Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

PROMOSI KESEHATAN DI MASA PEMERINTAHAN


PRESIDEN MEGAWATI SOEKARNOPUTRI

DOSEN PENGAMPU : PUTRA APRIADI SIREGAR, S.KM, M.Kes

OLEH KELOMPOK 8 :

SYIFA ARYA SUKMA (0801183426)

ISTI AMALIANA (0801183421)

RIZKI FADHILAH NASUTION (0801183447)

SYAFIRAH (0801181091)

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATRA UTARA

2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Promo Kesehatan. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat
kelak.
Penulisan ini kami sajikan secara ringkas dan sederhana sesuai
kemampuan yang kami miliki. Kami berterima kasih kepada dosen kami yang
telah mengarahkan dan memberi kami tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas
ini.
Kami juga menyadari bahwa tugas ini masih memiliki banyak kekurangan,
oleh karena itu kami meminta maaf jika masih terdapat kesalahan dalam
penulisan. Kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan tugas ini. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih. Semoga
dapat bermanfaat dan bisa menambah wawasan bagi pembaca.

Medan, September 2019

KELOMPOK 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................2
1.4 Manfaat....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Promosi Kesehatan pada Masa Pemerintahan Megawati........................3


2.2 Asas Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).........................................4
2.3 Jaminan Hari Tua....................................................................................5
2.4 Jaminan Kesehatan Nasional...................................................................5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..............................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Megawati Soekarnoputri merupakan Presiden Republik Indonesia yang


ke-5 menggantikan jabatan Presiden K.H Abdurrahman Wahid. Ia menjadi
presiden setelah MPR mengadakan Sidang Istimewa MPR pada tahun
2001. Sidang Istimewa MPR ini diadakan dalam menanggapi langkah
Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang membekukan
lembaga MPR/DPR dan Partai Golkar. Ia dilantik pada 23 Juli 2001. Sebelumnya
dari tahun 1999–2001, ia menjabat Wakil Presiden pada pemerintahan
Presiden Abdurrahman Wahid(Gus Dur).

Megawati adalah putri sulung dari presiden pertama yaitu Soekarno. Sama
seperti ayahnya, ia dikenal masyarakat sebagai pemimpin yang karismatik. Ia
dianggap sebagai salah satu tokoh perempuan bermental baja yang berani
mendobrak kekuatan politik Orde Baru. Dengan tekad yang bulat, Megawati
tampil berani menghadapi berbagai tantangan dan ujian. Dia memasuki
kepemimpinan politik dengan segala kemampuan dan keterbatasannya. Dengan
keyakinan untuk menegakkan demokrasi dan reformasi di republic ini. Hanya
sedikit tokoh yang berani bertindak. Barulah setelah Megawati mengadakan
perlawanan terbuka terhadap kekuasaan yang represif, keberanian tokoh-tokoh
lainnya mulai ikut bangkit.

Pada masa pemerintahannya, megawati mengesahkan UU No. 40 Tahun


2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang bertujuan untuk
memenuhi dasar kesehatan masyarakat yang layak diberikan kepada setiap orang
yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dari makalah ini:

1. Apa saja program kesehatan pada masa pemerintahan Megawati?

1
2. Apa itu Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)?
3. Apa saja asas Sistem Jaminan Sosial (SJSN)?
4. Apa jaminan hari tua?
5. Apa Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah agar mahasiswa memahami dan
mengerti apa saja promosi kesehatan pada masa pemerintahan Megawati

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Promosi Kesehatan pada Masa Pemerintahan Megawati

Adanya pengeluaran yang tidak terduga apabila seseorang terkena


penyakit, apalagi tergolong penyakit berat yang menuntut stabilisasi yang rutin
seperti hemodialisa atau biaya operasi yang sangat tinggi. Hal ini berpengaruh
pada penggunaan pendapatan seseorang dari pemenuhan kebutuhan hidup pada
umumnya menjadi biaya perawatan dirumah sakit, obat-obatan, operasi, dan lain
lain. Hal ini tentu menyebabkan kesukaran ekonomi bagi diri sendiri maupun
keluarga. Sehingga munculah istilah “SADIKIN”, sakit sedikit jadi miskin. Dapat
disimpulkan, bahwa kesehatan tidak bisa digantikan dengan uang, dan tidak ada
orang kaya dalam menghadapi penyakit karena dalam sekejap kekayaan yang
dimiliki seseorang dapat hilang untuk mengobati penyakit yang dideritanya.

Seperti menemukan air di gurun, ketika Presiden Megawati mensahkan


UU No. 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) pada 19 Oktober
2004, banyak pihak berharap tudingan Indonesia sebagai ”negara tanpa jaminan
sosial” akan segera luntur dan menjawab permasalahan di atas.

Munculnya UU SJSN ini juga dipicu oleh UUD Tahun 1945 dan
perubahannya Tahun 2002 dalam Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28H ayat (1),
ayat (2) dan ayat (3), serta Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2) mengamanatkan untuk
mengembangkan Sistem Jaminan Sosial Nasional. Hingga disahkan dan
diundangkan UU SJSN telah melalui proses yang panjang, dari tahun 2000 hingga
tanggal 19 Oktober 2004.

Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah sebuah sistem jaminan sosial yang


ditetapkan di Indonesia dalam Undang-Undang nomor 40 tahun 2004. Jaminan
sosial ini adalah salah satu bentuk perlindungan sosial yang diselenggarakan oleh
negara Republik Indonesia guna menjamin warganegaranya untuk memenuhi

3
kebutuhan hidup dasar yang layak, sebagaimana dalam deklarasi PBB tentang
HAM tahun 1948 dan konvensi ILO No.102 tahun 1952.

Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk


menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang
layak. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) adalah salah satu cara
penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara
jaminan sosial.

UU No.40 tahun 2004 tentang SJSN menggantikan program-program


jaminan sosial yang ada sebelumnya (Askes, Jamsostek, Taspen, dan Asabri) yang
dinilai kurang berhasil memberikan manfaat yang berarti kepada penggunanya,
karena jumlah pesertanya kurang, jumlah nilai manfaat program kurang memadai,
dan kurang baiknya tata kelola manajemen program tersebut.

Manfaat program Jamsosnas tersebut cukup komprehensif, yaitu meliputi


jaminan hari tua, asuransi kesehatan nasional, jaminan kecelakaan kerja, dan
jaminan kematian. Program ini akan mencakup seluruh warga negara Indonesia,
tidak peduli apakah mereka termasuk pekerja sektor formal, sektor informal, atau
wiraswastawan.

2.2 Asas Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

Program Jamsosnas diselenggarakan menurut asas-asas berikut ini:

1. Asas saling menolong (gotong royong): peserta yang lebih kaya akan
membantu peserta yang kurang mampu, peserta yang mempunyai risiko
kecil akan membantu peserta yang mempunyai risiko lebih besar, dan
mereka yang sehat akan membantu mereka yang sakit
2. Asas kepesertaan wajib: seluruh penduduk Indonesia secara bertahap akan
diwajibkan untuk berpartisipasi dalam program Jamsosnas
3. Asas dana amanah (trust fund): dana yang dikumpulkan dari peserta akan
dikelola oleh beberapa Badan Pengelola Jamsosnas dalam sebuah dana
amanah yang akan dipergunakan semaksimal mungkin untuk
meningkatkan kesejahteraan seluruh peserta

4
4. Asas nirlaba: dana amanah ini harus bersifat nirlaba dan dipergunakan
untuk memenuhi kebutuhan jaminan sosial seluruh peserta
5. Keterbukaan, pengurangan risiko, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas:
dasar pengelolaan ini akan digunakan sebagai dasar pengelolaan program
Jamsosnas
6. Portabilitas: peserta akan terus menjadi anggota program Jamsosnas tanpa
memedulikan besar pendapatan dan status kerja peserta, dan akan terus
menerima manfaat tanpa memedulikan besar pendapatan dan status
keluarga peserta sepanjang memenuhi kriteria tertulis untuk menerima
manfaat program tersebut.
2.3 Jaminan Hari Tua

Program jaminan hari tua (JHT) adalah sebuah program manfaat pasti
(defined benefit) yang beroperasi berdasarkan asas “membayar sambil jalan”
(pay-as-you-go). Manfaat pasti program ini adalah suatu persentasi rata-rata
pendapatan tahun sebelumnya, yaitu antara 60% hingga 80% dari Upah Minimum
Regional (UMR) daerah di mana penduduk tersebut bekerja. Setiap pekerja akan
memperoleh pensiun minimum pasti sejumlah 70% dari UMR setempat.

2.4 Jaminan Kesehatan Nasional

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem


Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan
mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan
UU no 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar kesehatan masyarakat yang layak diberikan kepada setiap orang yang
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ditujukan untuk memberikan


manfaat pelayanan kesehatan yang cukup komprehensif, mulai dari pelayanan
preventif seperti imunisasi dan Keluarga Berencana hingga pelayanan penyakit
katastropik seperti penyakit jantung dan gagal ginjal. Baik institusi pelayanan
kesehatan pemerintah maupun swasta dapat memberikan pelayanan untuk

5
program tersebut selama mereka menandatangani sebuah kontrak kerja sama
dengan pemerintah.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada masa pemerintahan Megawati, ia memperjelas jaminan sosial di


Indonesia dengan membentuk Tim Sistem Jaminan Sosial Nasional yang
bertujuan merumuskan RUU Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), UU SJSN
No 40 tahun 2004 tentang SJSN akhirnya disahkan pada tanggal 19 Oktober 2004.

Program jaminan kesehatan yang bersifat sosialis ini tentunya jauh


berbeda dengan ruh 'liberalisasi' dan kapitalisasi kesehatan semasa Orde Baru.
Saat itu, Presiden Soeharto memang berjasa menyediakan fasilitas kesehatan
seperti puskesmas, dokter dan rumah sakit melalui Inpres Dokter. Sayangnya,
layanan milik pemerintah tersebut tidaklah gratis.
Hal itu memberatkan pasien terutama jika terkena sakit berat yang
mewajibkan rakyat harus bayar konsultasi dokter. Alhasil, rakyat mudah jatuh
miskin ketika sakit. Itulah sistem yang berlaku sejak dulu hingga sekarang.
Sebuah sistem kesehatan yang sangat liberal. Dengan kondisi sistem kesehatan
liberal Indonesia, rakyat beresiko besar jika bencana atau musibah sakit
menimpanya.
Untuk melindungi seluruh rakyat dalam sistem kesehatan yang sangat
liberal itulah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dikembangkan. Tujuan utama
dari JKN adalah agar seluruh rakyat dapat hidup sehat produktif sebagai syarat
utama untuk bisa belajar, bekerja dan menikmati kemerdekaan dalam
kesejahteraan.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20141031163324-21-9143/transformasi-
wajah-jaminan-kesehatan
https://www.academia.edu/8425735/Jaminan_Kesehatan_Nasional
UU No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial

Anda mungkin juga menyukai