Anda di halaman 1dari 19

BAB III

PEMBAHASAN

No Judul penelitian Tujuan Sampel/ Metode Intervensi Hasil


partisipan
1 Efektivitas Upaya Menganalisa Sampel dalam Metode Promosi kesehatan yang Terdapat perbedaan yang
Promotif Keperawatan seberapa efektif jurnal adaalah penelitian ini dilakukan selama kurang lebih signifikan terhadap
Kesehatan Komunitas upaya promotif semua adalah 12 hari berturut-turut. Kegiatan pengetahuaan , sikap dan
Terhadapat Perilaku khususnya masyarakat menggunakan promkes yang dilakukan antara tindakan tentang PHBS
Hidup Bersih Dan Sehat pendekatan bina kecamatan model pre- lain adalah pelaksanaan kerja pada tatanan rumah
Pada Tatanan Rumah suasana dan Kema, eksperimental bakti, penyuluhan kesehatan, tangga sebelum dan
Tangga / Samuel S gerakan ditargetkan dengan pre dan olahraga bersama, dan kegiatan sesudah dilakukan upaya
hadjo/ pemberdayaan pada pada desa post test, sosial lainnya yang dapat di promotif keperawatan
2013 masyarakat kema satu, dua lihat pada lampiran penelitian komunias dikecamatan
terhadap tiga dan ini. Selanjutnya setelah 12 hari Kema, Minahasa Utara.
pengetahuan, emapat, lebih mengikuti program-program Sehingga intevensi
sikap dan khusus orang tersebut, maka peneliti promotif seperti
tindakan tentang dewasa yang mengunjugi kembali para penyuluhan dan
PHBS pada berusia 18 – 65 responden dan melakukan tes pendidikan kesehatan
tatanan rumah Tahun akhir (post-test) untuk efektif dalam
tangga di mengukur pengetahuan, sikap pemelihraan hidup bersih
kecamatan Kema, dan tindakan, serta memilih dan sehat warga.
Minahasa Utara. beberapa responden untuk
diwawancara menilaiupaya
promotif yang diasumsikan
paling effektif.
2 Health education Mengetahui Sampel dalam Metode yang pengeras suara dipasang di Intervensi yang bersifat
through mass media efektitas penelitian digunakan rumah masing-masing promotif dan preventif
announcements by pendidikan yaitu keluarga dalam sukarelawan dan volume nya dengan memberikan
loudspeakers about kesehatan tentang dari empat penelitian yaitu dijamin mencakup seluruh penyuluhan/pendidikan
malaria care: prevention perawatan dan desa dan dari empat desa, Pengumuman diberikan kesehatan menggunakan
and practice among pencegahaan dipilih kepala desa di antara pada malam hari sekitar pukul media pengeras suara
people living in a penyakit malaria keluarga atau daerah yang 19.00 selama 6 bulan, selama 6 terbukti efektif bagi
malaria endemic area of menggunakan anggota mengalami bulan kasus malaria positif kasus malaria di desa
northern Myanmar/ media pengeras keluarga lebih maria paling diidentifikasi oleh VMW(a Myanmar Utara dalam
, Pyae linn aung, suara di desa-desa dari 18 tahun banyak dipilih trained village malaria worker), mengurangi bebena
Tepanata Pumpaibool, endemis malaria untuk secara acak; 2 kemudian kk akan diberikan malaria.
Than Naing Soe/ 2018 di Kotapraja berpartisipasi desa dipilih kuisoner dan pengkajian
Banmauk, dalam sebagai mengenai informasi yang
Wilayah Sagaing, penelitian kelompok sudah dibagikan
Myanmar intervensi dan
2 desa lainnya
sebagai
kelompok
kontrol
3 Efektivitas pendidikan Mengetahui Kelurga yang Metode dalam Masing-masing kelompok Ada perbedaan
kesehatan terhadap efektifitas memiliki balita penelitian yaitu keluarga yang belum diberikan pengetahuan antarr
peningkatan pendidikan yang berada di Pre-test dan pendidikan kesehatan dan kelompok kontrol dan
pengetahuan keluarga kesehatan RW 02, RW post-test non kelompok keluarga yang sudah kelompok eksperimen
tentang infeksi saluran terhadap 03, RW 04, equivalen diberikan pendidikan kesehatan setelah diberikan
pernapasan (ISPA)/ peningkatan RW 05 dan grup. diberikan kuisoner yang berisi pendidikan kesehatan.
Weni Utari, Arneliwati, pengetahuan RW 07 19 pertanyaan tentang
Riri Novayelinda/ keluarga tentang dikelurahan pengetahuan mengenai ISPA
2014 ISPA Rejosari
4 Pengaruh Health Untuk Teknik sampel Metode Health education atau Terdapat perbedaan yang
Education Terhadap mengetahui secara penelitian yang penyuluhan di masyarakat signifikan pengetahuan
Kepatuhan Perilaku perubahan purposive dilaksanakan dilakukan dengan beberapa hal antara sebelum dan
Hidup Bersih Sehat perilaku hidup sampling, dengan cara yaitu melibatkan anggota sesudah diberikan
(PHBS) Warga/ Tatiana bersih sehat yang dengan kriteria quasi masyarakat, membuat penyuluhan tentang
Siregar, Nelly Febriani dilaksanakan warga yang experiment pre perencanaan dengan PHBS. Dijelaskan bahwa
/(Volume 5, Nomor 1, warga setelah dijadikan dan post test. mengidentifikasi masalah pemberian penyuluhan
Februari 2020) diberikan respinden kesehatan di masyarakat yang tentang PHBS dapat
intervensi Health adalah dapat dicegah melalui tindakan meningkatkan nilai
Education keluarga inti yang akan pengetahuan responden
(hanya dilakukan,mengidentifikasi sebesar 3,4 yaitu dari
keluarga perilaku sasaran dan nilai 5 (sebelum diberi
dengan karakteristik lingkungan yang penyuluhan PHBS) naik
pasangan akan menjadi fokus upaya yang menjadi nilai 8,4; serta
suami istri dan akan dilakukan dalam dari hasil uji t didapat p
anak mengambil keputusan; lakukan value = 0,000.
kandung). program yang komprehensif Pendidikan rendah
Responden agar dapat dirancang untuk berpengaruh terhadap
dibagi dua mendukung perubahan perilaku perubahan perilaku
kelompok dengan memperhatikan seseorang dalam
intervensi motivasi, sosial, serta perubahan status
sebanyak 30 lingkungan. kesehatan, hal ini harus
keluarga dan menjadi fokus dari upaya
kelompok masa depan dalam
kontrol pendidikan kesehatan,
sebanyak 26 dan. Ada hubungan yang
orang. erat antara pengetahuan
kesehatan dan tingkat
pendidikan, semakin
tinggi tingkat pendidikan,
semakin baik
pengetahuan kesehatan.
Sedangkan untuk
perilaku PHBS hasil
obeservasi bahwa PHBS
meningkat sebesar 0,97
yaitu dari 4,3 (sebelum
diberi penyuluhan PHBS)
menjadi berubah naik
menjadi 5,27; serta dari
hasil uji t didapat p value
= 0,000, artinya ada
perbedaan yang
signifikan antara sebelum
dan sesudah diberikan
penyuluhan tentang
PHBS terhadap
perubahan perilaku
PHBS.

5 Keefektifan Penyuluhan Tujuan penelitian Sampel yang Penelitian ini Penelitian ini dilaksanakan Penyuluhan keluarga
Keluarga Terhadap ini adalah untuk digunakan merupakan pada bulan September 2009 efektif dalam
Pemberantasan Demam menganalisis ialah 100 penelitian sampai bulan April 2010. meningkatkan
Berdarah Dengue di keefektifan orang, yang eksperimen Penyuluhan Pemberantasan pengetahuan tentang
Kabupaten Bondowoso/ penyuluhan meliputi 50 dengan Sarang Nyamuk DBD (PSN- pemberantasan demam
Pasidi Shidiq/ keluarga dalam keluarga untuk randomized DBD) dilakukan dalam berdarah di kabupaten
Universitas Sebelas pemberantasan kasus controlled trial kelompok-kelompok keluarga Bondowoso. Kelompok
Maret/ 2010 demam berdarah perlakuan dan study yang dibentuk masyarakat diberi perlakuan
dengue di 50 keluarga bersama petugas kesehatan penyuluhan memiliki
Kabupaten untuk kasus Puskesmas, dengan frekuensi pengetahuan yang lebih
Bondowoso. control. sebulan empat kali pada baik, sikap cenderung
Kasus masing-masing kelompok 5 lebih baik.
perlakuan ialah keluaga. Pada akhir penelitian,
keluarga yang diberikan lembar kuisoner
bertempat untuk diisi keluarga.
tinggal di
Wilayah
Puskesmas
Tangerang
yang
mempunyai
kelompok
penyuluhan
PHBS,
sedangkan
kelompok
control ialah
keluarga yanag
bertempat
tinggal di
Wilayah
Puskesmas
Pujer.
6 Pengaruh Program Untuk Ibu PKK yang Metode yang Pengetahuan dan keterampilan 1. Pengetahuan
Pelatihan Pengolahan mengetahui bersedia digunakan diukur sebelum dan sesudah responden sesudah
Sampah Pada Organik pengaruh program mengikuti pada penelitian pelatihan, kemudia ditambah pelatihan mengalami
Menggunakan Metode pelatihan pelatihan ini adalah dengan pengukuran ulang peningkatan dari
Composting Terhadap pengolahan Ibu PKK yang eksperimen setelah satu bulan untuk 3,3% yang
Pengetahuan Dan sampah organik belum pernah semu atau mengukur retensi masing- berpengetahuan baik
Keterampilan Ibu-Ibu menggunakan mengikuti eksperimen masing responden menjadi 86,7%.
PKK Di RW III metode pelatihan quasi dan Namun setelah satu
Kelurahan Boja composting membuat menggunakan bulan pengetahuan
Kabupaten Kendal terhadap kompok design pre tes responden
/ Trixie Salawati/ 2010 pengetahuan dan Total sampel post test design mengalami
keterampilan ibu- yang diperoleh penurunan sebesar
ibu PKK adalah 30 23,4% menjadi
orang 63,3%.
2. Ketrampilan
responden sesudah
pelatihan
ketrampilan
meningkat dari 0%
menjadi 60%, dan
tetap mengalami
peningkatan menjadi
76,7% walaupun
telah melewati satu
bulan sesudah
pelatihan.
3. Skor rata-rata
pengetahuan
sebelum pelatihan
27,57, sesudah
pelatihan mengalami
peningkatan menjadi
44,40 dan satu bulan
sesudah pelatihan
turun menjadi 40,20.
4. Nilai p-value
pengetahuan
sebelum dan
sesudah pelatihan
sebesar 0,000.
Terbukti adanya
perbedaan
pengetahuan yang
bermakna tentang
pengolahan sampah
padat organik.
5. Berdasarkan uji
statistik diperoleh
hasil nilai exact.sig
(2-tailed) 0,000.
Terbukti adanya
perbedaan
ketrampilan yang
bermakna antara
sebelum dan
sesudah pelatihan.

7 The impact of clean Mengetahui Sampel pada Metode Kader diberikan pendidikan Hasil dalam penelitian
lifestyle health pengaruh promosi penelitian ini penelitian ini kesehatan mengenenai PHBS menunjukan promosi
promotion on the kesehatan PHBS adalah 28 adalah quasi dirumah tangga dan PHBS kesehatan terdapat
attitude, motivation, and terhadap sikap, kader eksperimental secara umum, diberikan perbedaan yang
behavior of village motivasi dan kesehatan yang dengan pre-test simulasi mencuci tangan dan signifikan sebelum dan
health cadres/ Teti perilaku kader dimana kader dan post-test diberikan pendidikan kesehatan sesudah intervensi dalam
Solehati/ 2017 kesehatan di Desa berfungsi dan pencegahan penyakit. aspek pengetahuan,
Pangandaran sebagai orang Sebelum dan sesudah promosi perilaku, motivasi dan
Kabupaten yang terdekat kesehatan para kader diberi sikap PHBS dalam
Pangandaran. dengan kuesioner untuk mengukur rumah tangga dan secara
masyarakat perilaku, sikap, dan motivasi umu (p=0,000). Dengan
dan merupakan mereka. Pengukuran perilaku demikian, jelas bahwa
perpanjangan pasca intervensi dilakukan satu kader kesehatan desa
tim kesehatan bulan setelah promosi membutuhkan promosi
yang kesehatan. dan pelatihan kesehatan
diandalkan untuk meningkatkan
dalam kemampuan mereka
mengatasi dalam mengatasi masalah
masalah yang berhubungan
kesehatan dengan kesehatan di
desa.

8 Pengaruh Pendidikan Untuk Jumlah sampel Penelitian ini Masyarakat mengisi kuesioner Hasil penelitian
Kesehatan Personal mengetahui yang di ambil menggunakan yang terdiri atas dua bagian, menunjukkan adanya
Hygiene Pengaruh 34 responden. desain Quasy yaitu kuesioner pengetahuan pengaruh pendidikan
Terhadap Tingkat Pendidikan Eksperimen terdiri atas sepuluh pertanyaan kesehatan Personal
Pengetahuan Dan Sikap Kesehatan dengan dan kuesioner sikap terdiri atas Hygiene terhadap tingkat
Masyarakat/ Livana PH, Personal Hygiene rancangan One tiga belas pertanyaan, pengetahuan, di dapatkan
Eko Yulianto, Hermanto/ terhadap Tingkat Group Pre test- kemudian diberikan informasi nilai p sebesar 0,001 (p
2018/ Jurnal Pengetahuan dan Post test singkat tentang peran serta value< 0,05) dan sikap
Keperawatan Sikap Design dengan responden, tujuan dan manfaat didapatkan hasil nilai p
Komprehensif Masyarakat. menggunakan penelitian. Bagi masyarakat 0,038 (p value< 0,05)
Vol. 4 No. 1, Januari menggunakan yang bersedia menjadi menunjukkan ada
2018: 1-6 teknik responden diminta untuk pengaruh pendidikan
purposive menandatangani lembar kesehatan Personal
sampling. persetujuan menjadi Hygiene terhadap tingkat
responden. Kemudian peneliti pengetahuan dan sikap
melakukan kontrak waktu masyarakat sebelum dan
dengan responden untuk sesudah dilakukan
mengikuti pendidikan intervensi.
kesehatan.
9 Effectiveness of Health Untuk Jumlah sampel Penelitian ini Pemberian penyuluhan Hasil penelitian
Education on the mengetahui yang di ambil menggunakan kesehatan dalam upaya menunjukkan bahwa
Improvement of efektifitas sebanyak 40 quasi meningkatkan pengetahuan setelah dilakukan
Knowledge Family pendidikan keluarga di experiment dapat dilakukan dengan penyuluhan terjadi
about Hypertension/ kesehatan wilayah kerja with one menggunakan alat bantu peningkatan pengetahuan
Chandra Hadi terhadap Puskesmas group, promosi kesehatan berupa alat keluarga tentang penyakit
P/2015/Mutiara Medika peningkatan Ngaliyan. sedangakan bantu lihat (visual aids), alat hipertensi (p value =
Vol. 15 No. 1: 67-74, pengetahuan desain bantu dengar (audio aids) dan 0,000). Diharapkan bagi
Januari 2015. keluarga tentang penelitian alat bantu lihat dengar (Audio tenaga kesehatan
hipertensi di menggunakan Visual Aids). Tujuan utama khususnya perawat yang
wilayah kerja pre-test and pendidikan kesehatan adalah ada di wilayah kerja
Puskesmas post-test agar seseorang mampu puskesmas Ngaliyan
Ngaliyan. design. menerapkan masalah dan diharapkan melakukan
kebutuhan mereka sendiri, kunjungan rumah guna
mampu memahami apa yg melakukan penyuluhan
dapat mereka lakukan terhadap untuk meningkatkan
masalahnya, dengan sumber pengetahuan masyarakat
daya yg ada pada mereka khususnya keluarga
ditambah dengan dukungan tentang penyakit
dari luar mampu memutuskan hipertensi. Disimpulkan
kegiatan yang tepat guna untuk bahwa pendidikan
meningkatkan taraf hidup sehat kesehatan efektif
dan kesejahteraan bagi meningkatkan
masyarakat. pengetahuan keluarga
tentang hipertensi.
10 Efektivitas Promosi Untuk Pengambilan Desain Di lakukan promosi kesehatan Hasil penelitian
Kesehatan mengetahui sampel penelitian ini dengan menggunakan metode menunjukkan bahwa
Menggunakan Media pengaruh promosi sebanyak 55 adalah Quasi ceramah melalui media video Promosi kesehatan
Audiovisual Terhadap kesehatan tentang responden di Eksperimental pada lansia di Puskesmas dengan media Audio
Keaktifan Lansia ke posyandu lansia Puskesmas dengan Maesan Bondowoso. Visual efektif untuk
Posyandu Lansia/ Sri dengan Maesan menggunakan meningkatkan keaktifan
Astutik Andayani, menggunakan Bondowoso. rancangan pre lansia dalam posyandu
Husnul Khotimah, Sry media audio test-post test dengan nilai (p value:
Desy, Arif Eko Trilianto, visual terhadap with control 0,000).
Hefniy Razaq/ 2019/ jumlah kunjungan Design.
Jurnal Keperawatan lansia ke
Profesional (JKP) Posyandu.
Vol. 7, No. 2 Agustus
2019.

Kesepuluh jurnal dipilih berdasarkan pertanyaan klinis yang dibuat berdasarkan kriteria PICO yang telah dirumuskan dan
berdasarkan analisis sistematik didapatkan berikut:

Pada penelitian jurnal pertama mengenai Efektivitas Upaya Promotif Keperawatan Kesehatan Komunitas Terhadapat
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Rumah Tangga, data statistik yang didapat terdapat perbedaan yang signifikan
terhadap pengetahuaan , sikap dan tindakan tentang PHBS pada tatanan rumah tangga sebelum dan sesudah dilakukan upaya promotif
keperawatan komunias dikecamatan Kema, Minahasa Utara. Sehingga intevensi promotif seperti penyuluhan dan pendidikan
kesehatan efektif dalam pemelihraan hidup bersih dan sehat warga. Setelah dilakukan pengkajian oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),
terutama dinegara-negara berkembang,ternyata faktor pendukung atau sarana dan prasarana tidak mendukung masyarakat untuk berperilaku hidup
sehat. Misalnya: meskipun kesadaran dan pengetahuan orang atau masyarakat tetang kesehatan (misalnya sanitasi lingkungan gizi, imunisasi,
pelayanan kesehatan, dan sebagainya) sudah tinggi, tetapi apabila tidak didukung oleh fasilitas yaitu tersedianya jamban sehat, air bersih, makanan
yang bergizi, fasilitas imunisasi, pelayanan kesehatan, dan sebagainya, maka mereka sulit untuk mewujudkan perilaku tersebut. PHBS adalah
semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada
bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dlaam kegiatan di masyarakat (Kemenkes RI, 2018). Pendidikan rendah berpengaruh terhadap
perubahan perilaku seseorang dalam perubahan status kesehatan, hal ini harus menjadi fokus dari upaya masa depan dalam pendidikan kesehatan,
dan ada hubungan yang erat antara pengetahuan kesehatan dan tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin baik pengetahuan
kesehatan (Zan PX., et al, 2009)

Pada penilitian jurnal kedua mengenai Health education through mass media announcements by loudspeakers about malaria
care: prevention and practice among people living in a malaria endemic area of northern Myanmar, yang didapatkan Intervensi yang
bersifat promotif dan preventif dengan memberikan penyuluhan/pendidikan kesehatan menggunakan media pengeras suara terbukti
efektif bagi kasus malaria di desa Myanmar Utara dalam mengurangi bebena malaria. Tingkat pengetahuan tentang penyakit dan
pencegahan terhadap malaria diantara kelompok kontrol memberikan efek yang baik terhadapt warga desa, informasi kesehatan yang
diberikan selain menggunakan pengeras suara juga dapat melalui televisi dan media sosial lainnya (Han, 2016). Pada jurnal kedua ini
pendidikan kesehatan diberikan menggunakan media pengeras suara yang dipasang di salah satu rumah warga yang dipilih tepat dan
strategis sehingga saat di putar warga disekitar dapat jelas memahami pendidikan kesehatan mengenai malaria. Terjadi penurunan
signifikan dalam morbiditas (17-2%) ditemukan di antara anggota masyarakat setelah diberikan informasi mengenai pengeras suara.
Pesan yang diberikan melalui pengeras suara mengingatkan warga desa untuk melihat diagnosis yang tepat dan melakukan pengobatan
yang tepat pada awal pertama demam. Penyuluhan keluarga efektif meningkatkan tindakan masyarakat yang mendukung
pemberantasan demam berdarah dengue di Kabupaten Bondowoso. Seluruh responden di Puskesmas Tenggarang pada kelompok
yang diberi perlakuan penyuluhan telah melakukan tindakan yang mendukung upaya pemberantasan demam berdarah dfengan baik,
sedangkan pada kelompok Puskesmas Pujer yang non perlakuan penyuluhan masyarakat masih relatif tidak mendukung upaya
pemberantasan demam berdarah (p=.0,000).

Pada penelitian jurnal ketiga mengenai Efektivitas pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan keluarga
tentang infeksi saluran pernapasan (ISPA), didapatkan Perbedaan pengetahuan keluarga pada kelompok eksperimen sebelum dan
setelah diberikan pendidikan kesehatan dapat dilihat dari p value dari uji Wilcoxon yaitu p value = 0,001, ada perbedaan pengetahuan
sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan menggunakan media audiovisual terhadap peningakatan pengetahuan keluarga.

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kualitas manusia, dengan pendidikan manusia memperoleh
pengetahuan dan informasi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin berkualitas hidupnya (Hurlock, 2007). Pendidikan
kesehatan dengan menggunakan media audiovisual memiliki efek untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang ISPA. Peningkatan
pengetahuan tersebut dapat diartikan sebagai hasil dari penyuluhan kesehatan dengan media audiovisual dan dilanjutkan dengan diskusi yang
diberikan, karena karakteristik awal responden adalah sama. Pemilihan dan penggunaan media merupakan salah satu komponen yang penting.
Mubarak (2006) mengatakan bahwa dalam memberikan pendidikan kesehatan agar dapat mencapai tujuan harus memperhatikan beberapa hal
diantaranya yaitu materi atau pesan dan metode yang disampaikan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat dalam bahasa
kesehariannya, materi tidak terlalu sulit dan dimengerti oleh sasaran. Penyampaian materi sebaiknya menggunakan alat peraga agar menarik
perhatian sasaran, materi atau pesan disampaikan merupakan kebutuhan dasar dalam masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi sasaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Yusyaf (2011) menunjukkan bahwa adanya peningkatan pengetahuan keluarga setelah diberikan pendidikan
kesehatan dengan media lembar balik pada kelompok eksperimen. Media audiovisual memberikan rangsangan melalui mata dan telinga.

Pada penelitian jurnal keempat mengenai Pengaruh Health Education Terhadap Kepatuhan Perilaku Hidup Bersih Sehat
(PHBS) Warga, didapatkan Terdapat perbedaan yang signifikan pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan
tentang PHBS. Dijelaskan bahwa pemberian penyuluhan tentang PHBS dapat meningkatkan nilai pengetahuan responden sebesar 3,4
yaitu dari nilai 5 (sebelum diberi penyuluhan PHBS) naik menjadi nilai 8,4; serta dari hasil uji t didapat p value = 0,000.
Pendidikan rendah berpengaruh terhadap perubahan perilaku seseorang dalam perubahan status kesehatan, hal ini harus menjadi fokus
dari upaya masa depan dalam pendidikan kesehatan, dan ada hubungan yang erat antara pengetahuan kesehatan dan tingkat
pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin baik pengetahuan kesehatan. Sedangkan untuk perilaku PHBS hasil
obeservasi bahwa PHBS meningkat sebesar 0,9 yaitu dari 4,3 (sebelum diberi penyuluhan PHBS) menjadi berubah naik menjadi 5,27;
serta dari hasil uji t didapat p value = 0,000, artinya ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan
tentang PHBS terhadap perubahan perilaku PHBS.

Pendidikan rendah berpengaruh terhadap perubahan perilaku seseorang dalam perubahan status kesehatan, hal ini harus
menjadi fokus dari upaya masa depan dalam pendidikan kesehatan, dan ada hubungan yang erat antara pengetahuan kesehatan dan
tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin baik pengetahuan kesehatan (Zan PX., et al, 2009). Sejalan dengan
hasil riset P, G.Sekar, dkk, (2015) bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku PHBS rumah tangga (p
=0,000). Adanya keterbatasan pengetahuan dan pendidikan berkaitan untuk berubahnya perilaku seseorang. Proses perubahan perilaku
warga di Dusun Sangiang Tanjung untuk merubah PHBS dari buruk menjadi baik harus melewati proses yang didukung oleh faktor
predisposisi untuk perubahan perilaku lingkungan agar dapat terealisasi yaitu sumberdaya tenaga dari pihak pelayanan pemerintah
maupun pelayanan kesehatan, dan akses untuk mendapatkan informasi.

Keberhasilan health education atau penyuluhan di masyarakat akan berhasil dengan baik jika memperhatikan beberapa hal: a)
libatkan anggota masyarakt, b) buat perencanaan dengan mengidentifikasi masalah kesehatan di masyarakat yang dapat dicegah
melalui tindakan yang akan dilakukan, merumuskan tujuan, mengidentifikasi perilaku sasaran dan karakteristik lingkungan yang
akan menjadi fokus upaya yang akan dilakukan serta bagaimana para pemangku jabatan dalam mengambil keputusan; lakukan
program yang komprehensif agar dapat dirancang untuk mendukung perubahan perilaku dengan memperhatikan motivasi, sosial, serta
lingkungan denga target level yang sesuai apakh untuk indivud/kelompok atau masyarakat sosial, serta lingkungan serta targetkan
level yang sesuia apakah untuk individu/kelompok atau masayarakt; c) buat program yang terpadu atau terintegrasi, misal kehidupan
di masyarakat dengan tempat bekerja/sekolah; d) Jika perubahannya jangka panjang, harus dirancang program pengembangan
infrastuktur pendidikan kesehatan permanen di masyarakat; e) perhatikan norma-norma yang ada di masyarakat dengan menempatkan
proposi yang substansial anggota komunitas atau organisasi terekspos ke pesan program; f) lakukan penelitian dan evaluasi yang
komprehensif untuk mengetahui efek program serta efektivitas biaya (WHO, 2012).

Pada penelitian jurna kelima Keefektifan Penyuluhan Keluarga Terhadap Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di
Kabupaten Bondowoso, didapatkan Penyuluhan keluarga efektif dalam meningkatkan pengetahuan tentang pemberantasan demam
berdarah di kabupaten Bondowoso. Kelompok diberi perlakuan penyuluhan memiliki pengetahuan yang lebih baik, sikap cenderung
lebih baik. didapatkan Penyuluhan keluarga efektif dalam meningkatkan pengetahuan tentang pemberantasan demam berdarah di
Kabupaten Bondowoso. Kelompok yang di beri perlakuan penyuluhan memiliki pengetahuan mengenai pemberantasan demam
berdarah yang cenderung lebih baik bila dibandingkan dengan kelompok tanpa perlakuan penyuluhan (p=0,000.). Menurut hasil
penelitian Dinkes Jatim (2009) penyuluhan keluarga dapat meningkatkan pengetahuan,sikap dan tindakan warga kecamatan Patrang Kabupaten
Jember sangat positif terhadap pemberantasan nyamuk demam berdarah yang berarti bahwa masyarakat telah memiliki domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan dalam upaya pencegahan demam berdarah dengan benar. Pada jurnal 80% responden memiliki pengetahuan
yang rendah terutama di Puskesmas Pujer yang tanpa perlakuan / kontrol sedangkan yang di Puskesmas Tenggarang yang dilakukan perlakuan /
kasus 88% memiliki pengetuan baik . Pengetahuan tentang demam berdarah sebenarnya relatif mudah untuk diakses karena promosi mengenai
pencegahan demam berdarah telah dilakukan dengan cukup gencar baik di televisi maupun melalui poster-poster yang ditempel di area publik
seperti Puskesmas. Namun seringkali informasi yang disampaikan kepada masyarakat tidak mencakup seluruh aspek mengenai demam berdarah,
pada umumnya informasi yang diberikan adalah mengenai 3M sedangkan apa dan bagaimana penularan serta penanggulangan demam berdarah
kurang gencar disosialisasikan. Kurang lengkapnya penyampaian informasi ini dapat mengakibatkan pengetahuan tentang demam berdarah pun
tidak maksimal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat pengetahuan antara kelompok penyuluhan dan kelompok tanpa
penyuluhan. Penyuluhan efektif meningkatkan pengetahuan masyarakat. Pada kelompok penyuluhan hampir seluruh responden memiliki
pengetahuan yang sangat baik mengenai demam berdarah, sedangkat pada kelompok tanpa penyuluhan hanya 12% responden yang memiliki
pengetahuan cukup baik (kategori sedang) mengenai penyebab, penularan, pencegahan, dan penanggulangan DBD. Penelitian ini didukung oleh
Riyadi (2003) yang menyatakan bahwa upaya pencegahan penyakit demam berdarah dengue berkaitan dengan faktor perilaku dan faktor
lingkungan. Faktor perilaku tersebut dalam bentuk pengetahuan dan sikap mengenai penyakit demam berdarah oleh pelaksanannya yaitu kepala
keluarga beserta keluarganaya. Tampak bahwa penyuluhan bisa meningkatkan pengetahuan dan dapat mempengaruhi tindakan masyarakat dalam
upaya pencegahan penyakit demam berdarah dengue. Seluruh responden pada Puskesmas Tenggarang telah memiliki tindakan yang mendukung
upaya PSN, bahkan 76% diantaranya sangat baik. Sementara itu, pada kelompok tanpa penyuluhan seluruh responden memiliki tindakan yang
kurang baik, bahkan 36% di antaranya sangat tidak baik. Orang akan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) apabila ia tahu tujuan dan
manfaat bagi kesehatan atau keluarganaya, dan apa bahayabahayanya bila tidak melakukan PSN tersebut. (Notoatmodjo, 2003:128).

Pada penelitian jurnal keenam mengenai Pengaruh Program Pelatihan Pengolahan Sampah Pada Organik Menggunakan
Metode Composting Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Ibu-Ibu PKK Di RW III Kelurahan Boja Kabupaten Kendal,
didapatkan pengetahuan responden sesudah pelatihan mengalami peningkatan dari 3,3% yang berpengetahuan baik menjadi 86,7%.
Namun setelah satu bulan pengetahuan responden mengalami penurunan sebesar 23,4% menjadi 63,3%, keterampilan responden
sesudah pelatihan ketrampilan meningkat dari 0% menjadi 60%, dan tetap mengalami peningkatan menjadi 76,7% walaupun telah
melewati satu bulan sesudah pelatihan, skor rata-rata pengetahuan sebelum pelatihan 27,57, sesudah pelatihan mengalami peningkatan
menjadi 44,40 dan satu bulan sesudah pelatihan turun menjadi 40,20, nilai p-value pengetahuan sebelum dan sesudah pelatihan
sebesar 0,000. Terbukti adanya perbedaan pengetahuan yang bermakna tentang pengolahan sampah padat organic, berdasarkan uji
statistik diperoleh hasil nilai exact.sig (2-tailed) 0,000. Terbukti adanya perbedaan ketrampilan yang bermakna antara sebelum dan
sesudah pelatihan.

Pemberian ceramah mengenai pengolahan sampah dimaksudkan untuk mencapai tingkatan pengetahuan yang paling atas.
Pertanyaan yang semula tidak dapat dijawab oleh responden, setelah pelatihan ternyata dapat dijawab dengan benar. Dengan adanya
peningkatan pengetahuan seperti yang dijabarkan di atas menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan ibu PKK. Dalam hal ini
setidaknya sudah mencapai tingkat pemahaman materi yaitu kemampuan untuk menginterpretasikan atau mengulang informasi yang
diperoleh. Namun sesudah pelatihan keterampilan responden dengan kategori baik yang semula 0 % mengalami peningkatan menjadi
60%. Metode pembelajaran akan mempengaruhi proses belajar sehingga terjadinya perubahan baik pengetahuan, sikap maupun
praktek. Pengetahuan, sikap dan praktek atau keterampilan akan bertambah dengan adanya pembelajaran (Notoatmodjo, 2003). Hasil
penilaian membuktikan adanya peningkatan ketrampilan antara sebelum dan sesudah diberikan pengetahuan. Program pelatihan yang
telah dilaksanakan ternyata membawa dampak positif bagi Ibu PKK. Setelah pelatihan selesai sebagian dari Ibu PKK telah melakukan
pembuatan kompos secara mandiri. Sampah organik yang dijadikan kompos berasal dari sisa kegiatan rumah tangga dan mengambil
dari pasar tradisional terdekat. Sampah yang dikumpulkan kemudian mereka olah menjadi kompos sesuai dengan yang telah diajarkan.
Kemudian pupuk kompos yang sudah jadi selain dijual sebagian juga digunakan untuk keperluan sendiri.

Pada penelitian jurnal ketujuh mengenai The impact of clean lifestyle health promotion on the attitude, motivation, and
behavior of village health cadres didapatkan Hasil dalam penelitian menunjukan promosi kesehatan terdapat perbedaan yang
signifikan sebelum dan sesudah intervensi dalam aspek pengetahuan, perilaku, motivasi dan sikap PHBS dalam rumah tangga dan
secara umu (p=0,000). Dengan demikian, jelas bahwa kader kesehatan desa membutuhkan promosi dan pelatihan kesehatan untuk
meningkatkan kemampuan mereka dalam mengatasi masalah yang berhubungan dengan kesehatan di desa.

Hasil promosi kesehatan menunjukkan perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah intervensi dalam aspek pengetahuan,
perilaku, motivasi, dan sikap PHBS di rumah tangga dan secara umum (p = 0,000). Dengan demikian, jelas bahwa kader kesehatan
desa perlu promosi kesehatan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mereka ketika datang ke penanganan masalah yang
berhubungan dengan kesehatan di desa. Dukungan dan motivasi dari petugas Puskesmas Desa dan perlu ditingkatkan dan
dipertahankan. Dalam pengertian ini, motivasi memainkan peran penting bahwa kinerja pengaruh (Alexander 2000, Ardansyah 2014).
Semakin tinggi motivasi, orang-orang yang lebih baik yang akan melakukan pekerjaan mereka. Hasil penelitian mereka menunjukkan
bahwa memimpin pendidikan untuk dampak yang signifikan untuk motivasi dan perilaku responden. motivasi yang baik akan
menciptakan kader kesehatan yang lebih proaktif ketika datang ke mempengaruhi perilaku warga negara terkait untuk mencapai hasil
yang diharapkan. Wijaya (2013) mengungkapkan bahwa kader kesehatan dengan motivasi yang tinggi akan 15 kali lebih mungkin
untuk menjadi lebih aktif dibandingkan dengan kader kesehatan dengan tingkat rendah motivasi. Kelly (1991) dipromosikan informasi
perawatan kesehatan untuk 215 responden dan menyimpulkan bahwa motivasi merupakan variabel intervening penting dalam
mengevaluasi promosi kesehatan dan mengukur transformasi perilaku target. Kader akan membutuhkan jumlah yang tinggi motivasi
untuk mencapai hasil yang diharapkan dari program ini.

Pada penelitian jurnal kedelapan mengenai Pengaruh Pendidikan Kesehatan Personal Hygiene Terhadap Tingkat Pengetahuan
Dan Sikap Masyarakat didapatkan Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pendidikan kesehatan Personal Hygiene terhadap
tingkat pengetahuan, di dapatkan nilai p sebesar 0,001 (p value< 0,05) dan sikap didapatkan hasil nilai p 0,038 (p value< 0,05)
menunjukkan ada pengaruh pendidikan kesehatan Personal Hygiene terhadap tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat sebelum dan
sesudah dilakukan intervensi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Widyaningrum dan Wahtini (2015)
tentang pengaruh penyuluhan tentang personal hygiene terhadap perilaku personal hygiene saat menstruasi di MTS NEGERI Gubuk
Rubuh Gunungkidul Yogyakarta menyatakan sebelum dan sesudah penyuluhan ada pengaruhnya didapatkan hasil nilai p-value 0,001.
Persoalan proses adalah mekanisme atau proses terjadinya perubahan kemampuan pada diri subjek, yaitu perubahan kemampuan
dalam menerapkan konsep materi tentang personal hygiene yang telah disampaikan oleh pendidik sedangkan keluaran merupakan
kemampuan baru atau perubahan baru pada diri subjek belajar, yakni merupakan hasil pendidikan kesehatan berupa pengetahuan atau
adanya suatau sikap tentang personal hygiene (Syahrani,2012).

Pada penelitian dapat disimpulkan adanya peningkatan sikap masyarakat sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan,
yang artinya bahwa ada pengaruh yang bermakna terhadap pengetahuan masyarakat tentang personal hygiene sebelum dan sesudah
dilakukan pendidikan kesehatan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hartini (2011), diperoleh hasil bahwa pada
kelompok perlakuan pretest tentang pengetahuan orang tua menunjukkan ada pengaruh pendidikan kesehatan orang tua dalam
perawatan ISPA di rumah Desa Sawahjoho Warungasem Batang dengan nilai p=0,000. Pengetahuan dijadikan sebagai dasar awal
pembentukan sikap. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam pembentukan tindakan seseorang karena berdasarkan
penelitian dan pengalaman ternyata sikap yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada sikap yang tidak didasari oleh
pengetahuan sama sekali. Informasi baru yang diterima oleh masyarakat memberikan landasan pengetahuan personal hygiene. Dengan
pengetahuan ini akan membawa masyarakat untuk berpikir. Selama proses berpikir ini merupakan komponen emosi dan keyakinan
ikut bekerja, sehingga masyarakat tersebut berniat untuk melakukan personal hygiene secara benar (Yusyaf, 2013).

Pada penelitian jurnal kesembilan mengenai Effectiveness of Health Education on the Improvement of Knowledge Family
about Hypertension didapatkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan penyuluhan terjadi peningkatan pengetahuan keluarga
tentang penyakit hipertensi (p value = 0,000). Diharapkan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat yang ada di wilayah kerja puskesmas
Ngaliyan diharapkan melakukan kunjungan rumah guna melakukan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya keluarga
tentang penyakit hipertensi. Disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan efektif meningkatkan pengetahuan keluarga tentang hipertensi. Perilaku
kesehatan menjadi tiga domain, yakni pengetahuan kesehatan (health knowledge), sikap terhadap kesehatan (health attitude) dan praktek kesehatan
(health practice) (Becker, 2010). Pengetahuan tentang kesehatan mencakup apa yang diketahui oleh seseorang terhadap caracara memelihara
kesehatan, seperti pengetahuan tentang penyakit menular, pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan,
pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan dan pengetahuan untuk menghindari kecelakaan.

Perilaku kesehatan merupakan segala bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang
menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan, serta tindakannya yang berhubungan dengan kesehatan (Sarwono,2010).
Strategi perubahan perilaku adalah dengan memberikan informasi tentang cara menghindari penyakit dan meningkatkan pengetahuan
masyarakat. Diharapkan dengan pengetahuan yang diperoleh tersebut dapat menimbulkan kesadaran di antara masyarakat untuk
berperilaku sesuai dengan perilaku sehat (Notoatmodja, 2010).
Pada penelitian jurnal kesepuluh mengenai Efektivitas Promosi Kesehatan Menggunakan Media Audiovisual Terhadap Keaktifan
Lansia ke Posyandu Lansia, ditandai Hasil penelitian menunjukkan bahwa Promosi kesehatan dengan media Audio Visual efektif untuk
meningkatkan keaktifan lansia dalam posyandu dengan nilai (p value: 0,000). Hal senada penelitian (Wigati, 2011) menyatakan ada pengaruh
pendidikan kesehatan tentang penyakit degeneratif terhadap keaktifan lansia dalam kegiatan posyandu lansia. Penelitian lain oleh Puspitasari, 2019
Media audio visual dapat digunakan dalam konseling sebagai upaya meningkatkan motivasi ibu hamil untuk merawat kehamilan. Menurut
Yuliani, 2017 Metode promosi kesehatan yang paling berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan ibu hamil dalam
melakukan persalinan aman adalah metode ceramah dengan media video. Pendidikan kesehatan menggunakan audiovisual atau kombinasi
simulasi dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu terkait dengan manajemen diare di rumah pada balita (Nisa, 2016)

Berdasarkan berbagai penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara promosi kesehatan terhadap
peningkatan pengetahuan, hal tersebut dapat mengubah perilaku setiap orang sehingga dapat meningkatkan minat dalam keaktifan
mengikuti posyandu lansia. Perbedaan perubahan perilaku pada setiap lansia itu berbeda-beda, dikarenakan mengalami banyak faktor
diantaranya adalah perbedaan terkait usia dan kesadaran dari masingmasing lansiajuga yang berhubungan dengan tingkat pendidikan,
pemahaman terkait posyandu lansia dan juga lingkungan tingkat tinggal. Berdasarkan berbagai penelitian di atas dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh antara promosi kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan, hal tersebut dapat mengubah perilaku setiap
orang sehingga dapat meningkatkan minat dalam keaktifan mengikuti posyandu lansia. Perbedaan perubahan perilaku pada setiap
lansia itu berbeda-beda, dikarenakan mengalami banyak faktor diantaranya adalah perbedaan terkait usia dan kesadaran dari masing.

Setelah dilakukan analisis sepuluh jurnal diatas disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan/health promotion efektif dilakukan
untuk membantu warga dalam pemeliharaan kesehatan. Intevensi promotif seperti penyuluhan dan pendidikan kesehatan efektif
dalam pemelihraan hidup bersih dan sehat warga. Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa, Canada menyatakan bahwa
promosi kesehatan adalah suatu proses untuk memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
Dengan kata lain, promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Pendidikan kesehatan dapat diberikan dengan tatap muka dan menggunakan
media seperti televisi, media massa, media sosial, selebaran/leaflet, dan pengeras suara yang dipasang di tengah-tengah warga.

Metode tatap muka adalah metode pemberian informasi yang dilakukan dengan bertatap muka secara langsung dengan responden. Pada
metode tatap muka alat bantu yang digunakan adalah poster, dimana poster merupakan penggambaran yang ditujukan sebagai pemberitahuan,
peringatan, maupun penggugah selera yang biasanya berisi gambar-gambar. Menggunakan media sosial dapat meningkatkan akses masyarakat
terhadap informasi kesehatan, serta mempromosikan perubahan perilaku yang positif, dengan demikian media sosial dapat berkolaborasi dan
melengkapi promosi kesehatan yang selama ini masih konvensional Media sosial dapat menjadi alat yang unggul dengan jangkauan dan
interaktivitas luas. Pemilihan dan penggunaan media merupakan salah satu komponen yang penting. Mubarak (2006) mengatakan bahwa dalam
memberikan pendidikan kesehatan agar dapat mencapai tujuan harus memperhatikan beberapa hal diantaranya yaitu materi atau pesan dan metode
yang disampaikan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat dalam bahasa kesehariannya, materi tidak terlalu sulit dan
dimengerti oleh sasaran. Penyampaian materi sebaiknya menggunakan alat peraga agar menarik perhatian sasaran, materi atau pesan disampaikan
merupakan kebutuhan dasar dalam masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi sasaran.

Hasil riset P, G.Sekar, dkk, (2015) bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku PHBS rumah
tangga (p =0,000). Adanya keterbatasan pengetahuan dan pendidikan berkaitan untuk berubahnya perilaku seseorang. Proses
perubahan perilaku warga di Dusun Sangiang Tanjung untuk merubah PHBS dari buruk menjadi baik harus melewati proses yang
didukung oleh faktor predisposisi untuk perubahan perilaku lingkungan agar dapat terealisasi yaitu sumberdaya tenaga dari pihak
pelayanan pemerintah maupun pelayanan kesehatan, dan akses untuk mendapatkan informasi. Keberhasilan health education atau
penyuluhan di masyarakat akan berhasil dengan baik jika memperhatikan beberapa hal: a) libatkan anggota masyarakt, b) buat
perencanaan dengan mengidentifikasi masalah kesehatan di masyarakat yang dapat dicegah melalui tindakan yang akan dilakukan,
merumuskan tujuan, mengidentifikasi perilaku sasaran dan karakteristik lingkungan yang akan menjadi fokus upaya yang akan
dilakukan serta bagaimana para pemangku jabatan dalam mengambil keputusan; lakukan program yang komprehensif agar dapat
dirancang untuk mendukung perubahan perilaku dengan memperhatikan motivasi, sosial, serta lingkungan denga target level yang
sesuai apakh untuk indivud/kelompok atau masyarakat sosial, serta lingkungan serta targetkan level yang sesuia apakah untuk
individu/kelompok atau masayarakt; c) buat program yang terpadu atau terintegrasi, misal kehidupan di masyarakat dengan tempat
bekerja/sekolah; d) Jika perubahannya jangka panjang, harus dirancang program pengembangan infrastuktur pendidikan kesehatan
permanen di masyarakat; e) perhatikan norma-norma yang ada di masyarakat dengan menempatkan proposi yang substansial anggota
komunitas atau organisasi terekspos ke pesan program; f) lakukan penelitian dan evaluasi yang komprehensif untuk mengetahui efek
program serta efektivitas biaya (WHO, 2012).

Dalam memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat/warga kader dapat dimanfaatkan untuk membantu dalam
memberikan penyuluhan, karena kader merupakan orang yang terdekat dengan masyarakat dan merupakan perpanjangan tangan dari
tim kesehatan yang diandalkan dalam mengatasi masalah kesehatan. Sehingga kader sebelum membantu masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan harus diberikan dulu pendidikan kesehatan. Metode pembelajaran akan mempengaruhi proses belajar sehingga
terjadinya perubahan baik pengetahuan, sikap maupun praktek. Pengetahuan, sikap dan praktek atau keterampilan akan bertambah
dengan adanya pembelajaran (Notoatmodjo, 2003). Dengan demikian, jelas bahwa kader kesehatan desa perlu promosi kesehatan dan
pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mereka ketika datang ke penanganan masalah yang berhubungan dengan kesehatan di
desa. Dukungan dan motivasi dari petugas Puskesmas Desa dan perlu ditingkatkan dan dipertahankan.

Jadi pendidikan kesehatan efektif dalam memberikan peningkatan terhadap pengetahuan, sikap/perilaku, dan motivasi masyarakat dalam
memperbaiki cara pemeliharaan hidup bersih dan sehat. Hal ini sejalan dengan penelitian Tetti, 2017 pendidikan kesehatan dapat
menunjukan peningkatan dalam aspek pengetahuan, perilaku, motivasi, dan sikpa terhadap perilaku hidup bersih dan sehat.

Anda mungkin juga menyukai