Anda di halaman 1dari 57

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu hal yang wajib untuk dijaga setiap individu

masyarakat dan merupakan anugerah dari Tuhan yang tak ternilai harganya. Ada

kalanya seseorang menderita penyakit sehingga berbagai cara dilakukan agar

seseorang dapat mengembalikan kesehatannya. Umumnya yang dilakukan oleh

masyarakat guna peningkatan kesehatan adalah dengan memeriksakan diri ke

pusat-pusat pelayanan kesehatan.

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

wilayah kerja. Standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas meliputi standar

pengelolaan sediaan farmasi dan bahan media habis pakai, pelayanan farmasi

klinik (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2016).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan di

Pasal 3 menyatakan bahwa “Pembangunan kesehatan bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Sebagai

investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial

dan ekonomis”. Dalam rangka untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan

program pembangunan nasional secara berkelanjutan, terencana dan terarah.

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 1
adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang agar tewujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan

mutu dan daya saing manusia Indonesia (Menteri Kesehatan Republik Indonesia,

2004).

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah

fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Menteri Kesehatan

Republik Indonesia, 2004).

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah

tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan

Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai

melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan

dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan

kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan

yang setinggi-tingginya (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2004).

Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak

terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan kefarmasian

di Puskesmas harus mendukung tiga fungsi pokok Puskesmas, yaitu sebagai pusat

penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat penggerak pemberdayaan

masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 2
pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat (Menteri

Kesehatan Republik Indonesia, 2016).

Untuk dapat melaksanakan tanggung jawab sebagai apoteker, maka seorang

apoteker dituntut untuk meningkatkan kemampuan dan kecakapannya dalam

melakukan pekerjaan kefarmasian dilingkungan pelayanan kesehatan. Dengan

demikian, dirasa perlu untk membekali diri dengan pengetahuan mengenai standar

pelayanan kesehatan di Puskesmas. Salah satu upaya yang dapat dilakukan

Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Yayasan Perintis Padang adalah bekerja sama

dengan Puskesmas Andalas melalui pendidikan dan pelatihan bagi calon profesi

Apoteker yaitu mengikuti Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dari tanggal 21

Agustus s/d 31 Agustus 2019. PKPA ini diharapkan dapat meningkatkan

pemahaman calon apoteker mengenai peranan Apoteker di Puskesmas.

1.2. Tujuan

a. Mampu merencanakan pengadaan, penyimpanan, distribusi,

inventarisasi, dokumentasi dan pelaporan persediaan obat dan perbekalan

farmasi di Dinas Kesehatan, Gudang Farmasi dan Puskesmas.

b. Mampu melaksanakan pengadaan, penyimpanan, distribusi, inventarisasi,

dokumentasi dan pelaporan persediaan obat dan perbekalan farmasi di

Dinas Kesehatan, Gudang Farmasi dan Puskesmas.

c. Mampu melaksanakan fungsi pengendalian kualitas obat dan perbekalan

farmasi lainnya sesuai dengan CDOB.

d. Mampu melaksanakan fungsi farmasi klinik yang akan mencakup fungsi-

fungsi partisipasi dalam pengambilan keputusan pemberian obat kepada

penderita pemilihan obat yang tepat, penetapan regimen dosis yang tepat,

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 3
penyediaan dan pemberian obat kepada penderita, pemilihan obat yang

tepat, pemantauan efek obat dan pendidikan penderita.

e. Mampu merancang, melaksanakan, evaluasi, dan mengembangkan sistem

informasi.

f. Mampu memberikan informasi, konsultasi, dan monitoring penggunaan

obat di pusat kesehatan masyarakat.

g. Mampu memberikan informasi dan pelayanan yang berkaitan dengan

program BPJS kesehatan dengan optimum berorientasi kepada

kepentingan pasien.

1.3. Manfaat

Adapun manfaat dari Praktek Kerja Profesi Apoteker di Dinas Kesehatan

Kota, Gudang Farmasi dan Puskesmas, yaitu:

a. Mahasiswa mampu membuat keputusan profesi pada pekerjaan

kefarmasian di pemerintahan (Dinas Kesehatan Kota dan Puskesmas)

berdasarkan ilmu pengetahuan, standar praktek kefarmasian, perundang–

undangan yang berlaku dan etika profesi farmasi.

b. Mahasiswa mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga

kesehatan yang lain dan tenaga kerja dibidang lain.

c. Mahasiswa mampu menyusun sistem rencana pengelolaan perbekalan

farmasi dan alat kesehatan serta pengembangan sumber daya manusia.

d. Mahasiswa mampu menyusun rencana pengembangan praktik

kefarmasian di pemerintahan yang berorientasi kepada layanan

kefarmasian.

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 4
e. Mahasiswa memahami peraturan perundang-undangan tentang izin

praktik, izin-izin yang lain dibawah tugas dan wewenang kefarmasian di

pemerintahan (Dinas Kesehatan Kota, Gudang Farmasi dan Puskesmas).

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Puskesmas

Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif

maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau

masyarakat. Salah satu fasilitas pelayanan kesehatan adalah Pusat Kesehatan

Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya

kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya

promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Menteri Kesehatan Republik Indonesia,

2014).

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas mendukung

terwujudnya Kecamatan Sehat dan bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

yang:

a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat.

b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu.

c. Hidup dalam lingkungan sehat; dan

d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat (Menteri Kesehatan Republik Indonesia,

2014).

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 6
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi:

a. Paradigma sehat, yaitu Puskesmas mendorong seluruh pemangku

kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi

resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat.

b. Pertanggung jawaban wilayah, yaitu Puskesmas menggerakkan dan

bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya.

c. Kemandirian masyarakat, yaitu Puskesmas mendorong kemandirian

hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

d. Pemerataan, yaitu Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan

yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah

kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama,

budaya dan kepercayaan.

e. Teknologi tepat guna, yaitu Puskesmas menyelenggarakan pelayanan

kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai

dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak

buruk bagi lingkungan.

f. Keterpaduan dan kesinambungan, yaitu Puskesmas mengintegrasikan dan

mengkoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan

lintas sektor serta melaksanakan sistem rujukan yang didukung dengan

manajemen Puskesmas (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2014).

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 7
2.2 Penyelenggaraan, Tugas, dan Kebijakan Puskesmas

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk

mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka

mendukung terwujudnya Kecamatan Sehat. Dalam melaksanakan tugas,

Puskesmas menyelenggarakan fungsi:

A. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya. Dalam

menyelenggarakan fungsinya, Puskesmas berwenang untuk :

1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan

masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan.

2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.

3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan

masyarakat dalam bidang kesehatan.

4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan

masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang

bekerjasama dengan sektor lain terkait.

5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya

kesehatan berbasis masyarakat.

6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia

Puskesmas.

7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.

8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,

dan cakupan pelayanan kesehatan.

9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,

termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 8
penanggulangan penyakit (Menteri Kesehatan Republik Indonesia,

2014).

B. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya, Dalam

menyelenggarakan fungsinya, Puskesmas berwenang untuk :

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,

berkesinambungan dan bermutu.

2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya

promotif dan preventif.

3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat.

4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan

dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.

5. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan

kerjasama inter dan antar profesi.

6. Melaksanakan rekam medis.

7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan

akses pelayanan kesehatan.

8. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan.

9. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaanfasilitas pelayanan

kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya.

10. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem

Rujukan (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2014).

Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama

dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 9
dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan. Upaya kesehatan

masyarakat tingkat pertama sebagaimana dimaksud meliputi:

1. Upaya kesehatan masyarakat esensial

Upaya kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh setiap

Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal

Kabupaten/Kota bidang kesehatan, meliputi:

a. Pelayanan promosi kesehatan

b. Pelayanan kesehatan lingkungan

c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana

d. Pelayanan gizi

e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

2. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan

Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan

masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau

bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas

masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang

tersedia di masing-masing Puskesmas. Upaya kesehatan perseorangan tingkat

pertama sebagaimana dilaksanakan dalam bentuk:

a. Rawat jalan

b. Pelayanan gawat darurat

c. Pelayanan satu hari (one day care)

d. Home care; dan/atau

e. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 10
Untuk melaksanakan upaya kesehatan, Puskesmas harus menyelenggarakan:

a. Manajemen Puskesmas

b. Pelayanan kefarmasian

c. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat

d. Pelayanan laboratorium (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2014).

Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pelayanan, Puskesmas didukung

oleh jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan.

Jaringan pelayanan Puskesmas sebagaimana dimaksud terdiri atas Puskesmas

Pembantu (Pustu), Puskesmas Keliling (Pusling), dan bidan desa serta jejaring

fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud terdiri atas klinik, rumah

sakit, apotek, laboratorium, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Puskesmas

dalam menyelenggarakan upaya kesehatan juga melaksanakan rujukan. Rujukan

dilaksanakan sesuai sistem rujukan (Menteri Kesehatan Republik Indonesia,

2014).

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus

penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik

secara vertikal dalam arti satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana

pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar sarana

pelayanan kesehatan yang sama (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2004).

Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas

ada dua macam rujukan yang dikenal, yakni:

1. Rujukan upaya kesehatan perorangan

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus

penyakit. Apabila suatu Puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 11
penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana

pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik horizontal maupun vertikal).

Sebaliknya pasien paska rawat inap yang hanya memerlukan rawat jalan

sederhana, dirujuk ke Puskesmas.

Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam:

 Rujukan kasus keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan medik

(biasanya operasi) dan lain-lain.

 Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium

yang lebih lengkap.

 Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih

kompeten untuk melakukan bimbingan kepada tenaga Puskesmas dan

ataupun menyelenggarakan pelayanan medik di Puskesmas.

2. Rujukan upaya kesehatan masyarakat

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah

kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran

lingkungan, dan bencana. Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan

atas tiga macam:

 Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,

peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual,

bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai dan bahan makanan.

 Rujukan tenaga antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyelidikan

kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan,

penanggulangan gangguan kesehatan karena bencana alam.

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 12
 Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya masalah

kesehatan masyarakat dan tanggungjawab penyelesaian masalah

kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan upaya kesehatan

masyarakat (antara lain upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatan

kerja, upaya kesehatan jiwa, pemeriksaan contoh air bersih) kepada

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Rujukan operasional

diselenggarakan apabila Puskesmas tidak mampu (Menteri Kesehatan

Republik Indonesia, 2004).

2.3 Persyaratan Puskesmas

Puskesmas harus didirikan pada setiap Kecamatan. Dalam kondisi tertentu,

pada 1 (satu) kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 (satu) Puskesmas. Kondisi

tertentu tersebut ditetapkan berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan,

jumlah penduduk dan aksesibilitas (Menteri Kesehatan Republik Indonesia,

2014).

Pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan,

prasarana, peralatan kesehatan, ketenagaan, kefarmasian dan laboratorium. Lokasi

pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan:

1. Geografis

2. Aksesibilitas untuk jalur transportasi

3. Kontur tanah

4. Fasilitas parker

5. Fasilitas keamanan

6. Ketersediaan utilitas publik

7. Pengelolaan kesehatan lingkungan

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 13
8. Kondisi lainnya (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2014).

Bangunan Puskesmas harus memenuhi persyaratan yang meliputi:

1. Persyaratan administratif, persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja,

serta persyaratan teknis bangunan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

2. Bersifat permanen dan terpisah dengan bangunan lain.

3. Menyediakan fungsi, keamanan, kenyamanan, perlindungan

keselamatan dan kesehatan serta kemudahan dalam member pelayanan

bagi semua orang termasuk yang berkebutuhan khusus, anak-anak dan

lanjut usia (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2014).

Selain bangunan Puskesmas, setiap Puskesmas harus memiliki bangunan

Rumah Dinas Tenaga Kesehatan. Bangunan Rumah Dinas Tenaga Kesehatan

didirikan dengan mempertimbangkan aksesibilitas tenaga kesehatan dalam

memberikan pelayanan. Puskesmas harus memiliki prasarana yang berfungsi

paling sedikit terdiri atas:

1. Sistem penghawaan (ventilasi)

2. Sistem pencahayaan

3. Sistem sanitasi

4. Sistem kelistrikan

5. Sistem komunikasi

6. Sistem gas medik

7. Sistem proteksi petir

8. Sistem proteksi kebakaran

9. Sistem pengendalian kebisingan

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 14
10. Sistem transportasi vertikal untuk bangunan lebih dari 1 (satu) lantai

11. Kendaraan Puskesmas keliling

12. Kendaraan ambulans (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2014).

Bangunan dan prasarana harus dilakukan pemeliharaan, perawatan, dan

pemeriksaan secara berkala agar tetap layak fungsi. Peralatan kesehatan di

Puskesmas harus memenuhi persyaratan:

1. Standar mutu, keamanan, keselamatan

2. Memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan;

dan

3. Diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan

pengkalibrasi yang berwenang.

Pendanaan di Puskesmas bersumber dari:

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

c. Sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat (Menteri Kesehatan

Republik Indonesia, 2014).

2.4 Sumber Daya Manusia Puskesmas

Puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas. Kepala Puskesmas

bertanggungjawab atas seluruh kegiatan di Puskesmas. Kepala Puskesmas

merupakan seorang Tenaga Kesehatan dengan tingkat pendidikan paling rendah

sarjana dan memiliki kompetensi manajemen kesehatan masyarakat, masa kerja di

Puskesmas minimal 2 (dua) tahun dan telah mengikuti pelatihan manajemen

Puskesmas (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2014).

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 15
Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas Tenaga Kesehatan dan tenaga

non kesehatan. Jenis dan jumlah Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan

dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah

pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya,

karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan

kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan pembagian waktu kerja.

Jenis Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud adalah:

1. Dokter atau dokter layanan primer

2. Dokter gigi

3. Perawat

4. Bidan

5. Tenaga kesehatan masyarakat

6. Tenaga kesehatan lingkungan

7. Ahli teknologi laboratorium medik

8. Tenaga gizi, dan

9. Tenaga kefarmasian (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2014).

Organisasi Puskesmas disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

berdasarkan kategori, upaya kesehatan dan beban kerja Puskesmas. Organisasi

Puskesmas paling sedikit terdiri atas:

a. Kepala Puskesmas

b. Kepala sub bagian tata usaha

c. Penanggung jawab UKM dan keperawatan kesehatan masyarakat

d. Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan laboratorium

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 16
e. Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas

pelayanan kesehatan (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2014).

Tenaga Kesehatan di Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar

profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, etika profesi,

menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan

pasien dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam bekerja.

Tenaga non kesehatan harus dapat mendukung kegiatan ketatausahaan,

administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan operasional lain di

Puskesmas (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2014).

Setiap Tenaga Kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus memiliki Surat

Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan

kefarmasian di Puskesmas harus dilaksanakan oleh Tenaga Kesehatan yang

memiliki kompetensi dan kewenangan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian

dan pelayanan laboratorium di Puskesmas harus memenuhi kriteria ketenagaan,

sarana, prasarana, perlengkapan dan peralatan (Menteri Kesehatan Republik

Indonesia, 2014).

2.5 Kategori Puskesmas

Dalam rangka pemenuhan Pelayanan kesehatan yang didasarkan pada

kebutuhan dan kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan berdasarkan

karakteristik wilayah kerja dan kemampuan penyelenggaraan. Berdasarkan

karakteristik wilayah kerjanya, Puskesmas dikategorikan menjadi:

A. Puskesmas kawasan perkotaan, penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh

Puskesmas kawasan perkotaan memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Memprioritaskan pelayanan UKM.

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 17
2. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi

masyarakat.

3. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat.

4. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan

pelayananPuskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan.

5. Pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan

permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat

perkotaan.

B. Puskesmas kawasan pedesaan, penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh

Puskesmas kawasan pedesaan memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi

masyarakat.

2. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat.

3. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan

Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan.

4. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola

kehidupan masyarakat perdesaan.

C. Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil, penyelenggaraan

pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil

memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan

kompetensitenaga kesehatan.

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 18
2. Dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan

kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan bidan.

3. Pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan

lokal.

4. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola

kehidupan masyarakat di kawasan terpencil dan sangat terpencil.

5. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan

Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan.

6. Pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus

pulau/cluster dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk

meningkatkan aksesibilitas.

Berdasarkan kemampuan, Puskesmas dikategorikan menjadi:

1. Puskesmas non rawat inap yaitu Puskesmas yang tidak

menyelenggarakan pelayanan rawat inap, kecuali pertolongan

persalinan normal.

2. Puskesmas rawat inap yaitu Puskesmas yang diberi tambahan sumber

daya untuk menyelenggarakan pelayanan rawat inap, sesuai

pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan (Menteri Kesehatan

Republik Indonesia, 2014).

2.6 Perizinan dan Registrasi

Setiap Puskesmas wajib memiliki izin untuk menyelenggarakan pelayanan

kesehatan. Izin diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan izin

berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun, dapat diperpanjang selama memenuhi

persyaratan. Perpanjangan izin dilakukan dengan mengajukan permohonan

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 19
perpanjangan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum habis masa berlakunya

izin (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2014).

Untuk memperoleh izin, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

mengajukan permohonan tertulis kepada Bupati/Walikota melalui satuan kerja

pada pemerintah daerah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan perizinan

terpadu dengan melampirkan dokumen:

1. Fotokopi sertifikat tanah atau bukti lain kepemilikan tanah yang sah.

2. Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

3. Dokumen pengelolaan lingkungan sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

4. Surat keputusan dari Bupati/Walikota terkait kategori Puskesmas.

5. Studi kelayakan untuk Puskesmas yang baru akan didirikan atau akan

dikembangkan.

6. Profil Puskesmas yang meliputi aspek lokasi, bangunan, prasarana,

peralatan kesehatan, ketenagaan, dan pengorganisasian untuk

Puskesmas yang mengajukan permohonan perpanjangan izin.

7. Persyaratan lainnya sesuai dengan peraturan daerah setempat (Menteri

Kesehatan Republik Indonesia, 2014).

Penetapan pemberian atau penolakan permohonan izin dilakukan setelah

pemberi izin melakukan penilaian dokumen dan peninjauan lapangan. Dalam

jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah bukti penerimaan berkas

diterbitkan, pemberi izin harus menetapkan untuk memberikan atau menolak

permohonan izin. Dalam hal permohonan izin ditolak, pemberi izin harus

memberikan alasan penolakan yang disampaikan secara tertulis kepada pemohon.

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 20
Apabila pemberi izin tidak menerbitkan izin atau tidak menolak permohonan

hingga berakhirnya batas waktu, permohonan izin dianggap diterima (Menteri

Kesehatan Republik Indonesia, 2014).

Setiap Puskesmas yang telah memiliki izin wajib melakukan registrasi.

Registrasi diajukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada Menteri

setelah memperoleh rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi. Registrasi

diajukan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah izin

Puskesmas ditetapkan (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2014).

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengajukan surat pemohonan

rekomendasi Registrasi Puskesmas kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

dengan melampirkan izin Puskesmas dan surat keputusan dari Bupati/Walikota

terkait jenis Puskesmas berdasarkan karakteristik wilayah kerjanya dan

kemampuan penyelenggaraan rawat inapnya. Dinas Kesehatan Provinsi

melakukan verifikasi dan penilaian kelayakan Puskesmas dalam jangka waktu

paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah surat permohonan rekomendasi

Registrasi Puskesmas diterima (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2014).

Dalam hal Puskesmas memenuhi penilaian kelayakan, Dinas Kesehatan

Provinsi memberikan surat rekomendasi Registrasi Puskesmas, paling lambat 7

(tujuh) hari kerja setelah melakukan penilaian. Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota mengajukan surat permohonan registrasi Puskesmas kepada

dengan melampirkan:

a. Fotokopi izin Puskesmas

b. Profil Puskesmas

c. Laporan kegiatan Puskesmas sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan terakhir

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 21
d. Surat keputusan dari Bupati/Walikota terkait kategori Puskesmas

e. Rekomendasi Dinas Kesehatan Provinsi (Menteri Kesehatan Republik

Indonesia, 2014).

Kemudian Menteri menetapkan nomor registrasi berupa kode Puskesmas

paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak surat permohonan registrasi

Puskesmasditerima. Kode Puskesmas diinformasikan kepada Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi (Menteri Kesehatan Republik

Indonesia, 2014).

2.7 Akreditasi

Menurut Permenkes No 46 tahun 2015, Akreditasi adalah pengakuan yang

diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh

Menteri setelah memenuhi standar akreditasi (Menteri Kesehatan Republik

Indonesia, 2015).

Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan, Puskesmas wajib diakreditasi

secara berkala paling sedikit 3 (tiga) tahun sekali. Akreditasi dilakukan oleh

lembaga independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri

(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2014).

Pengaturan akreditasi Puskesmas, bertujuan untuk:

1. Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.

2. Meningkatkan perlindungan bagi sumber daya manusia kesehatan,

masyarakat dan lingkungannya, serta Puskesmas, Klinik Pratama, tempat

praktik mandiri dokter, dan tempat praktik mandiri dokter gigi sebagai

institusi.

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 22
3. Meningkatkan kinerja Puskesmas, Klinik Pratama, tempat praktik mandiri

dokter, dan tempat praktik mandiri dokter gigi dalam pelayanan kesehatan

perseorangan dan/atau kesehatan masyarakat (Menteri Kesehatan Republik

Indonesia, 2015).

2.8 Manajemen Puskesmas

Manajemen adalah serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan kontrol (Planning, Organizing, Actuating,

Controling) untuk mencapai sasaran/tujuan secara efektif dan efesien. Efektif

berarti bahwa tujuan yang diharapkan dapat dicapai melalui proses

penyelenggaraan yang dilaksanakan dengan baik dan benar serta bermutu,

berdasarkan atas hasil analisis situasi yang didukung dengan data dan informasi

yang akurat (evidence based). Sedangkan efisien berarti bagaimana Puskesmas

memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk dapat melaksanaan upaya

kesehatan sesuai standar dengan baik dan benar, sehingga dapat mewujudkan

target kinerja yang telah ditetapkan (Menteri Kesehatan Republik Indonesia,

2016).

Pedoman manajemen Puskesmas harus menjadi acuan bagi Puskesmas

dalam:

1. Menyusun rencana 5 (lima) tahunan yang kemudian dirinci kedalam rencana

tahunan.

2. Menggerakan pelaksanaan upaya kesehatan secara efesien dan efektif.

3. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja Puskesmas.

4. Mengelola sumber daya secara efisien dan efektif.

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 23
5. Menerapkan pola kepemimpinan yang tepat dalam menggerakkan, memotivasi,

dan membangun budaya kerja yang baik serta bertanggung jawab untuk

meningkatkan mutu dan kinerjanya (Menteri Kesehatan Republik Indonesia,

2015).

Ruang lingkup Pedoman Manajemen Puskesmas meliputi:

1. Perencanaan.

2. Penggerakkan dan pelaksanaan.

3. Pengawasan, pengendalian, dan penilaian kinerja.

4. Dukungan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam manajemen Puskesmas

(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2016).

2.9 Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas

Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung

jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud

mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien (Menteri

Kesehatan Republik Indonesia, 2016).

Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas bertujuan untuk:

1. Meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian.

2. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian.

3. Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak rasional

dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).

Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas meliputi:

1. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai, terdiri dari:

a. Perencanaan kebutuhan

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 24
Merupakan proses kegiatan seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis

Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dalam rangka

pemenuhan kebutuhan Puskesmas. Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan

Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas setiap periode dilaksanakan di Ruang

Farmasi di Puskesmas.

Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan

dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi Sediaan Farmasi

periode sebelumnya, data mutasi Sediaan Farmasi, dan rencana pengembangan.

Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai juga harus mengacu

pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional. Proses

seleksi ini harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas seperti

dokter, dokter gigi, bidan, dan perawat, serta pengelola program yang berkaitan

dengan pengobatan.

b. Permintaan

Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah

memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di

Puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah dibuat. Permintaan

diajukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan dan kebijakan pemerintah daerah setempat.

c. Penerimaan

Merupakan suatu kegiatan dalam menerima Sediaan Farmasi dan Bahan

Medis Habis Pakai dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota atau hasil pengadaan

Puskesmas secara mandiri sesuai dengan permintaan yang telah diajukan.

Tujuannya adalah agar Sediaan Farmasi yang diterima sesuai dengan kebutuhan

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 25
berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Puskesmas, dan memenuhi

persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu.

Tenaga Kefarmasian dalam kegiatan pengelolaan bertanggung jawab atas

ketertiban penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan penggunaan Obat dan

Bahan Medis Habis Pakai berikut kelengkapan catatan yang menyertainya.

d. Penyimpanan

Merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan Farmasi yang

diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia

dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

Tujuannya adalah agar mutu Sediaan Farmasi yang tersedia di Puskesmas dapat

dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dengan

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

 Bentuk dan jenis sediaan.

 Kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di kemasan Sediaan

Farmasi, seperti suhu penyimpanan, cahaya, dan kelembaban.

 Mudah atau tidaknya meledak/terbakar.

 Narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

 Tempat penyimpanan Sediaan Farmasi tidak dipergunakan untuk

penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.

e. Pendistribusian

Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan

kegiatan pengeluaran dan penyerahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 26
Pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit/satelit

farmasi Puskesmas dan jaringannya. Tujuannya adalah untuk memenuhi

kebutuhan Sediaan Farmasi sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah

kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat. Sub-sub unit

di Puskesmas dan jaringannya antara lain:

 Sub unit pelayanan kesehatan di dalam lingkungan Puskesmas.

 Puskesmas Pembantu.

 Puskesmas Keliling.

 Posyandu.

 Polindes.

f. Pemusnahan dan penarikan

Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar/ketentuan

peraturan perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan

perintah penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi

sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan

laporan kepada Kepala BPOM. Penarikan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan

terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh Menteri.

Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis

Pakai bila:

 Produk tidak memenuhi persyaratan mutu;

 Telah kadaluwarsa;

 Tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan atau

kepentingan ilmu pengetahuan; dan/atau

 Dicabut izin edarnya.

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 27
Tahapan pemusnahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai

terdiri dari:

 Membuat daftar Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang akan

dimusnahkan;

 Menyiapkan Berita Acara Pemusnahan;

 Mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada pihak

terkait;

 Menyiapkan tempat pemusnahan; dan

 Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan serta

peraturan yang berlaku

g. Pengendalian

Merupakan suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang

diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga

tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di unit pelayanan

kesehatan dasar. Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan

obat di unit pelayanan kesehatan dasar.

- Pengendalian Sediaan Farmasi terdiri dari:

 Pengendalian persediaan.

 Pengendalian penggunaan.

 Penanganan Sediaan Farmasi hilang, rusak, dan kadaluwarsa.

h. Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan

Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah:

 Bukti bahwa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai

telah dilakukan.

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 28
 Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian.

 Sumber data untuk pembuatan laporan.

i. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan

Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis

Habis Pakai dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk:

 Mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam pengelolaan

Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai sehingga dapat menjaga

kualitas maupun pemerataan pelayanan.

 Memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Sediaan Farmasi dan

Bahan Medis Habis Pakai.

 Memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.

Setiap kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis

Pakai, harus dilaksanakan sesuai standar prosedur operasional. Standar Prosedur

Operasional (SPO) ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. SPO tersebut diletakkan di

tempat yang mudah dilihat (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2016).

2. Pelayanan farmasi klinik, terdiri dari:

A. Pengkajian resep, penyerahan obat, dan pemberian informasi obat

Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan administrasi,

persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap

maupun rawat jalan.

Persyaratan administrasi meliputi:

1. Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien.

2. Nama, dan paraf dokter.

3. Tanggal resep.

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 29
4. Ruangan/unit asal resep.

Persyaratan farmasetik meliputi:

1. Bentuk dan kekuatan sediaan.

2. Dosis dan jumlah Obat.

3. Stabilitas dan ketersediaan.

4. Aturan dan cara penggunaan.

5. Inkompatibilitas (ketidakcampuran obat).

Persyaratan klinis meliputi:

1. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat.

2. Duplikasi pengobatan.

3. Alergi, interaksi dan efek samping obat.

4. Kontra indikasi.

5. Efek adiktif.

Kegiatan Penyerahan (Dispensing) dan Pemberian Informasi Obat (PIO)

merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap menyiapkan/meracik obat,

memberikan label/etiket, menyerahan sediaan farmasi dengan informasi yang

memadai disertai pendokumentasian. Tujuannya agar:

1. Pasien memperoleh obat sesuai dengan kebutuhan klinis/pengobatan.

2. Pasien memahami tujuan pengobatan dan mematuhi intruksi pengobatan.

B. Pelayanan Informasi Obat (PIO)

Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk

memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker,

perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 30
C. Konseling

Merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian masalah

pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat pasien rawat jalan dan rawat inap,

serta keluarga pasien. Tujuan dilakukannya konseling adalah memberikan

pemahaman yang benar mengenai obat kepada pasien/keluarga pasien antara lain

tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama penggunaan obat, efek

samping, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan dan penggunaan obat.

Kegiatan Konseling:

 Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien.

 Menanyakan hal-hal yang menyangkut obat yang dikatakan oleh dokter

kepada pasien dengan metode pertanyaan terbuka (open-ended question),

misalnya apa yang dikatakan dokter mengenai obat, bagaimana cara

pemakaian, apa efek yang diharapkan dari obat tersebut, dan lain-lain.

 Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan obat.

 Verifikasi akhir, yaitu mengecek pemahaman pasien, mengidentifikasi dan

menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan cara penggunaan obat

untuk mengoptimalkan tujuan terapi.

Faktor yang perlu diperhatikan:

1. Kriteria pasien:

a. Pasien rujukan dokter.

b. Pasien dengan penyakit kronis

c. Pasien dengan obat yang berindeks terapetik sempit dan polifarmasi.

d. Pasien geriatri.

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 31
e. Pasien pediatri.

f. Pasien pulang sesuai dengan kriteria di atas.

2. Sarana dan prasarana:

a. Ruangan khusus.

b. Kartu pasien/catatan konseling.

Setelah dilakukan konseling, pasien yang memiliki kemungkinan

mendapat risiko masalah terkait obat misalnya komorbiditas, lanjut usia,

lingkungan sosial, karateristik obat, kompleksitas pengobatan, kompleksitas

penggunaan obat, kebingungan atau kurangnya pengetahuan dan keterampilan

tentang bagaimana menggunakan obat dan/atau alat kesehatan perlu dilakukan

pelayanan kefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care) yang bertujuan

tercapainya keberhasilan terapi obat.

D. Ronde/Visite Pasien (khusus Puskesmas rawat inap)

Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan

secara mandiri atau bersama tim profesi kesehatan lainnya terdiri dari dokter,

perawat, ahli gizi, dan lain-lain. Bertujuan:

1. Memeriksa obat pasien.

2. Memberikan rekomendasi kepada dokter dalam pemilihan obat dengan

mempertimbangkan diagnosis dan kondisi klinis pasien.

3. Memantau perkembangan klinis pasien yang terkait dengan penggunaan

obat.

4. Berperan aktif dalam pengambilan keputusan tim profesi kesehatan dalam

terapi pasien.

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 32
Kegiatan yang dilakukan meliputi persiapan, pelaksanaan, pembuatan

dokumentasi dan rekomendasi. Kegiatan visite mandiri:

a. Untuk pasien baru;

 Apoteker memperkenalkan diri dan menerangkan tujuan dari kunjungan.

 Memberikan informasi mengenai sistem pelayanan farmasi dan jadwal

pemberian obat.

 Menanyakan obat yang sedang digunakan atau dibawa dari rumah,

mencatat jenisnya dan melihat instruksi dokter pada catatan pengobatan

pasien.

 Mengkaji terapi obat lama dan baru untuk memperkirakan masalah terkait

obat yang mungkin terjadi.

b. Untuk pasien lama dengan instruksi baru;

 Menjelaskan indikasi dan cara penggunaan obat baru

 Mengajukan pertanyaan apakah ada keluhan setelah pemberian obat.

c. Untuk semua pasien;

 Memberikan keterangan pada catatan pengobatan pasien

 Membuat catatan mengenai permasalahan dan penyelesaian masalah

dalam satu buku yang akan digunakan dalam setiap kunjungan.

Kegiatan visite bersama tim:

a) Melakukan persiapan yang dibutuhkan seperti memeriksa catatan

pegobatan pasien dan menyiapkan pustaka penunjang.

b) Mengamati dan mencatat komunikasi dokter dengan pasien dan/atau

keluarga pasien terutama tentang obat.

c) Menjawab pertanyaan dokter tentang obat.

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 33
d) Mencatat semua instruksi atau perubahan instruksi pengobatan, seperti

obat yang dihentikan, obat baru, perubahan dosis dan lain- lain.

Pasien rawat inap yang telah pulang ke rumah ada kemungkinan

terputusnya kelanjutan terapi dan kurangnya kepatuhan penggunaan obat. Untuk

itu, perlu juga dilakukan pelayanan kefarmasian di rumah (Home Pharmacy

Care).

E. Pemantauan dan pelaporan Efek Samping Obat

Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang

merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan

pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi

fungsi fisiologis.

Kegiatan yang dilakukan:

1. Menganalisis laporan efek samping obat.

2. Mengidentifikasi obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi

mengalami efek samping obat.

3. Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO).

4. Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional.

F. Pemantauan Terapi Obat (PTO).

Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan

terapi obat yang efektif, terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan

meminimalkan efek samping. Bertujuan:

1. Mendeteksi masalah yang terkait dengan obat.

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 34
2. Memberikan rekomendasi penyelesaian masalah yang terkait dengan obat.

Kriteria pasien:

1. Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui.

2. Menerima obat lebih dari 5 (lima) jenis.

3. Adanya multidiagnosis.

4. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.

5. Menerima obat dengan indeks terapi sempit.

6. Menerima obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi obat yang

merugikan.

G. Evaluasi penggunaan obat.

Merupakan kegiatan untuk mengevaluasi penggunaan obat secara

terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin obat yang digunakan sesuai

indikasi, efektif, aman dan terjangkau (rasional). Tujuan:

 Mendapatkan gambaran pola penggunaan obat pada kasus tertentu.

 Melakukan evaluasi secara berkala untuk penggunaan obat tertentu

(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2016).

2.9.1 Sumber Daya Kefarmasian

Penyelenggaraan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas harus

didukung oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian, pengorganisasian yang

berorientasi kepada keselamatan pasien, dan standar prosedur operasional sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Menteri Kesehatan Republik

Indonesia, 2016).

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 35
Penyelengaraan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas minimal harus

dilaksanakan oleh 1 (satu) orang tenaga Apoteker sebagai penanggung jawab,

yang dapat dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasian sesuai kebutuhan (Menteri

Kesehatan Republik Indonesia, 2016).

Jumlah kebutuhan Apoteker di Puskesmas dihitung berdasarkan Rasio

kunjungan pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan serta memperhatikan

pengembangan Puskesmas. Rasio untuk menentukan jumlah Apoteker di

Puskesmas bila memungkinkan diupayakan 1 (satu) Apoteker untuk 50 (lima

puluh) pasien perhari (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2016).

Berdasarkan ketentuan perundang-undangan Peraturan Pemerintah No. 51

tahun 2009, dalam menjalankan praktek kefarmasian pada Fasilitas Pelayanan

Kefarmasian, Apoteker harus menerapkan standar pelayanan kefarmasian.

Penyerahan dan pelayanan obat berdasarkan resep Dokter dilaksanakan oleh

Apoteker. Dalam melakukan Pekerjaan Kefarmasian pada Fasilitas Pelayanan

Kefarmasian, Apoteker dapat:

1. Mengangkat seorang Apoteker pendamping yang memiliki SIPA.

2. Mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang sama komponen

aktifnya atau obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau

pasien.

3. Menyerahkan obat keras, narkotika dan psikotropika kepada masyarakat

atas resep dari dokter sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan (Presiden Republik Indonesia, 2009).

2.9.2 Sarana dan Prasarana Kefarmasian

1. Ruang penerimaan resep

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 36
Ruang penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan

mudah terlihat oleh pasien.

2. Ruang pelayanan resep dan peracikan (produksi sediaan secara terbatas)

Ruang pelayanan resep dan peracikan atau produksi sediaan secara

terbatas meliputi rak obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang

peracikan disediakan peralatan peracikan, timbangan obat, air minum (air

mineral) untuk pengencer, sendok obat, bahan pengemas obat, lemari

pendingin, termometer ruangan, blanko salinan resep, etiket dan label obat,

buku catatan pelayanan resep, buku-buku referensi/standar sesuai kebutuhan,

serta alat tulis secukupnya. Ruang ini diatur agar mendapatkan cahaya dan

sirkulasi udara yang cukup.Jika memungkinkan disediakan pendingin ruangan

(air conditioner) sesuai kebutuhan.

3. Ruang penyerahan obat

Ruang penyerahan obat meliputi konter penyerahan obat, buku pencatatan

penyerahan dan pengeluaran obat. Ruang penyerahan obat dapat digabungkan

dengan ruang penerimaan resep.

4. Ruang konseling

Ruang konseling meliputi satu set meja dan kursi konseling, lemari buku,

buku-buku referensi sesuai kebutuhan, leaflet, poster, alat bantu konseling,

buku catatan konseling, formulir jadwal konsumsi obat (lampiran),

formulir catatan pengobatan pasien (lampiran), dan lemari arsip (filling

cabinet), serta 1 (satu) set komputer, jika memungkinkan.

5. Ruang penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 37
Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi sanitasi, temperatur,

kelembaban, ventilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan keamanan

petugas. Selain itu juga memungkinkan masuknya cahaya yang cukup. Ruang

penyimpanan yang baik perlu dilengkapi dengan rak/lemari obat, pallet,

pendingin ruangan (AC), lemari pendingin, lemari penyimpanan khusus

narkotika dan psikotropika, lemari penyimpanan obat khusus, pengukur suhu,

dan kartu suhu.

6. Ruang arsip

Ruang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan

dengan pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dan Pelayanan

Kefarmasian dalam jangka waktu tertentu (Menteri Kesehatan Republik

Indonesia, 2016).

2.9.3 Pengendalian Mutu Pelayanan Kefarmasian

Untuk menjamin mutu Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, harus

dilakukan pengendalian mutu Pelayananan Kefarmasian meliputi:

a. Monitoring

Monitoring merupakan kegiatan pemantauan selama proses berlangsung

untuk memastikan bahwa aktivitas berlangsung sesuai dengan yang direncanakan.

Monitoring dapat dilakukan oleh tenaga kefarmasian yang melakukan proses.

Aktivitas monitoring perlu direncanakan untuk mengoptimalkan hasil

pemantauan. Contohnya monitoring pelayanan resep, monitoring penggunaan

obat, monitoring kinerja tenaga kefarmasian.

b. Evaluasi

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 38
Untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian,

dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap data yang dikumpulkan yang

diperoleh melalui metode berdasarkan waktu, cara, dan teknik pengambilan data.

Berdasarkan waktu pengambilan data, terdiri atas:

 Retrospektif, yaitu pengambilan data dilakukan setelah pelayanan

dilaksanakan. Contoh: survei kepuasan pelanggan, laporan mutasi barang.

 Prospektif, yaitu pengambilan data dijalankan bersamaan dengan

pelaksanaan pelayanan. Contoh: Waktu pelayanan kefarmasian

disesuaikan dengan waktu pelayanan kesehatan di Puskesmas, sesuai

dengan kebutuhan.

Berdasarkan cara pengambilan data, terdiri atas:

 Langsung (data primer), yaitu data diperoleh secara langsung dari sumber

informasi oleh pengambil data. Contoh: survei kepuasan pelanggan

terhadap kualitas pelayanan kefarmasian.

 Tidak Langsung (data sekunder), yaitu data diperoleh dari sumber

informasi yang tidak langsung. Contoh: catatan penggunaan obat,

rekapitulasi data pengeluaran obat.

Berdasarkan teknik pengumpulan data, evaluasi dapat dibagi menjadi:

2. Survei yaitu pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Contoh:

survei kepuasan pelanggan.

3. Observasi, yaitu pengamatan langsung aktivitas atau proses dengan

menggunakan cek list atau perekaman. Contoh: pengamatan konseling pasien

(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2016).

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 39
BAB III

TINJAUAN KHUSUS

3.1 Waktu dan Tempat

Praktek Kerja Profesi Apoteker di Puskesmas Andalas dilakukan selama 10

hari kerja, terhitung dimulai tanggal 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019. Praktek

dijadwalkan dari hari Senin sampai Sabtu. Jam kerja pada hari Senin s/d Kamis

dimulai pukul 07.30 - 14.30 WIB. Pada hari Jum’at pukul 07.30 - 11.30 WIB dan

hari Sabtu pukul 07.30 - 13.00 WIB.

3.2 Visi dan Misi Puskesmas Andalas

3.2.1 Visi Puskesmas Andalas

Mewujudkan masyarakat Padang Timur sehat yang mandiri dan

berkeadilan.

3.2.2 Misi Puskesmas Andalas

Adapun misi dari Puskesmas Andalas yaitu:

a. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan

masyarakat serta lingkungannya.

b. Mendorong kemandirian untuk hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat

di wilayah kerja Puskesmas.

c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan, dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan.

d. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerja

Puskesmas.

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 40
3.3 Analisa Situasi

Kondisi geografis Puskesmas Andalas terletak di Kelurahan Andalas dengan

wilayah kerja meliputi 10 kelurahan dengan luas 8,15 km 2 dengan batas wilayah

kerja sebagai berikut:

a. Sebelah utara : Kecamatan Padang Utara, Kuranji

b. Sebelah selatan : Kecamatan Padang Selatan

c. Sebelah barat : Kecamatan Padang Barat

d. Sebelah timur : Kecamatan Padang Timur

Berikut 10 Kelurahan yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Andalas,

Padang:

a. Sawahan

b. Jati Baru

c. Jati

d. Sawahan Timur

e. KB Marapalam

f. Andalas

g. KB dalam Parak Karakah

h. Parak Gadang Timur

i. Simpang Haru

j. GT. Parak Gadang

3.4 Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Andalas

3.4.1 Jenis Pelayanan Dasar

a. Poli Umum

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 41
b. Poli Lansia

c. Poli KIA

d. Poli KB/IVA

e. Poli Gizi

f. Poli Gigi

3.4.2 Jenis Pelayanan Penunjang

a. Klinik VCT/IMS

b. Klinik IPWL

c. Klinik Akupressur

d. Klinik PKPR

e. Klinik Imunisasi

f. Klinik Sanitasi

g. Klinik Konsultasi

h. Berhenti merokok

3.4.3 Jenis Pelayanan Lainnya

a. UGD

b. Laboratorium

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 42
BAB IV

PEMBAHASAN

Kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) berlangsung selama dua

minggu dimulai pada tanggal 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019, yaitu 2 hari di

Instalasi Farmasi Kota dan 10 hari di Puskemas Andalas Kecamatan Padang

Timur, Kota Padang. Selama kegiatan PKPA berlangsung mahasiswa

mendapatkan pengetahuan lebih mengenai kegiatan yang dilakukan di Puskemas

Andalas. Beberapa kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah mempelajari

aspek manajerial meliputi bagaimana melakukan pengadaan sediaan farmasi,

melakukan kegiatan serah terima (penerimaan) sediaan farmasi dari Dinas

Kesehatan Kota serta melakukan kegiatan penyimpanannya secara benar. Selain

itu juga mempelajari aspek klinis/pelayanan kefarmasian yaitu memberikan

Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada pasien. PIO harus benar, jelas, mudah

dimengerti, dan bijaksana sangat diperlukan dalam upaya penggunaan obat yang

rasional oleh pasien.

Puskesmas Andalas melakukan kegiatan Pelayanan kesehatan pada hari

Senin s/d Kamis dimulai pukul 07.30 - 14.30 WIB. Pada hari Jum’at pukul 07.30 -

11.30 WIB dan hari Sabtu pukul 07.30 - 13.00 WIB. Puskesmas Andalas memiliki

6 poli dan 7 klinik. Poli yang ada di Puskesmas Andalas terdiri dari Poli Umum,

Poli Lansia, Poli KIA, Poli KB/IVA, dan Poli Gizi. Sedangkan kliniknya terdiri

dari klinik VCT/IMS, klinik IPWL, klinik Akupresure, klinik PKPR, klinik

Imunisasi, klinik Sanitasi, dan klinik Konsultasi. Selain itu, Puskesmas Andalas

melayani Unit Gawat Darurat dan mempunyai ruangan Laboratorium.

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 43
Alur kegiatan pelayanan kesehatan dimulai dari pasien melakukan

administrasi terlebih dahulu. Dalam melakukan administrasi pasien dapat

membayar biaya administrasi dan pengobatan jika tidak ada BPJS. Namun jika

memiliki kartu BPJS pasien tidak perlu membayar biaya untuk pengobatan.

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah program jaminan

berupa perlindungan kesehatan agar masyarakat memperoleh manfaat

pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar

kesehatan yang diberikan kepada setiap orang telah membayar iuran atau iurannya

dibayar oleh pemerintah. Pelaksana dari program JKN adalah Badan

Penyelanggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan). Manfaat program

JKN diberikan dalam bentuk pelayanan kesehatan perorangan secara

komprehensif mencakup promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk

obat dan alat kesehatan.

Setelah melakukan Administrasi, pasien dapat langsung menuju poli sesuai

pengobatan yang akan pasien peroleh. Setelah melakukan pemeriksaan oleh

dokter pasien akan menebus resep di sarana pelayanan kefarmasian yang ada di

Puskesmas yaitu Apotek.

Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan

masyarakat. Puskesmas perlu ditunjang dengan pelayanan kefarmasian yang

bermutu. Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah berubah paradigmanya dari

orientasi obat menjadi berorientasi pada pasien yang mengacu pada asuhan

kefarmasian (Pharmaceutical Care). Sebagai konsekuensi perubahan orientasi

tersebut, Apoteker sebagai tenaga farmasi dituntut untuk meningkatkan

pengetahuan, keterampilan dan perilaku agar dapat berinteraksi langsung dengan

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 44
pasien. Praktek farmasi berhubungan dengan pasien langsung, meliputi obat-

obatan, pengadaan produk farmasi dan pelayanan kefarmasian yang diberikan

oleh apoteker dalam sistem pelayanan kesehatan.

Di Apotek, Apoteker dibantu oleh seorang Asisten Apoteker. Resep yang

datang dari poli dilakukan pemeriksaan meliputi kajian adminstrasi, kajian

farmasetik dan kajian klinis atau farmakologi dengan tujuan kerasionalan resep

yang ditulis oleh dokter agar tercapainya tujuan pengobatan. Hal ini juga tertuang

dalam Peraturan Menteri Kesehatan no. 74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian di Puskesmas, Pelayanan farmasi klinik di Puskesmas meliputi:

pengkajian resep, penyerahan obat, dan pemberian informasi obat, Pelayanan

Informasi Obat (PIO), konseling, ronde/visite pasien (khusus Puskesmas rawat

inap), pemantauan dan pelaporan efek samping obat, pemantauan terapi obat, dan

evaluasi penggunaan obat.

Setelah dilakukan kajian resep, Apoteker mengambil obat sesuai dengan

resep lalu memberikan penandaan yang jelas pada etiket agar mudah terbaca oleh

pasien. Lalu dilakukan penyerahan obat. Dalam melakukan penyerahan obat harus

dilakukan oleh Apoteker. Hal ini tertuang dalam PP no. 51 tahun 2009 tentang

Pekerjaan Kefarmasian pasal 21 yang berbunyi penyerahan dan pelayanan obat

berdasarkan resep dokter dilaksanakan oleh Apoteker. Dalam hal penyerahan obat

hal yang harus dilakukan oleh seorang Apoteker adalah memberikan pelayanan

informasi obat.Informasi obat yang diperlukan pasien meliputi; (1) Waktu

penggunaan obat, misalnya berapa kali obat digunakan dalam sehari, apakah di

waktu pagi, siang, sore, atau malam. Dalam hal ini apakah obat diminum sebelum

atau sesudah makan. (2) Lama penggunaan obat, apakah selama keluhan masih

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 45
ada atau harus dihabiskan meskipun sudah terasa sembuh seperti Obat antibiotika

yang harus dihabiskan untuk mencegah timbulnya resistensi. (3) Cara penggunaan

obat yang benar akan menentukan keberhasilan pengobatan.

Oleh karena itu pasien harus mendapat penjelasan mengenai cara

penggunaan obat yang benar terutama untuk sediaan farmasi tertentu seperti obat

oral, obat tetes mata, salep mata, obat tetes hidung, obat semprot hidung, tetes

telinga, suppositoria dan krim/salep rektal dan tablet vagina.

Dalam aspek manajerial sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai

dilaksanakan oleh seorang tenaga kefarmasian. Meliputi perencanaan, permintaan,

penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan dan pelaporan,

pemantauan dan evaluasi pengelolaan.

Dalam hal pengadaan, obat yang berada di Puskemas berasal dari Dinas

Kesehatan Kota yang dipesan berdasarkan LPLPO (Laporan Pemakaian Laporan

Permintaan Obat) yang akan diterima 1 kali dalam 3 bulan. Obat yang dipesan

harus disesuaikan dengan sisa stok yang ada digudang, jumlah pemakaian

sebelumnya, atau jumlah kunjungan sebelumnya. Obat yang direncakan harus

sesuai dengan Formularium Nasional dan DOEN (Daftar Obat Esensial Nasional).

Dalam hal penerimaan, hal yang perlu diperhatikan adalah memeriksa

kembali barang sesuai dengan yang diminta meliputi cek kadaluarsa, jumlah,

bentuk sediaan, dosis, dan bentuk kemasannya apakah dalam keadaan baik atau

tidak. Setelah dilakukan pemeriksaan dilanjutkan dengan penyimpanan barang.

Bahan medis habis pakai disimpan dalam ruangan yang sejuk dan terhindar dari

paparan sinar matahari langsung. Selain itu untuk penyimpanan vaksin disimpan

didalam alat refrigerator yang disesuaikan dengan suhu dari rekomendasi

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 46
principlenya. Untuk sediaan suppositoria disimpan didalam lemari pendingin

sedangkan untuk obat-obatan seperti tablet disimpan dalam suhu ruangan yang

sejuk dengan menggunakan pengatur suhu (AC). Obat tidak boleh diletakkan di

lantai, dan untuk sediaan sirup diletakan pada lemari bagian bawah untuk

menghindari terjadinya tumpah/pecahnya botol sirup ketika pengambilan barang

di gudang penyimpanan. Untuk obat narkotik dan psikotropik disimpan dalam

lemari terpisah dan dikunci, yang mana kunci dipegang oleh kepala gudang. Obat

disusun secara alfabetis dan ada juga beberapa disesuaikan dengan indikasi

obatnya.

Dalam hal pendistribusian ke Apotek atau ke sub unit Puskesmas seperti

Puskemas Pembantu (Pustu), semua obat yang keluar dari gudang penyimpanan

harus dicatat di kartu stok dan Form Surat Bukti Barang Keluar(SBBK) agar

memudahkan dalam perencanaan kebutuhan obat 3 bulan berikutnya serta

memudahkan penelusuran pengeluaran obat yang sewaktu-waktu dibutuhkan

untuk pemeriksaan.

Pencatatan dan pelaporan merupakan salah satu aspek penting dari

pengelolaan obat yang ikut menentukan keberhasilan seluruh rangkaian

pengelolaan perbekalan farmasi. Pencatatan yang dilakukan di Puskesmas

Andalas meliputi pencatatan penerimaan dan pengeluaran obat dari dalam gudang

ke Apotek. Pustu atau untuk kegiatan pelayanan posyandu, pencatatan jumlah

pengeluaran obat perharinya seperti catatan perhari, entry pemakaian obat, jumlah

kunjungan pasien (umum dan BPJS), konseling, PIO dan mengisi kartu stock.

Untuk pelaporan bulanan seperti pencatatan penerimaan dan pengeluaran

narkotika dan psikotropika, pencatatan LPLPO, pencatatan stock opname,

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 47
pencatatan dan pelaporan Pelayanan Informasi Obat (PIO), pencatatan dan

pelaporan konseling, pencatatan dan pelaporan pemakaian obat terbanyak,

pencatatan dan pelaporan obat generik serta pencatatan dan pelaporan antibiotik

terbanyak. Adapun semua hal yang berkaitan dengan pencatatan dan pelaporan

harus terdata dan tersimpan didalam sistem komputerisasi.

Kegiatan program kerja yang dilakukan di Puskesmas meliputi posyandu

lansia serta posyandu bayi dan balita dilakukan satu sampai dua kali dalam

seminggu. Posyandu lansia dilakukan satu sampai tiga kali dalam seminggu

dengan tempat yang berbeda untuk setiap posyandu dan sesuai dengan jadwal

yang telah ditetapkan. Posyandu lansia yang menjadi bagian kegiatan dari

Puskesmas Andalas terdiri dari 13 posyandu, beberapa diantaranya yaitu

posyandu lansia Andalas Timur, Andalas Barat, Ganting, Sawahan, Marapalam.

Sedangkan untuk posyandu bayi dan balita terdiri dari 88 posyandu. Adapun

kegiatan yang dilakukan di posyandu lansia seperti pengukuran berat badan,

tekanan darah, cek kolesterol, asam urat dan cek gula darah. Petugas kesehatan

yang datang ke posyandu terdiri dari satu orang dokter, satu orang tenaga medis,

satu orang analis labor, dan satu orang tenaga farmasi.

Selain itu juga adanya kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh Apoteker

kepada masyarakat yang berobat ke Puskesmas. Penyuluhan yang dilakukan

seperti penggunaan antibiotik yang tepat, waktu konsumsi obat serta cara

pemakaian obat luar dengan benar, serta penyuluhan tentang tablet tambah darah,

dimana penyuluhan ini dilakukan sekali dalam seminggu dan penyuluhan jamu

gendong.

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 48
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker yang telah dilakukan

di Puskesmas Andalas dapat disimpulkan bahwa Apoteker sangat berperan

penting dalam fungsi manajerial terkait pengelolaan sediaan farmasi di Puskesmas

dan pemberian pelayanan farmasi klinis mencakup pelaksanaan pemberian

informasi untuk mendukung penggunaan obat yang benar dan rasional,

monitoring penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhir, serta kemungkinan

terjadinya kesalahan pengobatan.

Secara umum, kegiatan kefarmasian yang dilakukan di Puskesmas Andalas

telah sesuai dengan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas dimana pasien

telah mengerti dalam penggunaan obatnya. Hal ini dikarenakan rutinnya kegiatan

penyuluhan yang dilakukan oleh Apoteker kepada masyarakat di Puskesmas dan

juga Pemberian Informasi Obat yang disampaikan oleh Apoteker ketika

penyerahan obat.

5.2 Saran

Saran yang dapat dijadikan perbaikan kedepan untuk Puskemas Andalas

adalah menambah sarana dan prasarana baik untuk gudang penyimpanan obat

ataupun Apoteknya, seperti perluasan terhadap gudang penyimpanan obat, adanya

alat pengatur suhu agar dapat memantau suhu penyimpanan sesuai dengan yang

dipersyaratkan. Selain itu juga untuk Apotek hal yang terutama sekali adalah perlu

adanya ruangan konseling bagi pasien.

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 49
DAFTAR PUSTAKA

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 128/PERMENKES/SK/II/2004 Tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Menteri Kesehatan
Republik Indonesia: Jakarta

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat. Menteri Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,
Klinik Pratama, Tempat Prakstik Mandiri Dokter, Dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter Gigi. Menteri Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas. Menteri Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas. Menteri Kesehatan Republik Indonesia:
Jakarta.

Presiden Republik Indonesia. 2009. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan. Presiden Republik Indonesia: Jakarta.

Presiden Republik Indonesia. 2009. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009


tentang Pekerjaan Kefarmasian. Presiden Republik Indonesia: Jakarta.

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 50
Lampiran 1. Rak Penyimpanan Obat di Apotek Puskesmas Andalas

Gambar 1. Rak Penyimpanan Obat di Apotek Puskesmas Andalas

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 51
Lampiran 2. Gudang Penyimpanan Sediaan Farmasi Puskemas Andalas

Gambar 2. Gudang Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

Gambar 3. Lemari Penyimpanan Obat di Apotek

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 52
Lampiran 2. (Lanjutan)

Gambar 4. Refrigerator Tempat Penyimpanan Vaksin

Gambar 5. Lemari Penyimpanan Narkotika (dikunci) di Apotek

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 53
Lampiran 3. Resep yang ada di Puskesmas Andalas

Gambar 6. Resep dokter di Puskesmas Andalas

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 54
Lampiran 4. Kartu Stok Apotek

Gambar 7. Kartu Stok Apotek

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 55
Lampiran 5. Laporan Harian Puskesmas Andalas

Gambar 8. Laporan Harian Puskesmas Andalas

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 56
Lampiran 6. Laporan Bulanan Puskesmas Andalas

Gambar 9. Laporan Bulanan Puskesmas Andalas

Praktek Kerja Profesi Apoteker STIFI YP Padang


PUSKESMAS ANDALAS
Periode 21 Agustus s/d 31 Agustus 2019 57

Anda mungkin juga menyukai