Anda di halaman 1dari 10

TUGAS ANALISIS KASUS 4

Asea Brown Boveri ( ABB )


MATA KULIAH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
(SPM)

PPA BCA 39
Disusun oleh :

1. Cornelia Nindya S ( 7 )
2. Meliany Hartono ( 25 )
3. Olivia Amanda ( 31 )
A. Latar Belakang
Asea AB of Sweden dan BBC Brown Boveri Ltd. of Switzerland merupakan dua industri
peralatan listrik besar di Eropa. Pada 1 Januari 1988, dua perusahaaan yang terkenal ini
melakukan merger. Mereka merger dengan nama ABB (Asea Brown Boveri). ABB
terkenal sebagai kompetitor terbesar dunia dalam industri peralatan listrik seperti
pembangkit listrik, transmisi, dan distribusi. Perusahaan gabungan tersebut menjadi
supplier terkemuka dunia dalam sistem proses automasi, robotik, lokomotif berkecepatan
tinggi, dan peralatan pengendalian lingkungan dan polusi.
Asea dipandang memberikan kontribusi kinerja laba yang unggul, pengendalian
manajemen yang canggih, dan agresivitas pemasaran. Sedangkan BBC memberi
kontribusi berupa $4 juta cash & marketable securities dan keahlian teknis. Karakteristik
gaya manajemennya adalah mengedepankan etika kerja yang kuat, komunikasi secara
konstan, dan ketegasan. Barnevik (CEO Asea) menggalakkan “7-3 formula” nya yang
memperkuat anggapan bahwa lebih baik mengambil keputusan secara cepat dan benar
tujuh dari sepuluh daripada membuang waktu untuk mencoba mencapai solusi yang
paling sempurna. “Ambil inisiatif dan putuskan” bahkan jika hal tersebut akan menjadi
hal yang salah. Satu-satunya hal yang tidak dapat diterima adalah orang-orang yang tidak
melakukan apapun.
Organisasi tersebut dibangun atas dasar prinsip desentralisasi tanggung jawab dan
tanggung jawab individu yang digunakan sebagai pondasi untuk visi strateginya sebagai
pesaing kelas dunia yang dibangun di atas perusahaan nasional yang kuat.

B. Pembahasan
Strategi secara umum didefinisikan sebagai arahan menyeluruh yang merupakan rencana
sebuah organisasi untuk mencapai tujuan mereka. Seperti yang kita ketahui, tujuan
perusahaan pada umumnya adalah mencapai laba yang memuaskan. Oleh karena itu,
perusahaan Asea Brown Boveri juga menargetkan laba yang memuaskan untuk mereka.
Perlu kita ketahui bahwa Asea Brown Boveri adalah perusahaan yang bergerak dalam
industri elektronik. Faktor kunci kesuksesan yang menurut kelompok kami bisa dimiliki
oleh perusahaan yang bergerak dalam industri elektronik ini adalah memiliki supplier
yang sudah memiliki teknologi yang canggih sehingga menghasilkan barang baku yang
berkualitas, gudang penyimpanan yang tersusun dengan rapi, dan elektronik yang tahan
lama sehingga tidak cepat rusak ( teruji kualitasnya ). Menurut kami, Supplier seperti
sekrup, bagian kaca,dsb adalah kunci utama perusahaan elektronik memiliki produk
elektronik yang berkualitas karena dengan adanya bahan – bahan itulah maka perusahaan
bisa merakit barang – barangnya dengan baik. Tidak hanya itu, tempat penyimpanan
peralatan elektronik yang dibuat jugalah harus rapi karena apabila tidak bersih maka ada
kemungkinan peralatan elektronik bisa pecah dan mengalami kerusakan. Menurut kami,
barang elektronik haruslah tahan lama dimana ketika konsumen membeli barang
elektronik yang baru dan ingin memakainya, elektronik itu tidak cepat rusak.
Perusahaan bisa memiliki lebih dari satu strategi dalam mencapai tujuannya.
Dengan adanya strategi yang baik maka perusahaan bisa menjadi unggul dibanding
dengan perusahaan lainnya. Adapun strategi yang digunakan Asea Brown Boveri adalah
strategi bisnis unit karena Asea Brown Boveri telah berada di berbagai macam daerah
dan bahkan negara. Kita dapat menjelaskan bahwa strategi unit bisnis dapat
meningkatkan nilai perusahaan dan mengoptimalkan kinerja dari para pekerjanya karena
menurut kami akan lebih baik dikepalai oleh beberapa orang. Hal yang perlu kita ketahui
bahwa suatu tujuan dapat berjalan dengan baik apabila adanya keinginan yang sejalan
antara para pekerja dan perusahaannya sehingga menciptakan goal congruence. Namun,
terkadang manusia adalah faktor yang paling menghambat untuk mencapai tujuan
perusahaan karena perilaku dan bahkan budaya mereka yang berbeda – beda. Oleh karena
itu, perlunya suatu sistem pengendalian manajemen yang bisa mengarahkan perusahaan
Asea Brown Boveri mencapai tujuannya. Adapun Asea Brown Boveri dalam tingkat
korporat ( Corporate-Level Strategies ) termasuk sebagai Related Diversified Firm karena
menjual banyak barang – barang elektronik yang memiliki hubungan dalam industrinya.
Adapun banyak hal yang dilakukan oleh Asea Brown Boveri dimulai dengan saat
pertama kali Asea Brown Boveri didirikan dengan melakukan suatu persiapan kira – kira
empat setengah bulan dan setelah itu memutuskan untuk untuk melakukan berbagai
macam perubahan di tahun pertama tanpa tidak adanya liburan. Hal ini dilakukan oleh
Asea Brown Boveri agar para pekerjanya dapat lebih fokus terlebih dahulu dan mencapai
suatu kesuksesan. Hal yang dilakukan oleh Asea Brown Boveri yang merupakan merger
adalah memilih ( lima ) manajer penting dari masing – masing perusahaannya agar dapat
menggabungkan kekuatan kedua perusahaan yang telah digabungkan yaitu perusahaan
AB dan BBC.
Ketiga, Asea Brown Boveri mengetahui bahwa organisasi tidak dapat bekerja
apabila tidak adanya sistem pelaporan informasi yang baik untuk membantu manajer
mengambil kesimpulan secara akurat dan tepat waktu atas penjualan, pemesanan, dan hal
lainnya. Oleh karena itu, hal yang dilakukan oleh Asea Brown Boveri adalah merancang
sistem pelaporan yang cukup rumit ( karena Asea Brown Boveri itu adalah perusahaan
besar ) selama sekitar 8 bulan dari sejak berdirinya perusahaan merger dari AB dan BBC
ini. ( sangat berbeda dengan persepsi orang lain yang berpikir bahwa perancangan sistem
ini akan bisa terancang dengan baik setelah 3 tahun ). Asea Brown Boveri menggunakan
sistem baru yang dinamakan sistem Abacus. Sistem ini merupakan sistem pelaporan yang
telah terkomputerisasi yang memberikan pandangan atas informasi yang didapat tanpa
perlu menunggu lama dan dapat membantu untuk memberi keputusan yang rumit,
contohnya saja sistem ini mengumpulkan data kinerja 4.500 profit center dan membantu
memberikan keputusan tentang perbandingan kinerjanya dengan anggaran dan
peramalannya untuk masa depan. Keempat, Asea Brown Boveri berusaha menguasai
pangsa pasar dengan cara mendapatkan perusahaan – perusahaan yang baru berkembang
seperti AEG,dsb dan mencoba melakukan restrukturisasi atas industri elektroniknya yang
ada di Eropa ( peringkat pertama masih dimiliki oleh Asea Brown Boveri, dan disusul
oleh GEC yang telah mengalahkan Germany’s Siemens ).
Kelima, dari gaya manajemen CEO dari Asea Brown Boveri yaitu Percy
Barnevick yang berbicara sedikit namun kritis memikirkan masa depan perusahaan, maka
kebanyakan pekerjanya juga menghormati dan akhirnya juga mengikuti gayanya yang
memiliki perilaku kerja yang etis, komunikasi yang baik, dan tegas.
Menurut Barnevick, seorang pemimpin sebaiknya menjadi guru untuk para
bawahannya dan mengajak bawahannya untuk terus menyampaikan keputusannya
dibandingkan memberikan keputusan yang lama dan dirasa tepat oleh bawahan namun
salah. Hal lainnya yang dilakukan oleh Asea Brown Boveri adalah mengelola perusahaan
baru dengan melakukan desentralisasi dan menekankan atas tanggung jawab dari
individual. Asea Brown Boveri berusaha untuk menciptakan struktur organisasi yang
terperinci dengan 11 orang wakil presiden eksekutif yang memiliki kewenangan atas
beberapa region dan beberapa area bisnis dimana total area bisnis sekitar 65 area bisnis
(Asea Brown Boveri menggunakan organisasi matrix ). Struktur organisasi yang dapat
dikatakan sulit ini sangat susah juga diikuti oleh pesaingnya sehingga struktur dari Asea
Brown Boveri hanya dimiliki oleh Asea Brown Boveri.
Dilihat pula dari kasus yang ada, Asea Brown Boveri berusaha juga untuk
melakukan beberapa macam penghematan agar mungkin produk yang dijual juga tidak
terlalu mahal. Sekilas, terlihat bahwa Asea Brown Boveri menggunakan dasar
keunggulan bersaingnya adalah Cost leadership. Namun, kita perlu melakukan analisa
industri terlebih dahulu tentang apakah Asea Brown Boveri benar menggunakan cost
leadership ataukah tidak. Adapun analisis industri yang ada adalah :
1. Kekuatan persaingan diantara para pesaing yang ada
Dilihat dari kekuatan pesaingnya, maka industri elektronik memiliki kekuatan
persaingan yang tinggi. Dilihat dari para pemain yang memainkan industri ini yaitu
Asea Brown Boveri, General Electric, dan Germany siemen maka dapat dikatakan
bahwa mungkin jumlah pesaingnya tidak terlalu banyak namun intensitas kekuatan
dari masing – masing pesaing amatlah tinggi sehingga memang sulit untuk
menandinginya.
2. Daya tawar konsumen
Daya tawar konsumen dalam industri ini relatif rendah karena konsumen jarang
beralih kepada produk lainnya dan terkadang jika sudah membeli produk itu,
konsumen jarang beralih sehingga dapat dikatakan sebagai pelanggan tetap. Terlebih
lagi, konsumen yang membeli elektronik dapat dikatakan banyak namun penjualnya
juga tidak terlalu banyak sehingga konsumen lah yang biasanya akan mencari
penjual.
3. Daya tawar supplier
Daya tawar suppliernya tinggi. Hal ini dikarenakan bahan baku dari elektronik sendiri
yang terbilang pastinya harus berkualitas untuk menciptakan produk yang bagus.
Oleh karena itu, biasanya supplier dapat lebih mudah dalam memainkan harga di
dalam industri elektronik ini.
4. Ancaman dari substitusi
Industri ini memiliki ancaman dari subtitusi yang rendah. Hal ini dikarenakan
subtitusi dari produk elektronik yang masih belum ada yang dapat menandinginya.
5. Ancaman dari pendatang baru
Ancaman dari pendatang baru dalam industri ini terbilang rendah akibat aturan
pemerintah yang pastinya cukup rumit untuk dapat masuk kedalam industri elektronik
ini. Terlebih lagi, untuk masuk kedalam industri ini pasti harus memiliki modal yang
cukup besar untuk dapat beroperasi dengan baik. Oleh karena itu, faktanya masih
sedikit perusahaan yang beroperasi dalam industri elektronik ini.

Dilihat dari analisa industri yang ada, ada 3 kekuatan yang bisa dianggap rendah, maka
dapat disimpulkan bahwa Asea Brown Boveri menggunakan dasar keunggulan
kompetitifnya adalah diferensiasi. Namun, jika kita telusuri lebih jauh lagi secara
faktanya Asea Brown Boveri juga melakukan cost leadership karena ia telah mencoba
melakukan efisiensi atas biaya.yang dilakukan oleh Asea Brown Boveri adalah dengan
melakukan outsourcing komponen, pemotongan biaya pengeluaran, dan pengeluaran
persediaan. Asea Brown Boveri juga menunjuk suatu pabrik tertentu sebagai sumber
produksi khusus untuk produk – produk utama di seluruh dunia. Maka jika dilihat dari
dasar keunggulan kompetitifnya, maka Asea Brown Boveri menggunakan Cos-Cum
Differentiation yang artinya dapat menaikkan pendapatan, mengurangi asset yang
berlebihan, dan juga mengurangi biaya atas aktivitasnya secara bersamaan. Cost – Cum
Differentiation adalah dasar keunggulan kompetitif yang paling baik untuk diterapkan
karena tidak hanya memikirkan tentang efisiensi biaya, namun juga memikirkan tentang
bagaimana produk tersebut dapat memiliki diferensiasi.
Adapun hal – hal yang dilakukan oleh Asea Brown Boveri untuk mendukung
dasar keunggulan kompetitifnya yaitu campuran dari cost leadership dengan
differentiation adalah mulai dari cost leadership, Asea Brown Boveri mengambil
keputusan untuk menunjuk satu pabrik untuk produksi khusus. Dengan pabrik yang
memiliki posisi strategis untuk suatu area, dapat mengurangi biaya-biaya seperti
transportasi serta bisa meningkatkan waktu pengiriman ke tiap tempat di seluruh area.
Dengan adanya hal ini, maka Asea Brown Boveri berusaha untuk melakukan
penghematan biaya untuk menjual produknya lebih murah dibanding pesaing. Namun,
selain itu dengan adanya keputusan menunjuk suatu pabrik maka dapat pula menjaga
kualitas barang khusus yang diproduksi karena fokus bisa ditingkatkan  pada satu tempat
saja sehingga barang bisa menjadi lebih berkualitas dan berbeda dibanding pesaing
lainnya seperti GE, dll. Jika dilihat dari hal ini, maka Asea Brown Boveri bisa dikatakan
sebagai perusahaan yang menggunakan dasar keunggulan kompetitif diferensiasi juga.
Hal lain lagi yang mendukung dasar keunggulan kompetitif diferensiasi adalah Asea
Brown Boveri banyak membeli perusahaan baru sehingga banyak produk elektronik yang
dijualnya ( terdiversifikasi yang memiliki hubungan dalam satu industri ). Faktanya
dengan Asea Brown Boveri membeli perusahaan dengan bidang yang baru walaupun
masih dalam industri yang sama, perusahaan Asea Brown Boveri berhasil memperoleh
pendapatan sebesar Rp. 27 miliar.
Perusahaan Asea Brown Boveri pastinya mempunyai sistem pengendalian
manajemen. Manusia selalu diarahkan untuk mengambil tindakan untuk kepentingan
pribadi mereka sendiri, yang sekaligus juga merupakan kepentingan dari perusahaan.
Sistem adalah kombinasi dari beberapa komponen yang bekerja bersama-sama,
sedangkan pengendalian adalah suatu hal yang digunakan untuk memastikan bahwa
strategi yang diharapkan telah tercapai atau tidak. Sistem pengendalian sangat
berpengaruh untuk mendukung suatu perusahaan agar bisa mencapai goal congruence
yang diinginkannya. Oleh karena itu, kami akan menganalisa tentang sistem pengendalian
apa yang ada pada perusahaan Asea Brown Boveri untuk mencapai goal congruencenya.
Adanya kemungkinan risiko yang pertama adalah apabila para pegawai baru dan lama
ditempatkan ditempat yang salah. Maka dari itu, perusahaan Asea Brown Boveri
menggunakan Personel Control untuk membangun kecenderungan alami karyawan untuk
mengendalikan atau memotivasi diri mereka sendiri. Asea Brown Boveri melakukan
seleksi dan penempatan untuk menyeleksi manajer yang sesuai dengan kriteria yang
diperlukan dengan tujuan menciptakan lingkungan pekerjaan yang baik dan peningkatan
profit. Asea Brown Boveri menyeleksi para manajer yang dibutuhkan untuk operasional
kerja saat Natal, dan mengisi ratusan posisi utama manajemen. Perusahaan membutuhkan
manajer dengan kriteria ‘risk taker’ yang berani mengambil resiko, bisa bekerja dalam
tim, mempunyai jiwa kepemimpinan, dan dapat menjadi motivator. Untuk mencari
manajer yang sesuai dengan kriteria tersebut maka perusahaan melakukan wawancara.
Dalam prosesnya, dilakukan secara adil, mengadakan interview silang antara manajer
Asea dan BBC yang merupakan perusahaan yang menjadi partner Asea. Pendekatan
interview silang ini dilakukan dengan tujuan menilai kapabilitas para manajer secara
obyektif. Dalam proses seleksi ini terdapat rekomendasi 500 manajer utama dari manajer
senior dari kedua perusahaan. Dalam proses seleksi ini, manajer Thomas Gasser dan
Percy Barvenik mewawancarai lebih dari 100 manajer utama. Walaupun biayanya sangat
besar, namun keuntungan yang bisa diperoleh sangat tinggi dan risiko akan mengecil.
Kemungkinan risiko lainnya yang bisa terjadi adalah para pegawai yang kurang
terlalu perduli dengan perusahaan. Oleh karena itu, Asea Brown Boveri menggunakan
personel control serta cultural control kepada para manajer dengan melakukan training
yang tujuannya untuk memberikan informasi yang berguna mengenai tindakan atau hasil
apa yang diekpektasikan dan bagaimana tugas harus dikerjakan serta menanamkan kode
etik seperti; visi, misi, pernyataan, dan filosofi dari perusahaan yang tujuannya untuk
membantu para manajer memahami perilaku kerja seperti apa yang diharapkan oleh
perusahan bahkan tanpa adanya aturan atau prinsip tertentu. Dalam pertemuan tersebut,
Bavernik bertemu dengan 300 manajer dan membahas serta menjelaskan filosofi
manajemen perusahaan, peraturan operasional, dan menetapkan target yang diinginkan
perusahaan. Bavernik mengemukakan bahwa kitab peraturan atau undang-undang
merupakan hal yang penting dalam perusahaan yang menjelaskan hubungan organisasi
baru, komitmen untuk melakukan desentralisasi dan akuntabilitas yang tepat, dan
pendekatan perusahaan dalam melakukan perubahan. Ia meminta kepada 300 manajer
untuk menterjemahkan pesannya ke bahasa lokal dan mengadakan forum dengan
organisasi tempatnya berada segingga pesan tersebut bisa menjangkau 30.000 pekerja di
ABB dalam 60 hari.
Adapun rentang tanggung jawab menjelaskan rentang pengukuran kinerja yang
digunakan untuk mengevaluasi pencapaian manajer. Pada levelnya yang paling mendasar,
rentang tanggung jawab item mana dari laporan keuangan yang manajer tersebut
bertanggungjawab atasnya. Asea Brown Boveri memiliki rentang tanggungjawab Profit
Center Profitability karena para manajernya bertanggung jawab terhadap pendapatan dari
bisnis yang dijalankan dan biaya yang dikeluarkan dari bisnis tersebut. Selain itu Asea
Brown Boveri memiliki 2 bentuk tanggung jawab yaitu tanggung jawab secara regional
dimana bisnisnya dilakukan dan secara produk. Manajer regional bertanggung jawab atas
seluruh bisnis atau perushaan yang dijalankannya dalam suatu negara. Manajer produk
bertanggungjawab atas produk dari Asea Brown Boveri yang diproduksi dan dipasarkan
ke seluruh dunia.
Rentang perhatian merupakan cakupan aktivitas yang berada dalam perhatian
manajer. Dalam pengertian yang simpel, rentang perhatian adalah apa yang orang-orang
perhatikan. Manajer harus dapat mempengaruhi rentang perhatian pada semua level
organisasi jika mereka ingin mencapai kesuksesan dalam mencapai target profit dan
strategi. Rentang perhatian berbeda dengan rentang kendali dan rentang tanggungjawab.
Rentang kendali dan rentang tanggungjawab ditentukan oleh atasan. Sedangkan rentang
perhatian berasal dari manajer individu, karena semua pekerja dan manajer harus
membentuk pendapat mereka masing-masing tentang apa yang mereka anggap penting.
Rentang perhatian ditentukan oleh 3 hal:
1. Unit kerja di mana manajer berada
2. Orang-orang dan fungsi yang berada di bawah kontrol langsung manajer
3. Pengukuran performa yang dipertanggungjawabkan oleh manajer terhadap atasannya

Diihat dari cara Asea Brown Boveri membagi work unitnya, ABB membaginya
menjadi dua fokus yaitu regional responsibilities, product responsibilities. Sehingga
setiap manajer bertanggung jawab terhadap dua pimpinan yang berada diatasnya. Unit
kerjanya diberikan otonomi yang cukup luas, bahkan dalam hal operasional dan
profitabilitasnya karena unit kerja dianggap sebagai perusahaan yang beroperasi secara
terpisah. Dengan ini dapat terlihat bahwa struktur organisasi ABB menggunakan bentuk
desentralisasi, sehingga rentang perhatian perusahaan cukup luas. Barnevick sangat
menekankan para manajernya untuk berani mengambil keputusan sendiri. Meskipun
struktur organisasi terdesentralisasi namun ABB sistem pelaporan yang tersentralisasi.
Setiap perusahaan/unit bisnis memiliki manajer masing-masing manajer tersebut akan
melapor pada manajer regional tempat dia beroperasi, lalu nantinya manajer area bisnis
akan melapor pada sebelas eksekutif wakli presiden. Hal ini tentunya sangat baik karena
manajer-manajer di beberapa negara tersebut diberi suatu kebebasan untuk mengatur
bisnis dan perusahaannya sendiri tetapi tetap dikontrol oleh manajer-manajer diatasnya.
C. Rekomendasi
Dilihat dari kinerja perusahaan Asea Brown Boveri, perusahaan ini dapat dikatakan sudah
memiliki kinerja yang amat baik. Pangsa pasar juga sudah meluas keberbagai belahan di
dunia. Menurut kami, perusahaan Asea Brown Boveri yang memiliki posisi teratas dalam
industri elektronik dibandingkan pesaingnya haruslah tetap memiliki jiwa berkompetisi.
Hal ini disebabkan oleh perusahaan lain seperti General Electric yang juga mengincar
posisi teratas ( buktinya adalah General Electric berhasil memperoleh posisi kedua
setelah melakukan akuisisi dengan perusahaan dari Prancis ). Kami tidak mengatakan
bahwa perusahaan ABB tidak baik, namun jika diulang kembali bahwa perusahaan ABB
memang terlalu sibuk untuk melakukan merger dan joint venture sehingga pangsa
pasarnya menjadi lebih tinggi dan menjadi nomor satu dalam industri. Oleh karena itu,
ada baiknya jika perusahaan ABB tetap berhati – hati dan terus meningkatkan efisiensi
biaya dan diferensiasi produk secara maksimal.

Anda mungkin juga menyukai