Anda di halaman 1dari 12

TUTORIAL ANALISIS DENSITY, CONTOUR, HILLSHADE, DAN ASPECT

Mata Kuliah: SIP – Lanjut


Dosen Pengampu: Umar Mustofa, S.Pd., M.Sc.

Disusun Oleh:
Hairun Nisa – 08171023

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
BALIKPAPAN
2020
DENSITY ANALYST
Density merupakan salah satu formula dalam melakukkan statistika non parametrik untuk
mengetahui kerapatan dimana jika semakin tinggi densitasnya akan semakin besar pula
kerapatan pada setiap volume. Pada density ini dapat digunakan dalam menganalsa pola
persebaran kepadatan dalam suatu kota atau daerah. Berikut disajikan tutorial analisis density
pada aplikasi ArcGis dengan menggunakan SHP Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi Jawa
Tengah.
A. Menginput Data SHP
Langkah-langkah dalam menginput data SHP adalah sebagai berikut.
1. Buka aplikasi ArcMap
2. Input file folder pada toolbars Catalog

3. Memasukkan file-file dalam format SHP yang telah disediakan Catalog, yakni file
“batas_kab_jateng_diy_....” dan file “kota diy jateng”.

4. Drag atau tarik kedua file SHP tersebut dari kotak Catalog ke dalam kotak Table of
Contents.
B. Menentukan Densitas Kepadatan Penduduk
1. Untuk menentukan densitas kepadatan penduduk yaitu dapat menggunakan Tools
Points Density
2. Buka Menu Arctoolbox – Spatial Analyst Tools – Density – Point Density

3. Pada Input Point Features, pilih data SHP “kota diy jateng” dan pada Population
Field, pilih SHP “jml_pddk”. Kemudian, klik “OK”.

4. Kemudian menghasilkan output seperti gambar berikut. (dengan warna


“batas_kab_jateng_diy_...” diubah menjadi hollow agar radius dapat terlihat dan
tidak tertumpuk oleh SHP “batas_kab_jateng_diy_...”.

Warna radius yang semakin gelap pada gambar tersebut menjelaskan bahwa semakin
padat jumlah penduduknya pada kabupaten di Kota Daerah Istimewa Yogyakarta.
COUNTUR ANALYST (KABUPATEN SLEMAN)
1. Drag file SHP DEM “ASTGTM2_S08E110_dem.tif” ke Table of Content.

Kemudian, menghasilkan gambar seperti berikut.

2. Untuk memastikan nama dan data kabupaten, klik Identify di toolbars ArcMap.
Kemudian, klik Kabupaten Sleman.
3. Klik Select Features pada toolbars ArcMap, kemudian klik Kabupaten Sleman.

4. Pada Layers dan klik kanan pada “batas_kab_jateng_dyi_...” – Data – Export Data.
Hal ini digunakan untuk memotong Kabupaten Sleman dengan kabupaten-
kabupaten lainnya yang terdapat di Kota DYI.

Akan muncul pemberitahuan untuk konfirmasi lebih lanjut, kemudian klik OK.
Selanjutnya akan menghasilkan hasil export Kabupaten Sleman, seperti gambar
berikut.

5. Setelah melakukkan eksport Kabupaten Sleman. Selanjutnya extract dengan data


DEM.
Arc Toolbox – Spatial Analyst Tools – Extraction – Extract by Mask

Kemudian, pada Input Raster pilih “ASTGTM2_S08E110_dem.tif” dan Input


Raster of Feature Mask Data pilih “KabSleman”.
Hasil extract, disajikan pada gambar berikut.

Dari hasil output extract Kabupaten Sleman, menunjukkan bahwa bayangan paling
tinggi terdapat pada warna merah dan semakin rendah terdapat pada warna biru.

6. Dari hasil export dan hasil extract pada SHP Kabupaten Sleman menggunakan data
DEM. Selanjutnya, melakukkan analisis contour pada Kabupaten Sleman.
Caranya dengan mengklik pada halaman Arc Toolbox – 3D Analyst Tools – Raster
Surface – Contour.

Pada Input Raster pilih “OutputExtractMask” dan mengisi pada Contour Interval
sebesar “30”. Lalu, pilih klik OK.
Hasil dari contour analyst disajikan pada gambar berikut.
HILLSHADE ANALYST
1. Dari hasil analisis kontur sebelumnya, selanjutnya jika ingin menentukan
panjangnya waktu dan intensitas matahari pada lokasi tertentu, dapat menggunakan
tools hillshade.
2. Dengan cara mengklik pada halaman Arc Toolbox – 3D Analyst Tools – Raster
Surface – Hillshade.

3. Pada Input Raster pilih “OutputExtractMask”. Lalu, pilih klik OK.

Dari hasil analisis tersebut, berikut disajikan gambar hasil analisis dari hillshade.
Dari hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa warna bayangan putih
merupakan bayangan yang tinggi atau terang, dan sebaliknya bayangan hitam
merupakan bayangan yang rendah atau gelap.
ASPECT ANALYST
1. Dari hasil analisis hillshade sebelumnya, selanjutnya jika ingin untuk mengetahui
arah kemiringan lereng, dapat menggunakan tools aspect.
2. Dengan cara mengklik pada halaman Arc Toolbox – 3D Analyst Tools – Raster
Surface – Aspect.

3. Pada Input Raster pilih “OutputExtractMask”. Lalu, pilih klik OK.

Dari hasil analisis tersebut, berikut disajikan gambar hasil analisis dari aspect.

Dari hasil analisis yang telah dilakukkan, dapat disimpulkan bahwa arah kemiringan
kelerengan pada Kabupaten Sleman menyajikan beberapa warna serta arah
kemiringannya dimana saja, yaitu sebagai berikut.
a. Arah utara : warna merah.
b. Arah timur laut : warna orange
c. Arah timur : warna kuning
d. Arah tenggara : warna hijau
e. Arah selatan : warna biru cerah
f. Arah barat daya : warna biru langit
g. Arah barat : warna biru gelap
h. Arah barat laut : warna merah cerah

Anda mungkin juga menyukai