Filhum 8
Filhum 8
1706024311
Filsafat Hukum A
_____________________________________________________________________________
LEGAL REALISM
senyatanya dilakukan oleh hukum dalam memutus perkara. Kaum realis melihat (disebut klaim
deskriptif) bahwa hakim memutus perkara pertama-tama berdasarkan fakta, bukan berdasarkan
peraturan. Bagaimana hakim menaggapi fakta dipengaruhi baik secara sadar maupun tidak sadar
oleh berbagai faktor seperti faktor psikologis, sosiologis, politis, dan sebagainya. Metode yang
digunakan oleh kaum realis adalah teori prediksi yang intinya adalah sebuah norma disebut
norma hukum jika norma tersebut mengkonstitusi prediksi yang akurat tentang apa yang akan
dilakukan oleh pengadilan. Kriteria legalitas berdasarkan teori prediksi adalah apa yang
dilakukan oleh pengadilan pada kasus tertentu dan putusan pengadilan sama dengan prediksi
tersebut. Persoalannya adalah bagaimana klaim deskriptif tersebut bisa mendapatkan justifikasi
bakat dan bias, sekaligus pandangan politik, pandangan moral, dan berbagai kelebihan serta
keterbatasan. Konsekuensi dari keunikan hakim ini adalah perbedaan pendapat di antara hakim,
karena semua aspek tersebut bisa memengaruhi hakim dalam menjalankan fungsi penghakiman,
1
Brian Leiter, “American Legal Realism”, dalam Dennis Patterson (ed.), A Companion to Phylosophy of
Law and Legal Theory, Second Edition, Wiley Blackwell, West Sussex, hlm. 249-252.
baik secara sadar (yang disebut kemauan atau willful judging) maupun tidak sadar (yang disebut
dikaitkan dengan masyarakat. Filsuf Yunani menggunakan kata "nomos" dan "nomoi" yang
merujuk adat-istiadat, konsep moral, dan way of life. Begitu pula kata "ius" (Latin), "recht"
German dan Belanda), "droit" (Francis) dan "diritto" (Italia) juga merujuk hukum clan kebenaran
etis.3
menjadi dua tesis, yaitu hukum sebagai cermin masyarakat (the mirror thesis] dan hukum
berfungsi untuk menjaga keteraturan masyarakat ( the social order thesis]. Kedua tesis tersebut
sangat berhubungan sehingga menjadi satu rumusan, yaitu hukum adalah cermin masyarakat,
yang berfungsi untuk menjaga keteraturan sosial. Hukum mencerminkan masyarakat. Artinya,
hukum merefleksikan kondisi politik, ekonomi, sosial, dan intelektual masyarakat pada waktu
tertentu. Sedangkan hukum menjaga keteraturan sosial berarti hukum menjadi pelindung, sarana
2
Brian Z. Tamanaha, Beyond the Formulist-Realist Divide, The Role Of Politics in Judging, 2010, New
Jersey: Priceton University Press, hlm.187.
3
Brian Z. Tamanaha, A General Jurisprudence of Law and Society, 2001, hlm.8.