
didapatkan dengan cara membagi 2 skala terkecil pada alat ukur.
Pada tabel 1.3 nilai ketidakpastian yang didapat adalah 0,0005 cm. Hal ini dikarenakan alat
ukur mikrometer sekrup memiliki skala terkecil 0,001 cm. Nilai ketidakpastian didapatkan
dengan cara membagi 2 skala terkecil pada alat ukur.
Tabel 2. Massa Balok dan Massa Pelat
No Massa (gram) M±Δm
Balok Pelat
1 69,90±0,005 6,46±0,005
2 69,88±0,005 6,47±0,005
3 69,85±0,005 6,49±0,005
̅
𝒎 69,877±0,005 6,473±0,005
Pada tabel 2. nilai ketidakpastian yang didapat adalah 0,005 gram. Hal ini dikarenakan alat
ukur neraca ohauss memiliki skala terkecil 0,01 gram. Nilai ketidakpastian didapatkan
dengan cara membagi 2 skala terkecil pada alat ukur.
Tabel 3.1 Panjang, lebar dan tinggi balok menggunakan jangka sorong beserta selisihnya
dengan rata-rata
No P (𝒙 – 𝒙)𝟐 L (𝒙 – 𝒙)𝟐 T (𝒙 – 𝒙)𝟐
1 3,95 0,000729 2,05 0,000009 0,97 0,000289
2 3,99 0,000169 2,06 0,000049 0,99 0,000009
3 3,99 0,000169 2,05 0,000009 1 0,000169
Σ 11,93 0,001067 6,16 0,000057 2,96 0,000467
(𝒙 – 𝒙)𝟐 dihasilkan melalui rata-rata hasil pengukuran panjang, lebar, tinggi maupun tebal
suatu benda dikurangi oleh hasil pengukuran dimensi benda itu sendiri kemuadian
dikuadratkan.
(𝒙 – 𝒙)𝟐 digunakan untuk mengitung nilai sesatan dimensi suatu benda. Nilai sesatan
tersebut akan digunakan dalam perhitungan rata -rata panjang, lebar, tinggi maupun tebal
dimensi benda.
Tabel 3.7 Massa balok menggunakan neraca Ohauss beserta selisihnya dengan rata-rata.
No Massa Balok (𝒎 – 𝒎)𝟐
1 69,9 0,000529
2 69,88 0,000009
3 69,85 0,000729
Σ 209,63 0,001267
Pada tabel 3.9.1 dan 3.10.1 terdapat nilai 𝑥̅ yang diperoleh dengan cara merata-ratakan nilai
rata-rata dimensi benda yang sudah dihitung sebelumnya. Nilai 𝑥̅ digunakan untuk
menghitung volume suatu benda dengan rumus:
̅ × 𝒍̅ × 𝒕̅
𝒗𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = 𝒑
𝟏
̅ × 𝑳̅ × 𝑻
𝒗𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 = (𝑷 ̅ 𝒃 ) − ( 𝝅𝑫𝟐 𝑻
̅𝒃)
𝟒
Volume balok besi yang didapat setelah melakukan percobaan ini adalah 7,839 𝑐𝑚3 .
Sedangkan, volume pelat alumunium yang diperoleh melalui percobaan ini adalah 2,563
𝑐𝑚3 .
Tabel 3.9.2 Sesatan rata-rata dimensi balok dari masing-masing alat ukur beserta rata-
ratanya.
Jangka Mistar (cm) Mikrometer 𝒙
Sorong(cm) sekrup (cm)
Δ𝒑 0,0134 0 - 0.0067
Pada tabel 3.9.2 dan 3.10.2 terdapat nilai 𝑥̅ yang diperoleh dengan cara merata-ratakan
sesatan rata-rata dimensi benda yang sudah dihitung sebelumnya. Nilai 𝑥̅ digunakan untuk
menghitung sesatan volume suatu benda dengan rumus:
∆𝑷̅𝟐 ∆𝑳̅
𝟐
∆𝑻̅𝟐
∆𝒗𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = (√| | + | | + | | ) 𝒗𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌
𝑷̅ 𝑳̅ ̅
𝑻
̅̅̅̅ 𝟐
∆𝑷 ∆𝑳̅
𝟐
∆𝑻̅𝟐 𝚫𝒓̅ 𝟐 ∆𝒕̅
𝟐
∆𝒗𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 = (√(| | + | | + | | ) − (𝟐 | | + | | )) 𝒗𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕
̅
𝑷 𝑳̅ 𝑻̅ 𝒓̅ 𝒕̅
Hasil sesatan volume balok adalah 0,0305 𝑐𝑚3 . Sedangkan hasil sesatan volume pelat adalah
0,00195 𝑐𝑚3.
Algazali Adi Negoro
200110190256
Sehingga dihasilkan pengukuran rata-rata balok sebesar 7,839±0,0305 𝑐𝑚3 . Dengan cara
volume balok dikurangi sesatan volume balok. Sedangkan hasil pengukuran volume rata-rata
pelat adalah 2,563±0,0195 𝑐𝑚3 . Dengan cara yang sama pada pengukuran rata-rata volume
balok.
Hasil pengukuran rata-rata massa jenis balok adalah 8,914±0,0356 𝑔𝑟⁄𝑐𝑚3 dan hasil
pengukuran rata-rata massa jenis pelat adalah 2,562±0,0197 𝑔𝑟⁄𝑐𝑚3. Dengan rumus yang
sama, yaitu:
̅
𝒎
𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = (rata-rata massa dibagi volume)
𝒗
Dan sesatannya diperoleh dengan rumus:
𝚫𝒎̅ 𝟐 𝚫𝒗̅𝟐
𝚫𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = (√ | | + | | ) 𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌
̅
𝒎 ̅
𝒗
Kesalahan relatif yang didapat pada percobaan ini adalah sekitar 8,5% dan 2,46 %. Semakin
kecil persentase kesalahan relative yang didapat, maka semakin baik hasil pengukuran benda.
Pada percobaan terkadang hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal
itu dikarenakan terjadi kesalahan-kesalahan pada saat melakukan percobaan atau penelitian.
Berikut faktor kesalahan-kesalahan yang terjadi pada penelitian:
❖ Kesalahan Alat : Kesalahan ini terjadi karena ada alat pengukur tidak berjalan dengan baik.
❖ Kesalahan Paralaks : Kesalahan yang terjadi karena mata pengamat tidak tegak lurus dengan
alat.
❖ Suhu dan kelembapan : Suhu dan kelembapan dapat berpengaruh pada alat ukur dan benda
yang akan diukur. Contoh pada saat suhu naik, penggaris akan memuai dan dapat
menyebabkan kesalahan pada perhitungan.
Kesalahan yang mungkin terjadi pada penelitian ini adalah kesalahan paralaks.
Algazali Adi Negoro
200110190256
BAB 4
KESIMPULAN
4.1 Dapat menggunakan alat-alat dasar yaitu alat ukur mistar, jangka sorong,
mikrometer sekrup dan neraca ohauss.
4.2 Dapat menentukan hasil pengukuran dari alat ukur dasar.
4.3 Dapat menentukan ketidakpastian dalam pengukuran yang digunakan agar mendekati
nilai yang sebenarnya.
4.4 Dapat menuliskan hasil pengukuran secara benar.
Algazali Adi Negoro
200110190256
TUGAS AKHIR
1. Tuliskan data hasil pengamatan beserta ketidakpastiannya
Tabel 1.1.1 Dimensi Balok Menggunakan Jangka Sorong
No Dimensi Balok (cm)
P±Δp L±Δl T±Δt
1 3,95±0,005 2,05±0,005 0,70±0,005
2 3,99±0,005 2,06±0,005 0,99±0,005
3 3,99±0,005 2,05±0,005 1,00±0,005
̅
𝒙 3,977±0,005 2,053±0,005 0,987±0,005
P L T P L Tb D
1 - 2,055±0,0005 1,046±0,0005 - 1,854±0,0005 0,341±0,0005 -
2 - 2,150±0,0005 1,035±0,0005 - 1,857±0,0005 0,338±0,0005 -
𝟑, 𝟗𝟓 + 𝟑, 𝟗𝟗 + 𝟑, 𝟗𝟗 𝟏𝟏, 𝟗𝟑
𝑷= = = 𝟑, 𝟗𝟕𝟕
𝟑 𝟑
Sesatan Panjang :
̅ − 𝒙)𝟐
∑(𝒙
𝚫𝑷 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)
Algazali Adi Negoro
200110190256
= √0,00018 = 0,0134 cm
Panjang balok : 3,9 ± 0,0134 𝑐𝑚
➢ Lebar balok
𝟐, 𝟎𝟓 + 𝟐, 𝟎𝟔 + 𝟐, 𝟎𝟓 𝟓, 𝟗
𝑳= = = 𝟐, 𝟎𝟓𝟑
𝟑 𝟑
Sesatan Lebar :
̅ − 𝒙)𝟐
∑(𝒙
𝚫𝑳 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)
= √0,00159 = 0,0399 cm
Lebar balok : 2,053 ± 0,0399 𝑐𝑚
➢ Tinggi Balok
𝟎, 𝟗𝟕 + 𝟎, 𝟗𝟗 + 𝟏 𝟐, 𝟗𝟔
𝑻= = = 𝟎, 𝟗𝟖𝟕
𝟑 𝟑
Sesatan Tinggi :
̅ − 𝒙)𝟐
∑(𝒙
𝚫𝑻 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)
= √0,000468 = 0,0216 cm
Tinggi balok : 0,987 ± 0,0216 𝑐𝑚
Algazali Adi Negoro
200110190256
𝟑, 𝟗 + 𝟑, 𝟗 + 𝟑, 𝟗 𝟏𝟏, 𝟕
𝑷= = = 𝟑, 𝟗
𝟑 𝟑
Sesatan Panjang :
̅ − 𝒙)𝟐
∑(𝒙
𝚫𝑷 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)
= √0 = 0 cm
Panjang balok : 3,9 𝑐𝑚
➢ Lebar balok
𝟐, 𝟎 + 𝟏, 𝟗 + 𝟐, 𝟎 𝟐, 𝟖
𝑳= = = 𝟏, 𝟗𝟕
𝟑 𝟑
Sesatan Lebar :
̅ − 𝒙)𝟐
∑(𝒙
𝚫𝑳 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)
= √0,0012 = 0,0334 cm
Lebar pelat : 1,97 ± 0,0334 𝑐𝑚
➢ Tinggi Balok
𝟏 + 𝟎, 𝟗 + 𝟎, 𝟗 𝟐, 𝟖
𝑻= = = 𝟎, 𝟗𝟑
𝟑 𝟑
Sesatan Tinggi :
Algazali Adi Negoro
200110190256
̅ − 𝒙)𝟐
∑(𝒙
𝚫𝑻 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)
= √0,0012 = 0,0334 cm
Tinggi Balok : 0,93 ± 0,0334 𝑐𝑚
3. Hitunglah panjang, lebar, tebal dan diameter rata-rata untuk pelat beserta
ketidakpastiannya
Pengikuran panjang, lebar, tebal dan diameter pelat menggunakan jangka sorong
➢ Panjang Pelat
𝟒, 𝟔𝟐 + 𝟒, 𝟔𝟏 + 𝟒, 𝟔𝟏 𝟏𝟑, 𝟖𝟒
𝑷= = = 𝟒, 𝟔𝟏𝟑
𝟑 𝟑
Sesatan Panjang :
̅ − 𝒙)𝟐
∑(𝒙
𝚫𝑷 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)
= √0,000012 = 0,0034 cm
Panjang pelat : 4,613 ± 0,0034 𝑐𝑚
➢ Lebar Pelat
Algazali Adi Negoro
200110190256
𝟏, 𝟖𝟗 + 𝟏, 𝟖𝟖 + 𝟏, 𝟖𝟗 𝟓, 𝟔𝟔
𝑳= = = 𝟏, 𝟖𝟖𝟕
𝟑 𝟑
Sesatan Lebar :
̅ − 𝒙)𝟐
∑(𝒙
𝚫𝑳 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)
= √0,000012 = 0,0034 cm
Lebar pelat : 1,88 ± 0,0034 𝑐𝑚
➢ Tebal Pelat
𝟎, 𝟑𝟎 + 𝟎, 𝟑𝟏 + 𝟎, 𝟑𝟏 𝟎, 𝟗𝟐
𝑻𝒃 = = = 𝟎, 𝟑𝟎𝟕
𝟑 𝟑
Sesatan Tebal :
̅ − 𝒙)𝟐
∑(𝒙
𝚫𝑳 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)
= √0,0000178 = 0,0042
Tebal pelat : 0,307 ±0,0042
➢ Diameter Pelat
𝟎, 𝟔𝟎 + 𝟎, 𝟔𝟔 + 𝟎. 𝟔𝟏 𝟏, 𝟖𝟕
𝑫= = = 𝟎, 𝟔𝟐𝟑
𝟑 𝟑
Sesatan Diameter :
Algazali Adi Negoro
200110190256
̅ − 𝒙)𝟐
∑(𝒙
𝚫𝑫 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)
= √0,000425 = 0,0206 cm
Diameter pelat : 0,623 ± 0,0206 𝑐𝑚
❖ . Nilai pengukuran rata-rata dari pengukuran panjang, lebar dan tebal
dimensi pelat menggunakan mistar
Tabel 3.4 Panjang, lebar dan tinggi pelat menggunakan mistar beserta selisihnya
dengan rata-rata
➢ Panjang pelat
𝟒, 𝟓 + 𝟒, 𝟓 + 𝟒, 𝟒 𝟏𝟑, 𝟒
𝑷= = = 𝟒, 𝟒𝟕
𝟑 𝟑
Sesatan Panjang :
̅ − 𝒙)𝟐
∑(𝒙
𝚫𝑷 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)
= √0,0012 = 0,0334 cm
Panjang pelat : 4,47 ± 0,0334 𝑐𝑚
➢ Lebar pelat
𝟏, 𝟕 + 𝟏, 𝟖 + 𝟏, 𝟖 𝟓, 𝟑
𝑳= = = 𝟏, 𝟕𝟕
𝟑 𝟑
Sesatan Lebar :
Algazali Adi Negoro
200110190256
̅ − 𝒙)𝟐
∑(𝒙
𝚫𝑳 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)
= √0,0012 = 0,0334 cm
Lebar pelat : 1,77 ± 0,0334 𝑐𝑚
➢ Tinggi Pelat
𝟎, 𝟑 + 𝟎, 𝟑 + 𝟎, 𝟑 𝟎, 𝟗
𝑻= = = 𝟎, 𝟑
𝟑 𝟑
Sesatan Tinggi :
̅ − 𝒙)𝟐
∑(𝒙
𝚫𝑻 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)
= √0 = 0cm
Tinggi pelat : 0,3 𝑐𝑚
➢ Diameter Pelat
𝟎, 𝟕 + 𝟎, 𝟕 + 𝟎, 𝟖 𝟐, 𝟐
𝑫= = = 𝟎, 𝟕𝟑
𝟑 𝟑
Sesatan Diameter :
̅ − 𝒙)𝟐
∑(𝒙
𝚫𝑫 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)
= √0,0012 = 0,0334 cm
Algazali Adi Negoro
200110190256
❖ Massa Balok
Sesatan Massa :
̅ − 𝒎)𝟐
∑(𝒎
𝚫𝒎 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)
(69,877−69,90)2 +(69,877−69,88)2 +(69,877−69,85)2
Δ𝑚 = √
3(3−1)
❖ Massa Pelat
𝟔, 𝟒𝟔 + 𝟔, 𝟒𝟕 + 𝟔, 𝟒𝟗 𝟏𝟗, 𝟒𝟐
𝒎= = = 𝟔, 𝟒𝟕𝟑
𝟑 𝟑
Sesatan Massa :
̅ − 𝒎)𝟐
∑(𝒎
𝚫𝒎 = √
𝑵(𝑵 − 𝟏)
(6,473−6,46)2 +(6,473−6,47)2 +(6,473−6,49)2
Δ𝑚 = √
3(3−1)
❖ Volume Balok
̅ × 𝒍̅ × 𝒕̅
𝒗𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = 𝒑
𝒗𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = 𝟑, 𝟗𝟒 × 𝟐, 𝟎𝟐 × 𝟎, 𝟗𝟖𝟓
𝒗𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = 𝟕, 𝟖𝟑𝟗 𝒄𝒎𝟑
∆𝑷̅𝟐 ∆𝑳̅
𝟐
∆𝑻̅𝟐
∆𝒗𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = (√| | + | | + | | ) 𝒗𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌
𝑷̅ 𝑳̅ ̅
𝑻
❖ Volume Pelat
𝟏
̅ × 𝑳̅ × 𝑻
𝒗𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 = (𝑷 ̅ 𝒃 ) − ( 𝝅𝑫𝟐 𝑻
̅𝒃)
𝟒
𝟏
𝒗𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 = (𝟒, 𝟓𝟓 × 𝟏, 𝟖𝟒 × 𝟎, 𝟑𝟐) − ( 𝝅(𝟎, 𝟔𝟖)𝟐 𝟎, 𝟑𝟐)
𝟒
𝒗𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 = 𝟐, 𝟔𝟕𝟗 − 𝟎, 𝟏𝟏𝟔
𝒗𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 = 𝟐, 𝟓𝟔𝟑 𝒄𝒎𝟑
Algazali Adi Negoro
200110190256
̅̅̅̅ 𝟐
∆𝑷 ∆𝑳̅
𝟐
̅𝒃 𝟐
∆𝑻 𝚫𝒓̅ 𝟐 ∆𝒕̅
𝟐
∆𝒗𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 = (√(| | + | | + | | ) − (𝟐 | | + | | )) 𝒗𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕
̅
𝑷 𝑳̅ ̅
𝑻 𝒓̅ 𝒕̅
∆𝒗𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕
𝟎, 𝟎𝟏𝟖𝟒 𝟐 𝟎, 𝟎𝟏𝟕𝟗 𝟐 𝟎, 𝟎𝟎𝟐𝟒 𝟐 𝟎, 𝟎𝟎𝟏𝟐 𝟐 𝟎, 𝟎𝟎𝟐𝟒 𝟐
= (√(| | +| | +| | ) − (𝟐 | | +| | )) 𝟐, 𝟓𝟔𝟑
𝟒, 𝟓𝟓 𝟏, 𝟖𝟒 𝟎, 𝟑𝟐 𝟎, 𝟏𝟔 𝟎, 𝟑𝟐
∆𝒗𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 = (√(𝟎, 𝟎𝟎𝟒𝟐 + 𝟎, 𝟎𝟎𝟗𝟕𝟐 + 𝟎, 𝟎𝟎𝟕𝟓𝟐 ) − (𝟎, 𝟎𝟎𝟕𝟓𝟐 + 𝟎, 𝟎𝟎𝟕𝟓𝟐 )𝟐) 𝟐, 𝟓𝟔𝟑
∆𝒗𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 = 𝟎, 𝟎𝟎𝟕𝟔 × 𝟐, 𝟓𝟔𝟑
∆𝒗𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 = 𝟎, 𝟎𝟏𝟗𝟓
Hasil pengukuran rata-rata volume pelat adalah 2,563±0,0195 𝑐𝑚3 .
𝚫𝒎̅ 𝟐 𝚫𝒗̅𝟐
𝚫𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = (√ | | + | | ) 𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌
̅
𝒎 ̅
𝒗
𝟎, 𝟎𝟏𝟓 𝟐 𝟎, 𝟎𝟑𝟎𝟓 𝟐
𝚫𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 √
=( | | +| | ) 𝟖, 𝟗𝟏𝟒
𝟔𝟗, 𝟖𝟕𝟕 𝟕, 𝟖𝟑𝟗
𝟔𝟗, 𝟖𝟕𝟕
𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 =
𝟕, 𝟖𝟑𝟗
𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = 𝟖, 𝟗𝟏𝟒 𝒈𝒓⁄𝒄𝒎𝟑
𝚫𝒎̅ 𝟐 𝚫𝒗̅𝟐
𝚫𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = (√| | + | | ) 𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌
̅
𝒎 𝒗̅
𝟎, 𝟎𝟏𝟓 𝟐 𝟎, 𝟎𝟑𝟎𝟓 𝟐
𝚫𝝆𝒃𝒂𝒍𝒐𝒌 = (√| | +| | ) 𝟖, 𝟗𝟏𝟒
𝟔𝟗, 𝟖𝟕𝟕 𝟕, 𝟖𝟑𝟗
𝚫𝒎̅ 𝟐 𝚫𝒗̅𝟐
𝚫𝝆𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 √
=( | | + | | ) 𝝆𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕
̅
𝒎 ̅
𝒗
𝟎, 𝟎𝟎𝟖𝟖 𝟐 𝟎, 𝟎𝟏𝟗𝟓 𝟐
𝚫𝝆𝒑𝒆𝒍𝒂𝒕 √
=( | | +| | ) 𝟐, 𝟓𝟔𝟐
𝟔, 𝟒𝟕𝟑 𝟐, 𝟓𝟔𝟑
7. Bandingkan massa jenis balok dan pelat terhadap massa jenis literatur
Algazali Adi Negoro
200110190256
DAFTAR PUSTAKA
Bevington, P. R. (1969). Data Reduction and erro analysis for the physical. New york: McGraw-Hill
Book Company.
LAMPIRAN