Anda di halaman 1dari 7

Memahami Output Regresi dari Excel

Posted on Juli 3, 2008 by Junaidi


 
 
 
 
 
 
32 Votes

Tulisan ini menyambung tulisan sebelumnya mengenai Analisis Regresi dengan Excel. Kali
ini kita akan membahas dan menginterpretasikan hasil-hasil tersebut. Oleh karenanya, untuk
bisa memahami tulisan ini, sebaiknya terlebih dahulu membaca tulisan yang disebutkan
diatas.

Tampilan pertama dari output regresi Excel sebagai berikut:

Tabel 1. Summary Output

SUMMARY OUTPUT
   
Regression Statistics
Multiple R 0.9714
R Square 0.9436
Adjusted R Square 0.9275
Standard Error 81.0698
Observations 10

Tabel Summary output ini melaporkan kekuatan hubungan antara model (variabel bebas)
dengan variabel terikat.

Multiple R (R majemuk) adalah suatu ukuran untuk mengukur tingkat (keeratan) hubungan
linear antara variabel terikat dengan seluruh variabel bebas secara bersama-sama. Pada kasus
dua variabel (satu variabel terikat dan satu variabel bebas), besaran r (biasa dituliskan dengan
huruf kecil untuk dua variabel) dapat bernilai positif maupun negatif (antara -1 – 1), tetapi
untuk lebih dari dua variabel, besaran R selalu bernilai positif (antara 0 – 1). Nilai R yang
lebih besar (+ atau -) menunjukkan hubungan yang lebih kuat.

R Square (R2) sering disebut dengan koefisien determinasi, adalah mengukur kebaikan suai
(goodness of fit) dari persamaan regresi; yaitu memberikan proporsi atau persentase variasi
total dalam variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel bebas. Nilai R2 terletak antara 0 – 1,
dan kecocokan model dikatakan lebih baik kalau R2 semakin mendekati 1. (uraian lebih lanjut
mengenai R2 lihat pembahasan di bawah)

Adjusted R Square. Suatu sifat penting R2 adalah nilainya merupakan fungsi yang tidak
pernah menurun dari banyaknya variabel bebas yang ada dalam model. Oleh karenanya,
untuk membandingkan dua R2 dari dua model, orang harus memperhitungkan banyaknya
variabel bebas yang ada dalam model. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan “adjusted R
square”. Istilah penyesuaian berarti nilai R2 sudah disesuaikan dengan banyaknya variabel
(derajat bebas) dalam model. Memang, R2 yang disesuaikan ini juga akan meningkat
bersamaan meningkatnya jumlah variabel, tetapi peningkatannya relatif kecil.
REPORT THIS AD

Seringkali juga disarankan, jika variabel bebas lebih dari dua, sebaiknya menggunakan
adjusted R square.

Standard Error. Merupakan standar error dari estimasi variabel terikat(dalam kasus kita
adalah permintaan). Angka ini dibandingkan dengan standar deviasi dari permintaan.
Semakin kecil angka standar error ini dibandingkan angka standar deviasi dari permintaan
maka model regresi semakin tepat dalam memprediksi permintaan

Tabel 2. ANOVA

ANOVA          
   d SS MS F Significance
f F
Regressio 2 769993.78 384996.89 58.58 0.00
n
Residual 7 46006.22 6572.32    
Total 9 816000.00         

Tabel ANOVA (Analysis of Variance) menguji penerimaan (acceptability) model dari


perspektif statistik dalam bentuk analisis sumber keragaman. ANOVA ini sering juga
diterjemahkan sebagai analisis ragam.

Dari tabel ANOVA tersebut diungkapkan bahwa keragaman data aktual variabel terikat
(permintaan) bersumber dari model regresi dan dari residual. Dalam pengertian sederhana
untuk kasus kita adalah variasi (turun-naiknya atau besar kecilnya) permintaan disebabkan
oleh variasi dari harga dan pendapatan (model regresi) serta dari faktor-faktor lainnya yang
mempengaruhi permintaan yang tidak kita masukkan dalam model regresi (residual).

Degree of Freedom (df) atau derajat bebas dari total adalah n-1, dimana n adalah banyaknya
observasi. Karena observasi kita ada 10, maka derajat bebas total adalah 9. Derajat bebas dari
model regresi adalah 2, karena ada dua variabel bebas dalam model kita (harga dan
pendapatan). Derajat bebas untuk residual adalah sisanya yaitu derajat bebas total – derajat
bebas regresi = 9 – 2 = 7.

Kolom SS (Sum of Square) atau jumlah kuadrat untuk regression diperoleh dari penjumlahan
kuadrat dari prediksi variabel terikat (permintaan) dikurangi dengan nilai rata-rata permintaan
dari data sebenarnya. Jadi secara manual kita cari dulu rata-rata permintaan dari data asli kita.
Kemudian masing-masing prediksi permintaan (lihat tabel residual output di bawah)
dikurangi dengan rata-rata tersebut kemudian dikuadratkan. Selanjutnya, seluruh hasil
perhitungan tersebut dijumlahkan. Contohnya, rata-rata permintaan dari data kita = 820.
Berdasarkan tabel residual output dibawah, untuk observasi pertama prediksi permintaan =
498.2362193. Selanjutnya kita hitung (498.24 – 820 )2 = 103531.93. Untuk observasi kedua
dihitung (262.98 – 820)2 = 310271.8. Demikian seterusnya sampai data terakhir. Selanjutnya,
hasil-hasil perhitungan tersebut dijumlahkan dan hasilnya = 769993.78.

Kolom SS untuk residual diperoleh dari jumlah pengkuadratan dari residual. Lihat cara
menghitung residual pada tabel residual output dibawah. Nilai-nilai residual tersebut
dikuadratkan, kemudian hasilnya dijumlahkan dan hasilnya adalah 46006.22.

Kolom SS untuk total adalah penjumlahan dari SS untuk regresi dengan dengan SS untuk
residual. Sebenarnya SS total ini adalah variasi (besar-kecil,naik-turun) dari permintaan. Ini
diukur dengan mengurangi nilai masing-masing permintaan aktual dengan rata-ratanya,
kemudian dikuadratkan. Hasil perhitungan tersebut kemudian dijumlahkan.

Lalu, apa artinya dari angka-angka tersebut ? Sekarang perhatikan ketiga hasil kita, SS
regresi, SS residual dan SS total.

SS total kita adalah 816000. Artinya, variasi dari pemintaan yang dikuadratkan adalah
sebesar nilai tersebut. Lalu apa yang menyebabkan permintaan tersebut bervariasi ? Sebagian
berasal dari variabel bebas (harga dan pendapatan) yaitu sebesar 769993.78 (regresi). Lalu
sisanya, yang sebesar 46006.22 disebabkan oleh variabel lain yang juga mempengaruhi
pendapatan, tetapi tidak dimasukkan dalam model (residual).

Kalau kita bandingkan (bagi) antara SS regresi dengan SS total, maka akan kita dapatkan
proporsi dari total variasi permintaan yang disebabkan oleh variasi harga dan pendapatan.
Coba kita bagi: 769993.78 / 816000 = 0.9436. Anda ingat ini angka apa ? ……….. Ya, benar.
Ini adalah R2 atau koefisien determinasi yang telah kita bahas diatas.

Selanjutnya kolom berikutnya dari ANOVA adalah kolom MS (Mean of Square) atau rata-
rata jumlah kuadrat. Ini adalah hasil bagi antara kolom SS dengan kolom df. Dari perhitungan
MS ini, selanjutnya dengan membagi antara MS Regresi dengan MS Residual didapatkan
nilai F. Nilai F ini yang dikenal dengan F hitung dalam pengujian hipotesa dibandingkan
dengan nilai F tabel. Jika F hitung > F tabel, maka dapat dinyatakan bahwa secara simultan
(bersama-sama) harga dan pendapatan berpengaruh signifikan terhadap permintaan. Selain
itu, kita juga bisa membandingkan antara taraf nyata dengan p-value (dalam istilah Excel
adalah Significance F). Jika taraf nyata > dari p-value maka kesimpulannya sama dengan di
atas. Misalnya kita menetapkan taraf nyata 5%. Karena p-value (Significance F) = 0.000,
maka dapat disimpulkan bahwa harga dan pendapatan secara bersama-bersama berpengaruh
signifikan terhadap permintaan.

Tabel 3. Koefisien Regresi

Coefficient Standard t P- Lower Upper


   s Error Stat value 95% 95%
Intercept 607.53 274.67 2.21 0.06 -41.97 1257.03
Harga -13.31 4.59 -2.90 0.02 -24.17 -2.44
Pendapata
n 0.36 0.09 3.78 0.01 0.13 0.58

Tabel berikutnya dari output Excel menampilkan nilai-nilai koefisien, standard error, tsat, P-
value dan selang kepercayaan.
Dalam pengujian hipotesis regresi, tahap berikutnya setelah pengujian secara simultan (uji F
seperti yang telah kita sampaikan sebelumnya) adalah pengujian koefisien regresi secara
parsial. Pengertian pengujian secara parsial ini dalam kasus kita adalah untuk menjawab
pertanyaan “dengan asumsi faktor-faktor lain tetap/tidak berubah, apakah harga atau
pendapatan berpengaruh terhadap permintaan ?”.

Dalam uji parsial, kita menggunakan uji t, yaitu membandingkan antara t-hitung (t Stat)
dengan t tabel. Jika t hitung > t tabel pada taraf nyata tertentu, maka dapat disimpulkan
variabel tersebut berpengaruh secara signifikan.

t hitung ditampilkan pada kolom 4, yang merupakan hasil bagi antara kolom 2 (coefficients)
dengan kolom 3 (Standard Error). Catatan: perhitungan ini dalam kasus yang umum
digunakan dimana Hipotesis nol (H0) = 0. Untuk kasus dimana kita merumuskan H0 lebih
besar/kecil dari 0, maka perlu dilakukan perhitungan manual.

Selain membandingkan dengan nilai t-tabel, kita juga bisa menarik kesimpulan
signifikansinya dengan membandingkan taraf nyata dengan p-value (kolom 5). Jika misalkan
kita menggunakan taraf nyata 5 %, maka variabel dengan p-value sama atau lebih kecil dari 5
%, dapat dinyatakan sebagai variabel yang secara parsial berpengaruh signifikan.

Berdasarkan hal tersebut, terlihat bahwa harga maupun pendapatan secara parsial
berpengaruh terhadap permintaan.

Selanjutnya, kolom 6 dan 7 memberikan selang kepercayaan untuk koefisien. Di judulnya


tertulis Lower 95% dan Upper 95%. Angka 95% adalah penetapan kita pada waktu
pengolahan dengan Excel dan bisa dirubah sesuai keinginan.

Apa artinya selang kepercayaan tersebut ? Nilai koefisien yang diberikan pada output regresi
merupakan dugaan titik (point estimate) dari parameter koefisien regresi (ingat, pengertian
parameter koefisien regresi adalah koefisien regresi yang dihasilkan dari pengolahan data
populasi. Karena umumnya kita hanya mengolah data sampel, maka koefisien regresi yang
diberikan sifatnya adalah dugaan/taksiran kita terhadap keadaan/koefisien populasi
(parameter) yang sebenarnya). Namun, jika informasinya hanya dari dugaan titik, kita tidak
tahu seberapa besar kesalahan atau tingkat kepercayaan dari dugaan parameter tersebut. Oleh
karenanya, dalam statistika juga diberikan dugaan selang (confidence interval), dimana nilai
paramater sebenarnya diharapkan berada dalam selang tersebut dengan tingkat kepercayaan
tertentu.

Berdasarkan hal tersebut, dari output Excel terlihat bahwa dengan tingkat kepercayaan 95%,
maka koefisien regresi untuk pendapatan yang sebesar 0.36, dalam faktanya di tingkat
populasi akan berkisar antara 0.13 – 0.58
REPORT THIS AD

Selanjutnya dari informasi kolom 1 – 5 (tabel 3) ditambah informasi dari tabel 1 dan tabel 2,
kita dapat meringkas persamaan regresi menjadi sebagai berikut (banyak cara untuk
menampilkan hasil regresi, menurut saya ini yang cukup sederhana dan informatif):

Permintaan = 607.53 – 13.31 Harga + 0.36 Pendapatan        R2 = 0.9436


         Se         (274.67)      (4.57 )               (0.09)            F = 58.58**

         t           ( 2.21)         (-2.90)*             (3.78)**

Pada baris pertama, adalah persamaan regresi dengan koefisiennya. Baris kedua adalah
standar error untuk masing-masing koefisien dan baris ketiga adalah nilai t hitungnya.
Disampingnya nilai R2 dan F hitung. Perhatikan pada nilai t dan F ada bintang 1 dan bintang
2. Seringkali orang menandai dengan bintang 1 yang menunjukkan uji tersebut signifikan
pada taraf nyata 5 % dan bintang 2 sebagai signifikan pada taraf nyata 1 %.

Sekarang kita baca hasilnya. Dari persamaan regresi menunjukkan koefisien harga bernilai
negatif yang berarti ada pengaruh negatif (berlawanan arah) antara harga dan permintaan.
Besaran koefisiennya berarti bahwa dengan asumsi pendapatan tidak berubah, maka setiap
kenaikan harga 1000 rupiah (karena dalam kasus kita satuannya adalah ribu rupiah), maka
permintaan barang akan turun/berkurang sebanyak 13.31 unit (karena dalam kasus kita
satuannya adalah unit).

Begitu juga untuk interpretasi koefisien pendapatan. Dengan asumsi harga tidak berubah,
maka setiap kenaikan pendapatan sebesar 1000 rupiah akan meningkatkan permintaan
sebanyak 0.36 unit (ingat, karena koefisien regresinya positif, berarti pengaruhnya searah).

Konstanta yang sebesar 607.53 secara matematis berarti bahwa ketika variabel bebas nilainya
0, maka variabel terikat nilainya adalah sebesar konstanta tersebut. Tapi hati-hati dalam
membaca konstanta dalam kasus kita ini. Selain karena nilainya tidak signifikan, juga secara
logika kita tidak akan pernah berhadapan dengan harga dan pendapatan yang nilai 0. Harga
barang dengan nilai 0 bukan barang ekonomi (yang tidak masuk dalam analisis kita).
Demikian juga, tidak mungkin orang yang tidak punya pendapatan bisa membeli barang yang
ada harganya.

Tabel 4. Residual dan Probability Output

PROBABILITY
RESIDUAL OUTPUT       OUTPUT
             
Observatio Predicted Standard
n Permintaan Residuals Residuals   Percentile Permintaan
1 498.2362193 1.763780707 0.024669343   5 300
2 262.9793289 37.02067106 0.517794321   15 500
-
3 738.2489515 38.24895147 -0.534973821   25 600
4 743.0047933 56.99520671 0.797170703   35 700
-
5 747.7606351 147.7606351 -2.066672903   45 800
6 880.8343319 19.16566806 0.268063052   55 900
7 921.2365189 78.76348113 1.10163544   65 1000
-
8 1089.956561 89.95656081 -1.258188871   75 1000
9 1054.310216 45.6897843 0.639045975   85 1100
10 1263.432445 36.56755542 0.511456762   95 1300

RESIDUAL OUTPUT

Kolom pertama dari residual output adalah nomor urutan data kita, sesuai dengan urutan data
yang kita input. Kolom kedua (predicted permintaan) adalah kolom yang memuat
perkiraan/prediksi variabel terikat (dalam kasus kita adalah permintaan) untuk nilai-nilai dari
variabel bebas dari data asli kita. Prediksi ini didasarkan dari output persamaan regresi
sebelumnya. Misalnya untuk observasi pertama, harga = 35 dan pendapatan = 1000, maka
prediksi permintaan adalah:

Persamaan regresi : Permintaan = 607.53 – 13.31 Harga + 0,36 Pendapatan

Prediksi : Permintaan = 607.53 – 13.31 (35) + 0,36 (1000) = 498.2362193

Kolom ketiga (residuals) adalah selisih antara prediksi variabel terikat (dalam hal ini
permintaan) dengan nilai sebenarnya. Misalnya untuk observasi pertama, nilai sebenarnya
untuk permintaan adalah 500. Sehingga selisihnya (residual) = 500 – 498.2362193 =
1.763780707

Kolom keempat (Standard Residuals) adalah residual yang distandarisasikan, yang juga
dikenal sebagai residual Pearson. Rata-rata dari standar residual = 0 dan standar deviasinya
=1. (Anda bisa membuktikan dengan mencari rata-rata dan standar deviasi dari nilai-nilai
kolom keempat ini).

Standar residual dihitung dengan cara membagi residual (kolom 3) dengan standar deviasi
residual tersebut. Jadi, untuk mencari standar residual, kita cari dulu standar deviasi kolom 3,
kemudian masing-masing nilai pada kolom ketiga, dibagi dengan standar deviasi. Sebagai
contoh, standar deviasi dari kolom ketiga setelah dihitung adalah 71.49686574. Nah, pada
observasi pertama, maka standar residualnya adalah 1.763780707/71.49686574
=0.024669343. Demikian seterusnya.

PROBABILITY OUTPUT

Disamping residual output terdapat tabel probability output. Inti dari tabel ini adalah
menggambarkan persentile dan nilai-nilai dari variabel terikat (yaitu permintaan).

GRAFIK-GRAFIK

Terdapat beberapa grafik yang ditampilkan dalam output regresi Excel, yaitu:

1. Grafik yang menghubungkan antara variabel bebas (harga dan pendapatan) dengan residual

2. Grafik plot yang menghubungkan antara variabel bebas (harga dan pendapatan) dengan
variabel terikat (permintaan) baik permintaan atas dasar data aktual maupun prediksi.

3. Grafik normal probability atas dasar persentil untuk variabel terikat (permintaan).

Dalam kasus kita, grafik-grafik tersebut dapat Anda lihat pada tulisan Analisis Regresi
dengan Excel sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai