Askep Apendik Yang Benar
Askep Apendik Yang Benar
TINJAUAN TEORI
1.1 Tinjauan Medis
1.1.1 Pengertian
Apendiksitis merupakan suatu peradangan pada appendik yang
berbentuk cacing yang berlokasi dekat katup ileocecal (R. Sjamsuhidajat,
1996).
Appendiksitis merupakn suatu peradangan ari appendik vermiformis
yang mengenai semua dinding organ tersebut (Sabiston David, 1994).
Appendiksitis juga disebut sebagai suatu peradangan yang diakibatkan
karena tersumbatnya lumen oleh benda asing, fekalit, tumor atau parasit
(Theodore, R. Ashrock, 1995).
Appendiksitis merupakan penyebab yang paling sering dari inflamasi
akut kuadran kanan bawah rongga abdomen dari penyebab yang paling umum
dari pembedahan abdomen darurat (Baughman, Diare. 2000; 45,46).
1.1.2 Etiologi
Appendiksitis disebabkan oleh :
1) Sumbatan pada lumen appendik oleh hiperplasia folikel limfoid.
2) Fekalit (tinja yang keras), benda asing.
3) Striktur karena fibrosis peradangan sebelumnya.
4) Neoplasma.
5) Erosi mukosa appendik karena parasit (E. Histolitika).
1.1.3 Fisiologi
Appendik menghasilkan lendir 1-2 ml / hari yang bersifat basa
mengandung amilase, erepsin dan musin. Lendir itu secara normaldiarahkan
kedalam lumen dan selanjutnya mengalirke caecum. Hambatan aliran lendir
dimuara appendiks berperan pada patofisiologi appendiks.
Imunoglobulin sekretor yang dihasilkan oleh GALT (Gut Associated
Lympoid Tissue) yang terdapat disepanjangsaluran cerna termasuk appendiks
ialah Ig A. imunoglobulin itu sangat efektif sebagai perlindungan terhadap
infeksi tapi pengangkatan appendiks tidak mempengaruhi sistem
imunoglobulin tubuh sebab jaringan limfe kecil sekali jika dibandingkan
dengan jumlah disaluran cerna dan seluruh tubuh (R. Syamsu, 1997).
1
1.1.4 Kalsifikasi
1.1.4.1 Appendiksitis Akut
Bila mukosa mengalami bendungan karena sumbatan lumen appendik, makin
lama mukus makin banyak menyebabkan peningkatan tekanan intra lumen
sehingga menghambat aliran limfe, dan terjadi edema, diapedesis bakteri,
ulserasi mukosa.
1.1.4.2 Appendiksitis Supuratif
Bila sekresi mukus terus berlanjut dan tekanan terus meningkat akan terjadi
obstruksi vena, edema bertambah, abkteri, dapat menembus dinding lumen
mengakibatkan peradangan meluas dan mengenai peritoneum.
1.1.4.3 Appendiksitis Ganggrenosa
Bila aliran arteri terganggua akan terjadi infark dinding appendik disertai
ganggren.
1.1.4.4 Appendiksitis Perforasi
Bila dinding lumen yang telah rapuh itu pecah.
1.1.4.5 Appendiksitis Infiltrat
Bila semua proses berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan
bergerak ke appendik sehingga timbul suatu masaa lokal.
1.1.4.6 Appendiksitis Abses
Bila massa lokal tersebut berisi nanah atau pus.
2
1.1.5 Patofisiologi
Appendiksitis kronis
Appendiksitis ganggrenosa
Appendiksitis perforasi
Berisi
Massananah
lokal Appendiksinfiltrat
Appendiks abses
3
Mukus yang terkumpul lalu terinfeksi bakteri kemudian terjadi
gangguan aliran vena, peradangan meluas dan mengenai peritoneum parietal
setempat sehingga menimbulkan rasa sakit dikanan bawah, keadaan ini
disebut dengan appendiksitis supuratif.
Appendiksitis supuratif akan menjadi appendiksitis yang akut. Dimana
daya tahan tubuh menurun menyebabkan peningkatan peristaltik dan terjadi
diare / konstipasi, sehingga menjadi appendiksitis kronis. Hal ini akan terjadi
aliran arteri terganggu dan ganggren, dan disebut appendiksitis ganggrenosa.
Kemudian omentum dan usus masuk ke appendiks menimbulkan massa lokal
dan terjadi nanah dalam massa tersebut menyebabkan kurangnya volume
cairan dan elektrolit, peningkatan suhu tubuh.
1.1.8 Penatalaksanaan
1) Pembedahan di indikasikan jika terdiagnosa appendiksitis, lakukan
appendiktomi secepat mungkin untuk mengurangi komplikasi lebih lanjut.
2) Berikan antibiotik dan cairan IV sampai pembedahan dilakukan.
3) Analgesik dapat diberika setelah diagnosa ditegakkan.
4
Tinjauan Asuhan Keperawatan
1.1.10 Pengkajian
1.1.10.1 Anamnesa
1) Kapan mulai mengalami gejala-gejala dari penyakit ?
2) Apa saja gejala-gejala yang dirasakan ?
3) Apa akibat dari gejala-gejala tersebut ?
1.1.10.2 Pemeriksaaan Fisik
1) Aktivitas
Gejala : malaise
2) Sirkulasi
Tanda : takikardia
3) Eliminasi
Gejala : konstipasi pada awal awitan, diare
Tanda : distensi abdomen, nyeri tekan, kekakuan, penurunan atau
tidak ada bising usus
4) Makanan / Cairan
Gejala : anoreksia, mual, muntah
5) Nyeri / Kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus
Tanda : perilaku berhati-hati, berbaring dengan lutut ditekuk,
meningkatnya nyeri pada kuadran kanan bawah, nyeri lepas
pada sisi karena inflmasiperitoneal
6) Keamanan : demam
7) Pernafasan : takipnea
1.1.11 Rencana Asuhan Keperawatan
1.1.11.1 Gangguan rasa nyaman (nyeri)
Dapat dihubungkan dengan :
- Distensi usus oleh inflamasi, adanya insisi bedah.
Batasan karakteristik:
Mayor (80 % - 100 %)
- Komunikasi (verbal atau kode) dari pemberi gambaran nyeri
Minor (50 % - 80 %)
- Perilaku melindungi, protektif
- Memfokuskan pada diri sendiri
- Penyempitan fokus (perubahan persepsi waktu, menarik diri dari
kontak sosial, kerusakan proses pikir)
5
- Perilaku distraksi (merintih, menangis, mondar-mandir, mencari
orang lain, gelisah)
- Wajah tampak menahan nyeri (mata tak bersemangat, "tampak
terpukul" gerakan terfiksasi atau menyebar, meringis)
- Perubahan tonus otot (dapat berkisar dari malas sampai kaku)
- Respon autonomik
Tujuan :
- Nyeri berkurang dalam waktu kurang dari 24 jam
Kriteria hasil :
- Individu akan melaporkan nyeri hilang / terkontrol
- Tampak rileks, mampu tidur / istirahat dengan tepat
Intervensi :
1) Kaji nyeri, cvatat lokasi, beratnya (skala nyeri)
R : Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan
penyembuhan.
6
- Individu akan meningkatnya penyembuhan luka dengan benar, bebas
dari tanda infeksi / inflamasi, eritema dan demam.
Intervensi :
1) Awasi tanda-tanda vital.
R : Dugaan adanya infeksi atau terjadinya sepsis, abses, peritonitis
3) Berikan infomrasi yang tepat, jujur pada pasien atau orang terdekat
R : Pengetahuan tentang kemajuan situasi memberikan dukungan
emosi. Membantu menurunkan ansietas.
7
2) Lihat membran mukosa, kaji turgor kulit dan pengisian kapiler
R : Indikator keadekuatan sirkulasi perifer dan hidrasi seluler
3) Awasi masukan dan haluaran, catat warna urine atau konsentrasi, berat
jenis
R : Penurunan haluaran urine pekat dengan peningkatan berat jenis
diduga dehidrasi atau kebutuhan peningkatan cairan
1.1.11.4 Ansietas
Dapat dihubungkan dengan :
- Kurang pengetahuan (belajar), mengenai kondisi dan pengobatan
Tujuan :
- Kurangnya volume cairan dapat dicegah dalam waktu 1 x 24 jam.
Batasan karakteristik :
- Mayor : dimanifestasikan oleh gejala-gejala dari tiga kategori,
fisiologis, emosional dan kognitif. Gejala-gejala
bervariasi sesuai dengan tingkat ansietas
- Fisiologis : peningkatan frekwensi jantung, penmingkatan tekanan
darah, peningkatan frekwensi pernafasan, pucat /
kemerahan, mulut kering, diare, gelisah, sering berkemih,
gemetar, kedutan
- Emosional : ketakutan, ketidakberdayaan, gugup, tidak dapat rileks,
marah, menangis, menarik diri, mencela diri
- Kognitif : tidak dapat berkonsentrasi, mudah lupa, penurunan
kemampuan belajar.
Kriteria hasil :
- Individu akan menggambarkan ansietas dan pola koping,
menghubungkan peningkatan kenyamanan psikologis, menggunakan
mekanisme koping yang efektif
Intervensi :
8
1) Kaji ulang pembatasan aktivitas pasca operasi, contoh mengangkat
berat, olahraga, seks
R : memberikan informasi pada pasien untuk merencanakan
kembalirutinitas biasa tanpa menimbulkan masalah
9
Mayor
- Seseorang yang mempunyai ketidakcukupan masukan makanan,
kurang dari yang dianjurkan sehari-hari dengan atau tanpa
terjadinya penurunan berat badan dan kebutuhan metabolik aktual /
potensial pada kelebihan masukan terhadap penurunan berat
badan.
Minor
- Berat badan 10-20 % dibawah normal dan tinggi serta kerangka
tubuh dibawah ideal, lipatan kulit trisep, lingkar lengan tengah dan
lingkar otot pertengahan lengan kurang dari 60 % dari ukuran
standart, kelemahan dan nyeri tekan otot, mudah tersinggung dan
bingung, penurunana lbumin serum, penurunan transfein /
kapasitas pengikat zat besi
Tujuan :
- Nutrisi dapat terpenuhi secara adekuat
Kriteria hasil :
- Tidak mengalami tanda malnutrisi lebih lanjut
Intervensi :
1) Awasi pemasukan makanan, berikan makanan sedikit dalam frekwensi
sering dan tawarkan makanan pagi paling banyak
R : memberikan informasi tentang kebutuhan pemasukan, buruknya
toleransi terhadap makan mungkin berhubungan dengan
peningkatan tekanan abdomen
10
4) Auskultasi bising usus
R : meskipun bising usus sering tidak ada, inflamasi / iritasi usus
dapat menyertai hiperaktivitas usus, penurunan absorbsi air
11
R : memberikan informasi pada pasien untuk merencanakan kembali
rutinitas biasa tanpa menimbulkan masalah
12
- Menampilkan secara tidak tepat perilaku sehat yang diinginkan
atau yang sudah ditentukan
Minor
- Kurang integrasi rencana tindakan ke dalam kegiatan sehari-hari
Tujuan :
- peningkatan pemahaman tentang kondisi / prognosis dan aturan
terapeutik secara optimal
Kriteria hasil :
- Individu akan berpartisipasi dalam proses belajar, memulai perubahan
gaya hidup yang diperlukan
Intervensi :
1) Tinjau ulang prosedur dan harapan pasca operasi
R : memberikan dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat
pilihan berdasarkan informasi
1.1.12 Evaluasi
1) Komplikasi dapat dicegah / minimal
13
3) Prosedur bedah / prognosis, program terapi, dan kemungkinan komplikasi
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN Tn.R
14
DENGAN Apendiksitis
DI GU III A
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Identitas Klien
Nama : Tn.R
Umur :36 tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin :Laki- laki
Status Marital :Sudah menikah
Pendidikan : tamatan SMA
Pekerjaan : Swata
Suku Bangsa :Jawa
Alamat : Kediri
Tanggal Masuk :17 mei 2012 jam 15.30
Tanggal pengkajian : 18 mei 2012 jam 09.00
No. Register : 709724
Diagnosa Medis : Apendiksitis
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.K
Umur : 35 tahun
Hub. Dengan Klien : Istri
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Kediri
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan perut bagian kanan bawah nyeri, BAB mencret, konsistensi
cair.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 13 Mei 2012 pasien di bawa ke rumah sakit Surya Melati dengan
keluahan perut kanan bawah nyeri, BAB mencret 1x, konsistensi cair. Lalu
pada tanggal 17 Mei 2012 jam 15.30 pasien kembali di bawa ke rumah sakit
Baptis Kediri dengan keluhannya yang sama dan disarankan untuk opname di
GU kelas 3A.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
15
Keluarga klien mengatakan bahwa klien sebelumnya tidak pernah mengalami
penyakit seperti ini.
px
= perempuan
= laki-laki
= garis perkawinan
= garis keturunan
= meninggal dunia
= tinggal serumah
= pasien
e. Riwayat Sosiokultural
Pasien mengatakan hubungannya dengan keluarga dan lingkungan tidak ada
masalah.
16
f. Review Pola Sehat-sakit
Pasien mengatakan sehat itu bisa beraktivitas sebagai kepala rumah tangga dan
bekerja dan tidak hanya berbaring ditempat tidur saat seperti sakit ini.
g. Pola Fungsi Kesehatan Gordon
1) Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan pada awalnya hanya menganggap penyakit yang
dideritanya sebagai penyakit yang biasa-biasa saja. Pasien juga mengatakan
kalau dia tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi/diabetes.Pasien juga
mengatakan jika pasien sedang sakit baru pergi ke puskesmas.
2) Pola Nutrisi-Metabolik
Di Rumah Di Rumah Sakit
3) Pola Eliminasi
Di Rumah Di Rumah Sakit
Pasien BAB 1 hari 1x ( normal ) Pasien BAB sejak dirawat di RS pagi
1x
Pasien BAK : 4-5x sehari Pasien BAK : 3x sehari
17
6) Pola Persepsi-Konsep Diri
Pasien mengatakan sangat sedih dengan keadaannya saat ini.Dia merasa
kalau dia menjadi seorang ayah dan kepala rumah tangga yang tidak bisa
bekerja akibat sakit yang dideritanya saat ini.
7) Pola Tidur dan Istirahat
Di Rumah Di Rumah Sakit
Pasien tidur malam ± 7-8 jam Pasien tidur malam ± 6 - 7 jam
Tidur siang ± 1-2 jam Tidur siang ± 1 jam
8) Pola Peran-Hubungan
Pasien sebagai seorang ayah dan mempunyai 1 orang anak
Pasien sebagai kepala rumah tangga,dan setiap hari pasien bekerja sebagai
pegawai.
Hubungan pasien dengan lingkungan dan keluarganya baik dan tidak ada
masalah.
9) Pola Seksual-Reproduksi
Pasien berjenis kelamin laki-laki, Umur 36 tahun
18
Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan
f. Telinga
Inspeksi : simetris kanan kiri,bersih.
g. Mulut
Inspeksi : Mukosa bibir kering, tidak ada karies, tidak berbau, bersih
h. Leher
Inspeksi : tidak tampak pembesaran kelenjar limfe dam kelenjar tiroid
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
19
4. DATA PENUNJANG (Pemeriksaan Diagnostik) :
PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP
Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan Interpretasi
HGB 13,1 g/dl L : 12,0-18,0 Normal
P : 11,4-15,1
RBC 4,83 10/Ul L : 4,2-6,3 Normal
P : 4,0-5,0
HCT 39,3 % L : 37,0-51,0 Normal
P : 38,0-42,0
MCV 81,4 Fl 80,0-97,0 Normal
MCH 27,1 Pg 26,0-32,0 Normal
MCHC 333 g/dL 31,0-36,0 Normal
RDW-SD 42,8 fL 35-47 Normal
RDW-CV 14,6+ % 11,5-14,5 Meningkat
WBC 14,83+ 10³/uL L : 4,1-10,9 Normal
P : 4,7-11,3
EO% 1,1 % 1-4 Normal
BASO% 0.1 % 0-1 Normal
NEUT% 77.6 % 50-60 Meningkat
LYMPH% 12,9 % 25-40 Menurun
MONO% 7,8 % 3,5-7 Meningkat
EO# 0.16 10³/uL 0-0,2 Meningkat
BASO# 0.01 10³/uL 0-0,1 Normal
NEUT# 11,51 10³/uL 3-7 Meningkat
LYMPH# 1,91 10³/uL 1,5-4 Normal
MONO# 1,16 10³/uL 0,1-0,5 Meningkat
PLT 359 10³/uL 140-440 Normal
PDW 10,7 fL 9,0-13,0 Normal
MPV 9,0 fL 7,2-11,1 Normal
P-LCR 18,1 % 15,0-25,0 Normal
PCT 0,72 % 0,150-0,320 Menurun
IG 0.08 10³/uL
PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Keterangan
Elektrolit
Natrium 140 135 – 147 mEq/L -
Kalium 3,86 3,5 – 5 mEq/L -
Gula Darah
Gula Darah Sesaat 111 < 200 mg/dl -
Tes Fungsi Ginjal
BUN 17 10 – 23 mg/dl -
Creatinin 1,28 Lk.0.8 – 1,3 mg/dl -
Pr. 0,6 – 10
20
4. Pronalges 1 Sup
5. Metilon
6. Trolac 60 mg
A. ANALISA DATA
1. Analisa Data
DATA Masalah kolaboratif/
ETIOLOGI
keperawatan
Data Subyektif : Obstruksi penyumbatan Nutrisi kurang dari
oleh karena hiperplasia
Pasien mengatakan kebutuhan tubuh
dari folikel limfoid
males makan dan nafsu
makan berkurang Adanya fekalit dalam
lumen appendiks
21
DATA Masalah kolaboratif/
ETIOLOGI
keperawatan
Anoreksia
Merangsang tunika
serosa dan peritonium
22
DATA Masalah kolaboratif/
ETIOLOGI
keperawatan
viseral
Pasca Operasi
Kerusakan
Kerusakan mobilisasi
mobilisasi
fisik
fisik
23
takut bergerak, pasien melindungi perutnya,
mobilisasi harus dibantu orang lain
24
DIAGNOSA KEPERERAWATAN:
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafsu makan berkurang
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan luka operasi
PERENCANAAN
TGL TGL
No. DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL DIBUAT/ DIHENTIKAN
PARAF /PARAF
1 Perubahan nutrisi Kebutuhan nutrisi 1. Kaji asupan makanan / 1.Mengidentifikasi makanan
kurang dari kebutuhan dapat terpenuhi diit pasien yang dikonsumsi pasien
berhubungan dengan dalam waktu 2 x 24 2. Berikan makanan 2.Mengurangi iritasi gaster
nafsu makan jam dengan kriteria sedikit-sedikit tapi sering untuk meminimalkan rasa
berkurang yang hasil : 3. Anjurkan perawatan muntah
ditandai dengan pasien - Mukosa bibir mulut sebelum makan 3.Menghilangkan rasa tidak
mengatakan malas lembab 4. Beri lingkungan nyaman enak, meningkatkan nafsu
makan, nafsu - Makan habis 1 dan jauh dari bau yang makan
berkurang, mukosa porsi merangsang 4.Mengurangi perasaan tidak
bibir kering, makan - Pasien tampak 5. Anjurkan pasien dengan nyaman
hanya ½ porsi segar posisi duduk tegak saat 5.Mengurangi tekanan pada
BB pasien makan abdomen dan meningkatkan
bertambah pemasukan makanan,antibiotik
25
untuk mencegah infeksi
26
Diagnosa Keperawatan : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan nafsu makan berkurang
Tujuan : Nutrisi dapat terpenuhi secara adekuat
Kriteria Hasil : Tidak mengalami tanda malnutrisi lebih lanjut
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
TANGGAL JAM IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
18 Mei 2012 O9.00 1. Mengkaji asupan
makanan / diit pasien. Pasien makan habis hanya 2
12.00 sendok
2. Menganjurkan pasien
duduk tegak saat makan → meninggikan tempat tidur
3. Menganjurkan perawatan
mulut sebelum makan, cuci mulut sebelum makan
19 Mei 2012
1. Memberikan makanan sedikit-sedikit tapi sering
2. Memberikan lingkungan nyaman dan jauhkan dari
bau yang merangsang
27
Diagnosa Keperawatan : Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan luka operasi
Tujuan : Mempertahankan posisi optimal dari fungsi yang
dibuktikan oleh tak adanya kontraktur, meningkatkan
normalisasi fungsi usus
Kriteria Hasil : Individu akan mempertahankan / meningkatkan kekuatan
dan fungsi bagian yang terkena atau kompensasi,
mendemonstrasikan teknik atau perilaku yang
memungkinkan melakukan aktivitas
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
TANGGAL JAM IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
18 Mei 2012 08.00 1. Mengukur skala nyeri
2. Memberikan kenyamanan kepada pasien
10.00
28
EVALUASI
EVALUASI
29
TANGGAL & NO DIAGNOSA EVALUASI
18 Mei 2012 1 S : Pasien mengatakan masih malas
makan, nafsu makan berkurang
O : Mukosa bibir kering
Makan siang habis 1/2 porsi
KU pasien masih lemah
A : Tujuan belum tercapai
P :Intervensi dilanjutkan no. 1,2,3,
30