Anda di halaman 1dari 8

PENGAMATAN GERAK SEL BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM

Disusun untuk Memenuhi Mata Kuliah Mikrobiologi Lanjutan


yang dibina oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M. Pd. dan Dr. Endang Suarsini, M. Ked.

Oleh:

Kelas JB 2016 / Kelompok 3

Mochammad Ali Mashur 160341864534


Naning Wahyuni 160341864536
Ummu Fatonatul Hidayah 160341864546
Wiedia Carullina Purwanti 160341864538
Yuli Chasanah 160341864537

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JUNI 2017
1. TOPIK, TUJUAN DAN WAKTU PELAKSANAAN

A. TOPIK
PENGAMATAN GERAK SEL BAKTERI
B. TUJUAN
1. Untuk menentukan ada atau tidaknya kemampuan gerak bakteri.
2. Untuk mengamati gerak bakteri.
C. WAKTU PELAKSANAAN
Hari : Rabu
Tanggal : 7 Juni 2017
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi (Gedung O5-Ruang 303) FMIPA-
Universitas Negeri Malang
2. DASAR TEORI
Bakteri merupakan organisme uniseluler yang bersifat prokariotik. Struktur
tubuhnya yang sangat sederhana dapat kita lihat dari organel penyusun tubuhnya, salah
satunya yaitu alat gerak. Pergerakan bakteri berdasarkan pada mekanisme gerak yang
didasari oleh ada atau tidaknya alat gerak. Sehingga bakteri dapat digolongkan kedalam
bakteri yang bersifat motil (aktif) dan non motil. Bakteri motil mempunyai alat gerak
yang berupa flagel. Karena ukurannya yang kecil maka terkadang flagel tidak terlihat di
bawah mikroskop. Flagel ini bergerak dengan cara memutar.  Flagela merupakan struktur
kompleks yang tersusun atas bermacam-macam protein termasuk flagelin yang membuat
flagela berbentuk seperti tabung cambuk dan protein kompleks yang memanjangkan
dinding sel dan membran sel untuk membentuk motor yang menyebabkan flagela
berrotasi. Penyusunan flagel (cemeti) pada sel bakteri merupakan ciri khas bagi eubakteria
yang bergerak. Flagela-flagela tersebut disematkan secara polar atau lateral pada bakteri-
bakteri yang berbentuk batang. Pada kebanyakan bakteri yang berflagel polar, flagel dapat
bertindak sebagai pendorong (seperti baling-baling pada perahu) dan mendorong sel
melintasi medium. Flagel bentuknya menyerupai benang-benang yang terpintal dalam
bentuk heliks, yang digerakkan oleh “mesin rotasi” yang terdapat pada tempat penyematan
di dalam sitoplasma. Flagel berputar mengelilingi sebuah poros fiktif seperti garis sekrup.
Gerakan ini dapat dilakukan oleh flagel tunggal ataupun oleh ikat flagel. Flagel dapat
membalikkan arah putar secara spontan atau oleh rangsangan dari luar. Pada beberapa
bakteri yang berflagel polar, pembalikan arah putar flagel berakibat membaliknya arah
gerakan badan sel. Pada bakteri spiral yang berflagel “amphitrich”, kadang-kadang berkas
flagel terlipat balik diatas badan sel (Schlegel, 1994).

Bentuk bakteri dengan flagela yang umum dijumpai yaitu:


1. Monopolar monotrik : bakteri dengan satu flagel yang berada disalah satu
ujung sel.
Contoh: Vibrio metshnikovii
2. Monopolar lopotrik : bakteri dengan banyak flagel yang ditemukan pada salah satu
kutub sel.
Contoh: Pseudomonas dan Chromatium
3. Bipolar ampitrik : bakteri dengan flagel pada kedua kutubnya dan dengan jumlah
lebih dari satu.
Contoh: Spirillum
4. Peritrik : bakteri dengan flagel yang tersebar pada seluruh
bagian selnya.
Contoh: Enterobacteriaceae, Bacillaceae

Gambar 1. Macam-macam flagel (Ferawati, 2012)

Beberapa organisme prokariot dapat bergerak namun tidak memiliki organ


pergerakan atau flagella. Organisme tersebut bergerak dengan cara meluncur atau gliding,
dan akan bergerak jika mengalami kontak dengan suatu permukaan padat (Darkuni, 2001),
tetapi tidak akan bergerak jika terdapat dalam bentuk suspensi di dalam cairan (Fardiaz,
1993). Kemampuan untuk bergerak tanpa flagel dimiliki oleh bakteri-bakteri meluncur,
diantaranya miksobakteri, sianobakteri dan kelompok bakteri lain, maupun Spirochaeta
(Schlegel, 1994).

Pergerakan flagella membutuhkan energi dari sel. Organisme yang mempunyai


flagel peritrik pada umumnya pergerakannya lurus dan lambat, sedangkan yang
mempunyai flagel polar bergerak lebih cepat, berputar-putar dan berpindah-pindah arah.
Dalam mengamati pergerakan bakteri di bawah mikroskop harus dibedakan antara
pergerakan sejati yang disebabkan oleh flagel dengan pergerakan Brown (Brownian
motion) yang terjadi juga pada sel yang telah mati. Pergerakan Brown adalah pergerakan
yang terjadi pada semua benda kecil di dalam air yang disebabkan oleh pergerakan
molekul air yang dipindahkan ke benda-benda kecil tersebut. Bakteri yang
memperlihatkan pergerakan Brown, gerakannya tidak teratur dan tidak terarah. Hanya
benda-benda kecil yang memperlihatkan pergerakan Brown, sedangkan bakteri yang
berukuran besar dan khamir pergerakannya kecil sekali atau tidak ada sama sekali
(Fardiaz, 1993). Pada gerak Brown semua organisme bergetar dengan laju yang sama dan
menjaga hubungan ruang yang tetap satu sama lain, sedangkan bakteri yang motil terus
menerus bergerak kearah tertentu (Wesley & Wheeler, 1988).

3. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


A. ALAT
- mikroskop - jarum inokulasi ujung lurus
- kaca benda cekung - jarum inokulasi ujung berkolong
- kaca penutup - lampu spiritus
- pipet
B. BAHAN
- biakan bakteri yang diperoleh - tisu
dari praktikum sebelumnya - korek api
- aquades steril - lisol
- kertas penghisap - lap
- alkohol 70% - sabun cuci

4. PROSEDUR KERJA
Diambil sebuah kaca benda cekung yang bersih, lalu dilewatkan di atas api lampu
spiritus

Diambil sebuah kaca penutup yang bersih, lalu dilewatkan di atas api lampu spiritus

Di teteskan satu ose aquades steril di atas kaca penutup

Secara aseptik diambil sedikit inokulum yang berasal dari koloni bakteri yang akan
diperiksa dengan menggunakan jarum inokulasi ujung lurus
Inokulum disentuhkan pada tetesan aquades steril pada kaca penutup, lalu diratakan
perlahan-lahan

Bagian cekung dari kaca benda cekung ditelungkupkan tepat di atas kaca penutup yang
telah diberi inokulum

Dibalikkan dengan cepat kaca benda dan kaca penutup, diusahakan agar tetesan
aquades tersebut menggantung dan terkurung di dalam cekungan kaca benda

Diamati preparat dibawah mikroskop

Dicatat bentuk sel dan kemampuannya untuk bergerak

5. DATA PENGAMATAN
No. Koloni Bentuk Bakteri Jenis Gerak Bakteri
1 Kokus Gerak Brown
2 Kokus Tidak bergerak (tidak memiliki flagel)

6. ANALISIS DATA

Pada pengamatan koloni 1, sel bakteri yang bentuknya kokus (bulat) tampak
adanya gerak Brown atau gerak bebas. Gerak tersebut merupakan gerak bakteri karena
adanya energi kinetik. Jadi bakteri bergerak tidak berpindah tempat. Sedangkan pada
koloni 2, bakteri yang juga berbentuk kokus tidak memiliki tanda-tanda bergerak,
sehingga dapat dikatakan tidak bergerak. Hal ini kemungkinan dikarenakan bakteri
tersebut tidak mempunyai alat gerak flagel.

7. PEMBAHASAN
Praktikum ini dilakukan untuk mengamati gerak pada sel bakteri. Metode yang
digunakan yaitu metode “tetesan bergantung”. Tujuannya untuk mengamati gerak bakteri
yang memiliki flagel. Keuntungan menggunakan metode ini antara lain: waktu menjadi
lebih efisien, mudah dilakukan, bakteri yang diamati tidak mudah mati dan bakteri dapat
bergerak bebas. Selain itu dengan metode tetesan bergantung, kontak bakteri dengan
tangan praktikan juga berkurang dan hasilnya akurat.
Gerak pada bakteri yang bersifat motil diakibatkan adanya struktur atau organ sel
bakteri yang berbentuk benang yang disebut flagel. Karena flagel pada bakteri berfungsi
untuk bergerak. Flagel berbentuk panjang dan ramping, pada umumnya memiliki
panjang sekitar 12 nm sampai 30 nm. Flagel dapat dilihat pada mikroskop cahaya jika
ditambahkan substansi khusus yaitu modran yang merupakan substansi yang dapat
mempertajam pengamatan yang berrfungsi untuk membesarkan garis lengan flagel,
setelah itu pada sediaan digunakan suatu zat warna sehingga flagel dapat terlihat (Volk,
1988). Flagel tersusun atas tiga bagian, yaitu pangkal (basal) adalah bagian yang
berhubungan dengan membrane plasma, “Hook” yang pendek dan filament yang
berbentuk seperti benang, dengan panjang sampai beberapa kali melebihi panjang
tubuhnya (Tarigan, 1988). Kemampuan suatu mikroorganisme untuk bergerak sendiri
disebut motilitas (daya gerak).
Dari kedua koloni bakteri yang diamati dalam praktikum ini, salah satu koloni
tidak memiliki kemampuan bergerak. Kebetulan bentuk bakteri yang diamati dari kedua
koloni sama, yaitu kokus. Menurut Volk (1988), bakteri yang berbentuk kokus bersifat
tidak bergerak atau non motil. Pergerakan bakteri yang diamati berbeda dengan gerakan
pada bakteri yang bersifat non motil atau tidak bergerak. Pergerakan pada bakteri yang
bersifat motil menunjukan pergerakan yang lebih kompleks, menuju kearah tertentu
(bukan gerak Brown) sedangkan gerak pada bakteri yang bersifat tidak motil akan
bergerak maju mundur secara zig-zag yang disebut dengan gerak Brown. Gerak Brown
terjadi karena adanya benturan dengan molekul air. Gerak Brown adalah gerak partikel
koloid yang bergerak dengan arah zig-zag, gerakan ini disebabkan adanya tumbukan
antara molekul-molekul pelarut dengan molekul koloid. Tumbukan terjadi antara
lentingan sempurna, artinya tenaga kinetik molekul pelarut dan  pertikel koloid sama
tetapi karena partikel koloid lebih besar maka gerakannya lebih lambat jika dibandingkan
dengan molekul pelarut.
8. DISKUSI

1. Bagaimanakah ciri-ciri gerak bakteri dalam pengamatan mikroskopis?

Jawab:

Pergerakan bakteri dapat digolongkan berdasarkan ada tidaknya alat gerak yang
dikelompokkan menjadi dua, yaitu motil dan non motil. Ciri-ciri dari pergerakan bakteri
yang motil adalah bergerak dengan menggunakan alat gerak yaitu berupa flagel, bakteri
ini akan nampak sekali bergerak dan gerakannya menuju arah tertentu. Sedangkan
bakteri yang mempunyai sifat non motil bercirikan bergerak dengan memanfaatkan
keadaan sekitarnya yaitu bergerak dikarenakan energi kinetik. Bakteri yang mempunyai
sifat pergerakan non motil bergerak karena adanya gesekan larutan dan gerakan ini
disebut gerak Brown. Ciri lainnya adalah bakteri akan bergerak maju dan mundur ke
tempat semula, pergerakannya tidak terlalu cepat dan bakteri tidak berpindah tempat
saat diamati. Pada gerak Brown semua organisme bergetar dengan laju yang sama dan
menjaga hubungan ruang yang tetap satu sama lain.

2. Apa keuntungan penggunaan metode “tetesan bergantung” dalam pengamatan gerak


bakteri?
Jawab :
Keuntungan menggunakan metode tetesan gantung adalah kita mendapatkan hasil yang
lebih akurat karena tetesannya tidak terkontaminasi udara lain. Faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil pengamatan berkurang, bakteri dapat bergerak bebas tanpa
tertimpa kaca objek, meminimalisir resiko kematian bakteri yang diamati. Dengan
metode tetesan bergantung ini kita dapat mengamati pergerakan bakteri secara lebih
jelas.

9. KESIMPULAN

1. Dari hasil praktikum pengamatan pergerakan, bakteri yang diamati ada yang bergerak
(memiliki kemampuan) dan ada yang tidak bergerak (tidak memiliki kemampuan).
Bakteri yang bergerak adalah bakteri yang diambil dari medium pertama dan
mempunyai tipe pergerakan Brown. Bakteri yang diambil dari medium kedua tidak
bergerak ini menandakan bakteri ini tidak mempunyai kemampuan untuk bergerak.
2. Gerak bakteri yang ditemukan dalam praktikum ini hanya satu, yaitu yang bertipe
pergerakannya adalah gerak Brown. Gerak Brown mempunyai ciri yaitu bakteri akan
bergerak maju dan mundur ke tempat semula, pergerakan bakteri tidak terlalu cepat
dan bakteri tidak berpindah tempat saat diamati. Pada gerak Brown semua organisme
bergetar dengan laju yang sama dan menjaga hubungan ruang yang tetap satu sama
lain.

10. DAFTAR RUJUKAN

Darkuni, N. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi dan Mikologi). Malang:


Universitas Negeri Malang

Fardiaz, S. 1993. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Hastuti, U. S. 2015. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Malang: UM Press

Schlegel, H. G. 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tarigan, J. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan

Volk, S. A. & Whceler, M. F. 1988. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai