Anda di halaman 1dari 6

Nama : Hairun Nisa

NIM : 08171023
MANAJEMEN PEMBANGUNAN DAERAH

Penjelasan, Proses dan Contoh dari KPBU (Kerja Sama Pemerintah dengan
Badan Usaha) dan PINA (Pembiayaan Investasi Non-Anggaran)

1. Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU)


KPBU atau singkatan dari Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha merupakan
kerjasama antara pemerintah dan badan usaha dalam penyediaan sarana dan prasarana atau
infrastruktur dengan tujuannya untuk kepentingan umum dengan mengacu pada spesifikasi
yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pemerintahan. Pemerintahan yang dimaksud, yakni
diantaranya menteri, kepala lembaga, kepala daerah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
ataupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yang sebagian atau seluruhnya menggunakan
sumber daya badan usaha dengan memperhatikan pembagian risiko diantara para pihak.
Pada pelaksanaan KPBU memiliki beberapa prinsip, yaitu kemitraan, kemanfaatan,
bersaing, pengendalian dan pengelolaan risiko, efektif, serta efisien. Kemitraan merupakan
kerjasama antara pemerintah dengan badan usaha dilakukan berdasarkan ketentuan persyaratan
dan peraturan perundang-undangan yang dapat mempertimbangkan kebutuhan kedua belah
pihak. Kemanfaatan merupakan penyediaan sarana prasarana dan/atau infrastruktur yang
dilakukan oleh pihak pemerintah dengan badan usaha untuk memberkan manfaat sosial
ekonomi bagi masyarakat. Bersaing dalam hal ini dilakukkan antara kedua belah pihak melalui
tahapan pemilihan secara adil, terbuka, dan secara transparan, sera memperhatikan prinsip-
prinsp persaingan usaha yang sehat. Pengendalian dan pengelolaan risiko yang dilakukkan
dengan cara penilaian, pengembangan strategi pengelolaan dan melakukkan mitigasi terhadap
risiko. Efektif yakni bekerjasama dalam penyediaan infrastruktur yang dapat mempercepat
pembangunan dan meningkatkan kualitas pelayanan pengelolaan dan pemeliharaan
infrastruktur tersebut. Kemudian, secara efisien dalam bekerjasama dalam penyediaan
infrastruktur untuk mencukupi segala kebutuhan pendanaan secara berkelanjutan melalui
dukungan dana swasta.
Tahap pelaksanaan dalam Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU)
dilakukkan beberapa tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap penyiapan, dan tahap transaksi.
Tahap pertama adalah tahap perencanaan KPBU. Berikut disajikan gambar 1.1 yang
merupakan skema tahap perencanaan KPBU.

1
Gambar 1.1 Skema Tahap Perencanaan KPBU
Sumber: https://bandaaceh.bpk.go.id
a. Penyusunan Rencana Anggaran KPBU disusun oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah untuk dana pelaksanaan KPBU sesuai ketentuan peraturan yang bersumber dari
APBN atau APBD, dan/atau sumber lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b. Mengidentifikasi dan penetapan KPBU dimana dalam hal ini menyediakan infrastruktur
yang akan dilakukkan kerjasama antara kedua belah pihak.
Dalam melakukkan identifikasi oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dengan
menyusun studi pendahuluan (menganalisis kebutuhan, kriteria kepatuhan, kriteria faktor
penentu nilai manfaat uang partisipasi badan usaha, analisa potensi pendapatan dan
skema pembiayaan proyek,serta rekomendasi dan rencana tindak lanjut) dan melakukkan
konsultasi publik.
c. Penganggaran dana tahap perencanaan KPBU sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
d. Keputusan lanjut atau tidak lanjut rencana KPBU. Pihak yang mengutuskan adalah
Menteri, Kepala Lembaga, Kepala Daerah Direksi BUMN, atau Direksi BUMD.
e. Diputuskannya KPBU untuk dilanjutkan oleh pihak Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional disertai dokumen-
dokumen pendukung.
f. Menteri Perencanaan mendaftarkan rencana KPBU dengan membutuhkan dukungan
dan/atau jaminan pemerintah dan hasil identifikasi Menteri Perencanaan berdasarkan
prioritas pembangunan nasional, yang selanjutnya menteri melakukkan penyeleksian dan
penilaian KPBU antara siap ditawarkan atau proses penyiapan.

2
Tahap kedua adalah tahap penyapan KPBU yang bertujuan untuk mengkaji kelayakan
dan untuk melakukkan kerjasama dengan badan usaha melalui tahapan penyiapan kajian
prastud kelayakan, kajian pengembalian investasi badan usaha, rencana dukungan pemerintah
dan/atau jaminan pemerintah dan pengadanaan tanah untuk KPBU, serta konsultasi publik.
Tahap terakhir adalah tahap transaksi KPBU, diantaranya kegiatan dalam penjajakan minat
pasar, penetapan lokasi KPBU, pengadaan badan usaha pelaksana, pendatanganan perjanjian
pada KPBU, dan pemenuhan pembiayaan.
Contoh Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) yang telah dilakukkan di
Indonesia, yaitu salah satunya Tol Balikpapan–Samarinda. Proyek pada jalan tol Balikpapan-
Samarinda di Provinsi Kalimantan Timur dibagi menjadi 5 (lima) Seksi.
a. Seksi I dan Seksi V dilakukkan terlebih dahulu oleh pihak pemerintah.
Seksi I (ruas KM 13 Balikpapan – Samboja sepanjang 21,980 Km) diperoleh oleh APBN
dan APBD dan Seksi V (ruas KM 13 – Sepinggan sepanjang 11,500 Km) yang diperoleh
dari pinjaman Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
b. Seksi II, Seksi III, dan Seksi IV dilakukkan dengan penerapan skema KPBU.
Seksi II (ruas Samboja – Muara Jawa sepanjang 30,050 KM), Seksi III (ruas Muara Jawa
– Palaran Sepanjang 18,300 KM ) serta Seksi IV ruas Palaran - Jembatan Mahkota II
Sepanjang 17,150 KM).
Skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) pada proyek Tol
Balikpapan–Samarinda pada Seksi II, Seksi III, dan Seksi IV dilakukkan antara
pemerintah dengan Jasa Marga, Wijaya Karya, Pembangunan Perumahan (Persero) serta
Bangun Tjipta dengan Badan Usaha PT. JBS (Jasa Marga Balikpapan Samarinda).

2. Pembiayaan Investasi Non-Anggaran (PINA)


PINA atau Pembiayaan Investasi Non-Anggaran merupakan suatu mekanisme fasilitas
bertujuan untuk project financing, pendanaan proek pembangunan dan memanfaatkan
pendanaan dalam jangka waktu panjang yang bersumber dari non-anggaran pemeritah, serta
dalam pelaksanaannya didukung dan difasilitasi oleh pihak Kementerian PPN atau Bappenas.
Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017. Penerapan pada skema PINA
adalah melakukan investasi dengan imbal hasil secara relatif menarik sehinga peran pihak
Pemerintah minim yaitu hanya sebagai regulator dan promotor, seperti halnya dalam proyek
jalan tol, pelabuhan, bandar udara, pembangkit listrik, dan kawasan pariwisata. Sumber
pendanaan pada skema PINA berasal dari dana komersial dengan dorongan pemerintah.
Tujuan dari Pembiayaan Investasi Non-Anggaran (PINA), adalah sebagai berikut

3
a. Untuk memenuhi kebutuhan pemiayaan investasi dengan lingkup dalam negeri dan
menggerakkan sektor strategi ekonomi domestik,
b. Untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional dengan cara
pengoptimalan kontribusi pemilik proyek dan melakukkan penanaman modal terhadap
proyek-proyek pembangunan Indonesia,
c. Untuk meningkatkan daya saing Indonesia di pasar tingkat Internasional, serta
d. Untuk memobilasasikan dan konsolidasi dana dalam jangka waktu panjang dengan cara
peningkatan terhadap kapasitas pembiayaan investasi melalui optimalisasi aset.
Proses Strategi pada Skema Pembiayaan Investasi Non-Anggaran (PINA) mencakup 3
(tiga) strategi, diantaranya fasilitasi investasi, pemetaan proyek dan membangun ekosistem.
Strategi dalam memfasilitasi investasi, diantaranya
a. Melakukkan penyeleksian, pemetaan dan penawaran dengan tujuan untuk membentuk
fasilitas,
b. Melakukkan pertemuan secara rutin dengan pemilik proyek dan investor potensial sesuai
persetujuan masing-masing pihak,
c. Melakukkan pertemuan bisnis secara rutin sebagai wadah pertukaran berbagai informasi
antara pihak pemilik proyek dan investor, dan
d. Menjaga hubungan komunikasi pemangku kepentingan.
Strategi dalam pemetaan proyek, diantaranya
a. Melakukkan persiapan profil trayek yang akan difasilitasi sesuai standar PINA,
b. Memperbanyak pipeline proyek yang siap difasilitasi, dan
c. Memperbaharui data secara rutin melalui komunikasi intensif dengan pemilik proyek.
Strategi terakhir, yaitu membangun ekosistem, diantaranya
a. Inisiatif Strategic Communication,
b. Mendukung pada kebijakan yang sedang pro-investasi (ramah investasi),
c. Melakukkan sosialisasi kepada investor dan investee, dan
d. Melakukkan kerjasama dengan K/L terkair dan lembaga internasional.
Skema kerja PINA dalam memfasilitasi pembiayaan pembangunan, yaitu diantaranya
sebagai berikut
1) Terdapat proyek strategis nasional atau proyek swasta tertentu;
2) Pengajuan Letter of Intent (LOI) dan proposal kepada PINA;
3) Evaluasi dokumen profil proyek dan bonafiditas pemilik proyek;
4) Melakukkan evalasi terkait aspek legal, teknis, proyeksi finansial, dan mitigasi risiko;
5) Melakukkan pendatanganan MoU antara PINA dan pihak pemilik proyek;

4
6) Matchmaking investor dengan proyek terkait;
7) Financial close;
8) Terakhir, konstruksi dan pengoperasian.
Contoh Pembiayaan Investasi Non-Anggaran (PINA) yang telah dilakukkan di
Indonesia, yaitu salah satunya PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Meulaboh 2x200
MW. Dalam pelaksanaan proyek PLTU Meulaboh dengan nilai proyek sebesar USD 540 juta,
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menerbitkan perdana berupa skema Surat Berharga
Perpetual (SBP) yang merupakan salah satu cara bersifat atraktif dalam pembiayaan investasi
dari dana non-anggaran pemerintah, serta menawarkan instrumen non konvensional bagi para
investor dana jangka panjang.
Pendanaan dalam jangka waktu panjang yang diterbitkan oleh PT PP (Persero) Tbk
sebagai induk dari PT PP Energi tidak memiliki tanggal jatuh tempo, tanpa jaminan, dan
memiliki fleksibilitas untuk melaksanakan opsi beli. Selain itu, dalam skema SBP tidak
mengakibatkan dilusi saham dan dapat memperbaiki struktur modal pada suatu perusahaan.
Investor tidak hanya mendapat pembayaran kupon secara rutin dengan imbal hasil yang
atraktif, tetapi juga mendapatkan tambahan imbal hasil (step-up rate) setelah tahun ke-3 apabila
PT PP (Persero) Tbk tidak melaksanakan opsi beli.

Referensi

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2018. Isu Pembiayaan Infrastruktur Non APBN
dalam Rangka Implementasi Perpres 58/2017. Jakarta: Kementerian PPN/ Bappenas.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2018. Siaran Pers: Pina Center Inisiasi
Pembiayaan Infrastruktur Non-Anggaran Pemerintah melalui Investasi Surat Berharga
Perpetual (SBP). Jakarta: Kementerian PPN/ Bappenas.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2019. Berita Ditjen Pembiayaan
Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan: Dirjen Pembiayaan Infrastruktur
Tinjau Progres Pembangunan Tol Balikpapan–Samarinda.
https://www.pu.go.id/berita/view/17092/dirjen-pembiayaan-infrastruktur-tinjau-
progres-pembangunan-tol-balikpapan-samarinda. (03 Mei 2019)
Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur. 2019.
https://kppip.go.id/proyek-prioritas/jalan/jalan-tol-balikpapan-samarinda/. (Desember
2019).
Tulisan Hukum/BPK Perwakilan Provinsi Aceh/Tim UJDIH-Subbagian Hukum. 2019.

5
https://bandaaceh.bpk.go.id/wp-content/uploads/2019/11/Kerjasama-Pemerintah
dengan-Badan-Usaha-Sebagai-Upaya-Mendorong-Pembangunan-Infrastrukur-di-
Daerah-Revisi-Binbangkum-1-3.pdf. (November 2019).

Anda mungkin juga menyukai