Anda di halaman 1dari 9

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
No. Dokumen: Tanggal Berlaku: Revisi: Halaman:
MODUL PRAKTIKUM - 02 19-2-2019 6 1 dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

Hari/Tanggal : Jumat/27 Maret 2020


Materi : Pengamatan Pergerakan Bakteri
Nama : Jacob Managam Hatuaon Situmeang
NPM : 200110190258
Kelompok : 10
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Yuli Astuti Hidayati, MP.

1. Judul Praktikum
Pengamatan Pergerakan Bakteri

2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum Mikrobiologi dengan topik pergerakan gerak bakteri
adalah sebagai berikut:
1. Untuk menentukan ada atau tidak adanya kemampuan gerak bakteri
2. Untuk mengamati gerak bakteri

3. Kajian Pustaka
Pergerakan bakteri berdasarkan mekanisme gerak bakteri dapat didasari oleh ada
atau
tidaknya alat gerak. Dengan begitu dapat pergerakan bakteri dapat digolongkan dalam
bakteri yang bersifat motil dan bersifat non motil. Bakteri motil mempunyai alat gerak
berupa flagel, karena ukurannya yang kecil maka terkadang flagel tidak dapat dilihat
dengan mikroskop.
Flagel bergerak dengan cara memutar. Untuk bakteri yang tidak memiliki alat gerak
umumnya bergerak secara menggelinding (meluncur) dan akan bergerak bila ada kontak
terhadap benda padat (Dakuni, 2001). Flagela merupakan struktur kompleks yang
tersusun
atas bermacam-macam protein termasuk flagelin yang membuat flagela berbentuk
seperti
tabung cambuk dan protein kompleks yang memanjangkan dinding sel dan membran sel
untuk membentuk motor yang menyebabkan flagela berotasi. Flagela berbentuk seperti
cambuk. Flagela digunakan bakteri sebagai alat gerak. Bentuk yang umum dijumpai
meliputi:
1. Monopolar monotrikha : bakteri memiliki satu flagel yang berada disalah satu ujung
sel.
2. Monopolar Lofotrikha : bakteri memiliki banyak flagel yang ditemukan pada salah
satu kutub sel.
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
No. Dokumen: Tanggal Berlaku: Revisi: Halaman:
MODUL PRAKTIKUM - 02 19-2-2019 6 2 dari 9

3. Bipolar amfitrika : memiliki flagel pada kedua kutubnya dengan jumlah lebih
dari satu.
4. Peritrikha : bakteri mempunyai flagel yang tersebar pada seluruh bagian
selnya.
Tidak semua bakteri mempunyai daya motilitas, ada bakteri yang tidak mempunyai
alat gerak yaitu flagel sehingga berdasarkan letak dan jumlah flagel pada sel bakteri,
jenis ini digolongkan dalam bakteri atrik (Dwidjoseputro, 1978). Bila bakteri tidak
menunjukkan gerakan yang cepat dan perpindahan tempat saat diamati. Oleh karena itu
dapat dipastikan bahwa gerakan yang terjadi adalah gerak Brown ( gerakan yang terjadi
pada bakteri akibat adanya energi kinetik). Pada gerak Brown semua organisme
bergetar dengan laju yang sama dan menjaga hubungan ruang yang tetap satu sama lain,
sedangkan bakteri yang motil terus menerus bergerak kearah tertentu (Wesley &
Wheeler, 1988).
4. Hasil Pengamatan
Gambar 1 Hasil Pengamatan Pergerakan Bakteri

5. Pembahasan
Pada praktikum mengamati pergerakan bakteri ini diketahui dari tabel 1 yaitu,  pada
medium dengan perlakuan disejajarkan dengan hidung (bagian atas) setelah diamati
pergerakan bakteri yang terjadi adalah gerak Brown atau gerak bebas. Bentuk dari bakteri
ini adalah kokus (bulat). Sedangkan pada medium dengan perlakuan ditempatkan di atas
tanah (bagian bawah) pergerakan bakterinya tidak memiliki tanda-tanda bergerak dapat
dikatakan tidak bergerak. Hal ini dikarenakan bakteri tersebut tidak mempunyai alat gerak
yang biasanya disebut dengan flagel. Bentuk  bekteri adalah basil. Dapat disimpulkan
bakteri yang dapat bergerak adalah bakteri yang diambil dari medium pertama dengan jenis
gerakan Brown. Sedangkan bakteri yang diambil dari medium kedua tidak bergerak
dikarenakan tidak memiliki flagel (alat gerak).
Praktikum ini digunakan untuk mengamati gerak pada bakteri, dalam  praktikum ini
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
No. Dokumen: Tanggal Berlaku: Revisi: Halaman:
MODUL PRAKTIKUM - 02 19-2-2019 6 3 dari 9

digunakan metode “tetesan bergantung”. Metode ini bertujuan untuk mengamati gerak
bakteri, bakteri yang memilik flagel, dengan metode ini waktu menjadi lebih efisien dan
mudah dilakukan. Keuntungan lain karena memakai metode tetesan bergantung adalah
bakteri yang diamati tidak mudah mati dan bakteri dapat  bergerak bebas. Dengan metode
ini juga lebih bersih karena kontak bakteri dengan tangan praktikan berkurang dan hasilnya
akurat. Dalam praktikum ini, sel bakteri yang diteteskan ke dalam kaca penutup dengan
mengunakan jarum inokulasi yang ujungnya lurus.
Gerak bakteri pada bakteri yang bersifat motil diakibatkan adanya struktur atau organ
sel bakteri yang berbentuk benang yang disebut flagel. Karena flagel pada bakteri berfungsi
untuk bergerak. Flagel berbentuk pajang dan ramping, pada umumnya memiliki panjang
sekitar 12 nm sampai 30 nm. Flagel dapat dilihat pada mikroskop cahaya jika ditambahkan
substansi khusus yaitu modran yang merupakan substansi yang dapat mempertajam
pengamatan yang berrfungsi untuk membesarkan garis lengan flagel, setelah itu pada
sediaan digunakan suatu zat warna sehingga flagel dapat terlihat (Volk 1988). Flagel
tersusun atas tiga bagian, yaitu pangkal (basal) adalah bagian yang berhubungan dengan
membrane plasma. “Hook” yang pendek dan filament yang berbentuk seperti benang,
panjangnya sampai beberapa kali melebihi  panjang tubuhnya(taringan 1988).
Kemampuan suatu mikroorganisme untuk bergerak sendiri disebut motilitas (daya
gerak). Hampir semua sel bakteri spiral dan sebagian dari sel bakteri bersifat motil,
sedangkan bakteri yang berbentuk kokus bersifat tidak bergerak (non motil) (Volk, 1988).
Dari hasil pengamatan dalam praktikum ini, dari kedua koloni bakteri yang diamati,
salah satu koloni tidak memiliki kemampuan bergerak. Dari pengamatan  bentuk bakteri
diketahui bahwa bentuk bateri yang diamati adalah bentuk kokus dan  basil, sedangkan
bakteri yang berbentuk kokus memiliki kemampuan bergerak dan  bakteri yang berbentuk
basil tidak memiliki kemampuan gerak. Hal ini bertolak  belakang dengan pernyataan
(Volk, 1988) yang menyatakan bahwa sebagian bakteri  berbentuk basil bersifat motil.
Terdapat kesalahan yang mengakibatkan bekteri ini tidak bergerak, pertama terlalu lama
dalam memanaskan jarum inokulasi pada saat ingin mengambil bakteri (keadaan jarum
harus aseptik) membuat bakteri yang ingin diamati mati terlebih dahulu karena jarum yang
dipakai terlalu panas.
Pergerakan bakteri yang diamati berbeda dengan gerakan pada bakteri yang  bersifat
non motil atau tidak bergerak. Pergerakan pada bakteri yang bersifat motil menunjukan
pergerakan yang lebih kompleks, menuju kearah tertentu (bukan gerak Brown) sedangkan
gerak pada bakteri yang bersifat tidak motil akan bergerak maju mundur secara zig-zag
yang disebut dengan gerak Brown . Gerak Brown terjadi karena adanya benturan dengan
molekul air (Volk, 1988). Gerak Brown adalah gerak partikel koloid yang bergerak dengan
arah zig-zag, gerakan ini disebabkan adanya tumbukan antara molekul-molekul pelarut
dengan molekul koloid. Tumbukan terjadi antara lentingan sempurna, artinya tenaga
kinetik molekul pelarut dan pertikel koloid sama tetapi karena partikel koloid lebih besar
maka gerakannya lebih lambat jika dibandingkan dengan molekul pelarut (Fariaty, 1995).
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
No. Dokumen: Tanggal Berlaku: Revisi: Halaman:
MODUL PRAKTIKUM - 02 19-2-2019 6 4 dari 9

6. Kesimpulan
Dari hasil praktikum pengamatan pergerakan, bakteri yang diamati ada yang bergerak
(memiliki kemampuan) dan ada yang tidak bergerak (tidak memiliki kemampuan).Bakteri
yang bergerak adalah bakteri yang diambil dari medium pertama dan mempunyai tipe
pergerakan Brown. Bakteri yang diambil dari medium kedua tidak bergerak ini
menandakan bakteri ini tidak mempunyai kemampuan untuk bergerak.

7. Daftar Pustaka
Dwijoseputro. 1978. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan
Erick. 2010. Mekanisme Gerak Bakteri. (online),
(http://erickbio.com/2010/08/21/mekanisme-gerak-bakteri/#comment-631), diakses
4 Februari 2013.
Hadioetomo, Ratna. 1985. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek . Jakarta: PT Gramedia.
Hadioetomo, Ratna. 1988.   Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta:UI Press.
Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiolog i. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
Volk, Swisley A & Margargareth F Wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar . Jakarta:
Erlangga.
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
No. Dokumen: Tanggal Berlaku: Revisi: Halaman:
MODUL PRAKTIKUM - 02 19-2-2019 6 5 dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

Hari/Tanggal : Jumat/27 Maret 2020


Materi : Pewarnaan Sederhana pada Bakteri
Nama : Jacob Managam Hatuaon Situmeang
NPM : 200110190258
Kelompok : 10
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Yuli Astuti Hidayati, MP.

1. Judul Praktikum
Pewarnaan Sederhana pada Bakteri

2. Tujuan Praktikum
Mahasiswa/Praktikan mengerti cara mengidentifikasi bentuk bakteri secara mikroskopis
dengan cara mewarnai bakteri dan mahasiswa dapat melihat bentuk dan morfologi bakteri
dengan satu macam warna.

3. Kajian Pustaka
Pewarnaan sederhana adalah jenis pewarnaan dengan menggunakan salah satu zat
pewarna, misalnya methylene blue, gentian violet, atau safranin (air fuchsin). Beberapa
organel bakteri dapat bereaksi dengan baik dengan zat pewarna. Zat warna yang digunakan
dalam pewarnaan bakteri masing-masing mempunyai sifat yang berbeda. Zat warna asam
pada umumnya lebih cepat bereaksi dengan bagian-bagian sitoplasma sel, sedangkan zat
warna basa mudah bereaksi dengan bagian inti sel (Darkum, 2001).
Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk di identifikasi
adalah dengan metoda pengencetan/pewarnaan. Hal tersebut juga berfingsi untuk
mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui
serangkaian pengecatan (Jimmo, 2008).
Pewarnaan sederhana cukup baik untuk mengamati bentuk dan susunan bakteri. Sel
baktei biasanya terwarnai secara merata, namun ada beberapa mikroba, terutama bila zat
pewarna itu methylene blue beberapa granula di dalam sel tampak terwarnai lebih gelap
daripada bagian lainnya. Beberapa faktor yang menentukan keberhasilan pewarnaan yaitu
filsasi, peluntur zat warna (discoloring agent) dan zat warna penutup (Darkum,2001).
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
No. Dokumen: Tanggal Berlaku: Revisi: Halaman:
MODUL PRAKTIKUM - 02 19-2-2019 6 6 dari 9

4. Hasil Pengamatan
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
No. Dokumen: Tanggal Berlaku: Revisi: Halaman:
MODUL PRAKTIKUM - 02 19-2-2019 6 7 dari 9

5. Pembahasan
Sebelum dilakukan pewarnaan pada bakteri, kaca objek di sterilisasi hal ini bertujuan
untuk mengeliminasi semua mikroorganisme termasuk spora yang hidup dalam alat yang
akan digunakan. Sebelum melakukan pengolesan bakteri, ose dipanaskan diatas pembakar
spirtus yang bertujuan untuk mematikan bakteri secara cepat yang ada pada ose , hal ini
agar tidak tercampur dengan bakteri yang akan diuji. Setelah itu obyek glass di oleskan
dengan bakteri yang akan diamati dan dilakukan fiksasi, fiksasi bertujuan untuk membunuh
bakteri agar zat warna melekat pada bakteri sehingga bentuk dan susunan sel bakteri dapat
diamati. Sebelum diberi zat warna di fiksasi dengan tujuan membunuh bakteri agar zat
warna melekat pada bakteri, sehingga bentuk dan susunan sel bakteri dapat diamati. Zat
warna dan permukaan sel bakteri harus memiliki ion yang berlawanan, sehingga dapat
berkaitan dengan sel bakteri. Pada percobaan ini bersifat positif negative dan zat pewarna
bersifat positif.
Dari hasil pengamatan tersebut menunjukkan bentuk bakteri yang berhasil terwarnai
oleh pewarnaan sederhana adalah bentuk bakteri bulat (coccus) dan batang (basil). Bentuk
bakteri yang bulat menunjukkan bentuk monococcus artinya bulat tunggal. Bentuk bakteri
yang bebrbentuk batang (basil) menunjukkan streptobasil artinya bakteri berbentuk batang
yang bersatu membentuk seperti rantai. Bentuk bakteri lain belum dapat terdentifikasi
karena mungkin dipengaruhi faktor-faktor seperti fiksasi, pelunturan warna, dan
intensifikasi pewarnaan.
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
No. Dokumen: Tanggal Berlaku: Revisi: Halaman:
MODUL PRAKTIKUM - 02 19-2-2019 6 8 dari 9

6. Kesimpulan
Bentuk suatu bakteri dapat diketahui dengan pewarnaan sederhana karena bakteri dapat
menyerap zat warna. Pewarnaan sederhana dapat juga memperlihatkan penataan bentuk
bakteri. Sel bakteri biasanya terwarnai secara merata, tetapi ada bakteri yang terwarnai
tampak lebih gelap karena granula salam sel terwarnai.

7. Daftar Pustaka

Dwidjoseputro, 1978. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan

Jimmo, 2008. Pembuatan Preparat dan Pengecatannya. Retrived from


http://pembuatanpreparatdanpengecetannya

Darkum, M, N. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, Mikologi). Malang


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
MODUL PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
No. Dokumen: Tanggal Berlaku: Revisi: Halaman:
MODUL PRAKTIKUM - 02 19-2-2019 6 9 dari 9

Anda mungkin juga menyukai