Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan salah satu hal yang wajib untuk dijaga setiap individu
masyarakat dan merupakan anugerah dari Tuhan yang tak ternilai harganya. Ada
pengelolaan sediaan farmasi dan bahan media habis pakai, pelayanan farmasi
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial
mutu dan daya saing manusia Indonesia (Menteri Kesehatan Republik Indonesia,
2004).
Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan
di Puskesmas harus mendukung tiga fungsi pokok Puskesmas, yaitu sebagai pusat
demikian, dirasa perlu untk membekali diri dengan pengetahuan mengenai standar
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Yayasan Perintis Padang adalah bekerja sama
dengan Puskesmas Andalas melalui pendidikan dan pelatihan bagi calon profesi
Apoteker yaitu mengikuti Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dari tanggal 21
1.2. Tujuan
penderita pemilihan obat yang tepat, penetapan regimen dosis yang tepat,
informasi.
kepentingan pasien.
1.3. Manfaat
kefarmasian.
TINJAUAN PUSTAKA
2014).
yang:
2014).
masyarakat.
kerjanya.
Puskesmas.
2014).
10. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem
d. Pelayanan gizi
masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang
a. Rawat jalan
a. Manajemen Puskesmas
b. Pelayanan kefarmasian
Pembantu (Pustu), Puskesmas Keliling (Pusling), dan bidan desa serta jejaring
2014).
penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik
secara vertikal dalam arti satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana
pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar sarana
Sebaliknya pasien paska rawat inap yang hanya memerlukan rawat jalan
pada 1 (satu) kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 (satu) Puskesmas. Kondisi
2014).
1. Geografis
3. Kontur tanah
4. Fasilitas parker
5. Fasilitas keamanan
perundang-undangan.
2. Sistem pencahayaan
3. Sistem sanitasi
4. Sistem kelistrikan
5. Sistem komunikasi
dan
non kesehatan. Jenis dan jumlah Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan
kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan pembagian waktu kerja.
2. Dokter gigi
3. Perawat
4. Bidan
a. Kepala Puskesmas
Indonesia, 2014).
masyarakat.
perkotaan.
masyarakat.
kompetensitenaga kesehatan.
lokal.
meningkatkan aksesibilitas.
persalinan normal.
berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun, dapat diperpanjang selama memenuhi
1. Fotokopi sertifikat tanah atau bukti lain kepemilikan tanah yang sah.
perundang-undangan.
5. Studi kelayakan untuk Puskesmas yang baru akan didirikan atau akan
dikembangkan.
jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah bukti penerimaan berkas
permohonan izin. Dalam hal permohonan izin ditolak, pemberi izin harus
diajukan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah izin
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah surat permohonan rekomendasi
dengan melampirkan:
b. Profil Puskesmas
Indonesia, 2014).
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak surat permohonan registrasi
Indonesia, 2014).
2.7 Akreditasi
Indonesia, 2015).
secara berkala paling sedikit 3 (tiga) tahun sekali. Akreditasi dilakukan oleh
praktik mandiri dokter, dan tempat praktik mandiri dokter gigi sebagai
institusi.
dokter, dan tempat praktik mandiri dokter gigi dalam pelayanan kesehatan
Indonesia, 2015).
berdasarkan atas hasil analisis situasi yang didukung dengan data dan informasi
kesehatan sesuai standar dengan baik dan benar, sehingga dapat mewujudkan
2016).
dalam:
tahunan.
dan membangun budaya kerja yang baik serta bertanggung jawab untuk
2015).
1. Perencanaan.
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien (Menteri
3. Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak rasional
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai, terdiri dari:
a. Perencanaan kebutuhan
Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dalam rangka
Farmasi di Puskesmas.
Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan
Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai juga harus mengacu
pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional. Proses
seleksi ini harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas seperti
dokter, dokter gigi, bidan, dan perawat, serta pengelola program yang berkaitan
dengan pengobatan.
b. Permintaan
Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah
c. Penerimaan
Medis Habis Pakai dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota atau hasil pengadaan
Tujuannya adalah agar Sediaan Farmasi yang diterima sesuai dengan kebutuhan
d. Penyimpanan
diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia
Tujuannya adalah agar mutu Sediaan Farmasi yang tersedia di Puskesmas dapat
perundang-undangan.
e. Pendistribusian
kegiatan pengeluaran dan penyerahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
kebutuhan Sediaan Farmasi sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah
kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat. Sub-sub unit
Puskesmas Pembantu.
Puskesmas Keliling.
Posyandu.
Polindes.
sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan
laporan kepada Kepala BPOM. Penarikan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan
Pakai bila:
Telah kadaluwarsa;
terdiri dari:
Membuat daftar Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang akan
dimusnahkan;
terkait;
g. Pengendalian
diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga
kesehatan dasar. Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan
Pengendalian persediaan.
Pengendalian penggunaan.
Bukti bahwa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
telah dilakukan.
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai sehingga dapat menjaga
persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap
3. Tanggal resep.
2. Duplikasi pengobatan.
4. Kontra indikasi.
5. Efek adiktif.
memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker,
pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat pasien rawat jalan dan rawat inap,
pemahaman yang benar mengenai obat kepada pasien/keluarga pasien antara lain
tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama penggunaan obat, efek
Kegiatan Konseling:
pemakaian, apa efek yang diharapkan dari obat tersebut, dan lain-lain.
1. Kriteria pasien:
d. Pasien geriatri.
a. Ruangan khusus.
secara mandiri atau bersama tim profesi kesehatan lainnya terdiri dari dokter,
obat.
terapi pasien.
pemberian obat.
pasien.
Mengkaji terapi obat lama dan baru untuk memperkirakan masalah terkait
obat yang dihentikan, obat baru, perubahan dosis dan lain- lain.
Care).
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi
fungsi fisiologis.
Kriteria pasien:
3. Adanya multidiagnosis.
merugikan.
Indonesia, 2016).
yang dapat dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasian sesuai kebutuhan (Menteri
kunjungan pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan serta memperhatikan
2. Mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang sama komponen
aktifnya atau obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau
pasien.
terbatas meliputi rak obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang
pendingin, termometer ruangan, blanko salinan resep, etiket dan label obat,
serta alat tulis secukupnya. Ruang ini diatur agar mendapatkan cahaya dan
4. Ruang konseling
Ruang konseling meliputi satu set meja dan kursi konseling, lemari buku,
petugas. Selain itu juga memungkinkan masuknya cahaya yang cukup. Ruang
6. Ruang arsip
dengan pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dan Pelayanan
Indonesia, 2016).
a. Monitoring
b. Evaluasi
diperoleh melalui metode berdasarkan waktu, cara, dan teknik pengambilan data.
dengan kebutuhan.
Langsung (data primer), yaitu data diperoleh secara langsung dari sumber
TINJAUAN KHUSUS
hari kerja, terhitung dimulai tanggal 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019. Praktek
dijadwalkan dari hari Senin sampai Sabtu. Jam kerja pada hari Senin s/d Kamis
dimulai pukul 07.30 - 14.30 WIB. Pada hari Jum’at pukul 07.30 - 11.30 WIB dan
berkeadilan.
pelayanan kesehatan.
Puskesmas.
wilayah kerja meliputi 10 kelurahan dengan luas 8,15 km 2 dengan batas wilayah
Padang:
a. Sawahan
b. Jati Baru
c. Jati
d. Sawahan Timur
e. KB Marapalam
f. Andalas
i. Simpang Haru
a. Poli Umum
c. Poli KIA
d. Poli KB/IVA
e. Poli Gizi
f. Poli Gigi
a. Klinik VCT/IMS
b. Klinik IPWL
c. Klinik Akupressur
d. Klinik PKPR
e. Klinik Imunisasi
f. Klinik Sanitasi
g. Klinik Konsultasi
h. Berhenti merokok
a. UGD
b. Laboratorium
PEMBAHASAN
minggu dimulai pada tanggal 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019, yaitu 2 hari di
Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada pasien. PIO harus benar, jelas, mudah
dimengerti, dan bijaksana sangat diperlukan dalam upaya penggunaan obat yang
Senin s/d Kamis dimulai pukul 07.30 - 14.30 WIB. Pada hari Jum’at pukul 07.30 -
11.30 WIB dan hari Sabtu pukul 07.30 - 13.00 WIB. Puskesmas Andalas memiliki
6 poli dan 7 klinik. Poli yang ada di Puskesmas Andalas terdiri dari Poli Umum,
Poli Lansia, Poli KIA, Poli KB/IVA, dan Poli Gizi. Sedangkan kliniknya terdiri
dari klinik VCT/IMS, klinik IPWL, klinik Akupresure, klinik PKPR, klinik
Imunisasi, klinik Sanitasi, dan klinik Konsultasi. Selain itu, Puskesmas Andalas
membayar biaya administrasi dan pengobatan jika tidak ada BPJS. Namun jika
memiliki kartu BPJS pasien tidak perlu membayar biaya untuk pengobatan.
kesehatan yang diberikan kepada setiap orang telah membayar iuran atau iurannya
dokter pasien akan menebus resep di sarana pelayanan kefarmasian yang ada di
bermutu. Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah berubah paradigmanya dari
orientasi obat menjadi berorientasi pada pasien yang mengacu pada asuhan
farmasetik dan kajian klinis atau farmakologi dengan tujuan kerasionalan resep
yang ditulis oleh dokter agar tercapainya tujuan pengobatan. Hal ini juga tertuang
dalam Peraturan Menteri Kesehatan no. 74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
inap), pemantauan dan pelaporan efek samping obat, pemantauan terapi obat, dan
resep lalu memberikan penandaan yang jelas pada etiket agar mudah terbaca oleh
pasien. Lalu dilakukan penyerahan obat. Dalam melakukan penyerahan obat harus
dilakukan oleh Apoteker. Hal ini tertuang dalam PP no. 51 tahun 2009 tentang
berdasarkan resep dokter dilaksanakan oleh Apoteker. Dalam hal penyerahan obat
hal yang harus dilakukan oleh seorang Apoteker adalah memberikan pelayanan
penggunaan obat, misalnya berapa kali obat digunakan dalam sehari, apakah di
waktu pagi, siang, sore, atau malam. Dalam hal ini apakah obat diminum sebelum
atau sesudah makan. (2) Lama penggunaan obat, apakah selama keluhan masih
yang harus dihabiskan untuk mencegah timbulnya resistensi. (3) Cara penggunaan
penggunaan obat yang benar terutama untuk sediaan farmasi tertentu seperti obat
oral, obat tetes mata, salep mata, obat tetes hidung, obat semprot hidung, tetes
Dalam aspek manajerial sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
Dalam hal pengadaan, obat yang berada di Puskemas berasal dari Dinas
Permintaan Obat) yang akan diterima 1 kali dalam 3 bulan. Obat yang dipesan
harus disesuaikan dengan sisa stok yang ada digudang, jumlah pemakaian
sesuai dengan Formularium Nasional dan DOEN (Daftar Obat Esensial Nasional).
kembali barang sesuai dengan yang diminta meliputi cek kadaluarsa, jumlah,
bentuk sediaan, dosis, dan bentuk kemasannya apakah dalam keadaan baik atau
Bahan medis habis pakai disimpan dalam ruangan yang sejuk dan terhindar dari
paparan sinar matahari langsung. Selain itu untuk penyimpanan vaksin disimpan
sedangkan untuk obat-obatan seperti tablet disimpan dalam suhu ruangan yang
sejuk dengan menggunakan pengatur suhu (AC). Obat tidak boleh diletakkan di
lantai, dan untuk sediaan sirup diletakan pada lemari bagian bawah untuk
lemari terpisah dan dikunci, yang mana kunci dipegang oleh kepala gudang. Obat
disusun secara alfabetis dan ada juga beberapa disesuaikan dengan indikasi
obatnya.
Puskemas Pembantu (Pustu), semua obat yang keluar dari gudang penyimpanan
harus dicatat di kartu stok dan Form Surat Bukti Barang Keluar(SBBK) agar
untuk pemeriksaan.
Andalas meliputi pencatatan penerimaan dan pengeluaran obat dari dalam gudang
pengeluaran obat perharinya seperti catatan perhari, entry pemakaian obat, jumlah
kunjungan pasien (umum dan BPJS), konseling, PIO dan mengisi kartu stock.
pencatatan dan pelaporan obat generik serta pencatatan dan pelaporan antibiotik
terbanyak. Adapun semua hal yang berkaitan dengan pencatatan dan pelaporan
lansia serta posyandu bayi dan balita dilakukan satu sampai dua kali dalam
seminggu. Posyandu lansia dilakukan satu sampai tiga kali dalam seminggu
dengan tempat yang berbeda untuk setiap posyandu dan sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan. Posyandu lansia yang menjadi bagian kegiatan dari
Sedangkan untuk posyandu bayi dan balita terdiri dari 88 posyandu. Adapun
tekanan darah, cek kolesterol, asam urat dan cek gula darah. Petugas kesehatan
yang datang ke posyandu terdiri dari satu orang dokter, satu orang tenaga medis,
Selain itu juga adanya kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh Apoteker
seperti penggunaan antibiotik yang tepat, waktu konsumsi obat serta cara
pemakaian obat luar dengan benar, serta penyuluhan tentang tablet tambah darah,
dimana penyuluhan ini dilakukan sekali dalam seminggu dan penyuluhan jamu
gendong.
5.1 Kesimpulan
telah mengerti dalam penggunaan obatnya. Hal ini dikarenakan rutinnya kegiatan
penyerahan obat.
5.2 Saran
adalah menambah sarana dan prasarana baik untuk gudang penyimpanan obat
alat pengatur suhu agar dapat memantau suhu penyimpanan sesuai dengan yang
dipersyaratkan. Selain itu juga untuk Apotek hal yang terutama sekali adalah perlu