Anda di halaman 1dari 3

Nama : Laura Septifanny Putrianasari

Nim : 11190321000048

Kelas : 2B SAA

A. Sejarah dan Perkembangannya


Kata khawarij  menurut bahasa merupakan jamak dari(dibaca khoroja)  ‫خرجي‬  secara
harfiah berarti orang-orang yang keluar, mengungsi atau mengasingkan diri. Secara
Historis khawarij merupakan “orang-orang yang keluar dari barisan Ali” Awalnya
mengakui kekuasaan Ali bin Abi Thalib, lalu menolaknya. Namun pada perkembangan
selanjutnya mereka juga adalah kelompok yang tidak mengakui kepemimpinan
Muawiyah.Adapun yang dimaksud khawarij dalam terminologi ilmu kalam adalah suatu
kelompok/aliran pengikut Ali bin Abli Tholib yang keluar meninggalkan barisan karena
kesepakatan terhadap keputusan Ali yang menerima arbitrase.Dalam perang siffin pada
tahun 37 H/648M,dengan kelompok bughot(pemberontak)Muawiyah bin Abi Sufyan
perihal persengkataan khalifah.
Sebagaimana telah dikemukakan, Khawarij telah menjadikan imamah-khilafah
(politik) sebagai doktrin sentral yang memicu timbulnya doktrin-doktrin teologis lainnya.
Radikalitas yang melekat pada watak dan perbuatan kelompok Khawarij menyebabkan
mereka sangat rentan pada perpecahan, baik secara internal kaum Khawarij sendiri
maupun secara eksternal dengan sesame kelompok Islam lainnya. Para pengamat berbeda
pendapat tentang jumlah sekte yang terbentuk akibat perpecahan yang terjadi dalam
tubuh Khawarij. Al-Baghdadi mengatakan bahwa sekte ini telah terpecah menjadi 18
subsekte. Adapun, Al-Asfarayani, seperti dikutip Bagdadi, mengatakan bahwa sekte ini
telah pecah menjadi 22 subsekte

B. Khawarij dan Doktrin-Doktrin Pokoknya


Diantara doktrin-doktrin pokok Khawarij adalah berikut ini:
1. Khalifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat Islam.
2. Khalifah tidak harus berasal dari keturunan Arab, dengan demikian setiap
muslim berhak menjadi khalifah apabila sudah memnuhi syarat.
3. Khalifah dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan
menjalankan syari’at Islam. Ia harus dijatuhkan bahkan harus dibunuh jika
melakukan suatu kedzaliman.
4. Khalifah sebelum Ali (Abu Bakar, Umar, dan Utsman) adalah sah, tetapi setelah
tahun ketujuh dari masa kehalifahannya, Utsman r.a dianggap telah
menyeleweng.
5. Khalifah Ali adalah sah tetapi setelah terjadi abitrase (tahkim),ia dianggap
menyeleweng.
6. Muawiyah dan Amr bin Al-Ash serta Abu Musa Al-Asy’ari juga dianggap
menyeleweng dan telah menjadi kafir.
7. Pasukan perang Jamal melawan Ali juga kafir.
8. Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut sebagai seorang Muslim
sehingga harus dibunuh. Yang sangat anarkis (kacau) lagi, mereka menganggap
seorang muslim dapat menjadi kafir apabila ia tidak mau membunuh muslim
yang lain yang telah dianggap kafir dengan resiko menanggung beban harus
dilenyapkan pula.
9. Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka. Bila
tidak mau bergabung, ia wajib diperangi karena hidup dalam dar al-harb (Negara
musuh), sedangkan golongan mereka sendiri dianggap berada dalam dar al-islam
(Negara islam).
10. Seseorang harus menghindar dari pimpinan yang menyeleweng.
11. Adanya wa’ad dan wa’id (orang yang baik harus masuk surga dan orang yang
jahat harus masuk neraka).
12. Amar ma’ruf nahi munkar
13. Memalingkan Ayat-ayat Al-Quran yang tampak mutasabihat (samar).
14. Quran adalah makhluk.
15. Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari Tuhan.

C. Sejarah dan Perkembangan Murjiah


Nama Murji’ah diambil dari kata irja atau arja’a yang bermakna
penundaan,penangguhan, dan pengharapan. Kata arja’a mengandung pula arti memberi
harapan,yakni memberi harapan kepada pelaku dosa besar untuk memperoleh
pengampunan dan rahmat Allah. Oleh karena itu Murji’ah artinya orang yang menunda
penjelasan kedudukan seseorang yang bersengketa,yakni Ali dan Muawiyah serta
pasukannya masing-masing ke hari kiamat kelak.

Ada beberapa teori yang berkembang mengenai asal-usul kemunculan Murji’ah.


Teori pertama mengatakan bahwa gagasan irja atau arja dikembangkan oleh sebagian
sahabat dengan tujuan menjamin persatuan dan kesatuan umat islam ketika terjadi
pertikaian politik. Murji’ah baik sebagai kelompok politik maupun
teologis,diperkirakan lahir bersamaan dengan kemunculan Syiah dan Khawarij.
Kelompok ini merupakan musuh berat kelompok Khawarij

D. Doktrin-Doktrin kelompok Murji’ah

Ajaran pokok Murji’ah pada dasarnya bersumber dari gagasan atau doktrin irja yang
diaplikasikan dalam banyak persoalan politik maupun teologis. Di bidang politik doktrin
irja’ diimplementasikan dengan sikap politik netral atau nonblok,yang selalu di
ekspresikan dengan sikap diam. Sikap ini akhirnya berimplikasi begitu jau sehingga
membuat Murji’ah selalu diam dalam persoalan politik.

Adapun dibidang teologi doktrin irja dikembangkan Murji’ah ketika menghadapi


persoalan-persoalan teologis yang muncul saat itu. Pada perkembangan berikutnya
persoalan-persoalan menjadi semakin kompleks sehingga mencakup iman,kufur,dosa
besar dan ringan,tauhid, tafsir Al-Quran,pengampunan dosa besar,dll

Anda mungkin juga menyukai