Anda di halaman 1dari 6

ASUAHAN KEPERAWATAN PADA KOMUNITAS PADA AGREGAT POPULASI

RENTAN : PENYAKIT MENTAL, KECACATAN DAN TERLANTAR

A. Pengkajian

1. Core (jumlah populasi,kebiasaan, perilaku yang ditampilkan , nilai keyakinan dan


agama)

 RW 10 di sebuah desa Z memiliki 96 Keluarga dengan jumlah populasi 423 jiwa yang
terdiri dari 214 Orang Dewasa, 56 orang Lansia, 96 orang remaja, 34 orang anak dan 23
orang balita. Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin 54%,8 adalah perempuan
dan 45,2 %adalah laki-laki :

katagori Jenis kelamin


Perempuan laki-laki
214 orang dewasa 112 orang 102 orang
56 orang Lansia 29 orang 27 orang
96 orang remaja 52 orang 44 orang
34 orang anak 22 orang 12 orang
23 orang balita 17 orang 6 orang
Jumlah 232 orang 191 orang
423 orang

 Akhir tahun 2018 jumlah penduduk RW 10 adalah 546 , 123 orang penduduk (22,5%)
menjadi korban bencana gempa pada bulan Agustus 2019 dan 26 orang dari orang
dewasa (12%) yang selamat mengalami cacat tubuh berupa patah anggota gerak atas
karena tertimpa reruntuhan bangunan, 2 orang diantaranya harus mengalami amputasi
kaki bagian kanan sehingga mengalami keterbatasan dalam aktifitas sehari-hari. 28 orang
anak – anak dan remaja menjadi korban meninggal yaitu dari 26 Keluarga (27% dari
jumlah Keluarga di wilayah RW 10)

B. Analisa Data

n Data Subjektif Data Objektif Diagnosa


o Keperawatan komunitas
1 Warga mengatakan  314 orang warga (86% dari Tidak efektifnya koping
kesulitan tidur karena jumlah populasi RW) masyarakat terhadap stress
kecemasan dan  186 orang dewasa (86,9% dari Berhubungan dengan Post
kesedihan karena jumlah populasi dewasa) Trauma Syndrom akibat
kehilangan anggota  52 orang lansia (54,16% dari proses
keluarganya jumlah populasi lansia) kehilangan secara fisik dan
 68 orang remaja (70,8% dari mental
jumlah populasi remaja)
 8 orang anak (23,5 % dari
jumlah populasi anak-anak)
 54,8% penduduk adalah
berjenis kelamin perempuan
dan 45,2 % adalah laki-laki
 35.7% dari jumlah lansia
adalah berumur diatas 70 tahun
(20 orang lansia)
 55% lansia adalah janda dan
45% adalah duda
 20 orang lansia (35,7%)
kehilangan pasangan
 26 orang dari orang dewasa
(12%) yang selamat
mengalami cacat tubuh
 75 orang dewasa (61%)
menjadi korban jiwa dalam
bencana adalah usia produktif
 28 orang anak – anak dan
remaja menjadi korban jiwa
 dari 26 Keluarga (27% dari
jumlah Keluarga di wilayah
RW 10)
 Agustus 2019 terjadi bencana
gempa dengan korban 123
orang meninggal dan 24 rumah
rusak berat dan 72 mengalami
kerusakan ringan
2 Warga mengatakan  Sarana MCK warga dilakukan Resiko terjadinya
mengalami diare pada 2 di mushola RW peningkatan penyakit
minggu terakhir  Ketersediaan air bersih dari akibat lingkungan yang
sumur warga RW rusak dan kurang memadai
 Wilayah RW 10 berbatasan Berhubungan dengan
dengan Kota Kecamatan kurangnya pengetahuan
 Sebagian besar penduduk masyarakat tentang akibat
berpendidikan rendah , lingkungan yang kurang
sebagian besar lansia adalah bersih
buta aksara namun tidak buta
Al Qur’an
 132 orang dari 214 orang
dewasa adalah tamat SD (62%)
 176 orang dari seluruh orang
dewasa adalah bekerja sebagai
petani dan buruh bangunan
(82%)
 72 orang remaja dari 96 orang
remaja adalah putus sekolah
dari tingkat SMP (75%)
 Sarana transportasi yang ada di
wilayah Desa X adalah delman
 Sarana Pelayanan kesehatan
yang terdekat adalah
PUSKESMAS M dengan jarak
12 km dan berada di kota
Kecamatan M .
 Kegiatan posyandu dilakukan
hanya 2 bulan sekali.
 Jumlah kader kesehatan 3
orang

C. Diagnosa Keperawatan

1. Tidak efektifnya koping masyarakat terhadap stress berhubungan dengan Post Trauma
Syndrom akibat proses kehilangan secara fisik dan mental.
2. Resiko terjadinya peningkatan penyakit akibat lingkungan yang rusak dan kurang
memadai berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang akibat
lingkungan yang kurang bersih.

D. Skoring Penapisan / Skoring Diagnosa

Dari hasil analisa data kemudian dilakukan penapisan masalah untuk menentukan prioritas
masalah yaitu sebagai berikut :
N Diagnosa KRITERIA JML KETERANGAN
o Keperawatan
1 Tidak efektifnya 5 5 4 5 3 3 5 3 4 3 3 4 47 Keterangan Kriteria:
koping masyarakat A. Sesuai dengan peran
terhadap stress perawat komunitas
Berhubungan dengan B. Resiko terjadi
PostTrauma Syndrom C. Resiko parah
akibat proses D. Potensi untuk
kehilangan secara fisik pendidikan kesehatan
dan mental E. Interest untuk
2 Resiko terjadinya 5 4 3 5 3 4 4 3 4 3 3 4 45
komunitas
peningkatan penyakit
F. Kemungkinan diatasi
akibat lingkungan
G. Relevan dengan
yang rusak dan kurang
program
memadai berhubungan
H. Tersedianya tempat
dengan kurangnya
I. Tersedianya waktu
pengetahuan
J. Tersedianya dana
masyarakat tentang
K. Tersedianya fasilitas
akibat lingkungan
L. Tersedianya sumber
yang kurang bersih
daya
KeteranganPembobotan
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi

E. Rencana Tindakan dan Strategi Komunitas pada Agregat Populasi Rentan


(Pelaksanaan Kegiatan) :Penyakit mental, kecacatan dan terlantar

N Diagnosa Rencana Implementasi Indikator Kriteria Hasil Penang Waktu


O Keperawatan Kegiata gung
n Jawab
1 Tidak efektifnya Trauma -Berkordinasi dengan aparat -Koordinasi Seluruh aparat Ns. Selasa,
Koping masyarakat Healing setempat untuk dengan aparat pemerintahan, N. 12/11/19
terhadap stress Perencanaan dan setempat berjalan petugas Skep
berhubungan dengan pelaksanaanprogram dengan baik pelayanan
PostTrauma trauma healing -Koordinasi kesehatan dan
Syndrom akibat -Berkoordinasi dengan dengan tempat LSM yang
proses kehilangan tempat pelayanan pelayanan Berkaitan
secara fisik dan kesehatan setempat untuk kesehatan dengan trauma
mental perencanaan dan setempat healing hadir
pelaksanaan program berjalan dengan dalam rapat
trauma healing baik koordinasi
-Berkoordinasi dengan -Koordinasi
LSM – LSM yang dengan LSM –
berkaitan dengan Trauma LSM yang
Healing untuk perencanaan berkaitan
dan pelaksanaan program dengan Trauma
trauma healing Healing
berjalan dengan
baik
2

Anda mungkin juga menyukai